2
1. PENDAHULUAN
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang secara global masih ditemukan di berbagai negara maju maupun sedang berkembang Depkes, 2008. Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul
akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang Sudoyo, 2006. Pengukuran status anemia dapat dilakukan dengan
berbagai indikator, antara lain yakni melalui pemeriksaan biokimia, biofisik, dan klinis. Pemeriksaan klinis assesment clinic secara umum terbagi menjadi 2 bagian, yakni; 1 riwayat medis medical history yaitu catatan
mengenai perkembangan penyakit, 2 pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign gejala yang dapat diamati dan symptom gejala yang tidak dapat diamati, tetapi dirasakan oleh
penderita gangguan gizi Supariasa, 2002. Untuk mengukur suatu variabel, diperlukan alat ukur yang biasa disebut instrumen, dalam hal ini indikator pemeriksaan klinis diukur dengan menggunakan kuesioner
indikator pemeriksaan klinis anemia.
Instrumen merupakan suatu alat ukur yang digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel. Suatu instrumen dikatakan baik apabila reliabel dan valid.
Validitas pengukuran akan menentukan validitas penelitian. Apabila pengukuran salah, maka kesimpulan penelitian juga salah. Suatu instrumen pengukur tes dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang valid
apabila alat pengukur tersebut dapat melakukan fungsi ukurnya secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebutMurti, 2008; Azwar 2012.
Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yakni validitas isi content validity, validitas konstruk construct validity, dan validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas isi dibangun dari 3 sumber,
yakni: kajian pustaka, keterwakilan dari populasi yang relevan dan pendapat para ahli expert Mortel, 2010. Sedangkan menurut Awar 2012 validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh planel yang berkompeten atau melalui expert judgment
dan validitas isi mencakup validitas muka dan validitas logik. Validitas muka face validity, merujuk pada derajat kesesuaian antara penampilan luar alat ukur dan atribut
– atribut variabel yang ingin diukur. Validitas logis merujuk pada sejauh mana item tes merupakan representasi dari ciri
– ciri atribut yang hendak diukur.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang peneliti ingin melakukan analisis validitas isi kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia sehingga nantinya bisa digunakan sebagai alat skrining anemia pada
siswi di SMK Negeri 1 Sukoharjo.
2.
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah dokter umum yang bekerja di rumah sakit atau puskesmas dan berjumlah 3
orang. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi domain – domain yang berkaitan dengan tanda dan gejala
klinis anemia dilakukan melalui proses literatur review atau kajian pustaka berbagai literatur dan jurnal. Penyusunan item pertanyaan dilakukan setelah domain dan item yang berkaitan dengan pemeriksaan klinis
anemia seperti riwayat medis dan pemeriksaan fisik anemia ditentukan. Selanjutnya meminta justifikasi oleh 3 dokter sebagai ahli expert mengenai relevansi setiap item terhadap 27 item indikator pemeriksaan klinis
anemia. Setiap ahli diminta mengisi lembar checklist item, yang setiap item disediakan dengan 5 kategori yakni; Sangat Tidak Relevan, Tidak Relevan, Cukup Relevan, Relevan, dan Sangat Relevan.
Analisis validitas isi yakni menghitung nilai Content Validity Ratio CVR dan Content Validity Index CVI. Nilai Content Validity Ratio CVR digunakan sebagai analisis validasi isi terhadap item
– item pemeriksaan klinis anemia. Perhitungan CVR menggunakan rumus [N
e
-N2]N2, pada rumus tersebut, dimana N
e
adalah jumlah ahli yang menyatakan bahwa sebuah item sangat penting, N adalah jumlah seluruh ahli. Nilai CVR berkisar antara -1 sampai +1, apabila negatif maka kurang dari separuh ahli menyatakan
bahwa item tersebut penting dan bila hasilnya positif maka lebih dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting, sedangkan Content Validity Index CVI dihitung berdasarkan rata
– rata nilai CVR.
3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN