ANALISIS VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY ) KUESIONER Hubungan Antara Indikator Pemeriksaan Klinis Dan Biofisik Sebagai Variabel Prediktor Dengan Penentuan Status Anemia Pada Siswi Di Smk Negeri 1 Sukoharjo.
ANALISIS VALIDITAS ISI (
CONTENT VALIDITY
) KUESIONER
INDIKATOR PEMERIKSAAN KLINIS ANEMIA PADA SISWI DI
SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Pada Program Studi Gizi FIK UMS
Disusun Oleh:
ANITA DIAN SETYANINGRUM
J 310 141 009
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
(2)
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS VALIDITAS ISI (
CONTENT VALIDITY
) KUESIONER
INDIKATOR PEMERIKSAAN KLINIS ANEMIA PADA SISWI DI
SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
ANITA DIAN SETYANINGRUM
J 310 141 009
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen Pembimbing I
(Dr. Mutalazimah, S.KM, M.Kes.)
NIK/NIDN: 786/06-1711-7031
Dosen Pembimbing II
(Muwakhidah, S.KM, M.Kes.)
NIK/NIDN: 865/0627-0173-02
(3)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS VALIDITAS ISI (
CONTENT VALIDITY
) KUESIONER
INDIKATOR PEMERIKSAAN KLINIS ANEMIA PADA SISWI DI
SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
Oleh:
ANITA DIAN SETYANINGRUM
J 310 141 009
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan Gizi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari Kamis, 2 Juni 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
1.
Dr. Mutalazimah, S.KM, M.Kes.
(
)
(Ketua Dewan Penguji)
2.
dr. Listiana D.S., M.Si
(
)
(Anggota I Dewan Penguji)
3.
Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi
(
)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. Suwaji, M.Kes
(4)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 02 Juni 2016
Penulis
ANITA DIAN SETYANINGRUM
J 310 141 009
(5)
1
ANALISIS VALIDITAS ISI (
CONTENT VALIDITY
) KUESIONER
INDIKATOR PEMERIKSAAN KLINIS ANEMIA PADA SISWI DI
SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
ABSTRAK
Pendahuluan:Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang secara global masih ditemukan di berbagai negara maju maupun sedang berkembang. Salah satu pengukuran status anemia dapat dilakukan melalui pemeriksaan klinis. Alat ukur untuk mengukur variabel biasa disebut instrumen. Suatu instrumen dikatakan baik apabila reliabel dan valid. Validitas isi mencakup validitas muka dan validitas logik. Validitas isi merujuk pada derajat kesesuaian antara penampilan luar alat ukur dan atribut – atribut variabel yang ingin diukur. Validitas logis merujuk pada sejauh mana item tes merupakan representasi dari ciri – ciri atribut yang hendak diukur.
Tujuan Penelitian: Menganalisis validitas isi kuesioner pemeriksaan klinis anemia
Metode Penelitian: Penelitian menggunakan metode observasional rancangan penelitian cross sectional.
Penyusunan kuesioner diawali dengan mengidentifikasi domain dan item melalui literatur review. Selanjutnya pengujian validitas isi kuesioner dengan meminta justifikasi oleh 3 ahli (dokter) mengenai relevansi setiap item dan menganalisis menggunakan nilai Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI).
Hasil: Penyusunan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia pada remaja putri, didapatkan 2 domain utama, yakni domain riwayat medis (medical history) (6 item) dan pemeriksaan fisik anemia (21 item). Pengujian validitas isi berbasis expert judgment melaluiCVR memperoleh nilai dengan rentang -0,33 – 1,00. Terdapat 2 item yang memiliki nilai CVR negatif (-0,33) yang berarti hanya disepakati relevansinya oleh satu pertiga ahli dan nilai CVI yang diperoleh sebesar 70,3%.
Kesimpulan: Hasil analisis validitas isi diperoleh nilai CVR berkisar -0,33 – 1,00 dan nilai CVI sebesar 70,3% dengan interpretasi para ahli cukup sepakat terhadap relevansi 25 dari 27 item dalam kuesioner indikator pemeriksaan klinis.
Saran: Perlu ditindaklanjuti dengan pelatihan mengenai penggunaan kuesioner indikator pemeriksaan klinis untuk petugas gizi puskesmas, sehingga apabila subjek terindikasi anemia bisa dilakukan intervensi lebih dini.
Kata Kunci: validitas isi, penilaian ahli, anemia, pemeriksaan klinis
ABSTRACT
Introduction: Anemia is one of health problem globally that still be found in many developed and developing countries. Measurement of anemia status can be done through by a clinical assesment. Measuring instrument for measuring a variable commonly called the instrument. A great instrument is that when it’s reliable and valid. The content validity includes face validity and logical validity. Content validity refers the degree compatible between the outward appearance of the gauge and variables attribute to be measured. Logical validity refers to the extend which the test item is a representation of the characteristics of the attributes to be measured.
Objective:To analyze the content validity anemia’s clinical assesment questionnaire
Methods: This study was an observational study with cross sectional study design. Questionnaire preparation began with identification of the domains and items throughby literature review. Next, ask the three experts (doctors) for justification abaout the relevance of each item and analyze by a value Content Validity Ratio (CVR) and Content Validity Index (CVI).
Results: Preparation of anemia’s clinical assesment questionnaire in adolescent girls earned two primary domains, medical history (6 items), and physical assesment (21 items). Analyse content validity based on expert judgment through CVR ranges -0,33 – 1,00. There was two items that had the value negative CVR (-0,33) that means only one of third expert agreed that questionnaire was relevance.
Conclusion: The results of the analysis of content validity values obtained CVR ranges -0,33 – 1,00 and a value of CVI was 70,3%. It means that the experts agreed on the relevance 25 of the 27 items in anemia’s clinical assesment questionnaire.
Suggestion: Need to be followed by training on the use of anemia’s clinical assesment questionnaire to
nutritionist officer so when the subject is indicated anemia can be done early intervention. Keywords: content validity, expert judment, anemia, clinical assesment
(6)
2
1.
PENDAHULUAN
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang secara global masih ditemukan di berbagai negara maju maupun sedang berkembang (Depkes, 2008). Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang (Sudoyo, 2006). Pengukuran status anemia dapat dilakukan dengan berbagai indikator, antara lain yakni melalui pemeriksaan biokimia, biofisik, dan klinis. Pemeriksaan klinis (assesment clinic) secara umum terbagi menjadi 2 bagian, yakni; 1) riwayat medis (medical history) yaitu catatan mengenai perkembangan penyakit, 2) pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign (gejala yang dapat diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati, tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi) (Supariasa, 2002). Untuk mengukur suatu variabel, diperlukan alat ukur yang biasa disebut instrumen, dalam hal ini indikator pemeriksaan klinis diukur dengan menggunakan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia.
Instrumen merupakan suatu alat ukur yang digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel. Suatu instrumen dikatakan baik apabila reliabel dan valid. Validitas pengukuran akan menentukan validitas penelitian. Apabila pengukuran salah, maka kesimpulan penelitian juga salah. Suatu instrumen pengukur (tes) dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat melakukan fungsi ukurnya secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut(Murti, 2008; Azwar 2012).
Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yakni validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas isi dibangun dari 3 sumber, yakni: kajian pustaka, keterwakilan dari populasi yang relevan dan pendapat para ahli (expert) (Mortel, 2010). Sedangkan menurut Awar (2012) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh planel yang berkompeten atau melalui expert judgment dan validitas isi mencakup validitas muka dan validitas logik. Validitas muka (face validity), merujuk pada derajat kesesuaian antara penampilan luar alat ukur dan atribut – atribut variabel yang ingin diukur. Validitas logis merujuk pada sejauh mana item tes merupakan representasi dari ciri – ciri atribut yang hendak diukur.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang peneliti ingin melakukan analisis validitas isi kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia sehingga nantinya bisa digunakan sebagai alat skrining anemia pada siswi di SMK Negeri 1 Sukoharjo.
2.
METODEJenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional.
Subjek penelitian ini adalah dokter umum yang bekerja di rumah sakit atau puskesmas dan berjumlah 3 orang. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi domain – domain yang berkaitan dengan tanda dan gejala klinis anemia dilakukan melalui proses literatur review atau kajian pustaka berbagai literatur dan jurnal. Penyusunan item pertanyaan dilakukan setelah domain dan item yang berkaitan dengan pemeriksaan klinis anemia seperti riwayat medis dan pemeriksaan fisik anemia ditentukan. Selanjutnya meminta justifikasi oleh 3 dokter sebagai ahli (expert) mengenai relevansi setiap item terhadap 27 item indikator pemeriksaan klinis anemia. Setiap ahli diminta mengisi lembar checklist item, yang setiap item disediakan dengan 5 kategori yakni; Sangat Tidak Relevan, Tidak Relevan, Cukup Relevan, Relevan, dan Sangat Relevan.
Analisis validitas isi yakni menghitung nilai Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index
(CVI). Nilai Content Validity Ratio (CVR) digunakan sebagai analisis validasi isi terhadap item – item
pemeriksaan klinis anemia. Perhitungan CVR menggunakan rumus [Ne-(N/2)]/(N/2), pada rumus tersebut,
dimana Ne adalah jumlah ahli yang menyatakan bahwa sebuah item sangat penting, N adalah jumlah seluruh
ahli. Nilai CVR berkisar antara -1 sampai +1, apabila negatif maka kurang dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting dan bila hasilnya positif maka lebih dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting, sedangkan Content Validity Index (CVI) dihitung berdasarkan rata – rata nilai CVR.
(7)
3
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penyususnan Item Pernyataan Kuesioner
Penyusunan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia pada remaja putri, didapatkan 2 domain utama, yakni domain riwayat medis (medical history) (6 item) dan pemeriksaan fisik anemia (21 item). Selanjtnya item yang sudah disusun akan dimintakan justifikasi dan masukan oleh para ahli (expert). Beberapa item pernyataan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Hasil Seleksi Domain dan Item Terpilih
DOMAIN GEJALA
A.Riwayat Medis A.1. Riwayat perdarahan (menstruasi panjang, melena pada ulkus peptikum) A.2. Riwayat gastrointestinal (maag)
A.3. Riwayat penyakit kronik (PPOK, gagal ginjal, penyakit hati, ulkus peptikum) A.4. Riwayat obat – obatan (alkohol, asam asetilsalisilat, AINS)
A.5. Riwayat makan (diet rendah Fe, B12, asam folat )
A.6. Riwayat transfusi darah
B.Pemeriksaan B.1. Wajah terlihat pucat Fisik B.2. Atrofi papil/ lidah licin
B.3. Pucat pada telapak tangan/kuku B.4. Pucat pada conjungtiva
B.5. Kuku rapuh, cekung (spoon nail) B.6. Bibir pecah – pecah
B.7. Dispnea/ sesak nafas
B.8. Hipotensi postural/ pusing pada perubahan posisi dari duduk ke berdiri B.9. Petekie/ perdarahan di bawah kulit
B.10. Rambut rapuh dan halus B.11. Infeksi berulang pada kaki B.12. Nafsu makan menurun B.13. Takikardi/ berdebar-debar B.14. Mudah lelah/letih/lunglai B.15. Sulit berkonsentrasi B.16. Mudah lupa B.17. Mudah mengantuk B.18. Mata berkunang – kunang B.19. Sering pusing/sakit kepala B.20. Gemetar/ tremor
B.21. Gelisah dan cemas
Hasil dari proses literatur review, didapatkan berbagai domain yang berkaitan dengan pemeriksaan klinis anemia. Beberapa literatur dan jurnal yang digunakan untuk mendapatkan domain dan item yakni teori
– teori yang dikemukakan oleh Price (2006), Sudoyo (2006), Handayani dan Hariwibowo (2008), Yayan (2008), dan Soebroto (2010). Setelah dikaji, dihasilkan 27 item yang berkaitan dengan pemeriksaan klinis anemia. Pernyataan dibuat dengan menggunakan kalimat yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami oleh subjek karena pengisian kuesioner ini diisi oleh petugas dan dilakuakn dengan wawancara terstruktur sehingga memudahkan petugas dalam pengisian.
3.2 Pengujian Validitas Isi (Content Validity) Kuesioner Indikator Pemeriksaan Klinis Anemia
Pengujian validitas isi pada penyusunan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia ini dilakukan dengan meminta justifikasi kepada 3 ahli mengenai relevansi setiap item sebagai pemeriksaan klinis anemia. Berdasarkan justifikasi para ahli, kemudian dihitung nilai CVR dan CVI. Nilai CVR yang digunakan sebagai analisis validitas isi terhadap item – item indikator pemeriksaan klinis tersaji pada tabel 2.
(8)
4
Tabel 2.
Hasil Akhir Seleksi Item dan Nilai CVR
Domain Item CVR
A. Riwayat Medis A.1. Riwayat perdarahan (menstruasi panjang, melena pada ulkus peptikum)
A.2. Riwayat gastrointestinal (maag)
A.3. Riwayat penyakit kronik (PPOK, gagal ginjal, penyakit hati, ulkus peptikum)
A.4.Riwayat obat – obatan (alkohol, asam asetilsalisilat, AINS) A. 5. Riwayat makan (diet rendah Fe, B12, asam folat )
A. 6. Riwayat transfusi darah
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 B. Pemeriksaan Fisik
B. 1. Wajah terlihat pucat B. 2. Atrofi papil/ lidah licin
B. 3. Pucat pada telapak tangan/kuku B. 4. Pucat pada conjungtiva
B. 5. Kuku rapuh, cekung (spoon nail) B. 6. Bibir pecah – pecah
B. 7. Dispnea/ sesak nafas
B. 8. Hipotensi postural/ pusing pada perubahan posisi dari duduk ke berdiri
B. 9. Petekie/ perdarahan di bawah kulit B.10. Rambut rapuh dan halus
B.11. Infeksi berulang pada kaki B.12. Nafsu makan menurun B.13. Takikardi/ berdebar-debar B.14. Mudah lelah/letih/lunglai B.15. Sulit berkonsentrasi B.16. Mudah lupa B.17. Mudah mengantuk B.18. Mata berkunang – kunang B.19. Sering pusing/sakit kepala B.20. Gemetar/ tremor
B.21. Gelisah dan cemas
1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 0,33 1,00 0,33 -0,33 -0,33 0,33 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33 1,00 1,00 1,00 0,33 Perhitungan CVR menggunakan rumus [Ne-(N/2)]/(N/2), pada rumus tersebut Ne adalah jumlah
ahli yang menyatakan bahwa sebuah item sangat penting, N adalah jumlah seluruh ahli. Nilai CVR berkisar antara -1 sampai +1, bila negatif maka kurang dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting dan bila hasilnya positif maka lebih dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting, sedangkan
Content Validity Index (CVI) dihitung berdasarkan rata – rata CVR.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 27 item, item yang memiliki nilai CVR sebesar 1,00 adalah item yang relevansinya disepakati oleh seluruh ahli, item yang memiliki nilai CVR sebesar 0,33 adalah item yang disepakati relevansinya oleh 2/3 ahli, sedangkan item yang memiliki nilai CVR sebesar -0,33 adalah item yang disepakati 1/3 ahli. Sementara itu, berdasarkan nilai total CVR yang dibagi dengan jumlah item, diperoleh nilai CVI yakni sebesar 70,3 % yang berarti “adequate agreement”, yakni para ahli cukup sepakat terhadap relevansi keseluruhan item sebagai indikator pemeriksaan klinis.
Ada 2 item yang memiliki nilai negatif (-0,33) yakni item nomor B10 dan B11 yang artinya hanya 1 ahli yang sepakat bahwa item tersebut relevan dengan indikator pemeriksaan klinis, sehingga 2 item yang memiliki nilai CVR negatif digugurkan atau dihilangkan. Para ahli berpendapat bahwa rambut rapuh dan halus serta infeksi yang berulang pada kaki tidak menunjukkan bahwa item tersebut tepat untuk menggambarkan pemeriksaan klinis anemia.
(9)
5
3.3 Penerapan Indikator Pemeriksaan Klinis Anemia Menurut Islam
Anemia pada remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari angka normal. Kadar hemoglobin dapat berkurang karena beberapa faktor diantara kurangnya zat gizi pada proses pembentukan serta kehilangan darah seperti saat mentruasi.
Allah memberikan berbagai macam penyakit berikut dengan obatnya. Seperti yang tercantum dalam
Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir :”Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas izin Allah SWT” (HR. Muslim). Seperti halnya dengan
anemia, sebelum mengetahui mengalami anemia, maka bisa dilakukan pemeriksaan klinis yang diharapkan mampu mendeteksi anemia lebih dini sehingga dampak yang ditimbulkan akibat penyakit tersebut tidak parah. Dimana memang hakekat manusia di dunia ini hanya berikhtiar melakukan yang terbaik untuk kesehatan, setelah itu barulah Allah sebagai penentunya. Kesehatan adalah hal yang penting setelah Iman. Oleh karena itu hendaknya kita jaga. Mohonlah kepada Allah kesehatan (keselamatan). Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan (keselamatan) (HR. Ibnu Majah).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengujian validitas isi berbasis expert judgment melaluiCVR memperoleh nilai dengan rentang -0,33 – 1,00.
2. Terdapat 2 item yang memiliki nilai CVR negatif (-0,33) yang berarti hanya disepakati relevansinya oleh satu pertiga ahli
3. Nilai CVI yang diperoleh sebesar 70,3% dengan interpretasi para ahli cukup sepakat terhadap relevansi 25 item dalam kuesioner indikator pemeriksaan klinis.
4.2 Saran
Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan pelatihan mengenai penggunaan kuesioner indikator pemeriksaan klinis untuk petugas gizi puskesmas, sehingga apabila subjek terindikasi anemia bisa dilakukan intervensi lebih dini.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogjakarta. Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Briawan, Dodik. 2014. Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Handayani, W., Hariwibowo A.D. 2008. Hematologi. Salemba Jakarta.
Mortel, T. 2010. Development of a questionnaire to asses health care student’s and hygiene knowlage, beliefs and
practices. Australian Journal of Advanced Nursing.
Price, A. S., Wilson, M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. EGC. Jakarta. Reksodiputro.,et. al., 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. IPD FIK UI. Jakarta.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2011. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-4. Sagung Seto. Jakarta. Soebroto. 2010. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Bangkit. Yogyakarta
Sudoyo, A., W., Bambang S., Idrus A. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Soegianto, B., et. al.. 2007. Penilaian Status Gizi dan Buku Antropometri WHO-NCHS. Duta Prima Airlangga. Surabaya.
Supariasa, D.N., Bachtiar B., dan Ibnu F. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.Jakarta. Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Andi. Yogjakarta.
(1)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 02 Juni 2016
Penulis
ANITA DIAN SETYANINGRUM
J 310 141 009
(2)
1
ANALISIS VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY ) KUESIONER
INDIKATOR PEMERIKSAAN KLINIS ANEMIA PADA SISWI DI
SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
ABSTRAK
Pendahuluan:Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang secara global masih ditemukan di berbagai negara maju maupun sedang berkembang. Salah satu pengukuran status anemia dapat dilakukan melalui pemeriksaan klinis. Alat ukur untuk mengukur variabel biasa disebut instrumen. Suatu instrumen dikatakan baik apabila reliabel dan valid. Validitas isi mencakup validitas muka dan validitas logik. Validitas isi merujuk pada derajat kesesuaian antara penampilan luar alat ukur dan atribut – atribut variabel yang ingin diukur. Validitas logis merujuk pada sejauh mana item tes merupakan representasi dari ciri – ciri atribut yang hendak diukur.
Tujuan Penelitian: Menganalisis validitas isi kuesioner pemeriksaan klinis anemia
Metode Penelitian: Penelitian menggunakan metode observasional rancangan penelitian cross sectional. Penyusunan kuesioner diawali dengan mengidentifikasi domain dan item melalui literatur review. Selanjutnya pengujian validitas isi kuesioner dengan meminta justifikasi oleh 3 ahli (dokter) mengenai relevansi setiap item dan menganalisis menggunakan nilai Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI).
Hasil: Penyusunan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia pada remaja putri, didapatkan 2 domain utama, yakni domain riwayat medis (medical history) (6 item) dan pemeriksaan fisik anemia (21 item). Pengujian validitas isi berbasis expert judgment melaluiCVR memperoleh nilai dengan rentang -0,33 – 1,00. Terdapat 2 item yang memiliki nilai CVR negatif (-0,33) yang berarti hanya disepakati relevansinya oleh satu pertiga ahli dan nilai CVI yang diperoleh sebesar 70,3%.
Kesimpulan: Hasil analisis validitas isi diperoleh nilai CVR berkisar -0,33 – 1,00 dan nilai CVI sebesar 70,3% dengan interpretasi para ahli cukup sepakat terhadap relevansi 25 dari 27 item dalam kuesioner indikator pemeriksaan klinis.
Saran: Perlu ditindaklanjuti dengan pelatihan mengenai penggunaan kuesioner indikator pemeriksaan klinis untuk petugas gizi puskesmas, sehingga apabila subjek terindikasi anemia bisa dilakukan intervensi lebih dini. Kata Kunci: validitas isi, penilaian ahli, anemia, pemeriksaan klinis
ABSTRACT
Introduction: Anemia is one of health problem globally that still be found in many developed and developing countries. Measurement of anemia status can be done through by a clinical assesment. Measuring instrument for measuring a variable commonly called the instrument. A great instrument is that when it’s reliable and valid. The content validity includes face validity and logical validity. Content validity refers the degree compatible between the outward appearance of the gauge and variables attribute to be measured. Logical validity refers to the extend which the test item is a representation of the characteristics of the attributes to be measured.
Objective: To analyze the content validity anemia’s clinical assesment questionnaire
Methods: This study was an observational study with cross sectional study design. Questionnaire preparation began with identification of the domains and items throughby literature review. Next, ask the three experts (doctors) for justification abaout the relevance of each item and analyze by a value Content Validity Ratio (CVR) and Content Validity Index (CVI).
Results: Preparation of anemia’s clinical assesment questionnaire in adolescent girls earned two primary domains, medical history (6 items), and physical assesment (21 items). Analyse content validity based on expert judgment through CVR ranges -0,33 – 1,00. There was two items that had the value negative CVR (-0,33) that means only one of third expert agreed that questionnaire was relevance.
Conclusion: The results of the analysis of content validity values obtained CVR ranges -0,33 – 1,00 and a value of CVI was 70,3%. It means that the experts agreed on the relevance 25 of the 27 items in anemia’s clinical assesment questionnaire.
Suggestion: Need to be followed by training on the use of anemia’s clinical assesment questionnaire to nutritionist officer so when the subject is indicated anemia can be done early intervention.
(3)
2
1.
PENDAHULUAN
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang secara global masih ditemukan di berbagai negara maju maupun sedang berkembang (Depkes, 2008). Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang (Sudoyo, 2006). Pengukuran status anemia dapat dilakukan dengan berbagai indikator, antara lain yakni melalui pemeriksaan biokimia, biofisik, dan klinis. Pemeriksaan klinis (assesment clinic) secara umum terbagi menjadi 2 bagian, yakni; 1) riwayat medis (medical history) yaitu catatan mengenai perkembangan penyakit, 2) pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign (gejala yang dapat diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati, tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi) (Supariasa, 2002). Untuk mengukur suatu variabel, diperlukan alat ukur yang biasa disebut instrumen, dalam hal ini indikator pemeriksaan klinis diukur dengan menggunakan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia.
Instrumen merupakan suatu alat ukur yang digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel. Suatu instrumen dikatakan baik apabila reliabel dan valid. Validitas pengukuran akan menentukan validitas penelitian. Apabila pengukuran salah, maka kesimpulan penelitian juga salah. Suatu instrumen pengukur (tes) dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat melakukan fungsi ukurnya secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut(Murti, 2008; Azwar 2012).
Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yakni validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas isi dibangun dari 3 sumber, yakni: kajian pustaka, keterwakilan dari populasi yang relevan dan pendapat para ahli (expert) (Mortel, 2010). Sedangkan menurut Awar (2012) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh planel yang berkompeten atau melalui expert judgment dan validitas isi mencakup validitas muka dan validitas logik. Validitas muka (face validity), merujuk pada derajat kesesuaian antara penampilan luar alat ukur dan atribut – atribut variabel yang ingin diukur. Validitas logis merujuk pada sejauh mana item tes merupakan representasi dari ciri – ciri atribut yang hendak diukur.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang peneliti ingin melakukan analisis validitas isi kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia sehingga nantinya bisa digunakan sebagai alat skrining anemia pada siswi di SMK Negeri 1 Sukoharjo.
2.
METODEJenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah dokter umum yang bekerja di rumah sakit atau puskesmas dan berjumlah 3 orang. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi domain – domain yang berkaitan dengan tanda dan gejala klinis anemia dilakukan melalui proses literatur review atau kajian pustaka berbagai literatur dan jurnal. Penyusunan item pertanyaan dilakukan setelah domain dan item yang berkaitan dengan pemeriksaan klinis anemia seperti riwayat medis dan pemeriksaan fisik anemia ditentukan. Selanjutnya meminta justifikasi oleh 3 dokter sebagai ahli (expert) mengenai relevansi setiap item terhadap 27 item indikator pemeriksaan klinis anemia. Setiap ahli diminta mengisi lembar checklist item, yang setiap item disediakan dengan 5 kategori yakni; Sangat Tidak Relevan, Tidak Relevan, Cukup Relevan, Relevan, dan Sangat Relevan.
Analisis validitas isi yakni menghitung nilai Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI). Nilai Content Validity Ratio (CVR) digunakan sebagai analisis validasi isi terhadap item – item pemeriksaan klinis anemia. Perhitungan CVR menggunakan rumus [Ne-(N/2)]/(N/2), pada rumus tersebut,
dimana Ne adalah jumlah ahli yang menyatakan bahwa sebuah item sangat penting, N adalah jumlah seluruh
ahli. Nilai CVR berkisar antara -1 sampai +1, apabila negatif maka kurang dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting dan bila hasilnya positif maka lebih dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting, sedangkan Content Validity Index (CVI) dihitung berdasarkan rata – rata nilai CVR.
(4)
3
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penyususnan Item Pernyataan Kuesioner
Penyusunan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia pada remaja putri, didapatkan 2 domain utama, yakni domain riwayat medis (medical history) (6 item) dan pemeriksaan fisik anemia (21 item). Selanjtnya item yang sudah disusun akan dimintakan justifikasi dan masukan oleh para ahli (expert). Beberapa item pernyataan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Hasil Seleksi Domain dan Item Terpilih
DOMAIN GEJALA
A.Riwayat Medis A.1. Riwayat perdarahan (menstruasi panjang, melena pada ulkus peptikum) A.2. Riwayat gastrointestinal (maag)
A.3. Riwayat penyakit kronik (PPOK, gagal ginjal, penyakit hati, ulkus peptikum) A.4. Riwayat obat – obatan (alkohol, asam asetilsalisilat, AINS)
A.5. Riwayat makan (diet rendah Fe, B12, asam folat )
A.6. Riwayat transfusi darah B.Pemeriksaan B.1. Wajah terlihat pucat Fisik B.2. Atrofi papil/ lidah licin
B.3. Pucat pada telapak tangan/kuku B.4. Pucat pada conjungtiva
B.5. Kuku rapuh, cekung (spoon nail) B.6. Bibir pecah – pecah
B.7. Dispnea/ sesak nafas
B.8. Hipotensi postural/ pusing pada perubahan posisi dari duduk ke berdiri B.9. Petekie/ perdarahan di bawah kulit
B.10. Rambut rapuh dan halus B.11. Infeksi berulang pada kaki B.12. Nafsu makan menurun B.13. Takikardi/ berdebar-debar B.14. Mudah lelah/letih/lunglai B.15. Sulit berkonsentrasi B.16. Mudah lupa B.17. Mudah mengantuk B.18. Mata berkunang – kunang B.19. Sering pusing/sakit kepala B.20. Gemetar/ tremor
B.21. Gelisah dan cemas
Hasil dari proses literatur review, didapatkan berbagai domain yang berkaitan dengan pemeriksaan klinis anemia. Beberapa literatur dan jurnal yang digunakan untuk mendapatkan domain dan item yakni teori – teori yang dikemukakan oleh Price (2006), Sudoyo (2006), Handayani dan Hariwibowo (2008), Yayan (2008), dan Soebroto (2010). Setelah dikaji, dihasilkan 27 item yang berkaitan dengan pemeriksaan klinis anemia. Pernyataan dibuat dengan menggunakan kalimat yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami oleh subjek karena pengisian kuesioner ini diisi oleh petugas dan dilakuakn dengan wawancara terstruktur sehingga memudahkan petugas dalam pengisian.
3.2 Pengujian Validitas Isi (Content Validity) Kuesioner Indikator Pemeriksaan Klinis Anemia Pengujian validitas isi pada penyusunan kuesioner indikator pemeriksaan klinis anemia ini dilakukan dengan meminta justifikasi kepada 3 ahli mengenai relevansi setiap item sebagai pemeriksaan klinis anemia. Berdasarkan justifikasi para ahli, kemudian dihitung nilai CVR dan CVI. Nilai CVR yang digunakan sebagai analisis validitas isi terhadap item – item indikator pemeriksaan klinis tersaji pada tabel 2.
(5)
4
Tabel 2.
Hasil Akhir Seleksi Item dan Nilai CVR
Domain Item CVR
A. Riwayat Medis A.1. Riwayat perdarahan (menstruasi panjang, melena pada ulkus peptikum)
A.2. Riwayat gastrointestinal (maag)
A.3. Riwayat penyakit kronik (PPOK, gagal ginjal, penyakit hati, ulkus peptikum)
A.4.Riwayat obat – obatan (alkohol, asam asetilsalisilat, AINS) A. 5. Riwayat makan (diet rendah Fe, B12, asam folat )
A. 6. Riwayat transfusi darah
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 B. Pemeriksaan Fisik
B. 1. Wajah terlihat pucat B. 2. Atrofi papil/ lidah licin
B. 3. Pucat pada telapak tangan/kuku B. 4. Pucat pada conjungtiva
B. 5. Kuku rapuh, cekung (spoon nail) B. 6. Bibir pecah – pecah
B. 7. Dispnea/ sesak nafas
B. 8. Hipotensi postural/ pusing pada perubahan posisi dari duduk ke berdiri
B. 9. Petekie/ perdarahan di bawah kulit B.10. Rambut rapuh dan halus
B.11. Infeksi berulang pada kaki B.12. Nafsu makan menurun B.13. Takikardi/ berdebar-debar B.14. Mudah lelah/letih/lunglai B.15. Sulit berkonsentrasi B.16. Mudah lupa B.17. Mudah mengantuk B.18. Mata berkunang – kunang B.19. Sering pusing/sakit kepala B.20. Gemetar/ tremor
B.21. Gelisah dan cemas
1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 0,33 1,00 0,33 -0,33 -0,33 0,33 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33 1,00 1,00 1,00 0,33 Perhitungan CVR menggunakan rumus [Ne-(N/2)]/(N/2), pada rumus tersebut Ne adalah jumlah
ahli yang menyatakan bahwa sebuah item sangat penting, N adalah jumlah seluruh ahli. Nilai CVR berkisar antara -1 sampai +1, bila negatif maka kurang dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting dan bila hasilnya positif maka lebih dari separuh ahli menyatakan bahwa item tersebut penting, sedangkan Content Validity Index (CVI) dihitung berdasarkan rata – rata CVR.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 27 item, item yang memiliki nilai CVR sebesar 1,00 adalah item yang relevansinya disepakati oleh seluruh ahli, item yang memiliki nilai CVR sebesar 0,33 adalah item yang disepakati relevansinya oleh 2/3 ahli, sedangkan item yang memiliki nilai CVR sebesar -0,33 adalah item yang disepakati 1/3 ahli. Sementara itu, berdasarkan nilai total CVR yang dibagi dengan jumlah item, diperoleh nilai CVI yakni sebesar 70,3 % yang berarti “adequate agreement”, yakni para ahli cukup sepakat terhadap relevansi keseluruhan item sebagai indikator pemeriksaan klinis.
Ada 2 item yang memiliki nilai negatif (-0,33) yakni item nomor B10 dan B11 yang artinya hanya 1 ahli yang sepakat bahwa item tersebut relevan dengan indikator pemeriksaan klinis, sehingga 2 item yang memiliki nilai CVR negatif digugurkan atau dihilangkan. Para ahli berpendapat bahwa rambut rapuh dan halus serta infeksi yang berulang pada kaki tidak menunjukkan bahwa item tersebut tepat untuk menggambarkan pemeriksaan klinis anemia.
(6)
5
3.3 Penerapan Indikator Pemeriksaan Klinis AnemiaMenurut Islam
Anemia pada remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari angka normal. Kadar hemoglobin dapat berkurang karena beberapa faktor diantara kurangnya zat gizi pada proses pembentukan serta kehilangan darah seperti saat mentruasi.
Allah memberikan berbagai macam penyakit berikut dengan obatnya. Seperti yang tercantum dalam Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir :”Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas izin Allah SWT” (HR. Muslim). Seperti halnya dengan anemia, sebelum mengetahui mengalami anemia, maka bisa dilakukan pemeriksaan klinis yang diharapkan mampu mendeteksi anemia lebih dini sehingga dampak yang ditimbulkan akibat penyakit tersebut tidak parah. Dimana memang hakekat manusia di dunia ini hanya berikhtiar melakukan yang terbaik untuk kesehatan, setelah itu barulah Allah sebagai penentunya. Kesehatan adalah hal yang penting setelah Iman. Oleh karena itu hendaknya kita jaga. Mohonlah kepada Allah kesehatan (keselamatan). Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan (keselamatan) (HR. Ibnu Majah).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengujian validitas isi berbasis expert judgment melaluiCVR memperoleh nilai dengan rentang -0,33 – 1,00.
2. Terdapat 2 item yang memiliki nilai CVR negatif (-0,33) yang berarti hanya disepakati relevansinya oleh satu pertiga ahli
3. Nilai CVI yang diperoleh sebesar 70,3% dengan interpretasi para ahli cukup sepakat terhadap relevansi 25 item dalam kuesioner indikator pemeriksaan klinis.
4.2 Saran
Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan pelatihan mengenai penggunaan kuesioner indikator pemeriksaan klinis untuk petugas gizi puskesmas, sehingga apabila subjek terindikasi anemia bisa dilakukan intervensi lebih dini.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogjakarta. Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Briawan, Dodik. 2014. Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Handayani, W., Hariwibowo A.D. 2008. Hematologi. Salemba Jakarta.
Mortel, T. 2010. Development of a questionnaire to asses health care student’s and hygiene knowlage, beliefs and practices. Australian Journal of Advanced Nursing.
Price, A. S., Wilson, M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. EGC. Jakarta. Reksodiputro.,et. al., 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. IPD FIK UI. Jakarta.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2011. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-4. Sagung Seto. Jakarta. Soebroto. 2010. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Bangkit. Yogyakarta
Sudoyo, A., W., Bambang S., Idrus A. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Soegianto, B., et. al.. 2007. Penilaian Status Gizi dan Buku Antropometri WHO-NCHS. Duta Prima Airlangga. Surabaya.
Supariasa, D.N., Bachtiar B., dan Ibnu F. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.Jakarta. Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Andi. Yogjakarta.