Kadar Serat HASIL DAN PEMBAHASAN

4 bobotnya. Setelah disaring, lalu sampel dicuci dengan 50 ml H2SO4 1,25 dan 15 ml alkohol 95, kemudian endapan dikeringkan dalam oven pada suhu 110°C dan timbang sampai bobot konstan. Serat kasar dihitung dengan rumus : Berat ks + residu – berat ks – berat abu Serat Kasar = x100 Berat bahan

2.6 Uji daya terima

Variabel daya terima yang diuji yaitu warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan. Pengujian didasarkan pada lima skala hedonik 1-7 yaitu 1= sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak tidak suka, 4= netral, 5= agak suka, 6= suka, 7= sangat suka. Pengujian dilakukan oleh 30 oarng panelis mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kadar Serat

Serat adalah total karbohidrat yang tidak dapat dicerna yang terdapat dalam bahan pangan. Serat makanan terdiri dari serat kasar crude fiber dan serat makanan dietary fiber. Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan setelah diperlakukan dengan asam dan alkali mendidih. Serat kasar terdiri dari selulosa, gum, hemiselulosa, pektin dan lignin. Serat kasar banyak berasal dari dinding sel berbagai sayuran dan buah- buahan. Umumnya didalam serat kasar ditemukan sebanyak 0,2-0,5 bagian jumlah serat makanan Prangdimurti, 2007. Kecenderungan adanya pengaruh substitusi tepung kulit pisang raja terhadap kadar serat disajikan pada gambar 1. Gambar 1. Grafik Kadar Serat Cookies Substitusi Tepung Kulit Pisang Raja 5 Berdasarkan gambar 1, diketahui bahwa hasil rata-rata kadar serat pada cookies dengan substitusi tepung kulit pisang raja 0 memiliki kadar serat paling rendah yaitu sebesar 0,43 sedangkan kadar serat tertinggi didapat pada cookies dengan substitusi tepung kulit pisang raja 30 yaitu sebesar 2,94. Hal ini dikarenakan semakin banyak tepung kulit pisang raja yang disubstitusikan pada pembuatan cookies maka kadar serat semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukma 2015, tentang substitusi tepung kulit pisang raja terhadap mutu cookies semprit, yang menyatakan bahwa semakin tinggi substitusi tepung kulit pisang raja semakin tinggi kadar serat kasar pada cookies semprit dan cookies semprit substitusi tepung kulit pisang raja 40 memiliki kadar serat lebih tinggi apabila dibandingkan dengan substitusi tepung kulit pisang raja 20. Pada proses pemasakan terjadi proses katabolisme pemecahan atau penghancuran molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih kecil sehingga menyebabkan sebagian serat kasar bahan segar menjadi dapat dicerna atau berubah menjadi serat pangan pada produk akhir. Astawan, 2004. Kadar serat pada cookies berasal dari bahan yang digunakan yaitu tepung terigu dan tepung kulit pisang raja. Menurut Sukriyadi 2010 tepung kulit pisang raja memiliki kandungan serat kasar sebesar 11,98 dan kadar serat kasar tepung terigu sebesar 1,9 menurut Widaningrum dkk, 2005. Kadar serat cookies yang dihasilkan pada penelitian ini tidak memenuhi standart menurut SNI cookies No. 2973-2011 dimana kadar serat maksimum pada biskuit adalah 0,5. Menurut Kusnandar 2010 suatu produk pangan dikatakan sebagai sumber serat yang baik jika pada penyajiannya mengandung 2,5 – 4,9 g. Hasil analisis kadar serat menunjukkan rata-rata kadar serat cookies yang disubstitusi dengan tepung kulit raja sebesar 30 memiliki kadar serat sebesar 2,94, sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita penyakit degeneratif. Serat mampu menyerap air dan mengikat glukosa sehingga mengurangi ketersediaan glukosa dan mampu mencegah kenaikan glukosa darah serta menjadikannya tetap terkontrol. Serat dalam saluran pencernaan dapat mengikat garam empedu dan mengeluarkannya bersama feses sehingga dapat menurunkan sampai 5 kadar kolesterol dalam darah. Serat juga akan memberikan rasa kenyang yang lama sehingga mencegah mengkonsumsi lebih banyak makanan karena serat memiliki kemampuan untuk menahan air dan dapat membentuk cairan kental dalam pencernaan Santoso, 2011. 6

3.2 Daya Terima

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Tepung Kulit Pisang Raja Hasil Fermentasi Dalam Ransum Terhadap Karkas dan Organ Dalam Itik Peking Umur Delapan Minggu

2 47 61

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KULIT PISANG RAJA TERHADAP KADAR SERAT DAN DAYA TERIMA COOKIES Pengaruh Substitusi Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Kadar Serat dan Daya Terima Cookies.

2 16 17

PENDAHULUAN Pengaruh Substitusi Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Kadar Serat dan Daya Terima Cookies.

0 6 6

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Substitusi Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Kadar Serat dan Daya Terima Cookies.

0 20 4

KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA COOKIES GARUT DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING Kadar Beta Karoten dan Daya Terima Cookies Garut dengan Substitusi Tepung Labu Kuning.

1 7 15

KADAR BETA KAROTEN DAN DAYA TERIMA COOKIES GARUT DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING Kadar Beta Karoten dan Daya Terima Cookies Garut dengan Substitusi Tepung Labu Kuning.

0 2 18

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BONGGOL PISANG TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA DONAT Pengaruh Substitusi Tepung Bonggol Pisang Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Donat.

0 3 14

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SINGKONG TERFERMENTASI DAN TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP KADAR PROTEIN, KADAR SERAT, DAN DAYA Pengaruh Substitusi Tepung Singkong Terfermentasi Dan Tepung Kacang Merah Terhadap Kadar Protein, Kadar Serat, Dan Daya Terima Cake.

0 14 11

PENDAHULUAN Pengaruh Substitusi Tepung Bonggol Pisang Ambon (Musa paradisiaca ) Terhadap Tingkat Kekerasan Dan Daya Terima Cookies.

0 1 4

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BONGGOL PISANGAMBON(Musa Pengaruh Substitusi Tepung Bonggol Pisang Ambon (Musa paradisiaca ) Terhadap Tingkat Kekerasan Dan Daya Terima Cookies.

0 1 13