Upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK
METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III
MI MUHAMMADIYAH 02 DEPOK

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :
Rohati

Oleh
HERYANI
NIM : 809018300621

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015


SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

: HERYANI

NIM

: 809018300621

Jurusan

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )

Alamat

: Jl. KH.M. Usman RT 04/04

Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan
Menyimak melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 2 Depok adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan
dosen :
Nama Pembimbing

: Dindin Ridwanudin,M.Pd

NIP

: 197711212011011001

Jurusan/Program studi

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui
Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok
disusun oleh Heryani,NIM. 809018300621, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang Munaqosah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, … Desember 2014
Yang mengesahkan
Pembimbing

Dindin Ridwanudin,M.Pd

NIP. 197711212011011001

ii

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK
MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA
KELAS III MI MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Heryani
NIM : 809018300621

Dosen Pembimbing,

Dindin Ridwanudin,M.Pd
NIP. 197711212011011001


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

iii

iv

ABSTRAK

Heryani,

NIM:

8090018300621,

Upaya


Meningkatkan

Keterampilan

Menyimak melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 2 Depok, Program Studi Pendididikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah 2
Kecamatan Beji Kota Depok Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa
sebanyak 22 orang yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Menyimak pada siswa
kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mencapai
tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan berdasarkan pembelajaran
metode bermain peran. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah: Tes Hasil Belajar, Lembar Observasi, dan Wawancara. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa pembelajaran bermain peran dapat meningkat

kemampuan menyimak sehingga hasil belajar Bahasa Indonesia pun meningkat.
Adapun siswa yang mencapai ketuntasan belajar 78,57% pada akhir penelitian.

Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Keterampilan Menyimak,

v

ABSTRACT

Mrs. Heryani, NIM: 8090018300621 Efforts to Improve Listening Skills by
Role Playing Method in Third Grade MI Muhammadiyah 2 Depok,
Education Program Elementary School Teacher, Department of Islamic
Education and Teaching Faculty MT Syarif Hidayatullah State Islamic
University in Jakarta.
This research is a classroom action research was conducted in two cycles,
each cycle consisting of planning, implementation, observation and reflection. The
subjects were students of third grade MI Muhammadiyah 2 Beji Depok academic
year 2012/2013 the number of students as many as 22 people consisting of 9 male
students and 13 female students. This study aims to improve the ability of
Listening in third grade MI Muhammadiyah 2 Academic Year 2012/2013. To

achieve this goal, researchers applied the design action based learning role playing
method. Instruments used to collect the data were: Test Results Learning,
Observation Sheet, and Interview. From the results of the study show that learning
to play the role of listening skills that can increase learning outcomes Indonesian
increased. The students who achieve a passing grade 78.57% at the end of the
study.

Key Word: Classroom Action Research, Listening Skills

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur hamba panjatkan
ke khadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga

penulis

dapat


menyelesaikan

skripsi

yang

berjudul

“Upaya

Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui Metode Bermain Peran
pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok”. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada junjungan kita yakni habiibanaa wanabiiyanaa
Muhammad saw, serta kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa penulis tidak dapat
hidup sendiri. Penulis membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar penulisan
skripsi ini selesai dengan baik. Untuk itu, sebagai ungkapan rasa hormat, penulis
haturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Dra. Nurlena, MA., Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2. Dr. Fauzan, MA. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Dindin

Ridwnudin,M.Pd.

Pembimbing

skripsi

yang

senantiasa

meluangkan waktu untuk memberikan saran dan pengarahan kepada
penulis
4. Sahabuddin, S.Ag Kepala MI Muhammadiyah 2, yang telah memberikan
izin penelitian di sekolah yang bapak pimpin,

5. Lilis Suryani, S.Pd Guru Kelas III yang telah banyak membantu dalam
pengumpulan data penelitian,
6. Maulana, S.Pd Kepala Tata Usaha MI Muahammadiyah 2 yang juga telah
banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian,
7. Seluruh Guru dan Staf MI Muahammadiyah 2 yang telah memberikan
kemudahan dalam penelitian,

vii

8. Suami dan Anak-anakku yang senantiasa memberikan dukungan moril
dan materil,
9. Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu per satu. Semoga Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan
dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis memohon
kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, … Desember 2014
Penulis

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...............................................................

i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................4
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................4
D. Perumusan Masalah .......................................................................................4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................................5

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN
A. Metode Bermain Peran ...................................................................................6
B. Teori Menyimak ..........................................................................................10
C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................17
D. Kerangka Berpikir .......................................................................................18
E. Hipotesis .......................................................................................................19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................20
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .....................................20
ix

C. Subyek Penelitian ..........................................................................................23
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...................................................23
E. Tahap Intervensi Tindakan ..........................................................................23
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ..................................................24
G. Data dan Sumber Data ..................................................................................25
H. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................................25
I. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................26
J. Analisis dan Interpretasi Data .......................................................................27
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profile Sekolah ..............................................................................................32
B. Deskripsi dan Analisis Data ..........................................................................35
C. Pembahasan Temuan Penelitian ....................................................................47

BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................49
B. Saran ..............................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................50

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran
Lembar Pernyataan Karya Ilmiah ........................................................................... i
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi .............................................................. ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................... iii
Abstrak ....................................................................................................................v
Kata Pengantar ..................................................................................................... vii
Daftar Pustaka .......................................................................................................50
Lampiran 1 : Kriteria Ketuntasan Minimal ...........................................................52
Lampiran 2 : Lembar Hasil Observasi Siklus 1 ....................................................53
Lampiran 3 : Lembar Hasil Observasi Siklus 2 ....................................................57
Lampiran 4 : Photo Dokumentasi Penelitian ........................................................60
Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................65
Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian ............................................................66
Lampiran 4 : Lembar Uji Referensi .....................................................................67
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................69
Lampiran 6 : Biodata Penulis ...............................................................................81

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu materi pelajaran yang
diajarkan di dalam kelas, dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan terhadap siswa
di dalam kelas mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang perlu
dikuasai oleh setiap siswa dari materi ajar keterampilan berbahasa, yaitu: 1)
aspek kemampuan menulis, 2) aspek kemampuan berbicara, 3) aspek
kemampuan membaca, 4) aspek kemampuan mendengarkan1.
Setiap aspek meliputi dasar dari keterampilan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, aspek keterampilan tersebut
adalah hal yang penting yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajara
berbahasa, yang pada akhirnya siswa mampu mengaktualisasikan keterampilan
tersebut menjadi dasar dalam komunikasi berbahasa yang dibutuhkan oleh setiap
siswa untuk melakukan interaksi dan memahami setiap pesan yang disampaikan
dalam komunikasi tersebut, baik secara lisan maupun tertulis. Maka keempat
keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
Keterampilan menyimak menjadi salah satu materi ajar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menguasai bentuk pesan yang ingin
disampaikan melalui pesan tersebut. Namun, ketika siswa berhadapan dengan
materi menyimak, kebanyakan siswa masih merasa kesulitan, karena kurangnya
konsentrasi

dalam

proses

menyimak

tersebut,

sehingga

ketika

proses

pembelajaran bahasa tersebut dilakukan, hasil dari menyimak tersebut belum
maksimal dan siswa kurang serius menyimak apa yang disampaikan oleh guru
dalam proses pembelajaran berlangsung.

1

Abdul Razak. Dkk. Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta:
FITK UIN Syarif Hidayatullah. 2010) hlm.330

1

2

Menurut Muhibbin syah, keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) dari dalam (intern), 2) dari diri sendiri
(ekstern), 3) factor pendekatan pembelajaran. Adapun faktor dari diri siswa
seperti: integritas siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi.
Faktor ekstern terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non sosial. Faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau
strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang efektifitas belajar siswa dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di MI Muhammadiyah 02,
pembelajaran bahasa Indonesia masih dilakukan melalui metode konvensional,
dan ketika materi keterampilan menyimak tersebut membuat siswa enggan untuk
mempelajari apalagi memperdalam penguasaan materi berbahasa. Sehingga para
praktisi terutama para pendidik semakin kesulitan mengajarkan materi yang wajib
diajakan ini, sementara media penunjang interaktif untuk mempermudah proses
pembelajaran sanagat jarang dijumpai. Beberapa keluhan lain yang sering dialami
guru bahasa Indonesia yaitu: 1) pembelajaran yang kurang diminati siswa, 2)
kompetensi yang dimiliki siswa tidak bisa dimaksimalkan pencapainnya.
Peran guru dalam menciptakan dan mengarahkan kegiatan pembelajaran
sangat dominan, sehingga kualitas dan keberhasilan kegiatan pembelajaran sering
bergantung kepada kreatifitas guru dalam memilih dan menerapkan model dan
metode pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran yang tepat, secara
umum media pendidikan mempunya manfaat sebagai berikut: 1) menjelaskan
materi pembelajaran atau proyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit
(nyata). 2) memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya. 3)
mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang. 4) memungkinkan
adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi
pembelajaran atau obyek. 5) menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan
minat, motivasi, aktifitas, dan kreatifitas belajar siswa. 6) membantu belajar siswa
secara individual, kelompok, atau klasikal. 7) materi pembelajaran lebih lama
diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat. 8)

3

mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi. 9) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar pada umumnya masih
menekankan aspek pengetahuan (kognitif) dan kurang melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan gairah dan
motivasi siswa dalam proses belajar itu adalah dengan menggunakan variasi
metode guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan belajar
mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimaa guru dan
siswa bertukar pikiran untuk mengambangkan ide dan pengertian dalam praktik
pengajaran, tipe-tipe belajar dan penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi
merupakan tindakan kurang bijaksana, tidak ada suatu teori belajar pun cocok
untuk segala situasi. Ketika proses belajar mengajar tersebut terjadi, tentu saja
tidak dapat berjalan selancar apa yang diharapkan oleh guru. Seringkali timbul
penyimpangan-penyimpangan ataupun gangguan-gangguan, sehingga kegiatan
belajar mengajar tidak bisa berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut salah
satunya disebabkan oleh kurangnya minat, gairah dan motivasi siswa untuk
menerima materi ajar yang disampaikan oleh guru.
Hal tersebut dapat dengan mengubah metode, strategi, pendekatan yang dapat
menarik perhatian siswa. Namun sangat disayangkan, karena tidak semua guru
menyadari akan pentingnya variasi dalam mengajar bagi siswa. Kebanyakan dari
para guru dalam mengatur kegiatan pembelajaran di kelas hanya menggunakan
satu metode saja yang sudah mendarah daging dalam diri guru, yaitu dengan
metode ceramah saja. Maka peneliti mencoba untuk melakukan perubahan dalam
proses pembelajaran menyimak ini dengan metode bermain peran, agar siswa
cenderung aktif dan dapat ikut serta melakukan kegiatan pembelajaran baik secara
berpasangan maupun secara kooperatif, sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
menyimak dapat meningkat sesuai dengan indikator serta tujuan yang diharapkan
dari pembelajaran tersebut.

4

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak
Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kegiatan Belajar Mengajar masih dilakukan melalui metode konvensional,
2. Adanya keengganan Siswa untuk mempelajari materi keterampilan menyimak
apalagi memperdalam penguasaan materi berbahasa.
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati oleh siswa.
4. Guru belum mampu untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa
sehingga tidak bisa dimaksimalkan pencapainnya

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih mudah dan tidak terlalu berbelit, maka penelitian
ini hanya akan membahas tentang rendahnya kemampuan siswa pada
pembelajaran bahasa Indonesia pada proses keterampilan menyimak, sehingga
untuk mengoptimalkan hasil penelitian, peneliti membatasi ruang lingkupnya
sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan dalam peneliitian ini adalah metode bermain peran.
2. Para siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI
Muhammadiyah 02 Depok.
3. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah keterampilan menyimak teks
cerita/drama.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:”Bagaimana metode bermain peran dapat meningkatkan
keterampilan menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok?”

5

E. Tujuan dan Keguanaan Hasil Penelitian
1. Tujuan
Sejalan dengan permasalahan di atas maka secara garis besar penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak dengan
menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah
02 Depok.
2. Kegunaan
Hasil penelitian, diharapkan membawa kegunaan dalam proses pembelajaran,
yaitu:
a. Bagi guru, pada penelitian ini diharapkan dapat ditemukan alternatif
pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat, untuk meningkatkan hasil
belajar yang maksimal. Selain ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru
dalam proses pembelajaran. Bahasa Indonesia ke depannya. Dengan
demikian guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang lebih baik
dan menjadi motivasi dan hasil belajar membaca yang baik bagi siswa.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan proses pembelajaran yang baru,
sehingga

dapat

mengikuti

pembelajaran

dengan

lebih

baik,

dan

menghasilkan hasil belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran
bahasa Indonesia.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik
pada sekolah itu sendiri, maupun sekolah lain pada umumnya dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan.

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN
PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Metode Bermain Peran
1. Pengertian Metode
“Secara etimologi metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah
thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan1”. Sedangkan secara terminology “metode adalah
seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau
menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran2”.
Bermain peran adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan
kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu
seperti terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa bermain peran
adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah
laku di dalam hubungan sosial.

2.

Persyaratan Menggunakan Metode Bermain peran
Secara umum metode pembelajaran bermain peran dapat digunakan apabila3 :
1) Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan
perasaan seseorang
2) Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial
dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan.
3) Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan.

1

Ibid., Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam
Mulia, 2002),h.184
2
Ibid., h,185
3
http:/oktanovia-berwandi.blogspot.com/2013/10/metode-sosiodramadan-teknik.html, diakses pada tanggal 20 September 2014
6

7

4) Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga
diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah
mereka terjun dalam masyarakat kelak
5) Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai
sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat
dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6) Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa
sehingga amat berguna bagi kehidupan dan masa depannya kelak,
terutama yang berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.
7) Untuk meningkatkan kemampuan penalaran peserta didik secara lebih
kritis dan detail dalam pemecahan masalah.
8) Untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang diajarkan.
Sedangkan menurut Abu Ahmadi Metode bermain peran dapat digunakan
apabila:4.
1) Keterangan secara lisan tidak dapat menerangkan pengertian yang
dimaksud
2) Memberikan gambaran mengenai bagaimana orang bertingkah laku dalam
situasi sosial tertentu
3) Memberikan kesempatan untuk menilai atau pandangan mengenai suatu
tingkah laku sosial menurut pandangan masing-masing
4) Belajar menghayati sendiri keadaan
5) Memberikan kesempatan untuk belajar mengemukakan penghayatan
sendiri

mengenai

suatu

situasi

sosial

tertentu

dengan

mendramatisasikannya di depan penonton dan bukan memberikan
keteranmgan secara lisan
6) Memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya seseorang
bertindak dalam situasi sosial tertentu.

4

Abu Ahmadi,Stategi Belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka
Setia,2005).h.82

8

3. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Metode Bermain peran
Menurut Ahmadi, ada beberapa pendapat tentang kelebihan dan kekurangan
metode bermain peran diantaranya5:
a. Kelebihan
Beberapa kebaikan dari metode bermain peran antara lain:
1) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian;
2) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi
hidup;
3) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil
kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri;
4) Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur.
5) Memperjelas situasi sosial yang dimaksud;
6) Menambah pengalaman tentang situasi sosial tertentu;
7) Mendapat pandangan mengenai suatu tindakan dalam sustu situasi sosial
dari berbagai sudut

b. Kelemahan
1) Disamping terdapat kebaikan-kebaikan, metode bermain peran juga
memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya:
2) Metode ini memerlukan waktu cukup banyak
3) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang
4) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan
karena malu
5) Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan
dramatisasi itu gagal,
6) situasi sosial yang didramatisasikan hanyalah tiruan;
7) situasi ini dalam kelas berbeda dengan situasi yang sebenarnya
dimasyarakat.

5

Op. Cit .h.82

9

4. Teknis Penggunaan Metode Bermain peran
Metode bermain peran secara teoretis telah banyak dikenal oleh sebagian
besar pendidik kita, namun secara praktisi masih banyak di antara mereka yang
belum memahaminya. Terdapat beberapa petunjuk untuk dapat menerapkan
metode ini, ada yang mengungkapkan secara sederhana dan ada juga yang
menjelaskan secara terperinci petunjuk-petunjuk tersebut. Namun pada prinsipnya
petunjuk-petunjuk

itu

adalah

sama.

Dan

dalam

penerapannya,

dapat

dikembangkan tersendiri oleh yang bersangkutan.

Adapun beberapa petunjuk atau langkah-langkah dalam menggunakan metode
bermain peran ini tersaji dalam beberapa tahap diantaranya sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengatakan
bahwa:
“sebelum melakukan bermain peran diperlukan penentuan pokok
permasalahan yang akan didramatisasikan terlebih dahulu, menentukan para
pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang
menyaksikan jalannya cerita. Masalah yang akan didramatisasikan dipilih
secara bertahap, dimulai dari persoalan yang sederhana dan dilanjutkan
dengan pertemuan-pertemuan berikutnya yang agak sukar dan lebih
bervariasi”6.
Sedangkan menurut Sudjana “Masalah-masalah yang akan ditetapkan harus
menarik perhatian siswa”7 serta situasi masalah yang akan ditetapkan harus sesuai
dengan tingkat usia siswa.

2. Tahap pelaksanaan.
Setelah tahap-tahap dalam persiapan terselesaikan, siswa dipersilahkan
untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang diminta selama kurang lebih 4
sampai 5 menit berdasarkan pendapat dan inisiasi mereka sendiri.
6

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,(Jakarta:
Ciputat pers, 2003)..h.52
7
Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002).h.85

10

3. Tahap Tindak Lanjut
Seperti yang telah diungkapkan oleh sudjana dan hendrowiyono di atas
bahwa apabila bermain peran telah berakhir, maka diperlukan sebuah upaya
tindak lanjut. Dan mereka mengadakan diskusi sebagai salah satu alternatifnya.
Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengungkapkan bahwa:
“Bermain peran merupakan sebuah metode mengajar, jadi dalam praktiknya
tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi semata, melainkan
hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau
analisis persoalan. Dan bila dipandang perlu, siswa lainnya diperbolehkan
mengulang kembali peranan tersebut dengan lebih baik lagi”.8
“Sebagai salah satu upaya tindak lanjut siswa dapat melakukan aktifitas
menilai atau memberi tanggapan terhadap pelaksanaan bermain peran dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil bermain
peran9.”
B. Teori Menyimak
1. Definisi Menyimak
Menyimak

sangat

dekat

maknanya

dengan

mendengar dan

mendengarkan. Akan tetapi, jika kita mengkajinya lebih jauh ketiganya memiliki
perbedaan pengertian. Beranjak dari asumsi tersebut banyak orang yang kurang
memperhatikan perbedaannya.
Menurut Vismaia dan Sutari, “mendengar mempunyai makna dapat
menangkap bunyi dengan telinga”10. Mengkaji makna mendengar menurut kamus
besar tersebut dapat dBahasa Indonesiahami bahwa seseorang mendengar suara
itu, tanpa ada unsur kesengajaan. Mendengarkan memiliki arti mendengar
akan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Hal

ini berarti bahwa ada unsur

kesengajaan dalam perbuatannya itu.

8

Op.cit.,h.53
Op.cit.,h.95
10
Vismaia, Kartimi, T., & Sutari, I.,Program Penyetaraan Pendidikan Guru
Bahasa (Menyimak),(Jakarta: Balitung Dikbud dan Ditjen Dikdasmen,1997)
h.23
9

11

Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baikbaik apa yang diucapkan orang lain. Hal tersebut berarti bahwa faktor kesengajaan
dalam kegiatan menyimak sangat besar. Unsur kesengajaan dalam kegiatan
menyimak lebih besar dari kegiatan mendengarkan, karena dalam kegiatan
menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan mendengarkan
tingkatan pemahaman belum ditingkatkan.
Kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar
kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, pikiran
atau perasaan seseorang. Penerima pesan dapat memberi respon atau tanggapan
terhadap pembicaraan itu. Hal ini berarti telah terjadi peristiwa komunikasi
berbahasa antara pembicara dengan penyimak.
Menurut Anderson (dalam Vismaia dan Sutari) “keterampilan menyimak
merupakan kemampuan menangkap dan memainkan makna pesan baik yang
tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam bunyi”11, unsur kemampuan
mengingat pesan juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pengertian menyimak. Maka dengan menyimak dapat dibatasi sebagai proses
besar mendengarkan dan mengintepretasikan lambang-lambang lisan. Menurut
Tarigan (dalam Vismaia dan Sutari) “menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta intepretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memaknai makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui
ujian atau bahasa lisan”12. Sedangkan menurut Akhadiat, “menyimak adalah
suatu

proses yang

mencakup

kegiatan

mengidentifikasi, mengintepretasikan,

dan

mendengarkan
mereaksi

atas

bunyi
makna

bahasa,
yang

terkandung di dalamnya”13. Menyimak diartikan sebagai proses apresiasi
penuh kesungguhan disertai penelahaan untuk direspon.
11

ibid
ibid
13
Akhadiat, S. dkk.Bahasa Indonesia,(Jakarta,Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi,1992) h. 21
12

12

Mengkaji definisi yang dikemukakan para pakar di atas, dapat dipahami
bahwa menyimak merupakan suatu proses mendengarkan dan menangkap makna
pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,
dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas
makna yang terkandung di dalamnya.
2. Jenis-jenis Menyimak
Adapun jenis-jenis menyimak adalah sebagai berikut:
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai halhal lebih umum dan lebih bebas terhadap sebuah ujaran, tidak perlu di
bawah bimbingan langsung seorang guru.
Yang termasuk jenis menyimak ini diantaranya (1) menyimak
social/konvensional (2) menyimak sekunder (3) menyimak estetik.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih lawas,
dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Yang termasuk jenis menyimak ini diantaranya (1) menyimak kritis (2)
menyimak konsentratif (3) menyimak kreatif (4) menyimak eksplorasif (5)
menyimak interogatif (6) menyimak selektif
3. Tujuan Menyimak
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa menyimak merupakan
peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran seseorang. Pesan itu harus
dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia memahami pesan itu, ia
harus bereaksi memberi tanggapan atau respon.
Berdasarkan

uraian

tersebut

dapat

disimpulkan

bahwa

menyimak

merupakan kegiatan yang disengaja, direncanakan, untuk mencapai proses tujuan.
Seseorang tidak akan menyimak apabila ia tidak mempunyai maksud untuk apa ia
menyimak. Sebaliknya sesorang pembicarapun melakukan kegiatan karena ada
tujuan yang diharapkan dari penyimaknya.
Aktivitas menyimak yang tidak tepat akan menimbulkan tujuan menyimak
yang tidak tercapai. Pada kegiatan menyimak ada dua asfek tujuan yang perlu

13

diperhatikan, yaitu; 1) adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap
pesan pembicara, 2) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu
sesuai dengan kehendak pembicara. Berdasarkan dua aspek tujuan menyimak
tersebut dikemukakan

beberapa

“tujuan

menyimak

diantaranya;

1)

mendapatkan fakta, 2) menganalisis fakta, 3) mengevaluasi fakta, 4) endapatkan
inspirasi, dan 5) mendapatkan hiburan”14. Berikut uraian masing-masing
tujuan menyimak tersebut.
a. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bisa melalui
keterampilan membaca, bisa pula melalui keterampilan menyimak. Pemerolehan
informasi melalui membaca di negara-negara maju sudah sangat membudaya
baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku lainnya. Akan tetapi, di negara
berkembang khususnya Indonesia, pemerolehan informasi melalui membaca
belum populer dikalangan masyarakat. Sebagian besar seseorang lebih cendrung
mendapatkan informasi melalui kegiatan menyimak, baik melalui radio, televisi,
ceramah, dan sebagainya.
b. Menganalisis fakta
Menganalisis fakta merupakan proses menaksir informasi sampai pada
tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta
itu. Tujuan ini muncul biasanya karena fakta yang diterima ingin dipahami
maknanya secara lebih mendalam. Proses menganalisis harus berlangsung secara
ajeg, artinya bahan simakan harus dipahami betul-betul maknanya.
c. Mengevaluasi fakta
Mengevaluasi

fakta

atau

gagasan

merupakan

tujuan

menyimak.

Penyimak yang kritis akan mengajukan pertanyaan sehubungan hasil analisisnya,
pertanyaan tersebut diantaranya; 1) cukup bernilaikah fakta-fakta yang
diterimanya?, 2) akuratkah fakta-fakta tersebut?, dan 3) relevankah fakta-fakta itu
dengan pengetahuan penyimak?.
14

Vismaia, Kartimi, T., & Sutari, Program Penyetaraan Pendidikan Guru
Bahasa (Menyimak)(Jakarta. Balitung Dikbud dan Ditjen Dikdasmen,1997) h. 3

14

d. Mendapatkan inspirasi
Seseorang penyimak tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan fakta, akan
tetapi selain itu tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan inspirasi.
Seseorang mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk
mendapatkan inspirasi atau ilham. Cara-cara mendapatkan inspirasi disini dapat
diberikan contoh seperti seseorang yang menghadiri pertemuan, seminar, debat
dan sebagainya dengan tujuan untuk membangkitkan semangatnya.
e. Mendapatkan hiburan
Pada dasarnya manusia hidup memerlukan hiburan. Hiburan dapat
diperoleh melalui bermacam kegiatan termasuk kegiatan menyimak. Tentunya
bahan yang disimak dapat menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan dapat
menghibur diri.

4. Unsur-Unsur Dasar Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks, karena sangat
tergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur-unsur menyimak
merupakan unsur yang fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau
kegiatan menyimak.
Menciptakan kegiatan menyimak, unsur-unsur

tersebut harus ada.

“Unsur-unsur menyimak yang dimaksud diantaranya; 1) pembicara sebagai
sumber pesan, 2) penyimak sebagai penerima pesan, 3) bahan pembicaraan
sebagai unsur konsep, dan 4) bahasa lisan sebagai media”15.
5. Menyimak Komprehensif
“Salah satu tujuan menyimak ialah menerima ransang untuk memahami
suatu pesan tertentu”16. Mendengar untuk memahami disebut menyimak
komprehensif. Seseorang dapat dikatakan penyimak komprehensif yang baik
apabila mampu menerima, memperhatikan dan memberikan makna dari pesan
yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang disampaikan pembicara.

15
16

Op.Cit
Op.cit

15

Beberapa tujuan menyimak yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa menyimak komprehensiflah yang mendapat perhatian lebih
khusus, dengan alasan bahwa menyimak pemahaman bersifat testable (dapat
diuji). Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak
komprehensif yaitu ingatan, konsentrasi, dan kosakata.
a. Memori (Ingatan)
Berdasarkan teori skematis, seseorang tidak dapat memproses informasi
tanpa melibatkan ingatan. Menelaah konsep teori ini, dengan memori manusia
dapat menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Adapun memori
dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu; 1) menyusun arah tentang apa
yang akan kita lakukan dalam aktivitas, 2) memberikan struktur baku terhadap
pemahaman kita, dan 3) memberikan arah untuk mengingat pengalaman atau
pengetahuan dan informasi yang telah diketahui sebelumnya.
b. Konsentrasi
Variabel signifikan yang berpengaruh terhadap menyimak komprehensif
adalah kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi atau menaruh item-item yang
akan diingat. Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh penyimak.
c. Perbendaharaan kata
Kosakata yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan komprehensif penyimak. Berasumsi bahwa ukuran
kosakata merupakan variabel penting dalam pemahaman penyimak. Hal tersebut
disebabkan karena makna merupakan bagian integral dari proses menyiamak,
maka perlu memiliki kosakata yang cukup sehingga dapat mengembangkan
sistem kategori dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang
dikembangkan dalam proses menyimak.
Kemampuan lain yang perlu dimiliki penyimak komprehensif adalah
kemampuan untuk menarik kesimpulan (implikasi). Kesimpulan adalah data yang
tidak disampaikan dalam pembicaraan melainkan disimpulkan saja. Seorang
penyimak yang baik harus dapat menyimak gagasan utama dan rinciannya.

16

Menghindari terjadinya kekeliruan dalam menyimak, berikut disajikan
langkah-langkah menarik kesimpukan diantaranya; 1) pahami gagasan-gagasan
secara keseluruahan, 2) berikan alasan gagasan yang telah disimpulkan, 3) aturlah
sedemikian rupa sehingga diperoleh kecocokan antar gagasan-gagasan yang
disimpulkan, dan 4) pusatkan dasar pemikiran pada gagasan yang dinyatakan oleh
pembicara, dan jangan dikacaukan oleh opini serta perasaan pribadi.
6. Menyimak Dalam Pembelajaran
Perkembangan kemampuan menyimak bahasa lisan merupakan proses
panjang dan berkesinambungan. Kemampuan tidak akan diperoleh secara
otomatis, akan tetapi guru harus kontinu. Karenanya, tugas guru yang penting
adalah memperbanyak variasi kegiatan menyimak yang jelas tujuannya, terarah,
dan lengkap. Peserta didik harus sadar akan pentingnya latihan menyimak secara
terus-menerus.
Apabila guru menuntut kepada peserta didik untuk menanggapi setiap
penuturan atau pembicaraan, maka dengan sendirinya peserta didik akan berusaha
menyimak dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik agar berani berbicara atau
merespon lebih banyak dari apa yang disimaknya.
Pada sebuah lembaga pendidikan, menyimak sudah menjadi bagian dari
pembelajaran bahasa. Akan tetapi, kebanyakan guru, para ahli berasumsi bahwa
pembelajaran keterampilan menyimak tidak perlu direncanakan tersendiri. Bahkan
ada anggapan bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai dengan sendirinya
apabila pembelajaran lainnya telah berjalan dengan baik. “Pengkajian,
penelahaan, dan penelitian mengenai keterampilan menyimak pun sangat
langka”17.
Suyatno menyebutkan:
“langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak
diantaranya; 1) guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan
pembelajaran, 2) bacakan teks cerita yang telah dipersiapkan, 3) siswa
17

Tarigan, Djago,Pendidikan Keterampilan Berbahasa (Jakarta.
Universitas Terbuka,2004) h. 5

17

menyimak teks cerita, 4) siswa secara berkelompok mengidentifikasi teks
cerita, 5) siswa mendiskusikan hasil identifikasi hasil diskusi, 6)
siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, dan 7) siswa
menyimpulkan pembelajaran hari itu”18.
Berdasarkan uraian langkah-langkah yang diuraikan Suyatno diatas,
dapat dipahami bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak
perlu mendapatkan perhatian lebih besar oleh staf pengajar

agar hasil

pembelajaran tercapai secara maksimal.

C. Hasil Penelitian yang Relevan
Wirman (2012) dengan judul “Peningkatan Kemampuan menyimak
Cerita Rakyat Melalui Media Audio pada siswa kelas VII SMPN 2 Donggo
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa (1) adanya peningkatan presentase minat belajar siswa antara prasiklus dan
siklus I 48,24% dan siklus I ke siklus II sebesar 21,5%. Sedangkan peningkatan
minat dari prasiklus ke siklus 58,86%. (2) prestasi belajar siswa juga mengalami
peningkatan, hal tersebut dapat terlihat dari presentase siswa yang mencapai
ketuntasan pada prasiklus 35,3% sedangkan pada siklus I 80% dan siklus II
93,75%.
Rulasmini Khotimah (2009) dengan judul “Penggunaan metode Role
Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas III SD Benerwojo Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan”.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi peraturan di Masyarakat dengan menggunakan
metode Role Playing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. (2) hasil belajar
siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan metode Role Playing.

18

Suyatno, Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra,(Surabaya.
SIC,2004) h. 43

18

D. Kerangka Berpikir

Materi pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu materi pelajaran yang
diajarkan di dalam kelas, dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan terhadap siswa di
dalam kelas mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai
oleh setiap siswa dari materi ajar keterampilan berbahasa, yaitu: 1) aspek
kemampuan menulis, 2) aspek kemampuan berbicara, 3) aspek kemampuan
membaca, 4) aspek kemampuan mendengarkan. Setiap aspek meliputi dasar dari
keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, aspek keterampilan tersebut adalah hal yang penting yang harus
dikuasai siswa dalam proses pembelajara berbahasa, yang pada akhirnya siswa
mampu mengaktualisasikan keterampilan tersebut

menjadi

dasar

dalam

komunikasi berbahasa yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk melakukan
interaksi dan memahami setiap pesan yang disampaikan dalam komunikasi
tersebut, baik secara lisan maupun tertulis. Maka keempat keterampilan berbahasa
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Keterampilan

menyimak menjadi

salah

satu materi

ajar

dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menguasai bentuk pesan
yang ingin disampaikan melalui pesan tersebut. Namun, ketika siswa berhadapan
dengan materi menyimak, kebanyakan siswa masih merasa kesulitan, karena
kurangnya konsentrasi dalam proses menyimak tersebut, sehingga ketika proses
pembelajaran bahasa tersebut dilakukan, hasil dari menyimak tersebut belum
maksimal dan siswa kurang serius menyimak apa yang disampaikan oleh guru
dalam proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan usaha yang dapat mengatasi
masalah tersebut. Suatu usaha yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik
bagi siswa, sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa. Melalui metode bermain peran (role playing) diharapkan berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan metode ini

19

diharapkan dapat memaksimalkan keaktifan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia
dan hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

E. Hipotesis Tindakan
Dengan memperhatikan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan
di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
bermain peran terdapat peningkatan kemampuan keterampilan menyimak pada
siswa kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MI Muhammadiyah
02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok Kelas III. Adapun waktu
yang dipergunakan oleh penulis ini adalah 4 bulan mulai bulan Maret 2013
sampai dengan bulan Juni 2013.
Adapun pengambilan data dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2012/2013 tepatnya pada bulan Mei 2013.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
metode penelitian tindakan kelas (classroom action research ).

Yang

dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelititan berdasarkan pada prinsip
yang mencakup kegiatan perencanaan (planing), tindakan (action), observasi
(observation), refleksi (reflektion) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini
berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus, penelitian ini dilakukan dengan
cara

berkolaborasi

antara

penulis

dengan

guru

Madrasah

Ibtidaiyah

Muhammadiyah 02.
Mekanisme kerja penelitian tindakan kelas ini, diwujudkan dalam bentuk
siklus (direncanakan 2 siklus), yang setiap siklusnya mecakup 4 kegiatan/tahap,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Pelaksanaan pembelajaran dalam satu siklus ada 2 kali tatap muka/pertemuan
yang masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, sesuai skenario
pembelajaran. Berikut gambaran dari tiap-tiap siklus:

20

21

Rancangan siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi, wawancara
dan pencatatan arsip.
b. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran.
c. Membuat lembar observasi kegiatan guna mengukur aktifitas belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode bermain peran di kelas III MI Muhammadiyah 02 berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Siswa belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode bermain
peran dengan bimbingan guru.
3. Tahap Observasi
a. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada
saat mengerjakan tugas.
b. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dibantu oleh observer
mengobservasi siswa dengan lembar observasi yang telah disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat
diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga
dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Rancangan Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
a. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
b. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran
dengan kerja kelompok, tugas dan permainan .
c. Membuat lembar observasi kegiatan guna mengukur proses pembelajaran
dan antusias siswa dalam pembelajaran.

22

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain
peran.
b. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran di kelas III
MI Muhammadiyah 02 berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
3. Tahap Observasi
a. Guru memberikan bimbingan kepada siswa atau kelompok yang mengalami
kesulitan pada saat melaksanakan metode bermain peran.
b. Selama prose pembelajaran berlangsung, guru dibantu oelh observer
mengobservasi aktifitas belajar siswa dengan lembar observasi yang telah
disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat
diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga
dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Adapun disain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan
sebagai berikut :
Planning
Reflecting

Acting

Observing

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin
Keterangan :
Planning
: Perencanaan Tindakan
Observing
: Pengamatan
Acting
: Pelaksanaan Tindakan
Reflecting
: Refleksi
.
Apabila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 dalam

23

pembelajaran Bahasa Indonesia, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II.
Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan keterampilan
menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, maka dilanjutkan ke siklus II yang meliputi : tahap perencanaan
tindakan,tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan dan tahap refleksi.
Demikian juga untuk siklus berkutnya, sampai ada peningkatan keterampilan
menyimak siswa sesuai indikator kinerja.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud mengarahkan pada subjek yang menjadi
sasaran penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI
Muhammadiyah 02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Yang
terdiri dari 22 siswa yaitu

Dokumen yang terkait

Upaya guru dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa melalui penerapan metode bermain peran di MI Sirajul Athfal 5 Depok: PTK di MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok

0 11 106

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS 5 MI AL ISLAM MANGUNSARI 02 SEMAR

3 32 238

Upaya Guru Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok

0 4 106

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA MAPEL Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Motivasi Belajar Melalui Media Audio Pada Mapel Bahasa Indonesia Kelas III Di SD Muhammadiyah Baturan Colomadu Tahun

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA MAPEL Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Motivasi Belajar Melalui Media Audio Pada Mapel Bahasa Indonesia Kelas III Di SD Muhammadiyah Baturan Colomadu Tahun

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 6 SINDUREJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.

0 5 11

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2.

0 3 26

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V MI NURUL ULUM GRABAGAN TULANGAN SIDOARJO.

0 1 104

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS I SD NEGERI CORONGAN DEPOK SLEMAN.

1 1 152

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VII MTs. MUHAMMADIYAH 02 TULAKAN KABUPATEN PACITAN.

0 0 110