Upaya Guru Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok

(1)

(2)

i Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MARYATI NIM : 809018300618

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI ) Alamat : Kp. Pitara RT 02/13 Kel. Pancoranmas

Kecamatan Pancoranmas Kota Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Guru Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen :

Nama Pembimbing : Ulfah Fajarini,M.Si Dr.

NIP : 197608281993032006

Jurusan/Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 20 Nopember 2014 Yang menyatakan


(3)

ii

Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok disusun oleh Maryati, NIM 809018300618, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang Munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 25 Nopember 2014 Yang mengesahkan

Pembimbing

Ulfah Fajarini,M.Si Dr. NIP. 197608281993032006


(4)

iii

(PTK di MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok)

Oleh

MARYATI

NIM : 809018300618

Dosen Pembimbing

Ulfah Fajarini, M.Si. Dr.

NIP. 197608281993032006

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(5)

(6)

v

Maryati, NIM: 809018300618 Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok, Program Studi Pendididikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Sirajul Athfal 5 Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang yang terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan berdasarkan pembelajaran Demonstrasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: Tes Hasil Belajar, Lembar Observasi, dan Wawancara. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran Demonstrasi meningkat hasil belajar siswa. Adapun siswa yang mencapai ketuntasan belajar 80,77% pada akhir penelitian.

MARYATI (PGMI)


(7)

vi

ke khadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Guru Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok”. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita yakni habiibanaa wanabiiyanaa Muhammad saw, serta kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa penulis tidak dapat hidup sendiri. Penulis membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini selesai dengan baik. Untuk itu, sebagai ungkapan rasa hormat, penulis haturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Nurlena,MA., Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2. Bapak Dr. Fauzan,MA. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu DR. Ulfah Fajarini,M.Si. Pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan saran dan pengarahan kepada penulis 4. Ibu Amsanih,S.Pd.I M.MPd. Kepala MI Sirajul Athfal 5 Depok, yang telah

memberikan izin penelitian di sekolah yang bapak pimpin,

5. Ibu Pupu Marfuah,S.Pd Wali Kelas V yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian,

6. Ibu Muhibah,SE Kepala Tata Usaha MI Sirajul Athfal 5 Depok yang juga telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian,

7. Seluruh Guru dan Staf MI Sirajul Athfal 5 Depok yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian,

8. Suami dan Anak-anakku yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil,


(8)

vii

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, Nopember 2014 Maryati


(9)

viii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Hasil Belajar PKn ... 7

B. Metode Bermain Peran ... 16

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

D. Kerangka Berpikir ... 21


(10)

ix

C. Subyek Penelitian ... 27

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 27

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 27

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ... 28

G. Data dan Sumber Data ... 28

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 29

I. Teknik Pengumpulan Data ... 29

J. Analisis dan Interpretasi Data ... 30

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 33

B. Deskripsi dan Analisis Data ... 36

C. Analisis Data ... 45

D. Pembahasan Temuan Penelitian ... 48

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

x

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi ... i

Pernyataan Karya Ilmiah ………33

Pengesahan Panitia Ujian ... 33

Abstrak ... 33

Daftar Pustaka ... 33

Kriteria Ketuntasan Minimal ... 54

Hasil Observasi Pra siklus ... 55

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 57

Rangkuman Materi ... 68

Penskoran Soal Evaluasi ... 72

Hasil Tes Evaluasi Siklus I dan II ... 73

Hasil Observasi Siklus I dan II ... 77

Lembar Pertanyaan Wawancara Siswa ... 84


(12)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Negara berkembang memerlukan mutu pendidikan yang baik sehingga mampu bersaing dalam dunia internasional. Salah satu aspek yang menjadi lemahnya kualitas pendidikan dalam proses pembelajaran adalah anak kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Anak hanya diarahkan pada kemampuan untuk menghafal. Otak anak hanya dituntut untuk mengingat dan menimbun informasi tanpa harus memahami serta menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. “Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya”.1

Dalam sistem pendidikan modern fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan harus dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini disebabkan karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar, administrator, dan pembina ilmu dapat dilihat dari kemampuan guru dapat menguasai atau tidak metode pembelajaran di sekolah untuk kepentingan anak didiknya. Untuk mengupayakan pendidikan yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam menentukan metode pembelajaran. Kenyataan tersebut diantaranya dialami oleh guru mata pendidikan

1

Masitoh & Laskmi Dewi,Strategi Pembelajaran,(Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,2009) h.17


(13)

kewarganegaraan (PKn), dalam pelaksanaan belajar mengajar pendidikan kewarganegaraan (PKn) di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya dan selanjutnya berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para peserta didik. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi peserta didik dan mengabaikan peran metode pembelajaran.

Diantara tugas guru adalah menyampaikan pengetahuan atau pengalaman kepada peserta didik menggunakan metode pembelajaran yang efektif, sehingga mereka dapat memahamai dan mengerti segala apa yang diajarkan guru dan dapat menguraikannya kembali dengan ucapan atau tulisan. Guru yang profesional dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Diantara usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode pembelajaran sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode, hal ini menggambarkan bahwa guru memahami betul kedudukan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Syaiful Bahri mengatakan bahwa:

Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Pedoman yang mutlak dalam pemilihan dan penggunaan metode adalah tujuan instruksional. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.2

Penguasaan metode yang tepat dapat menyebabkan seseorang mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya mereka yang tidak menguasai metode hanya akan menjadi konsumen ilmu dan bukan menjadi produsen.

Setelah dilaksanakan observasi awal yang penulis lakukan di kelas V MI Sirajul Athfal 5, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan lemahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn).

2

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cet. III, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),h. 73.


(14)

Diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional (ceramah) dan guru meninggalkan ruang kelas ketika peserta didik mengerjakan tugas. Hal ini membuat siswa bosan dan enggan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dampaknya adalah proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) kurang kondusif, motivasi belajar peserta didik rendah, beberapa siswa becanda dengan temannya, dan peserta didik sering keluar masuk ruang kelas dengan alasan yang dibuat-buat dan akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa di sekolah.

Oleh karena itu, penggunakan metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik peserta didik, materi dan kondisi lingkungan. Roestiyah, mengatakan bahwa “setiap jenis metode pengajaran harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, untuk tujuan yang berbeda, guru harus mengadakan teknik penyajian yang berbeda sekaligus untuk mencapai tujuan pengajarannya”.3

Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa mempunyai minat dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Suasana belajar yang menyenangkan akan membuat siswa merasa nyaman, mampu dengan mudah mengungkapkan ide yang dimiliki, dan tidak takut untuk mengeluarkan pendapat dalam proses pembelajaran. Terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara dan gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam prakteknya guru harus ingat bahwa tidak ada metode pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih metode pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Untuk mengatasi hal tersebut maka upaya guru agar siswa dalam menerima pelajaran menjadi efektif dapat menggunakan metode pembelajaran bermain peran (role playing). Penggunaan metode pembelajaran bermain peran (role playing) sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, karena siswa dapat

3


(15)

lebih berkonsentrasi dan berinteraksi kepada orang lain dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung sehingga motivasi dan konsentrasi belajarnya lebih terfokus dan terarah.

Dalam penggunaannya, metode pembelajaran bermain peran (role playing) dapat memacu rasa keingintahuan siswa untuk mencari jawaban dan merangsang motivasi siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini selain untuk melihat keefektifan metode pembelajaran bermain peran (role playing), juga untuk mengetahui pengaruh keaktifan dan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar yang perlu dicapai bukan hanya hasil belajar, tetapi juga proses belajar yang efektif. Dengan menguasai proses belajar yang efektif memungkinkan siswa dapat mempelajari materi pelajaran yang lebih mudah dan efisien. Kegiatan proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik apabila dalam perencanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan startegi pembelajaran yang efektif. Keefektifan strategi pembelajaran yang digunakan harus didukung oleh kemampuan guru dan kesiapan siswa sendiri sebagai subyek didik dalam kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai penanggung jawab dalam bidang pendidikan secara rutin terlibat dalam proses belajar mengajar sangat besar sekali peranannya dalam menentukan keberhasilan belajar anak didiknya.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah cara penyampaian materi pelajaran seorang guru sangat besar pengaruhnya bagi berhasil tidaknya siswa untuk menyenangi pelajaran yang diajarkan. Berbagai macam metode mengajar telah tersedia sebagai sarana untuk menyampaikan meteri pelajaran. Dengan adanya metode-metode tersebut guru dapat memilih metode yang cocok dengan materi yang akan diajarkan. Sebab dengan memilih metode mengajar yang sesuai selain dapat menguasai kelas juga akan mempunyai pengaruh yang sangat berarti terhadap suksesnya pelajaran yang diajarkan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran (role playing) dapat diterapkan apabila peserta didik memiliki kemampuan memahami dasar-dasar pembelajaran aktif secara umum. Siswa dalam kelompok memiliki peran yang sama agar mampu memahami konsep-konsep dan aturan pengerjaan dengan cara yang benar.


(16)

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis meneliti masalah tersebut sebagai sesuatu karya ilmiyah dengan judul “Upaya Guru dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa melalui Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) di MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Metode pengajaran yang telah digunakan oleh guru belum maksimal dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa.

2. Masih banyak siswa yang tidak disiplin dalam mengerjakan tugas-tugasnya. 3. Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran PKn.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn sangat rendah.

C. Pembatasan Masalah

Dengan pertimbangan aspek-aspek metode penelitian tindakan kelas, keterbatasan kemampuan, pengetahuan, waktu dan biaya, maka penelitian ini hanya dibatasi hal-hal seputar hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn sangat rendah.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan usaha yang dapat mengatasi masalah tersebut. Suatu usaha yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa, sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar PKn siswa. Melalui metode bermain peran (role playing) diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan metode ini diharapkan dapat memaksimalkan keaktifan siswa dalam belajar PKn dan hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.


(17)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka penulis dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Penerapan Metode Bermain Peran (role playing) dapat Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan wahana untuk melakukan perbaikan, peningkatan serta perubahan pembelajaran. Tujuan penelitan tindakan kelas ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas V melalui penerapan metode bermain peran (role playing) di MI Sirajul Athfal 5.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Secara Praktis

a. Memberikan masukan bagi lembaga pendidikan, khususnya MI Sirajul Athfal 5 untuk terus meningkatkan hasil belajar.

b. Memberikan sumbangan bahan pemikiran, khususnya kepada pengelola MI Sirajul Athfal 5 dalam melaksanakan tugas mendidik, membimbing dan membina peserta didiknya.

2. Secara Teoritis

a. Memberikan sumbangan bahan pemikiran khususnya tentang peningkatan hasil belajar siswa di MI Sirajul Athfal 5.

b. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lebih lanjut untuk bidang yang sama.

c. Bagi penulis sebagai syarat memperoleh gelar Strata-1 pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(18)

7 A. Hasil Belajar PKn

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Para ahli pendidikan mempunyai pandangan yang berbeda dalam mengartikan istilah belajar, diantara berbagai pendapat tentang pengertian belajar diantaranya adalah :

Menurut Clifford T. Morgan (dalam Mustaqim) mengatakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experince”.1 Sementara Harold spears (dalam Mustaqim) mengatakan belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri tentang sesuatu, mendengarkan, mengikuti petunjuk “Learning is to observe, to read, to imitate, to

try something themselves, to listen, to follow direction.”2

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Belajar adalah mendengarkan, mengamati, membaca, meniru, mencoba tentang sesuatu untuk mendapatkan pengetahuan, membentuk sikap dan mengadakan perubahan tingkah laku.

b. Jenis-jenis belajar

Beberapa tokoh pendidikan membagi jeni-jenis belajar antar lain:

“Muhammad Athiyah Al-Abrosyi (dalam Mustaqim) membagi jenis-jenis belajar menjadi tiga kelompok: 1) Duruusul ma’luumaat atau Belajar pengetahuan 2)

Duruusul mahaaroot atau Belajar Ketrampilan 3) Duruusul Tarqiyatidz dzauqi

wal wujdan (belajar perasaan dan hati).3, ”Imam al Ghozali dalam kitab Ihya

Ulumuddin mengemukakan

1

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm.39.

2Mustaqim, ibid., h.40. 3Ibid.


(19)

“Pendidikan adalah pengajaran, memberi manfaat, pemanfaatan, disiplin dan

kesopanan”.4

Secara garis besar jenis belajar dapat dikelompokan dalam belajar pengetahuan, belajar sikap serta belajar ketrampilan.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah prestasi/nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran. “Hasil belajar haruslah meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.”5 “Hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor tidak dijumlahkan karena dimensi yang diukur berbeda dan tidak semua pelajaran yang hasil belajarnya diukur dengan 3 aspek tersebut, hanya sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar.”6 Hasil belajar diperoleh dari pengukuran. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematis untuk menyatakan keadaan individu. “Keadaan individu ini berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.”7

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V terhadap pembelajaran PKN Materi menaati peraturan perundang-undangan. Berdasarkan “Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.”8 Perinciannya adalah sebagai berikut

a. Ranah Kognitif

4 Imam al Ghazali, Ihya Ulumudin, Juz 2, (Al Maktabah Al Syamilah), h.76. 5Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h.174.

6

Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, (Yogyakarta: Mitra Cendikia Prss, 2008), h.149.

7Ibid., h. 1. 8 Ibid.,h. 2


(20)

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran disekolah.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

“Howard Kingsley (dalam Mustaqim) membagi 3 macam hasil belajar: (1) Keterampilan dan kebiasaan (2) Pengetahuan dan pengertian (3) Sikap dan cita-cita.”9 Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri peserta didik karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan peserta didik tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Dengan

9


(21)

perkembangan metode pembelajaran, guru diharapkan mampu menggunakan dan menerapkan pada pembelajaran di kelas. Hal ini sangat mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebagimana sabda Rasulullah SAW:

Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa

menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)”.10

3. Fungsi Hasil Belajar

“Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni kompetensi dasar, pengalaman (proses belajar mengajar), dan hasil belajar”.11 Hubungan ketiga unsur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Pada garis (a) menunjukkan hubungan antara kompetensi dasar dengan pengalaman belajar (proses belajar mengajar), garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan kompetensi dasar dengan hasil belajar. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penilaian garis (c) yaitu suatu tindakan untuk melihat sejauh mana kompetensi dasar dapat dicapai oleh

10Imam al Muslim, Shahih Muslim, juz 13, (Al Maktabah Al Syaamilah), hlm.212. Hadits No. 4867. 11Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Pembelajaran,(Jakarta:Bumi Aksara,2006) h. 2.

Kompetensi Dasar

c a

Pengalaman Belajar / PBM

Hasil Belajar b


(22)

peserta didik dalam bentuk hasil belajar setelah peserta didik menempuh proses belajar mengajar. Pada garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.12

Berdasarkan hubungan antara ketiga hal tersebut di atas, maka hasil belajar berfungsi sebagai:

a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan kompetensi dasar.

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan dapat dilakukan dari sisi kegiatan belajar mengajar, strategi mengajar guru dan sebagainya.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar peserta didik kepada para orang tuanya.13

Adapun dasar atau alasan seorang guru melakukan penilaian sebagai tolak ukur hasil belajar adalah sebagai berikut:

a) Dasar psikologis

1) Dari segi anak didik.

Dengan mengetahui hasil belajarnya, maka peserta didik akan merasa mempunyai pegangan, mempunyai pedoman dan hidup dalam kepastian batin.

2) Dari segi pendidik.

Hasil belajar peserta didik bisa dijadikan tolok ukur mengetahui sejauhmana usaha yang telah dilakukan guru menuju ke arah cita-cita, sehingga untuk selanjutnya guru dapat menentukan langkah-langkah lebih lanjut.

b) Dasar Didaktis

1) Dari segi peserta didik.

a) Kemajuan yang dicapai pada umumnya berpengaruh terhadap prestasi selanjutnya.

b) Untuk mengetahui kelebihan dan kelamahan peserta didik 2) Dari segi guru

a) Membantu guru dalam menilai readiness anak terhadap sesuatu mata pelajaran tertentu,

b) Mengetahui status anak di dalam kelasnya

c) Membantu guru dalam menempatkan pesertaa didik dalam kelompok pelajar berdasarkan kemampuan peserta didik

d) Membantu guru dalam memperbaiki metode pembelajaran

e) Membantu guru dalam memberikan pengajaran tambahan atau pengajaran binaan.14

12 Ibid


(23)

Setelah mengetahui berbagai fungsi hasil belajar yang telah dikemukakan di atas, maka langkah selanjutnya adalah mengupayakan tindak lanjut khususnya bagi peserta didik yang hasil belajarnya masih rendah. Upaya-upaya tersebut hendaknya dilaksanakan baik dari peserta didik itu sendiri, guru, pembimbing, sekolah maupun oleh orang tua peserta didik yang bersangkutan. Sedangkan bahwa hasil dari kegiatan evaluasi belajar dapat difungsikan untuk keperluan berikut ini:

a. Untuk diagnostik dan pengembangan yaitu sebagai pijakan pendiagnosisan oleh guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

b. Untuk seleksi penentuan peserta didik menempuh jenis pendidikan tertentu c. Untuk kenaikan kelas yaitu untuk menentukan apakah peserta didik dapat naik

ke kelas yang lebih tinggi atau tidak

d. Untuk penempatan yaitu hasil belajar sebagai pertimbangan dalam menempatkan peserta didik pada kelompoknya.

Dari berbagai fungsi hasil belajar yang telah dikemukan di atas pada prinsipnya memiliki kesamaan yaitu bahwa fungsi hasil belajar adalah sebagai tolok ukur kompetensi peserta didik baik bagi guru, peserta didik maupun bagi orang tua peserta didik itu sendiri.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang senantiasa mengiringinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik

14

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 299-302.


(24)

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.15

Menurut Sudjana, “Faktor-faktor internal antara lain faktor fisiologis, psikologis, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan lain-lain. Sedangkan faktor-faktor eksternal antara lain faktor-faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.”16

Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar merupakan aktifitas individu yang disadari oleh peserta didik. Oleh karena itu, hasil belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas peserta didik dan kualitas pengajaran. Dalam artian, kemampuan peserta didik dalam menyerap informasi dan kualitas proses pembelajaran akan menentukan baik buruknya prestasi belajar peserta didik.

“Prestasi merupakan hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks.”17 Secara institusi pretasi belajar ini merupakan bagian dari sebuah proses pendidikan khususnya di sekolah. Sehingga banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut. Prestasi belajar di sekolah diukur melalui penilaian, dan proses penilaian ini juga dipengaruhi banyak faktor di antaranya:

a. Input yang kurang baik kualitasnya b. Guru dan personal yang kurang tepat c. Materi yang tidak atau kurang cocok

d. Metode mengajar dan sistem evaluasi yang kurang memadai e. Kurangnya sarana penunjang

f. Sistem administrasi yang kurang tepat.18

Dari berbagai macam faktor yang berada dalam lingkup peserta didik, maka guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan hendaknya senantiasa berusaha

15

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,Remaja Rosdakarya, 2010), h. 129

16

Nana Sudjana, CBSA:Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, op.cit, h. 6

17

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksada, 2006), h.4

18


(25)

untuk selalu memperbaiki metode mengajar dan selalu bersikap proaktif dengan peserta didik, orang tua peserta didik serta lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar.

5. Penilaian Hasil Belajar

Pengertian Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar NasionalPendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulanganharian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, danulangan kenaikan kelas. Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk :

a. menilai pencapaian kompetensi peserta didik;

b. bahan penyusunan laporankemajuan hasil belajar; dan c. memperbaiki proses pembelajaran.

Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengahsemester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan


(26)

kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua.

Secara umum tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, memperbaiki proses pembelajaran dan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa, sedangkan tujuan secara khusus adalah untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memberikan umpan balik perbaikan proses belajar mengajar, untuk memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan serta sebagai penentu kenaikan kelas.

Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut: a. Valid/sahihPenilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian

kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi(standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

b. Objektif Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender,dan hubungan emosional.

c. Transparan/terbuka Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.

d. Adil Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan

6. Pengukuran Hasil Belajar

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian


(27)

kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap (1) penguasaan materi akademik (kognitif) (2) hasil belajar yang bersifat proses normative (afektif), dan (3) aplikatif produktif (Psikomotor). Ketiga ranah kejiwaan tersebut saling terkait erat dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran, termasuk juga mengevaluasinya. Oleh karena itu, pada pelaksanaan evaluasi baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan instrument evaluasi dengan teknik tes dan non tes secara seimbang. Muara dari ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa (life skill).

7. Peningkatan Hasil belajar

Peningkatan hasil belajar adalah usaha meningkatkan atau merubah prestasi/nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran kearah lebih meningkat/baik dibanding dengan hasil sebelumnya.

Dalam penelitian ini belajar yang dimaksudkan adalah belajar mata pelajaran PKn materi Menaati Peraturan Perundang-Undangan. Materi pembelajaran ini dikembangkan dari indikator pembelajaran yang dirumuskan dari standar Kompetensi dan kompetensi dasar sesuai Permenag no 2 tahun 2008.

Hasil belajar PKn materi Hubungan antara gaya,gerak dan energi serta fungsinya diukur dengan metode tes untuk mengetahui kemamuan siswa dalam mengusai materi pembelajaran.

Peningkatan hasil belajar siswa diusahakan dengan mengadakan penelitian pada skenario dan metode pembelajaran. Dengan perkembangan skenario dan metode diharapkan mampu menggunakan dan menerapkan pada pembelajaran di kelas.

B. Metode Bermain Peran 1. Pengertian Metode

“Secara etimologi metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk


(28)

melakukan suatu pekerjaan19”. Sedangkan secara terminology “metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran20”.

Bermain peran adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa bermain peran adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku di dalam hubungan sosial.

2. Persyaratan Menggunakan Metode Bermain peran

Secara umum metode pembelajaran bermain peran dapat digunakan apabila21 :

1) Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang

2) Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan. 3) Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan. 4) Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga

diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak

5) Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

19 Ibid., Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002),h.184

20 Ibid., h,185

21 http:/oktanovia-berwandi.blogspot.com/2013/10/metode-sosiodrama-dan-teknik.html, diakses pada tanggal 20 September 2014


(29)

6) Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupan dan masa depannya kelak, terutama yang berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.

7) Untuk meningkatkan kemampuan penalaran peserta didik secara lebih kritis dan detail dalam pemecahan masalah.

8) Untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang diajarkan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi Metode bermain peran dapat digunakan apabila:

1) Keterangan secara lisan tidak dapat menerangkan pengertian yang dimaksud

2) Memberikan gambaran mengenai bagaimana orang bertingkah laku dalam situasi sosial tertentu

3) Memberikan kesempatan untuk menilai atau pandangan mengenai suatu tingkah laku sosial menurut pandangan masing-masing

4) Belajar menghayati sendiri keadaan

5) Memberikan kesempatan untuk belajar mengemukakan penghayatan sendiri mengenai suatu situasi sosial tertentu dengan mendramatisasikannya di depan penonton dan bukan memberikan keteranmgan secara lisan

6) Memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya seseorang bertindak dalam situasi sosial tertentu.22

3. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Metode Bermain peran

Menurut Ahmadi, ada beberapa pendapat tentang kelebihan dan kekurangan metode bermain peran diantaranya:

1. Kelebihan

Beberapa kebaikan dari metode bermain peran antara lain:

1) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian;

22Abu Ahmadi,Stategi Belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka Setia,2005).h.82


(30)

2) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup;

3) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri;

4) Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur. 5) Memperjelas situasi sosial yang dimaksud;

6) Menambah pengalaman tentang situasi sosial tertentu;

7) Mendapat pandangan mengenai suatu tindakan dalam sustu situasi sosial dari berbagai sudut

2. Kelemahan

1) Disamping terdapat kebaikan-kebaikan, metode bermain peran juga memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya:

2) Metode ini memerlukan waktu cukup banyak 3) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang

4) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu

5) Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramatisasi itu gagal,

6) situasi sosial yang didramatisasikan hanyalah tiruan;

7) situasi ini dalam kelas berbeda dengan situasi yang sebenarnya dimasyarakat.23

4. Teknis Penggunaan Metode Bermain peran

Metode bermain peran secara teoretis telah banyak dikenal oleh sebagian besar pendidik kita, namun secara praktisi masih banyak di antara mereka yang belum memahaminya. Terdapat beberapa petunjuk untuk dapat menerapkan metode ini, ada yang mengungkapkan secara sederhana dan ada juga yang menjelaskan secara terperinci petunjuk-petunjuk tersebut. Namun pada prinsipnya petunjuk-petunjuk itu adalah sama. Dan dalam penerapannya, dapat dikembangkan tersendiri oleh yang bersangkutan.

23Ibid


(31)

Adapun beberapa petunjuk atau langkah-langkah dalam menggunakan metode bermain peran ini tersaji dalam beberapa tahap diantaranya sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengatakan bahwa:

“sebelum melakukan bermain peran diperlukan penentuan pokok permasalahan yang akan didramatisasikan terlebih dahulu, menentukan para pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang menyaksikan jalannya cerita. Masalah yang akan didramatisasikan dipilih secara bertahap, dimulai dari persoalan yang sederhana dan dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan berikutnya yang agak sukar dan lebih bervariasi.”24

Sedangkan menurut Sudjana “Masalah-masalah yang akan ditetapkan harus menarik perhatian siswa”25 serta situasi masalah yang akan ditetapkan harus sesuai dengan tingkat usia siswa.

2. Tahap pelaksanaan.

Setelah tahap-tahap dalam persiapan terselesaikan, siswa dipersilahkan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang diminta selama kurang lebih 4 sampai 5 menit berdasarkan pendapat dan inisiasi mereka sendiri.

3. Tahap Tindak Lanjut

Seperti yang telah diungkapkan oleh sudjana dan hendrowiyono di atas bahwa apabila bermain peran telah berakhir, maka diperlukan sebuah upaya tindak lanjut. Dan mereka mengadakan diskusi sebagai salah satu alternatifnya.

Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengungkapkan bahwa:

“Bermain peran merupakan sebuah metode mengajar, jadi dalam praktiknya tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi semata, melainkan hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau

24

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,(Jakarta: Ciputat pers, 2003)..h.52

25 Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002).h.85


(32)

analisis persoalan. Dan bila dipandang perlu, siswa lainnya diperbolehkan mengulang kembali peranan tersebut dengan lebih baik lagi.”26

“Sebagai salah satu upaya tindak lanjut siswa dapat melakukan aktifitas menilai atau memberi tanggapan terhadap pelaksanaan bermain peran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil bermain peran.”27

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Lailatul Fauziyah (2012) dengan judul “Penerapan metode role playing sebagai upaya peningkatan minat dan prestasi belajar PKn pada Siswa kelas IV MI Miftahussibyan Welahan Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) adanya peningkatan presentase minat belajar siswa antara prasiklus dan siklus I 48,24% dan siklus I ke siklus II sebesar 21,5%. Sedangkan peningkatan minat dari prasiklus ke siklus 58,86%. (2) prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, hal tersebut dapat terlihat dari presentase siswa yang mencapai ketuntasan pada prasiklus 35,3% sedangkan pada siklus I 80% dan siklus II 93,75%.

Rulasmini Khotimah (2009) dengan judul “Penggunaan metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas III SD Benerwojo Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKn materi peraturan di Masyarakat dengan menggunakan metode Role Playing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. (2) hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan metode Role Playing.

D. Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) mempunyai tujuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

26 Op.cit.,h.53 27 Op.cit.,h.95


(33)

Selama proses pembelajaran, guru tidak hanya memberikan sejumlah konsep kepada siswa untuk dapat diaplikasikan oleh siswa dalam memecahkan masalah khususnya yang berkaitan dengan PKn. Dalam hal ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa sangat menentukan hasil yang akan diperoleh. Bagian dari kegiatan yang mendasar dan sistematis dalam peningkatan mutu pendidikan adalah pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem penilaian. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Proses pembelajaran yang dikembangkan di sekolah akan mempengaruhi hasil belajar. Salah satu pengukuran kualitas pembelajaran adalah tes hasil belajar dengan rata-rata nilai pada kelas V di Madrasah Ibtidaiyah (MI) relatif masih rendah. Rendahnya hasil belajar diduga disebabkan oleh beberapa hal, antara lain; sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dalam proses pembelajaran, konsep-konsep PKn pada materi kerja sama sulit dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan usaha yang dapat mengatasi masalah tersebut. Suatu usaha yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa, sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar PKn siswa. Melalui metode bermain peran (role playing) diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan metode ini diharapkan dapat memaksimalkan keaktifan siswa dalam belajar PKn dan hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Dengan memperhatikan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar pada pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Bermain Peran (role Playing)


(34)

23

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sementara itu, Metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahhkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MI Sirajul Athfal 5 Kelurahan Pancoranmas Kecamatan Pancoranmas Kota Depok Kelas V. Adapun waktu yang dipergunakan oleh penulis ini adalah 5 bulan mulai bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014

Adapun pengambilan data dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 tepatnya pada bulan September dan Oktober 2014

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Adapun esensi dari penelitian tindakan yang terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang dialami untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran atau penyempurnaan peningkatan proses dan praktek pembelajaran

Penelitian tindakan kelas yang menekankan pada penerapan metode bermain peran (Role Playing). Adapun dalam pembelajaran dengan metode STAD memiliki tahapan-tahapan yang terdiri dari 1). Menyajikan Materi, 2) siswa bermain peran sesuai materi. 3) siswa berdiskusi. 4) Guru mengadakan tes tertulis.

Tahapan ini dilakukan dalam usaha meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kegiatan rangkaian siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu :


(35)

1. Tahap Perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Tahapan awal penelitian yaitu menyiapkan skenario pembelajaran yaitu dengan menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khususnya untuk diamati. Kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung1 kemudian tahapan persiapan yang dilakukan adalah perencanaan yang matang setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran seperti membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan intrumen terdiri dari soal atau tes yang harus dikerjakan, lembar observasi dan lembar wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahapan kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atas penerapan isi rancangan ataupun juga melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu menggunakan tindakan di kelas dengan menerapkan metode bermain peran (role playing). Adapun standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

2.Memahami peraturan

perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.

2.1. Menjelaskan pengertian

dan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.

a. Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis. b. Menunjukkan kekuatan

gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

c. Memberi contoh penggunaan gaya

magnet dalam

kehidupan sehari-hari.

1

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta, Bumi Aksara,2007) cet. 4 h. 18


(36)

d. Membuat magnet. e. Menyimpulkan bahwa

gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah. f. Memprediksi

seandainya tidak ada gaya gravitasi di bumi. g. Membandingkan gerak

benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus).

h. Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan.

i. Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari

2.2. Memberikan contoh

peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, antikorupsi, lalu lintas, dan larangan merokok.

a. Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda.

b. Menggolongkan

berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.

c. Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.

d. Unjuk kerja cara menggunakan pesawat sederhana.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Tahapan ketiga yaitu selama tahapan pelaksanaan penelitian yaitu pembelajaran kegiatan pengamatan atau observasi terhadap perencanaan


(37)

pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti dimana penelitian atau pengamatan melihat situasi penelitian kemudian observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi.

Observasi dilakukan juga untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengaplikasikan pembelajaran serta menilai tindakan-tindakan yang sudah baik dan tindakan yang masih perlu diperbaiki. Kemudian pada akhir siklus dilakukan evaluasi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa serta pendapat siswa mengenai pembelajaran siswa serta pendapat siswa mengenai pembelajaran yang diharapkan maka guru dan siswa diperintahkan untuk membuat buku harian siswa di kelas.

Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif terdiri dari hasil belajar siswa melalui test. Sedangkan data kualitatif terdiri dari data tentang aktivitas belajar siswa dan hasil angket ataupun hasil wawancara.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahapa keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahapan ini, hasil yang didapat dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan perencanaan. Maka hasil dari analisis tersebut akan digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan siklus selanjutnya,

Adapun disain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut :

Planning

Acting

Observing Reflecting


(38)

Keterangan :

Planning : Perencanaan Tindakan Observing : Pengamatan Acting : Pelaksanaan Tindakan Reflecting : Refleksi

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud mengarahkan pada subjek yang menjadi sasaran penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Sirajul Athfal 5 kelurahan Pancoranmas Kecamatan Pancoranmas Kota Depok.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan atau praktisi, juga sebagai perancang kegiatan. Praktisi membuat perencanaan kegiatan, kemudian melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Adapun dalam penelitian ini dibantu seorang guru, guru ini adalah guru kelas V yang bertindak sebagai observer atau pengamat.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus yaitu :

Tahap Kegiatan

Perencanaan 1. Observasi ke sekolah MI Sirajul Athfal 5Depok 2. Mengurus surat ijin penelitian

3. Melakukan wawancara terhadap guru dan wawancara kepada siswa kelas V ( Lima )

4. Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan

5. Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran 6. Membuat instrument soal penelitian


(39)

Pelaksanaan 1. Melakukan KBM dengan diawali berdoa

2. Appersepsi guru memberikan pernyataan, menyampaikan tujuan belajar khusus

3. Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan metode bermain peran (role Playing) 4. Kesimpulan Materi

Observasi 1. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan aspek-aspek yang di evaluasi adalah mengenai prestasi belajar PKn, sedangkan mengakhiri pembelajaran dengan test. 2. Hasil evaluasi dijadikan dasar terhadap refleksi

dalam rangka perbaikan. Maka hasil dari analisis evaluasi tersebut akan dijadikan sebagai pedoman untuk merencanakan siklus berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Proses pembelajaran dengan metode bermain peran (role Playing),diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pkn materi menaati peraturan perundang-undangan. Adapun indikator untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ditetapkan sekurang-kurangnya 85% siswa mendapatkan nilai diatas 65 (enam puluh lima) sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam proses pembelajaran seperti aktif berpendapat, kemudian aktif mengerjakan tugas dan memiliki hasil belajar yang baik,serta memiliki prestasi yang tinggi dalam mata pelajaran PKn.

G. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif instrumennya adalah tes, maka dengan penelitian ini dengan tes-lah sebagai hasil belajar PKn siswa. Data kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, maka pengumpulan datanya dengan lembar


(40)

observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kelas ( observer ) dan penelitian itu sendiri.2

H. Instrument Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :

a. Tes Hasil Belajar

Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode bermain peran (Role Playing). Tes ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal tes berupa kuis atau pertanyaan singkat.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh pengamat selama proses pembelajaran PKn berlangsung di kelas. Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Pedoman Wawancara

Wawancara untuk siswa setelah siklus dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan metode bermain peran (Role Playing).

I. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kelas ini merupakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui pengamatan atau mengamati perilaku siswa atau proses terjadinya suatu kegiatan baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Oleh karena itu, selama tindakan berlangsung. Hal-hal yang diteliti adalah aktivitas siswa,aktivitas

2

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: alfabeta, 2010 ), h. 11


(41)

guru pada saat mengajar dan hasil belajar siswa dengan lembar yang telah disediakan. Hal ini sebagai bahan untuk refleksi yang akan dilakukan pada tindakan berikutnya.

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui percakapan langsung antara peneliti dengan siswa atau guru. Kegiatan ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan guru dalam menerapkan metode bermain peran (Role Playing).guna meningkatkan hasil belajar PKn kelas V di MI Sirajul Athfal 5 kelurahan Pancoranmas Kecamatan Pancoranmas Kota Depok.

3. Penilaian

Penilaian digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar yang telah dicapai oleh setiap siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran PKn khususnya materi Menaati Peraturan Perundang-undangan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun dokumen berupa foto/gambar. Kegiatan yang diambil sebagai bahan dokumentasi adalah aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran baik pada saat kerja kelompok, diskusi dan presentasi. Dokumen yang diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan sehingga membentuk satu kajian yang sistematis, padu dan utuh.

J. Analisis dan Interprestasi Data

Analisis dan interpretasi data kualitatif hasil belajar menggunakan kriteria berikut :

1. Ketuntasan Perorangan

Seorang siswa disebut tuntas belajar apabila skor yang diperoleh 65 (sesuai KKM) dan standar kompetensi memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.


(42)

2. Ketuntasan Kelas

Suatu kelas disebut telah tuntas belajar apabila dikelas tersebut terdapat ˃ 85% siswa yang mencapai skor 65 dengan standar kompetensi menjelaskan memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.

Untuk menentukan skor yang diperoleh digunakan rumus :

3. Analisis Data Observasi

Observasi dilakukan terhadap guru yaitu mengenai pengelolaan kelas,serta bagi siswa yaitu tentang keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan pedoman penskoran pada lembar observasi yang telah dibuat.

Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah pembelajaran selesai. Skor total yang telah diperoleh tersebut dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

4. Analisis data wawancara

Data dari hasil wawancara dengan guru dan siswa dianalisis secara deskripstif kualitatif untuk mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa tentang upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui metode bermain peran (Role playing) di MI Sirajul Athfal 5Depok.

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah siklus 1 selesai dan ternyata hasiil yang diharapkan belum memenuhi kriteria seperti yang diharapkan, yaitu peningkatan tes hasil belajar PKn siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.


(43)

Kegiatan penelitian ini akan berakhir bila penelitian menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji pendekatan realistik dapat meningkatkan tes hasil belajar PKn siswa. Banyak faktor lain yang mempengaruhi tes hasil belajar PKn siswa, Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor lain.


(44)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Adapun profile madrasah tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Nama Madrasah : MI SIRAJUL ATHFAL 5

2. Nomor Statistik Madrasah : 111232760097 /NPSN 60710007 3. Akeditasi Madrasah : “ A “

4. Alamat Lengkap Madrasah : Jalan : Raya Pitara

Desa/Kelurahan : Pancoran mas

Kecamatan : Pancoran mas Kabupaten/Kota : Depok Provinsi : Jawa Barat

5. NPWP : -

6. Nama Kepala Madrasah : Amsanih,S.Pd. M.MPd.

7. No. Telp/HP : 021-7754448

8. Nama Yayasan : SIRAJUL ATHFAL

9. Alamat Yayasan : Jl. Raya Pitara - Panmas Pancoranmas Kota Depok 10. Telp. Yayasan : 021-7754448

11. No. Akte Pendirian Madrasah : 125/sek/H.8/71 12. Kepemilikan Tanah : Yayasan

a. Status Tanah ( Wakaf ) b. Luas Tanah ( 1050 m2 ) 13. Status Bangunan : Milik Yayasan

14. Luas Bangunan : 1300 m2

15. Tahun Beroperasi : 1986 16. Data Siswa 3 ( Tiga ) tahun terakhir


(45)

Tahun Ajaran

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah

Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel

2010/2011 93 3 88 3 86 2 267 8

2011/2012 68 2 84 3 86 3 238 8

2012/2013 81 3 64 2 83 3 228 8

Tahun Ajaran

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah

Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel Jml. Siswa Jml. Rombel

2010/2011 75 2 69 2 66 2 210 6

2011/2012 81 2 77 2 61 2 219 6

2012/2013 89 3 82 2 73 2 244 7

17. Data Sarana dan Prasarana

No Jenis Prasarana Jml. Ruang Jml. R Kondisi Baik Jml. R Kondisi Rusak Kondisi Kerusakan Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat

1 Ruang Kelas 10 7 3 3

2 Perpustakaan 1 1

3 R. Lab. IPA -

4 R. Lab. Biologi -

5 R. Lab. Fisika -

6 L. Lab. Kimia -

7 R. Lab. Komputr 1 1 1

8 R. Lab. Bahasa -

9 R. Pimpinan 1 1

10 R. Guru 1 1

11 R. Tata Usaha 1 1


(46)

13 Tempat Ibadah -

14 R. UKS -

15 Jamban 3 1 2 2

16 Gudang -

17 R. Sirkulasi -

18 Tempat Olahraga 1 1

19 R. OSIS -

20 R. Lainya -

18 Data Pedidik dan Tenaga Kependidikan

No Keterangan Jumlah

Pendidik 23

1 Guru PNS di Perbantukan Tetap 3

2 Guru Tetap Yayasan 5

3 Guru Honorer 15

4 Guru Tidak tetap

Tenaga Kependidikan 4

1 Kepala Sekolah 1

2 TU 1

3 Penjaga Sekolah 1

4 Ekstra Kurikuler 1

2. Visi, Misi dan Tujuan MI Sirajul Athfal 5 Visi :

Mewujudkan masyarakat madrasah yang beriman, bertaqwa dan berilmu yang berlandaskan akhlakul karimah dan berwawasan global

Misi :

a) Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan b) Mewujudkan suasana kekeluargaan diantara warga madrasah


(47)

c) Mencetak lulusan madrasah yang berakhlakul karimah, serta berprestasi dan memiliki wawasan

B. Deskripsi dan Analisis Data

Penelitian pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke MI Sirajul Athfal 5dimana subjek penelitian pada tindakan ini adalah kelas V dengan jumlah siswa 26 orang. Hasil observasi diperoleh berdasarkan pengamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014.

Pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2014 peneliti menemui para siswa kelas V untuk melakukan wawancara seputar proses pembelajaran PKn. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran PKn di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan para siswa, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru bidang studi adalah ceramah, persentasi, dan tanya jawab.

2. Dari 26 siswa, hanya beberapa siswa yang kurang menyukai pelajaran PKn. Alasan siswa menyukai pelajaran PKn adalah karena materi yang ada dalam pelajaran PKn sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan yang tidak menyukai karena istilah dalam pelajaran PKn susah untuk diingat. 3. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM

dengan rata-rata nilai terendah yang diperoleh 40 dan nilai tertinggi 80. 4. Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar PKn terutama pada materi materi

tertentu seperti perundang-undangan.

5. Proses pembelajaran cenderung menjenuhkan dan membosankan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru monoton dan belum bervariasi.

6. Guru memberikan contoh materi pelajaran dengan menyangkutkan pada kehidupan sehari-hari dan memberikan latihan dengan mengerjakan tugas LKS.


(48)

7. Jika materi yang berhubungan dengan teori siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

8. Guru kurang mempunyai jiwa humaris atau cenderung serius saat mengajar. 9. Cara siswa mengatasi kesulitan dalam belajar atau memperbaiki nilai adalah

dengan membuat catatan, membaca lebih sering, menghapal, mendengarkan penjelasan lebih serius atau fokus dan bahkan ada yang terang-terangan mengatakan menyontek atau bekerja sama dengan temannya.Langkah tersebut dapat meminimalisir dan membantu siswa dalam belajar.

Pada tanggal 17 Juli 2014 peneliti menemui guru kelas V untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran PKn di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Guru dalam mengajar tidak membuat persiapan-persiapan khusus seperti RPP dan bahan pendukung lainnya, karena mengajar telah dianggap sebagai kegiatan rutin sehari-hari saja.

2. Metode yang dipakai guru biasanya ceramah, tanya jawab, persentasi dan penugasan.

3. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM jika dipersentasikan sebesar 60%.

4. Nilai KKM untuk mata pelajaran PKn 6,5

5. Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar terutama dalam hal mengingat istilah-istilah dalam pembelajaran PKn.

6. Interaksi guru dengan siswa kurang, walaupun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya, biasanya siswa diam. Tetapi kalau ada soal yang sulit baru mereka mau bertanya. Selain itu, kalau mengajukan pendapat jarang sekali tetapi kalau ditanya ada beberapa siswa yang menjawab. Kalau tidak ada pertanyaan, tidak ada inisiatif memberikan pendapat.

7. Masalah utama yang menjadi faktor penghambat dalam proses pembelajaran adalah rendahnya motivasi belajar siswa.


(49)

8. Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa, guru biasanya memberikan semangat kepada para siswa dengan membuka wawasan bahwa sekolah tidak hanya untuk belajar saja tetapi juga menata masa depan yang lebih baik. 9. Pada saat mengalami kesulitan belajar di kelas siswa hanya diam dan tidak

bertanya pada guru, hanya pada saat mengerjakan latihan soal yang sulit siswa baru bertanya kepada guru.

10. Biasanya untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, materi yang dirasa belum dimengerti diulang kembali penjelasannya sampai siswa benar benar mengerti setelah itu baru guru melanjutkan ke materi selanjutnya. Selain itu menegur siswa yang ribut mengganggu temannya yang sedang belajar,mengkondisikan kelas yang gaduh menjadi kondusif.

Pada tanggal 17 Juli 2014 peneliti melakukan observasi pembelajaran PKn di kelas V. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran PKn di kelas tersebut. Hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan. 2. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada awal

pembelajaran. Namun pada pertengahan jam pelajaran, beberapa siswa mulai acuh. Ada siswa yang berbincang dan bersenda gurau dengan temannya, ada juga yang melamun bahkan mengantuk dan tertidur.

3. Tidak ada siswa yang bertanya tentang materi yang disampaikan guru. Mereka hanya bertanya saat mengerjakan latihan soal yang dianggap sulit. 4. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi

bagi beberapa siswa sudah baik.

5. Kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya dianggap kurang, karena tidak merata ke semua siswa dan banyak juga yang lupa ketika ditanyakan materi pelajaran yang lalu.

6. Siswa berdiskusi hanya pada saat mengerjakan latihan soal.

7. Siswa yang duduk di barisan depan terlihat antusias, sementara ekspresi sebagian besar siswa terlihat biasa saja.


(50)

8. Jumlah siswa yang hadir pada saat observasi berjumlah 23 orang.

9. Guru mengkaitkan materi pelajaran dengan realita dalam kehidupan sehari-hari.

10. Guru menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan.

Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta observasi pembelajaran di kelas tersebut digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan tindakan siklus I.

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan,antara lain:

1) Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam tahapan perencanaan dilakukan berdasarkan seluruh informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan menggunakan metode bermasin peran (Role Playing) yang diaplikasikan ke dalam rencana pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan , menyusun lembar latihan soal untuk tes.

2) Tahap Pelaksaaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan dari tanggal 13 – 14 Agustus 2014 dengan materi menaati peraturan perundang-undangan.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 Agustus 2014, sebelum memulai proses belajar mengajar peneliti mengabsen kehadiran siswa untuk mengenal siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa di kelas. Pada hari tersebut siswa hadir semua. Setelah itu peneliti membuka pelajaran dengan diawali berdoa bersama. Selesai mengkondisikan kelas peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan awal kepada siswa sebelum masuk dalam proses pembelajaran. Pertanyaan ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.


(51)

Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan peneliti kepada siswa di awal pembelajaran yaitu dengan siswa diminta menyebutkan macam-macam peraturan perundang-undangan yang diketahui.

Apersepsi dan motivasi yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti beberapa siswa merespon pertanyaan dengan jawaban yang mereka berikan. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk pertanyaan kepada siswa mengenai macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah, menjelaskan pengertian perundang-undangan, perbedaan fungsi peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah. Setelah memberikan apersepsi dan motivasi seputar pembelajaran kepada para siswa, peneliti melanjutkan ke materi pembelajaran dengan menyajikan materi pelajaran. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, peneliti menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan bermain peran (role playing). Setelah materi dijelaskan, peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari 4-5 orang. Dimana dalam strategi ini masing-masing kelompok akan melakukan diskusi

Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan lapangan bahwa saat proses pelaksanaan metode bermain peran (role playing) masih terdapat siswa yang kebingungan dalam proses pelaksanaan strategi ini, para siswa umumnya kebingungan dan malu-malu dalam hal melaksanakan bermain peran, banyak juga siswa yang kurang percaya diri dalam hal mengungkapkan pemikirannya dalam diskusi. Setelah selesai bermain peran dan berdiskusi, peneliti dan siswa bersama menyimpulkan hasil diskusi.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Agustus 2014 dengan jumlah siswa yang hadir 26 orang. Setelah mengabsen kehadiran siswa, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, sebelum masuk materi pelajaran terlebih dahulu peneliti mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, dalam mengungkapkan kembali pelajaran yang telah lalu hampir semua siswa dapat menjelaskan tentang macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah,


(52)

menjelaskan pengertian perundang-undangan, perbedaan fungsi peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah. Setelah mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, peneliti mengkondisikan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini kepada siswa.

Apersepsi dan motivasi diberikan peneliti dengan meminta siswa mengidentifikasi berbagai hal yang perlu diatur dengan undang-undang, menjelaskan sebab beberapa hal yang perlu diatur dengan undang-undang. Memasuki proses belajar mengajar, peneliti memberikan materi pelajaran. Pada pertemuan kedua ini,saat melaksanakan metode bermain peran (role playing) para siswa sudah mulai mampu melaksanakan drama dan diskusi dengan baik, dan sudah mulai mempunyai rasa percaya diri untuk berbicara didepan siswa lainnya untuk mengungkapkan pendapatnya, serta beberapa siswa dimasing-masing kelompok sudah mampu memberikan penjelasan kepada siswa lainnya yang belum begitu paham.

Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes diberikan pada saat itu juga.

3) Tahap Pengamatan/Observasi

Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terpantau oleh peneliti antara lain:

a) Pada pertemuan pertama peneliti belum bisa sepenuhnya menguasai siswa,sehingga pembelajaran belum berjalan kondusif.

b) Peneliti dan siswa masih menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran. c) Beberapa siswa masih terlihat asyik bercanda dan mengobrol ketika

peneliti menjelaskan materi pelajaran.

d) Peneliti kurang tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh di kelas. e) Belum banyak siswa yang bertanya, tetapi siswa lebih sering

mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.


(53)

f) Siswa masih belum tepat jika diminta memberikan contoh seputar pelajaran.

g) Penerapan metode bermain peran masih belum optimal. Karena siswa masih kebingungan dalam hal melaksanakan drama dan diskusi.

h) Dalam mengkonfirmasi jawaban yang telah didapatkan oleh siswa belum maksimal. Karena tidak semua siswa yang menyimak dan terbentur waktu istirahat.

i) Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil belajar siswa. Setelah pertemuan ke-2 peneliti mengadakan tes akhir siklus I.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas V melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.

Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain:

a) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa pelaksanaan metode bermain peran (role playing).

b) Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan saat penerapan metode bermain peran (role playing).

c) Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh.

d) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam menjelaskan materi pelajaran, penerapan metode bermain peran (role playing) dan kesimpulan hasil belajar.

e) Perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang cepat menguasai materi.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa dalam materi hubungan gaya, gerak dan energi.Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan


(1)

a.

SUASANA

KBM

SAAT PENELITIAN

DI

KEIAS

V

MI

SIRA'UL ATHFAL

5


(2)

Nama

NIM

Junlsan Judul Skripsi

UJI REFERf,NSI

Maryati

8090183000618

Pendidikan Gunr Madras ah Thtirlaiyah

(PGMI)

Upaya Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn melalui

Penerapan Metode Bermain Peran (Role

Plrying)

di

MI

Sirajul A +Lf^l (

ANDAI J

No

PENGARANG

DAI\I

JIIDUL

PARAF

PEMBIMBING

I

Dra. Masitoh, M.Pd

&

Laskmi Dewi, M.Pd.Snarcgi

P embelaj aron(Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam,2009)

h.t7

4

2 Syaifirl Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belaiar Mengajar, cet.

III,

(Jakarta: PT. Rineka

Cipta

2006),hlm.

73.

l"Jt

4

J Roestiyah

N.K

Srraregr Belaiar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta

2008), hlm. 2.

7

4

Mustaqim, P sikologi

Pendidikan

(Semarang:Fakultas

Taftiyah IAIN

Walisongo, 2009), hlm. 3 9.

+

5

Imam d, Ghazali,

Ihya

Wumudin,

Juzz, (Al

Maktabah

Al

Syamilah),

hlm.76.

4

6

Harjanto,

Perencanaan

Pengajaran,

(Jakarta:

PT

Rineka Cipta

2005), hlm.174.

7

Djemari Mardapi, Tefuik

Penyusunan Instrumen Tes

Dan

Non

Tes,

(Yogyakarta:

Mitra

Cendikia Prss, 2008), h1m.149.

T

8

Imam

al

Muslim,

Shahih Muslim,

juz

13,

(Al

Maktabah Al

Syaamilah), hlm.2 I 2. Hadits No. 486?.

\-r

9

Nana Sudjana, Penilaian

Hasil

Proses Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Aksada,2006),

llJm,.2.

I

IU Sumadi Suryabrat4 Psikologi Pendidikon, (Jakarta: Bajawali Press,


(3)

I

l

1

I I

maja Rosdakarya, 2010),

wa

Aktif

dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:

Bumi

Aksada,

2006),hlm'

6

Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:

Bumi Aksada, 2006), hlm.4

ikan Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia,

2002),h.184

sPot'com/20 I 3/1

O/metode-sosiodrarrra-dan-tcknik.nt*

plafscs

Pada Tanggal 20 Scptcmbcr

. (Bandung: Pustaka Setia'

@dologi

Pembelaj aran Agama Is1am,(Jakarta: Ciputat pers, 2003)

"h'52

Mengajar' (Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2002).h.85

Suharsimi

Arikunto,

Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta,

Bumi

Aksara,2007) cet. 4

h.

18

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: alfabeta,2010 ),

h.

11

Jamal lvla'mur, 7 Tips

Aplikasi PAKEM,

(Jogjakarta:Diva Press,

21 l:;:-;a

a-r1L

Ln

20lt),

Cet.1, h. 67

Jakarta,

NoPember 2014 Mengetahui

Pembimbing,

T

LFAH FAJARTM, M.Si

Dr

NIP

1 9670 8281993032006


(4)

v----=

Nomor : Un.01/F-11KM.01

il

.

"....n014

Lamp.

: OutlinelProposal

[Ial

: Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala

MI

Sirajul Athfal 5 Pitara

KeVKec. Pancoranmas Depok

Di

Tempat

Jakarta, 01 Juli 2014

Assalamu' alailatrn lVr.

W.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

NIM

Jurusan Semester Judul Skripsi

M*ryati

809018300618

PGMI DUOL MODE

wtr

Upaya Guru dalam Meningkatkan Hacil Belajar PKn Siswa dengan Penerapan Metode Bermain Peran (Rok Pluying'1di

MI

Sirajul

Athfal

5

Depok

Adalah benar mahasiswa./I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun

skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di sekolah yang Saudara Pimpin

Untuk

itu

kami

mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian

dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudar4 kami ucapkan terima kasih.

Was salamu' aldifurm Wr.

W.

A.n Dekan

Kajur Pendidikan Gunr

MI

ffi19^,

ffi'"ffi;#loorr,,r,,

Tembusan:

1. DekanFITK

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik

3. Mahasiswa yang bersangkutan

I(EhffiNTERIAN

AGA}iTA

FORM

(rR)

No-

Dokureo

: FITK-FR-AKD482

t]IN

JAKARTA

Tgl.Terbit

:lMaret2Ol0

rITK

No.

Revisi

:01

Jl-Ir.t{.Juanda No95 Cioutat 15412 lodonesia HoI : l/l


(5)

ffi

MADRASAH

IBTIDAIYAH

SIRAJUT

ATHFAT

V

Jl.

Raya Pitara Pancoran Mas Kota Depok 16436

Telp. (021)

7754448

NSM

:

111232760097

NPSN

:20228606

SURAT

KETERANGAI\i MELAKSANAKAI\I PENELITIAN

NOMOR

: 025/SK/lvII -S

Alxllz0l

4

Yang

bertanda

tangan dibawah

ini,

Kepala

Madrasah

lbtidaiyah Sirajul

athfal

5

Pitara Pancoranmas Kota Depok menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama

Jenis kelamin

NIM

Tempat

&

Tg1.

Lahir

Alamat Rumatt

MARYATI

Perempuan 8090183000618

Depok, 16 Januari 1966

Kp. Pitara RT 02113 Kel/Kec. Pancoran Mas Kota Depok

Menerangkan bahwa

ftlma

tersebut diatas

telah

melaksanalcan

penelitian (riset)

di

Madrasalt

Ibtidaiyatr Sirajul

Athfat

5 untuk melengkapi karya ilmiahnya

(Skripsi)

yang

berjudul'

Upaya

Guru

dalam

Meningkatkan Hasil Belajar PKn

Siswa

melalui

Penerapan

Metode Bermain

Peran (Role

Playung)

diMI

Sirajul

Athfal5

Depok'.

Demikian sruat keterangan

ini

diberikan agar dapat dipergunakan sebaik-baikn-va.

Nopember 2014


(6)

Nama

Tempatffane€al

l.ahir

Jenis

Kelamin

Agama

Alamat

Pendidikan

Pekerjaan

BIODATA

PEI\[['US

MARYATI

Depok,

L6lallrrwil966

Perempuan Islarn

: Kp. Pitara RT 02113

KeVkec.Pancoranmas Kota Depok

1. Lulus

MI

Tatrun 1981

di

MI

Sir.Athfat 5 Pitara 2. Lulus

MTS

Tahun 1989 di

MTs Al-Hi Myah

3. Lulus

MA

Tahrm

lWz

dt SPG 3 Ps.Minggu

TenagaPengajar di

MI Sinjut Atfal

5


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok

1 6 93

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

Upaya guru dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa melalui penerapan metode bermain peran di MI Sirajul Athfal 5 Depok: PTK di MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok

0 11 106

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS IV MELALUI PENERAPAN METODE THINK- Peningkatan Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar PKn Kelas IV Melalui Penerapan Metode Thinkpair-Share Di SDN Sugiharjo 02 Pati Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 0 17

PERAN GURU PKn DALAM UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH.

1 2 41

Jurnal Peningkatan Sikap Demokratis Siswa Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Pkn | Makalah Dan Jurnal Gratis

0 0 8

PDF ini UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN PADA MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Sugiyarti | 1 PB

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI MENUNJUKKAN SIKAP TERHADAP GLOBALISASI DI LINGKUNGANNYA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS IV SD 4 CRANGGANG TAHUN 20132014

0 0 21

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS X.2 SMA N 1 TALAMAU

0 0 12

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN PKn di SDN

0 0 17