Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Pendekatan Problem Solving pada Konsep Hukum Fadraday

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
BERORIENTASI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA KONSEP
HUKUM FARADAY

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH:
SYIFA FATHYA LEONITA
NIM. 109016200021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK


Pengembangan

Lembar

Kegiatan

Siswa

(LKS)

Berorientasi

Pendekatan Problem Solving pada Konsep Hukum Fadraday

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) berorientasi pendekatan problem solving pada konsep hukum
Faraday. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan proses
pengembangan mengacu kepada model pengembangan 4-D. Subjek
penelitian ini adalah LKS. Instrumen yang digunakan utnuk memperoleh

data, yaitu: (1) angket penilaian, (2) kuesioner respon siswa, (3) lembar
observasi pembelajaran, dan (4) rubrik hasil pengerjaan LKS. Hasil dari
penelitian ini ditemukan bahwa LKS dapat dikembangkan menggunakan
model 4-D, yaitu (1) define (pendefinisian) dengan dilakukan penentuan
kebutuhan, analisis karakter siswa, dan penentuan tahapan problem solving
IDEAL sebagai tahap pengerjaan dalam LKS, (2) design (perancangan)
meliputi penyusunan LKS, buku panduan guru, dan RPP, (3) develop
(pengembangan) dengan melakukan pencetakan LKS, validasi ahli dan
praktisi, revisi I, uji coba, serta revisi II dan dihasilkan LKS yang memiliki
kualitas sangat valid, praktis, dan sangat efektif. Maka dari penelitian ini
dihasilkan LKS yang berkualitas tinggi yang memiliki landasan teori kuat
dan layak digunakan (valid), LKS dapat digunakan oleh siswa dengan baik
(praktis) serta memenuhi tujuan pembelajaran (efektif).
Kata Kunci: Pengembangan LKS, Model Pengembangan 4-D, Pendekatan
Problem Solving

Syifa Fathya Leonita (Pendidikan Kimia)

v


ABSTRACT

Developing Student Worksheet Oriented On Problem Solving
Approach For Faraday Law Concept

The aim of this research was to describe the development of student
worksheet oriented on problem solving approach for Faraday law concept.
The development of the student worksheet follows 4-D model, there are:
define, design, develop, and disseminate. The instruments of this research
are validation and student response quetionare, learning observation sheet,
and worksheet rubric. The development process of student worksheet are:
1) define: needs, student and task analyze, 2) design: determining and
writing the component of the student woksheet based on analyze phase, 3)
develop:doing expert validation, revising student worksheet based on
validation, try out the worksheet in classroom which implementing the
learning process to examine its effectiveness and practicality, and revising
student worksheet based on the result of try out. The try out was conducted
to student of XII IPA at SMA Negeri 11 Tangerang Selatan. The result of
this research show that the development student worksheet can be done
with 4-D model, and that worksheet has a high quality with high validity,

practiccaly, and high effectiveness. The conclusion of this research is
student worksheet can be developed with 4-D model and the student
worksheet based on state of the art knowledge (valid), realistically usable
(practically), and fulfill the aim of learning (effective).
Keywords: student worksheet, problem solving approach, 4-D developing
model
Syifa Fathya Leonita (Science Education, Chemistry)

vi

ᙉࡉࡔࡅ࡛຾ࡗࡓ࡛ࡣ࠶ࡾࡲࡏࢇࠋ
⚾ࡢヨࡳࡣယࢀ࡜ࢥ࣑࢝ࣝࡉࢀࠊࡓ࡜࠼
ࡑࡋ࡚⚾ࡣ⚾ࡢᩋ໭ࡢἾ࡟そࢃࢀࡓࢇࡔ࡜ࡋ࡚ࡶࠊ
⚾ࡣᡓ࠸⥆ࡅࡿ࡜⚾ࡣᆅ㠃࡟ᶓࡓࢃࡿࡼ࠺࡟✵ࢆぢୖࡆࡿࡇ࡜ࡀ࡛ࡁࢀࡤࠊ
୍ே࡛ࡑࢀࡀ┿ࡢᙉࡉࡢド࡛ࡍ㸟
἞அ᭷⏣㸦࢔ࢡࢭࣝ·࣮࣡ࣝࢻ㸧

Strength isn’t just about winning.
Even if my attempts are pathetic and comical,
and even if I’m covered in the mud of my defeat,

if I can keep fighting and look up at the sky as I lie on the ground,
that alone is proof of true strength!
Haruyuki Arita (Accel World)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan
krunia yang Engkau limpahkan, sehingga skripsi ini telah terselesaikan
dengan baik.
Skripsi ini Kupersembahkan kepada:
1. Orang tua, Ibu Sri Haryati, S.Pd, yang tak henti memberikan doa, kasih
saying serta dukungannya kepadaku. Adik tercinta Muhammad Haykal
Fathir, Kalian adalah bintang paling terang dalam jagad raya. You’re
the reason I can stand on , and I cant be who I am now, I love you and
always will from the bottom of my heart.
2. Keluarga besar Tjaom Tjajang yang telah memberikan dukungan untuk
peneliti di setiap harinya.
3. Vicky Romiyano, S.Mb untuk segala celotehan, anime, saran, serta tak
hentinya memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan tugas akhir

ini. (ឡࡋ࡚ࡃࢀ࡚࠶ࡾࡀ࡜࠺ࠋ)
4. Sahabat terbaik, Dessy Rositasari, Maharani Intan Kartika, Nur Wal
Jiniyana, Ika Destari Aullia dan Yonita Tyas Lokita, S.Pd yang telah
membantu dalam penelitian, selalu saling mengingatkan, saling tertawa,
saling bercanda. You’re awesome guys!
5. Tim Tari Bentara Budaya Jakarta, dan Sanggar Tari Ayunda Puspita.
Hanna Muliadini, Destriana Elly, Tika Pertiwi, Siti Bintari, serta guru
tari Mba Sekarina, terima kasih atas segalanya. Terima kasih para
penari cantikku.
6. Sahabat seperjuangan, Anita Eka Pratiwi, Sarah Hanifa Purnomo,
Riska Pridamaulia, Uswatun Khasanah, serta seluruh anggota kelas
kimia 2009. Terima kasih atas tahun-tahun terbaik suka duka yang telah
dilewati bersama. Canda serta tawa masih terasa hingga saat tugas ini
disusun.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim


Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia, kesehatan lahir dan batin kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Pendekatan Problem Solving pada Konsep
Hukum Faraday”.
Sungguh peneliti hanya seorang manusia biasa yang membutuhkan bantuan
dan dukungan dari banyak pihak dalam menyusun tugas akhir ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih tak terbatas kepada:
1.

Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta wakil dan para staffnya.

2.

Ibu Baiq Hana Susanti M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA.

3.


Bapak Dedi Irwandi M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan
sekaligus validator yang telah

banyak memberikan saran dan masukan

kepada peneliti dalam memperbaiki produk penelitian.
4.

Bapak Tonih Feronika M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan arahan serta saran kepada peneliti.

5.

Ibu Nanda Saridewi, M.Si, dosen pemimbing yang tanpa henti memberikan
semangat, arahan, ide serta saran dan dorongan kepada peneliti.

6.

Bapak Burhanudin Milama, M.Pd , dosen pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan serta semangat untuk segera menyelesaikan tugas

akhir ini.

7.

Ibu Salamah Agung, M.A., Ph.D, sebagai validator yang telah memberikan
banyak saran terhadap pengembangan LKS.

8.

Bapak Iwan Setiawan, S.Pd, sebagai Kepala Laboratorium Kimia yang telah
banyak membantu dalam menyusun LKS pengembangan maupun uji coba
LKS.

ix

9.

Seluruh dosen jurusan pendidikan IPA, khususnya prodi pendidikan kimia,
terima kasih atas bimbingannya selama ini.


10. Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
11. Ibu Siti Romiyati, S.Pd sebagai guru kimia SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan serta validator produk penelitian, yang telah memberikan saran dan
dengan tangan terbuka memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas
XII IPA.
12. Seluruh guru serta staff SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan, terima
kasih atas bantuan serta dukungannya selama melakukan penelitian.
13. Seluruh siswa-siswi XII IPA SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan yang
telah membantu peneliti. Terima kasih banyak atas segalanya.
14. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih
banyak.

Jakarta, 16 April 2014

Syifa Fathya Leonita

x

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ............................................................. 9
1. Pengertian LKS ............................................................................... 9
2. Fungsi Lembar Kegiatan Siswa (LKS)............................................ 11
3. Tujuan Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ....................... 11
4. Macam-macam Bentuk Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ................. 11
5. Penulisan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ...................................... 13
6. Struktur Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ......................................... 14
xi

7. Komponen Evaluasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ...................... 14
B. Pendekatan Pemecahan Masalah (problem Solving Approach) ........... 15
1. Pengertian Pendekatan Pemecahan Masalah ................................... 15
2. Taksonomi Pemecahan Masalah ..................................................... 18
3. Tahap dalam Pendekatan Pemecahan Masalah ............................... 18
C. Model Pengembangan Perangkaat Pembelajaran 4-D .......................... 24
D. Kualitas Produk Pengembangan ........................................................... 27
E. Tinjauan Materi Hukum Faraday.......................................................... 29
1. Penjabaran Indikator ........................................................................ 29
2. Pemaparan Materi Hukum Faraday ................................................. 30
F. Penelitian yang Relevan........................................................................ 31
G. Kerangka Berpikir................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian .............................................................. 36
B. Metode Penelitian ................................................................................. 36
C. Alur Penelitian ...................................................................................... 36
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 41
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 45
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 49
B. Pembahasan ......................................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 86
B. Saran ..................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 88
LAMPIRAN ....................................................................................................... 91

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Hukum Faraday........ 29
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Penilaian ............................................................. 42
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi ............................................................ 43
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Respon Siswa .................................................. 44
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian ............................................................................ 46
Tabel 4.1 Analisis Struktur Isi ........................................................................ 51
Tabel 4.2 Judul Lembar Kegiatan Siswa ........................................................ 53
Tabel 4.3 Penilaian Kualitas LKS oleh Validator ........................................... 58
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba ......................................................... 61
Tabel 4.5 Hasil Validasi LKS ......................................................................... 63
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ......................................... 65
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Respon Siswa ....................................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 68

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir.................................................................. 35
Gambar 3.1 Alur Penelitian .................................................................................. 40
Gambar 4.1 Peta Konsep dalam LKS ................................................................... 54
Gambar 4.2 Tampilan Petunjuk Penggunaan LKS ............................................... 54
Gambar 4.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam LKS ................. 55
Gambar 4.4 Aktivitas dalam LKS ......................................................................... 56
Gambar 4.5 Tampilan Salah Satu Kesimpulan dalam LKS .................................. 56
Gambar 4.6 Revisi pada Sampul LKS .................................................................. 59
Gambar 4.7 Revisi pada Gambar Ilustrasi Aktivitas 1 ......................................... 60
Gambar 4.8 Revisi pada Halaman Informasi ........................................................ 60
Gambar 4.9 Halaman Penjelasan Tahapan LKS ................................................... 62
Gambar 4.10 Revisi Tampilan Judul Aktivitas ..................................................... 63
Gambar 4.11 Tampilan Kalimat Pengantar Aktivitas ........................................... 63
Gambar 4.12 Grafik Hasil Validasi pada Tahapan Problem Solving ................... 64
Gambar 4.13 Grafik Hasil Observasi Terhadap Tahapan Problem Solving ......... 66
Gambar 4.14 Grafik Hasil Respon Siswa Terhadap Tahapan Problem Solving... 67
Gambar 4.15 Grafik Hasil Pengerjaan Tahapan Problem Solving oleh Siswa ..... 69

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Analisis Tugas (Tazk Analysis) .................................... 91
Lampiran 2. Analisis Konsep ........................................................................ 92
Lampiran 3. Analisis Prosedural ................................................................... 93
Lampiran 4. RPP ........................................................................................... 97
Lampiran 5. Perumusan Tujuan .................................................................... 103
Lampiran 6. Peta Kebutuhan......................................................................... 105
Lampiran 7. Hasil Analisis Tugas ................................................................. 106
Lampiran 8. Lembar Angket Penilaian LKS ................................................ 111
Lampiran 9.Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ............................... 113
Lampiran 10. Lembar Kuesioner Respon Siswa........................................... 115
Lampiran 11. Rubrik Angket Penilaian ........................................................ 120
Lampiran 12. Rubrik Lembar Observasi ...................................................... 126
Lampiran 13. Lembar Validasi Angket Penilaian ......................................... 128
Lampiran 14. Lembar Validasi Lembar Observasi ....................................... 129
Lampiran 15. Lembar Validasi Kuesioner Respon Siswa ............................ 130
Lampiran 16. Lembar Validasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ................... 131
Lampiran 17. Perhitungan Angket Penilaian ............................................... 132
Lampiran 18. Perhitungan Lembar Observasi .............................................. 133
Lampiran 19. Perhitungan Lembar Kuesioner Respon Siswa ...................... 134
Lampiran 20. Perhitungan Hasil LKS Aktivitas 1, 2, dan 3 ......................... 135
Lampiran 21. Produk LKS 1(awal) ............................................................... 138
Lampiran 22. Produk LKS 2 (hasil revisi I) ................................................. 157
Lampiran 23. Produk LKS 3 (hasil revisi II) ................................................ 178
Lampiran 24. Buku Panduan Guru ............................................................... 204
Lampiran 25. Lembar Uji Referensi ............................................................. 231
Lampiran 26. Foto Kegiatan Penelitian ........................................................ 243
Lampiran 27. Surat Keterangan Penelitian ................................................... 244
Lampiran 28. Profil Penulis .......................................................................... 245

xv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di seluruh tingkat satuan
pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
menengah atas sampai pendidikan tinggi (universitas) adalah pembelajaran
IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu gejala
alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip saja tetapi
merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan konpetensi agar
peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terbagi kedalan beberapa cabang ilmu salah
satunya adalah kimia.
…Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban
atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang
berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA
mempelajari sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur, dan
sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat yang melibatkan
keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia
yang tidak terpisahkan , yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan
dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran
kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik
ilmu kimia sebagai proses dan produk. 1
Dalam peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No.
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) disebutkan bahwa
bahwa peserta didik harus menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif secara mandiri serta menunjukkan kemampuan
1

Depdiknas, Model-model
(Depdiknas,2007), h. 159

Pembelajaran

Matematika

1

dan

Ilmu

Pengetahuan

Alam,

2

menganalisis dan memecahkan masalah kompleks. 2 Berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam
era persaingan global. Dengan memiliki kemampuan tersebut siswa akan
dapat menghadapi tantangan dan mandiri dalam kehidupannya. Akan tetapi
saat siswa diberikan masalah (dalam hal ini persoalan kimia) yang sedikit
berbeda dari contoh yang diberikan dalam konsep yang sama, banyak peserta
didik yang tidak dapat memecahkan masalah tersebut. Hal tersebut member
gambaran bahwa kemampuan pemecahan masalah pada siswa masih terbilang
rendah.
Tuntutan era globalisasi saat ini juga mensyaratkan agar dalam belajar,
siswa tidak hanya menerima dan meniru apa yang diberikan guru, tetapi harus
secara aktif berbuat atas dasar kemampuan dan keyakinan sendiri. Cara ini
diharapkan dapat mengantarkan siswa menjadi manusia mandiri dan kreatif.
Sedangkan hal yang terjadi di lapangan mengindikasikan bahwa sebagian
besar lulusan sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sulit untuk bisa
dilatih kembali dan mengembangkan diri. 3
Kenyataan di lapangan, siswa hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menerapkannya jika menemukan masalah dalam kehidupan nyata
yang berhubungan dengan konsep yang telah dimiliki bahkan siswa kurang
mampu menentukan masalah dan merumuskannya. 4 Menurut Arends, “it is
strange that we expect students to learn yet seldom teach them about learning,
we expect student to solve problems yet seldom teach then about problem
solving” 5 , yang berarti dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk
belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang siswa untung belajar dan

2

Depdiknas, Permendiknas No. 23 Tahun 2006, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan
Pengembangan Depdiknas, 2006), h.350-351
3
Trianto, Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2011), h. 2
4
Ibid., h. 6
5
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2009), h.
6

3

guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan suatu masalah, tetapi jarang
mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah.
Salah satu penelitian yang menjadi perhatian besar bagi pendidikan
matematika dan IPA, yaitu penelitian Trend In International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 2011. Hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa Indonesia menempati peringkat ke-40 dari 42 negara peserta dalam
penilaian konten dan domain kognitif dengan mengerjakan persoalan (tes)
berpikir tingkat rendah, tinggi, dan lanjut (advance).

6

Hal tersebut

menunjukan pembelajaran belum fokus dalam kemampuan berpikir tingkat
tinggi, yang salah satunya adalah pemecahan masalah atau problem solving.
Kesulitan yang dihadapi oleh sebagian besar siswa IPA adalah
memecahkan masalah-masalah yang bersifat kuantitatif.7 Pemecahan masalah
(problem solving) pada kimia dibedakan menjadi dua tahap yaitu dimana
siswa telah dapat mengenali permasalah yang pernah diajarkan sebelumnya
atau telah diselesaikan yang kedua adalah permasalahan dasar yang belum
pernah diberikan contohnya. 8 Dari kedua jenis pemecahan masalah dan
persoalannya tersebut, kemampuan siswa dalam memahami permasalahan
atau persoalan dasar masih rendah, dikarenakan siswa masih kesulitan dalam
menafsirkan pernyataan masalah dalam permasalahan yang majemuk dan
menguraikannya menjadi komponen permasalahan yang penting.

9

Hal

tersebut terjadi juga khususnya terjadi pada pembelajaran kimia, Sebagian
besar

siswa

menemukan

permasalah/persoalan

kesulitan

dalam

menyelesaikan

kimia, sedangkan kemampuan pemecahan masalah

( problem solving) dalam kimia merupakan kemampuan berfikir kognitif
tingkat tinggi yang penting dalam mencapai masyarakat ilmiah (scientifically

6

Michael O. Martin, dkk., TIMSS 2011 International Result in Science,(Chesnut Hill: TIMSS &
PIRLS International Study Center, 2012) h. 476
7
Rex M. Heyworth,” Quantitative Problem Solving in Science: Cognitive Factors and Directions
for Practice”, Education Journal, Vol. 26 No. 1, (Hong Kong: The Chinese University of
Hongkong, 1998) h. 13
8
Ibid., h. 16
9
Ibid.

4

literate society).

10

Dalam penelitian oleh Gayon tentang kemampuan

pemecahan masalah kimia pada siswa Sekolah Menengah Atas, ditemukan
bahwa siswa memiliki kinerja yang sangat rendah dalam memahami konsep
dan strategi penyelesaian masalah akan tetapi sangat baik pada hubungan
matematis. 11 Hal tersebut dikarenakan siswa telah terbiasa mengerjakan
permasalahan kimia yang bersifat matematis.
Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian
terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya
proses pembelajaran konvensional dengan pembelajaran dalam kelas
cenderung teacher-centered sehingga peserta didik menjadi pasif. Padahal
menurut Bruner, berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah (problem
solving)

serta

pengetahuan

yang

menyertainya

akan

menghasilkan

pengetahuan yang benar-benar bermakna sehingga dapat memberikan
pengalaman

yang

konkret

dan

dengan

pengalaman

tersebut

dapat

memecahkan masalah-masalah serupa.12
Disinilah peran pendidik untuk menyelenggarakan pembelajaran yang
dapat membantu siswa berlatih memecahkan masalah dan berpusat pada
siswa/student center activities. Pendekatan pemecahan masalah (problem
solving) dengan tujuan pembelajaran kimia yaitu: (1) Membentuk sikap positif
terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengangungkan kebesaran Tuhan YME. (2) memupuk sikap ilmiah yaitu,
jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
(3) Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrument,
pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis. (4) Meningkatkan kesadaran tentang

10

Edwehna Elinore P. Gayon, The Problem-Solving Ability of High School Chemistry Students
and Its Implication in Redefining Chemistry Education, (Filipina: University of Philipines, 2011),
h. 1
11
Ibid., h. 8
12
Trianto, Loc.Cit.

5

terapan kimia yang dapat bermanfaat dan dapat merugikan bagi individu,
masyarakat, dan lingkungan sera menyadari pentingnya mengelola dan
melestarikan lingkungan. (5) memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori
kimia serta keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah
dalm kehidupan sehari-hari. 13
Pemilihan pendekatan problem solving, dikarenakan problem solving
berorientasi kepada investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah. 14 Problem solving sendiri memiliki keunggulan yang
dapat sejalan dengan tujuan pembelajaran kimia yaitu: (1) Melatih siswa
mendesain suatu penemuan, (2) Berpikir dan bertindak kreatif, (3)
Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, (4) Mengidentifikasi dan
melakukan penyelidikan, (5) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan,
(6) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat, (7) Dapat membuat pendidikan sekolah
lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja15 Pada kenyataannya,
Bransford dan stein menyatakan bahwa untuk melakukan pemahaman dan
pembelajaran, pemecahan masalah (problem solving) dibutuhkan dalam
berpikir kritis, berpikir kreatif, kemampuan berkomunikasi.16
Akan tetapi, salah satu masalah yang terdapat dalam dunia
pendidikan di Indonesia adalah masih terbatasnya bahan ajar atau perangkat
pembelajaran yang memfasilitasi siswa dalam memperkaya pengalaman,
membangun pengetahuan siswa, dan menunjang kemampuan pemecahan
masalah.

“Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketersediaan

sumber belajar sangat memengaruhi hasil belajar siswa”. 17 Keterbatasan
perangkat pembelajaran tersebut tentunya akan berpengaruh pada kualitas
13

Depdiknas, Model-model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Op.Cit., h.
159-160
14
Iif Khoiru A, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta:
PT Prestasi Pustakarya, 2011), h.55
15
Ibid., h.55-56
16
Susan M. Brookhart, How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom, (Virginia:
ASCD, 2010), h.7
17
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.15

6

pembelajaran, khususnya kimia. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
kimia tersebut, guru perlu memberikan kesempatan yang luas kepada siswa
untuk menggali kemampuannya dalam mempelajari kimia, namun tetap dalam
bimbingan guru. Berdasarkan masalah tersebut dan agar tujuan pembelajaran
kimia dapat tercapai, maka diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran
atau bahan ajar dengan pendekatan problem solving.
Salah bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang dipertimbangkan
adalah dengan penggunaan lembar kegiatan siswa (LKS). Penggunaan LKS
dalam pembelajaran dapat mendorong siswa untuk mengolah sendiri bahan
yang dipelajari atau bersama dengan temannya dalam suatu bentuk diskusi
kelompok. LKS juga dapat memberikan kesempatan penuh kepada siswa
untuk mengungkapkan kemampuan dan ketrampilan untuk berbuat sendiri
dalam mengembangkan proses berpikirnya melalui mencari, menebak, bahkan
menalar. Akan tetapi, media pembelajaran berupa LKS yang mengutamakan
aktivitas siswa masih terbatas jumlahnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti, beberapa guru masih kesulitan
menemukan bahan ajar atau LKS yang membangun kemampuan pemecahan
masalah pada proses belajar mengajar dalam diri siswa. Oleh karena itu, LKS
yang dikembangkan nantinya diharapkan dapat membantu guru dalam
membekali kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Kebanyakan LKS
yang dijumpai saat ini bersifat informatif, hanya berisi ringkasan materi dan
latihan soal sehingga siswa masih bersikap pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, peneliti mengembangkan bahan pembelajaran berupa LKS
agar memperkaya pengalaman siswa. Hal tersebut sesuai dengan inti belajar
yaitu adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman.18 LKS
juga diusahakan untuk dapat membangun pengetahuan siswa dari materi yang
dipelajari dengan kemampuan yang dimiliki, dan melatih kemampuan
pemecahan masalah. Selain itu, dapat digunakan di berbagai sekolah untuk
membekali siswa dengan beberapa kompetensi yang harus dimiliki.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti hendak melakukan sebuah
18

Trianto,Mendesain Model Pembelajaran…. Op.Cit., h. 9

7

penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi
Pendekatan Problem Solving pada Konsep Hukum Faraday”.
B. Identifikasi Masalah
1. Kemampuan pemecahan masalah pada siswa masih rendah
2. Pembelajaran masih bersifat Teacher-Centered
3. LKS yang digunakan di sekolah masih menggunakan pendekatan konsep
4. Guru masih kesulitan menemukan bahan ajar atau LKS yang membangun
kemampuan pemecahan masalah pada proses belajar mengajar dalam diri
siswa
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, namun
dapat mencapai hasil yang optimal, maka penulis akan membatasi ruang
lingkup pembahasan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Pengembangan

merujuk

pada

penggunaan

model

pengembangan

perangkat tipe 4-D, yaitu define (pendefinisian), design (perancangan),
develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran), tetapi dalam
penelitian ini pengembangan dibatasi hingga tahap develop.
2. Penelitian ini hanya akan membuat sebuah LKS dengan merujuk
pengertian LKS sebagai Lembar Kegiatan Siswa, langkah penulisan LKS,
dan struktur LKS dari Depdiknas.
3. LKS yang akan dibuat mengacu kepada pendekatan problem solving
dengan menggunakan tahap IDEAL menurut Bransford and Stein.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mengembangkan LKS berorientasi pendekatan pemecahan
masalah yang menunjang pembelajaran pada konsep hukum Faraday.
2. Bagaimana kualitas LKS berorientasi pendekatan pemecahan masalah
yang menunjang pembelajaran pada konsep hukum Faraday.

8

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan LKS berorientasi
pendekatan pemecahan masalah yang menunjang pembelajaran pada konsep
hukum Faraday.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Sebagai syarat kelulusan menjadi Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
b. Menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dan digabungkan
dengan pengetahuan tentang bahan ajar.
c. Mengembangkan LKS berorientasi pendekatan pemecahan masalah
(problem solving) yang menunjang pembelajaran pada konsep hukum
Faraday.
2. Bagi pendidik adalah sebagai bahan ajar inovatif terkini yang dapat
dijadikan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran kimia, khususnya
pada konsep hukum Faraday.
3. Bagi peserta didik adalah agar LKS yang dibuat sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan pengguna baik dari segi kelengkapan dan konsep (isi),
maupun dari segi tampilan yang dapat menarik dan menambah wawasan.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
1. Pengertian LKS
Terdapat beberapa pandangan yang dapat menjadi rujukan tentang
pengertian LKS. Sebagaimana yang diungkap dalam Pedoman Umum
Pengembangan Bahan Ajar yang disusun oleh Depdiknas pada tahun 2008,
LKS adalah kepanjangan dari lembar kegiatan siswa (student worksheet)
yang merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan
peserta didik.1 “Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas”.2 “Dan tugas tersebut haruslah
jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.”3
“Sementara menurut pandangan lain, LKS bukan merupakan
singkatan dari Lembar Kegiatan Siswa melainkan Lembar Kerja Siswa,
yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta
didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.”4
Lembar kerja siswa secara umum merupakan perangkat pembelajaran
sebagai pelengkap atau saran pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran-lembaran kertas
yang berupa informasi maupun pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.5
Lembar kerja siswa juga merupakan materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri.6
Lembar kegiatan siswa (LKS) merupakan lembar kegiatan yang
memberikan petunjuk-petunjuk belajar tentang topik/materi pelajaran yang
telah dipilih dan disertai dengan pertanyaan/latihan, sebaliknya jawaban
1

Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar,( Direktorat Pembinaan SMA direktorat
Jenderal Manajememen Pendidikan Dasardan Menengah dan Umum, 2008), h. 13
2
Ibid.
3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011),,
h. 204
4
Ibid.
5
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), h. 75
6
Tian Belawati, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 3.22

9

10

yang benar juga biasanya dilampirkan. 7 Pengertian lain dari LKS yaitu
“lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. “Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas.”8 Tugas yang diberikan juga harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya, serta tugas yang diberikan dapat berupa tugas teoritis maupun
praktis.9
LKS juga merupakan panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. 10 LKS dapat
berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk
panduan eksperimen atau demonstrasi serta memuat sekumpulan kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.11
Dari pendapat tersebut terdapat kesamaan dalam hal pengertian dari
LKS, yang berbeda adalah kepanjangan dari LKS itu sendiri. Maka penulis
mengambil kepanjangan LKS yang menyebutkan bahwa LKS merupakan
Lembar Kegiatan Siswa. Berdasarkan uraian tersebut pula, dapat
disimpulkan bahwa LKS

merupakan lembaran-lembaran yang berisi

petunjuk belajar atau panduan kegiatan belajar bagi siswa untuk
memperoleh pengetahuan dari suatu materi yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, kegiatan belajar tersebut dapat meliputi
penyelidikan, pemecahan masalah, maupun penarikan kesimpulan. Materi
pembelajaran disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematik
7

Jerrold E. Kemp, Instructional Design.(Belmont, California: David S. Lake Publisher, 1977) h.
65
8
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: rosda karya, 2008) 176
9
Ibid., 176-177
10
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasa, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana,
2011), cet. 5, h. 222
11
Ibid., h.222-223

11

sehingga siswa dapat mengikutinya dengan mudah dan tepat serta
dilengkapi pertanyaan atau latihan.

2. Fungsi Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai LKS, dapat
diketahui bahwa LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut:12
a. Sebagai bahan ajar yang bias meminimalkan peran pendidik, namun
lebih mengaktifkan peserta didik.
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang diberikan
c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

3. Tujuan Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Dalam hal ini, paling tidak terdapat empat poin yang menjadi
tujuan penyusunan LKS, yaitu:13
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk
berinteraksi dengan materi yang diberikan.
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan.
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

4. Macam-macam Bentuk Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas tugas tertentu
yang dikemas sesuai dengan maksud dan tujuan dari penggunaan LKS
tersebut, sehingga LKS memiliki berbagai macam bentuk. 14 Dilihat dari
tujuan penggunaan LKS, LKS terbagi menjadi lima macam, yaitu:

12

Andi Prastowo, Op.Cit., h. 205-206
Ibid. h. 206
14
Ibid. h. 208

13

12

a. LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
LKS jenis ini memuat kegiatan yang yang memiliki tujuan
untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri di dalam otaknya, meliputi
kegiatan melakukam, mengamati, dan menganalisis. 15 Sesuai dengan
prinsip kontruktivisme, belajar dengan membangun, yaitu “siswa dapat
mengkosntruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas
aktif dalam pembelajarannya”. 16 Dalam LKS jenis ini diberikan
pertanyaan analisis yang membantu peserta didik untuk mengaitkan
fenomena yang mereka amati dengan konsep yang belum diberikan
tetapi akan siswa bangun sendiri.17
b. LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan
Di dalam pembelajaran, setelah peserta didik berhasil
menemukan konsep, peserta didik selaanjutnya dapat dilatih untuk
menerapkan konsep yang telah dipelajari ke dalam kehidupan seharihari.18 LKS yang memiliki tujuan membantu peserta didik menerapkan
dan mengitegrasikan konsep yang telah ditemukan dibutuhkan oleh
peserta didik untuk menerapkan pengetahuannya dan melatih
kemampuan berpikir siswa.
c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar
LKS bentuk ini merupakan LKS yang berisi pertanyaan yang
jawabannya terdapat di dalam buku, sehingga fungsi LKS ini adalah
membantu

peserta

didik

menghafal

dan

memahami

materi

pembelajaran di dalam buku tersebut.19
d. LKS yang berfungsi sebagai penguatan
LKS ini merupakan LKS yang diberikan setelah peserta didik
mempelajari topik atau konsep tertentu. “Materi pembelajaran yang
15

Ibid. h. 209
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119
17
Andi Prastowo, Loc.Cit.
18
Ibid., h.210
19
Ibid., h.210-211

16

13

dikemas dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan
penerapan materi pembelajaran yang terdapat dalam buku pelajaran.”20
e. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum
Metode eksperimen atau praktikum merupakan metode
mengajar dengan membuktikan langsung untuk menguji atau
membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajari.21 Praktikum sendiri
membutuhkan petunjuk praktikum, alih-alih memisahkan petunjuk
praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan
petunjuk praktikum ke dalam LKS sehingga LKS berisikan petunjuk
pratikum.22

5. Penulisan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Penulisan LKS dapat dilakukan beberapa langkah–langkah
sebagai berikut: 23
a. Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi pada suatu LKS langsung diturunkan
dari standar isi.
b. Menentukan alat penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik.
c. Penyusunan materi
Materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang
akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu
gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari.
Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah,
internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap
materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan
referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang
20

Ibid., h.211
Zulfiani dkk., Op. Cit., h. 104
22
Andi Prastowo, Op.Cit.h. 211
23
Depdiknas, Op.Cit., h.24

21

14

materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi
pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat
melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi
diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang
dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

6. Struktur Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Struktur LKS, secara umum sebagai berikut:24
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Judul
Petunjuk belajar (petunjuk siswa)
Kompetensi yang akan dicapai
Informasi pendukung
Tugas tugas dan langkah-langkah kerja
Penilaian.

7. Komponen Evaluasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS merupakan salah satu contoh dari media pembelajaran
dalam bentuk cetakan. Untuk membuat LKS yang baik, harus
memenuhi beberapa kriteria. Hal tersebut bertujuan supaya LKS yang
dihasilkan nantinya, dapat menunjang proses pembelajaran dan
menunjang pencapaian hasil belajar siswa dalam memahami suatu
materi tertentu baik dalam segi teori maupun praktek. Untuk
mengetahui apakah LKS telah baik ataukah masih ada yang perlu
diperbaiki maka diperlukan evaluasi.25 Komponen evaluasi Komponen
evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan:26
a. Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:
1) Kesesuaian dengan SK, KD
2) Kesesuaian dengan perkembangan anak
3) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4) Kebenaran substansi materi pembelajaran
5) Manfaat untuk penambahan wawasan
6) Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial

24

Ibid.
Ibid., h.28
26
Ibid
25

15

b. Komponen kebahasaan antara lain mencakup:
1) Keterbacaan
2) Kejelasan informasi
3) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
4) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
c. Komponen penyajian antara lain mencakup:
1) Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
2) Urutan sajian
3) Pemberian motivasi, daya tarik
4) Interaksi (pemberian stimulus dan respond)
5) Kelengkapan informasi
d. Komponen kegrafikan antara lain mencakup:
1) Penggunaan font; jenis dan ukuran
2) Lay out atau tata letak
3) Ilustrasi, gambar, foto
4) Desain tampilan
B. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving Approach)
1. Pengertian Pendekatan Pemecahan Masalah
Orang

yang

pertama

kali

memperkenalkan

pendekatan

pemecahan masalah di sekolah adalah pengarang terkenal John Dewey.
Masalah (problem) menurut John Dewey adalah sesuatu yang diragukan
atau sesuatu yang belum pasti.27 Masalah menurut kontinum kejelasan dan
strukturnya dibagi menjadi masalah yang jelas (well-defined problem)
yaitu masalah atau soal yang memiliki tujuan yang jelas serta semua
informasi yang dibutuhkan untuk enyelesaikan masalah tersebut ada dan
hanya ada satu jawaban yang benar, kemudian masalah yang tidak jelas
(ill-defined problem) yaitu masalah yang tidak memiliki tujuan yang jelas,
informasi untuk menyelesaikan masalah tidak ada dan terdapat beberapa
kemungkinan jawaban yang benar.

28

Menurut Ormrod, pemecahan

masalah adalah menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah

27

Mulyati Arifin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Kimia Prinsip dan Aplikasinya Menuju
Pembelajaran yang Efektif, (tt.p) h. 95
28
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan berkembang Terj.
dari Educational Psychology Developing Learners oleh Rikard Rahmat, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2008), h. 394

16

ada untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau situasi sulit
(masalah).29
Students incure a problem when they want to reach a specific
outcome or goal but do not automatically recognize the proper path
or solution to use to reach it. The problem to solve is how to reach
the desired goal. When students cannot automatically recognize the
proper way to reach the desire goal, they must use one or more
higher order thinking processes. These thinking processes are called
problem solving….30
Pemecahan masalah (problem solving) dipandang sebagai suatu
proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan atau konsep
yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru atau dapat
disebut masalah. 31 Pemecahan masalah merujuk kepada salah satu cara
berpikir yang termasuk berpikir tingkat tinggi, seperti disebutkan dalam
Nitko bahwa “Problem solving refers to the kind of thinking required
when reaching a goal is not automatic and students must use one or more
higher-order thinking processes to do it.”.32 Pemecahan masalah (problem
solving) merupakan cara berpikir yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
dengan tidak secara langsung atau instan, tetapi harus menggunakan
proses berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalah tersebut.
“Pemecahan

masalah

tidak

sekadar

sebagai

bentuk

kemampuan

menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan
belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk
mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tingi”.33 “Hakikat
pemecahan masalah adalah melakukan operasi procedural urutan tindakan,
tahap demi tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice)
memecahkan suatu masalah.”34
29

Ibid., h. 393
Anthony J. Nitko dan Susan M. Brookhart, Educational Assessment of Students, (Boston:
Pearson, 2007), Cet. 6, h. 231
31
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.52
32
Anthony J. Nitko, Op.Cit., h. 222
33
Made Wena, Loc.Cit.
34
Ibid.
30

17

Sementara, pendekatan pembelajaran adalah jalan yang akan
ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk
satuan instruksional tertentu.35 Pendekatan pembelajaran merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi pembelajaran. Pada dasarnya terdapat
faktor lain yang dapat memengaruhi kegiatan pembelajaran diantaranya
faktor guru, siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta lingkungan.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang
menekankan agar pembelajaran memeberikan kemampuan bagaimana cara
memecahkan masalah yang objektif dan tahu benar apa yang dihadapi.36
Pendekatan pemecahan masalah menggunakan masalah sebagai aktivitas
utama dalam pembelajaran. Sesuai dengan tujuan pendidikan siswa
diupayakan dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan topik yang
dipelajari. Pendekatan penyelesaian masalah merupakan cara memberikan
pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaah, dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya
menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan
masalah. 37 Penggunaan pemecahan masalah (problem solving) dalam
kegiatan pembelajaran adalah dengan jalan melatih siswa menghadapi
berbagai masalah pembelajaran baik itu masalah pribadi atau perorangan
maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersamasama yang orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan
dengan dasar pemecahan masalah.38
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pe