Metode Pengumpulan Data Metode Penelitian

data pendukung penulisan hukum ini. Kuesioner terpimpin yang diberikan kepada pekerja PT. Bank Danamon. b. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku- buku, peraturan perundang- undangan yang berhubungan dengan persoalan yang diteliti.

4. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dan telah disusun secara sistematis, selanjutnya dianalisis. Dalam hal ini penulis memilih metode analisis data secara kualitatif. Setiap informasi yang terkumpul baik bahan hukum primer maupun sekunder langsung dianalisis secara induktif.

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Tentang Pekerja

dan Hubungan Kerja. 1. Pekerja a. Pengertian Pekerja Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 4 memberi pengertian Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Pengertian ini agak umum namun maknanya mencangkup semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perorangan, persekutuan, badan hukumatau badan lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Penegasan imbalan dalam bentuk apapun ini karena upah selama ini diidentikkan dengan uang, padahal ada pula buruhpekerja yang menerima imbalan dalam bentuk barang. 1 Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pekerja adalah orang yang tidak memiliki modal usaha, yang dimiliki adalah tenaga dan keterampilan. 2

b. Hak dan Kewajiban Pekerja

Menurut Basani Situmorang dan Tim dalam bukunya Kosmpedium Hukum Tentang Hukum Ketenagakerjaan menyatakan bahwa macam-macam hak pekerja, yaitu: 3 a Hak atas pekerjaan b Hak atas upah yang adil c Hak untuk berserikat dan berkumpul d Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan e Hak untuk diproses hukum secara sah f Hak untuk diperlakukan secara sama g Hak atas rahasia pribadi h Hak atas kebebasan suara hati 1 Lalu Husni,2010, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia , Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 45. 2 V. Hari Supriyanto, Op Cit ., hal.36. 3 Basani Situmorang dan Tim, 2012, Kompedium Hukum Tentang hukum Ketenagakerjaan , Badan Pembina Hukum Nasional, Jakrta hal. 43-44. Menurut Iman Soepomo 1983: 63, kewajiban utama dari pekerjaburuh adalah melakukan pekerjaan menurut petunjuk pengusaha, dan membayar ganti kerugian. 4

c. Pekerja Anak dan Pekerja

Perempuan Anak dalam hukum ketenagakerjaan adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 delapan belas tahun. Pada prinsipnya pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Hal ini disebutkan dalam Pasal 68 Undang-undang No. 13 Tahun 2003. Larangan mempekerjakan anak dimaksudkan untuk melindungi anak agar tidak terganggu pertumbuhan dan kesehatannya. Daya tahan tubuh anak sangat rentan terhadap lingkungan kerja, apabila sering berhubungan dengan bahan-bahan kimia. 5 Sedangkan untuk pekerjaburuh permpuan, Pasal 76 memberi beberapa aturan sebagai berikut: 6 1. Pekerjaburuh perempuan yang berusia di bawah 18 tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d 07.00. 2. Pengusaha dilarang mempekerjakan perempuan hamil yang menurut surat keterangan dokter dapat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya 4 Zaeni Asyhadie, 2008, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja , Raja Grafindo Persada, Jakarta., hal.69. 5 Maimun, 2007, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar , PT. Pradnya Paramita, Jakarta., hal. 14. 6 Emmanuel Kurniawan, 2013, Tahukah Anda? Hak-Hak Karyawan Tetap dan Kontrak, Dunia Cerdas, Jakarta., hal. 122. serta dirinya apabila bekerja diantara pukul 23.00 s.d 07.00. 3. Pekerja yang mempekerjakan buruh perempuan diantara pukul 23.00 s.d 07.00 wajib untuk: a. Memberi makan dan minuman bergizi; dan b. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama berada di tempat kerja. 4. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerjaburuh permpuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

2. Hubungan Kerja

Hubungan Kerja adalah hubungan antara pekerja dengan pengusaha setelah adanya perjanjian kerja. Dalam pasal 1 angka 15 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebut bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerjaburuh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah. 7 Dalam Pasal 50 Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerjaburuh. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. 8

3. Perjanjian Kerja

7 Lalu Husni, 2010, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, Raja Grafindio Persada, jakarta, hal. 63. 8 Adrian Sutedi, 2009, Hukum Perburuhan , Sinar Grafika, jakarta, hal. 45