ANALISA LINGKUNGAN BISNIS garuda indones

ANALISA LINGKUNGAN BISNIS

IKEA INDONESIA
Oleh: Angga Yusarga
NIM: 14/376648/PEK/20394
Kelas Eksekutif B Angkatan 29 D

Disajikan dalam Mata Kuliah
General Business Environment
(Diampu oleh dosen: Bambang Sudibyo, M.B.A., Dr., Prof.)
Program Magister Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
2016

1

EXECUTIVE SUMMARY
Setiap perusahaan memiliki visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai. Masingmasing perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam menetapkan
tujuan organisasi sesuai dengan fungsional dan teknis perusahaan tersebut. Dalam
melakukan perencanaan strategi, perusahaan harus mampu melihat dan

menganalisa dinamika perubahan perusahaan, melakukan identifikasi terhadap
faktor-faktor yang dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung
terhadap perusahaan.
Semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia, manusia semakin
berarsitektur. Manusia semakin menyadari pentingnya hunian tempat ia berada.
Karena rumah/ hunian bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga
tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang
dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Tidak jarang rumah (bangunan fisik),
penataan serta isi dari tempat tinggal dinilai sebagai representasi seseorang baik
secara ekonomi maupun sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal ini memunculkan permintaan pasar akan perabot rumah tangga dan furnitur
rumah. Melihat hal tersebut, banyak produsen penyedia barang dan jasa furnitur
yang bermunculan. Dari mulai furnitur yang bersifat customize hingga furnitur
yang sifatnya masal (Mass Production). Dalam industri tersebut munculah sebuah
nama perusahaan yang cukup terkemuka di dunia, yaitu IKEA. IKEA merupakan
perusahaan multinasional retail perabotan dan aksesoris rumah tangga terbesar di
dunia.
Peminat dari produk-produk IKEA ini sungguh tinggi. Terbukti dengan setiap
pembukaan toko baru, IKEA selalu dipenuhi oleh para konsumen. Bahkan tidak
jarang toko tersebut dikunjungi oleh konsumen dari negara lain. Seperti yang

terjadi di Indonesia, saat awal kemunculan IKEA dipenghujung tahun 2014 lalu.
Harga produk di IKEA diyakini murah namun kualitas barang yang diberikan
begitu bagus, berbeda dengan produk-produk yg disediakan oleh perusahaan lain.
IKEA Indonesia dapat menyikapi lebih baik dan lebih siap untuk menghadapi
faktor – faktor eksternal yang mungkin akan muncul di jalannya operasi
perusahaan di Indonesia. Selain itu, analisis faktor – faktor eksternal ini dapat
dijadikan sebagai salah satu acuan untuk pembuatan strategi korporasi ke depan.
Ikea juga telah menerapkan strategi ekspansi berbasis agresif selama beberapa
tahun terakhir, meskipun kelemahan pasar konsumen eksternal berarti bahwa
pertumbuhan penjualan selama beberapa tahun berikutnya harus tetap relatif
sederhana.

2

Bab I
PENDAHULUAN

I.A.

Latar Belakang Masalah


Setiap perusahaan memiliki visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai. Masingmasing perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam menetapkan
tujuan organisasi sesuai dengan fungsional dan teknis perusahaan tersebut.
Berbagai industri memiliki fungsi yang berbeda-beda sehingga strategi
perusahaan yang diambil dalam pengambilan keputusan pun berbeda-beda.
Perusahaan harus memiliki perencanaan strategi untuk dapat memenangkan
persaingan dengan kompetitor dan dapat menjaga keberlangsungan perusahaan
yang dijalani.
Dalam melakukan perencanaan strategi, perusahaan harus mampu melihat dan
menganalisa dinamika perubahan perusahaan, melakukan identifikasi terhadap
faktor-faktor yang dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung
terhadap perusahaan. Bisnis perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yang menjadi sebuah lingkungan bisnis. Faktor lingkungan eksternal
dibedakan menjadi lingkungan mikro dan makro.
Lingkungan mikro mempengaruhi perusahaan secara langsung, sementara
lingkungan makro mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan
perusahaan

akan


selalu

mengalami

perubahan

menyesuaikan

dengan

perkembangan zaman yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Untuk
menjaga stabilitas kinerja dan mengembangkan usaha bisnis yang digeluti, maka
perusahaan harus mengetahui kondisi lingkungan. Riset ini bertujuan untuk
mendeskripsikan, menganalisa, dan mensintesiskan faktor-faktor lingkungan yang
berimplikasi terhadap IKEA Indonesia.
Analisis faktor-faktor lingkungan bisnis ini menggunakan IKEA Indonesia
sebagai objek penelitian. Dianalisis untuk mendapatkan pemahaman yang
komprehensif tentang pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap kinerja

3


perusahaan. IKEA Indonesia sendiri, beranung dalam industri perlengkapan
rumah tangga.
Semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia, manusia semakin
berarsitektur. Manusia semakin menyadari pentingnya hunian tempat ia berada.
Karena rumah/ hunian bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga
tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang
dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Tak jarang bahwa rumah (bangunan
fisik), penataan serta isi dari tempat tinggal dinilai sebagai representasi seseorang
baik

secara

ekonomi

maupun

sosial

dalam


kehidupan

bermasyarakat.

Berkembangnya zaman menjadikan hunian bukan hanya sebagai tempat tinggal
saja, melainkan sebagai sebuah media representasi keadan sosial dan ekonomi
seseorang, seperti yang dikatakan “Rumah sebagai penunjang identitas keluarga
(identity) yang diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan
oleh rumah” (Dellyani, 2013, chap. Definisi dan Fungsi Rumah Tinggal).
Hal ini tentunya memunculkan permintaan pasar akan perabot rumah tangga dan
furnitur rumah. Melihat hal tersebut, banyak produsen penyedia barang dan jasa
furnitur yang bermunculan. Dari mulai furnitur yang bersifat customize hingga
furnitur yang sifatnya masal (Mass Production). Pemahaman masyarakat akan hal
ini pun kini semakin kuat, ini menimbulkan munculnya banyak permintaan yang
berkenaan dengan furniture dan alat perabot rumah tangga terutama bagi
masyarakat kalangan menengah atas. Para pelaku bisnis menyadari akan peluang
tersebut, maka dalam perkembangannya kini bisnis furniture, interior dan perabot
rumah semakin menjamur.
Dari sekian banyak pelaku bisnis dibidang ini, muncul nama IKEA. IKEA

merupakan perusahaan retail furniture dan perabot rumah tangga terbesar di dunia
yang berasal dari negara Swedia, dengan cabang 328 toko yang tersebar di 43
negara menjadikan IKEA mudah dijangkau oleh seluruh penduduk di dunia.
Perusahaan ini didirikan oleh Ingvar Kamprad pada tahun 1943. Nama IKEA
merupakan singkatan dari nama pendirinya, Ingvar Kamprad, yang lahir di
Elmtaryd desa Agunnarydola.

4

Awalnya IKEA hanya merupakan retailer yang menjual berbagai barang seperti
pulpen, dompet, bingkai foto, hingga jam tangan. Namun di tahun 1947, IKEA
mulai mejual perabot rumah tangga dan pada tahun 1955, IKEA memproduksi dan
merancang sendiri produknya. Mulanya penjualan dilakukan melalui pos, namun
seiring meningkatnya jumlah permintaan terhadap produk IKEA maka di bukalah
sebuah toko di Almhult (Swedia). Tahun 1963, IKEA mulai mendirikan toko di
luar Swedia. Mulai tahun 1997, IKEA terus meningkatkan jumlah toko nya di
seluruh dunia.
Peminat dari produk-produk IKEA ini sungguh tinggi. Terbukti dengan setiap
pembukaan toko baru, IKEA selalu dipenuhi oleh para konsumen. Bahkan tidak
jarang toko tersebut dikunjungi oleh konsumen dari negara lain. Seperti yang

terjadi di Indonesia, saat awal kemunculan IKEA dipenghujung tahun 2014 lalu.
Harga produk di IKEA diyakini murah namun kualitas barang yang diberikan
begitu bagus, berbeda dengan produk-produk yg disediakan oleh perusahaan lain.
Digerai seluas 35.000 meter persegi itu, pengunjung bisa memuaskan diri
berbelanja perabot, mencari inspirasi interior, hingga mencoba kuliner khas
Swedia. Tidak heran jika gerai peritel asal Swedia yang berada di Alam Sutera itu
kebanjiran pengunjung pada hari pembukaannya. Bahkan, IKEA berencana untuk
membuka gerai keduanya di Jakarta.
Sebelum mulai menerapkan strategi apapun, IKEA menetapkan visi yang jelas,
yaitu ingin menyediakan produk furnitur rumah tangga dengan desain yang baik,
fungsional, dengan harga serendah mungkin sehingga bisa dijangkau oleh
sebanyak mungkin pelanggan. Semua fungsi di perusahaan, termasuk operasi
supplychain dan manajemen inventori, bekerja bersama untuk menunjang
perwujudan visi ini.
IKEA memiliki visi:
a. Penghematan Biaya dalam Rancangan Furnitur
IKEA merancang produk-produk yang unik dan hanya membutuhkan
biaya manufaktur rendah. Selain itu, mereka juga memiliki aturan yang

5


ketat terkait fungsi, distribusi efisien, kualitas dan dampak produk
terhadap lingkungan.
b. Hubungan Baik dengan Pemasok
Salah satu kunci sukses IKEA adalah komunikasi dan hubungan yang
maik dengan pemasok material dan manufaktur. Dengan hubungan baik,
mereka bisa mendapatkan harga yang lebih murah.
c. Mengombinasikan Proses Ritel dan Gudang
Semua gerai IKEA memiliki gudang masing-masing. Di showroom utama,
pelanggan bisa melihat-lihat produk. Jika ingin membeli, mereka bisa
mengambil produk langsung dari rak penyimpanan. Rak ini tidak seperti
rak gudang yang tinggi dan besar; disini pelanggan bisa menjangkau
sendiri barang yang diinginkan. Produk-produk cadangan tersimpan pada
rak yang berada di atas lokasi rak-rak utama.
d. Taktik Inventori Cost-Per-Touch
IKEA menggunakan kebijakan dimana pelanggan memilih dan mengambil
sendiri perabot dalam kemasan dari rak penyimpanan. Taktik ini disebut
taktik inventori cost-per-touch. Seperti yang berlakudalam hukum jari
tangan, makin banyak tangan yang menyentuh produk yang dijual, makin
banyak biaya yang terkait dengan produk tersebut.

e. Kebijakan Logistik In-Store
IKEA juga menggunakan strategi yang unik dan jarang dipakai terkait
manajemen

logistik

untuk

pemesanan

ulang

produk.

Mereka

memperkerjakan staf-staf logistik untuk menangani manajemen inventori
dalam gerai. Para staf ini dikepalai oleh seorang manajer logistik in-store
yang bertanggung jawab dalam proses pemesanan, dan seorang manajer
barang yang bertanggung jawab dalam logistik penanganan material di

semua gerai IKEA.
f. Setting Maksimum/Minimum Sebagai Sistem yang Paten
Para manajer logistik di setiap toko menggunakan sistem “pengaturan
maksimum/minimum” dalamproses pengisian inventori. Sistem ini

6

dikembangkan oleh IKEA dalam proses pemesanan barang kembali untuk
memenuhi kebutuhan inventori toko.
g. Penggunaan Fasilitas Gudang High-Flow dan Low-Flow
Operasional toko IKEA didukung oleh fasilitas high-flow (fokus kepada
20% SKU yang menempati 80% volume barang keseluruhan) dan fasilitas
low-flow yang bersifat lebih manual. Di gudang- gudang high-flow-nya,
IKEA menggunakan sistem penyimpanan dan pengambilan barang
otomatis untuk mengurangi cost-per-touch. Produk yang disimpan di
gudang low-flow bukan produk dengan permintaan tinggi, dan
penanganannya lebih banyak dilakukan manual.
h. Menarik Minat Pelanggan
Walaupun IKEA menerapkan sistem logistik yang berdampak besar
kepada kepuasan pelanggan, namun mereka sadar, untuk menarik minat
pelanggan, harus ada ‘wow factor’ yang lebih terlihat sehingga pelanggan
termotivasi untuk datang dan menemukan sisi unik IKEA sebagai toko
perabot.
IKEA memiliki lebih dari 590 juta pengunjung dalam setiap tahunnya.
Peningkatan penjualan pun terus meningkat setiap tahunnya. IKEA mendesain
produknya sendiri yang dimana memiliki 1220 pemasok di 47 negara. IKEA juga
memiliki 31 kantor layanan penjualan di 26 negara, sehingga produksinya dapat
terus termonitor, harga terkontrol, dan kualitas tetap terjamin. IKEA memiliki
rantai pasok global yang bertumbuh seiring dengan bertumbuhnya penjualan
produk di seluruh negara.
IKEA memberikan kesempatan bagi perusahaan lokal untuk melakukan kerjasama
dengan IKEA dengan melakukan kontrak dalam jangka panjang, serta
memberikan pemahaman mengenai visi IKEA, hal tersebut diimplementasikan
dengan pencarian pengusaha lokal yang dapat membuat perubahan, berkontribusi
dengan inovasi, memiliki solusi cerdas, kompetensi dan manajemen yang kuat

7

serta kemampuan produksi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi
banyak orang.
Fakta unik dari kemunculan IKEA adalah, bahwa banyak konsumen yang rela
untuk melakukan perjalanan keluar negaranya dengan alasan hanya untuk mencari
gerai IKEA. Terbukti dengan kemunculan IKEA di tahun 2014 lalu di Indonesia,
tidak sedikit warga negara tetangga yang datang untuk berbelanja seperti turis dari
negara Brunei dan Filipina. Sebagai konsumen, kita tahu bahwa tidak mudah
untuk membawa satu produk IKEA dari satu negara ke negara lain karena dimensi
produk furnitur tidaklah kecil serta rentan akan kerusakann, namun hal tersebut
telah dibantah oleh IKEA dengan melakukan inovasi pengemasan yang ringkas
yaitu flat packages, menjadikan barang-barangnya mudah untuk dibawa bahkan
dirakit oleh orang awam.
Efisisensi dalam kemasan yang ringkas dan relatif tipis menjadikan produk IKEA
mudah dimuat dalam truk pengangkut sehingga jumlah produk dalam proses
pengangkutan dapat dimaksimalkan, hal ini tentunya sangat mampu memangkas
biaya distribusi. Flat packages membutuhkan ruang yang lebih sedikit di gudang
dan rak penyimpanan, sehingga toko-toko bisa menyimpan stok tambahan untuk
mengantisipasi lonjakan permintaan. Penghematan yang berhasil dilakukan IKEA
untuk bahan bakar dan biaya penyimpanan digunakan untuk hal lain yang dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dengan penjabaran mengenai perkembangan IKEA Indonesa, maka tidak dapat
dipungkiri bahwa faktor – faktor eksternal yang ada juga turut mempengaruhi
jalannya operasional IKEA Indonsia yang meskipun baru berdidi 2 tahun di
Indonesia, telah mendapatkan kesuksesan yang luar biasa. Oleh karena itu di
dalam big paper ini akan dibahas apa saja faktor – faktor yang berasal dari
lingkungan eksternal yang mampu berpotensi mempengaruhi jalannya operasional
IKEA Indonesia.
Terdapat tiga belas faktor eksternal yang akan dibahas di dalam penelitian ini.
Ketiga belas faktor tersebut antara lain faktor demografi, lingkungan sosial,
lingkungan budaya, lingkungan politik domestik,lingkungan politik internasional,

8

lingkungan alam, teknologi informasi, teknologi pemrosesan, lingkungan
pemerintah, faktor pembangunan ekonomi, lingkungan ekonomi regional,
kebijakan moneter dan fiskal, serta kebijakan industri dan sektoral.
Dengan menganalisa hubungan timbal-balik antara faktor-faktor lingkungan dan
dampaknya terhadap kegiatan bisnis perusahaan ini, maka diharapkan akan
didapatkan inisiatif strategis yang tepat dalam merespon peluang dan ancaman
yang ada pada waktu-waktu berikutnya.
I.B

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yang dijabarkan sebagai
berikut :
1. Apa saja faktor – faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan IKEA Indonesia
2. Apa upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi ancaman
yang ditimbulkan oleh faktor – faktor lingkungan eksternal perusahaan
dan merubahnya menjadi sebuah peluang ke depan.
3. Apa strategi yang dapat dimunculkan dengan adanya pengaruh faktor –
faktor lingkungan eksternal dalam menjalankan bisnis perusahaan.
I.C

Tujuan Big Paper

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana faktor – faktor
eksternal dapat mempengaruhi lingkungan bisnis IKEA Indonesia kemudian untuk
mendeskripsikan strategi – strategi yang digunakan IKEA Indonesia untuk
menghadapinya.
I.D

Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan data sekunder yang diambil dari berbagai macam buku dan
artikel yang terkait. Selain itu penulis melakukan studi pustaka untuk menambah
perspektif penulisan dari penelitian ini.
I.E

Metode Analisis

9

Metode analisis yang dilakukan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif
berdasarkan data – data kualitatif.
I.F

Manfaat Big Paper

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadi masukan kepada perusahaan
akan dampak faktor – faktor eksternal yang dapat mempengaruhi lingkungan
bisnis IKEA Indonesia secara keseluruhan. Di sisi lain, penulisan ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khususnya bagi ilmu
ekonomi manajemen dalam hal faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi
jalannya sebuah perusahaan.

10

Bab II
PROFIL PERUSAHAAN

II.A

Profil IKEA

IKEA adalah sebuah produsen perabot rumah tangga multinasional asal Swedia,
dimana IKEA menjual perabot yang siap untuk dirakit dan didesain dalam bentuk
datar agar memudahkan pengemasan. Perusahaan yang pertama kali dibangun
pada tahun 1943 ini sudah menjadi perusahaan perabotan rumah tangga di dunia.
Pada maret 2016, IKEA sudah memiliki dan menjalankan 381 toko di 47 negara.
Sebelum mulai menerapkan strategi apapun, IKEA menetapkan visi yang jelas,
yaitu ingin menyediakan produk furnitur rumah tangga dengan desain yang baik,
fungsional, dengan harga serendah mungkin sehingga bisa dijangkau oleh
sebanyak mungkin pelanggan. Semua fungsi di perusahaan, termasuk operasi
supplychain dan manajemen inventori, bekerja bersama untuk menunjang
perwujudan visi ini.

Gambar II.1 Logo IKEA

Perusahaan ini didirikan Ingvar Kamprad pada 1943 saat ia berusia 17 tahun yang
sekarang sudah menjadi salah satu orang terkaya di dunia. IKEA adalah singkatan
dari namanya, Ingvar Kamprad; tempat ia dilahirkan, Elmtaryd; dan desanya,

11

Agunnaryd.ola. Awalnya, IKEA menjual berbagai barang, dari pulpen, dompet,
bingkai foto, hingga jam tangan. Perabotan mulai masuk ke dalam daftar pada
1947 dan IKEA mulai merancang sendiri pada 1955.
Penjualan pada mulanya dilakukan melalui pos dan kemudian sebuah toko dibuka
di Älmhult yang kemudian menjadi model toko IKEA untuk selanjutnya. Pada 23
Maret 1963, toko IKEA pertama di luar Swedia dibuka di Asker, dekat Oslo,
Norwegia. Sejak tahun 1997, Ikea telah meningkatkan jumlah toko menjadi 51.
Perusahaan ini terdiri dari 165 toko pada bulan Agustus 2003, dan ada rencana
untuk membuka 16 toko baru di 2004 dan 2005. Namun, meskipun perusahaan
membuka 14 toko baru pada tahun 2003, pertumbuhan penjualan hanya 2,7%,
terutama sebagai akibat dari kondisi ekonomi tertekan di seluruh Eropa, wilayah
inti bisnis perusahaan. (Pasar Database Informasi Global, 2004)
Dengan demikian, jelas bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pada tingkat
yang signifikan, hanya membuka toko baru saja tidak cukup. Sebaliknya, Ikea
harus menilai lingkungan eksternal dan kompetitif, dengan menentukan
kesempatan dan ancaman kunci yang IKEA hadapi, dan menyelaraskan kekuatan
dan kelemahan terbaik untuk melawan pasar konsumen lemah. Dengan
pertumbuhan yang kuat IKEA menjadi merek yang kuat dan kehadiran diterima di
pasar terpilihnya (Johnson, Scholes dan Whittington, 2005).
II.B

Visi, Misi, dan Konsep IKEA Global
1) Visi IKEA
Visi dan ide bisnis IKEA, yaitu “Create a better everyday life for the
many people” dengan ide "To offer a wide range of well designed,
functional home furnishing products at prices so low that as many
people as possible will be able to afford them". Hal ini lah yang
kemudian menjadi kiblat IKEA dalam melakukan kegiatan bisnisnya,
baik pemasaran, perancangan produk, operasional serta perekrutan
karyawan.

12

2) Misi IKEA


Menyediakan berbagai perlengkapan Rumah Tangga yang beraneka
ragam fungsi dan desainnya dengan harga terjangkau

Selain visi dan misi yang ada, IKEA juga memiliki konsep atau value perusahaan
yang menjadi kunci menuju kesuksesan dalam berkerja dan diterapkan dalam
perusahaannya. Konsep tersebut antara lain:


Inspiring: Memberi Inspirasi



Affordable: Produk berkualitas dengan harga terjangkau



Simple: Memilih, mengambil barang dan merakitnya sendiri di rumah



Fashion: Memberi “Style” kepada perabot rumah tangga



Responsible: Melaksanakan tanggung jawab sosial dan etika bisnis

IKEA menggunakan strategi rantai pasok secara “pengalihdayaan yang dimana
mengalihkan kegiatan perusahaan yang secara tradisional dilakukan secara
internal ke pemasok eksternal (Heizer dan Barry, 2014, p.502). Banyak nya
pemasok yang dimiliki oleh IKEA, dikarenakan berbagai pertimbangan, yaitu:
a. Gerai IKEA yang terletak di 47 negara membutuhkan pemasok di masingmasing negara tersebut atau yang dekat dengan gerai guna mengurangi biaya
transportasi
b. Memilih pemasok yang unggul dibidangnya baik secara sumberdaya manusia,
material, dan hal hal lain yang berkaitan dengan operasional produksi
c. Dengan adanya kerjasama dengan pemasok lokal, maka akan mempermudah
IKEA dalam ekspansi bisnisnya
d. Semakin banyak pemasok, maka semakin banyak pihak yang mendukung
usaha yang dilakukan IKEA dalam merealisasikan visi nya “Create a better

13

everyday life for the many people”, karena dalam operasionalnya IKEA
memiliki Code of Conduct (IWAY) yang berlaku juga bagi para pemasok nya
yang salah satu nya berisis tentang etika pemasok terhadap lingkungan

e. Merealisasikan visi nya “Create a better everyday life for the many people”,
karena dalam operasionalnya IKEA memiliki Code of Conduct (IWAY) yang
berlaku juga bagi para pemasok nya yang salah satu nya berisis tentang etika p

Gambar 3.1 Persebaran Pemasok dan Gerai IKEA di Dunia
Sumber: Laporan Tahunan IKEA, 2015, p. 14

II.C

IKEA Indonesia

Walaupun sudah lebih dari 70 tahun berdiri, IKEA yang baru saja memasuki
pasarIndonesia 15 Oktober 2014 lalu langsung diserbu penggemarnya. Digerai
seluas 35.000 meter persegi itu, pengunjung bisa memuaskan diri berbelanja
perabot, mencari inspirasi interior, hingga mencoba kuliner khas Swedia. Tidak

14

heran jika gerai peritel asal Swedia yang berada di Alam Sutera itu kebanjiran
pengunjung pada hari pembukaannya. Bahkan, IKEA berencana untuk membuka
gerai keduanya di Jakarta.
Rata-rata pengunjung yang mengunjungi gerai IKEA di alam sutera adalah 5000
orang per hari dan hingga kini telah lebih dari 4 Juta pengunjung sejak dibuka
pada tahun 2014. Kesukesan IKEA Indonesia ditandai dengan kemampuannya
menjual 12 juta produk di tahun pertama. Salah satu program CSR yang
dicetuskan oleh IKEA Indonesia dengan partisipasi para pengunjung adalah
Program Blue Bag Project dan hingga kini bekerjasama dengan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI dalam memberikan penyuluhan yang
berkontribusi secara tidak langsung untuk perekonomian Indonesia.

15

Bab III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III.A Analisis Lingkungan Makro
Dalam menjalankan sebuah bisnis, tidak hanya kekuatan dari internal saja yang
dapat mensukseskan sebuah perusahaan. Faktor internal memang menjadi dasar
beroperasinya sebuah usaha. Namun, faktor eksternal juga memegang peranan
penting untuk menjalankan sebuah usaha. Terkadang faktor – faktor eksternal ini
dapat memberikan peluang untuk mengembangkan perusahaan. Di sisi lain, faktor
eksternal dapat mendatangkan sebuah ancaman atau tantangan yang harus
dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam pembahasan ini akan dibahasa
faktor – faktor eksternal yang dapat mempengaruhi jalannya operasional.
Untuk menghadapi persaingan dan juga dalam memicu perkembangan bisnis,
maka perusahaan harus mampu melihat dan menganalisa dinamika perubahan
pada lingkungannya sehingga peluang atau kesempatan dan ancaman yang akan
dihadapi oleh perusahaan dapat terdeteksi agar dapat mempersiapkan diri,
menyusun rencana & program untuk menggunakan kesempatan yang ada juga
dalam mengatasi masalah yang dihadapi demi perkembangan perusahaan ke arah
yang lebih baik.
Analisis lingkungan dalam riset ini akan membahas beberapa lingkungan bisnis
yang berpengaruh terhadap kondisi strategik IKEA Indonesia, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Lingkungan Demografi
Lingkungan Sosial
Lingkungan Teknologi Proses
Lingkungan Politik Domestik
Lingkungan Politik Internasional

6.
7.
8.
9.
10.

Lingkungan Alam
Lingkungan Budaya
Lingkungan Pemerintah
Lingkungan Pembangunan Ekonomi
Lingkungan Ekonomi Regional

III.B Lingkungan Demografi
Demografi adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari tentang dinamika
kependudukan manusia yang meliputi ukuran atau jumlah penduduk, struktur, dan

16

distribusi penduduk. Kemudian demografi juga melihat bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta
penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan
atau

kelompok

tertentu

yang

didasarkan

kriteria

seperti

pendidikan,

kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu (Wikipedia).
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 255 juta jiwa per tahun 2015
menjadi salah satu negara yang sangat menarik untuk disimak terkait dengan
demografi penduduk. Penyebaran penduduk di Indonesia tersebar dari berbagai
umur dan komposisi terbesar berada pada usia produktif atau mereka yang berusia
dari 15 – 64 tahun. Usia produktif adalah penduduk yang berada dalam usia kerja
atau setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Menurut
Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Indonesia yang sebagian besar merupakan penduduk dengan usia produktif
merupakan suatu negara dengan angkatan kerja yang besar. Hal ini akan
menjadikan Indonesia mendapatkan bonus demografi di tahun – tahun mendatang.
Para pakar demografi mengatakan bahwa Indonesia akan mendapatkan bonus
demografi pada tahun 2020 – 2030 di mana penduduk dengan umur produktif
sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut tidak terlalu
banyak. Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi.
Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat
penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anakanak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif.
Bonus demografi sebenarnya merupakan suatu peluang bagi sebuah negara untuk
menggenjot perekonomian. Usia produktif akan lebih banyak dan pemerintah
dapat memanfaatkan hal ini untuk memajukan perekonomian di berbagai sektor.

17

Hal ini ditambah dengan faktor demografi yang didominasi usia produktif rerata
28 tahun sebanyak 55 juta orang, dengan pendapatan yang terus bertumbuh dan
diprediksi mencapai 15.000 dollar per tahun dalam 10 tahun ke depan dan
Indonesia dianggap sebagai generator pasar ritel di kawasan Asia Tenggara. Oleh
karena itu, faktor demografi ini menjadi salahsatu faktor utama penyebab
kesuksesan IKEA di Indonesia.
III.C Lingkungan Sosial
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada dasarnya manusia
membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya digunakan sebagai sarana
untuk bersosialisasi. Bersosialisasi dalam hal ini berarti seorang manusia
membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitat untuk tinggal. Artinya
setiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan
berinteraksi.
Manusia pun sebagai makhluk sosial saling berhubungan dan erat keterkaitannya
dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan alam sekitar dan lingkungannya untuk menyempurnakan serta
meningkatkan kesejahteraan hidup demi kelangsungan hidupnya di muka bumi
ini. Namun, potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang
bila ia hidup, belajar, dan berkembang di tengah - tengah manusia lainnya.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangannya, bisa berjalan
dengan tegap, bisa berkomunikasi atau berbicara, dan mampu mengembangkan
seluruh potensi kemanusiaannya.
Apabila dihubungkan dengan IKEA Indonesia, kehadiran suatu industri di suatu
daerah akan memberikan manfaat yang sangat besar. Ada juga dampak yang
muncul di lingkungan industri tersebut yang sifatnya positif ataupun negatif,
diantaranya adalah lingkungan sosial. Salah satu misi dari perusahaan adalah

18

dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan sosial-ekonomi masyarakat
sekitar dan regional.
Sejak Ikea di Indonesia pada Oktober 2014 lalu di Alam Sutera, Serpong, Banten,
IKEA juga cukup aktif menjalankan program corporate Social Responsibility
(cSR). Sebelum kita memberlakukan plastik berbayar bila belanja di supermarket,
Ikea telah menerapkan program Ikea Blue Bag dengan tidak memberikan kantung
plastik kepada masyarakat yang berbelanja dan menggantikannya dengan Ikea
Blue Bag.
Dana untuk kantung plastik ini kemudian digunakan untuk meningkatkan program
CSR perusahaan yang salah satunya berupa peningkatan sarana sanitasi di
kawasan pemukiman padat di Penjaringan, Jakarta Utara. Dana pembelian plastik
Ikea Blue Bag ini 100 persen digunakan untuk program cSR perusahaan.Ikea juga
melaksanakan program Ikea Indonesia Water & community Forum, sebuah
kegiatan untuk mendorong kreativitas aktivitas cSR yang berkesinambungan
dalam operasional bisnis sehari-hari. Ajang ini membuat suatu forum dan pameran
dengan menggabungkan pengalaman akademis, komersial dan praktek di
lapangan untuk menemukan solusi-solusi terbaik yang bisa diterapkan.

Bukan hanya meluncurkan program bantuan, Ikea juga menggelar ajang Blue Bag
Water Innovation Award yang merupakan ajang kompetisi para mahasiswa di

19

Indonesia untuk mendorong inovasi terhadap perbaikan sanitasi dan air bersih di
Jakarta. Kompetisi ini telah diikuti oleh 170 peserta dari 23 universitas. Hal ini
juga sejalan dengan survei yang dilakukan oleh lembaga internasional terkait
program cSR suatu perusahaan. Berdasarkan perilaku maupun persepsi
masyarakat dunia seputar cSR, hampir seluruh konsumen dunia mengharapkan
perusahaan untuk bertanggung jawab. Konsumen juga memberikan perhatian
terhadap upaya perusahaan yang telah mengambil langkah jauh dalam melakukan
upaya cSR.
Persyaratan Standar IWAY meliputi:
- Tidak mempekerjakan anak
- Tidak ada pemaksaan atau tenaga kerja terikat
- Tidak ada diskriminasi
- Kebebasan berserikat
- Setidaknya mendapatkan upah minimum dan kompensasi lembur
- Lingkungan kerja yang aman dan sehat
Corporate Social Responsibility atau biasa disebut sebagai CSR adalah suatu
bentuk usaha yang dilakukan oleh sebuah industri atau perusahaan yang
dipandang sebagai bentuk tanggjungjawab mereka terhadap lingkungan sosial
atau lingkungan sekitar di mana perusahaan atau industri itu berada. Bentuk
Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan pastinya sesuai
dengan kemampuan perusahaan. Sementara Hackson and Milne (1996) juga
menyatakan

bahwa

Corporate

Social

Responsibility

merupakan

proses

pengkomunikasian akan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
industri atau perusahaan terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan
terhadap masyarakat secara keseluruhan.

20

Gambar III.1. Hubungan Antara Lingkungan Sosial, Alam, dan Ekonomi
Peningkatan kinerja IKEA Indonesia merupakan salah satu indikator keberhasilan
dari program Corporate Social Responsibility yang sudah dijalankan oleh
perusahaan. Oleh karena itu IKEA Indonesia melakukan beberapa aksi untuk
mnambah values mereka yang salah satunya dengan program Corporate Social
Responsibility. Di dalam industri perlengkapan rumah tangga, tingkat kepercayaan
konsumen terhadap pelayanan harus dijaga. Hal ini dapat dikatakan sebagai faktor
sosial karena lingkungan sosial akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Terlebih
lagi masyarakat Indonesia yang bersifat kekeluargaan, memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi kepada lingkungan sosial mereka. Jika ada salah satu
anggota lingkungan sosial mereka yang menaruh ketidakpercayaan terhadap suatu
hal, maka akan mempengaruhi keputusan dia juga.
III.D Lingkungan Teknologi
IKEA selalu melakukan pesanan dalam jumlah besar kepada para pemasok nya
dengan tujuan menghemat ongkos operasional. Dengan permintaan yang
sekaligus besar para pemasok memberikan diskon produksi kepada IKEA,
pemasok pun diuntungkan karena order dan produksi yang banyak tentunya

21

mengurangi barang mentah tidak layak produksi yang merupakan resiko inventory
pemasok.
Kemudian masalah yang biasanya muncul jika jumlah lot yang dikirimkan besar
adalah transportasi angkut, dengan jumlah lot yang besar tentunya alat transportasi
yang digunakan harus memiliki kapasitas angkut yang besar agar tidak terjadi
repetisi pengangkutan yang terlalu banyak. IKEA menemukan solusi guna
mengatasi masalah ini, yaitu dengan menerapkan metode flat packing sehingga
barang-barang yang dikirimkan tidak terlalu menghabiskan ruang di dalam box
truk yang digunakan sebagai alat transportasi pengiriman.
Produk yang disediakan oleh IKEA merupakan produk massal dengan desain
moduler karena dengan desain moduler ini para pemasok mampu memaksimalkan
kinerjanya serta meminimalkan biaya, selain itu mampu mempercepat waktu
pengerjaan dan mengurangi resiko kesalahan produksi.
Dari segi produk IKEA menyediakan produk yang dimana terbentuk didasarkan
oleh 5 dimensi (Democratic Design) yaitu:
a. Form (bentuk), membuat dunia menjadi indah dengan menciptakan produk
yang memiliki bentuk menarik
b. Function (fungsi), sangat diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari dan
membuat hidup menjadi mudah serta memberikan maanfaat yang berarti
c. Quality (kualitas), menciptakan barang yang tahan lama
d. Sustainability (berkelanjutan), memberikan efek positif terhadap manusia
dan planet
e. Low Price (harga yang terjangkau), menciptakan produk dengan harga
terjangkau sehingga semua orang dapat membelinya
Dalam persediaannya, IKEA menggunakan settingan maksimum/minimum.
menggunakan sistem “pengaturan maksimum/minimum” dalam proses pengisian
persediaan. Sistem ini dikembangkan oleh IKEA dalam proses pemesanan barang
kembali untuk memenuhi kebutuhan inventori toko. Pengaturan minimum adalah

22

jumlah minimal produk yang tersedia sebelum dapat dipesan kembali, sedangkan
pengaturan maksimum adalah jumlah maksimum produk tertentu yang dipesan
dalam satu waktu. Dengan sistem ini, maka IKEA dapat memenuhi permintaan
pelanggan, sementara meminimalisir resiko pemesanan produk terlalu sedikit atau
terlalu banyak.
Selanjutnya manajemen rantai pasok yang dilakukan oleh IKEA agar produk
sampai ke tangan konsumen adalah menggunakan taktik Inventori Cost-PerTouch. Metode yang dimana pelanggan memilih dan mengambil sendiri perabot
dalam kemasan langsung dari rak penyimpanan, ibaratnya makin banyak tangan
yang menyentuh produk yang dijual, makin banyak biaya yang terkait dengan
produk tersebut.
Contohnya jika konsumen ingin membeli sofa. Umumnya Sofa dipesan, dikirim
dari manufaktur, dipindahkan dari truk pengiriman ke rak penyimpanan di
gudang, dipindahkan dari gudang menuju kendaraan pribadi si pelanggan, atau
dikirim oleh peritel ke rumah si pelanggan. Setiap kali sofa dikirim, dipindahkan,
diangkut, akan ada biaya-biaya yang menyertainya. Makin sedikit barang
dipindahkan, makin sedikit biaya yang terkait dengannya
IKEA begitu memaksimalkan “TQM (Total Quality Management) nya, yaitu
mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi secara keseluruhan
mulai dari pemasok sampai ke pelanggan” (Heizer dan Barry, 2014, p. 248).
Keberhasilan dalam kualitas produk tentu saja harus dibarengi dengan etika yang
dianut oleh seluruh bagian perusahaan
Dalam Code of Conduct IKEA (IWAY) didalamnya berisi tentang kode etik bisnis.
Dibagian pendahuluan dalam IWAY dikatakan bahwa “Penting bahwa seluruh
Karyawan (co-workers) dan mitra bisnis eksternal IKEA memahami posisi IKEA
dalam hal korupsi dan langkah pencegahannya. Hal ini telah ditetapkan di dalam
Kebijakan dan Standar Grup IKEA tentang Anti Korupsi dan dikomunikasikan

23

kepada para mitra bisnis, termasuk vendor surat yang harus ditandatangani.” (p.
1). Bahwa hal tersebut membuktikan IKEA adalah suatu perusahaan yang
menjunjung nilai anti korupsi kepada semua stakeholdernya (etika personal).
Dalam persyaratan IWAY diungkapkan bahwa “Tidak ada polusi berat terhadap
lingkungan hidup, yang diartikan sebagai polusi yang memiliki kemungkinan
untuk menyebar luas dari lokasi tersebut dan di mana efek-efeknya akan sangat
sulit atau mahal untuk dikoreksi.” (p. 3) Hal ini merupakan salah satu bentuk
kepedulian IKEA terhadap lingkungan yang IKEA terapkan pada para
pemasoknya.

III.E Lingkungan Politik Domestik & Pemerintahan
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Oleh karena
itu pemimpin tertinggi negara ini yaitu Presiden dipilih secara demokrasi melalui
pemilihan umum yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Setiap presiden baru
terpilih, maka jajaran menteri – menteri yang ada di dalam kabinet pun berganti.
Kondisi politik ini lah yang membuat kebijakan – kebijakan bisa berbeda setiap
periode. Contohnya kurikulum pendidikan Indonesia yang selalu berganti – ganti
tergantung dari menteri pendidikan pada saat itu. Dengan demikian tidak
mengherankan terdapat kebijakan – kebijakan baru di berbagai sektor ketika
terdapat seorang menteri baru memimpin sebuah kementerian. Oleh karena itu,
dengan adanya kebijakan – kebijakan baru, tentu mempengaruhi lingkungan
bisnis yang beroperasi di Indonesia.
Politik kebijakan investor asing, di 2016 sudah mencapai 35 bidang (jasa
penunjang kesehatan, farmasi, pariwisata, fndustri film, dll). IKEA mendapat
pengecualian penyediaan 80 persen produk lokal. Ikea merupakan peritel perabot
rumah tangga asal Swedia, Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan Srie Agustina, Ikea memenuhi salah satu ketentuan
pengecualian dalam revisi Permendag 70 tahun 2013.

24

Dalam Permendag 56/M-DAG/2014 tentang perubahan atas Permendag Nomor
70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, IKEA masuk ketentuan toko modern yang
memerlukan keseragaman produksi dan bersumber dari satu jaringan pemasaran
global
III.F Lingkungan Politik Internasional
Seperti kita ketahui, beroperasinya sebuah industri atau perusahaan dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang mampu
mempengaruhi jalannya sebuah industri atau perusahaan antara lain faktor sosial,
budaya, demografi, teknologi, dan kondisi politik. Jalannya sebuah perusahaan
atau industri di suatu negara pasti akan dipengaruhi oleh kondisi politik baik
politik domestik maupun politik international. Apabila perusahaan atau industri
tersebut merupakan perusahaan multinasional atau menggunakan sistem
Penanaman Modal Asing atau PMA, kondisi politik internasional menjadi salah
satu yang turut dipertimbangkan.
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang secara pesat, bahkan ada
beberapa studi yang mengatakan bahwa Indonesia di beberapa tahun ke depan
akan menjadi “macan” Asia yang bisa saja menyetarakan negeri tirai bambu atau
Republik Rakyat Cina. Tentunya hal ini menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi
investor asing untuk menanamkan modalnya dan menjalankan usahanya di
Indonesia. Indonesia masih memiliki pasar yang luas dan sektor – sektor yang
memberikan peluang untuk digarap oleh pihak asing. Namun, kondisi politik
secara internasional turut mempengaruhi iklim investasi di Indonesia.
Menurut Contemporary Political Science yang dipublikasikan oleh UNESCO di
tahun 1950, politik internasional adalah salah satu kajian pokok dalam kajian
hubungan internasional yang mengkaji segala bentuk perjuangan dalam
memperjuangkan kepentingan dan kekuasaan suatu negara. Apabila politik adalah
studi tentang who gets what, when, and how, maka politik internasional adalah
studi mengenai who gets what, when, and how dalam arena internasional. Selain

25

mencakup unsur kekuasaan, kepentingan, dan tindakan, politik internasional juga
mencakup perhatian terhadap sistem internasional dan perilaku para pembuat
keputusan dalam situasi konflik. Hal ini membuat politik internasional
menggambarkan hubungan dua arah, menggambarkan reaksi, dan suatu respon.
IKEA Indonesia yang merupakan cabang dari IKEA Global merupakan
perusahaan multinasional karena beroperasi di berbagai negara. Tentunya faktor
politik internasional turut mempengaruhi jalannya bisnis IKEA Indonesia. Kondisi
yang sangat mempengaruhi tentu saja politik internasional di kawasan Asia
meskipun Asia bukan menjadi pusat konsentrasi berjalannya bisnis IKEA,
melainkan di eropa.
III.G Lingkungan Perkembangan Ekonomi
Negara dengan populasi terbanyak nomor 4. Telah menjadi tempat jual beli paling
penting sejak abad ke-7. Peringkat 10 ekonomi terbesar di dunia. Tahun 2013,
GDP Indonesia: $868.35 Juta. Penjualan mebel pertahun sebesar $ 1,3 Milliar
Saat ini industri yang berkembang dengan pesat di Indonesia salah satunya adalah
sektor industri transportasi udara atau penerbangan. Industri penerbangan
berkembang secara signifikan dilihat dari jumlah penumpang yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Seperti dilansir dari data Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara yang beroperasi di bawah naungan Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia, jumlah penumpang pesawat komersil di tahun 2014 adalah
sebanyak 72,6 juta orang atau naik 5,6 persen dari tahun 2013 yang tercatat
sebanyak 68,5 juta orang. Hal ini didukung oleh meningkatnya jumlah pesawat
terbang yang beroperasi di Indonesia dan tentu saja jumlah frekuensi penerbangan
per hari di Indonesia pun turut meningkat. Tidak mengherankan hal ini terjadi
karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan transportasi udara masih
menjadi andalan untuk menghubungkan satu pulau ke pulau lain. Masyarakat
Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa dan meningkatnya masyarakat

26

ekonomi kelas menengah, masih menjadi pasar yang menggiurkan untuk para
pelaku bisnis jasa transportasi udara.

27

Bab IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.A

Kesimpulan

IKEA menjadi retailer furniture terbesar di dunia, karena pada dasarnya IKEA
memiliki nilai yang kuat yang ditanamkan pada setiap subjek yang teribat dalam
operasional IKEA, baik manajer, karyawan, hingga pemasok. IKEA memiliki
panduan/Code of Conduct yang disebut IWAY. IWAY berisikan tentang sistem
Nilai, Etika Bisnis, Komitmen serta penegakan terhadap peraturan-peraturan
IKEA bagi individu dalam menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya
Dari penjabaran faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi jalannya
operasional IKEA Indonesia, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Analisa SWOT
Kekuatan utama Ikea adalah pengakuan merek internasional yang kuat dibangun
di atas filsafat yang unik dan harga produk rendah, dikombinasikan dengan
kinerja penjualan yang solid sejak 1997. Perusahaan ini juga mempertahankan
kontrol total, harga desain dan pasokan rentang produk secara global, dan
tentunya memiliki portofolio produk yang dapat memenuhi kebutuhan untuk gaya
hidup konsumen. umum.
Namun, Ikea melawan kelemahan utamanya dengan kesempatan kunci, yang
merupakan ekspansi ke pasar negara berkembang di Asia dan Eropa Timur.
Perkembangan baris premium, baik di dalam toko yang ada atau melalui fascias
baru jalan tinggi melengkapi luar kota toko, dan peningkatan penjualan melalui
pengembangan e-commerce di setiap negara, sama-sama meningkatkan layanan
pelanggan, dan mengurangi permintaan volume di toko yang ada.

28

Strengths
1. Produk IKEA dikenal dengan rancangannya yang modern dan kadang
terbilang aneh. Salah satu prinsip IKEA adalah mengurangi harga dengan
berbagai cara tanpa mengurangi kualitas. Hal ini bisa dilihat di toko-toko
IKEA dan di katalognya dalam bentuk pertanyaan seperti "Mengapa IKEA
menjualnya tanpa dirakit?" atau "Mengapa IKEA membuat sesuatu dalam
jumlah besar?"
2. Toko IKEA kebanyakan berbentuk balok biru yang besar dengan jendela
yang minim.
3. IKEA memiliki merek yang dikenal secara internasional yang kuat
menarik kelompok kunci pelanggan demografis.
4. Model bisnis IKEA adalah unik dalam konstruksi dan eksekusi dengan
kompetisi langsung.
5. Sukses telah diukir dari nilai harga arsitektur menawarkan kepada
pelanggan produk-produk inovatif dan fungsional.
Weaknesses
Sementara merek internasional ada tingkat ketergantungan pada pasar Eropa
dengan 90% dari toko yang berbasis di Eropa dan sisanya di seluruh Amerika,
Timur Tengah dan Asia. Walaupun modelnya mempromosikan harga rendah telah
diidentifikasi ada tingkat rendah terkait layanan pelanggan, ini menunjukkan ada
kebutuhan untuk bekerja pada pelayanan untuk memastikan pengalaman belanja
yang lengkap dan memastikan bisnis yang berulang dalam basis pelanggan.
Sebagai reaksi terhadap pergerakan pasar pengembangan E-commerce telah
diperlukan untuk bersaing dalam dunia teknologi modern namun ada juga menjadi
pertimbangan gerakan ke ritel multi-channel bergerak menjauh dari visi mendasar
dari pelanggan bisa melihat dan menyentuh produk.

Opportunities

29

IKEA bergerak secara global melalui pengembangan model Asia dan Eropa
Timur. Produk tradisional untuk IKEA telah memiliki nilai di benak konsumen,
harga produk volume rendah tinggi namun pada perjalanannya ke pertengahan
dan titik harga yang lebih tinggi akan melihat kesempatan untuk memindahkan
pangkalan demografi dan meningkatkan nilai rata-rata dengan keranjang
ketergantungan kurang pada kelompok demografis yang terbatas.
Meskipun terdapat asosiasi-asosiasi negatif dalam pengembangan situs Ecommerce IKEA ada peluang terkait untuk mencapai pertumbuhan dan
meningkatkan tingkat layanan pelanggan sebagai kemampuan transaksional
tambahan akan mengurangi tekanan dari toko untuk tingkat tertentu.
Threads
Dalam pertumbuhan pasar ritel yang kompetitif pengecer utama mulai
mencerminkan model nilai biaya furnitur rendah dikemas datar yang akan
berdampak pada daya apung dari IKEA. Dengan kekhawatiran ekonomi selama
disposable income meningkatnya biaya hidup dan depleting ada ancaman secara
keseluruhan kinerja bisnis di Inggris dan pasar Amerika secara khusus.
IKEA Indonesia sebagai dapat menganalisis faktor - faktor eksternal perusahaan
yang dapat menjadi ancaman atau tantangan ke depan untuk dihadapi dan peluang
– peluang perusahan dalam menjalankan operasional bisnisnya
1. IKEA Indonesia dalam menghadapi ancaman – ancaman yang berasal dari
lingkungan eksternal perusahaan dapat menyusun sebuah strategi baru dan
jika mungkin mengubahnya dari ancaman menjadi sebuah peluang ke
depan.
2. Dengan mengetahui faktor – faktor eksternal yang ada, IKEA Indonesia
dapat melakukan langkah preventif dan adaptif agar jalannya operasional
bisnis IKEA Indonesia tetap berjalan lancar tanpa kendala.
Dengan begitu IKEA Indonesia dapat menyikapi lebih baik dan lebih siap
untuk menghadapi faktor – faktor eksternal yang mungkin akan muncul di

30

jalannya operasi perusahaan di Indonesia. Selain itu untuk IKEA Indonesia,
analisis faktor – faktor eksternal ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
untuk pembuatan strategi korporasi ke depan.
IV.B

Saran

Beberapa perubahan dapat dilihat dengan perkembangan e-commerce, yang dalam
jangka panjang, hal ini mungkin memiliki efek merugikan pada pendapatan dari
batu bata dan mortir toko Ikea, tetapi efek positif pada omset untuk perusahaan
secara keseluruhan, dan dengan demikian adalah contoh utama bagaimana
perusahaan menyelaraskan sendiri untuk mengatasi ancaman kunci untuk toko
tradisional.
Konsumen mungkin menemukan belanja internet lebih baik, karena reputasi Ikea
berarti bahwa mereka sudah yakin akan kualitas dan pengerjaan dari produk
IKEA, yang bertentangan dengan keyakinan sekarang dari Ikea bahwa pelanggan
harus bisa merasakan dan memeriksa kualitas produk sebelum membeli, Ikea juga
telah menerapkan strategi ekspansi berbasis agresif selama beberapa tahun
terakhir, meskipun kelemahan pasar konsumen eksternal berarti bahwa
pertumbuhan penjualan selama beberapa tahun berikutnya harus tetap relatif
sederhana.
Kesempatan untuk berkembangnya industri perlengkapan rumah tangga di
Indonesia masih sangat berpotensi positif ke depan. Terlebih lagi jumlah kelas
menengah di Indonesia yang meningkat dan semakin berpihaknya peran
pemerintah terhadap industri ini, hal ini benar – benar harus dimanfaatkan oleh
para perusahaan penerbangan khususnya IKEA Indonesia untuk berkembang.
Oleh karena itu, IKEA Indonesia harus dapat membuat strategi dan keputusan –
keputusan yang dapat memaksimalkan perusahaan dan mengembangkan pangsa
pasar di sektor industri perlengkapan rumah tangga.

31

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

0 5 10

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

1 3 7

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA METRO

15 107 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60