PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA MATERI METODE PENGGORENGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TPHP SMK NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN AJARAN 2015/2016.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA MATERI METODE PENGGORENGAN DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TPHP SMK NEGERI 1 BERASTAGI

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh

DEWI CAHAYA NOVITARINI GINTING

NIM. 509142008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

DEWI CAHAYA NOVITARINI GINTING. NIM 59142008. Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Pada Materi Metode Penggorengan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Prodi Pendidikan Tata Boga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada materi metode penggorengan. (2) Mengetahui hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada materi metode penggorengan. (3) Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar pada materi metode penggorengan. Desain penelitian ini adalah quasi experimen. Lokasi penelitian dilaksanakan si SMK Negeri 1 Berastagi. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap. Penentuan kelas dilakukan secara total sampling sehingga sampel terdiri dari 2 kelas yaitu XI TPHP 1 yang berjumlah 29 orang dan kelas XI TPHP 2 yang berjumlah 29 orang sehingga total sampel berjumlah 58 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan teknik analisis data menggunakan deskripsi data, uji normalitas menggunakan liliefors, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan hasil belajar metode penggorengan yang menggunakan model pembelajaran Direct Instruction termasuk kategori cenderung tinggi dengan rata-rata sebesar 82,03 dan tingkat kecenderungan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran Direct Instruction cenderung cukup dengan rata-rata sebesar 60,62. Uji normalitas dari kedua kelas berdistribusi normal. Dari hasil hipotesis dengan menggunakan uji Independent Sampel T Test dan uji pihak kanan dengan varians kedua kelompok sampel diperoleh nilai t-hitung sebesar 7,701 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,004. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan teruji kebenarannya secara statistik pada taraf signifikan α = 0.05. Dengan demikian model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh lebih signifikan atau lebih baik terhadap hasil belajar siswa dengan materi metode penggorenga di kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Direct Instruction, Hasil Belajar Metode Penggorengan


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, dimana Tuhan selalu memberkati, melindungi, dan memberi kesehatan bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Pada Materi Metode Penggorengan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2015/2016.”

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti dengan segala ketulusan dan kerendahan hati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :

1. Ibu Dra. Ana Rahmi, M.Pd dan Ibu Dra. Nikmat Akmal, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan sekaligus yang menjadi dosen penguji penulis yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dr. Erli Mutiara, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tata Boga. 7. Ibu Dra. Yuspa Hanum, MS sebagai Pembimbing Akademik yang telah

membimbing saya sejak awal masuk kuliah hingga sekarang dan Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan.

8. Seluruh staf pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(7)

iii

9. Bapak Drs. Kelion selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Berastagi yang telah memberikan ijin melakukan penelitian disekolah yang beliau pimpin. Serta Ibu Kariyani Pinem, S.P selaku guru di kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

10.Teristimewa kepada Orang Tua penulis tercinta Delianna Tarigan yang senantiasa memberikan perhatian dan doanya, serta dukungan baik secara moril maupun materil, kepada adik penulis Yoga Tandenta Ginting dan Sebastian Eyrehaganta Ginting yang mendukung lewat semangat.

11.Untuk teman-teman sepelayanan, PERMATA GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan dan PANLOK CIMPA Klasis MKL 2016 yang selalu mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyeselaikan skripsi ini. 12.Sahabat-sahabat terbaik penulis yang selalu menjaga lewat doa dan

penyemangat yang pengertian, Diana Valentina Brahmana, S.Pd, Karina Beatrix Ginting, S.Kom, Sherly Vebrin Sitepu, Jesica Vania Sitepu, Andreas Fernando Brahmana, S.H, dan Silvia Virginia Brahmana, S.Pd.

13.Kepada kakak penulis Desi Arsianty dan paman penulis Tibta Perangin-angin yang mendukung serta menghibur penulis selama penyusunan skripsi ini. 14.Seluruh teman-teman jurusan PKK, Prodi Pendidikan Tata Boga FT-Unimed

Stambuk 2009, 2010, 2011 Reguler/Ekstensi terkhusus kepada Tyo Nifa Perangin-angin, S.Pd, dan Farida Irayani, S.Pd yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

15.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi ini yang tidak dapat diucapkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga semua kebaikan yang diberikan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, September 2016 Penulis,

Dewi Cahaya N. Ginting NIM. 509142008


(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 11

A.Deskripsi Teori ... 11

1. Model Pembelajaran Direct Instruction ... 11

2. Hasil Belajar Materi Metode Penggorengan ... 16

3. Aneka Matode Penggorengan ... 18

B.Penelitian Yang Relevan ... 22

C.Kerangka Berfikir ... 23

D.Rumusan Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional... 26

1 Defenisi Operasional ... 26

2 Variabel Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 27


(9)

v

2 Sampel ... 28

D. Prosedur Pelaksanaan ... 28

E. Instrument Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Hasil Uji Coba Instrumen ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

1. Deskripsi Data Penelitian ... 36

2. Uji Kecenderungan ... 37

3. Uji Persyaratan Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Deskripsi Data Penelitian ... 41

B. Tingkat Kecenderungan ... 43

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 45

D. Pengujian Hipotesis ... 48

E. Pembahasan Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN


(10)

vi

DAFTAR GAMBAR

1. Skema Model Pembelajaran Direct Instruction ... 12

2. Proses Penggorengan Dengan Metode Deep Frying ... 18

3. Proses Penggorengan Dengan Metode Surface Frying ... 20

4. Proses Penggorengan Dengan Media Penyangraian ... 21

5. Rancangan Pelaksanaan Penelitian ... 28


(11)

vii

DAFTAR TABEL

1. Sebaran Populasi ... 27

2. Kisi-kisi Soal Metode Penggorengan ... 29

3. Klasifikasi Validitas ... 31

4. Kriteria Reliabilitas... 32

5. Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 33

6. Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 34

7. Deskripsi Data Pre Tes Siswa ... 42

8. Deskripsi Data Post Tes Siswa ... 43

9. Tingkat Kecenderungan Direct Instruction ... 44

10.Tingkat Kecenderungan yang tidak menggunakan Direct Instruction ... 44

11.Hasil Uji Normalitas Data Pre Tes Siswa ... 45

12.Hasil Uji Normalitas Data Post Tes Siswa ... 46

13.Hasil Uji Homogenitas Data Pre Tes ... 46

14.Hasil Uji Homogenitas Data Post Tes ... 47


(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ... 57

2. RPP ... 59

3. Instrumen TesHasil Belajar... 69

4. Kunci Jawaban Tes ... 75

5. Tabel Uji Validitas ... 76

6. Perhitungan Validitas Uji CobaInstrumen ... 77

7. Tabel Uji Reliabilitas ... 79

8. Perhitungan Uji Reabilitas Tes ... 80

9.

Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes ... 81

10.

Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes... 82

11.

Perhitungan Daya Beda Tes ... 83

12.

Tabel Uji Daya Beda Tes ... 84

13.

Pretes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 85

14.

Pretes Hasil Belajar Kelas Eksperimen... 86

15.Postes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 87

16.Postes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 88

17.Rekapitulasi Nilai Pre Tes dan Post Tes Kelas Kontrol ... 89

18.Rekapitulasi Nilai Pre Tes dan Post Tes Kelas Eksperimen ... 90

19.

Perhitungan Mean dan Standart Deviasi ... 91

20.Identifikasi Tingkat Kecenderunan Variabel Penelitian ... 92

21.Pengujian Hipotesis ... 96

22.Distribusi Nilai T Tabel ... 97


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat dengan perkembangan, oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan yang sangat cepat adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, perekonomian, dan perkembangan teknologi suatu bangsa. Berkembangnya dunia pendidikan pada saat ini, merupakan tantangan bagi setiap guru untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.Pada dasarnya proses pendidikan merupakan suatu usaha untuk membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan, sehingga individu tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses yang dialami oleh siswa. Proses belajar yang efektif mengandung arti bahwa belajar itu memperoleh hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar siswa yang baik merupakan salah satu ciri berhasilnya proses belajar tersebut (Amri, 2010). Seperti halnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan siswa menjadi manusia yang produktif, yang langsung dapat bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi (DepartemenPendidikanNasional, 2004:3).


(14)

2

Pendidikan dan pelatihan berbagai program keahlian yang diselenggarakan di SMK telah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Hal ini sesuai dengan dokumen SMK tahun 2004 yang menyatakan bahwa SMK menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Untuk mencapai standart kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/dunia usaha asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisir menjadi program normatif, produktif, dan adaptif (DepartemenPendidikanNasional, 2004:8).

Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Program produktif lebih bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian (DepartemenPendidikanNasional, 2004:9). Kompetensi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian di SMKNegeri 1 Berastagimerupakan kompetensi keahlian yang lulusannya disiapkan oleh sekolah tersebutuntuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam bidang tata boga. Banyak standar kompetensi pada kompetensi keahlian tersebut yang mendukung lulusannya dapat bekerja dalam bidang tata boga.

Standar kompetensi melakukan teknik pengolahan menggunakan metode penggorengan ini merupakan proses dasar yang harus dimiliki oleh siswa sebagai kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk menunjang standar kompetensi lain yang bersifat lanjutan. Siswa dapat dikatakan menguasai standar kompetensi


(15)

3

melakukan pengolahan lebih lanjut, apabila mereka mampu menguasai kompetensi dasarnya. Oleh karena itu, kurikulum SMKNegeri 1 Berastagi untuk kompetensi keahlian teknik pengolahan menggunakanmetode penggorengan, standar kompetensi melakukan teknik pengolahan menggunakan metode penggorengan dasar ini diberikan kepada peserta didik kelas XI semester genap. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mengetahui dasar-dasar proses pengorengan. Standar kompetensi melakukan penggorengan dasar ini jika tidak dapat dikuasai dengan baik, maka peserta didik harus mengulang proses pembelajaran sampai tercapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Pencapaian kompetensi peserta didik melalui proses pembelajaran praktikum teknik pengolahan menggunakanmetode penggorengandipengaruhi banyak hal diantaranya sarana praktikum, guru, waktu praktikum, kemandirian peserta didik dan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut terkadang menghambat peserta didik dalam mencapai kompetensi yang seharusnya. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, pemilihan model pembelajaran yang digunakan guru juga sangat menentukan tercapai atau tidaknya kompetensi dari peserta didik. Model pembelajaran apa yang seharusnya digunakan untuk pencapaian kompetensi-kompetensi yang bersifat dasar bagi kompetensi lainnya dan model pembelajaran apa yang digunakan untuk pencapaian kompetensi yang sifatnya lanjutan. Ketidaktepatan dalam memilih model pembelajaran bisa menyebabkan waktu pencapaian kompetensi menjadi lebih lama atau bahkan tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan (terbatas oleh kalender pendidikan). Hambatan


(16)

4

seperti ini yang biasanya muncul dalam pembelajaran praktikum di SMK-SMK yang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dalam penyampaian materi ajar pada standar kompetensi teknik pengolahan menggunakan metode penggorengan oleh guru kepada peserta didik biasanya menggunakan model pembelajaran konvensional. Dimana guru menjelaskan teori di depan kelas, mendemonstrasikan, memberikan tugas, kemudian peserta didik kurang diberikan penguatan dalam menguasai dasar-dasar teknik pengolahan menggunakan metode penggorengan dalam menyelesaikan proses pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat ketika peserta didik melakukan praktikum, setiap pertemuan seharusnya dapat melaksanakan minimal satu proses teknik pengolahan menggunakan metode penggorengan yang baik, yang terjadi tidak seperti itu. Untuk satu proses pengolahan diselesaikan dalam dua sampai tiga kali pertemuan juga melakukan teknik pengolahan menggunakan metode penggorengandengan kurang memperhatikan keselamatan kerja yang seharusnya. Jika hal tersebut terus berlanjut maka tidak semua kompetensi yang dibutuhkan peserta didik dapat tersampaikan dan berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.

Sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di SMKNegeri 1 Berastagi bahwa dalam pembelajaran melakukan teknik pengolahan menggunakan metode penggorengan dalam hal ini siswa dikatakan telah berkompeten atau lulus jika mendapat nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. Untuk mencapai nilai 75 siswa harus melaksanakan prosedur, persiapan, proses, hasil, dan waktu dalam


(17)

5

praktik teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan. Kenyataannya, dalam standar kompetensi melakukan teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan masih belum sepenuhnya mencapai kriteria ketuntasan minimal tersebut. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa kelas XI TPHP 1 dan XI TPHP 2 SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2015/2016 : kelas XI TPHP 1 berjumlah 29 siswa. Adapun siswa yang bernilai 50 – 60 sebanyak 15 orang sekitar 50%; nilai 61 – 70 sebanyak 7 orang sekitar 23,33%; nilai 71 – 80 sebanyak 5 orang sekitar 16,66%; nulai 81 – 90 sebanyak 3 orang sekitar 3,00&. Kelas XI TPHP 2 juga berjumlah 29 orang. Adapun siswa bernilai 50 – 60 sebanyak 18 orang sekitar 62,06%; nilai 61 – 70 sebanyak 6 orang sekitar 20,69%; nilai 71 – 80 sebanyak 3 orang sekitar 3,00%; 81 – 90 sebanyak 2 orang atau sekitar 6,89 %. (Sumber: SMK Negeri 1 Berastagi)

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya penguasaan dalam melakukan teknik pengolahan menggunakan metode penggorengan diantaranya yaitu kurang adanya usaha guru dalam mendesain pembelajaran/model pembelajaran yang bervariatif, inovatif, dan kreatif yang bisa menimbulkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa dapat memaksimalkan waktu belajar dan praktik, dimana pola transfer pengetahuan kepada peserta didik hanya ditargetkan kepada tersampaikannya materi yang harus disampaikan yang tertulis pada dokumen kurikulum. Siswa menjadi pasif dan tidak bertanya ketika mengalami kesulitan, kemudian guru juga kurang intensif dalam proses pembimbingan kepada siswa. Adapun untuk mengatasi permasalahan yang terjadi


(18)

6

tersebut, maka akan dicoba dengan menerapkan model pembelajaran langsung tipe direct instruction.

Model pembelajaran langsung tipe direct instruction ini menekankan aplikasi pada kelompok atau individu untuk menghadapi dan mempelajari instruksi yang diberikan oleh guru dan melaksanakan instruksi tersebut untuk rangkaian-rangkaian praktik, pelajaran sehari-hari dalam membaca, aritmatika dan bahasa (Becker, 1993). Model pembelajaran langsung tipe direct instructionini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dengan lima tahap aktifitas yakni; orientasi, presentasi, praktik yang terstruktur, praktik di bawah bimbingan dan praktik mandiri. Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini dapat dilihat berdasarkan tahapan-tahapan yaitu untuk menguatkan kemampuan yang bersifat fundamental dasar, memaksimalkan waktu belajar siswa dan melatih kemandirian peserta didik untuk mencapai kompetensinya.

Alasan peneliti memilih model pembelajaran ini karena terdapat salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung yaitu cara guru mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing dalam mendemontrasikan kegiatan praktik yang dikombinasikan dengan latihan serta bimbingan individual terhadap setiap siswa. Untuk pelaksanaannya, guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik, karena keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan


(19)

7

dapat meningkatkan penyerapan bagi siswa itu sendiri, membuatbelajar berlangsung dengan lancar dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi baru sehingga membuat siswa dapat meningkatkan keterampilannya. Hal tersebut sangat berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada standar kompetensi teknik pengolahan hasil pertanian.

Melihat relevansi yang ditimbulkan pada model pembelajaran langsung tesebut, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Pada Materi Metode PenggorenganDalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2016/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, maka identifikasi masalah perlu ditetapkan terlebih dahulu untuk mengetahui dan memperjelas kemungkinan permasalahan yang mungkin timbul dalam penelitian ini.

Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Model pembelajaranapa yang lebihefektifdigunakanpada materi Metode Penggorengan di kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi ?

2. Apakah yang menyebabkanrendahnyahasilbelajarsiswapada materi Metode Penggorengandi kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi ?


(20)

8

3. Bagaimanahasilbelajar yang menggunakan model pembelajaranDirect Intructionpada materi Metode Penggorengan dikelas XITPHP SMK Negeri 1 Berastagi ?

4. Bagaimanahasilbelajar yang tidak menggunakan model pembelajaranDirect Instructionpada materi Metode Penggorengan di kelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi ?

5. Apakahadapengaruhhasilbelajar yang menggunakan model pembelajaranDirect Instructionpada materi Metode Penggorengan di kelas XITPHP SMK Negeri 1 Berastagi ?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyak dan luas permasalahan yang dapat diteliti dalam penelitian ini, sehingga tidak akan menyebabkan masalah menjadi luas pada ruang lingkupnya serta terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang akan diungkapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model PembelajaranlangsungDirect Instruction.

2. Materi yang dijadikan bahan penelitian ini adalah materi pokok Metode Penggorenganyaitudeep frying, surface frying,danpenyangraian.

3. Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Berastagi pada siswa kelas XI TPHPprogram keahlian Agribisnis Hasil Pertanian.


(21)

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan bataan masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar Metode Penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian yang menggunakan model pembelajaran langsung Direct Instruction dikelas XI SMK Negeri 1 Berastagi ?

2. Bagaimana hasil belajar Metode Penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian yang tidak menggunakan model pembelajaran langsung Direct Instruction dikelas XI SMK Negeri 1 Berastagi ?

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran langsung Direct Instruction terhadap hasil belajar Metode Penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian pada siswa dikelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban penelitian yang telah dirumuskan diatas, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar Metode Penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian yang menggunakan model pembelajaran langsung Direct Instruction pada siswa dikelas XI SMK Negeri 1 Berastagi

2. Untuk mengetahui hasil belajar Metode Penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian yang tidak menggunakan model pembelajaran langsung Direct Instruction pada siswa dikelas XI SMK Negeri 1 Berastagi


(22)

10

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung Direct Instruction terhadap hasil belajar Metode Penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian pada siswa dikelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, penelitian inidiharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam menerapkan model pembelajaran langsung Direct Instruction sebagai upaya dalam meningkatkan efektifitas waktu praktik siswa dalam melakukan teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan mampu memberikan variasi model pembelajaran praktik teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian sehingga materi dapat lebih mudah diserap dan menumbuhkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan mandiri.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran sebagai masukan yang berarti bagi sekolah khususnya guru untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa pada standar kompetensi produktif khususnya pada standar kompetensi teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian.


(23)

52 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran direct instruction memiliki rata-rata sebesar 82,03 dengan kategori Baik.

2. Hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran direct instruction memilik rata-rata sebesar 60,67 dengan kategori Kurang.

3. Berdasarkan perhitungan uji Independent Sampel T Test dan uji pihak kanan dengan varians kedua kelompok sampel diperoleh nilai thitung sebesar 7,701 lebih besar dari ttabel sebesar 2,004. Dengan demikian model pembelajaran

direct instruction memberikan pengaruh lebih tinggi terhadap hasil belajar siswa dengan materi metode penggorengan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran direct instruction di kelas XITPHP SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis di atas, maka penulis megajukan beberapa saran antara lain:


(24)

53

1. Bagi para guru, khususnya guru bidang studi tata boga agar menerapkan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi sekolah, lebih mendukung fasilitas yang diperlukan untuk proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan mutu pendidikan

3. Peneliti sebagai calon guru, dalam memilih model pembelajaran hendaknya memilih model yang sesuai dan melibatkan peserta didik tujuannya agar kegiatan mengajar lebih aktif.


(25)

54

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan dan Iif Khoirun Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran (Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum). Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Anonymous. 2006. Rice International Comodity Profie. Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 25 (4).

Arends, R.I. 2008. Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar). Yogyakarta: Pelajar Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Becker, G.S. 1993. Human Capital: A Theoritical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education. Chicago and London: The University of Chicago Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2004. Kurikullum Berbasis Kompetensi: Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani SD & MI. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

,. 2009. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadui. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas.

Gagne, R. M. 1997. Conditioning of Learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Hadi, Sutrisno. 1999. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan (Cetakan ke-7). Bandung: Citra Aditya.

Kardi, S dan Nur, M. 2000. Pengajaran angsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.


(26)

56

Kemp, J.E dan Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media. Cambridge: Harper & Row Publisher New York.

Mukhtar. 2003. Sekolah Berprestasi. Jakarta: Nimas Multimedia.

Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Praptono, F. 1997. Meida Pengajaran. Yogyakarta: FPTIK IKIP.

Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sadiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Silberman, Melvin L. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Subagyo, Pangestu. 2004. Statistik Terapan. Yogyakarta: BPFE.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Karya.

,.2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

,. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002 Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Walpole. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka.


(27)

56

Widoyoko, E.P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Winke. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.


(1)

10

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung Direct Instruction terhadap hasil belajar Metode Penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian pada siswa dikelas XI TPHP SMK Negeri 1 Berastagi

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, penelitian inidiharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam menerapkan model pembelajaran langsung Direct Instruction sebagai upaya dalam meningkatkan efektifitas waktu praktik siswa dalam melakukan teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan mampu memberikan variasi model pembelajaran praktik teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian sehingga materi dapat lebih mudah diserap dan menumbuhkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan mandiri.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran sebagai masukan yang berarti bagi sekolah khususnya guru untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa pada standar kompetensi produktif khususnya pada standar kompetensi teknik pengolahan dengan menggunakan metode penggorengan deep frying, surface frying, dan penyangraian.


(2)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran direct instruction memiliki rata-rata sebesar 82,03 dengan kategori Baik.

2. Hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran direct instruction memilik rata-rata sebesar 60,67 dengan kategori Kurang.

3. Berdasarkan perhitungan uji Independent Sampel T Test dan uji pihak kanan dengan varians kedua kelompok sampel diperoleh nilai thitung sebesar 7,701 lebih besar dari ttabel sebesar 2,004. Dengan demikian model pembelajaran direct instruction memberikan pengaruh lebih tinggi terhadap hasil belajar siswa dengan materi metode penggorengan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran direct instruction di kelas XITPHP SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis di atas, maka penulis megajukan beberapa saran antara lain:


(3)

53

1. Bagi para guru, khususnya guru bidang studi tata boga agar menerapkan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi sekolah, lebih mendukung fasilitas yang diperlukan untuk proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan mutu pendidikan

3. Peneliti sebagai calon guru, dalam memilih model pembelajaran hendaknya memilih model yang sesuai dan melibatkan peserta didik tujuannya agar kegiatan mengajar lebih aktif.


(4)

54

Pembelajaran (Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum). Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Anonymous. 2006. Rice International Comodity Profie. Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 25 (4).

Arends, R.I. 2008. Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar). Yogyakarta: Pelajar Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Becker, G.S. 1993. Human Capital: A Theoritical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education. Chicago and London: The University of Chicago Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2004. Kurikullum Berbasis Kompetensi: Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani SD & MI. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

,. 2009. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadui. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas.

Gagne, R. M. 1997. Conditioning of Learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Hadi, Sutrisno. 1999. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan (Cetakan ke-7). Bandung: Citra Aditya.

Kardi, S dan Nur, M. 2000. Pengajaran angsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.


(5)

56

Kemp, J.E dan Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media. Cambridge: Harper & Row Publisher New York.

Mukhtar. 2003. Sekolah Berprestasi. Jakarta: Nimas Multimedia.

Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Praptono, F. 1997. Meida Pengajaran. Yogyakarta: FPTIK IKIP.

Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sadiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Silberman, Melvin L. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Subagyo, Pangestu. 2004. Statistik Terapan. Yogyakarta: BPFE.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Karya.

,.2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

,. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002 Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Walpole. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka.


(6)

Widoyoko, E.P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Winke. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.


Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI CAHAYA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR T.P. 2012/2013

0 8 43

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014

2 27 61

PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR SBK MATERI MEMBUAT KARYA KOLASE SISWA KELAS IV SDN GUGUS KENANGA KABUPATEN KEBUMEN

5 47 379

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI TRANSAKSI MELALUI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN 2014 2015

1 1 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KKPI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 73

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA BAGAN GARIS WAKTU

0 0 8

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KESADARAN SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 20152016

0 1 14