PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM.
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU
PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL DI SMP
NEGERI 1 LUBUK PAKAM
Oleh :
Denisha Noralita Siburian
NIM 4122111025
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Denisha Noralita Siburian dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 9
Juni 1994. Anak pertama dari Ayah yang bernama Partumpuan Siburian dan Ibu
yang bernama Delima Situmorang. Pada tahun 1999, penulis masuk TK
Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung dan lulus pada tahun 2000. Pada
tahun 2000, penulis masuk SD Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung dan
lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP
Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung dan lulus pada tahun 2009. Setelah
itu penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Abdi Sejati Perdagangan, Kab.
Simalungun dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU
PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL
DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
Denisha Noralita Siburian (4122111025)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa hasil belajar matematika
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berbantu peta konsep lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada
materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-G dan kelas VII-H
sebanyak 68 orang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu yaitu jenis
penelitian yang tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Data yang digunakan adalah tes
PAM yang diambil dari 10 soal pilihan berganda dan tes akhir atau posttest
berbentuk pilihan berganda sebanyak 10 soal untuk melihat hasil belajar siswa
setelah dilakukan tindakan. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji
normalitas tes dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas tes
menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa hasil tes
PAM kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen,
dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Dari
hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa yang
diberi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep adalah
dengan simpangan baku
dan rata-rata hasil belajar matematika siswa
dengan simpangan
yang diberi model pembelajaran konvensional adalah
. Untuk uji hipotesis digunakan uji t, dari hasil perhitungan diperoleh
baku
dan
. Ternyata
, sehingga
ditolak
dan
diterima sehingga diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada
detail pengerjaan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Skripsi
ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Peta Konsep dan Model Pembelajaran
Konvensional di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan, saran positif serta berbagai kemudahan kepada penulis
dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan pada Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, Bapak Dr. E. Elvis
Napitupulu, M.S dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor
UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh
Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta
Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program
Studi Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Drs. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu
dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak
membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Animan, M.Pd selaku
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Ibu Hotnida Hutapea, S.Pd, selaku Guru
Matematika SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Guru/Staf Pegawai SMP Negeri 1 Lubuk
Pakam yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua Ayahanda alm.
Partumpuan Siburian dan Ibunda alm. Delima Situmorang, untuk adikku alm. Pahala
v
Benefid Siburian, Philipus Oktavianto Siburian, dan Parelino Bartolomeus Siburian yang
selalu jadi motivasi ketika semua permasalahan yang ada membuat penulis terpuruk.
Kepada keluarga besar Siburian dan Situmorang yang selalu memberikan doa, semangat
serta dukungan. Kepada Bapaktua dan Maktua Rita, Bang Buyung, Kak Desi, Kak Elsa,
Kak Esra dan ponakan-ponakan penulis yang selalu memberikan doa dan semangat.
Kepada Tulang dan Nantulang Bintara yang sudah memberikan dukungan dari awal
perkuliahan penulis.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat sahabat-sahabt tercinta,
terkasih Diamony S H Sirait, Venina Sinaga, Yulitaria M.Si, Eva Kartika, dan Febri Yanti
Hasibuan untuk dukungan dan pelukan yang luarbiasa. Kepada teman-teman Dik C 2012
(terkhusus Kak Irma, kak Mey Linda, Yusrina,Whyta Leli, dan Notulen terbaikku Tia
Mariani), teman-teman PPLT di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam (terkhusus Anggita Kasanra
Lubis dan Irma Adriyani Nasution). Seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2012,
teman-teman Boanerges dan pengerja Tiberias Medan, terimakasih untuk doa dan
semangatnya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu
pengetahuan.
Medan,
Agustus 2016
Penulis,
Denisha Noralita Siburian
NIM. 4122111025
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar isi
vi
Daftar gambar
ix
Daftar tabel
x
Daftar lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
6
1.3.
Batasan Masalah
6
1.4.
Rumusan Masalah
6
1.5.
Tujuan Penelitian
7
1.6.
Manfaat Penelitian
7
1.7.
Definisi Operasional Variabel
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
9
9
2.1.1. Pengertian Belajar
9
2.1.2. Pengertian Pembelajaran dan Pembelajaran Matematika
10
2.1.3. Pembelajaran Kooperatif
15
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
18
2.1.5. Peta Konsep
21
2.1.5.1 Pengertian Konsep dan Peta Konsep
21
2.1.5.2 Cara Membuat Peta Konsep
23
2.1.5.3 Cara Mengajari Siswa Menyusun Peta Konsep
25
2.1.5.4 Macam-macam Peta Konsep
26
2.1.5.5 Peta Konsep sebagai Alat Evaluasi
28
vii
2.1.5.6 Kelebihan dan Kelemahan Peta Konsep
29
2.1.6. Hasil Belajar
30
2.1.7. Hasil Belajar Matematika
39
2.1.8. Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat
40
2.2
Penelitian yang Relevan
43
2.3
Kerangka Konseptual
44
2.4
Hipotesis Penelitian
45
Contoh Peta Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat
46
BAB III. METODE PENELITIAN
47
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
47
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
47
3.2.1. Populasi Penelitian
47
3.2.2. Sampel Penelitian
47
3.3. Variabel Penelitian
47
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
48
3.5. Prosedur Penelitian
49
3.6. Instrumen Penelitian
51
3.7. Analisis Instrumen Penelititan
52
3.7.1.
3.9
Uji Validitas
52
Teknik Analisis Data
52
3.9.1
Menghitung Rata-rata Skor
52
3.9.2
Menghitung Standart Deviasi
53
3.9.3
Uji Normalitas
53
3.9.4
Uji Homogenitas
54
3.9.5
Uji Hipotesis
54
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
56
BAB IV
4.1
Deskripsi Data Hasil Penelitian
56
4.2
Analisis Data
59
4.2.1
59
Uji Normalitas Data
viii
4.3
4.2.2
Uji Homogenitas Data
59
4.2.3
Uji Hipotesis
60
Pembahasan Hasil Penelitian
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
65
5.1
Kesimpulan
65
5.2
Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
67
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan materi Relasi dan Fungsi
25
Gambar 2.2 Contoh Peta Konsep Rantai Kejadian cara melukis limas
26
Gambar 2.3 Contoh Peta Konsep Siklus Air
27
Gambar 2.4 Diagram Hubungan
29
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
50
Gambar 4.1 Diagram Rata-rata dan Simpangan Baku Data PAM
55
Gambar 4.2 Diagram Rata-rata dan Simpangan Baku Data Postes
56
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah – langkah Membuat Peta Konsep
23
Tabel 2.2 Potensi Perilaku
33
Tabel 3.1 Desain Penelitian
48
Tabel 4.1 Data Nilai Tes PAM Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
54
Tabel 4.2 Data Nilai Postest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
56
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data
57
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data
58
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
69
Pertemuan I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
76
Pertemuan II
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
82
Pertemuan I
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
88
Pertemuan II
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I
95
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II
98
Lampiran 7. Alternatif Jawaban Lembar Akrivitas Siswa I
101
Lampiran 8. Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II
104
Lampiran 9. Test Pengetahuan Awal Matematika
107
Lampiran 10.Kisi-kisi Soal Tes Akhir (Postest)
109
Lampiran 11.Lembar Validasi Tes Akhir (Postest)
110
Lampiran 12.Soal Tes Akhir (Post-Test)
113
Lampiran 13.Jawaban Tes Akhir (Postest)
115
Lampiran 14.Pedoman Penskoran Tes Akhir (Postest)
116
Lampiran 15.Data Tes Pengetahuan Awal Matematika dan Tes Akhir
117
(Post-Test) Kelas Eksperimen I
Lampiran 16.Data Tes Pengetahuan Awal Matematika dan Tes Akhir
119
(Post-Test) Kelas Eksperimen II
Lampiran 17.Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
121
Lampiran 18.Perhitungan Uji Normalitas Data
123
Lampiran 19.Perhitungan Uji Homogenitas Data
130
Lampiran 20.Perhitungan Uji Hipotesis
132
Lampiran 21.Dokumentasi Penelitian
134
Lampiran 24.Tabel f
136
Lampiran 25.Tabel t
137
xii
Lampiran 26.Tabel nilai z di bawah kurva normal
138
Lampiran 27.Tabel Liliefors
139
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas,
pendidikan memegang peranan penting. Pendidikan merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas setiap individu, sehingga individu tersebut siap untuk
menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan proses belajarmengajar. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses untuk
meningkatan sumber daya manusia itu sendiri.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang
dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting
ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja,
karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
saat ini maupun yang akan datang.
Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan atau
perbaikan pendidikan formal (sekolah / madrasah) untuk mengantisipasi
kebutuhan
dan
tantangan
masa
depan
perlu
terus-menerus
dilakukan,
diselarasakan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha / dunia industri,
perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
2
seni. Untuk itu, dalam dunia pendidikan, peserta didik dituntut untuk memahami
konsep dasar atau pengetahuan dasar yang akan menjadi acuan dalam
pengembangan potensi peserta didik.
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua siswa adalah membaca,
menulis, dan berhitung. Dalam hal ini pengetahuan dasar berhitung telah
dikembangkan dalam dunia pendidikan yaitu melalui pelajaran matematika.
Tetapi banyak siswa yang mengira matematika adalah ilmu pengetahuan yang
kompleks dan sulit. Karakter terpenting adalah penguasaan konsep, algoritma dan
kemampuanya menyelesaikan masalah. Belajar matematika berarti belajar konsep,
struktur suatu topik dan mencari hubungan struktur dan konsep tersebut.
Matematika menggunakan definisi istilah dengan hati – hati, akurat dan jelas.
Suatu hal keuntungan terpenting dari belajar matematika adalah kemampuan
berfikir analisis dan terstruktur. Dan kemampuan ini direfleksikan pada sikap
yang hati – hati dan teliti.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari
SD, SMP hingga SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Melalui pelajaran
matematika diharapkan siswa semakin mampu berhitung, menganalisa, berpikir
kritis, serta menerapkan matematika dalam keghidupan sehari – hari. Menurut
Abdurrahaman, bahwa:
Ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari – hari, (3) sarana mengenal pola – pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5)
sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Pendidikan matematika di Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan
paradigma, tujuannya adalah agar pembelajaran matematika lebih bermakna bagi
peserta didik dan dapat memberikan bekal kompetensi yang memadai baik untuk
studi lanjut maupun untuk memasuki dunia kerja. Umumnya lapangan kerja saat
ini lebih menuntut kemampuan menganalisis daripada melakukan pekerjaan yang
bersifat prosedural ataupun mekanistis sehingga pada era sekarang ini peserta
didik memerlukan lebih banyak matematika untuk menjawab tantangan hidup
3
dalam arena persaingan global. Selain itu matematika juga dapat digunakan untuk
mengasah pola pikir seseorang agar dapat mengaplikasikan keterampilan yang
dimilikinya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya.
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih
memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini
tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih rendah.
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih
substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Abdullah (dalam
Limas, 2006:41) mengatakan bahwa: “Proses pendidikan sebagian besar masih
berpusat pada kegiatan mendengar dan menghafal, bukan memberikan interpretasi
dan makna terhadap apa yang dipelajari dalam upaya untuk
pengetahuan
membangun
sendiri”. Trianto (2009: 5) juga menyatakan bahwa: “Masalah
utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah
masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar
peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.”
Hal ini sejalan dengan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama 3
bulan masa PPL di sekolah SMP Negeri 1 Lubuk Pakam terhadap rendahnya hasil
belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran
konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered
sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan
model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup
menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi yang lain.
Dalam pelajaran matematika siswa kelas VII mengalami beberapa kesulitan pada
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dari wawancara terhadap
guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam terungkap bahwa siswa
mengalami kesulitan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dikarenakan beberapa hal, antara lain siswa tidak mengerti mengenai penjumlahan
4
dan pengurangan bilangan bulat negatif, (misalnya, -8 – (-2) = -6), penjumlahan
bilangan positif dengan bialangan negatif, (misalnya 8 – (-2) = 10), siswa tidak
tahu bagaimana penerapannya dalam bentuk konkrit dan pemahaman terhadap
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah sehingga hasil
belajar rendah.
Peneliti
juga
mewawancarai
beberapa
siswa
mengenai
proses
pembelajaran di dalam kelas dan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Para siswa mengatakan bahwa
proses pembelajaran di dalam kelas
membosankan, tidak menarik, monoton, dan guru cenderung memberikan tugas
yang banyak kepada siswa. Para siswa juga mengatakan bahwa mata pelajaran
matematika tidak lebih menarik dari mata pelajaran yang lain seperti bahasa
Indonesia, IPA, IPS, dll.
Dengan demikian, Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi yang
menjadi roh berlakunya Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan)
menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya
di lembaga pendidikan (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh
guru yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di
dalam kelas ataupun di luar kelas)
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi
pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih pusat
pada murid (student centered); metodologi yang semula didominasi ekspositori
berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat
tekstual berubah menjadi konstekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan
untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil
pendidikan.
Maka dari itu, siswa tidak diajarkan model belajar yang dapat memahami
bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal
aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran.
Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas,
oleh karena itu perlu menerapkan suatu model belajar yang dapat membantu siswa
5
untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran
yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Model pembelajaran menjai
suatu hal yang penting dalam upaya menbcapai kesuksesan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi,
studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja
masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat penting
peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang
tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu perubahan
paradigma dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
yang berbantu dengan peta konsep. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana
dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggungjawab
untuk menguasai materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah
dikuasai kepada teman satu kelompoknya. Dan peta konsep adalah ilustrasi grafis
konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke
konsep – konsep lain pada kategori yang sama. Konsep-konsep dihubungkan oleh
proposisi sebagai bentuk hubungan antarkonsep. Pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah, yang kemudian
digunakan untuk berfikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah, dan
termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar (Ibrahim.M, 2000:14).
Berasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan
6
Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Berbantu
Peta Konsep dan
Konvensional di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ”
1.2
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka diperoleh yang menjadi
identifikasi masalah yaitu :
1.
Hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dalam bidang studi
matematika masih rendah
2.
Kurangnya minat siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dalam mempelajari
matematika yang mempengaruhi prestasi belajar
3.
Guru masih kurang melibatkan aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar.
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang
luas maka peneliti membatasi masalah pada penggunaaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep dan model pembelajaran
konvensional serta perbandingannya terhadap hasil belajar matematika siswa pada
materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam .
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep
lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung
bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ?
7
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah
hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada model
pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII
SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ?
1.6
Manfaat Penelitian
Setelah peneliti melakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :
1.
Bagi siswa. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta
konsep diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam
pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2.
Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berbantu peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi operasi hitung bilangan bulat
3.
Bagi peneliti selanjutnya. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang
berminat melakukan penelitian sejenis
4.
Bagi orangtua. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu
mengembangkan kemampuan bernalar pada anak
5.
Bagi penulis. Sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan penulis
dalam mengadakan penelitian ilmiah sebagai tenaga pendidik di masa
mendatang
8
1.7
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian ini adalah :
1.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep
menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan
informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Siswa terlebih dahulu dibagi
dalam beberapaa kelompok kemudian mulai membuat peta konsep mengenai
materi yang akan dibahas. Kemudian masing-masing kelompok memaparkan
peta konsep yang telah dibuat.
2.
Pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau
disebut juga metode ceramah, karena sejak dulu metode ini dipergunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
belajar dan pembelajaran. Pembelajaran pada metode konvensional, peserta
didik lebih banyak menndengarkan penjelasan guru di depan kelas dan
melaksanakan tugas jika guru memberikan soal-soal kepada peserta didik.
3.
Hasil belajar adalah hasil belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa akibat
belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian
itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat
berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
kesimpulan, yaitu:
Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada
materi operasi hitung bilangan bulat di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran
2016/2017. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen I
sebesar 37,36 sementara nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen II
sebesar 28,23. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Setelah
dilakukan pengujian data ternyata diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,307476> 1,669,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada
peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kovensional.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Kepada pengajar matematika agar dapat menjadikan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep sebagai salah satu alternatif
dalam memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa.
2. Bagi guru atau calon guru yang akan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep agar memperhatikan alokasi
65
66
waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B., (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed
Hudojo, H., (2003), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta
Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Ibrahim, (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya,
Surabaya
Invonyerniwaty., (2012), Pembelajaran Kooperatif tipe Concept Mapping (Peta
Konsep).
Tersedia
:
http://ivonyerniwaty.wordpress.com//2011/06/12/pembelajaran-kooperatiftipe-concept-mapping-peta-konsep.html
Isjoni, H., (2003). Cooperatuve Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok ,
Alfabeta, Bandung
Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
Nur, M dan Wikandari., (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivitas dalam Pengajaran, PSMS Program
Pascasarjan Unesa, Surabaya
Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Rohana, dkk., Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Statistika Dasar.
Jugrnal Pendidikan Matematika Volume 3 No. 2 Desember 2009. 93
Sanjaya, Wina., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta
68
Sudjana, (2010), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya,
Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit
Kencana, Jakarta.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-pembelajarankooperatif.html
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU
PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL DI SMP
NEGERI 1 LUBUK PAKAM
Oleh :
Denisha Noralita Siburian
NIM 4122111025
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Denisha Noralita Siburian dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 9
Juni 1994. Anak pertama dari Ayah yang bernama Partumpuan Siburian dan Ibu
yang bernama Delima Situmorang. Pada tahun 1999, penulis masuk TK
Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung dan lulus pada tahun 2000. Pada
tahun 2000, penulis masuk SD Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung dan
lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP
Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung dan lulus pada tahun 2009. Setelah
itu penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Abdi Sejati Perdagangan, Kab.
Simalungun dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU
PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL
DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
Denisha Noralita Siburian (4122111025)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa hasil belajar matematika
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berbantu peta konsep lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada
materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-G dan kelas VII-H
sebanyak 68 orang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu yaitu jenis
penelitian yang tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Data yang digunakan adalah tes
PAM yang diambil dari 10 soal pilihan berganda dan tes akhir atau posttest
berbentuk pilihan berganda sebanyak 10 soal untuk melihat hasil belajar siswa
setelah dilakukan tindakan. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji
normalitas tes dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas tes
menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa hasil tes
PAM kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen,
dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Dari
hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa yang
diberi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep adalah
dengan simpangan baku
dan rata-rata hasil belajar matematika siswa
dengan simpangan
yang diberi model pembelajaran konvensional adalah
. Untuk uji hipotesis digunakan uji t, dari hasil perhitungan diperoleh
baku
dan
. Ternyata
, sehingga
ditolak
dan
diterima sehingga diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada
detail pengerjaan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Skripsi
ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Peta Konsep dan Model Pembelajaran
Konvensional di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan, saran positif serta berbagai kemudahan kepada penulis
dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan pada Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, Bapak Dr. E. Elvis
Napitupulu, M.S dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor
UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh
Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta
Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program
Studi Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Drs. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu
dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak
membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Animan, M.Pd selaku
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Ibu Hotnida Hutapea, S.Pd, selaku Guru
Matematika SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Guru/Staf Pegawai SMP Negeri 1 Lubuk
Pakam yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua Ayahanda alm.
Partumpuan Siburian dan Ibunda alm. Delima Situmorang, untuk adikku alm. Pahala
v
Benefid Siburian, Philipus Oktavianto Siburian, dan Parelino Bartolomeus Siburian yang
selalu jadi motivasi ketika semua permasalahan yang ada membuat penulis terpuruk.
Kepada keluarga besar Siburian dan Situmorang yang selalu memberikan doa, semangat
serta dukungan. Kepada Bapaktua dan Maktua Rita, Bang Buyung, Kak Desi, Kak Elsa,
Kak Esra dan ponakan-ponakan penulis yang selalu memberikan doa dan semangat.
Kepada Tulang dan Nantulang Bintara yang sudah memberikan dukungan dari awal
perkuliahan penulis.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat sahabat-sahabt tercinta,
terkasih Diamony S H Sirait, Venina Sinaga, Yulitaria M.Si, Eva Kartika, dan Febri Yanti
Hasibuan untuk dukungan dan pelukan yang luarbiasa. Kepada teman-teman Dik C 2012
(terkhusus Kak Irma, kak Mey Linda, Yusrina,Whyta Leli, dan Notulen terbaikku Tia
Mariani), teman-teman PPLT di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam (terkhusus Anggita Kasanra
Lubis dan Irma Adriyani Nasution). Seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2012,
teman-teman Boanerges dan pengerja Tiberias Medan, terimakasih untuk doa dan
semangatnya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu
pengetahuan.
Medan,
Agustus 2016
Penulis,
Denisha Noralita Siburian
NIM. 4122111025
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar isi
vi
Daftar gambar
ix
Daftar tabel
x
Daftar lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
6
1.3.
Batasan Masalah
6
1.4.
Rumusan Masalah
6
1.5.
Tujuan Penelitian
7
1.6.
Manfaat Penelitian
7
1.7.
Definisi Operasional Variabel
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
9
9
2.1.1. Pengertian Belajar
9
2.1.2. Pengertian Pembelajaran dan Pembelajaran Matematika
10
2.1.3. Pembelajaran Kooperatif
15
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
18
2.1.5. Peta Konsep
21
2.1.5.1 Pengertian Konsep dan Peta Konsep
21
2.1.5.2 Cara Membuat Peta Konsep
23
2.1.5.3 Cara Mengajari Siswa Menyusun Peta Konsep
25
2.1.5.4 Macam-macam Peta Konsep
26
2.1.5.5 Peta Konsep sebagai Alat Evaluasi
28
vii
2.1.5.6 Kelebihan dan Kelemahan Peta Konsep
29
2.1.6. Hasil Belajar
30
2.1.7. Hasil Belajar Matematika
39
2.1.8. Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat
40
2.2
Penelitian yang Relevan
43
2.3
Kerangka Konseptual
44
2.4
Hipotesis Penelitian
45
Contoh Peta Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat
46
BAB III. METODE PENELITIAN
47
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
47
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
47
3.2.1. Populasi Penelitian
47
3.2.2. Sampel Penelitian
47
3.3. Variabel Penelitian
47
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
48
3.5. Prosedur Penelitian
49
3.6. Instrumen Penelitian
51
3.7. Analisis Instrumen Penelititan
52
3.7.1.
3.9
Uji Validitas
52
Teknik Analisis Data
52
3.9.1
Menghitung Rata-rata Skor
52
3.9.2
Menghitung Standart Deviasi
53
3.9.3
Uji Normalitas
53
3.9.4
Uji Homogenitas
54
3.9.5
Uji Hipotesis
54
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
56
BAB IV
4.1
Deskripsi Data Hasil Penelitian
56
4.2
Analisis Data
59
4.2.1
59
Uji Normalitas Data
viii
4.3
4.2.2
Uji Homogenitas Data
59
4.2.3
Uji Hipotesis
60
Pembahasan Hasil Penelitian
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
65
5.1
Kesimpulan
65
5.2
Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
67
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan materi Relasi dan Fungsi
25
Gambar 2.2 Contoh Peta Konsep Rantai Kejadian cara melukis limas
26
Gambar 2.3 Contoh Peta Konsep Siklus Air
27
Gambar 2.4 Diagram Hubungan
29
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
50
Gambar 4.1 Diagram Rata-rata dan Simpangan Baku Data PAM
55
Gambar 4.2 Diagram Rata-rata dan Simpangan Baku Data Postes
56
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah – langkah Membuat Peta Konsep
23
Tabel 2.2 Potensi Perilaku
33
Tabel 3.1 Desain Penelitian
48
Tabel 4.1 Data Nilai Tes PAM Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
54
Tabel 4.2 Data Nilai Postest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
56
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data
57
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data
58
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
69
Pertemuan I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
76
Pertemuan II
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
82
Pertemuan I
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
88
Pertemuan II
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I
95
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II
98
Lampiran 7. Alternatif Jawaban Lembar Akrivitas Siswa I
101
Lampiran 8. Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II
104
Lampiran 9. Test Pengetahuan Awal Matematika
107
Lampiran 10.Kisi-kisi Soal Tes Akhir (Postest)
109
Lampiran 11.Lembar Validasi Tes Akhir (Postest)
110
Lampiran 12.Soal Tes Akhir (Post-Test)
113
Lampiran 13.Jawaban Tes Akhir (Postest)
115
Lampiran 14.Pedoman Penskoran Tes Akhir (Postest)
116
Lampiran 15.Data Tes Pengetahuan Awal Matematika dan Tes Akhir
117
(Post-Test) Kelas Eksperimen I
Lampiran 16.Data Tes Pengetahuan Awal Matematika dan Tes Akhir
119
(Post-Test) Kelas Eksperimen II
Lampiran 17.Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
121
Lampiran 18.Perhitungan Uji Normalitas Data
123
Lampiran 19.Perhitungan Uji Homogenitas Data
130
Lampiran 20.Perhitungan Uji Hipotesis
132
Lampiran 21.Dokumentasi Penelitian
134
Lampiran 24.Tabel f
136
Lampiran 25.Tabel t
137
xii
Lampiran 26.Tabel nilai z di bawah kurva normal
138
Lampiran 27.Tabel Liliefors
139
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas,
pendidikan memegang peranan penting. Pendidikan merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas setiap individu, sehingga individu tersebut siap untuk
menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan proses belajarmengajar. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses untuk
meningkatan sumber daya manusia itu sendiri.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang
dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting
ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja,
karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
saat ini maupun yang akan datang.
Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan atau
perbaikan pendidikan formal (sekolah / madrasah) untuk mengantisipasi
kebutuhan
dan
tantangan
masa
depan
perlu
terus-menerus
dilakukan,
diselarasakan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha / dunia industri,
perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
2
seni. Untuk itu, dalam dunia pendidikan, peserta didik dituntut untuk memahami
konsep dasar atau pengetahuan dasar yang akan menjadi acuan dalam
pengembangan potensi peserta didik.
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua siswa adalah membaca,
menulis, dan berhitung. Dalam hal ini pengetahuan dasar berhitung telah
dikembangkan dalam dunia pendidikan yaitu melalui pelajaran matematika.
Tetapi banyak siswa yang mengira matematika adalah ilmu pengetahuan yang
kompleks dan sulit. Karakter terpenting adalah penguasaan konsep, algoritma dan
kemampuanya menyelesaikan masalah. Belajar matematika berarti belajar konsep,
struktur suatu topik dan mencari hubungan struktur dan konsep tersebut.
Matematika menggunakan definisi istilah dengan hati – hati, akurat dan jelas.
Suatu hal keuntungan terpenting dari belajar matematika adalah kemampuan
berfikir analisis dan terstruktur. Dan kemampuan ini direfleksikan pada sikap
yang hati – hati dan teliti.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari
SD, SMP hingga SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Melalui pelajaran
matematika diharapkan siswa semakin mampu berhitung, menganalisa, berpikir
kritis, serta menerapkan matematika dalam keghidupan sehari – hari. Menurut
Abdurrahaman, bahwa:
Ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari – hari, (3) sarana mengenal pola – pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5)
sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Pendidikan matematika di Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan
paradigma, tujuannya adalah agar pembelajaran matematika lebih bermakna bagi
peserta didik dan dapat memberikan bekal kompetensi yang memadai baik untuk
studi lanjut maupun untuk memasuki dunia kerja. Umumnya lapangan kerja saat
ini lebih menuntut kemampuan menganalisis daripada melakukan pekerjaan yang
bersifat prosedural ataupun mekanistis sehingga pada era sekarang ini peserta
didik memerlukan lebih banyak matematika untuk menjawab tantangan hidup
3
dalam arena persaingan global. Selain itu matematika juga dapat digunakan untuk
mengasah pola pikir seseorang agar dapat mengaplikasikan keterampilan yang
dimilikinya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya.
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih
memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini
tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih rendah.
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih
substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Abdullah (dalam
Limas, 2006:41) mengatakan bahwa: “Proses pendidikan sebagian besar masih
berpusat pada kegiatan mendengar dan menghafal, bukan memberikan interpretasi
dan makna terhadap apa yang dipelajari dalam upaya untuk
pengetahuan
membangun
sendiri”. Trianto (2009: 5) juga menyatakan bahwa: “Masalah
utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah
masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar
peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.”
Hal ini sejalan dengan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama 3
bulan masa PPL di sekolah SMP Negeri 1 Lubuk Pakam terhadap rendahnya hasil
belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran
konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered
sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan
model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup
menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi yang lain.
Dalam pelajaran matematika siswa kelas VII mengalami beberapa kesulitan pada
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dari wawancara terhadap
guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam terungkap bahwa siswa
mengalami kesulitan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dikarenakan beberapa hal, antara lain siswa tidak mengerti mengenai penjumlahan
4
dan pengurangan bilangan bulat negatif, (misalnya, -8 – (-2) = -6), penjumlahan
bilangan positif dengan bialangan negatif, (misalnya 8 – (-2) = 10), siswa tidak
tahu bagaimana penerapannya dalam bentuk konkrit dan pemahaman terhadap
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah sehingga hasil
belajar rendah.
Peneliti
juga
mewawancarai
beberapa
siswa
mengenai
proses
pembelajaran di dalam kelas dan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Para siswa mengatakan bahwa
proses pembelajaran di dalam kelas
membosankan, tidak menarik, monoton, dan guru cenderung memberikan tugas
yang banyak kepada siswa. Para siswa juga mengatakan bahwa mata pelajaran
matematika tidak lebih menarik dari mata pelajaran yang lain seperti bahasa
Indonesia, IPA, IPS, dll.
Dengan demikian, Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi yang
menjadi roh berlakunya Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan)
menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya
di lembaga pendidikan (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh
guru yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di
dalam kelas ataupun di luar kelas)
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi
pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih pusat
pada murid (student centered); metodologi yang semula didominasi ekspositori
berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat
tekstual berubah menjadi konstekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan
untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil
pendidikan.
Maka dari itu, siswa tidak diajarkan model belajar yang dapat memahami
bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal
aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran.
Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas,
oleh karena itu perlu menerapkan suatu model belajar yang dapat membantu siswa
5
untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran
yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Model pembelajaran menjai
suatu hal yang penting dalam upaya menbcapai kesuksesan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi,
studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja
masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat penting
peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang
tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu perubahan
paradigma dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
yang berbantu dengan peta konsep. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana
dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggungjawab
untuk menguasai materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah
dikuasai kepada teman satu kelompoknya. Dan peta konsep adalah ilustrasi grafis
konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke
konsep – konsep lain pada kategori yang sama. Konsep-konsep dihubungkan oleh
proposisi sebagai bentuk hubungan antarkonsep. Pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah, yang kemudian
digunakan untuk berfikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah, dan
termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar (Ibrahim.M, 2000:14).
Berasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan
6
Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Berbantu
Peta Konsep dan
Konvensional di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ”
1.2
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka diperoleh yang menjadi
identifikasi masalah yaitu :
1.
Hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dalam bidang studi
matematika masih rendah
2.
Kurangnya minat siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dalam mempelajari
matematika yang mempengaruhi prestasi belajar
3.
Guru masih kurang melibatkan aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar.
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang
luas maka peneliti membatasi masalah pada penggunaaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep dan model pembelajaran
konvensional serta perbandingannya terhadap hasil belajar matematika siswa pada
materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam .
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep
lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung
bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ?
7
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah
hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada model
pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII
SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ?
1.6
Manfaat Penelitian
Setelah peneliti melakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :
1.
Bagi siswa. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta
konsep diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam
pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2.
Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berbantu peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi operasi hitung bilangan bulat
3.
Bagi peneliti selanjutnya. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang
berminat melakukan penelitian sejenis
4.
Bagi orangtua. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu
mengembangkan kemampuan bernalar pada anak
5.
Bagi penulis. Sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan penulis
dalam mengadakan penelitian ilmiah sebagai tenaga pendidik di masa
mendatang
8
1.7
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian ini adalah :
1.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep
menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan
informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Siswa terlebih dahulu dibagi
dalam beberapaa kelompok kemudian mulai membuat peta konsep mengenai
materi yang akan dibahas. Kemudian masing-masing kelompok memaparkan
peta konsep yang telah dibuat.
2.
Pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau
disebut juga metode ceramah, karena sejak dulu metode ini dipergunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
belajar dan pembelajaran. Pembelajaran pada metode konvensional, peserta
didik lebih banyak menndengarkan penjelasan guru di depan kelas dan
melaksanakan tugas jika guru memberikan soal-soal kepada peserta didik.
3.
Hasil belajar adalah hasil belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa akibat
belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian
itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat
berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
kesimpulan, yaitu:
Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada
materi operasi hitung bilangan bulat di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran
2016/2017. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen I
sebesar 37,36 sementara nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen II
sebesar 28,23. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Setelah
dilakukan pengujian data ternyata diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,307476> 1,669,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada
peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kovensional.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Kepada pengajar matematika agar dapat menjadikan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep sebagai salah satu alternatif
dalam memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa.
2. Bagi guru atau calon guru yang akan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep agar memperhatikan alokasi
65
66
waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B., (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed
Hudojo, H., (2003), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta
Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Ibrahim, (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya,
Surabaya
Invonyerniwaty., (2012), Pembelajaran Kooperatif tipe Concept Mapping (Peta
Konsep).
Tersedia
:
http://ivonyerniwaty.wordpress.com//2011/06/12/pembelajaran-kooperatiftipe-concept-mapping-peta-konsep.html
Isjoni, H., (2003). Cooperatuve Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok ,
Alfabeta, Bandung
Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
Nur, M dan Wikandari., (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivitas dalam Pengajaran, PSMS Program
Pascasarjan Unesa, Surabaya
Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Rohana, dkk., Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Statistika Dasar.
Jugrnal Pendidikan Matematika Volume 3 No. 2 Desember 2009. 93
Sanjaya, Wina., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta
68
Sudjana, (2010), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya,
Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit
Kencana, Jakarta.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-pembelajarankooperatif.html