Sejarah Metode Audio-Lingual Metode Pembelajaran Bahasa inggris AUDIO-LINGUAL METODE

2. Sejarah Metode Audio-Lingual

Metode Audio-Lingual merupakan sebuah metode yang sudah berkembang selama Perang Dunia II berlangsung. [5] Keikutsertaan Amerika dalam perang dunia II telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengajaran bahasa Inggris di negara tersebut. Untuk membekali pemerintah Amerika dengan personel yang fasih berbahasa Jerman, Prancis, Italia, China, Jepang, Melayu dan bahasa lainnya penerjemah, asisten code-room, dan pengalih bahasa dibutuhkan sebuah training khusus program bahasa. Pemerintah menugaskan universitas-universitas di Amerika untuk mengembangkan bahasa asing bagi personel militer Amerika. Demikian hingga akhirnya Army Specialized Training Program ASTP didirikan pada tahun 1942. pada awal tahun 1943 sebanyak 55 universitas terlibat dalam program ini. [6] Metode yang juga dikenal sebagai Army method ini berkembang sebagi reaksi terhadap metode Grammar-Translation dalam pengajaran bahasa asing. Metode Grammar- Translation ini sebelumnya telah dipakai selama seribu tahun, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama bagi pembelajar untuk dapat berbicara dengan bahasa asing yang ditargetkan. Kira-kira sejak 1947-1967 pendekatan Audio-Lingual telah menjadi metode pengajaran bahasa asing yang dominan di Amerika. Dengan metode yang lebih inovatif, metode Audio-Lingual ini mampu mencapai kompetensi komunikatif lebih cepat. Teori ini berdasar pada teori behavioristik yang dikembangkan Skinner. [7] Sebagaimana diketahui bahwa kaum behavioris yakin bahwa belajar bahasa pada hakikatnya adalah masalah pembisaaan dan pembentukan kebisaaan. Dengan pola pikir bahwa dalam proses pembelajaran yang penting adalah stimulus dan respons dan adanya penguatan. Oleh sebab itu, dalam dunia pembelajaran bahasa teori itu melahirkan pendekatan Audio-Lingual yang banyak memberikan pengulangan. Mereka yakin jika belajar bahasa itu dilakukan dengan pengulangan, maka kompetensi berbahasa itu akan dapat diperoleh. Aliran behaviorisme menjelaskan pengertian tingkah laku melalui aksi dan reaksi atau yang biasa kita kenal dengan istilah stimulus dan response; stimulus yang berbeda menghasilkan responsi yang berbeda pula. Adapun hubungan antara stimulus tertentu dengan responsi tertentu disebut kebiasaan atau habit. Watson, seorang tokoh aliran psikologi behaviorisme klasik pernah mengemukakan bahwasanya stimulus dapat mendatangkan responsi, maka dapat disimpulkan jika stimulus terjadi secara tetap maka responsi pun terlatih dan diarahkan tetap akhirnya dapat terjadi secara bersifat otomatis. Dalam metode Audio-Lingual yang didasarkan pada teori behavioristik yang digunakan dalam penelitian ini, peran guru sangat dominan karena gurulah yang memilih bentuk stimulus, memberikan punishment dan reward, memberikan penguatan dan menentukan jenisnya, dan guru juga yang memilih materi, dan cara mengajarkannya.

3. Teknik Pengajaran yang Digunakan dalam Metode Audio-Lingual