Strategi Komunikasi Public Media Relations National Basketball League Indonesia Melalui Program Live Streaming Dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket Di Kota Bandung)

(1)

NATIONAL BASKETBALL LEAGUE

INDONESIA

(Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Public Media Relations National Basketball League Indonesia Melalui Program Live Streaming Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pecinta Basket di Kota Bandung) Oleh :

Virgina Dinar Lestari NIM. 41811012

Skripsi ini di bawah bimbingan : Tine Agustin Wulandari, M.I.Kom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi public media relations National Basketball League Indonesia melalui program live streaming dalam meningkatkan loyalitas pecinta basket di kota Bandung. Untuk menjelaskan penelitian ini, fokus permasalahan mikro dari penelitian terbagi menjadi identifikasi khalayak, penentuan tujuan, pesan yang disampaikan, media yang digunakan dan evaluasi kegiatan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan pada penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang. Data diperoleh melalui wawancara, observasi partisipan, dokumentasi, studi pustaka, dan pencarian internet. Teknik analisis data yang digunakan ialah pengumpulan data, reduksi data, analisis, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasiPublic Relations National Basketball League Indonesia dalam meningkatka loyalitas pecinta basket di kota Bandung melalui Program Live Streaming cukup berhasil. Identifikasi Sasaran Khalayak dari strategi komunikasi public media relations melalui program live streaming mempunyai sasaran khalayak yang berbeda terlebih penentuan sasaran khalayak disesuaikan berdasarkan segementasi. Penetapan Tujuan yang ingin dicapai, program live streaming memiliki tujuan yang jelas untuk meningkatkan loyalitas pecinta basket. Pesan yang disampaikan berupa informatif dan persuasif, informatif berupa pemberian informasi mengenai National Basketball League Indonesia berupa tayangan pertandingan melalui live streaming yang ditawarkan kepada pecinta basket. Media yang digunakan dalam program live streaming ini menggunakan media internet yang bekerja sama dengan telkom dan server yang bekerja sama dengan mitra net. Evaluasi Kegiatan dalam proses pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan melalui rapat dengan pihak-pihak yang bekerja sama dengan Public Media Relations National Basketball League Indonesia.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi komunikasi public media relations National Basketball League Indonesia yang dilakukan melalui program live streaming telah cukup berhasil, untuk meningkatkan loyalitas yang di inginkan oleh public media relations National Basketball League Indonesia.

Saran dari peneliti adalah National Basketball League Indonesia diharapkan tidak menjadikan live streaming sebagai pilihan utama dalam menyajikan pertandingan-pertandingan yang berkulitas bagi para pecinta basket khusunya di kota Bandung. Tetapi dapat memperhitungkan televisi sebagai media untuk menyiarkan pertandingan sehingga dapat semakin berkembang dan menjadi lebih baik dari sekarang.

Kata Kunci : Deskriptif, Strategi Komunikasi, Public Media Relations, Live streaming, Loyalitas, National Basketball League Indonesia.


(2)

(Descriptive Study About Public Media Relations Strategic Communications Of National Basketball League Indonesia Through Program Increase Loyalty Live

Streaming In Basketball Lovers in Bandung) By:

Virgina Dinar Lestari NIM. 41811012

This thesis under the guidance of:

Tine Agustin Wulandari, M.I.Kom

This research is aimed to know about the communication strategies of Public Media relations National Basketball Indonesian league, through live streaming programme in increasing basketball lovers loyality in Bandung. To describe the research, the micro problem is focused in the research are devided into audience identification, purposing decision, conveyed messegeand activity evaluation.

The research was used qualitative method with descriptive approaching. The informan in the research were five participants. The data were obtained through questionare, participants observation, documentations, library research and internet searching. The analysis data technique were used data collecting, data reduction, analysis and summaries.

The result of the research showed that the communication strategies of Public Media Relations National Basketball Indonesian League in increasing basketball lovers loyality in Bandung through live streaming programme was succed enough. Audience target identification from communication strategies of public media relations through live streaming programme had different audience target. In particularly, the determination of audience target was appropriated based on segmentatiom.

The purpose which want to be reached, it had clear purpose to increase the Basketball lovers loyalty, the conveyed messege were informative and persuasive. the informative was an information given about National Basketball Indonesian League as a competition performing through live streaming which is offered to Basketball lovers. the media that was used in this programme was internet media that had worked together with Telkom and the Mitra Net server. the activity evaluation in the implementation process and the activities result evaluation had implemented through related parties meeting who work along with Public Media Relations National Basketball Indonesian League.

The summaries in the research were the communication strategies of public media relations National basketball indonesian league which had done through live streaming programme had succed enough to increase the loyalty that was wanted by public media relations national basketball indonesian league.

the researcher suggestion is National basketball indonesian league is hoped that live streaming does not used as a main choice in pouring qualified competitions for basketball lovers in Bandung especially. but it can be considered that Television can be used as a media to broadcast the competitions until it is more developed and to be better than now.

Keywords: Descriptive, Strategic Communications, Public Relations, Live streaming, Loyalty, National Basketball League Indonesia.


(3)

Dari awal musim tahun 2010 National Basketball League (NBL) Indonesia dengan berani memilih dan membangun segmen penontonnya melalui tayangan live streaming, yang notabene belum ada cabang olahraga yang menyiarkan pertandingannya secara live streaming. Namun tayangan live streaming ini tidak sama dengan stasiun televisi yang digunakan dengan mudah dan secara heterogen. Sehingga dalam hal ini National Basketball League (NBL) harus mempunyai bagian khusus yang dapat membuat perencanaan dan memanejemen strategi komunikasi tersebut dengan mengemas dan menyampaikan pesan berupa produk program live streaming itu sendiri kepada pecinta basket.

Bagian khusus tersebut adalah public media relations, yaitu dimana posisi public media relations dalam suatu perusahaan atau organisasi bertugas menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan atau prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif dan efisien banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang dilakukan oleh lembaga atau perusahaan, dalam hal ini liga basket. Strategi komunikasi disesuaikan dengan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut dalam hal ini National Basketball League (NBL) berusaha untuk meningkatkan loyalitas pecinta basket di kota Bandung.

Loyalitas memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan pelanggan berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari memancing pelanggan potensial sampai memperoleh partner.

Melihat dari jumlah pecinta basket di Indonesia khususnya di kota Bandung, National Basketball League (NBL) melakukan Sejumlah perubahan dengan


(4)

di Indonesia khususnya di kota Bandung tidak dapat menyaksikan pertandingan secara langsung di setiap serinya.

Dari permasalahhan latar belakang tersebut, maka peneliti membuat judul penelitian sebagai berikut : “Strategi Komunikasi Public Media Relations National Basketball League Indonesia (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi

Public Media Relations National Basketball League Indonesia Melalui Program

Live Streaming Dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket Di Kota Bandung)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian terkait latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan pokok masalah yang akan diteliti sebagai berikut yang terbagi ke dalam rumusan masalah makro (umum) serta rumusan masalah mikro (khusus).

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Melalui latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat menarik rumusan masalahnya sebagai berikut.

Bagaimana Strategi Komunikasi Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia Melalui Program Live Streaming dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket di Kota Bandung ?

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

Adapun rumusan masalah mikro terkait masalah yang akan diteliti oleh peneliti yaitu:

1. Bagaimana Identifikasi Sasaran Khalayak Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia Melalui Program Live Streaming dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket di Kota Bandung?

2. Bagaimana Penetapan Tujuan yang ingin dicapai Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia Melalui Program Live Streaming dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket di Kota Bandung?

3. Bagaimana Pesan yang di Sampaikan Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia Melalui Program Live Streaming dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket di Kota Bandung?


(5)

5. Bagaimana Evaluasi Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia Melalui Program Live Streaming dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket di Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti mengenai Strategi Komunikasi Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia Melalui Program Live Streaming dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket di Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui jumlah keseluruhan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1 Untuk mengetahui identifikasi Sasaran Khalayak Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia melalui Program live streaming dalam meningkatkan loyalitas pecinta basket di kota Bandung.

2 Untuk mengetahui Tujuan yang ingin dicapai Public Media RelationsNational Basketball League (NBL) Indonesia melalui Program live streaming dalam meningkatkan loyalitas pecinta basket di kota Bandung.

3 Untuk mengetahui Pesan yang di sampaikan Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia melalui Program media live streaming dalam meningkatkan loyalitas pecinta basket di kota Bandung.

4 Untuk mengetahui Media yang digunakan Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia melalui Program live streaming dalam meningkatkan loyalitas pecinta basket di kota Bandung.

5 Untuk mengetahui Evaluasi Public Media Relations National Basketball League (NBL) Indonesia melalui Program live streaming dalam meningkatkan loyalitas pecinta basket di kota Bandung.


(6)

komunikasi dan strategi komunikasi. 5.2.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan penelitian ini tidak hanya pada aspek teoritis saja tetapi juga pada kegunaan praktisnya yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah pada objek yang diteliti.

2. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran 2.1 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi

Komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar memberi tahu, tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu (mengubah perilaku orang lain). Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat bertindak ke manapun dengan siapapun.

2.2 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

Pemilihan strategi meruapakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah satu atau keliru maka hasil yang di peroleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Menetapkan tujuan harus di mulai dengan apa yang ingin di capai, penetapan tujuanakan menentukan isi pesan yang akan di sampaikan, selanjutnya bagaimana menyampaikan dan di mana di sampaikna akan menentukan saluran atau media yang di akan di pilih. (Hafied Cangara 1980:112)

2.3 Tinjauan Tentang Live Streaming

Dalam dunia internet, streaming mengacu kepada sebuah teknologi yang mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran audio dan video agar mudah ditransfer melalui jaringan internet. Pengtransferan audio dan video tersebut dilakukan secara “stream” atau terus menerus. Streaming merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk memainkan sebuah file audio maupun video yang secara langsung maupun dengan prerecord yang berada di webserver. File-file audio maupun video ini


(7)

pengiriman data kontinyu atau secara terus-menerus, yang dilakukan secara broadcast melalui internet dan ditampilkan ke aplikasi streaming pada komputer dan streaming bisa dilakukan secara live atau real time, juga tidak langsung atau on-demand.

2.4 Tinjauan Tentang Public Relations

Dari definisi-definisi dan pengertianya, banyak yang menunjukkan dengan jelas tujuan Public Relations. Menurut Abdurrachman dalam Dasar-dasar Public Relations tujuan Public Relations adalah :

“Mengembangkan goodwiil dan memperoleh opini public yang favourable atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik, kegiatan Public Relations harus dikerahkan kedalam dan keluar.”(1990:34)

Pada intinya Public Relations harus tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Hubungan yang baik tersebut bukan semata demi keuntungan dan kemaslahatan organisasi melainkan untuk keuntungan dan kemaslahatan kedua belah pihak. Organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu dan publik organisasi itu pun menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut.

2.5 Tinjauan Tentang Loyalitas

Griffin sendiri mendefinisikan loyalitas yaitu, loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu yang mengisyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali (Griffin 2005: 5). Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan pelaku (behavior) daripada dengan sikap. Manusia adalah ciptaan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna karena memiliki akal dan budi. Dengan akal budi ini manusia dituntut untuk mampu membedakan antara baik dan buruk serta dapat berpikiran secara kritis dalam menghadapi problema kehidupan. Berdasarkan hal ini, manusia adalah Zoon Politicon yaitu manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan makhluk lain. Untuk itu manusia juga dituntut untuk mampu berinteraksi, berhubungan secara timbal balik dengan lingkungan sosialnya.


(8)

kualitatif.

“Bahwa penelitian kualitatif adalah penlitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” dari segi pengertian ini, para penulis masih tetap mempersoalkan latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen”. (Moleong, 2007:5)

Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif menurut penjelasan Elvinaro dalam buku Metode Penelitian Public Relations :

“Metode deskriptif adalah metode yang menitik beratkan pada observasi suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan bertindak sebagai pengamat dan menbuat obsrevasi tanpa berusaha memanipulasi variabel.(Elvinaro,2010:60)”

4. Hasil Penelitian

4.1Sejarah National Basketball League Indonesia

PT. DBL Indonesia mengurus empat liga utama basket yaitu Development Basketball League (liga basket SMA), Junior Basketball League (liga basket SMP), Woman National Basketball League Indonesia (liga profesional basket wanita) dan salah satunya adalah mengelola liga profesional basket Indonesia atau yang disebut National Basketball League Indonesia. Namun bola basket memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia sebelum dikelola oleh PT. DBL Indonesia dan bernama National Basketball League Indonesia. Tercatat sejak tahun 1930, walau belum resmi menjadi sebuah negara yang merdeka, beberapa kota di Indonesia telah memiliki klub-klub lokalnya sendiri.

Akhirnya pada tahun 2010, IBL berubah nama menjadi National Basketball League (NBL) Indonesia. Sejumlah perubahan pun dilakukan, mencoba meningkatkan lagi jumlah pertandingan, mendekatkan lagi liga ini dengan


(9)

ketat dalam merebut gelar juara. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian terlihat bahwa Strategi Komunikasi Public Media Relations National Basketball League Indonesia dalam meningkatka loyalitas pecinta basket di kota Bandung melalui Program Live Streaming cukup berhasil.

Identifikasi khalayak merupakan pemetaan sasaran khalayak secara kebutuhan atau pun kepentingan seseorang tentang program live streaming National Basketball League ini. Sasaran khalayak dalam program live streaming yang dilalakukan oleh National Basketball League ini mempunyai sasaran khalayak yeng berbeda-beda, terlebih penentuan sasaran khalayak disesuaikan berdasarakan kegiatan dan segementasi. National Basketball League Indonsia yang memiliki banyak pertandingan diluar kota ingin mengakomodir semua pecinta basket untuk tetap dapat menyaksikan pertandingan melalui live streaming dan indentifikasi sasaran di lakukan mulai dari mengklasifikasikan pecinta basket yang berpotensi dalam perencanaan program live streaming tersebut sebelum dibuat.

Pesan yang disampaikan National Basketball League Indonesia adalah liga ini mencoba mendekatkan diri dengan pecinta basket dan masyarakat. Pesan tersebut berupa pesan informatif dan persuasif, informatif berupa pemberian informasi mengenai Program live streaming dari segi produk serta jasa yang ditawarkan kepada pecinta basket melalui promosi diberbagai media dan pemberian informasi seputar pertandingan di sela-sela pertandingan berlangsung, komentator memberikan informasi pertandingan yang akan berlangsung selanjutnya. Adapun pesan persuasif yakni untuk mengajak pecinta basket agar menyaksikan pertandingan National Basketball League Indonesia ini saat tidak dapat datang langsung kelapangan, dengan memanfaatkan program Live Streaming yang di sediakan oleh pihak National Basketball League Indonesia, yaitu dengan kalimat “watch your favorite team, all games free” yang berada di halaman utama dengan begitu secara tidak langsung mengajak pecinta basket untuk menonton pertandingan melalui live streaming.

Penggunaan media oleh National Basketball League Indonesia dalam program live streaming ini menggunakan banyak media salah satunya media massa, hal ini


(10)

Surabaya dan Telkom sebagai penyedia jaringan internet.

Program strategi komunikasi yang sudah dijalankan pasti perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang di peroleh. Proses evaluasi dilakukan dengan pimpinan serta divisi terkait adapun pihak ketiga yang merupakan pihak yang bekerja sama, dalam hal ini adalah Telkom sebagai penyedia jaringan internet dan mitra net sebagai pengelola live streaming tersebut dengan melakukan evaluasi secara bersama-sama sehingga dapat di tarik keseimpulan serta hasil yang jelas dari program live streaming yang telah berjalan. Biasanya evaluasi sendiri dilakukan setelah kegiatan selesai dan laporan-laporan kegiatan telah di berikan kepada pimpinan sehingga bisa melihat pencapaian atau tujuan dari kegitan sudah tercapai atau belum. Seperti dilihat dari jumlah penonton yang meningkat setiap tahunnya, maka strategi komunikasi public media relations National Basketball League Indonesia telah berhasil.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Identifikasi Sasaran khalayak program live streaming national basketball league Indonesia mempunyai sasaran yang disesuaikan berdasarakan segementasi. NBL sebagai Liga Profesional Indonsia yang memiliki banyak pertandingan di berbagai kota sehingga NBL ingin mengakomodir semua pecinta basket. Indentifikasi sasaran di lakukan dalam perencanaan strategi komunikasi yang akan di laksanakan memiliki sasaran khalayak, yaitu Para Fans tim-tim yang berlaga di National Basketball League Indonesia, perempuan dan laki-laki di usia 15-35 tahun, dengan pendidikan SMA sampai universitas dan status sosial menengah keatas dan pecinta basket yang sedang bekerja yang tidak dapat datang langsung ke lapangan.

2. Tujuan yang ingin dicapai, melalui program live streaming National Basketball League Indonesia memiliki tujuan yang jelas untuk meningkatkan jumlah penonton, yaitu pecinta basket dan masyarakat awam juga menimbulkan


(11)

Pesan tersebut berupa pesan informatif dan persuasif, informatif berupa pemberian informasi mengenai Program live streaming dari segi produk serta jasa yang ditawarkan kepada pecinta basket melalui promosi diberbagai media serta informasi seputar pertandingan yang diadakan diluar kota bandung yang menjadi kebutuhan utama pecinta basket. Adapun pesan persuasif untuk yakni untuk mengajak pecinta basket agar menyaksikan pertandingan National Basketball League Indonesia ini melalui progaram Live Streaming yang di sediakan oleh pihak National Basketball League Indonesia.

4. Penggunaan media oleh National Basketball League Indonesia dalam melakukan promosi program live streaming ini menggunakan banyak media, hal ini disesuaikan dengan bagian-bagian yang terdapat di Public Media Relations, seperti penggunanan berbagai media seperti media cetak, radio, media sosial dan media luar ruangan. Semua itu merupakan cara memperkenalkan program live streaming kepada masyarakat luas dan pecinta basket khususnya di kota Bandung.

5. Evaluasi tidak hanya sebatas melihat dari peningkatan jumlah penonton tetapi dari banyaknya pecinta basket melihat National Basketball League Indonesia sebagai liga yang layak untuk disaksikan dan di ikuti perkembangannya, hal tersebut merupakan pencapaian dari tujuan National Basketball League Indonesia bagaimana pecinta basket bisa melihat National Basketball League Indonesia ini bukan sekedar liga profesional basket saja tapi mampu memfasilitasi kebutuhan para pecinta basket khususnya di kota Bandung.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa strategi komunikasi Public Relations National Basketball League sudah memenuhi lima tahapan strategi komunikasi, yaitu identifikasi sasaran, tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, penggunaan media dan evaluasi menyeluruh dari strategi komunikasi tersebut.

5.2 Saran-saran

5.2.1.Saran Bagi SLB C Sukapura Bandung

Adapun saran-saran penulis untuk SLB C Sukapura Bandung sebagai berikut :


(12)

penyandang retardasi mental tersebut lebih aktif, interaktif dan komunikatif. sehingga apabila hal tersebut terus dilatih akan menjadi terbiasa untuk melakukan interaksi dan menumbuhkan rasa percaya diri dari siswa penyandang retardasi mental.

2. Pada peristiwa komunikatif, Guru dari siswa penyandang retardasi mental harus mengetahui siapa saja yang terlibat pada setiap interaksi yang dilakukannya, mengetahui apa yang ingin dicapai oleh siswa penyandang retardasi mental, selain itu harus mengetahui apa yang akan dikatakan dan dilakukan, dan juga harus mengetahui nada emosi yang dipakai ketika berinteraksi dengan lawan bicaranya, bahasa serta cara gaya berbicara siswa penyandang retardasi mental, harus mengetahui norma-norma dan interpretasi serta harus mengetahui jenis peristiwa komunikasi tersebut.

3. Pada tindakan komunikasi, siswa penyandang retardasi mental diharapkan dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan orang lain agar dapat diterima di lingkungan sekitarnya, dan untuk SLB C Sukapura Bandung selalu memberikan pemahaman terhadap penyandang retardasi mental kepada masyarakat mengenai penyandang retardasi mental itu, berupa sosialisasi terhadap masyarakat guna pengenalan mengenai penyandang retardasi mental, agar memudahkan siswa penyandang retardasi mental di terima oleh masyarakat, sebagian masyarakat awam menganggap bahwa penyandang retardasi mental itu sama dengan orang idiot, bahkan gila padahal jelas berbeda perlu adanya peran guru, bahkan orang tua untuk melakukan sosialiasi mengenai penyandang retardasi mental.

5.2.2.Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun saran-saran penulis untuk peneliti selanjutnya sebagai berikut :

a. Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak lagi sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik serta dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.

b. Peneliti harus jeli untuk dalam menggali informasi mengenai strategi komunikasi sebuah instansi atau perusahaan karena hal tersebut merupakan sebuah kegiatan krusial perusahaan dalam mecapai tujuan yang diinginkan.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ardianto, Elvinaro & Erdinaya Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

Abdurrahman, Oemi. 1961. Dasar-Dasar Public Relations.Bandung : PT Citra Aditya Bakti

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung : Armindo.

Maruli, Sihol (2010). Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi. Bandung: Perpustakaan UNIKOM

Cangara, Hafied. 2005; Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press. Cangara, Hafied. 2013; Perencanaan & Strategi Komunikasi : Rajawali Press Effendy, Onong Uchjana. 2001 ; Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung

;PT. Remaja Rosdakarya

Littlejohn, Karen A.Foss. 2009; Teori Komunikasi Theories of Human Communication. Jakarta; Salemba Humanika

Mulyana, Deddy. 2010; Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar; Bandung; PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2007; Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Little Jhon, Stephen W. Karen A. Foss. 2009. Theories of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika

Cangara, Hafied. 2005; Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press Cangara, Hafied. 2013; Perencanaan & Strategi Komunikasi : Rajawali Press

Jefkins, Frank. 2004. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :

Alfabeta

Suriasumantri, Jujun S. 2010; Filsafat Ilmu. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan

Oliver, Richard L. 1997. Satisfaction A Behavioral Perspective On The Customer. Singapura : The Mc Gran Hill Companies, Inc.


(14)

Trias, M. Ferdiz. 2010. Strategi Bagian Promosi dan Marketing Alifa

Moeslem’s Shopping Centre Bandung Dalam Membangun Brand Image Melalui Promosi Produk Dikalangan Konsumen. Jatinangor : Universitas Padjajaran.

Laksita, Gea. 2015. Media Baru Dan Fanatisme Suporter (Analaisis Isi Akun Fanbase National Basketball League Untuk Melihat Fanatisme di Twitter). Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Sumber lain-lain

Website resmi National Basketball League Indonesia. http://www.nblindonesia.com/v1/index.php?page=about. Senin, 16 Maret 2015

Website resmi National Basketball League Indonesia. http://www.nblindonesia.com/v1/index.php?page=player. Jumat, 3 april 2015

Website resmi PT. Deteksi Basket Lintas Indonesia.


(15)

12

2.1Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu sejenis. Sehingga peneliti mendapat gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

/Tahun Uraian

Lilis Susilawati 2010

M. Ferdiz Trias 2010

Gea Laksita 2015 1 Universitas Universitas Koputer

Indonesia (UNIKOM) Universitas Padjajaran (UNPAD) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta 2 Judul

Penelitian

Strategi Komunikasi PT. SAFTA FERTI Bandung Melalui Pemberian Reward Dalam Menarik Kinerja Karyawannya

Strategi Bagian promosi dan Marketing Alifa Moeslem’s Shopping Centre Bandung Dalam Membangun Brand Image Melalui Promosi Produk Dikalangan Konsumen

MEDIA BARU DAN FANATISME

SUPORTER (Analisis Isi Akun Fanbase Tim Basket National Baskteball League Indonesia untuk Melihat Fanatisme di Twitter)

3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan


(16)

pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. Data diperoleh melaui wawancara, observasi, studin pustaka dan pencarian di internet.

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melaui wawancara, observasi, studin pustaka dan pencarian di internet. 5 Hasil

Penelitian

Menunjukkan bahwa strategi Komunikasi yang dilakukan PT. SAFTA FERTI Bandung dalam menarik kinerja

karyawannya, dengan empat tahap. Tahap pertama, rencana pimpinan dalam

memberikan reward agar karyawan meningkat. Tahap kedua, yaitu bagaimana menjalankan kebijakan yang

ditetapkan. Tahap ketiga, mendalami dan

mengevaluasi hasil dari penerapan. Dan tahap terakhir bertujuan agar karyawan lebih giat dalam bekerja.

Tujuan Alifa Moeslem Shopping Center Untuk meningkatkan penjualan

produknya, Rencana dari Alifa Moeslem Shopping Center Bandung ialah untuk mengkonsep semua kegiatan yang dilakukan.  Mendapatkan gambaran bentuk fanatisme supporter tim basket dalam komunitas maya atau fans klub dalam twitter.  Memperdalam

kajian

pengetahuan bagi peneliti di media massa, khususnya pada penelitian mengenai fans yang ada di sosial media dan juga mengenai interaktivitas di New Media.


(17)

6 Perbedaan Dengan Penelitian ini Penelitian Lilis menjelaskan tentang Strategi Komunikasi PT. SAFTA FERTI Bandung melalui pemberian reward dalam menarik kinerja karyawannya, sedangkan penelitian ini menjelaskan tentang Strategi Komunikasi Divis Marketing

Summarecon Mal Bekasi dalam menarik jumlah pengunjung di area The Downtown Walk.

Penelitian M.Ferdiz yaitu meneliti bagaimana Bagian Promosi dan Marketing Alifa Moeslem’s Shopping Center untuk meningkatkan penjualan produknya dilihat dari pengertian strategi. Sedangkan penelitian ini yaitu meneliti tentang Strategi Komunikasi Divisi Marketing Summarecon Mal Bekasi dalam menarik pengunjung di area The Downtown Walk.

Penelitian Gea Laksita yaitu meneliti mengenai bagaimana fanatisme pendukung tim di National Basketball League Indonesia dalam twitter.


(18)

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.2.1 Definisi Komunikasi

Banyak definisi dan pengertian mengenai komunikasi yang ingin disampaikan oleh para ahli komunikasi untuk dapat menjelaskan makna utama dari komunikasi. Wiryanto dalam bukunya “Pengantar Ilmu Komunikasi” menjelaskan bahwa:

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. (Wiryanto, 2004: 5).

Pernyataan diatas sejalan dengan pernyataan Onong Uchjana Effendy: Istilah komuniksi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.” (Effendy, 2003: 9).

Komunikasi merupakan alat utama yang digunakan dalam rangka melakukan interaksi yang berkesinambungan untuk berbagai tujuan menurut kepentingannya. Komunikasi bersifat fundamental karena berbagai maksud dan tujuan yang ingin dicapai memerlukan adanya suatu pengungkapan atas dasar-dasar tujuan tersebut, maka dalam hal ini komunikasi menjadi alat utama yang digunakan untuk menyampaikan


(19)

tujuan-tujuan tersebut. Komunikasi sangat mendasari berbagai pemaknaan yang akan dibuat dan yang akan terbuat setelahnya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Fisher (1986: 17) yang dikutip oleh Wiryanto bahwa:

Ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat eklektif.” (Wiryanto, 2004: 3). Sifat eklektif ini sejalan dengan pendapat yang digambarkan oleh Wilbur Schramm (1963: 2) yang dikutip oleh Wiryanto bahwa, “Komunikasi sebagai jalan simpang yang ramai, semua disiplin ilmu melintasinya. (Wiryanto, 2004: 3).

Berbagai pendapat untuk menjelaskan komunikasi juga diungkapkan oleh Charles R. Berger dan Steven H. Chaffe dalam buku “Handbook Communication Science” (1983: 17) yang dikutip oleh Wiryanto, menerangkan bahwa:

Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful generalization, that explain phenomena associated with production, processing and effect (Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem sinyal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelasken fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya).” (Wiryanto, 2004: 3).

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964: 527) dalam buku “Human Behavior: An Inventory of Scientific Finding” sebagaimana yangdikutip oleh Wiryanto mengatakan bahwa:


(20)

Communication: the transmission of information, ideas, emotions, skills,

etc. by the uses of symbol… (Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, dan sebagainya).” (Wiryanto, 2004: 7).

Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949) dalam buku “The Mathematical Theory of Communication” sebagaimana yang dikutip oleh Wiryanto mengatakan bahwa:

Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.” (Wiryanto, 2004: 7).

2.1.2.2Karakteristik Komunikasi

Berdasarkan definisi diatas, maka diperoleh gambaran bahwa komunikasi secara umum memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut.

1. Komunikasi adalah suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses memiliki pengertian bahwa komunikasi dilakukan secara berurutan serta berkaitan dengan tindakan yang lainnya. Akan tetapi, yang paling terpenting adalah factor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.


(21)

2. Komunikasi bersifat transaksional

Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar yang menuntut dua tindakan yaitu menyampaikan dan menerima pesan. Pengertian transaksional juga mengacu pada kondisi dari keberhasilan proses komunikasi yang dilakukan, yang tidak hanya tergantung pada satu pihak saja. Tetapi juga terganung pada kedua belah pihak yang terlibat.

3. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan Komunikasi merupakan tindakan yang disadari dan juga disengaja. Selain itu, komunikasi yang dilakukan juga memiliki tujuan. Tujuan komunikasi ini mencakup banyak hal tergantung dari keinginan dan harapan dari para pelaku komunikasi. Komunikasi merupakan tindakan yang disadari dan juga disengaja. Selain itu, komunikasi yang dilakukan juga memiliki tujuan. Tujuan komunikasi ini mencakup banyak hal tergantung dari keinginan dan harapan dari para pelaku komunikasi.

4. Komunikasi Menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.

Kegiatan komunikasi akan berjalan dengan baik apabila ada pihak – pihak yang melakukan komunikasi. Dimana pihak – pihak tersebut


(22)

terlibat dan mempunyai perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan.

5. Komunikasi bersifat simbolik

Komunikasi pada dasarnya merupakan proses pertukaran simbol-simbol yang diberi makna. Lambang yang sering digunakan dalam proses komunikasi ini terdiri dari bahasa verbal dan bahasa nonverbal.

6. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang

Komunikasi memiliki karakter menembus ruang dan waktu maksudnya adalah para pihak atau pelaku komunikasi yang terlibat tidak harus hadir pada waktu dan tempat yang sama. Kita bisa melakukan komunikasi dengan menggunakan media atau sarana lain. (Sendjaja,2004:1.13)


(23)

2.1.2.3Komponen Komunikasi

Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan kita melibatkan beberapa komponen yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek feedback.

1. Komunikator

Dalam komunikasi, komunikator ini memiliki pengertian orang yang membawa, memberikan dan menyampaikan ide atau gagasan yang berupa pesan-pesan. Dimana pesan-pesan tersebut akan disampaikan pada komunikan.

2. Pesan

Pesan merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan yang diberikan bisa berupa data-data, fakta-fakta, kata-kata bahkan bisa berupa simbol dan juga isyarat. Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui lisan, face to face, secara langsung atau menggunakan media atau saluran. Adapun pesan yang disampaikan bisa berbentuk persuasif, informatif dan koersif. Bentuk pesan persuasif adalah pesan yang berisi ajakan, bujukan dan juga rayuan. Pesan informatif adalah pesan yang berisi informasi, ataupun hal-hal yang baru. Sedangkan pesan koersif adalah pesan yang bersifat memaksa.


(24)

3. Media

Dalam melakukan komunikasi, media merupakan alata atau sarana yang menjadi penghubung antara komunikator dengan komunikan dalam menyampaikan pesan. Media komunikasi ini adalah terdiri menjadi dua yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi. sedangkan media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa. Disebut demikian karena sifatnya yang massal.

4. Komunikan

Komunikan merupakan orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

5. Efek/feed back

Efek atau feed back merupakan hasil dari komunikasi yang dilakukan. Adapun bentuk-bentuk efek atau feedback yaitu :

a. External feedback

Efek yang diterima langsung oleh komunikator dan komunikan. Efek ini biasanya berada diluar diri komunikator. Efek ini bisa dilihat melalui ekspresi dari komunikan.


(25)

b. Internal feedback

Efek yang diterima komunikator yang berasal dari pesan yang kita sampaikan. Efek ini merupakan suatu bentuk intropeksi komunikator dengan melihat ekspresi komunikan.

c. Direct feedback

Efek yang diberikan secara langsung oleh komunikan yang diberikan melalui gerakan tubuh . Hal ini dikarenakan komunikan merasa bosan atau tertarik dengan pesan yang disampaikan.

d. Indirect feedback

Efek yang diberikan tidak secara langsung akan tetapi adanya jeda waktu atau membutuhkan waktu.

e. Inferential feedback

Efek yang diterima diberikan berdasarkan penarikan kesimpulan secara umum, akan tetapi tetap relevan dengan pesan yang disampaikan.

f. Neliteral feedback

Efek ini bisa terjadi ketika komunikan tidak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh komunikator. Dan begitu juga sebaliknya, efek yang diterima oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan.


(26)

g. Zero feedback

Hal ini berarti bahwa komunikasi yang kita lakukan tidak menghasilkan apapun.

h. Positive feedback

Efek ini terjadi apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mendapat tanggapan yang positif.

i. Negative feedback

Efek ini terjadi apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator mendapatkan tantangan dari komunikan.

2.1.2.4Fungsi Komunikasi

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (to inform)

adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.


(27)

2. Mendidik (to educated)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan.(Effendy, 2003 : 36)

Dilihat dari fungsi dan keberadaanya di masyarakat, komunikasi tidak bisa lepas dari kehidupan, karena komunikasi akan selalu berada dalam kehidupan manusia sehari-hari.


(28)

2.1.2.5Proses Komunikasi

A. Proses Komunikasi Primer

Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan berbagai tujuan. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni proses komunikasi secara primer dan secara sekunder, yakni:

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2003: 11).

Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa:

Bahasa digambarkan paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi karena dengan jelas bahwa bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang untuk dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2003: 11).


(29)

Apakah penyampaian bahasa tersebut dalam bentuk ide, informasi atau opini mengenai hal yang jelas (kongkret) maupun untuk hal yang masih samar (abstrak), bukan hanya mengenai peristiwa atau berbagai hal yang sedang terjadi melainkan pada waktu dulu dan masa yang akan datang.

Kial (gesture) merupakan terjemahan dari pikiran seseorang sehingga dapat terekspresikan secara nyata dalam bentuk fisik, tetapi kial ini hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu secara terbatas.

Isyarat juga merupakan cara pengkomunikasian yang menggunakan alat “kedua” selain bahasa yang biasa digunakan seperti misalnya kentongan, semaphore (bahasa isyarat menggunakan bendera), sirine, dan lain-lain. Pengkomunikasian ini juga sangat terbatas dalam menyampaikan pikiran seseorang.

Warna sama seperi halnya isyarat yang dapat mengkomunikasikan dalam bentuk warna-warna tertentu sebagai pengganti bahasa dengan kemampuannya sendiri. dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, warna tetap tidak “berbicara” banyak untuk menerjemahkan pikiran seseorang karena kemampuannya yang sangat terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

Gambar sebagai lambang yang lebih banyak porsinya digunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal


(30)

kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, tetapi tetap tidak dapat melebihi kemampuan bahasa dalam pengkomunikasian yang terbuka dan transparan. Penggunaan bahasa sebagai “penerjemah” pikiran dapat didukung dengan menggunakan gambar sebagai alat bantu pemahaman, tetapi posisinya hanya sebagai pelengkap bahasa untuk lebih mempertegas maksud dan tujuannya.

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengutarakan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya melalui kata-kata yang tepat dan lengkap. Hal ini juga diperumit dengan adanya makna ganda yang terdapat dalam kata-kata yang digunakan, dan memungkinkan kesalahan makna yang diterima. Oleh karena itu bahasa isyarat, kial, sandi, simbol, gambar, dan lain-lain dapat memperkuat kejelasan makna.

B. Proses Komunikasi Sekunder

Setelah proses komunikasi primer, maka proses komunikasi kedua adalah proses komunikasi sekunder. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa:

“Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy, 2003: 16).


(31)

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan jumlah yang banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini memudahkan proses komunikasi yang disampaikan dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai jarak, ruang, dan waktu.

Menurut Onong Uchjana Effendy “Pentingnya peran media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensi dalam mencapai komunikan.” (Effendy, 2003: 17). Surat kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak.

Kefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif. Menurut para ahli komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangkan acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses komunikasinya umpan balik berlangsung seketika, dalam artian komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu.


(32)

Ini berlainan dengan komunikasi bermedia, apalagi menggunakan media massa yang tidak memungkinkan komunikator mengetahui kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya dan dalam proses komunikasinya, umpan balik tidak berlangsung saat itu tetapi memerlukan waktu untuk menanggapinya.

Komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komuniksi primer untuk menembus ruang dan waktu. Dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus mempertimbangkan sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari atas pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.

Komunikan media surat, poster atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu.

Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa Proses komunikasi sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau nonmassa (non-mass media).” (Effendy, 2003: 18). Media massa seperti surat kabar, radio,


(33)

televisi, film, dan lain-lain memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain massif (massive) atau massal (massaal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa seperti, telepon, surat, telegram, spanduk, papan pengumuman, dan lain-lain tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit.

C. Proses komunikasi secara linear

“Istilah linear mengandung makna lurus. Dalam konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face-to-face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication)”(Effendy, 2003: 38)

Proses komunikasi linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.


(34)

D. Proses komunikasi secara sirkular

Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses sirkular itu adalah terjadinya feed back atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feed back tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator.

Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi amat penting karena dengan terjadinya umpan balik komunikator mengetahui apakah komunikasi itu berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan balik itu positif atau negatif. Bila positif komunikator patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga komunikator harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.

2.1.2.6 Pola Komunikasi

“Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami” (Djamarah, 2004:1).

“Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah hubungan yang berlainan” (Sunarto, 2006:1)


(35)

Tubbs dan Moss mengatakan bahwa:

“pola komunikasi atau hubungan itu dapat dicirikan oleh: komplementaris atau simetris. Dalam hubungan komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan dominasi atau kepatuhan dengan kepatuhan” (Tubbs, Moss, 2001:26).

Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur sistem. Bagaimana orang merespon satu sama lain menetukan jenis hubungan yang mereka miliki.

Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi.

Pengertian komunikasi adalah bentuk atau model (lebih abstrak, suatu peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika yang ditimbulkan cukup mencapai suatu jenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukan atau terlihat. Istilah komunikasi bisa disebut juga sebagai model, tetapi maksudnya sama, yaitu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan keadaan masyarakat.


(36)

Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsunganya, guna memudahkan pemikiran secara sistemaik dan logis (Effendy, 1989). Dimana komunikasi ini dipengaruhi oleh simbol dan norma yang dianut, yaitu :

1. Pola komunikasi satu arah

Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik meggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada umpan balik dari komunikan, dalam hal ini komunikan bertindak sebagai pendengar saja.

2. Pola komunikasi dua arah atau timbal balik (Two Way Traffic Communication)

Pola komunikasi dua arah yaitu komunikator dengan komunikan terjadi saling tukar fungsi dalam menjalani fungsi mereka. Namun pada hakiktnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama, dan komunikator utama mempunyai tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut. Prosesnya dialogis serta umpan baliknya secara langsung.


(37)

3. Pola komunikasi multi arah

Pola komunikasi multi arah yaitu proses komunikasi terjadi dalam suatu kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara logis. (Pace dan Faules, 2002:171)

2.1.3 Tinjauan Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni :

“komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)”.

Menurut Gerbner (1967) :

”Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous

flow of messages in industrial societies”. (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 2003: 188).

Tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu. Sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari


(38)

penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pertanyaan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang menyebar (Rakhmat, 2003: 188).

Pernyataan tersebut diatas menunjukan bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang ditunjukan kepada khalayak yang sangat banyak atau bisa disebut massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-orang yang hanya menonton televisi atau membaca koran, melainkan dapat diartikan sebagai masyarakat dalam arti luas. Lalu disebutkan juga bahwa komunikasi massa adalah komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti apabila didefinisikan dengan media penunjangnya, seperti televisi, radio, koran, majalah, buku dan film.

2.1.3.1 Fungsi komunikasi Massa

Apabila komunikasi pandangan dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita, informasi dan pesan saja, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam sistem sosial adalah sebagai berikut :

a. Surveillance (pengawasan) : fungsi pengawasan ialah sebagai alat bantu khalayak masyarakat guna mendapatkan peringatan dari media massa


(39)

yang menginformasikan tentang ancaman, contohnya : ancaman dari angina topan, gempa dan meletusnya gunung merapi, kondisi edek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.

b. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu pemirsa di dalam kehidupan sehari-hari.

c. Interpretation (penafsiran): fungsi penafsiran hamper mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran atau tanggapan sementara terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat dan ditayangkan.

d. Entertainment (hiburan): televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hamper tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan.


(40)

2.1.3.2 Jenis-jenis Media Massa

Media massa, sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi atas 2 jenis, yaitu media cetak dan media elektronik :

a. Media Cetak

Media cetak adalah suatu mentuk media yang mengutamakan fungsinya sebagai media yang dapat menyampaikan informasi. Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau kolom dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga dapat digunakan sebagai suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya. Yang di susun sesuai dengan susunan rubik yang sudah sesuai dengan temanya.

b. Media Elektronik

Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat-alat elektronik (mekanis), media elektronik kini terdiri dari :

1. Radio

Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling fleksibel. Keunggulan radio siaran ini adalah berada dimana saja, apabila surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran dapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan karena siaran radio juga dapat melakukan


(41)

fungsi control sosial seperti surat kabar, disamping empat fungsi lainnya, yaitu memberi informasi, menghibur dan melakukan persuasi.

2. Film

Motion pictures atau film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film, televisi dan film video laser setiap minggunya.

3. Televisi

Televisi adalah sebuah alat menangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Pada dasarnya media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia kemudian menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai electrische teleskop atau televisi elektris. (Warren K Agee., Phillip H Ault & Edwin Emery. 2001: 364)

4. Internet

Secara harfiah internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam


(42)

beberapa rangkaian. Dapat diartikan internet adalah sistem komputer umum, yang berhubungan secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protocol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, internet melambangkan penyebaran (decentralization) informasi dan data secara ekstrim.

2.1.4 Tinjauan Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanan (planning) dan Manajmen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy,2011:32)


(43)

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi -dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :

“.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).

Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku „Strategi Komunikasi’ menyatakan bahwa :

Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. (1984 :10)

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai


(44)

keberhasilan proses komunikasi tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi.

Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus didukung dengan teori. Begitu juga pada strategi komunikasi harus didukung dengan teori, dengan teori merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement (pernyataan) atau suatu konklusi dari beberapa statement yang menghubungkan (mengkorelasikan) suatu statement yang satu dengan statement lainnya.

Definisi strategi menurut Jalaludin Rahmat :

Strategi adalah: suatu langkah untuk mencapai tujuan yang direncanakan dengan melakukan berbagai aktifitas termasuk dialamnya kegiatan, pesan, dan media yang digunakan. (Rahmat, 2001:201)

Sedangkan strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi Komunikasi”, mengemukakan bahwa :

Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran” (Arifin 1984:56).

Seorang pakar perencaanaa komunikasi Middleton (1980) dalam buku Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi” menyatakan bahwa :


(45)

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”

Pemilihan strategi meruapakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah satu atau keliru maka hasil yang di peroleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Menetapkan tujuan harus di mulai dengan apa yang ingin di capai, penetapan tujuanakan menentukan isi pesan yang akan di sampaikan, selanjutnya bagaimana menyampaikan dan di mana di sampaikna akan menentukan saluran atau media yang di akan di pilih. (Hafied Cangara 1980:112)

Model perencanaan komunikasi alur tanda “?” terdiri dari beberapa langkah diantaranya, yakni :

1. Identifikasi target khalayak (audience)

Indentifikasi target khalayak atau biasa disebut pemetaan pemangku kepentingan (Stakeholders mapping). Di sini pemetaan dilakukan untuk mengetahui apakah khalayak yang menjadi terget sasaran bentuknya perorangan atau kelompok. Menghadapi khalayak yang sifatnya perorangan dengan yang kelompok akan sangat


(46)

berbeda, dimana khalayak yang berkelompok harus memerlukan kesiapan karena respons atau tanggapan dari mereka bisa bermacam-macam. Posisi target khalayak yang akan di hadapi menentukan strategi komunikasi yang akan di gunakan.

2. Tujuan yang ingin dicapai

Setelah ada gambaran mengenai sasaran khlayak, tahap berikutnya menetapakan tujuan yang ingin di capai. Dimana tujuan harus jelas, dan perubahan harus dikehendaki bisa terbaca, untuk itu diperlukannya komitmen yang tinggi untuk mendorong ke arah tujuan yang ingin dicapai.

3. Pesan yang disampaikan

Dengan mahami tipe khalayak dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut maka perencaanan komunikasi harus mampu memilah pesan apa yang sesuai dengan pengetahuan, kebutuhan, dan pengalaman khalayak yang menjadi target sasaran. Setiap khalayak memiliki keragaman yang berbeda satu sama lainnnya. Untuk itu diperlukan kunci-kunci pesan yang cocok dengan sasaran khalayak.


(47)

4. Media (saluran) yang tepat

Memilih saluran yang tepat terlebih dahulu harus mengethaui informasi lapangan yang telah dipetakan, yakni apakah khalayak yang menjadi target sasaran rata-rata mengetahui dan memeiliki media yang di gunakan dalam kegiatan.

5. Evaluasi (ukur keberhasilan yang dicapai)

Pada tahap ini, program komunikasi yang sudah dijalankan perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang di peroleh. Apakah khalayak sudah menerima dan mengerti isi pesan yang disampaikan, dan apakah ada perubahan perilaku dan sikap yang ada pada khalayak sesuai dengan tujun program.

Masih menurut Onong Uchyana Effendy,beliau mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki fungi ganda, yaitu: Pertama menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperolehhasil yang optimal. Kedua, menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap)akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya mediamassa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilaibudaya. Demikian beberapa uraian tentang urgensinya strategi komunikasikhususnya dalam proses komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.


(48)

Namun dalam kajian ini strategi komunikasi akan dijadikan suatu pijakandalam mengelola proses interaksi yang terjadi dalam suatu organisasi agar efektif dan efesien dalam mencapai tujuan didirikannya. Dengan perencanaan strategi komunikasi yang matang maka diharapkan kita bisa mendapatkan rasa saling pengertian sehingga hubungan baik antaraperusahaan dan karyawannya dapat terjaga dengan baik. Rasa salingpengertian itu akan menimbulkan rasa saling mempercayai sehingga motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan akan menjadi lebih baik. Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untukmencapai tujuan yang dinginkan.

Apabila strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi saling pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap komunikannya. Bila strategi komunikasi yang dilancarkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka keadaan yang harmonis dapat muncul seperti rasa saling menghargai antara perusahaan dan karyawan atau sebaliknya sebagai pendorong kinerja perusahaan untuk bekerja dengan keadaan yang kondusif. Seorang humasyang baik harus selalu berhubungan baik dengan masyarakatnya. Komunikasi yang


(49)

baik adalah dasar dari hubungan baik tersebut. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publiknya maka hubungan baik pun pasti akan tercipta. Seorang humas harus dapat mengemas setiap pesan komunikasi dengan baik, rapih, dan terencana. Berbagai cara diciptakan untuk menjaga setiap hubungan tersebut itulah yang juga bisa dinamakan strategi.

Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan,karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau diteruskan oleh komunikator kepada komunikan.

Pesan adalah setiap pemberitahuan,kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirimkan dari satuorang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua,yakni pesan verbal dan non-verbal.Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata kata, dan dapat


(50)

dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju. Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan.Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah media cetak yang terdiri darikoran, majalah, spanduk, pamflet,dll. Media elektronik yang terdiri dari radio,internet, dan televisi. Masing-masing media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut.

2.1.5 Tinjauan Tentang Live Streaming

Dalam dunia internet, streaming mengacu kepada sebuah teknologi yang mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran audio dan video agar mudah ditransfer melalui jaringan internet. Pengtransferan audio dan video tersebut dilakukan secara “stream” atau terus menerus. Streaming merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk memainkan sebuah file audio


(51)

maupun video yang secara langsung maupun dengan prerecord yang berada di web server. File-file audio maupun video ini diletakan di sebuah server komputer yang dapat secara langsung diakses di komputer client atau komputer kita masing-masing melalui koneksi internet, sesaat setelah ada permintaan dari pengguna sehingga proses download file tersebut yang menghabiskan waktu cukup lama dapat dihindari. Jadi kesimpulannya streaming merupakan proses pengiriman data kontinyu atau secara terus-menerus, yang dilakukan secara broadcast melalui internet dan ditampilkan ke aplikasi streaming pada komputer dan streaming bisa dilakukan secara live atau real time, juga tidak langsung atau on-demand.

2.1.6 Tinjauan Tentang Public Relations

Istilah Public Relations atau hubungan masyarakat yang disingkat humas di Indonesia sudah benar-benar memasyarakat dalam arti kata telah dipergunakan secara luas oleh departemen, jawatan, perusahaan, badan, lembaga, dan lain-lain organisasi kekaryaan Public Relations merupakan metode komunikasi dan objek studi ilmu komunikasi sebenarnya kurangtepat. Perkataan Publik dan istilah Public Relations bukanlah masyarakat dalam pengertian Society, yakni keseluruhan manusia yang menghuni suatu wilayah. Pengertian public dalam Public Relations adalah sekelompok orang yang mempunyai kaitan dengan suatu organisasi.


(52)

Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu yang bersifat komersial maupun yang non komersial. Kehadiranyya tidak bisa dicegah, terlepas dari menyukainya atau tidak. Kita tidak bisa memutuskan menghadirkan atau sebaliknya meniadakan Public Relations. Sebenarnya, Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya.

2.1.6.1 Definisi Pubik Relations

Cutlip and Center, dalam buku bersama Glen M. Broom (Elvinaro) dalam bukunya Human Relations dan Public Relations menyatakan bahwa :

Public Relations adalah fungsi management yang menilai sikap-sikap public, mengidentifikasi kebijaka-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan public”.(2011.8)

Definisi diatas memberikan gambaran bahwa posisi PR dalam suatu perusahaan atau organisasi semakin jelas. Artinya ia merupakan salah satu divisi perusahaan yang posisinya di sebuah Negara maju menjadi seorang direktur (directur of PR). Di Indonesia posisi tertinggi jabatan PR adalah senior vice


(53)

president director of corporate communication, posisi lainnya ada yang setingkat general manager atau manager.

2.1.6.2 Tujuan Publik Relations

Dari definisi-definisi dan pengertianya, banyak yang menunjukkan dengan jelas tujuan Public Relations. Menurut Abdurrachman dalam Dasar-dasar Public Relations tujuan Public Relations adalah :

“Mengembangkan goodwiil dan memperoleh opini public yang favourable atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik, kegiatan Public Relations harus dikerahkan kedalam dan keluar.”(1990:34)

Pada intinya Public Relations harus tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Hubungan yang baik tersebut bukan semata demi keuntungan dan kemaslahatan organisasi melainkan untuk keuntungan dan kemaslahatan kedua belah pihak. Organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu dan publik organisasi itu pun menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut.


(54)

Secara umum, tujuan Public Relations adalah untuk mendapatkan goodwill, menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra perusahaan/organisasi di mata publik. Tujuan tidak muncul begitu saja. Pada hakekatnya, tujuan Public Relationsmuncul dari pelaksanaan fungsi Public Relationsitu sendiri.

2.1.6.3 Fungsi Public Relations

Public Relation merupakan suatu kegiatan yang nyata, tidak abstrak. Dari sifatnya itu, Public Relations memiliki beberapa fungsi, tugas, serta tujuan yang harus dicapai demi kepentingan bersama yang telah disepakati. Public Relations merupakan suatu alat yang berada dalam suatu sistem manajemen yang menjalankan fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Selain itu, Public Relations merupakan salah satu bagian dari organisasi yang menjalankan serangkaian metode komunikasi untuk membantu mengefektifkan dan mengefisiensikan upaya nyata dalam memudahkan tercapainya tujuan organisasi.

Fungsi Public Relations menurut Effendy yang dikutip oleh Yulianita dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations, mengemukakan empat fungsi, yaitu:


(55)

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public, baik publik ekstern maupun intern. 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik

dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.(2007:50)

2.1.6.4 Ruang Lingkup Publik Relations

Public relations memiliki ruang lingkup yang sangat luas, lebih dari sekedar menjalin hubungan yang harmonis perusahaan/organisasi dengan publiknya atau dengan media. Di era public relations modern, ruang lingkupnya meliputi semua urusan yang harus diperhatikan oleh semua organisasi atau perusahaan publik atau swasta, komersial ataupun nirlaba.

Sasaran hubungan masyarakat adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam mencapai tujuan manajemen yang efektif, manusia-manusia yang menjadi sasaran public


(56)

relations dibagi menjadi dua kelompok besar yang disebut khalayak dalam (internal) dan khalayak luar (eksternal).

Internal Public Relations

Internal Public Relations atau Publik Intern sebagai sasaran humas terdiri atas orang-orang yang bergiat di dalam organisasi (perusahaan, instansi, lembaga, badan, dsb) dan yang secara fungsional mempunyai tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu. Dalam dunia bisnis purel, Publik Intern disesuaikan dengan bentuk daripada organisasi yang bersangkutan apakanh organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan dagang, instansi pemerintah ataupun lembaga pendidikan. Contoh Publik Internal dari suatu perusahaan menurut Yulianita dalam bukunya Dasar-dasar Public Relationsadalah:

1. Hubungan dengan Pegawai (Employee Relations). 2. Hubungan dengan Manager (Manager Relation). 3. Hubungan dengan Buruh (Labour Relations).

4. Hubungan dengan Pemegang saham (Stockholder relations) . (2007:57)

Kegiatan Internal Public Relations adalah menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang berada dalam


(57)

organisasi atau perusahaan tempat Public Relations tersebut bernaung.

Praktisi Public Relations dalam kegiatan internal perusahaan, berusaha untuk mengidentifikasi keputusan-keputusan dalam menggunakan fungsi komunikasi sebaik-baiknya, agar tercapai kerja sama yang harmonis. Ini merupakan salahsatu fungsi internal Public Relations. Selain itu, internal Public Relations juga berusaha mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapaat menimbulkansikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum suatu tindakan atau kebijakan dijalankan. Kasali dalam bukunya Manajemen Public Relations, pihak-pihak yang masuk dalam objek Internal Public Relations adalah sebagai berikut:

1. Pemegang saham dan pemilik perusahaan.

2. Manager dan top executive, yaitu orang-orang yang memegang jabatan struktural dalam perusahaan. 3. Karyawan, yaitu orang-orang yang hidup dalam

perusahaan yang memegang jabatan struktural. 4. Keluarga karyawan. (2008:65)


(1)

vii

Adik terkasih, terima kasih untuk selalu memberi semangat saat penulis pulang kerumah.

Penelitian ini juga tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak-pihak terkait, maka di kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth. Dr. Ir. H.Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di Universitas Komputer Indonesia

2. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Komputer Indonesia (Unikom). Yang telah mengeluarkan surat pengantar untuk penelitian dan menandatangani surat yang dibutuhkan.

3. Yth. Melly Maulin P,S.Sos,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia, yang telah bersedia menandatangai lembar pengesahan, serta surat pengantar lainnya yang berhubungan dengan izin penelitian ini.

4. Yth. Tine Agustin Wulandari, M.I.Kom selaku Dosen Wali penulis, yang telah banyak memberikan saran dan motivasi kepada peneliti selama menjalani proses perkuliahan hingga penyusunan penelitian dilakukan dan selaku Dosen Pembimbing penulis, yang telah membimbing, memberikan arahan, semangat dan motivasi dengan baik, segenap kesabaran dan ketulusannya sangat berarti.


(2)

viii

5. Yth. Astri Ikawati, A.Md.Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan bantuannya selama penulis melakukan skripsi.

6. Yth. Seluruh Bapak/Ibu dosen Ilmu Komunikasi UNIKOM yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan arahan selama menjalani perkuliahan.

7. Seluruh Staff National Basketball League (NBL) Indonesia yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di liga basket tersebut serta dengan baik hati membantu penulis dalam pemenuhan kebutuhan yang diperlukan penulis.

8. Untuk sahabat seperjuangan di IK 2 dan IK Humas 1 2011 yang sama-sama berjuang dengan susah payah dari awal kuliah dan sampai saat ini dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Untuk sahabat-sahabat tersayang Cheppy Rashya, Novia samawandani, Yulia Fajar Wati, Rismawati yang senantiasa mendengarkan curahan hati penulis setiap waktu, menemani dan memberikan semangat serta doa untuk penyelesaian penelitian ini.

10.Serta seluruh rekan-rekan di Ilmu Komunikasi angkatan 2011 Humas Dan Jurnalistik Unikom agar berjuang bersama-sama dalam meraih impian wisuda di tahun 2015, serta semua pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.


(3)

ix

Untuk kesempurnaan penelitian ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis nantikan. Demikian penelitian ini dibuat semoga dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Agustus 2015 Peneliti

Virgina Dinar Lestari


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Strategi Public Relations Badan Wakaf Indonesia Dalam Mensosialisasikan Wakaf Tunai

4 18 116

Strategi Public Relations Butik Dian Pelangi Dalam Mensosialisasikan Busana Muslim Melalui New Media

1 21 114

Strategi Komunikasi Public Relations Mizan Amanah Dalam Meningkatkan Minat Para Donatur

3 23 240

Strategi Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung (studi Deksriptif Mengenai Strategi Komunikasi Publi Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Melalui Buletin INFO POs Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawannya)

0 13 1

Strategi Public Relations Parijz Van Java TV Bandung Melalui Barter Promo Dalam Meningkatkan Loyalitas Kliennya

0 35 116

Strategi Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung (studi Deksriptif Mengenai Strategi Komunikasi Publi Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Melalui Buletin INFO POs Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawannya)

0 8 1

Strategi Komunikasi Public Relations dalam Melakukan Perubahan Identitas Perusahaan (Studi Kasus Strategi Komunikasi Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero)Dalam Melakukan Perubahan Identitas Perusahaan)

1 5 1

Strategi Public Relations Suave magazine Bandung Melalui Program

0 4 1

Strategi Komunikasi Public Media Relations National Basketball League Indonesia Melalui Program Live Streaming Dalam Meningkatkan Loyalitas Pecinta Basket Di Kota Bandung)

1 8 109

Perbedaan Burnout Ditinjau dari Dukungan Sosial pada Atlet Women’s National Basketball League (WNBL) Indonesia

0 2 12