Analisis Pelaksanaan Penetapan Harga Parfum Ruangan Pada PT. Hoffmen International Cabang Bandung

(1)

THE ANALYSIS OF EXECUTION PRICE FIXING AIR REFRESHER AT PT.

HOFFMEN INTERNATIONAL BANDUNG

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang D3

Program Studi Mananjemen Pemasaran Fakultas Ekonomi

Oleh:

Nama : Tedi Maulana Malik Ibrahim NIM : 21408023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v bawah bimbingan Bpk. Mulyadi SE., MM.

Di Indonesia perkembangan usaha sektor industri berlangsung cukup pesat meskipun keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit pada saat sekarang ini. Seiring dengan meningkatnya usaha-usaha di sektor industri, menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri sejenis dengan perusahaan ini. PT. Hoffmen Internasional adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk barang berupa parfum ruangan dan jasa cleaning service room.

Penelitian ini dilakuakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung, serta bagaimana pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung.

Penulis menggunakan metode analisis deskriftif dalam penelitian ini, dengan objek penelitian mengenai pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan PT.Hoffmen cabang Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian parfumruangan PT.Hoffmen dengan jumlah sampel 100 orang responden. Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan studi kepustakaan (Libelary Research) studi lapangan (Field Research), dan Kuesioner.

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menganalisa dan menyimpulkan bahwa pelaksanaan penetapan harga parfum Ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung dalam kategori baik dimana nilai total tanggapan respondennya berjumlah 72% dengan total skor 2881.


(3)

iv Mr.Mulyadi SE., MM.

In Indonesia the development of industrial sector enterprises take place quite rapidly despite the economic situation in Indonesia is going through a pretty difficult at this present moment. Along with increased efforts in the industrial sector, led to intense competition among firms engaged in similar industries with this company. PT. Hoffmen International is a company engaged in the sale of goods in the form of perfumes the room and room cleaning service.

The study conducted to determinate how the respondent towards the execution od price fixing air refresher at PT.Hoffmen International Bandung, and how to execution price fixing air refresher at PT.Hoffmen International Bandung.

The author uses descrivtife analytical method in this study, with the object of research on the executio of price fixing air refresher at PT.Hoffmen International Bandung. The population in this study is consumers who make purchases air refresher PT.Hoffmen International Bandung with a sample of 100 respondents. The data collection with techniques is to do a literature study (library research,) field study, and Questionnaire.

Based on the result of the discussion of research that been the author did, do author can analyze and conclude that the executin of price fixing air refresher at PT.Hoffmen International Bandung in good categories of respondent which the total scores amounted to 72% with a total score 2881.


(4)

vi

segala rahmat dan berkahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul”Analisis Pelaksanaan Penetapan Harga Parfum Ruangan Pada PT.Hoffmen International Cabang Bandung”. Adapun penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Ahli Madya Program Studi Manajemen Pemasaran Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Semoga dengan terselesaikanya Tugas Akhir ini dapat memberikan sedikit sumbangsih dalam pembangunan dunia pendidikan, khususnya untuk jurusan manejemen pemasaran. Penulis menyadari dalam menyusun Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dalam mengolah data maupun dalam penyajiannya, yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pemahaman penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan Tugas Akhir ini.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, doa dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril atau materil, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:


(5)

vii

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Bapak Mulyadi SE.,MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Isniar Budiarti SE.,M.,Si Selaku Dosen Wali Jurusan Manajemen Pemasaran.

6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Pemasaran yang telah memberikan bekal pendidikan yang berguna dan telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

7. Ibu Apriani selaku branch manager PT.Hoffmen International Cabang Bandung yang telah megizinkan untuk melakukan penelitian di perusahaan cabang.

8. Karyawan dan Karyawati (Khususnya Ibu Rani, Bapak Asep, dan Bapak Hendra) PT.Hoffmen cabang Bandung telah memberkan informasi dan melengkapi data-data yang diperlukan dalam pembuatan dan penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Kedua orang tua yang tak henti memberi do’a, bantuan, dukungan dan kasih sayangnya kepada penulis.


(6)

viii

11. Saudara-saudaraku dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, atas do’a dan kebaikannya.

Bandung, Juli 2011 Penulis


(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia perkembangan usaha sektor industri berlangsung cukup pesat meskipun keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit pada saat sekarang ini. Banyak perusahaa-perusahaan industry yang mengalami kerugian dan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Seiring dengan meningkatnya usaha-usaha di sektor industri, menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri sejenis dengan perusahaan ini. Begitupun halnya dengan pertumbuhan dalam sektor industri produk parfum ruangan, selain persaingan yang ketat di sektor penjualan produk tersebut, juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pengguna produk parfum ruangan ini.

PT. Hoffmen Internasional adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk barang berupa parfum ruangan dan jasa cleaning service room. Menurut staff terkait perusahaan, perushaan ini dari tahun ke tahun mengalami perutumbuhan yang cukup signifikan, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah konsumen yang menggukanakan produk ini. Akan tetapi dengan keadaan yang seperti itu tentunya akan mengakibatkan munculnya banyak pesaing-pesaing yang ingin meraih pangsa pasar yang maksimun yang akan berakibat pada berkurangnya penjualan parfum PT.Hoffmen.


(8)

Penetapan harga merupakan salah satu bagian terpenting dalam melakukan suatu proses usaha sector industri. Untuk itu perlu dilakuakan penetapan harga sebaik mungkin untuk menjaga hal-hal yang tidak dinginkan oleh perusahaan. Dengan adanya penetapan harga yang baik maka perusahaan akan mendapat hasil berupa keuntungan yang telah ditargetkan sebelumnya. Penetapan harga perlu diterapakan dalam setiap jenis usaha supaya semua yang tejadi didalam perusahaan dapat terkendali sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan dibidang perdagangan jasa maupun barang dapat dilihat dari berbagai aspek,yaitu dari bauran pemasaran produk, place, price, dan promotion. Salah satu aspek terpenting dalam bauran pemasaran yang dapat menunjang keberhasailan suatu perusahaan adalah penetapan harga. Dengan adanya penetapan harga yang tepat yang dilakukan oleh perusahaan maka pencapaian keuntungan perusahaan hasilnya akan terlaksana secara maksimal dan apabila.

Menurut Buchari Alma (2005:2010) penetapan harga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu., adapun indikator-indikator harga yang dikutip Dina Puspitasari dari Ward City.At All yaitu terdiri dari kewajaran harga, perkiraan harga, dan harga pengorbanan. Kewajaran harga dapat diukur dengant tingkat keterjangkauan harga bagi konsumen, tingkat harga beraing dengan perusahaan lain, dan tingkat harga yang tercantum dalam produk sesuai dengan yang diharapkan. Perkiraan harga dapat diukur dengan tingkat harga ang ditawarkan sesuai denagn kualitas produk, tingkat harga sesuai dengan kegunaan dan manfaat yang diberikan produk. Harga


(9)

pengorbanan dapat diukur dengan tingkat harga transoprtasi dan omunikasi untuk mendaptkan produk, tingkat biaya ongkos kirim (biaya pihak ketiga),dan tingkat biaya tenaga dan yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan produk..

PT.hoffmen International harus mengetahui sebarapa besar harga parfum ruangannya yang ditentukan dapat memberikan imbalan atas jasa dari usahanya, oleh karena itu semua biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa harus diketahui agar dapat mengetahui tingkat harga minimalnya atau batas bawah suatu harga jual harus ditetapkan. Dalam hal ini PT.Hoffmen International menetapkan harga produk jualnya dengan metode penetapan harga mark-up pricing yaitu penetapan harga yang berdasarkan harga biaya keseluruhan yag telah dikeluarkan dengan mark-up tertentu sebagai keuntungan.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh penulis terhadap 10 orang responden pengguna parfum ruangan PT.Hoffmen International atas pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan PT.Hoffmen International yaitu dari segi kewajaran harga, 60% responden mengatakan bahwa harga parfum ruangan terjangkau dan 40% kurang terjangkau, 50% responden mengatakan bahwa harga produk parfum ruangan sangat bersaing dengan perusahaan lain, 20% mengatakan bersaing, dan 30% mengatakan kurang bersaing, 30% responden mengatakan harga yang tercantum dalam produk sesuai dengan yang diharapkan, 40% responden mengatakan harga yang tercantum dalam produk kurang sesuai dengan yang diharapkan, dan 30% responden mengatakan harga tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dari segi Perkiraan harga, 80% responden mengatakan harga yang ditawarkan sangat sesuai dengan kualitas produk dan 20% mengatakan harga


(10)

sesuai dengan kualitas produk, 70% responden mengatakan bahwa harga sangat sesuai dengan kegunaan dan manfaat yang diberikan produk dan 30% mengatakan sesuai. Dari segi harga pengorbanan, 40% responden mengatakan bahwa harga transortasi dan komunikasi untuk mendapatkan produk parfum murah dan 60% mengatakan cukup murah, 30% responden mengatakan ongkos kirim produk parfum ruangan murah, 70% cukup murah, dan 30% responden mengatakan biaya tenaga dan waktu yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk parfum ruangan tidak menguras biaya tenaga dan waktu, 70% lainnya mengatakan cukup meguras biaya tenaga dan waktu.

Fenomena yang terjadi menurut wawancara yang dilakuakn penulis dengan karyawan PT.Hoffmen International adalah munculnya pesaing-pesaing yang sejenis diantaranya adalah PT.Pink Indonesia dan PT.Calmic yang tentunya menjual produk yang hampir sama dengan produk yang dijual oleh PT.Hoffmen International dengan beberapa diferesiansi produk yaitu diantaranya harga yang lebih murah dari harga parfum yang dijual oleh PT. Hoffmen International, sehingga PT. Hoffmen harus lebih cerdik dalam menentukan harga produknya tanpa mengurangi keunggulan-keunggukan produk dari pesaing-pesaingnya. Menurut Philip Kotler (at .al.10) konsumen cenderung melihat dan memutusakan apakah akan menerima nilai yang baik seperti yang diharapkan.Selain itu menurut wawancara yang dilakuakan penulis pada karyawan PT.Hoffmen International pengguna produk parfum ruangan terus meningkat naik dari tahun ketahunnya.


(11)

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba mengambil judul”ANALISIS PELAKSANAAN PENETAPAN HARGA PARFUM

RUANGAN PADA PT.HOFFMEN INTERNATIONAL CABANG

BANDUNG”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis berpendapat bahwa yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah perusahaan sudah secara baik dan tepat dalam menetapkan harga jual produknya dengan mempertimbangkan biaya-biaya yang telah digunakan untuk memproduksi produknya

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan PT.hoffmen International cabang bandung

2. Bagaimana pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan pada PT.Hoffmen International Cabang Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah agar penulis dapat memperoleh pemahaman mengenai penetapan harga yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan mengumpulkan data dan informasi yang kemudian dianalisa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.


(12)

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan PT.Hoffmen International

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan pada PT.Hoffmen International

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun berbagai kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini bagi khalayak umum yang membacanya, dan khususnya akan memberikan manfaat yang besar bagi penulis pribadi. Kegunaannya antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan landasan bagi penulis untuk memberikan sedikit sumbangsih berupa saran dan masukan yang membangun didalam melaksanakan usaha dan manajemen yang dilakukan oleh perusahaan PT.Hoffmen International.

2. Bagi pihak terkait

Sebagai sumber referensi dan informasi yang bermanfaat mengenai produk farfum ruangan yang diproduksi PT.Hoffmen International dan juga dapat mengetahui harga jual farfum ruangan apakah harganya cocok atau sebaliknya.

3. Bagi Pembaca

Dengan adanya penyusunan Tugas Akhir ini dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi mereka yang akan menyusun Tugas Akhir lebih lanjut serta untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan manajemen pemasaran khususnya di bagian Penetapan Harga dan semoga


(13)

Tugas Akhir ini dapat menjadi sebuah tolak ukur dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya di fakultas ekonomi jurusan manajemen pemasaran.

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian 1.5.1 Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berencana melaksanakan penelitian di PT.Hoffmen International JL. Cikawao Kav C14 No 34. Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No

Jadwal Maret April Mei Juni/Juli Agustus

Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Usulan Penelitian

2

Pelaksanaan

Penelitian

3

Pengumpulan

Data 4 Pengolahan dan

Analisis data

5

Penyusunan

Laporan

Sidang


(14)

8 2.1KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1Pengertian Pemasaran

Agar lebih memahami gambaran yang jelas mengenai pengertian pemasaran (marketing), penulis akan menguraikan beberapa definisi tentang pemasaran sebagai berikut:

Menurut Philip Kotler diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2002;8):pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Dan menurut Basu Swasta (2001; 8):“pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasa agar dapat

mencapai pasar sasaran”.

Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran (marketing) merupakan aktivitas sosial yang dilakukan baik untuk individu maupun oleh suatu kelompok untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Aktivitas yang dimaksud


(15)

adalah menciptakan, menawarkan, dan melakukan pertukaran dari nilai produk tersebut dengan pihak lain.

2.1.1.2Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan salah satu dari jenis strategi yang dipakai perusahaan untuk mencapai tujuan usahanya, Bauran pemasaran juga merupakan inti dari semua strategi pemasaran yang ada dalam setiap perusahaan.Betapa pentingnya bauran pemasaran (marketing mix) dalam setiap perusahaan menjadikan Bauran pemasaran sebagai factor yang paling utama dalam kegiatan perusahaan.

Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Djaslim Saladin (2002:5) Bauran Pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.

Sedangkan menurut Philip Kotler yang diterjemahkan Benyamin Molan (2000;15) dalam bukunya mendefinisikan bauran pemasaran adalah : “bauran pemasaran adalah kelompok yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran”.

Menurut Kotler bauran pemasaran terdiri dari empat unsur yakni yang sering

disebut “4P”, yaitu product (produk), price (harga), promotion (promosi), place (saluran distribusi /lokasi/tempat). Dari setiap bauran pemasaran tersebut saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat dibuat kombinasi yang tepat dari keempat unsur tersebut karena masing-masing unsur bauran pemasarn memilki kekurangan dan kelebihan tersendiri.


(16)

2.1.2 Harga

2.1.2.1Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Dengan penetapan harga yang tepat, maka konsumen tidak akan merasa terbebani dan tidak akan mengakibatkan penurunan daya beli konsumen, yang pada akhirnya akan mencapai tujuan perusahaan yakni tercapainya penjualan yang semaksimal mungkin sehingga dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Djaslim Saladin (2002:95) Mendefinisikan harga sebagai berikut: “Harga artinya sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa”.

Buchari Alma (2006:169) mendefinisikan:

“Harga (price) sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan

uang”.Adapun pengertian harga menurut Henry Simamora (2000:574) dalam

bukunya yaitu:“Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas


(17)

Dari beberapa definisi di atas beberapa definisi di atas maka dapat disimpulakn bahwa harga merupakan sejumlah uang yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang maupun jasa beserta pelayanannya.

Menurut Ating Tedjasutina, At All (1997:109) setiap perusahaan pada umumnya sudah mengenal macam-macam harga, diantaranya yaitu:

1. Harga Subyektif, adalah harga taksiran pembelidan penjual terhadap barang yang akan dibeli atau dijual.

2. Harga Obyektif, adalah harga yang disetujui atau disepakati kedua belah pihak antara pembeli dan penjual. Harga obyektif disebut juga harga pasar atau harga keseimbangan.

3. Harga Pokok, adalah nilai uang dari barang-barang yang diberikan pada produksi dan secara langsung berhubungan dengan hasil barang.

4. Harga Jual, adalah perhitungan harga pokok ditambah laba yang diberikan. 5. Harga Pemerintah.

6. Harga Bebas.

2.1.2.2 Komponen-Komponen Harga

Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005:18), harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) dan harga pun memiliki komponen-komponen tersendiri yang terdiri dari :

1. Daftar harga


(18)

2. Diskon

Diskon merupakan pengurangan harga dari daftar harga. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong yang diterjemahkan oleh Alexander Sindoro (2004:473) diskon dapat bermacam-macam bentuknya, yaitu :

a. Diskon tunai (cash discount), yakni pengurangan harga kepada pembeli yang membayar tagihan mereka lebih awal.

b. Diskon jumlah (quantity discount), adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar.

c. Diskon fungsional (disebut juga diskon dagang) ditawarkan oleh penjual kepada anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi tertentu seperti menjual, menyimpan, dan meyelenggarakan pelaporan. d. Diskon musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi

pembeli yang membeli barang dagangan atau jasa duluar musim. 3. Kredit

Kredit adalah bentuk pembayaran dengan carapinjaman. 4. Periode pembayaran

Periode pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli biasanya berhubungan dengan kredit. Menurut Kasmir (2003:99) periode pembayaran dibagi kedalan 3 (tiga) bagian, yaitu:

a. Jangka pendek b. Jangka menengah c. Jangka panjang


(19)

5. Syarat-syarat kredit

Syarat-syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi konsumen dalam upaya pengambilan kredit.

Adapun komponen-komponen harga menurut Zeithaml (1998.p.10) yaitu: 1. Kewajaran Harga

Adalah harga sesungguhnya dari suatu produk yang tertulis di suatu produk, yang harus dibayarkan oleh pelanggan. “consumer tend to look at the final price and then decide wheter they received a good value” (Kotler.at al.10). Maksudnya adalah pelanggan cenderung melihat harga akhir dan memutuskan dan memikrikan apakah akan menerima nilai yang baik seperti yag diharapkan.kewajaran harga mencakup keterjangkauan harga produk bagi konsumen dan harga produk bersaing dengan harga produk lainnya yang sejenis. 2. Perkiraan Harga

Adalah harga yang ditafsirkan atau dipersepsiakan oleh pelanggan.Kerap kali pelanggan tidak mengingat betul harga sebuah produk yang pernah dibelinya, tetapi pelanggan dapat mengingat bahwa harga produk itu murah atau mahal, sesuai denga kualitas atau tidak sesuai dengan yang diharapkan.

3. Harga Pengorbanan

Adalah harga yang harus dibayar oleh pelanggan berikut pengorbanan berupa biaya transportasi, komunikasi, mungkin juga jasa pihak ketiga (komisi) yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk yang hendak dibeli.


(20)

2.1.3 Pengertian Penetapan Harga

Pengertian dari penetapan harga menurut Buchari Alma (2005;120) adalah keputusan megenai harga-harga yang akan diikuti dalam jangka waktu tertentu sedangkan menurut Winardi (1997:248) mendefinisikan “penetapan harga yaitu :usaha seorang pengusaha untuk menetapkan harga barang atau jasa yang akan

dijualnya (dalam batasan kekuasaannya) sesuai dengan kenyataan”.

Sedangkan menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005:142) menyatakan bahwa: suatu perusahaan harus menetapkan harga sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami pelanggan. Jika harganya ternyata lebih tinggi daripada nilai yang diterima, perusahaan tersebut akan kehilangan kemungkinan untuk memetik laba; jika harganya ternyata terlalu rendah daripada nilai yang diterima, perusahaan tersebut tidak akan berhasil menuai kemungkinan memproleh laba.

Penetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang sangat strategis untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan. Jika menyinggung dengan harga dari suatu produk, maka biasanya akan sebanding dan sejalan dengan kualitas dari produk itu sendiri. Secara umum, biasanya jika harga suatu barang tinggi, maka hal itu disebabkan karena kualitas yang dimiliki dari suatu produk itu juga tinggi pula.Namun terkadang hal itu tidak berlaku jika konsumen jeli dalam memilih barang. Karena terkadang harga dari suatu barang mahal disebabkan oleh merek dari barang itu sendiri yang memang sudah diakui dipasaran.


(21)

Tidak semua orang atau konsumen memiliki argumen bahwa semakin bagus suatu produk maka akan memiliki harga yang tinggi. Beberapa konsumen menyakini bahwa harga murah bukan berarti kualitas rendah.Hal ini tentunya adalah sebuah peluang bagi suatu perusahaan yang baru dalam membidik segmen pasar tertentu.Dengan memanfaatkan argument tersebut, maka dengan pengelolaan manajemen pemasaran yang tepat sasaran, maka tidak menutup kemungkinan produk yang ditawarkan mampu bersaing di pasar.

Harga yang tinggi identik dengan menghasilkan keuntungan yang tinggi.Pernyataan ini memang layak untuk dibenarkan.Namun penetapan harga yang murah juga identik dengan keuntungan yang besar juga suatu pernyataan yang dapat dibenarkan.Sebagai contoh produk jasa dibidang telekomunikasi yang saat ini berlomba-lomba untuk menawarkan produk jasa yang dimiliki dengan kecenderungan bersaing dengan harga yang rendah.Contoh real operator CDMA menawarkann harga yang relatif murah dibandingkan dengan GSM. Dan GSM menawarkan produk jasa dengan harga yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan operator CDMA tapi dengan kualitas pelayanan jaringan yang lebih baik. Denga kata lain, dalam memilih manajemen pemasaran harus disesuaikan dengan produk yang dimiliki. Kemudian dengan mampu menganalisis dan melihat kelebihan dari suatu produk, maka akan sangat membantu dalam menentukan manajemen pemasaran yang tepat terutama dari segi harga.


(22)

Untuk dapat bertahan dalam persaingan, satu perusahaan harus memiliki tujuan yang terukur dengan jelas sehingga dapat dilakukan evaluasi mengenai keberhasilan tujuan tersebut. Demikian juga pada strategi penetapan harga ynag dilakukan oleh perusahaan diperlukan tujuan-tujuan realistis yang dapat atau harus dievaluasi secara berkala untuk mengetahui efektivitas strategi yang dilakukan oleh perusahaan.

2.1.3.1 Langkah-Langkah dalam Menentukan Penetapan Harga

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika mengembangkan produk baru, ketika memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah geografis yang baru, perusahaan harus memutuskan dimana memposisikan produknya dari segi mutu dan harga.

Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan penetapan harganya agar harga yang ditentukan perusahaan tersebut dapat diterima oleh konsumen dan pada akhirnya konsumen tetap melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, berikut beberapa langkah dalam menentukan Penetapan harga :


(23)

Menentukan Kebijakan Penetapan Harga dapat terlihat pada gambar

Sumber : Philip Kotler, diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005;142).

Gambar 2.1 Kebijakan Penetapan Harga

2.1.3.1.1Memilih Tujuan Penetapan Harga

Suatu perusahaan harus menentukan penetapan harga untuk pertama kalinya ketika perusahaan tersebut mengembangkan produk baru maupun ketika perusahaan memperkenalkan produknya pada saluran distribusi yang baru. Adapun tujuan adanya penetapan harga menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2002:520) yaitu :

1. Memilih tujuan penetapan harga

2. Menentukan permintaan

3. Memperkirakan biaya

4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing

5. Memilih metode penetapan harga


(24)

1. Bertahan Hidup (Survival)

Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, misalnya karena ketatnya persaingan, cepat berubahnya selera konsumen, maka produsen harus menetapkan harga yang rendah untuk menjaga atau meningkatkan permintaan.Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat.

2. Memaksimalkan Laba Sekarang (Maximum Current Profit)

Penetapan harga sebesar angka tertentu yang akan mendatangkan laba jangka pendek juga sering menjadi tujuan. Hal itu ditempuh dengan jalan memperkirakan permintaan dan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan harga yang akan mendatangakan laba atau arus kas. Dalam tujuan ini perusahaan diasumsikan mengetahui fungsi biaya dan permintaannya, walaupun dalam kenyataannya keduanya sukar diperkirakan.

3. Memaksimumkan Pendapatan (Maximum Current Revenue)

Penetapan harga juga mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dan penjualan produk yang dihasilkan. Maksimisasi pendapatan ini membutuhkan perkiraan fungsi permintaan yang akurat. Adapun sasaran tujuan ini adalah bersifat laba jangka panjang.

4. Memaksimumkan Pertumbuhan Penjualan (Maximum Sales Growth).

Penetapan harga yang rendah juga bisa menghasilkan volume penjualan yang tinggi.Volume penjualan yang tinggi pada akhirnya akan dapat menekankan biaya per


(25)

unit produk. Dalam tujuan ini diasumsikan pasar sensitife terhadap perubahan harga

atau permintaan elastis”.

Semakin jelas tujuan perusahaan, maka semakin mudah untuk perusahaan tersebut menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga. Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya variable dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Akan tetapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam tujuan jangka panjang perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan punah.

2.1.3.1.2 Menentukan Permintaan

Setiap Harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dank arena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dalam kasus biasa, permintaan harga berbanding terbalik makin tinggi harganya, makin rendah permintaan , makin rendah harganya maka permintaan akan cenderung tinggi.

Beberapa cara dalam memperkiraan permintaan adalah kepekaan harga, memperkirakan kurva permintaan, dan elastisitas harga permintaan.


(26)

1. Kepekaan Harga

Langkah pertama dalam memperkirakan permintaan adalah memahami apa saja yang mempengaruhi kepekaan harga. Umumnya, pelanggan paling peka terhadap harga untuk produk atau jasa yang berharga tinggi atau sering dibeli. Mereka kurang peka terhadap harga untuk barang yang berharga rendah atau barang yang jarang mereka beli. Mereka juga kurang peka terhadap harga apabila harga hanya merupakan sebagaian kecil dari biaya total untuk memeperoleh, menggunakan, dan memeperbaiki produk atau jasa sepanjang masa pakainya.

Menurut Nagle dalam buku Philip kotler menyimpulkan bahwa terdapat 6 (enam) faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan harga, “yaitu:

1) Pengaruh nilai unik

Para pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti. 2) Pengaruh perbandingan yang sulit

Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti.

3) Pengaruh pengeluaran total

Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya.


(27)

4) Pengaruh manfaat akhir

Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir.

5) Pengaruh biaya bersama

Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya itu ditanggung pihak lain.

6) Pengaruh investasi tertanam

Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan

bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya”. 2. Memperkirakan kurva permintaan

Untuk menentukan permintaan sebagian besar perusahaan mencoba mengukur kurva permintaannya. Perusahaan tersebut menggunakan metode yang berbeda beda.Yang pertama ialah menganalisa harga masa lalu, jumlah yang terjual, dan factor-faktor lain secara statistic untuk memperkirakan hubungan-hubungannya. Data tersebut dapat berkesinambungan (dari waktu ke waktu) atau lintas bagian (berbagai lokasi yang berbeda pada saat yang sama). Pendekatan kedua yaitu dengan melakukan eksperimen harga. Pendekatan harga ketiga yaitu dengan meminta pembeli menyebutkan berapa unit yang akan mereka beli dengan harga yang berbeda-beda yang diusulkan.


(28)

3. Elastisitas harga permintaan

Pemasar perlu mengetahui seberapa tanggap atau elastisitas permintaan terhadap perubahan harga.

2.1.3.1.3 Memperkirakan Biaya

Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan atas Produknya. Sedangkan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produk, termasuk tingkat pengembalian investasi yang memadai atas usaha dan resiko yang dilakukannya.

Biaya perusahaan ada 2 jenis, biaya tetap dan variable. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. Misalnya perusahaan harus membayar tagihan tiap bulan untuk sewa, pemanas ruangan, bunga, gaji eksekutif, dan lainnya, berapa pun output perusahaan. Biaya Variabel langsung berubah menurut level produksi. Misalnya tiap parfum yang diproduksi PT.Hoffmen melibatkan biaya bahan kaleng, pengemas, pelabelan dan lain-lain. Biaya-biaya itu cenderung konstans per unit produksi. Biaya-biaya itu disebut biaya variable karena biaya totalnya berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk tiap level produksi tertentu. Biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk level produksi tersebut; biaya tersebut sama dengan total biaya dibagi produksi. Manajemen ingin menetapkan harga yang setidaknya dapat menutup biaya produksi total pada level produksi tertentu.


(29)

Biaya-biaya perusahaan mempunyai dua bentuk, tetap dan variable. Biaya tetap (fixed cost yang juga disebut overhead) adalah biaya-biaya yang tidak akan berbeda karena pengaruh produksi atau penjualan. Perusahaan harus membayar tagihan setiap bulan untuk sewa, listrik, bunga pinjaman, gaji, dan lain-lainnya, berapapun keluarannya.

a. Biaya variable (variable cost) langsung berubak karena pengaruh tingkat produksi. Misalnya, masing-masing parfum yang diproduksi PT.Hoffmen melibatkan biaya kaleng, pengemasan, pelabelan, pengemasan, dan lain-lain. Biaya-biaya ini cenderung constan per unit yang diproduksi. Biaya-biaya ini disebut variable karena jumlah totalnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.

b. Biaya Total (total cost) terdiri atas jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk setiap tingkat produksi tertentu. Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya per unit pada tingkat produksi tersebut, biaya ini sama dengan biaya total dibagi produksi. Manajemen ingin mengenakan harga yang setidaknya akan menutupi biaya produksi pada tingkat produksi tertentu.

2.1.3.1.4 Menganalisis Biaya, Harga, dan Tawaran Pesaing

Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya, harga dan kemungkinan reaksi pesaing. Perusahaan tersebut seharusnya pertama-tama mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika tawaran perusahaan tersebut


(30)

mengandung diferensiasi cirri-ciri positif yang ditawarkan pesaing terdekat, nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut. Jika tawaran pesaing tersebut mengandung beberapa cirri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari harga perusahaan tersebut. Sekarang, perusahaan tersebut memutuskan apakah dapat mengenakan harga yang lebih tinggi, sama, atau lebih murah dari pesaing tadi. Namun, perusahaan tersebut harus menyadari bahwa para pesaing dapat mengubah harganya sebagai reaksi terhadap harga yang ditetapkan perusahaan itu.

2.1.3.1.5 Metode Penetapan Harga Produk

Dalam menetapkan harga harus berdasarkan pada metode penetapan harga, karena metode penetapan harga akan menghasilkan suatu harga tertentu yang mana harga tersebut dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Metode penetapan harga menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005:115) menetapkan 6 metode diantaranya yaitu :

1. Penetapan harga mark-up

Metode penetapan harga yang paling dasar adalah menambah mark-up standar pada biaya produk. Alasan beberapa perusahaan menetapkan penetapan harga mark-up yaitu penjualan dapat menetukan biaya dengan lebih mudah daripada memperkirakan permintaan, jika semua perusahaan dalam indusri tersebut menggunakan metode ini maka harga akan cenderung serupa dan persaingan


(31)

harga akan minimal, banyak orang merasa bahwa penetapan harga dengan menambahkan ke biaya lebih adil baik untuk pembeli maupun penjual.

Penetapan harga menurut metode ini adalah berdasarkan biaya keseluruhan yang telah dikeluarkan dengan mark-up tertentu sebagai keuntungan. Perhitungannya sebagai berikut:

- Biaya variable per unit : $ 20

- Biaya tetap : $ 500.000

- Perkiraan penjualan :100.000

maka biaya per unit = biaya variabel + Biaya tetap

Penjualan per unit maka biaya per unit = $ 20 + $ 500 .000

100 .000 = $ 10

Apabila perusahaan ingin laba 20%, maka:

harga jual per unit = Biaya per unit

(1−laba yang diinginkan)

harga jual per unit = $ 10

(1−0.20)= $ 12.5

Apabila semua unit terjual (100.000 unit), maka perusahaan akan memperoleh laba sebesar: =biaya per unit - harga jual perunit * unit jual

=$ 12.5 – $10 (100.000 unit) =$ 2.5 x 100.000 unit


(32)

Jadi laba yang akan didapat oleh perusahaan apabila produk terjual semua adalah $ 250.000.

2. Penetapan harga berdasarkan sasaran pengembalian (target return pricing)

Perusahaan menetukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI) yang diinginkan.

- Unit yang diharapkan terjual : 50.000 unit - Investasi yang ditanam : $ 1.000.000

- Biaya per unit : $ 16

maka harga jual = $ 16 +20% 0.20 x $ 1.000 .000

50 .000 = $ 20

Untuk menghitung volume penjualan pada titi impas dapat dihitung dengan:

volume titik impas = Biaya tetap

Harga−Biaya variabel

volume titik impas = $ 300.000

$ 20−$ 10= 300.000 unit

3. Penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan

Banyak perusahaan yang mendasarkan harga produk mereka pada nilai yang dipersepsikan (perceived value). Sebagai kunci penetapan harga, mereka melihat persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjualan. Contoh : harga mesin parfum ruangan PT.Hoffmen adalah Rp. 30.000,- sedangkan harga parfum


(33)

ruangan perusahaan PT.XYZ adalah Rp. 25.000,-. Konsumen menganggap parfum ruangan PT.Hoffmen lebih baik kualitasn dan daya tahannya. Penetapan harga demikian ini diperlukan penelitian lebih mendalam terhadap pandangan konsumen terhadap produk, sehingga produsen atau penjual yakin akan kelebihan-kelebihan produk kita daripada produk pesaing. Atau yakin bahwa produk kita lebih jelek daripada produk pesaing, sedangkan harga jual pun lebih murah.

4. Penetapan harga nilai

Dalam beberapa tahun ini, beberapa perusahaan menerapkan penetapan harga niali (value-pricing) yaitu mereka menetapkan harga yang cukup rendah untuk penawaran bermutu tinggi. Penetapan harga nilai menyatakan bahwa harga harus mewakili suatu penawaran bernilai tinggi bagi konsumen.

5. Penetapan harga sesuai harga berlaku

Dalam penetapan harag sesui harga berlaku (going-rate pricing), perusahaan kurang memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri tetapi berdasarkan harganya terutama pada harga pesaing. Perusahaan dapat mengenakan biaya yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah pada pesaing utamanya.

6. Penetapan harga penawaran tertutup

Pendapatan harga yang kompetitif umum digunakan jika perusahaan melakukan penawaran tertutup atas suatu proyek. Perusahaan mentukan harganya berdasarkan perkiraannya tentang bagaimana pesaing akan menetapkan harga dan


(34)

bukan berdasarkan hubungan yang kaku dengan biaya atau permintaan perusahaan.

7. Metode Cost Plus Pricing

Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana, dimana

metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya produk misal:

biaya produksi 100 barang :

-biaya bahan baku Rp 3.000.000,- -biaya tenaga kerja Rp 550.000,- -biaya lain2 (sewa, gaji

pimp, gaji kary, dll) Rp 450.000,- Rp 4.000.000,- Keuntungan yg diinginkan 20% dari total biaya.

Shg harga sluruhnya Rp 4.000.000 + (20% x Rp 4.000.000) = Rp 4.800.000,- Harga satuan : Rp 4.800.000 : 100 = Rp 48.000,-

2.1.3.1.6 Memilih Harga Akhir

Menurut Philip Kotler (hal-535) Metode-metode penetapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga akhirnya. Dalam memiih harga akhir ini, perusahaan harus mempertimbangkan factor-faktor tambahan, yamg meliputi :


(35)

1) Penetapan Harga Psikologis

Ketika melihat harga tertentu, pembeli memiliki suatu harga referensi dalam benaknya yang mungkin terbentuk dengan memperhatikan harga-harga sekarang, harga masa lalu, atau konteks pembelian. Para penjual sering memenipulasi harga referensi itu dalam menetapkan harga produk mereka. Misalnya seorang penjual menempatkan produknya diantara produk-produk mahal untuk menyiratkan bahwa produk tersebut berada dalam kelas yang sama.

2) Pengaruh Elemen Bauran Pemasaran lain Terhadap Harga

Harga akhir harus mempertimbangkan mutu merek dan iklan dibandingkan dengan pesaing. Farris dan Reibstein dalam buku Philip Kotler telah meneliti antara harga relative, mutu relative, dan iklan relative pada 227 konsumen bisnis dan memperoleh hasil berikut:

a. Merek dengan mutu relative rata-rata tetapi dengan anggaran iklan yang relative tinggi dapat mengenakan harga premium. Konsumen tampaknya bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang dikenal daripada produk yang tidak dikenal.

b. Merek dengan mutu relative tinggi dan iklan yang relative tinggi memperoleh harga tertinggi. Sebaliknya, merek bermutu rendah dan iklan yang rendah mengenakan harga terendah.

c. Hubungan positif yang paling kuat antara harga yang tinggi dan iklan yang tinggi terjadi pada tahap-tahap akhir siklus hidup produk bagi pemimpin


(36)

3) Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan

Harga yang ditentukan harus konsisten dengan kebijakan penetapan harga perusahaan. Banyak perusahaan membentuk departemen penetapan harga untuk mengembangkan kebijakan penetapan harga dan membuat atau menyetujui keputusan penetapan harga. Tujuan adalah untuk memastikan bahwa wiraniaga menggunakan harga yang layak bagi pelanggan dan menetapkan bagi perusahaan. 4) Pengaruh Harga Terhadap Pihak-pihak lain

Manajemen juga harus mempertimbangkan reaksi pihak-pihak lain atas harga yang ditetapkan tersebut. Bagaimana pendapat distributor dan penyalur tentang harga tersebut? Apakah para wiraniaga perusahaan bersedia menjual pada harga itu atau apakah mereka mengeluh bahwa harga itu terlalu tinggi? Bagaimana reaksi pesaing atas harga itu? Apakah pemasok akan menaikkan harga jika mereka melihat harga perusahaan?.

2.1.3.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang jasa maupun manufaktur produk pada dasarnya bertujuan untuk mencapai penjualan yang maksimal untuk mencapai keuntungan, untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan biasanya mengalami masalah dalam penetapan harga. Perusahaan harus menetapkan harga untuk produk atau jasa baik itu penetapan harga baru maupun produk atau jasa yang sudah ada tetapi dengan situasi dan kondisi yang berbeda.


(37)

Menurut Kotler penetapan harga mutlak harus dilakukan perusahaan terutama dalam kondisi dan situasi tertentu, diantaranya ketika prpduk reguler perusahaan diperkenalkan ke saluran distribusi atau daerah baru, ketika terjadi regulasi pemerintahan, ketika terjadi substitusi, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru.

Adapun Faktor –faktor yang mempengaruhi penetapan harga menurut H. Djaslim Saladin (2002:98) diantaranya sebagai berikut :

a. Permintaan produk (Demand for the product), dimana perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga suatu produk atau jasa.

b. Target dan bagian pasar saham (Target share of the market), yaitu pasar saham yang ditargetkan oleh perusahaan.

c. Reaksi pesaing (Competitive Reaction) yaitu reaksi dari pesaing

d. Use of the Creams-Skiming Pricing of Penetration Pricing,yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah

e. Bauran pemasaran (Other part of the marketing mix), yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan maketing mix (bauran pemasaran), kebijakan promosi dan saluran distribusi.


(38)

2.2Kerangaka Pemikiran

Penetapan harga merupakan salah satu tolak ukur suatu perusahaan dapat terus berkembang dan menjadi leader di kelasnya. Menurut Buchari Alma (2005;120) penetapan harga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu. Adapun indikator-indikator harga yang dikutip oleh Diana Puspitasri (2005) dari Ward City at al yaitu kewajaran harga, perkiraan harga, dan harga pengorbanan. Sulit untuk mencitpatakan suatu penetapan harga yang baik dan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan, perusahaan harus benar-benar fokus memperhatikan strategi dan metode seperti apa saja untuk menetapkan harga jual produknya agar konsumen tidak merasa terbebani. Penetapan harga yang dianggap paling tepat oleh setiap perusahaan adalah penetapan harga mark-up, karena metode ini dapat mengurangi tingkat persaingan harga antar perusahaan.

Didalam memasarkan hasil produksi, harga memegang peranan penting karena harga jual produk dari suatu perusahaan merupakan indikator yang akan menentukan konsumen untuk membeli atau tidak produk yang ditawarkan. Apabila sebuah perusahaan salah atau buruk dalam proses menetapkan harga jual produknya, tentunya akan berakibat buruk pada perusahaan itu sendiri baik kerugian material ataupun non material, begitupun sebaliknya apabila perusahaan dengan baik menetapkan harga jual produknya maka hasilnya pun akan sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu berupa keuntungan.


(39)

Penetapan Harga:

Ward, Chitty, dan Achard (2005); Al-Sabbahy, Ekinci, dan Riley (2004)

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Harga Kewajaran

harga Perkiraan harga Harga pengorbanan


(40)

34 3.1Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Menurut Husein Umar

(2005:303) dalam bukunya menerangkan bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis penetapan harga parfum

ruangan pada PT.Hoffmen cabang bandung”. Sedangkan yang menjadi objek penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah mengenai pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung yang mencakup unit penelitian konsumen PT.Hoffmen dan PT.Hoffmen.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu metode yang dilakukan untuk meneliti dan menyelesaikan suatu masalah yang terjadi, untuk menyusun usulan penelitian ini penulis membutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat dan permasalahan, agar data yang diperoleh cukup lengkap untuk membahas permasalahan yang ada.


(41)

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan cara menggambarkan dan membahas keadaan serta kegiatan perusahaan, berdasarkan data dan informasi yang didapat dan dikumpulkan.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Penelitian digunakan sebagai alat untuk mencari penyebab dari ketidaktahuan. Penelitian yang baik harus memenuhi syarat–syarat penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan penelitian terhadap metode ilmiah atau scientific method yang memiliki pengertian penggunaan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam memprediksikan kejadian yang belum diketahui.

Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Sumber Masalah

Rumusan Masalah

Metode penelitian

Menyusun instrument penelitian Kesimpulan


(42)

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian

Dari penelitian Tugas Akhir yang berjudulAnalisis Pelaksanaan Penetapan Harga Parfum Ruangan Pada PT.Hoffmen International Cabang Bandung”. Penulis membuat operasional variabel sebagai berikut:

Table 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel

Konsep Variabel

Indikator Ukuran Skala

Sumber Data

Penetapan Harga (variabel X)

Penetapan Harga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu Buchari Alma (2005;120) Kewajaran Harga Keterjangkauan harga

 Kebersaingan Harga

 Kesesuain Harga yang tercantum dalam produk

 Tingkat keterjangkauan harga bagi konsumen  Tingkat harga bersaing

dengan perusahaan lain

 Harga yang tercantum dalam produk sesuai dengan yang diharapkan Ordinal Konsumen pengguna Parfum PT.Hoffmen

Perkiraan Harga

 Harga susuai dengan Kualitas

 Harga sesuai dengan kegunaan dan manfaat yang diberikan produk

 Tingkat harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk

 Tingkat harga sesuai dengan kegunaan dan Manfaaat yang diberikan produk Ordinal Konsumen pengguna parfum PT.Hoffmen


(43)

Harga Pengorbanan

 Harga

tranportasi dan komunikasi untuk mendapatkan produk

 Biaya pihak ketiga

 Biaya tenaga dan waktu

 Tingkat Harga transoprtasi dan komunikasi untuk mendapatkan produk

 Tingkat Biaya pihak ketiga (ongkos pengiriman)

 Tingkat biaya tenaga dan waktu yang harus dikeluarkan utnuk mendapatkan produk

Ordinal Konsumen pengguna

Parfum PT.Hoffmen

3.2.3 SumberdanTeknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengelompokkan ke dalam dua golongan yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner (Sugiyono, 2009:308).


(44)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumentasi (Sugiyono, 2009:308).

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian menurut Suharsimi Arkuinto (1998:115) adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1984:70) populasi penelitian adalah seluruh individu yang akan dikenai sasaran generalisasi dan sampel-sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung PT.Hoffmen Intenational yang melakukan pembelian dimana jumlah populasinya yaitu 100 orang pengunjung perharinya.

2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsmi Arkuinto (2006:131) sample penelitian adalah sebagian populasi yang diteliti. Berkaitan dengan teknik pengambilan sample, Suharsmi Arkuinto (dalam Riduan 2008:210) mengemukakan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitannya merupakan penelitian populasi. Jadi menurut pernyataan di atas, maka peneliti mengambil jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden yang melakukan pembelian parfum ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung perharinya.


(45)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penyusunan Tugas Akhir ini beberapa metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:

1. Library research (study kepustakaan)

Adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan membaca literature, buku, majalah, jurnal untuk mendapatkan data sekunder. Data sekunder tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Field research (study lapangan)

Adalah suatu rangkaian penelitian di lapangan atau di perusahaan langsung dengan cara :

a. Interview / Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara berkomunikasi langsung / menanyakan langsung dengan karyawan yang bersangkutan / pimpinan pada Toko Kopi Morning Glory Bandung. b. Kuesioner

Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan lembaran kertas yang berisi pertanyaan - pertanyaan yang akan di isi oleh responden, yang kemudian lembaran - lembaran kertas tersebut akan dikumpulkan dan hasilnya akan di olah menjadi materi yang akan dibahas.


(46)

c. Observasi

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan sebagai objek penelitian dimana dalam hal ini diteliti dengan baik secara langsung dan menunjang pengumpulan data-data yang berhubungan dengan pembahasan dan kemudian pencatatan langsung dari sumber tertulis pada lokasi penelitian kuesioner.

3.2.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah deskriptif suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian untuk selanjutrnya analisis ini adalah menjawab bagaimana tanggapan responden terhadap pelaksanaan penetapan harga PT.Hoffmen nternational cabang bandung. Dimana penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan, atau menggabungkan dengan variabel lain. Dalam menganalisis secara deskriptif digunakan tabel dalam bentuk jumlah dan presentase.

Untuk pengkategorian tanggapan responden, dilakukan dengan membuat pengkategorian sesuai dengan pernyataan Redi Panuju dalam bukunya komunikasi bisnis yaitu : “ Untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum, dan

intervalnya serta jarak intervalnya.” Sebagai berikut :

1. Nilai Indeks Minimum adalah skor terendah dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.


(47)

2. Nilai Indeks Minimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks minimum dengan nilai indeks maksimum.

4. Jarak interval adalah interval ini dibagi dengan jumlah jenjang yang diinginkan Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

� � � � � � = � �

� �� �100%

=1

5�100%

= 20 %

� � � � � � = � ��

� �� �100%

= 5

5�100%

= 100 %

Interval dalam persentase = Skor maximum – Skor minimum

= 100 % - 20 % = 80 %

� � � � � � � = �

� �

= 80 5 = 16 %

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing Ukuran penelitian adalah sebagai berikut :


(48)

Tabel 3.2 Kategori Skor

Interval Tingkat Intensitas Kriteria 20 % - < 36 %

36 % - < 52 % 52 % - < 68 % 68 % - < 84 % 84 % - < 100 %

Sangat tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik

Sangat Baik Sumber : Redi Panuju, Komunikasi Bisnis


(49)

43 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat perusahaan

PT.Hoffmen International merupakan pengembangan dari PT.Solar Jaya Makmur Abadi, yang bergerak dalam bidang washroom hygiene system and sanitary, dengan merk dagang calpro yang telah berdiri sejak tahun 1997.

Dan dengan berkembangnya kebutuhan akan jasa kebersihan (celaning service) yang terus meningkat, maka PT.Solar Jaya Makmur Abadi, melakukan ekspansi dengan mendirikan PT.Hoffmen International, yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan jasa tersebut.

PT.Hofmen International adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa kebersihaan dan produk parfum pengharum ruangan, dimana hjasa tersebut mencakup beberapa bidang antara lain: restorasi dan kristalisasi marmer dan granit, general cleaning, cleaning servie, washroom hygene system, sanitary, dan sebagainya. Yang mengutamakan performance dan integritas. Selain itu juga PT.Hoffmen International merupakan distributor produk-produk Hoffmen berupa: parfum ruangan, mesin parfum ruangan, peralatan, dan cairan kimia yang digunakan dalam proses restorisasi dan kristalisasi maupun untu cleaning service.


(50)

PT.Hoffmen international bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien daam jasa kebersihaan dan produk pengharum ruangan, dengan dipelopori pemikiran wawasan dan nuansa lingkungan serta didukung oleh tenaga kerja yang professional dan handal berpengalaman dan juga bertanggung jawab di bidangnya.

PT.Hoffmen International berkomitmen untuk menjamin kepuasan terhadap semua pelanggan dan mengantisipasi keluhan yang terjadi serta menjadikan gedung atau tenpat tinggal anda menajdi clean and fresh.

Karena PT.Hoffmen selalu mempersiapkan tuntutan pelanggan di zaman globalisasi dan perkembangan teknologi yang selalu tetap terjaga. Akrena sesuai dengan prinsip managemen kami yang proaktif dan focus kepada keuasan pelanggan dan siap untuk membantu pelanggan.

4.1.2 Struktur organisasi PT.Hofmen International Cabang Bandung

Gambar 4.1 Struktur Organsasi PT.Hoffmen International Cabang Bandung

Branch Manager

Teknisi Administrasi


(51)

4.1.3 Job Description PT.Hoffmen International Cabang Bandung

 Merencanakan langkah strategis cabang, mengatur penjadwalan kunjungan dan target sales untuk pencapaian target penjualan secara maksimal

 Membina, membimbing, dan memotivasi karyawan-karyawannya agar tetap bekerja dengan baik dan benar

 Memonitor dan mengevaluasi pencapaian target penjualan secara berkelanjutan

 Memantau tugas penagihan kolektor dan tempo pembayaran konsumen  Me review dan memastikan kesiapan sales order untuk proses pengiriman

barang

 Berkoordinasi dengan pusat dan cabang lain untuk penentuan wilayah penjualan dan koordinasi target penjualan

 Memonitor dan mengevaluasi pasar dan kompetitor untuk melihat kedudukan cabang dengan pasar sejenis di area yang sama, menganalisa kebutuhan pasar untuk menyusun dan mengusulkan strategi penjualan  Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target

cabang

1. Administrasi

 Melaksanakan aktifitas penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan


(52)

 Melaksanakan aktifitas renovasi gedung kantor/kerja, untuk memastikan semua gedung kantor selalu siap operasional

 Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan

 Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan sebagai bahan informasi kepada atasan

 Mengelola input dan output perusahaan dan melaporkan hasilnya kepada atasan langsung secara berkala

 Membuat perkiraan biaya tahunan yang berkaitan dengan kegiatan office administration, sebagai rekomendasi pembuatan anggaran selanjutnya  Melaksanankan akan adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor,

peralatan kantor, peralatan kebersihan dan keamanan kantor serta layanan photocopy dan penjilidan

 Mengawasi pelaksanaan kebersihan dan kenyamanan ruang kantor dan keamanan kantor

2. Marketing

 Menentukan harga jual, produk yang akan dilaunching, jadwal kunjungan serta system promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan  Memonitor perolehan order serta merangkumkan forecast untuk


(53)

 Memonitor jumlah stock seluruh Dept. Sales & Marketing untuk memastikan umur stock perusahaan tidak melebihi target yang telah ditentukan.

 Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target yang ditentukan

 Menganalisa dan memberikan arah pengembangan design & warna, untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar

 Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey seluruh sales team untuk memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang ditentukan

 Menerapkan budaya, sistem, dan peraturan intern perusahaan serta menerapkan manajemen biaya, untuk memastikan budaya perusahaan dan sistem serta peraturan dijalankan dengan optimal

3. Teknisi

 Perawatan mesin kantor seperti perangkat komputer, mesin fhotocopy, CPU, mesin dispenser untuk parfum, maintenance gedung, dll

 Mengecek ketersediaan produk perusahaan di gudang dan bertanggung jawab atas keluhan-keluhan yang disampaikan oleh konsumen akan produk yang telah dikirim

 Memasang produk parfum pada mesin dispenser parfum ruangan dan bertanggung jawab atas perbaikan mesin-mesin yang sedang dalam keadaan kurang baik


(54)

 Melaksanakan tugas yang di perintahkan oleh atasan dengan baik dan benar dan menjunjung tinggi nilai kejujuran demi terciptanya kepuasan pelanggan

 Mengawasi dan memonitoring bawahannya yang sedang bertugas dilapangan dan membuat laporan harian yang diberikan kepada atasan langsung

 Berkoordinasi dan memotivasi bawahan-bawahannya yang sedang bertugas dilapangan

 Melaporkan hasil evaluasi kerja bawahannya kepada atasan langsung (Branch Manager)

4.1.4 Aktivitas Perusahaan 1. Aspek produksi

Aktivitas produksi PT.Hoffmen international berdasarkan kebutuhan dan permintaan konsumen akan produk parfum ruangan (Aero Dispenser ) yang selalu membuat ruangan menjadi lebih harum, wangi, dan bersih dan juga ramah lingkungan memproduksi produk parfum ruangan yang memiliki merk dagang calpro. Jenis aroma yang disediakan juga beragam antaralain strawberry, mandarin orange, casino royal, green tea, dan lain-lain.

Dengan memproduksi produk parfum ruangan ini PT.Hoffmen international mampu berkembang di dalam persaingan yang semakin ketat.


(55)

Produk ini telah deprogram seara electronik, sehingga pelepasan dan pengisian aroma penyegar terpantau dengan jelas.

Selain memproduksi produk parfum ruangan sebagai salah satu produk inti yang dijual nya, PT.Hoffmen International juga memproduksi produk lain seperti:

1. Autofoam Sanitizer

Autofoam sanitizer adalah produk yang di desain untuk dipasang pada water closet dan urinal ang berfungsi menghilangkan bau yang tidak sedap pada closet. Spesifikasi dispenser yang terbuat dariplastik ABS dan PP serta didesain dengan lapisan vemekel yang menarik dengan beberapaspesiikasi sebai berikut: memiliki cover luar, reservoir, tabung chemical 750 ml, pipa diameter 6mm dan panjang 12 cm.

2. Py sect / fly kiler Dispenser

Cairan pengusir lalat atau serangga lainnya yang aman terhadaplingkungan dan tidak terkontaminasi terhadap makanan dan minuman (LULUS Uji DEPKES) alat ini bekerja secara otomatis sama seperti Aero Dispenser. 3. Automatic Hand Dryer

Adala mesin pengering tangan yang efektif yang menggunakan system airblow danpemakaian istrik yang bekerja seara otomatis tanpa memerlukan sentuhan (hand free)

4. Soap Dispenser

Dispenser yang digunakan untuk tempat sabun cair (body soap, hand soap, dan shampoo)


(56)

5. Sanitary Disposal Bin

Adalah tempat pembuangan yang dikhususkan untk membuang pembalut wanita, tanpa harus mencuci, yang telah dilengkapi dengan disinfektan yang berfungsi untuk membunuh bakteri jahat dan menetralisi bau-bau yang kurang sedap. Unit ini sangat efektif utnuk digunakan pada toilet wanita

6. Chemical House Keeping

Adalah cairan kimia yang berungsi untuk mengatasi masalah-masalah house keeping.

7. Chemical Laundry

Adalah bubuk pencuci yang dapat mengatasi berbagai masalah laundry. 8. Chemical Stewarding

Adalah cairan kimia yang berfungsi utnuk mengatasi masalah-masalah di dalam stewarding.

PT.Hoffmen International juga menjua fasilitas jasa nya yang bernama Hoffmen Facility Service. Hoffmen facility service adalah jenis jasa yang disediakn untuk memelihara, merawat, dan mengatasi permasalahan dalam hal kebersihan di tempat lingkungan anada berada bisa berkonsentrasi dan focus apda bisnis utama mereka. Berikut uraian jenis jasa yang PT.Hoffmen

1. Kristalisasi dan Restorasi

Adalah jenis jasa pemolesan pada lantai marmer dan granite dengan menggunakan alat yang canggih dan didukung oleh tenaga kerja yang handal dan proesional yang akan mengembalikan kilau lantai anda.


(57)

2. Shampooing carpet dan sofa

Adalah jasa pencuian karpet dan sofa seingga karpet dan sofa anda kembali bersih, kering, dan wangi.

3. Cleaning service & Office Boy

Hoffmen cleaning servie dirancang untuk mampu mengambil alih se;uruh permasalahan perawatan gedung maupun tempat tinggal anda. Jasa ini membebaskan konsumen dari etiap masalah kebrsihaan tempat tinggalnya. Hal ini dijalankan melalui system kebersihan yang sudah teruji, yakni perpaduan antar sumber manusia ang terampil, mesin, peralatan yang lengkap dan bahan kima yang berkualitas dan ramah lingkungan., customized standard operating system, pengawasan yang konsisten, dokumentasi yang lengkap dan didukung oleh manajemen yang kuat (ISO 9001:2000) sehingga pihak konsumen bisa nyaman di tempat lingkungannya berada.

2. Aspek pemasaran

Pemasaran merupakan hal yang penting dalam setiap perusahaan untuk meningkatkan oleume penjualan yang berorientasi pada keuntungan. PT.Hoffmen International memasarkan produknya kepada berabgai segmen berbeda antara lain perusahaan-perusahaan yang cukup ternama di bandung (Blitz Megaplex,Gandaria City Citraland Mall,Common wealth,Bank,UOBPlaza,Cyber Bank Indonesia Bandung)yang sebelumnya telah menandatangani kontrak,


(58)

café-café, rumah pribadi, dan tempat lainnya yang membutuhkan produk parfum ruangan atau produk PT.Hoffmen lainnya, sesuai dengan permintaan konsumen.

3. Aspek keuangan

Dana yang digunakan untuk seluruh kegiatan PT.Hoffmen adalah menggunakan modal sendiri dari para pemegang saham. Keuntungan PT.Hoffmen canbang bandung ini akan masuk pada pendapatan perushaan yang didapat dari keuntungan dari menjual produk-produknya, dan secara berkala setiap cabang melaporkan hasil penjualannya kepada kantor pusat.

4. Misi Perusahaan

 Tujuan kami adalah menyediakan jasa restorasi 7 kristalisasi, serta Cleaning service yang komprehensif dan sesuai dengan kontrak yan disepakati.

 Memenuhi harapan pelanggan untuk medapatkan jasa pelayanan yang inovatif.

 Memberikan kepada klien penawaran yang singkat dan jelas serta menjungjung tinggi standard yang diatur dalam kontrak.

 Memberikan karyawan kami keamanan dan kepuasan kerja melalui keikutsertaan dan komunikasi dengan manajemen.

 Meningkatkan profil perusahaan dengan selau berkerja lebih dari ang klien harapkan dan memberikan service yang sangat memuaskan.


(59)

5. Visi perusahaan a. Inovasi

 Kami melakukan inovasi service standar untuk calon dari pelanggan dan para pelanggan.

 Jaminan standard kualitas produk serta pelayanan kami untuk para pelanggan sebagai komitmen kami.

b. Improvisasi

 Kami melakukan improvisasi kualitas produk untuk para pelanggan sebagai jawaban tuntutan jaminan.

 Kami siap membantu anda untuk free konsultasi masah maintenance building solution.

 Untuk anda kami berada serta siap untuk membantu dan melayani anda di setiap kesempatan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1 Karastersitik Responden

Untuk memperoleh gambaran umum responden berikut ini dikemukakan karakteristik responden masing-masing berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran perbulan dan frekuensi kunjungan.

1. Jenis Kelamin

Mengenai jenis kelamin responden pengguna parfum ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(60)

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 58 58%

Perempuan 42 42%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini, berjenis kelamin laki-laki sebesar 58 % dan berjenis kelamin perempuan sebesar 42 %. Maka dengan demikian dalam penelitian ini didominasi responden berjenis kelamin laki-laki.

2. Usia Responden

Dari data yang penulis peroleh mengenai usia pengunjung PT.Hoffmen International Cabang Bandung dapat diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia Frekuensi Presentase (%)

15 -20 tahun 6 6%

21-25 tahun 45 45%

26-30 tahun 35 35%

>30 tahun 14 14%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa terdapat responden 15-20 tahun sebanyak 6 orang responden dengan persentase sebesar 6%, 21-25 tahun sebanyak 45 orang dengan responden dengan persentase sebesar 45%, 26-30


(61)

tahun sebanyak 35 orang responden dengan persentase sebesar 35%, dan lebih dari 30 tahun sebannyak 14 orang responden. Maka mayoritas dalam penelitian ini adalah responden yang berusia mulai dari 26-30 tahun.

3. Pekerjaan Responden

Dari data yang penulis peroleh mengenai pekerjaan responden yang melakukan pembelian parfum ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung dapat diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Pelajar - -

Mahasiswa - -

Pegawai negeri 9 9%

Wirasasta 60 60%

Pegawai swasta 21 21%

Lainnya 10 10%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.3 diatas mengenai pekerjaan responden yang melakukan pembelian parfum ruangan PT.Hoffmen cabang Bandung yaitu pegawai negeri sebanyak 9 orang responden dengan pesentase sebesar 9%, wiraswata menjadi mayoritas responden dalam penelitian ini dengan responden terbanyak yaitu 60 orang responden dengan persentase sebesar 60%, pegawai swasta dengan jumlah responden 21 orang dengan persentase sebesar 21%, dan responden yang


(62)

memiliki pekerjaan lainnya sebanyak 10 responden adalah 10%. Jadi dari tabel diatas yang menjadi mayoritas responden dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki perkerjaan sebagai wiraswasta.

4. Pengeluaran Perbulan Responden

Untuk mengetahui pengeluaran perbulan para responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Pengeluaran Perbulan Responden

Besar Pengeluaran Frekuensi Presentase (%)

<Rp 500.000 2 2%

Rp 500.000-Rp 1.000.000 25 25%

Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 65 65%

>Rp 2.000.000 8 8%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran perbulan yang menjadi responden dalam penelitian ini kurang dari Rp. 500.000 sebanyak 2orang responden dengan persentase sebesar 2%, Rp. 500.000 – Rp1.000.000 sebanyak 25 orang responden dengan persentase sebesar 25%, Rp 1.000.000 – Rp2.000.000 sebanyak 65 orang responden dengan persentase sebesar 65%, dan sisanya sebanyak 8 orang responden dengan persentase 8% yang pengeluaran perbulannyalebih dari Rp. 2.000.000.


(63)

Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini pengeluaran perbulannya antara Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000.

5. Frekuensi Kunjungan Responden

Untuk mengetahui frekuensi kunjungan para responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5

Frekuensi Kunjungan Responden

Banyak Kunjungan Frekuensi Presentase (%)

1 bulan sekali 79 79%

2 kali sebulan 15 15%

3 kali sebulan 5 5%

4 kali sebulan 1 1%

>5 kali sebulan - -

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi kunjungan responden dalam penelitian ini, sebagian besar yang melakukan kunjungan antara 1 kali sebulan sebanyak 79 orang responden dengan persentase 79%, 2 kali sebulan sebanyak 15 orang responden dengan persentase sebesar 15%, 3 kali sebulan sebanyak 5 orang responden dengan persentase sebesar 5%. Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa responden yang mendominasidalam kategori kunjungan perbualnnya adalah responden yang melakukan kunjungan 1 bulan sekali dengan jumlah respondedn sebanyak 79 orang.


(64)

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan Penetapan Harga Parfum Ruangan Pada PT.Hoffmen International Cabang Bandung

Untuk mengetahui tentang tanggapan responden terhadap pelaksanaan Penetapan Harga parfum ruangan pada PT.HoffmenInternational Cabang Bandung tersebut yaitu mencakup 3 variabel yaitu kewajaran harga (objective monetary price, perkiraaan harga ( perceived price),harga pengorbanan (sacrifice price).

1. Kewajaran Harga (objective monetary price)

Variabel kewajaran harga itu sendiri berkaitan dengan harga yang ditawarkan oleh pihak perusahaan, yang dirumuskan dalam 3 (tiga) item pertanyaan kuesioner. Tabel 4.6 Tanggapan responden terhadap harga parfum ruangan yang ditawarkan PT.Hoffmen terjangkau bagi konsumen, Tabel 4.7 Tanggapan responden terhadapharga parfum ruangan yang ditawarkan oleh PT.Hoffmen bersaing dengan harga pesaingnnya, dan Tabel 4.8 Tanggapan responden akan kesesuaian harga produk yang tercantum dalam produk sesuai dengan yang diharapkan. Berikut menyajikan tanggapan atas pernyataan kuesioner tersebut.


(1)

75 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan pada hasil Tugas Akhir ini meliputi beberapa hal yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan pada PT.Hoffmen International Cabang Bandung, adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan penetapan harga parfum ruangan pada PT.Hoffmen International Cabang Bandung yang terdiri dari:

a. Kewajaran hargaparfum ruangan PT.Hoffmen International Cabang Bandung telah dilaksanaakan dengan baik dengan memperhitungkan beberapa ukuran yaitu keterjangkauan produk, harga yang mampu beraing dengan produk parfum ruangan parusahaan lain, dan kesesuaiaan harga yang tercantum dalam dalam produk ternyata sesuai dengan yang diharapakan oleh konsumen. Tentunya hal itu diperhitungkan sebeumnya agar tidak terjadi kerugiaan antar dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli.

b. Perkiraan harga parfum ruangan yang ditetapkan oleh PT.Hoffmen International Cabang Bandung yang dilaksanakan dengan mengacu


(2)

76

beberapa perhitungan antara lain harga parfum yang sangat sesuai dengan kualitasnya, kondisi demikian tidak terlepas dari prosedur-prosedur yang berlaku di perusahaan. Harga parfum ruangan yang ditawarkan oleh PT.Hoffmen ternyata sesuai dengan kegunaan dan manfaat yang diberikan oleh parfum tersebut, hal demikian tentunya dilandasi dengan kepercayaan para konsumen akan produk parfum PT.Hoffmen.

c. Harga Pengrobanan yang cukup baik dengan mengacu pada beberapa perhitungan yaitu biaya transportasi yangdinilai cukup baik oleh konsumen, ternyata untuk mendapatkan produk parfum ruangan PT.Hoffmen itu membutuhkan biaya yang cukup murah. Untuk mendapatkan produk parfum ruangan PT.Hoffmen dengan cara dikirim ke tempat konsumen, dinilai cukup murah biaya pengirimannya, hal ini tentunya didasari oleh PT.Hoffmen yang ingin memebrikan solusi terbaik apabila konsumen tidak dapat datang membeli langsung ke perusahaan, dan untuk membeli parfum ruangan ini tidak terlalu banyak menguras biaya tenaga dan waktu, karena letak perusahaan yang berada di dekat pusat kota.

PT.Hoffmen International Cabang Bandung selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan penetapan herga produk parfum ruangannya, agar di antara kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan.

2. Tanggapan responden terhadap pelaksanaan penetapan harga dinilai Baik dengan skor 72 %, hal ini dikarenakan responden menilai bahwa kewajaran


(3)

harga yang dinilai baik oleh konsumen, dan perkiraan harga yang dinilai sangat baik oleh konsumen, sedangkan harga pengorbanan secara keseluruhan dinilai cukup baik oleh konsumen, data penilaian kosumen adalah sebagai berikut:

a. Kewajaran harga dinilai dengan baik dengan jumlah skor persentase 69,7%, hal ini berati secara keseluruhan konsumen menilai harga parfum terjangkau, bersaing dengan perusaahaan lain dan harga yang tercantum sesuai dengan yang diharapkan.

b. Perkiraan harga dinilai dengan sangat baik dengan persentase skor 87,2%, artinya kegunaan dan manfaat produk sanagt sesuai dengan harga yang ditawarkan dan kualitas produk juga sangat sesuai dengan harganya.

c. Harga pengorbanan dinilai cukup baik dengan persentase skor 64,2%. Artiya harga transportasi dan harga komunikasi untuk mendapatkan parfum ruangan PT.Hoffmen cukup murah biayanya, dan untuk biaya pengiriman parfum ruangan juga cukup murah biayanya, sedangkan untuk biaya tenaga dan waktu yang harus dikeluarkan konsumen juga dinilai cukup murah.

5..2 Saran

Setelah penulis melaksanaan penelitian pada PT.Hoffmen Internatioanal Cabang Bandung maka penulis mencoba memberikan saran yang tentunya sifatnya membangun ke arah yang lebih baik sebagai bahan masukan yang dapat


(4)

78

digunakan dalam pengambilan keputusan dalam pelaksanaan penetapan harga produk perusahaan. Saran yang ingin penulis sampaikan adalah:

a. Dalam pelaksanaan penetapan kewajaran harga yang dinilai baik oleh konsumen, sebaiknya PT.Hoffmen tidak hanya mempertahankan predikat nilai baik itu, akan tetapi PT.Hoffmen di harapkan agar dapat meningkatkan penilaian konsumen terhadap penilaian kewajaran harga menjadi sangat baik, maka dengan begitu PT.Hoffmen akan mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat di pasar, atau bahkan dapat memeprluas pangsa pasarnya.

b. Dalam elemen perkiraan harga yag dinilai sanagt baik oleh konsumen pengguna parfum ruangan PT.Hoffmen, tentunya PT.hoffmen harus dapat mempertahankan penilaian tersebut, karena apabila PT.Hoffmen tidak mampu mempertahan kan predikat itu, tentunya PT.Hoffmen akanmengalami kerugian yang cukup signifikan.

c. Dalam segi harga pengorbanan dinilai cukup baik oleh konsumen, itu artinya PT.Hoffmen harus lebih berusaha memperbaiki apa saja kesalahan yang terjadi sehingga mengakibatkan penilaian kosumen menilai seperti itu. Diharapkan PT.Hoffmen membebaskan biaya komunikasi untuk memesan produk parfum ruangannya dan tentunya dengan satu hal lagi dengan membuka cabang yang mudah dijangkau oleh konsumen.


(5)

Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM, Edisi Pertama, Genesis. Pondok Gede, Bekasi.

Djaslim Saladin, (2006).Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan

Pelaksanaan, Unsur-unsur Pemasaran, CV. Linda Karya, Bandung.

Djaslim Saladin, (2003). Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran ,

Bandung, cv. Linda Karya.

Philip Kotler; Alih Bahasa, Benyamin Molan, (2005), Manajemen Pemasaran,

Index, Jakarta.

Indrayani, Emmy. (2009). Loyalitas Merek Sebagai Dasar Penentuan Harga, Jurnal Ekonomi Bisnis.

Puspitasari, Diana. (2006). Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan Kepuasan

Pelanggan Terhadap Minat beli Ulang. Tesis. Diakses pada 01 Juli 2011 dari World Wide Web http:/scribd.com/doc/49854018/7/Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga.

Arkuinto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. :

PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

CV. Alfabeta.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Tedi Maulana Malik Ibrahim

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 04 September 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dago Atas, Dago Bengkok no.36

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 - 2002 : Sekolah Dasar Negeri Coblong 6 Bandung

2002 - 2005 : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 35 Bandung 2055 - 2008 : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Pasundan 8 Bandung 2008 - 2011 : Jenjang Diploma III Universitas Komputer Indonesia