Hukum Haji Syarat-syarat Wajib Haji Rukun Haji

3. 4. 5. AYO MENDALAMI MATERI

A. Haji 1. Pengertian haji

Istilah haji berasal dari kata ̣ajja yang berarti berziarah ke, bermaksud, menyengaja, menuju ke tempat tertentu yang diagungkan. Sedangkan menurut istilah, haji adalah berziarah berkunjung ke Ka’bah untuk mengerjakan ibadah yang meliputi ịrām, ṭawaf, sa’i, wuqūf, mabīt di Muzdalifah dan Mina, tạallul, dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi perintah Allah Swt. dan mengharap keridlaan-Nya dalam waktu yang telah ditentukan.

2. Hukum Haji

Mengerjakan ibadah haji hukumnya wajīb ’ain, sekali seumur hidup bagi setiap muslim yang telah mukallaf dan mampu melaksanakannya. Firmah Allah Swt.: َيِم َلاَعْلا ِنَع ٌ ِنَغ َ ٰلا َنِإَف َرَفَك ْنَمَو ًاْيِبَس ِهْ َلِإ َعاَطَتْسا ِنَم ِتْيَْبا ُجِح ِساَنا َ َع ِ ِٰلَو “....Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” QS. Ali Imran [3] : 97 Sabda Rasulullah Saw : مكاحو دحأو دواد وبأ هاور ٌعُو َطَت َوُهَف َداَز ْنَمَو ًةَرَم ُجَحْا “Haji yang wajib itu hanya sekali, barang siapa melakukan lebih dari sekali maka yang selanjutnya adalah sunat”. HR. Abu Dawud, Ahmad dan Al-Hakim

3. Syarat-syarat Wajib Haji

a. Beragama Islam, tidak wajib dan tidak sah bagi orang kair. b. Berakal, tidak wajib haji bagi orang gila dan orang bodoh c. Balīg, tidak wajib haji bagi anak-anak, kalau anak-anak mengerjakannya, hajinya sah sebagai amal sunah, kalau sudah cukup umur atau dewasa wajib melaksanakannya kembali. 51 Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013 Di unduh dari : Bukupaket.com d. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak atau hamba sahaya, kalau budak mengerjakannya, hajinya sah, apabila telah merdeka wajib melaksanakannya kembali. Sabda Rasulullah Saw. : ٌدْبَع اَمُي َ أَو ىَرْخ ُ أ ٌةَجَح ِهْيَلَعَف َغَلَب َمُث َجَح ٌ ِب َص اَمُي َ أ َمَلَسَو ِهْيَلَع ُ ٰلا َل َص ُ ِبَنا َلاَق يهيبا هاور ىَرْخ ٌ أ ٌةَجَح ِهْيَلَعَف َقِتُع َمُث َجَح ”Anak-anak yang telah haji, sesudah baligh ia wajib melakukan haji kembali, dan hamba yang telah haji, sesudah dimerdekakan, ia wajib mengerjakan haji kembali”. H.R. Baihaqi. e. Kuasa atau mampu istiṭāah, tidak wajib bagi orang yang tidak mampu. Baik mampu harta, kesehatan, maupun aman dalam perjalanan

4. Rukun Haji

Rukun haji adalah beberapa amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji dan tidak bisa diganti dengan bayar denda dam bila meninggalkannya, berarti hajinya batal dan harus mengulangi dari awal di tahun berikutnya, yaitu: a. Ịrām, yaitu berniat memulai mengerjakan ibadah haji ataupun umrah, merupakan pekerjaan pertama sebagaimana takbīrātul ịrām dalam shalat. Ihram wajib dimulai dari mīqāt nya, baik mīqāt zamāni maupun makāni, dengan syarat-syarat tertentu yang akan dijelaskan kemudian. b. Wuqūf di padang Arafah, yaitu hadir mulai tergelincir matahari waktu Dzuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah. Rasulullah Saw bersabda: ةسملا هاور َكَرْد َ أ ْدَقَف ِرْجَفل ْا ِعْوُلُط َلْبَق ٍعْ َج َةَلْ َل َءاَج ْنَم ٌةَفَرَع ُجَْحا ”Haji itu adalah hadir di Arafah, barang siapa hadir pada malam sepuluh sebelum terbit fajar sesungguhnya dia telah dapat waktu yang sah”. HR. Lima orang ahli hadis. c. Ṭawāf ifạ̄ah, yaitu mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dilakukan setelah wukuf di Arafah. Macam-macam thawaf adalah : 1. Ṭawāf qudūm, yaitu ṭawāf yang dilakukan pada hari pertama kedatangan di Masjidil Haram sebagaimana shalat tahiyatul masjid. 2. Ṭawāf ifạ̄ah, yaitu thawaf rukun haji 3. Ṭawāf wadā’, yaitu thawaf yang dilakukan ketika akan meninggalkan Makkah. 4. Ṭawāf nażar thawaf yang dinazarkan 5. Ṭawāf sunnah. 52 B u k u S i s w a K e l a s X 52 Di unduh dari : Bukupaket.com d. Sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Ṣafa dan Marwah. Syarat-syarat melakukan sa’i adalah : - Dilakukan setelah Ṭawāf ifạ̄ah ataupun Ṭawāf qudūm, - Dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah, - Dilakukan tujuh kali perjalanan, dari Shafa ke Marwah dihitung sekali dan dari Marwah ke Shafa dihitung sekali perjalanan pula. Adapun di antara sunat sa’i adalah: - Berjalan biasa di antara Shafa dan Marwah, kecuali ketika melewati dua tiang atau pilar dengan lampu hijau, sunat berlari-lari kecil bagi pria. - Memperbanyak bacaan kalimat tauhid, takbir dan doa ketika berada di atas bukit Shafa dan Marwah dengan cara menghadap ke arah Ka’bah - Membaca doa di sepanjang perjalanan Shafa-Marwah. e. Tạallul, yaitu mencukur atau menggunting rambut, sekurang-kurangnya menggunting tiga helai rambut. f. Tertib, yaitu mendahulukan yang semestinya dahulu dari rukun-rukun di atas.

5. Wajib Haji