Dimensionality Reduction Penyakit Hepatitis

2.4 Dimensionality Reduction

Dimensionality reduction adalah proses pengurangan dimensi dari data yang berdimensi besar menjadi data yang berdimensi kecil. Ada dua teknik dalam dimensionality reduction ini, yaitu feature selection dan feature extraction. Feature selection, memilih feature yang berpengaruh dari sekumpulan data asli. Feature extraction, membentuk feature baru berdasarkan feature yang lama dengan dimensi yang lebih sedikit dibandingkan dengan sebelumnya. Teknik yang digunakan adalah featureextraction dengan principal component analysis. Tujuan dari principal component analysis adalah mengekstrak informasi yang paling penting dari dataset, mengompres ukuran dari dataset dengan hanya menjaga informasi yang penting, menyederhanakan deskripsi dari dataset dan menganalisa struktur dari observasi dan variable Herve,Lynne2010. Dalam pencapaian tujuan diatas, principal component analysis menghitung variabel baru yang disebut dengan principal component yang diperoleh sebagai kombinasilinear dari variabel yang asli.Principal component analysis menganalisa semua variance di dalam variabel dan mengatur ulang ke dalam sekumpulan komponen yang baru yang sama dengan jumlah variabel asli. Cara kerja dari principal component analysis, antara lain : 1. Pada data matrix, kurangi rata-rata dari setiap dimensi data scalling. 2. Hitung covariance matrix dari kumpulan data matrix. 3. Hitung eigenvector dan eigenvalue dari covariance matrix. 4. Pilih component dan bentuk vector feature dan ambil principal component dari eigenvector yang memiliki eigenvalue paling besar 5. Menurunkan data set yang baru. Smith, 2002.

2.5 Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitisadalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Penyakit hepatitis mempunyai tipe-tipe yang berbeda, antara lain hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, hepatitis F dan hepatitis G. Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan, sedangkan hepatitis B merupakan tipe hepatitis yang berbahaya. Sebanyak 50 persen atau 15 juta penderita hepatitis B dan C di Indonesia akan menjadi penyakit hati kronik dan 10 persen menjadi liver fibrosis dan kanker hati dimyati, 2011. Istilah hepatitisberasal dari bahasa latin yang dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati Wening Sari, 2008:10. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus, komplikasi dari penyakit lain, alkohol, obat-obatan atau zat kimia sampai karena penyakit autoimun Wening Sari, 2008:16. Hepatitis merupakan penyakit yang sangat menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Sebelumnya sudah ada penelitian yang membahas permasalahan hepatitis ini. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah metode yang digunakan. Metode yang digunakan adalah classification dengan algoritma Naïve Bayesian. Hasil dari penelitian tersebut memiliki nilai akurasi yang tergolong rendah. Akurasi per gejala menghasilkan 44,44 persen, sedangkan kombinasi gejala menghasilkan akurasi 51,11 persen. Penulis beranggapan bahwa rendahnya hasil akurasi disebabkan oleh kurangnya featureatau atribut dari data hasil pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, maka penelitian ini akan memakai data hasil pemeriksaan laboratorium sehingga hasil akurasi yang didapatkan akan tinggi. Penyakit yang akan dijadikan bahan penelitian adalah hepatitis karena penyakit tersebut memiliki banyak tipe dan sulit untuk menggolongkan pasien termasuk dalam tipe hepatitisyang ada karena memiliki gejala yang hampir sama. Pada penelitian ini terbatas untuk hepatitis A, B dan C saja. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai hepatitistipe A, B dan C. a. Hepatitis A Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian. Virus hepatitis A penyebarannya melalui kotoran atau tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi dan bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi dari 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi. Kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A. Pada gejala penyakit Hepatitis A diantaranya yaitu pada minggu pertama, individu yang dijangkit akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu demam berdarah, TBC, dan thpyus. b. Hepatitis B Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut, seperti hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi hepatitis B. Ada beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini. Pada gejala penyakit Hepatitis B, secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning terutama pada area mata yang putih atau sklera. Namun, bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko. c. Hepatitis C Penyakit hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Proses penularannya melalui kontak darah seperti transfusi, jarum suntik. Penderitahepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker hati. Sejumlah 85 dari kasus, infeksi hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati selama bertahun-tahun. Penderita sering kali tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun, beberapa gejala yang samar diantaranya adalah lelah, hilang selera makan, sakit perut, urine menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut jaundice. Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis hepatitis karena gejalahepatitis tidak khas. Berikut ini, tahap-tahap pemeriksaan untuk hepatitis yang harus dilalui selain melihat dari sisi gejala yang tampak dari luar Marzuki Suryaatmadja, 2010. 1. Pemeriksaan untuk hepatitis akut:  Enzim SGOT, SGPT  Penanda hepatitis A Anti HAV IgM  Penanda hepatitis B HbsAg, Anti HBc IgM  Penanda hepatitis C Anti HCV, HCV RNA 2. Pemeriksaan untuk hepatitis kronis:  Enzim SGOT, SGPT.  Penanda hepatitis B HbsAg, Hbe, Anti H Bc, Anti Hbe, HBV DNA.  Penanda hepatitis C Anti HCV, HCV RNA.

2.6 Pengujian Keakuratan Metode