2.1.2 Cara Kerja MPLS
Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3 [6]. Dengan memperhatikan
Gambar 2.3, cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label Switching
Router yang bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar.
Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. Kemudian paket diteruskan ke node berikutnya. Di node ini, label paket akan dilepas
dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path LSP.
Gambar 2.3 Konsep MPLS [4]
Dengan label switching, paket dianalisa secara menyeluruh dari header lapisan 3 dan dilakukan hanya sekali, yakni pada label LSR di edge, yang
dialokasikan bagi setiap edge dari jaringan. MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP dengan memasang header MPLS, seperti diperlihatkan Gambar 2.5. Label
adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan satu-
satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering.
Gambar 2.4 Header MPLS [6].
Gambar 2.4 memperlihatkan MPLS header yang memiliki panjang 32 bit yang terdiri dari :
1. Label, 20 bit yang merupakan nilai aktual untuk label. Label ini menentukan jalur pengiriman paket ke LSR berikutnya dan operasi yang
akan dilakukan pada MPLS header sebelum dikirimkan. 2. Experimental EXP, 3 bit yang dicadangkan untuk kegiatan eksperimen.
Bagian ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi Class of Service CoS . 3. Stack S sepanjang 1 bit yang merupakan dasar MPLS header. Bit ini
akan diatur ‖satu‖ apabila paket yang dikirimkan merupakan paket terakhir pada MPLS heade
r dan ‖nol‖ untuk paket yang lainnya. 4. Time-to-Live TTL sepanjang 8 bit digunakan untuk mengkodekan suatu
nilai TTL. Dalam proses pembuatan label ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:
a. Metode berdasarkan topologi jaringan, yaitu dengan menggunakan protocol IP-routing
seperti OSPF dan BGP.
b. Metode berdasarkan kebutuhan resource suatu paket data, yaitu dengan menggunakan protokol yang dapat mengontrol trafik suatu
jaringan seperti Resource Reservation Protocol RSVP. c. Metode berdasarkan besar trafik pada suatu jaringan, yaitu dengan
menggunakan metode penerimaan paket dalam menentukan tugas dan distribusi sebuah label.
2.2 Video Streaming
Video streaming merupakan teknologi yang dapat mengirimkan file audio dan
video digital secara real time, teknologi ini memperbolehkan pengolahan steady
secara terus-menerus oleh end-user [8]. Tool yang mendukung teknologi ini adalah server
khusus untuk penyimpanan file yang akan di download, web browser plug-ins, atau aplikasi stand alone khusus yang digunakan untuk mengakses, metode kompresi
codec yang digunakan untuk kompresi data, dan protokol transport untuk transfer optimal.
Beberapa protokol yang digunakan pada video streaming adalah : 1.
User Datagram Protocol UDP, protocol yang mudah digunakan atau diimplementasikan serta efisien, tetapi dapat mengakibatkan banyak data yang
hilang. 2.
Transmission Control Protocol TCP, protocol ini menjamin pengiriman yang cepat dan tepat, tetapi membutuhkan buffer yang tinggi.
3. Real-time Streaming Protocol RTSP, protokol ini mempunyai fungsi
sebagai control remote seperti play, pause, atau stop. 4.
Real-time Transport Protocol RTP, protokol ini sebagai standarisasi format paket audio dan video.
5. Real-time Transport Control Protocol RTCP, protokol ini merupakan
pengendali paket data pada RTP yang juga berguna untuk menjamin QoS