Average Delay Packet loss

4.2 Analisis Data

4.2.1 Average Delay

Average delay adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk sebuah paket untuk mencapai tujuan. Average delay dijadikan salah satu indikator kinerja jaringan MPLS. Jika delay yang didapatkan meningkat, maka kinerja dari jaringan ini dikatakan menurun dan begitu sebaliknya. Average delay yang diuji adalah keseluruhan koneksi yang terjadi di jaringan. Tabel 4.1 memperlihatkan perbandingan nilai average delay antara jaringan MPLS dan jaringan tanpa MPLS. Tabel 4.1 Data Average Delay Gambar 4.5 Grafik Average Delay 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 32 64 128 256 512 1024 a v g d e la y m s bandwidth kbps average delay non mpls mpls avg delay ms bandwidth Rata-rata 32 64 128 256 512 1024 non mpls 7984.41 3966.14 1976.97 853.576 432.115 103.391 2552.767 mpls 7511.59 3916.19 1963.64 851.446 424.446 108.562 2462.646 Gambar 4.5 memperlihatkan bahwa nilai average delay pada jaringan yang menerapkan MPLS lebih baik dibandingkan dengan jaringan yang tidak menggunakan MPLS. Secara keseluruhan nilai rata-rata average delay pada jaringan MPLS lebih kecil dibanding nilai jaringan yang tidak menggunakan MPLS. Hal itu terjadi pada semua ukuran bandwidth, baik dari ukuran yang terendah 32 kbps maupun sampai ukuran terbesar 1024 kbps. Ini terjadi karena pada jaringan MPLS memperpendek proses routing dari node pengirim ke node penerima dalam pengiriman paketnya. Proses yang diperlukan dalam routing pada jaringan MPLS tidak terlalu lama, sehingga paket akan cepat sampai ke tujuan yang diinginkan. Delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi video dan suara adalah 150 ms. Sehingga hanya average delay untuk bandwidth 1024 kbps saja telah memenuhi standar ITU dan memenuhi kategori excellent.

4.2.2 Packet loss

Packet loss merupakan parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Packet loss dalam penelitian ini lebih ditekankan pada frame video yang tidak sampai ke sisi penerima atau biasa disebut frame loss . Satuan packet loss yang ditetapkan dalam tugas akhir ini adalah . Hasil dari packet loss ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel. Tabel 4.2 menampilkan nilai packet loss untuk semua ukuran bandwidth beserta rata-rata packet loss jaringan MPLS dan non MPLS. Tabel 4.2 Data Packet loss packet loss bandwidth Rata- rata 32 64 128 256 512 1024 non mpls 98.2 97.7 90.2 69.5 51.7 2.4 68.283 mpls 88.4 81.7 74.1 58.3 35.4 0.1 56.3 Gambar 4.6 Grafik Packet loss Dari Gambar 4.6, terlihat bahwa semakin besar ukuran bandwidth pada jaringan yang menggunakan MPLS maupun tidak menggunakan MPLS, maka semakin kecil pula packet loss yang dihasilkan. Ini dikarenakan tidak adanya pembagian jalur trafik tidak ada system load balancing pada jaringan tersebut, maka tetap menggunakan jalur trafik yang sama ke arah client. Jalur ini akan terus dipertahankan sampai kondisi link putus, baru kemudian hello packet akan mengirimkan informasi untuk pembentukan jalur baru. Hal ini membuat terjadinya collision, congestion, maupun policing antar paket. Sehingga mengakibatkan banyaknya trafik di jalur yang sama cukup besar, untuk setiap router yang dilalui. Hal ini menjadikan banyaknya paket yang dibuang dan menyebabkan nilai packet loss semakin besar. Lain halnya pada jaringan yang menggunakan MPLS. Jaringan MPLS terdapat explicit-route untuk metode reservasi jalur membentuk system load balancing yang 20 40 60 80 100 120 32 64 128 256 512 1024 p a ck e t lo ss bandwidth kbps packet loss non mpls mpls membagi trafik ke beberapa rute, yang dibentuk melalui virtual-circuit. MPLS juga menggunakan Label Forwarding Information Base LFIB untuk proses switching decision sehingga mencegah network overload [5]. Jika ditarik kesimpulan dari Gambar 4.5, maka nilai packet loss jaringan yang menggunakan MPLS lebih baik dibandingkan jaringan yang tidak menggunakan jaringan MPLS untuk semua ukuran bandwidth.

4.2.3 Jitter