PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK DI KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 5 BINJAI T.P. 2014/2015.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK DI KELAS X
SEMESTER GENAP SMA NEGERI 5 BINJAI T. P. 2014/2015

Oleh :
Tariza Fairuz
NIM 4113121066
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini semaksimal mungkin dan sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dengan
Menggunakan Media Animasi Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada
Materi Alat-alat Optik di Kelas X Semester Genap SMA Negeri 5 Binjai T.P
2014/2015” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd selaku dosen penguji I, Bapak
Drs. Pintor Simamora, M.Si, selaku dosen penguji II sekaligus pembimbing
akademik yang telah membimbing dan memotivasi serta membantu penulis
selama perkuliahan, dan Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku dosen penguji

III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian
sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan Bapak Drs.
Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua prodi pendidikan Fisika, serta kepada
seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA
Unimed yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih disampaikan
juga kepada Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Hidayati Hanum, S.Pd
selaku kepala sekolah dan Ibu Yusni Darmawati Lubis, S.Pd selaku guru bidang
studi fisika di SMA Negeri 5 Binjai yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian, juga tidak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada para guru serta staf tata usaha yang telah memberikan kesempatan
dan bantuan selama melakukan penelitian.

v

Teristimewa kepada kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda Tarmuji,
S.E dan Ibunda Milza yang telah mendo’akan dan memberikan motivasi yang
tidak terkira besarnya baik secara moril maupun materi, beserta adik-adik (Tariza
Nur Farahim dan Muhammad Ikhwan Mulyawan) yang telah memberikan

motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi di Unimed ini.
Selain itu penulis ucapkan terima kasih kepada sahabat yang selalu
mendengarkan cerita baik sedih maupun senang, membantu menghadapi cobaan,
dan memberikan banyak motivasi serta kritik yang membangun, Fitri Ramadhani,
S.Pd dan Aulia Khusna Damanik. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada keluarga besar Asisten Laboratorium Fisika Umum yang selalu
memberikan motivasi, ilmu dan dukungan selama perkuliahan dan penulisan
skripsi, dan kepada Fisika Reguler B 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah memberikan ide-ide dan keceriaan selama perkuliahan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya
skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,

Juli 2015

Penulis,

Tariza Fairuz

NIM. 4113121066

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK DI KELAS X
SEMESTER GENAP SMA NEGERI 5 BINJAI T. P. 2014/2015
Tariza Fairuz (4113121066)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
inquiry training dengan menggunakan media animasi terhadap keterampilan
proses siswa pada materi alat optik di kelas X semester genap SMA Negeri 5
Binjai T.P 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group
pretest and postest. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIA
SMA Negeri 5 Binjai yang terdiri dari 4 kelas. Pemilihan sampel dilakukan secara
cluster random sampling dan terpilih kelas X MIA-1 sebagai kelas eksperimen
yang berjumlah 35 orang dan kelas X MIA-3 sebagai kelas kontrol yang
berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui keterampilan

proses siswa adalah tes keterampilan proses dalam bentuk esai sebanyak 10 soal.
Berdasarkan analisa data, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 51,37 dan
kelas kontrol 51,11. Kedua kelas berdistribusi normal, homogen, dan memiliki
kemampuan awal yang sama. Kemudian diberikan perlakuan, kelas eksperimen
dengan model pembelajaran inquiry training dengan media animasi dan kelas
kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata postes kelas
eksperimen 74,14 dan kelas kontrol 68,80. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,053 dan
ttabel = 1,997 sehingga thitung > ttabel maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan
akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training dengan menggunakan
media animasi terhadap keterampilan proses siswa pada materi alat-alat optik di
kelas X semester genap SMA Negeri 5 Binjai T.P 2014/2015.
Kata kunci: inquiry training, media animasi, keterampilan proses

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembaran Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup

Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7

Definisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoretis
2.1.1
Model Pembelajaran
2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
2.1.1.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran
2.1.2
Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.2.3 Sistem Sosial dan Sistem Pendukung Model Pembelajaran
Inquiry Training
2.1.2.4 Dampak-dampak Instruksional dan Pengiring Model
Pembelajaran Inquiry Training
2.1.3
Model Konvensional
2.1.4
Media Animasi

2.1.5
Keterampilan Proses
2.1.6
Materi Pembelajaran
2.1.6.1 Mata
2.1.6.1.1 Cacat Mata

i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
1
1
5
5
5

6
6
6
8
8
8
8
8
9
9
10
11
11
13
13
15
16
17
18


vii

2.1.6.2
2.1.6.3
2.1.6.4
2.1.6.5
2.2
2.3
2.4

Lup
Mikroskop
Teropong
Kamera
Penelitian Terdahulu
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian

20
21

23
28
29
30
31

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
3.4
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1
Jenis Penelitian
3.4.2
Desain Penelitian
3.5
Prosedur Penelitian
3.6
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Pretes
3.6.2
Postes
3.7
Instrumen Penelitian
3.7.1
Validitas Tes
3.8
Teknik Analisis Data
3.8.1
Mean dan Standar Deviasi
3.8.2
Uji Normalitas
3.8.3
Uji Homogenitas
3.8.4
Uji Hipotesis

32
32
32
32
32
32
33
33
34
34
35
35
35
36
36
36
37
38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Penelitian
4.1.2
Hasil Data Penelitian
4.1.2.1 Data Pretes
4.1.2.1.1 Uji Normalitas Data Pretes
4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Data Pretes
4.1.2.1.3 Uji Kemampuan Pretes
4.1.2.2 Perlakuan
4.1.2.2.1 Penilaian Sikap
4.1.2.2.2 Penilaian Keterampilan
4.1.2.4 Data Postes
4.1.2.4.1 Uji Normalitas Data Postes

40
40
40
40
40
42
42
42
43
43
45
46
48

viii

4.1.2.4.2 Uji Homogenitas Data Postes
4.1.2.4.3 Uji Kemampuan Postes
4.2
Pembahasan

48
49
49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

53
53
53

DAFTAR PUSTAKA

54

LAMPIRAN

56

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inquiry Training

10

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

29

Tabel 3.1 Two Group Pretest-Posttest Design

33

Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Tes Keterampilan Proses

35

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

40

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

42

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes

42

Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Pretes Siswa

43

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Penilaian Sikap Siswa

43

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Penilaian Keterampilan

45

Tabel 4.7 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

47

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

48

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes

49

Tabel 4.10 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa

49

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
12

Gambar 2.1

Dampak dalam model inquiry training

Gambar 2.2

Bagian-bagian mata

18

Gambar 2.3

Mata rabun jauh dan koreksinya

19

Gambar 2.4

Mata rabun dekat dan koreksinya

20

Gambar 2.5

Astigmatisma dan koreksinya

20

Gambar 2.6

Pembentukan bayangan menggunakan lup dan tanpa lup

21

Gambar 2.7

Bagian Mikroskop

21

Gambar 2.8

Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata
berakomodasi maksimum

Gambar 2.9

22

Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata
tak berakomodasi

Gambar 2.10 Pembentukan bayangan pada teropong bintang

23
24

Gambar 2.11 Pembentukan bayangan pada teropong bumi dengan mata
berakomodasi maksimum

25

Gambar 2.12 Pembentukan bayangan pada teropong bumi dengan mata
tak berakomodasi

26

Gambar 2.13 Teropong prisma

26

Gambar 2.14 Periskop pada kapal selam

27

Gambar 2.15 Pembentukan bayangan pada periskop

28

Gambar 2.16 Pembentukan bayangan pada kamera

28

Gambar 2.17 Persamaan pembentukan bayangan pada kamera dan mata

29

Gambar 4.1

Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol

41

Gambar 4.2

Diagram batang penilaian sikap kelas eksperimen

44

Gambar 4.3

Diagram batang penilaian sikap kelas kontrol

44

Gambar 4.4

Diagram batang penilaian keterampilan siswa

46

Gambar 4.5

Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol

48

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

56

Lampiran 2

Lembar Kegiatan Siswa

80

Lampiran 3

Instrumen Penilaian

93

Lampiran 4

Soal

105

Lampiran 5

Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

108

Lampiran 6

Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol

109

Lampiran 7

Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen

110

Lampiran 8

Rekapitulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen

111

Lampiran 9

Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol

112

Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Postes Kelas Kontrol

113

Lampiran 11 Perhitungan Mean, Standar Deviasi, dan Varians

114

Lampiran 12 Uji Normalitas

117

Lampiran 13 Uji Homogenitas

122

Lampiran 14 Uji Hipotesis

125

Lampiran 15 Rekapitulasi Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen

129

Lampiran 16 Rekapitulasi Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol

132

Lampiran 17 Rekapitulasi Penilaian Keterampilan

135

Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian

138

Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors

140

Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z

141

Lampiran 21 Daftar Nilal Persentil untuk Distribusi F

142

Lampiran 22 Daftar NiIai Persentil untuk Distribusi t

144

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun,
pendidikan yang berjalan di lapangan belum berfungsi dengan baik sehingga
tujuan pendidikan nasional tersebut belum tercapai.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang semua peristiwa dan
gejala fisis yang terjadi di alam. Pengetahuan fisika diperoleh dan
dikembangkan dengan berlandaskan pada serangkaian penelitian yang
dilakukan fisikawan dalam mencari jawaban pertanyaan apa, mengapa,
bagaimana dari gejala-gejala alam serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Fisika sebagai mata pelajaran menuntut siswa untuk lebih
memahami konsep fisika dan mampu mengaplikasikannya ke dalam
kehidupan sehari-hari. Namun fakta yang ada bahwa fisika merupakan mata
pelajaran yang memiliki hasil terendah diantara mata pelajaran eksakta
lainnya.
Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil fisika antara lain; kualitas
guru, minat belajar siswa, sarana pembelajaran atau media pembelajaran,
status sosial, dan lingkungan. Dari sisi guru misalnya, guru biasanya hanya
menggunakan model konvensional tanpa media pembelajaran, sehingga siswa
bosan, dan mereka tidak terlalu memahami konsep fisika. Sehingga mereka
hanya terfokus pada rumus-rumus yang ditulis di papan dan tidak mampu
mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa menjadi
pasif dan menganggap fisika adalah pelajaran yang paling sulit dibanding
pelajaran eksakta lainnya.

2

Sesuai dengan pengalaman peneliti saat melakukan Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), banyak siswa yang menyatakan
bahwa pelajaran fisika itu merupakan pelajaran yang kurang menarik. Mereka
juga cenderung menganggap pelajaran fisika salah satu pelajaran yang
membosankan, karena selalu identik dengan rumus yang banyak dan susah
untuk diingat. Guru lebih sering menggunakan pola mengajar dengan
menyajikan materi dan penyelesaian soal-soal dengan rumus. Siswa hanya
dapat menghitung tetapi tidak dapat mengerti konsep fisika sebenarnya.
Dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran fisika guru merupakan
figur yang harus pandai memilih metode, media maupun model pembelajaran
yang akan digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran agar tercapai sesuai
dengan tujuan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru fisika di SMA
Negeri 5 Binjai, Ibu Yusni Darmawati Lubis menyatakan bahwa hanya 50%
dari 35 orang siswa yang mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
atau KKM, yaitu 70. Model pembelajaran yang digunakan adalah model
konvensional yaitu pola mengajar yang cenderung menggunakan metode
ceramah dan penugasan. Selain itu, guru belum pernah menggunakan model
inquiry training menggunakan media animasi dalam pembelajarannya di
kelas karena hampir tidak pernah menggunakan media pembelajaran
sedangkan sarana media pembelajaran tersedia cukup baik di sekolah
tersebut, seperti adanya proyektor dan laboratorium fisika. Hal ini
mengakibatkan
merumuskan

kemampuan
hipotesis,

siswa

seperti

menggunakan

alat,

melakukan

pengamatan,

mengumpulkan

data,

mengidentifikasi variabel, membuat kesimpulan dan kegiatan yang lain dapat
mengembangkan keterampilan proses ilmiah yang ada pada diri siswa tidak
tampak.
Permasalahan di atas sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat
permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari model pembelajaran yang
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut, agar materi pembelajaran dapat
diserap dan dipahami siswa dengan baik dan siswa tidak kesulitan dalam

3

menerima

pelajaran.

Salah

satu

model

pembelajaran

yang

dapat

meningkatkan keterampilan proses siswa adalah model pembelajaran inquiry
training.
Model pembelajaran inquiry training ini diarahkan untuk mengajarkan
siswa dalam proses mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus.
Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual
yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya
berdasarkan rasa ingin tahunya.
Melalui model pembelajaran inquiry training ini siswa diharapkan
aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan
mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Inquiry training dimulai
dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki atau pengetahuan
bersifat tentative (tidak pasti) kepada siswa.
Siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan
jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki. Hal ini sesuai
dengan teori Suchman dalam Joyce dkk yang menerapkan model
pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories. Selain itu,
guru juga dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur
pengkajian sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inquiry training.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damanik dan Bukit
(2013) pada jurnal, diperoleh hasil kemampuan berpikir kritis fisika siswa
yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Training (IT) lebih baik
dibandingkan dengan Direct Instruction (DI). Selain itu, penelitian yang
dilakukan oleh Pandey dkk (2011) pada jurnal, diperoleh bahwa berdasarkan
tes prestasi ilmu fisika atau Achievement Test in Physical Science (ATPS),
penggunaan model pembelajaran inquiry training lebih efektif dibandingkan
dengan penggunaan model konvensional di kelas IX. Penelitian juga
dilakukan oleh Sari (2014) pada jurnal, diperoleh hasil penelitian dengan
pemahaman konsep fisika siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran Inquiry

4

Training Model dan setelah dilaksanakan pembelajaran Inquiry Training
Model mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Penelitian yang sama dengan menggunakan model pembelajaran
inquiry training dilakukan oleh Setiawan (2014) dan Hasibuan (2014). Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan di kelas VII Semester ganjil
SMP Daya Cipta Medan, diperoleh hasil belajar IPA siswa yang dilihat dari
hasil postes siswa di kelas eksperimen 73,4, sedangkan pada kelas kontrol
nilai postes 59,2. Hasibuan (2014) melakukan penelitian di kelas X Semester
genap SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan nilai rata-rata pretes 38,86 dan setelah diberi perlakuan yaitu
dengan model pembelajaran inqury training diperoleh nilai rata-rata postes
76,29. Dari hasil kedua penelitian tersebut terdapat peningkatan terhadap
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan diteliti
adalah peneliti menggunakan menambahkan media yaitu media animasi.
Peneliti bermaksud untuk melihat apakah penggunaan animasi dengan model
inquiry training dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan keterampilan
proses siswa.
Media animasi adalah salah satu media pembelajaran nonfisik
menggunakan perangkat lunak komputer. Perangkat lunak yang digunakan
dalam pembuatan animasi ini adalah macromedia flash yang diproduksi oleh
Adobe Flash. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun
animasi gambar. Pembelajaran yang menggunakan media animasi efektif
membantu siswa untuk berfikir mengenai konsep-konsep fisika yang bersifat
abstrak dan dapat meminimalisir kesalahpahaman yang mungkin terjadi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
dengan Menggunakan Media Animasi Terhadap Keterampilan Proses
Siswa Pada Materi Alat-alat Optik di Kelas X Semester Genap SMA
Negeri 5 Binjai T.P 2014/2015.

5

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Model yang digunakan masih konvensional dengan metode yang
cenderung kepada metode ceramah dan penugasan.
2. Guru belum pernah menggunakan model Inquiry Training menggunakan
media animasi dalam pembelajaran.
3. Siswa masih pasif dalam merespon pembelajaran.
4. Siswa menganggap bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit dan
membosankan.
5. Siswa hanya 50% dari 35 siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 70.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Binjai, dan objek yang diteliti
adalah siswa kelas X MIA semester genap T.P 2014/2015.
2. Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry
training dengan menggunakan media animasi.
3. Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat optik.

1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keterampilan proses siswa pada materi alat-alat optik dengan
model pembelajaran inquiry training dengan menggunakan media
animasi di kelas X semester genap di SMA Negeri 5 Binjai T.P
2014/2015?
2. Bagaimana keterampilan proses siswa pada materi alat-alat optik dengan
model konvensional di kelas X semester genap di SMA Negeri 5 Binjai
T.P 2014/2015?

6

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inquiry training menggunakan
media animasi terhadap keterampilan proses siswa pada materi alat-alat
optik di kelas X semester genap di SMA Negeri 5 Binjai T.P 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui keterampilan proses siswa setelah menggunakan
model pembelajaran inquiry training dengan menggunakan media
animasi pada materi alat-alat optik di kelas X semester genap di SMA
Negeri 5 Binjai T.P 2014/2015.

2.

Untuk mengetahui keterampilan proses siswa setelah menggunakan
model konvensional pada materi alat-alat optik di kelas X semester genap
di SMA Negeri 5 Binjai T.P 2014/2015.

3.

Untuk mengetahui pengaruh model inquiry training menggunakan media
animasi terhadap keterampilan proses siswa pada materi alat-alat optik di
kelas X semester genap di SMA Negeri 5 Binjai T.P 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian
Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat
sebagai berikut:
1.

Sebagai bahan informasi keterampilan proses siswa yang dipengaruhi
oleh model pembelajaran inquiry training dengan menggunakan media
animasi.

2.

Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran inquiry training
dengan menggunakan media animasi bagi pembaca ataupun peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama.

1.7 Definisi Operasional
1.

Model Pembelajaran Inquiry Training
Model pembelajaran inquiry training adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

7

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
2.

Media Animasi
Media

animasi

merupakan

media

pembelajaran

nonfisik

menggunakan perangkat lunak komputer. Media animasi yang digunakan
adalah program aplikasi macromedia flash. Macromedia flash adalah
suatu karya yang memiliki banyak elemen antara lain teks, gambar,
suara, dan gerak sehingga dapat membuat gambar vektor dan animasi.
3.

Keterampilan Proses
Keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang bersumber dari kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada
dalam diri siswa.

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Damanik, D.P., & Bukit, N. (2013). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model
Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Instrucsion (DI), Jurnal
Online Pendidikan Fisika, 2(1), 24.
Dimyati dan Mujiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B., & Zein, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Giancoli, D.C. (2001). Fisika (Edisi Lima) (Y. Hanum dan I. Arifin, alih bahasa).
Jakarta: Erlangga.
Hasibuan, T.B. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di
Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2013/2014.
Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Hayati & Suyanti, R.D. (2013). Efek Model Pembelajaran Inquiry Training
Berbasis Multimedia dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa,
Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2(1), 24-32.
Indahwati,T.S., Sunarno, dan W., Sajidan. (2012). Penerapan Model Inquiry
Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari
Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori. Jurnal
Inkuiri, 1(3), 258-265.
Joyce, Bruce., dkk. (2011). Models of Teaching Model-Model Pengajaran (Edisi
Delapan) (A. Fawaid dan A.Mirza, alih bahasa). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Maizora, S. (2011). Pembuatan Media Pembelajaran dengan Macromedia Flash
8.
Diakses
pada
tanggal
10
Februari
2015
dari
https://syafdiichiemaizora.files.wordpress.com/2011/01/pengenalanflash.pdf
Pandey, A., Nanda G.K., dan Ranjan V. (2011). Effectiveness of Inquiry Training
Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of
Science Students in India. Journal of Innovative Research in Education,
1(1), 7-20.

55

Rasyidin, Al, & Nasution, W.N. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan:
Perdana.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sari, Retno Putri. (2014). Penerapan Inquiry Training Model untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas VIII F
SMPN 1 Karangploso, Jurnal Online Universitas Negeri Malang.
Setiawan, R. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri (Inquiry
Training Model) Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I Yayasan
Taman Pendidikan SMP Daya Cipta Medan T.P. 2013/2014. Skripsi,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Setiawan, W. (2008). Animasi dan Multimedia. Diakses pada tanggal 25 Februari
2015 dari https://febri15.files.wordpress.com/2013/03/animasidanmultime
dia.pdf
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Vaishnav, R. S. (2013). Effectiveness of Inquiry Training Model for Teaching
Science, Scholarly Research Journal for Interdisciplinary Studies, 5(1),
1216-1220.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL ROUND TABLE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X-4 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 ARJASA-JEMBER TAHUN PEMBELAJARAN 2006/2007

0 3 16

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL ROUND TABLE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X-4 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 ARJASA-JEMBER TAHUN PEMBELAJARAN 2006/2007

1 28 16

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA (SUBKONSEP PENCEMARAN AIR KELAS X SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/ 2013 DI SMA NEGERI 1 JEMBER)

0 6 18

PENGARUH KREATIVITAS DALAM MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK

4 58 54

PENGARUH KETERAMPILAN MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK

0 10 66

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 20152016

1 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO PARTISIPASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SMA NEGERI 7 DENPASAR

0 0 9

RESPON SISWA TERHADAP MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK PADA MATERI EKOLOGI DI KELAS X SMA

0 3 10

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ARTIKEL PENELITIAN

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11