ANALISIS KELAS KEMAMPUAN LAHAN DI SUBDAS LAU PADUNG KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELI SERDANG.
ANALISIS KELAS KEMAMPUAN LAHAN DI
SUB-DAS LAU PADUNG KECAMATAN NAMORAMBE
KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanMemperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
KARTIKA HARDO AL FARUQ NIM. 3102131025
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan Kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisis Kelas Kemampuan Lahan di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurursan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menemui beberapa kendala, berkat bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini saya menuliskan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orangtuaku tersayang Bapak Supraptono dan Ibu Sumarni yang tiada lelah memeberikan dukungan moral, material dan Doa kepada saya sehingga bisa melanjutkan perkuliahan hingga penulisan skripsi ini dapat selesai dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 3. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan beserta Jajarannnya.
4. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi, UNIMED dan dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan dan pengarahan hingga selesainya skripsi ini.
6. Ibu Dra. Rosni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi masukan, arahan dan bimbingan dalam menulis proposal hingga menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak memberi pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan terkhusus kepada Bapak Drs. Nahor M. Simanungkalit, M.Si, Bapak Kamarlim Pinem, M.Si, dan Bapak M.
(6)
Ridha S. Damanik, M.Sc atas bantuan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.
8. Seluruh Staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Jurusan Pendidikan Geografi terkhusus Bapak Hayat Siagian, dan Bapak Sutrisno, dan Bapak Patra yang telah banyak membantu administrasi penulis.
9. DIKTI dan Bank Indonesia (BI) atas beasiswa BIDIKMISI dan beasiswa Bank Indonesia melalui komunitas yang luar biasa PERSMABIMED (Persatuan Mahasiswa BIDIKMISI UNIMED) dan GenBI (Generasi Baru
Indonesia), Semoga selalu memberi “energi untuk negeri”.
10. Bapak Edy Yusuf, S.IP M.Si selaku Camat Namorambe dan Bapak Eko Sapriadi, S. Sos selaku Sekretaris Camat Namorambe yang telah memberikan izin penelitian dan melancarkan kegiatan penelitian.
11. Adinda Tercinta Sella Maizar terimakasih untuk hari-hari perjuangannya untuk cinta, sayang, semangat dan dukungannya.
12. Adinda Terbaik Hardian Surya Al Qodri dan Rizieq Habib Arya Damar untuk doa dan dukungannya, semoga bersama bisa memberi inspirasi.
13. Sahabat-sahabat tersayang Dedy Satria, Tri Wulan Sari, Irfan Aribaga, Asfih Hartahtah, Agam Situmorang, Parlin, jontri, Arifin, Tio Shinta, Wirawan, Wanhar, Hidayatna Utami, Mentari, Adhe Ardiani, Fitri, Nurfiana dan seluruh B reguler 2010 serta keluarga besar Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
14. Sahabat-Sahabat PPLT SMA N. 1 Perbaungan, Kabupaten Deli Serdang. Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu, semoga Tuhan memberi balasan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang Geografi.
Medan, April 2015
Kartika Hardo Al faruq NIM:3102131025
(7)
ABSTRAK
Kartika Hardo Al Faruq, Nim. 3102131025. Analisis Kelas Kemampuan Lahan di Sub DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas kemampuan lahan di sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian ini dilaksanakan di Sub DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lahan yang ada di Sub DAS Lau Padung yang berjumlah 7 satuan lahan. Pengambilan sampel diambil dengan stratified proportional sampling adalah sebanyak 7 satuan lahan. Adapun Kriteria lahan yang diukur dalam penelitian ini yaitu lereng permukaan, kepekaan erosi, tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah atas, tekstur tanah bawah, permeabilitas, drainase, krikil/batuan, dan ancaman banjir dan salinitas. Metode yang digunakan adalah metode matching. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, teknik pengukuran, dan Studi Dokumentasi. teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Sub DAS Lau Padung memiliki 7 satuan lahan yaitu DV, DIV, DIII, DII, FV, FII dan FI. Hasil pengklasifikasian kriteria kelas kemampuan lahan di Sub DAS Lau Padung diperoleh 2 kelas kemampuan lahan yaitu kelas kemampuan lahan IV yang terdapat pada satuan lahan DIV, DIII, DII, FII dan FI. dan kelas kemampuan lahan VI pada satuan lahan DV dan FV. Pada kelas kemampuan lahan IV hambatan dominan dan hambatan terberat dipengaruhi oleh kriteria lahan yaitu tekstur lapisan atas, tekstur lapisan bawah, permeabilitas dan drainase tanah yang berada pada kelas kemampuan IV, sedangkan pada kelas kemampuan lahan VI hambatan terberat di pengaruhi oleh kemiringan lereng (>30-45%) yang berada pada kelas kemampuan lahan VI. Sedangkan kriteria lahan yang menguntungkan lahan di Sub DAS Lau Padung adalah kedalaman tanah yang secara keseluruhan memiliki kedalaman >90cm, ancaman banjir yang tidak pernah terjadi di Sub DAS Lau Padung serta salinitas.
(8)
DAFTAR ISI
No Uraian Hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kerangka Teoritis... 6
B. Penelitian Relevan... 21
C. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Lokasi Penelitian... 27
B. Populasi Dan Sampel ... 27
C. Variabel penelitian dan Definisi Operasional ... 28
D. Prosedur Penelitian... 29
E. Teknik Pengumpulan Data... 32
F. Teknik Analisis Data... 33
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN... 37
A. Kondisi Fisik ... 37
B. Kondisi Non Fisik ... 47
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Hasil Penelitian ... 53
B. Pembahasan... 68
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
(9)
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. kriteria klasifikasi kemampuan lahan ... 21
2. Luas Desa/Kelurahan Keamatan Namorambe ... 38
3. Kelas Kemiringan Lereng Di Sub DAS Lau Padung Tahun 2015 ... 41
4. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Namo Rambe tahun 2014 ... 48
5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014 ... 49
6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2014 ... 50
7. Sarana Pendidikan di Kecamatan Namo Rambe tahun 2014... 51
8. Sarana Kesehatan di Kecamatan Namo Rambe Tahun 2014... 52
9. Sarana Ibadah di Kecamatan Namo Rambe Tahun 2014 ... 52
10. Satuan lahan Sub DAS Lau Padung... 53
11. Perhitungan Dan Pengukuran Parameter-Parameter Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan DV... 56
12. Perhitungan Dan Pengukuran Parameter-Parameter Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan DIV ... 57
13. Perhitungan Dan Pengukuran Parameter-Parameter Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan DIII... 59
14. Perhitungan Dan Pengukuran Parameter-Parameter Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan DII ... 60
15. Perhitungan Dan Pengukuran Parameter-Parameter Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan FV ... 61
16. Perhitungan Dan Pengukuran Parameter-Parameter Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan FII... 62
17. Perhitungan Dan Pengukuran Parameter-Parameter Kelas Kemampuan Lahan Pada Satuan Lahan FI ... 64
18. Klasifikasi Kriteria Lahan Terhadap Kriteria Kelas Kemampuan Lahan Di Sub-DAS Lau Padung 2015 ... 65
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Skema Hubungan Antara Kelas Kemampuan Lahan
dan penggunaan lahannya ... 7
2. Skema Kerangka Berpikir... 26
3. Peta Sub-DAS Lau Padung ... 40
4. Peta Kemiringan Lereng Sub-DAS Lau Padung ... 42
5. Peta Bentuk Lahan Sub-DAS Lau Padung ... 45
6. Peta Jenis Tanah Sub-DAS Lau Padung ... 46
7. Peta Satuan Lahan Sub-DAS Lau Padung ... 54
8. Peta Satuan Lahan Sub-DAS Lau Padung ... 55
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal
1. Tabel perhitungan nomograf erodibilitas Sub-DAS Lau Padung... 73
2. Hasil Analisis sampel tanah di Laboratorium ... 74
3. Data curah hujan bulanan ... 75
4. Daftar Wawancara dan Observasi di Sub-DAS Lau Padung... 76
5. Daftar Observasi di Sub-DAS Lau Padung... 78
6. Foto-foto dokumentasi penelitian di Sub-DAS Lau Padung ... 85
(12)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahan merupakan salah satu hal vital yang menjadi penopang hidup bagi manusia, mulai dari tempat hidup, hingga sumber mata pencaharian. Pertanian misalnya yang merupakan salah satu budi daya lahan idealnya pertanian dilakukan dekat dengan sumber air. Salah satu tempat yang sangat potensial dijadikan sebagai lahan pertanian adalah daerah di sekitar sungai atau yang dikenal dengan sebutan Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS menjadi lahan ideal untuk pertanian karena dekat dengan sumber air sehingga kebutuhan air untuk tanaman mudah didapat. Selain hal tersebut DAS merupakan satu kesatuan wilayah yang berperan penting dalam menjaga stabilitas air dan kelestarian sumber daya air terutama di sungai. Penggunaan DAS yang benar akan menjaga kelestarian tanah maupun air. Kelestarian DAS juga perlu dijaga agar terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara penggunaan DAS dan kelestarian DAS. Namun faktanya, cepatnya pertambahan manusia tidak sebanding dengan ketersediaan lahan yang ada, hal ini mengakibatkan banyak pertanian dilakukan pada lahan-lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, terkadang pertanian dilakukan pada lahan-lahan yang relatif curam, hal ini selain menurunkan produktifitas pertanian tentunya juga berpotensi mempercepat kerusakan lahan.
Tanah merupakan salah satu sumber daya lahan yang harus dijaga kelestariannya. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dan prilaku yang dinamik. Ilmu tanah memandang tanah dari dua konsep utama, yaitu (1) sebagai
(13)
2
hasil pelapukan bahan induk melalui proses biofisika-kimia, dan (2) sebagai habitat tumbuhan.(Arsyad, 2010). Dari pernyataan tersebut mengindikasikan
bahwa tidak semua tanah berasal dari “Induk” yang sama, hal ini tentunya akan
memberikan sifat dan karakter tanah yang berbeda-beda antara lahan satu dengan lahan yang lain. Perbedaan sifat dan karakteristik tanah mengakibatkan tanah membutuhkan pengelolaan yang berbeda-beda, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan lahan.
Kerusakan lahan dapat diminimalisir dengan penggunaan lahan yang tepat sesuai dengan kemampuan lahannya. Kemampuan lahan diperoleh dengan melakukan evaluasi lahan. Evaluasi lahan dilakukan dengan mengelompokkan lahan kedalam kelas-kelas lahan berdasarkan karakteristik lahannya sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk perbandingan berbagai alternatif penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan di suatu satuan lahan. Evaluasi lahan akan sangat membantu untuk meminimalisir penurunan kualitas lahan dan kerusakan lahan terutama pada lahan-lahan pertanian. Survei kemampuan lahan merupakan salah satu survei yang dapat menjadi acuan pengguan lahan yang sesuai dengan kemampuan lahannya, sehingga dapat berguna untuk meminimalisir kerusakan tanah dan lahan dapat digunakan secara lestari.
Kecamatan Namorambe merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dengan ketinggian rata-rata 350-500 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Namorambe memiliki tiga puluh empat desa dan dua kelurahan (Kecamatan Namorambe dalam angka, 2013). Kecamatan Namorambe memiliki topografi meliputi wilayah yang datar, landai, bergelombang hingga berbukit-bukit. Topografi Kecamatan Namorambe yang demikian tentunya
(14)
3
mengakibatkan perbedaan sifat-sifat lahan. Perbedaan sifat-sifat lahan ini memerlukan tindakan pengelolaan yang berbeda antara lahan yang datar, landai, bergelombang maupun lahan yang berbukit. salah satu sungai besar yang melintasi Kecamatan Namorambe adalah sungai Belawan yang mengalir dari Kabupaten Deli Serdang, melewati Kota Medan dan bermuara di pantai timur Sumatera di Kecamatan Hamparan Perak, DAS Belawan memiliki banyak Sub-DAS diantaranya Sub-Sub-DAS Lau Padung yang berada di Kecamatan Namorambe dengan penggunaan lahan dominan di wilayah ini berupa pertanian warga.
Pertanian dengan system holtikultura lebih intensif mengalami kerusakan lahan dibandingkan dengan lahan yang memiliki vegetasi alami, hal ini didasari oleh lahan dengan pertanian holtikultura selalu mengalami rotasi tanam sehingga menyebabkan lahan lebih sering terbuka, pemanfaatan yang cenderung terus-menerus, pemberian pupuk kimia yang tidak sesuai dengan kebutuhan lahan atau berlebihan akan lebih cepat mengalami kerusakan lahan jika dibandingkan dengan lahan dengan vegetasi alami. Sementara mayoritas penggunaan lahan di DAS Lau Padung adalah pertanian holtikultura.
Pengelolaan lahan pertanian pada sub DAS Lau Padung banyak dilakukan di lahan-lahan yang relatif curam. Sehingga pada Sub-DAS lau padung banyak kita temukan lahan-lahan yang longsor (landslide). Dengan keadaan seperti ini jika tidak mendapatkan perhatian khusus tentunya dapat mempercepat proses kerusakan tanah dan lahan penelitian yang sesuai dan analisis kelas kemampuan lahan yang tepat tentunya akan dapat membantu dalam peminimalisir dampak dari pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Analisis Kelas
(15)
4
Kemampuan Lahan Di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang, terdapat beberapa permasalahan lahan di Sub-DAS lau padung kecamatan naorambe diantaranya sebagai berikut : 1) pemanfaatan Sub-DAS yang kurang diperhatikan kelestariannya 2) banyaknya pertanian yang dilakukan pada lahan yang curam. 3) Di beberapa titik ditemukan lahan-lahan yang longsor (landslide) 4) sifat-sifat tanah dan lahan yang berbeda-beda membutuhkan pengelolaan yang berberbeda-beda-berbeda-beda 5) perlu dilakukannya survei Analisis kelas kemampuan lahan di Sub DAS Lau Padung.
C. Pembatasan Masalah
Melihat dari banyak penyebab kerusakan lahan serta luasnya cakupan lokasi penelitian, maka penulis membatasi masalah dan lokasi penelitian yaitu pada analisis kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : Bagaimanakah kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang?
(16)
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai bahan petimbangan bagi pemerintah daerah Deli Serdang dalam perencanan penggunaan lahan secara khusus di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk setempat dalam upaya pemanfaatan lahan yang lestari di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
3. Menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis terkhusus dalam menulis karya ilmiah berbentuk skripsi.
4. Sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penulis ataupun peneliti lain dalam mengkaji masalah yang sama pada waktu dan daerah yang berbeda.
(17)
70
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sub-DAS Lau Padung memiliki 7 satuan lahan yaitu DV, DIV, DIII, DII, FV, FII dan FI. Hasil pengklasifikasian kriteria kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung diperoleh 2 kelas kemampuan lahan yaitu kelas kemampuan lahan IV yang terdapat pada satuan lahan DIV,DIII,DII,,FII dan FI. dan kelas kemampuan lahan VI pada satuan lahan DV dan FV. Pada kelas kemampuan lahan IV hambatan dominan dan hambatan terberat dipengaruhi oleh kriteria lahan yaitu tekstur lapisan atas, tekstur lapisan bawah, permeabilitas dan drainase tanah yang berada pada kelas kemampuan IV, sedangkan pada kelas kemampuan lahan VI hambatan terberat di pengaruhi oleh kemiringan lereng (>30-45%) yang berada pada kelas kemampuan lahan VI. Sedangkan kriteria lahan yang menguntungkan lahan di Sub-DAS Lau Padung adalah kedalaman tanah yang secara keseluruhan memiliki kedalaman >90cm, ancaman banjir yang tidak pernah terjadi di Sub-DAS Lau Padung serta salinitas.
B. Saran
1. penggunaan lahan di Sub-DAS Lau Padung lebih diarahkan pada tanaman tahunan atau tanaman hutan yang memiliki perakaran yang dalam hal ini untuk mencegah terjadinya erosi yang lebih besar karena faktor penghambat dominan di Sub-DAS Lau Padung yaitu lereng permukaan, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan drainase.
(18)
71
2. Metode konservasi yang disarankan untuk lahan di Sub-DAS Lau Padung penghutanan kembali (reforestation), wanatani (agroforestry), Pengolahan tanah menurut kontur, Pembuatan guludan, Terasering, dan Saluran air Konservasi diatas bertujuan untuk memperkecil kerusakan lahan dan memperbaiki drainase lahan.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang evaluasi lahan terkait upaya konservasi dan kesesuaian lahan di Sub-DAS Lau Padung, sehingga dapat menjadi acuan konservasi dan kesesuaian lahan yang lebih memperhatikan kelestarian lahan dan meningkatkan penghasilan petani di Sub-DAS Lau Padung.
(19)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor : IPB Press
Jamulya dan Tukidal. 1994.Tanah dan Survei Tanah (Hasil Penelitian Evaluasi Sumberdaya Lahan Angkatan IV 1-31 Juli 1994). Yogyakarta : UGM Kartasapoetra, dkk, 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Maroeto dan Sasongko, Purnomo Edi. 2002. Perencanaan Kemampuan Penggunaan Lahan Untuk Konservasi Lahan "Recharge Area" Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek, (online), (http://eprints.upnjatim. ac.id/2956/1/purnomo_edy.pdf, Diakses 10 November 2014).
Pasaribu, P.H.P. 2014. Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi Tanah Di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan.
Siregar, Nicho Chandra. 2013. Evaluasi Kemampuan Dan Kesesuaian Lahan Terhadap
Tanaman Kehutanan Di Arboretum Kempus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, (online), (http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/39720/7/Cover.pdf, Diakses 10 November 2014).
Soraya, Emma. DKK (2008) Berjudul Arahan Penggunaan Lahan Untuk
Pengendalian Erosi Tanah Di SUB DAS Opak Hulu (online), (http://fkt.ugm.ac.id/research/2__Emma_ Jurnal Manajemen MH_ 2008 .pdf, Diakses 10 November 2014).
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta : ANDI Tarru, Satriani, dkk. 2013. Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemampuan
Lahan Di Sub Das Kelara Bagian Hulu Pada Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Janeponto, (Online), (http://pasca.unhas.ac. id/jurnal/files/9c0a90767c50c59445b1a53b71a5e7e.pdf, Diakses 10 November 2014)
Utomo, W. H. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia. Jakarta : C. V Rajawali Widiatmaka, S. H. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Tata Guna Lahan.
(1)
mengakibatkan perbedaan sifat-sifat lahan. Perbedaan sifat-sifat lahan ini memerlukan tindakan pengelolaan yang berbeda antara lahan yang datar, landai, bergelombang maupun lahan yang berbukit. salah satu sungai besar yang melintasi Kecamatan Namorambe adalah sungai Belawan yang mengalir dari Kabupaten Deli Serdang, melewati Kota Medan dan bermuara di pantai timur Sumatera di Kecamatan Hamparan Perak, DAS Belawan memiliki banyak Sub-DAS diantaranya Sub-Sub-DAS Lau Padung yang berada di Kecamatan Namorambe dengan penggunaan lahan dominan di wilayah ini berupa pertanian warga.
Pertanian dengan system holtikultura lebih intensif mengalami kerusakan lahan dibandingkan dengan lahan yang memiliki vegetasi alami, hal ini didasari oleh lahan dengan pertanian holtikultura selalu mengalami rotasi tanam sehingga menyebabkan lahan lebih sering terbuka, pemanfaatan yang cenderung terus-menerus, pemberian pupuk kimia yang tidak sesuai dengan kebutuhan lahan atau berlebihan akan lebih cepat mengalami kerusakan lahan jika dibandingkan dengan lahan dengan vegetasi alami. Sementara mayoritas penggunaan lahan di DAS Lau Padung adalah pertanian holtikultura.
Pengelolaan lahan pertanian pada sub DAS Lau Padung banyak dilakukan di lahan-lahan yang relatif curam. Sehingga pada Sub-DAS lau padung banyak kita temukan lahan-lahan yang longsor (landslide). Dengan keadaan seperti ini jika tidak mendapatkan perhatian khusus tentunya dapat mempercepat proses kerusakan tanah dan lahan penelitian yang sesuai dan analisis kelas kemampuan lahan yang tepat tentunya akan dapat membantu dalam peminimalisir dampak dari pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Analisis Kelas
(2)
Kemampuan Lahan Di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang, terdapat beberapa permasalahan lahan di Sub-DAS lau padung kecamatan naorambe diantaranya sebagai berikut : 1) pemanfaatan Sub-DAS yang kurang diperhatikan kelestariannya 2) banyaknya pertanian yang dilakukan pada lahan yang curam. 3) Di beberapa titik ditemukan lahan-lahan yang longsor (landslide) 4) sifat-sifat tanah dan lahan yang berbeda-beda membutuhkan pengelolaan yang berberbeda-beda-berbeda-beda 5) perlu dilakukannya survei Analisis kelas kemampuan lahan di Sub DAS Lau Padung.
C. Pembatasan Masalah
Melihat dari banyak penyebab kerusakan lahan serta luasnya cakupan lokasi penelitian, maka penulis membatasi masalah dan lokasi penelitian yaitu pada analisis kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : Bagaimanakah kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang?
(3)
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai bahan petimbangan bagi pemerintah daerah Deli Serdang dalam perencanan penggunaan lahan secara khusus di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk setempat dalam upaya pemanfaatan lahan yang lestari di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
3. Menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis terkhusus dalam menulis karya ilmiah berbentuk skripsi.
4. Sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penulis ataupun peneliti lain dalam mengkaji masalah yang sama pada waktu dan daerah yang berbeda.
(4)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sub-DAS Lau Padung memiliki 7 satuan lahan yaitu DV, DIV, DIII, DII, FV, FII dan FI. Hasil pengklasifikasian kriteria kelas kemampuan lahan di Sub-DAS Lau Padung diperoleh 2 kelas kemampuan lahan yaitu kelas kemampuan lahan IV yang terdapat pada satuan lahan DIV,DIII,DII,,FII dan FI. dan kelas kemampuan lahan VI pada satuan lahan DV dan FV. Pada kelas kemampuan lahan IV hambatan dominan dan hambatan terberat dipengaruhi oleh kriteria lahan yaitu tekstur lapisan atas, tekstur lapisan bawah, permeabilitas dan drainase tanah yang berada pada kelas kemampuan IV, sedangkan pada kelas kemampuan lahan VI hambatan terberat di pengaruhi oleh kemiringan lereng (>30-45%) yang berada pada kelas kemampuan lahan VI. Sedangkan kriteria lahan yang menguntungkan lahan di Sub-DAS Lau Padung adalah kedalaman tanah yang secara keseluruhan memiliki kedalaman >90cm, ancaman banjir yang tidak pernah terjadi di Sub-DAS Lau Padung serta salinitas.
B. Saran
1. penggunaan lahan di Sub-DAS Lau Padung lebih diarahkan pada tanaman tahunan atau tanaman hutan yang memiliki perakaran yang dalam hal ini untuk mencegah terjadinya erosi yang lebih besar karena faktor penghambat dominan di Sub-DAS Lau Padung yaitu lereng permukaan, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan drainase.
(5)
2. Metode konservasi yang disarankan untuk lahan di Sub-DAS Lau Padung penghutanan kembali (reforestation), wanatani (agroforestry), Pengolahan tanah menurut kontur, Pembuatan guludan, Terasering, dan Saluran air Konservasi diatas bertujuan untuk memperkecil kerusakan lahan dan memperbaiki drainase lahan.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang evaluasi lahan terkait upaya konservasi dan kesesuaian lahan di Sub-DAS Lau Padung, sehingga dapat menjadi acuan konservasi dan kesesuaian lahan yang lebih memperhatikan kelestarian lahan dan meningkatkan penghasilan petani di Sub-DAS Lau Padung.
(6)
Jamulya dan Tukidal. 1994.Tanah dan Survei Tanah (Hasil Penelitian Evaluasi Sumberdaya Lahan Angkatan IV 1-31 Juli 1994). Yogyakarta : UGM Kartasapoetra, dkk, 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Maroeto dan Sasongko, Purnomo Edi. 2002. Perencanaan Kemampuan Penggunaan Lahan Untuk Konservasi Lahan "Recharge Area" Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek, (online), (http://eprints.upnjatim. ac.id/2956/1/purnomo_edy.pdf, Diakses 10 November 2014).
Pasaribu, P.H.P. 2014. Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi Tanah Di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan.
Siregar, Nicho Chandra. 2013. Evaluasi Kemampuan Dan Kesesuaian Lahan Terhadap Tanaman Kehutanan Di Arboretum Kempus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, (online), (http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/39720/7/Cover.pdf, Diakses 10 November 2014).
Soraya, Emma. DKK (2008) Berjudul Arahan Penggunaan Lahan Untuk Pengendalian Erosi Tanah Di SUB DAS Opak Hulu (online), (http://fkt.ugm.ac.id/research/2__Emma_ Jurnal Manajemen MH_ 2008 .pdf, Diakses 10 November 2014).
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta : ANDI Tarru, Satriani, dkk. 2013. Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemampuan
Lahan Di Sub Das Kelara Bagian Hulu Pada Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Janeponto, (Online), (http://pasca.unhas.ac. id/jurnal/files/9c0a90767c50c59445b1a53b71a5e7e.pdf, Diakses 10 November 2014)
Utomo, W. H. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia. Jakarta : C. V Rajawali Widiatmaka, S. H. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Tata Guna Lahan.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Perss