ragam genetik V
g
diduga dengan rumus: V
g
= V
p
- V
e
sehingga dapat dihitung nilai heritabilitas arti luas h
bs
dengan rumus: h
bs
= V
g
100 V
e
Hubungan antar karakter dianalisis dengan menghitung nilai koefisien korelasi Pearson. Masing-masing nilai koefisien korelasi diuji pada taraf nyata
0.01 Gomez dan Gomez 1995. Nilai koefisien korelasi r dihitung dengan rumus:
r
xy
= cov
xy
σ
x
σ
y
dimana, cov
xy
= peragam antara karakter x dengan karakter y σ
x
= simpangan baku karakter komponen hasil σ
y
= simpangan baku karakter hasil
2. Analisis Fenotipe Tetua dan RILs F6 Bahan Tanaman
Bahan tanaman yang digunakan adalah tetua Ceneng dan Godek, masing- masing merupakan tetua toleran dan peka terhadap intensitas cahaya rendah, F1
dan 45 RILs F6 hasil persilangan kedua tetua. Genotipe RILs F6 diperoleh dari hasil percobaan pada tahap 1.
Metode
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok RAK dengan genotipe sebagai perlakuan. Perlakuan yang digunakan adalah
genotipe yaitu 45 RILs generasi F6 yang diulang tiga kali. Penelitian dilaksanakan di bawah naungan paranet dengan intensitas cahaya 45. Pengolahan tanah
sampai siap tanam dilakukan dua minggu sebelum tanam. Satuan percobaan yang digunakan berbentuk baris, masing-masing baris terdiri dari 10 lubang tanam yang
ditanami satu benih per lubang. Seminggu sesudah tanam, tanaman diberi pupuk dasar dengan dosis 100 kgha SP6, 200 kgha Urea, dan 100 kgha KCl. Gulma
yang mengganggu pertanaman dibersihkan sebanyak 3 kali, sedangkan untuk menghindari serangan hama dan penyakit, tanaman disemprot dengan fungisida
dan pestisida. Karakter yang diamati dalam penelitian ini adalah karakter agronomi yang terdiri dari tinggi tanaman saat panen, jumlah cabang produktif,
jumlah buku total, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, jumlah polong total, persentase polong isi, dan daya hasil.
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan terdiri dari: 1. Uji nilai tengah antara tetua Ceneng dan Godek: dilakukan dengan
menggunakan uji t dengan bantuan perangkat Minitab versi 12.0. 2. Uji kenormalan sebaran data: dilakukan untuk masing-masing karakter
menggunakan uji kenormalan Shapiro-Wilk dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel dan Minitab versi 12.0.
3. Analisis sidik ragam: dilakukan untuk masing-masing karakter dengan menggunakan perangkat Minitab versi 12.0. Hasil analisis sidik ragam
digunakan untuk pendugaan ragam genetik dan heritabilitas arti luas. Ragam genetik dan heritabilitas arti luas diduga dengan pemisahan komponen ragam
berdasarkan rancangan acak kelompok. Menurut Steel dan Torrie 1993, model aditif yang digunakan adalah:
Yij= µ + α
i
+ β
j
+ ε
ij
Dimana: Yij = hasil pengamatan pada genotipe ke - i dalam ulangan ke - j µ = nilai tengah pengamatan
α
i
= pengaruh aditif genotipe ke- i β
j
= pengaruh kelompok ke - j ε
ij
= pengaruh galat percobaan Berdasarkan sumber keragaman yang terdapat pada Tabel 17 maka dapat
ditentukan ragam fenotipe Vp, ragam genotipe Vg, ragam lingkungan Ve, dan nilai heritabilitas dalam arti luas h
2 bs
dengan rumus penghitungan yaitu: Vp = KTGr
Ve = KTE Vg = KTG-KTEr
h
2 bs
= VgVp X 100
Tabel 17. Sumber keragaman pengaruh genotipe terhadap karakter agronomi
kedelai pada kondisi intensitas cahaya rendah Sumber keragaman
db JK
KT EKT
F hitung Ulangan
r-1 JKU
KTU KTUKTE
Genotipe g-1 JKG
KTG M1
KTGKTE Galat
r-1 g-1 JKE
KTE M2
Total rg-1
4. Analisis korelasi: dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar karakter dengan menghitung nilai koefisien korelasi Pearson. Masing-masing
nilai koefisien korelasi diuji pada taraf nyata 0.01 Gomez dan Gomez 1995. Nilai koefisien korelasi r dihitung dengan rumus:
r
xy
= cov
xy
σ
x
σ
y
dimana, cov
xy
= peragam antara karakter x dengan karakter y σ
x
= simpangan baku karakter komponen hasil σ
y
= simpangan baku karakter hasil
3. Konstruksi Peta Pautan Toleransi terhadap Intensitas Cahaya Rendah