HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PERAWATAN LANSIA ALZHEIMER DENGAN GANGGUAN KEMAMPUAN ORIENTASI DI KELURAHAN SUMBER SARI KOTA MALANG

(1)

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PERAWATAN

LANSIA ALZHEIMER DENGAN GANGGUAN KEMAMPUAN

ORIENTASI DI KELURAHAN SUMBER

SARI KOTA MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH Khairunnisah NIM. 09060148

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : KHAIRUNNISAH

NIM : 09060148

Program Studi : Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Keluarga dalam Perawatan Lansia Alzheimer dengan Gangguan Kemampuan Orientasi di Kelurahan Sumber Sari Kota Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Oktober 2014 Yang Membuat Pernyataan

Khairunnisah NIM. 09060148


(5)

v

Motto

Lakukan yang terbaik tetapi jangan menganggap diri baik, jadilah orang

yang selalu bersyukur jangan menganggap kenikmatan yang kecil adalah sedikit

tetapi yakinlah kepada Allah Azza Wajalla bahwa kenikmatan yang sedikit

akan menambahkan kenikmatan yang banyak, jadilah orang yang selalu bersabar

yakinlah kepada Allah Azza Wajalla bahwa dengan kesabaran akan

mendatangkan kemaslahatan (kebaikan) bagi diri sendiri maupun orang lain.

Bersyukur dan bersabar adalah sahabat tanpa bersyukur tidak akan bisa bersabar

dan tanpa bersabar tidak akan bisa bersyukur, kunci kesuksesan dan kebahagiaan

adalah bersyukur dan bersabar. Amar ma’ruf nahi munkar (menasehatilah dengan kebaikan dan menjauhi keburukan).

Qs. Al-insyirah : 5-6

Allah tidak akan member ujian diluar batas kemampuan manusia.

Qs. Ali Imran : 173

Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik


(6)

vi

Kupersembahkan

Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillahirrabbil‘alamiin. Segala puji bagi Allah, TuhanRabbul ‘alamiin (Tuhan semesta alam) segala limpahan dan karunia-Nya serta nikmat-nikmat Allah yang tiada tara. Begitu maha baik dan maha besar-Nya Allah, Allah tidak tidur untuk mengatur segala urusan hamba-Nya, begitu maha mulia-Nya Allah, maha adil-Nya Allah selalu mengurus hamba-Nya didunia ini yang ada dilangit dan bumi. Ikan-ikan yang berada dia air berdoa untuk orang-orang yang menuntut ilmu karena Allah begitu indah-Nya Islam dengan kasih saying Allah, Allah member ganjaran yang baik bagi orang-orang yang berbuat baik dan menuntut ilmu karena Allah terutama ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Cukuplah Allah sebagai pelindung dancukuplah Allah sebagai penolong, hanya Allahlah (Tuhan semesta alam) penolong kita didunia dan di akhirat, tidak ada tempat perlindungan dan permohonan kecuali Allah Rabbul ‘alamiin (Tuhan semesta alam). Begitu indahnya islam, Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik dan menuntut ilmu karena Allah. Alhamdulillah dengan karunia Allahlah sehingga Studi saya selesai.


(7)

vii

Salam dan shalawat atas junjungan Nabi besar Muhammad Saw (Kekasih Allah yang mulia dan agung) yang memperjuangkan risalah kebenaran dijalan Allah Swt, yang membedakan yang haq dan bathil. Nabi saw adalah Rahmatanlil ‘alamiin (rahmat bagi semesta alam), Agama islam adalah cahaya

bagi kaum muslimin, Rasulullah Sawlah yang memperjuangkan yang haq untuk kaum muslimin sehingga Alhamdulillah dapat keluar dari jaman jahiliyah (kebodohan).

Sanusi dan Nuraini adalah Kedua orang TuaKu yang begitu mencintaiKu dan sangat kucintai, begitu besar pengorbanan kedua orang tuaku terhadap anak-anaknya, aku sangat berterima kasih kepada kedua orang tuaku yang selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, mereka adalah orang tua yang selalu mendidik anak-anak dengan baik, mama dan bapakku selalu menasehati dengan kebaikan dan memberikan motivasi arahan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mama adalah ibu sekalian menjadi sahabat bagiku dan saudara-saudaraku, mama adalah ibu yang sangat mencintai anak-anaknya dengan tulus tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Bapak adalah ayah yang selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dan selalu memotivasi anak-anaknya yang terbaik.


(8)

viii

Kakak-kakakku dan adik-adikku yang aku cintai, merekalah yang selalu mendukung dan memotivasi aku. Mulya Fitri Anggriani adalah adikku yang kusayangi yang membantu menemani dalam mengerjakan skripsi dan Jumratul Akbar adalah adikku yang kusayangi yang selalu peduli kepada saudara-saudaranya. Ratnah Muliati adalah kakakku yang kusayangi yang selalu peduli dan memberikan yang terbaik untuk saudara-saudaranya tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Titi Astiawati adalah kakakku yang kusayangi yang selalu mendukung terhadap saudara-saudaranya. Dewi Sumiyati adalah kakakku yang kusayangi yang selalu mendukung saudara-saudaranya.

Sepupu-sepupuku yang kucintai. Sepupuku adalah kak nur, man, kak ahmad, kakudin, kak asma, kak eva, kak saiful, kak gufran, kak mira, kak erna, kak fadli, afan, zaky, kak ida, kak yati, kak faldi dan tidak bisa kusebut nama satu persatu. Mereka ini adalah sepupu yang sangat peduli.

Sahabat-sahabatku yang kucintai. Sahabat adalah yang selalu ada disaat sedih maupun senang mereka adalah sahabat terbaikku yang selalu mendukung dan memotivasiku yang terbaik. Mereka adalah sahabat yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri. Begitu indahnya persahabatan selalu ada untuk sahabat-sahabatnya. Mereka (My best Friend) adalah AyuAriany Palupy, Nuraini, Azizah Ahmad, Titis Septi Risky Amalia, Heni Widiasari, Novita Sari


(9)

ix

dan my best friend adalah Rahma Wati, dia adalah teman kecilku, waktu kecilaku selalu bersama-bersamanya.

Banyak kenang-kenangan canda tawa bersama Teman-teman PSIK C 2009 yang tidak bisa kulupakan dan tidak bisa kusebut namanya satu persatu.

Aku sangat berterima kasih kepada Kedua Orang Tuaku, kakak-kakakku, adik-adikku, sepupu-sepupuku, sahabatku, teman-temanku dan terutama kepada Allah Azza Wajalla.

Saya sangat Berterima Kasih kepada ibu Aini Alifatin,S.Kep., ,M.Kep dan ibu Tutu April A. S.Kp., M.Kes yang banyak member motivasi dan membimbing skripsi saya.

Mengingatlah Allah Azza Wajalla selalu supaya Allah Azza Wajalla mengingat kita (meridhoi) dan memberikan kemudahan serta memberi jalan keluar disetiap langkah.

Barakallahufikum


(10)

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Perilaku Keluarga dalam Perawatan Lansia Alzheimer Dengan Gangguan Orientasi dikelurahan Sumber Sari Kota Malang”. Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti prasetyo, M. Kep, Sp. Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Aini Alifatin, S.Kep.,M.Kep selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Tutu April A. S.Kp.,M.Kes selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nurul Aini, S.kep., Ns., M.Kep selaku penguji I yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan Skripsi ini..

6. Ibu henik Tri Rahayu, Skep.Ns., MS penguji II yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan Skripsi ini.


(11)

xi

7. Kedua orangtuaku tercinta, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moril, material, spiritual kepada penulis selama menempuh pendidikan.

8. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.

9. Teman-teman PSIK 2009.

10. Semua Pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, Oktober 2014


(12)

xii ABSTRACT

RELATIONSHIP FAMILY BEHAVIOUR INTO CAREGIVER EDERLY ALZHIEMER WITH ORIENTATION ABILITY DISTURBANCE IN

KELURAHAN SUMBER SARI KOTA MALANG Khairunnisah1 Aini Alifatin2, Tutu April A3

Background: somepeople caregiving who disease alzheimer didn’t responsible easil. Everyday will challenges contrast which is maybe come to stressful condition for her caregiving people. One of responsible hardly is handle doing change behaviour and personality of disease Alzheimer. Activity such as take a bath, make a cloth, and eaten, who can do with easily become something that difficult for disease. The purpose of research this is for knowing relationship family behaviour in caregiving Alzheimer ederly with orientation ability disturbing in Kelurahan Sumber Sari Kota Malang. Method: Research design is used with descriptive analytic. All family who in get ederly, such as family that do cargiving alzheimer ederly in Kelurahan Sumber Sari Kota Malang, Totally lansia 2000, sampling in this research get many 20 respondents are used purposive sampling, independent Variable are family behaviour in cargiving Alzheimer ederly and dependent variable is orientation ability disturbing. Data analyisis in this uses spearman rank (Rho).

Result: The result for this research get correlation score Spearman Rank (Rho) count r biggest 0,75 with many significant 0,05. correlation score get Spearman Rank (Rho),

more big of correlation and significant small less to correlation table r to α = 0,05.

Conclusion: Any relationship between family behaviour in cargiving Alzheimer ederly with orientation ability disturbing.

Keyword: Alzheimer Ederly, Family Behaviour , Orientation Ability Disturbing, 1. Study Program of Nursing science, Faculty of Health Science, University of

Muhammadiyah Malang

2. Lecture in the Study Program of Nursing Science, University Muhammadiyah Malang

3. Lecture in the Study Program of Nursing Science, University of Muhammadiyah Malang


(13)

xiii

ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PERAWATAN LANSIA ALZEIMER DENGAN GANGGUAN KEMAMPUAN ORIENTASI DI

KELURAHAN SUMBER SARI KOTA MALANG

Khairunnisah1 Aini Alifatin2, Tutu April3

Latar belakang : Merawat seseorang yang menderita penyakit Alzheimer bukan tugas mudah. Setiap hari akan muncul tantangan-tantangan yang mungkin mendatangkan kondisi stresful bagi orang yang yang merawatnya. Salah satu tugas berat yang mesti dilakukan adalah menangani perubahan perilaku dan kepribadian dari penderita Alzheimer. Aktivitas seperti mandi, berpakaian, dan makan, yang dapat dilakukan dengan mudah menjadi sesuatu yang sulit bagi penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Perilaku Keluarga dalam Perawatan lansia Alzheimer Dengan Gangguan kemampuan orientasi di Kelurahan Sumber Sari Kota Malang.

Metode : Desain penelitian ini menggunakan dengan analitik deskriptif. Seluruh keluarga yang didalamnya terdapat lansia, baik keluarga yang melakukan perawatan lansia alzheimer di Kelurahan Sumber Sari Kota Malang, Jumlah lansia 2000. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 responden yaitu menggunakan tekhnik sampling (purposive sampling). Variebel independen yaitu perilaku keluarga dalam perawatan lansia alzhiemer dan variebel depeneden adalah gangguan kemampuan orientasi. Analisa data dilakukan menggunakan Korelasi Spearman Rank (Rho).

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan nilai Korelasi Spearman Rank (Rho) r hitung sebesar 0,75 dengan signifikasi sebesar 0,05. Nilai Korelasi Spearman Rank (Rho) r hitung tersebut lebih besar dari Korelasi r tabel 0,450 dan signifikasi lebih kecil dari α =0,05.

Kesimpulan : Ada hubungan antara perilaku keluarga dalam perawatan lansia Alzhiemer dengan gangguan kemampuan orientasi

Kata Kunci : Lansia Alzheimer, Perilaku Keluarga Dan Gangguan Kemampuan Orientasi 1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(14)

xiv DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar keaslian penelitian... iii

Abstrak ... iv

Daftar isi ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Tabel ...vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran vii ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 5

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan penelitian ... 1.3.1 Tujuan umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Definisi Istilah... 7

1.6 Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep Keluarga ... 10

2.1.1 Pengertian ... 10

2.1.2 Tipe atau Bentuk Keluarga ... 10

2.1.3 Struktur Keluarga ... 11

2.1.4 Fungsi Keluarga ... 12

2.1.5 PeranKeluarga ... 12

2.1.6 Peran KeluargaKeluarga terhadap Lansia ... 13

2.1.7 Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia... 14

2.1.8 Tugas Perkembangan Keluarga Berkaitan dengan Lansia ... 16

2.2 Konsep Perilaku ... 6


(15)

xv

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku keluarga ... 17

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perawatan ... 18

2.3 Konsep Perawatan Lansia Alzheimer ... 18

2.3.1 Perawatan Lansia Alzheimer ... 18

2.3.2 Praktik dalam Melakukan Perawatan Lansia Alzheimer ... 19

2.3.4 Strategi Mengisi Hari dengan Penderita Alzheimer ... 29

2.3.5 Strategi Berperan Sebagai Pengasuh... 31

2.4 Konsep Lansia ... 34

2.4.1 Pengertian Lansia ... 34

2.4.2 Batasan-batasan Lansia ... 34

2.4.3 Klasifikasi Lansia ... 35

2.4.4 Streotipe Psikologik Orang Usia Lanjut. ... 36

2.4.5 Perubahan-perubahan Pada Usia Lanjut ... 37

2.4.6 Penyakit yang sering jumpai pada Lansia ... 40

2.4.7 Tugas Perkembangan Lansia ... 41

2.5 Konsep Alzheimer ... 41

2.5.1 Pengertian ... 42

2.5.2 Penyebab Penyakit Alzheimer ... 42

2.5.3Asosiasi Alzheimer sepuluh tanda-tanda untuk mendeteksi penyakit Alzheimer ... 42

2.5.4 GangguanKemampuan Orientasi Lansia Alzhiemer ... 45

2.5.5 Faktor resikopenyakit Alzheimer ... 47

2.5.6 Tahap-tahap dari penyakit Alzheimer Living with Alzheimer’s Desease ... 49

2.5.7 Tujuh tahap dalam penyakit Alzheimer ... 51

BAB III KERANGKA KONSEPDAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 54

3.1 Kerangka Konseptual... 54

3.2 Hipotesis Penelitian ... 55

BAB IV MOTODE PENELITIAN ... 56

4.1 Desain Penelitian ... 56

4.2 Kerangka Penelitian... 56

4.3. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian ... 58

4.3.1 Populasi ... 58

4.3.2 Sampel ... 58

4.3.3 Tekhnik Sampling ... 58


(16)

xvi

4.4.1 Variebel Independen ... 59

4.4.2 Variebel Dependen... 59

4.5 Definisi Operasional ... 60

4.6 Tempat Penelitian ... 60

4.7 Waktu Penelitian ... 60

4.8 Instrumen Penelitian ... 61

4.8.1 Uji Validitas ... 63

4.8.2 Uji Reliabilitas ... 73

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 74

4.10 Analisa dan Pengolahan Data ... 75

4.10.1 Analisa Univariat ... 75

4.10.2 Analisa Bivariat ... 75

4.11 Etika Penelitian ... 77

4.1.1 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent) ... 77

4.11.2 Tanpa Nama (Annonimity) ... 77

4.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ... 78

BAB HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 79

5.1 Hasil Penelitian ... 79

5.2 Data Umum ... 79

5.2.1 Usia ... 79

5.2.2 Jenis kelamin ... 80

5.2.3 Pendidikan ... 80

5.3 Data Khusus ... 81

5.3.1 Identifikasi PerilakuKeluarga Dalam Merawat Lansia Alzheimer... 81

5.3.2 Identifikasi Gangguan Kemampuan Orientasi Lansia Alzhiemer ... 81

5.4 Hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansia Alzhiemer dengan gangguan kemampuan orientasi ... 83

5.5 Analisa Data Hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansia Alzheimer dengan kemampuan orientasi ... 84


(17)

xvii BAB VI PEMBAHASAN74

6.1 Identifikasi Perilaku Keluarga Dalam Perawatan Lansia Alzheimer ... 85

6.2 Identifikasi Gangguan Kemampuan Orientasi Lansia Alzheimer ... 86

6.3 Hubungan antara perilaku keluarga dalam perawatan lansia Alzheimer dengan gangguan kemampuan orientasi... 87

6.4 Ketebatasan Penelitian ... 89

BAB VII PENUTUP ... 91

7.1 Kesimpulan ... 91

7.2 saran ... 91

Daftar Pustaka ... 93 Lampiran


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Gejala Penuaan Normal dengan Penyakit Alzheimer ... 45

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 60

Tabel 4.2 Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuisioner Perilaku Keluarga Dalam Merawat Lansia Alzheimer ... 62

Tabel 4.3 Kisi-kisi Kuisoner Gangguan Kemampuan Orientasi Lansia Alzheimer63 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ... 79

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ... 80

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ... 80

Tabel 5.3.1 Identifikasi Perilaku Keluarga dalam Merawat Lansia Alzheimer ... 81


(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 54 Gambar 4.1 Skema kerangka penelitian ... 57


(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden ... 98 Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden ... 99 Lampiran 3 Lembar kuisioner perilaku dalam perawatan lansia alzheimer ... 101 Lampiran 4 Lembar kuisioner gangguan kemampuan orientasi dengan

menggunakan mmse ... 111 Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian


(21)

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, AH..2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba medika : Jakarta Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap manusia teori dan pengukurannya Edisi ke 2. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes :Jawa timur

Christopher, M . 2007. Pikun dan Pelupa. Jakarta : Dian Rakyat Copel, L. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: EGC Darmojo, dkk.2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut.FKUI:Jakarta

Hariyanto, dkk. 2005. Asuhan keperawatan konsep dan proses. Edisi 1. Malang: Buntara Media Hidayat,AJ. 2007 Metode Penelitian Keperawatan dan tekhnik Analisis data. Jakarta: Salemba

Medika

Ginsberg, L. 2007. Lecture Notes Neurologi. Edisi 8. Jakarta : Erlangga Imam, S Dkk.

-2005. Asuhan Keperawatan Keluarga. Buntara Media: Malang Jurnal Frontiers of neural circuit. 10 Desember 2013

Kusuma, R. 2013. Berdamai dengan Alzheimer: Strategi menjadi Caregiver bagi penderita penyakit Alzheimer. Jogjakarta : kata hati

Lumbantobing,S.M. 2008. NeurologiKlinik.Jakarta :FKUI

Maryam, dkk. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba medika Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka CiPta

Nursalam.2008. Konsepdan Penerapan Metodolog iPenelitian llmu Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika


(22)

xxii

Price, Sylvia A, dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep klinis Proses-Proses penyakit. Jakarta: EGC

Sugiono.2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta

Wilkinson. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC

Yatim, F. 2003. Pikun (Demensia), Penyakit Alzheimer, dan Sejenisnya. Jakarta: Pustaka Populer obor


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahwa seiring dengan meningkatnya usia populasidunia, sistem tradisional untuk perawatan informal oleh keluarga, teman, dankomunitas tidak akan bertahan dan berkelanjutan. Data dari World Alzheimer’s Report 2013 memprediksi bahwa jumlah orang lansia yang dependen akan meningkat dari 101 juta menjadi 277 juta dalam 2050, hampir tiga kali lipat. Hampir setengahnya hidup dengan penyakit Alzheimer atau jenis Demensia lainnya, yang secara cepat akan menjadi krisis kesehatan global. Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar satu juta orang menderita Alzheimer.

Di Indonesia, seiring dengan peningkatan angka harapan hidup akan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk lansia. Angka bahwa pada 2000 jumlah penduduk lansia mencapai 7,28%. Jumlah ini akan meningkat dan pada 2020 diproyeksikan persentase lansia mencapai 11,34. Hal yang perlu diwaspadai ialah peningkatan penyakit yang berhubungan dengan proses-proses degeneratif seperti penyakit Alzheimer. Apabila orang menderita penyakit tersebut tidak akan mampu hidup mandiri sehingga beban bagi keluarga dan secara umum masyarakat dan negara. Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan dan kemandirian para lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga maupunmasyarakat karena masalah penyakit degeneratif akibat proses penuaan yang sering menyertai para lansia.


(24)

2

Penyakit Alzheimer merupakan salah satu penyakit demensia yang paling sering ditemukan pada orang tua berusia 65 tahun keatas. Demensia merupakan suatu gejala kerusakan otak berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat, menilai, berbahasa, perubahan suasana hati, dan berkomunikasi. Gangguan tersebut menjadikan orang yang menderita penyakit Alzheimer akan kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Pada kondisi penyakit parah, penderita akan selalu membutuhkan kehadiran orang lain dan tidak pernah mampu mandiri (Kusuma, 2013).

Penurunan fungsi kognitif yang terjadi tidak berlangsung serta merta, tetapi secara bertahap. Fungsi pertama yang mengalami penurunan perhatian sering diidentifikasi dari kondisi seseorang yang berpergian seorang diri, entah dengan alasan bagaimana tersesat. Perubahan kepribadian juga turut terjadi dari akibat penurunan memori dan perhatian yang ditandai dari sikap apatis, menarik diri, tidak mampu berbahasa secara baik dan lancar (Kusuma, 2013).

Penyakit Alzheimer pertama kali dipublikasikan oleh seorang dokter bernama Alaois Alzheimer pada 1906. Dr. Alzheimer mengamati pasien perempuan bernama Aguste D. Yang menderita gangguan mental. Aguste mengalami pelemahan memori otak yang kuat, disorientasi, halusianasi berperilaku agresif, dan keras. Setelah empat setengah tahun menderita gangguan tersebut, Aguste meninggal dalam kedaan yang akut. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan fakta bahwa pada otaknya terdapat lapisan atau plak/plaque (amyloid plaques) dan serabut saraf yang tidak normal (neurofibrillary tangles) (Kusuma, 2013).

Dari hasil temuannya, Dr. Alzheimer mengungkapkan bahwa penyakit yang diderita Aguste terkait erat dengan keadaan abnormal pada organ otak. Adanya lapisan dan serabut yang tidak normal tersebut juga menjadi penyebab sel-sel neuron tidak dapat berhubungan sehingga mempengaruhi fungsi dan peranannya. Maka pada akhirnya mempengaruhi


(25)

3

perilaku individu secara keseluruhan. Plaque tersebut terdiri dari lapisan peptida protein yang mengandung racun atau pecahan-pecahan yang tersebut beta amyloid. Organ otak mengalami penyusutan jumlah neuron terutama saraf kolinergik yang terdapat didaerah limbik otak dan korteks. Selain itu, terjadi penurunan jumlah enzim kolin aseltiltransferase dikorteks serebral dan hippocampus (Kusuma, 2013).

Disorientasi yang terjadi pada lansia merupakan tidak ada perhatian dan defisit memori,ketidaktepatan verbal,gangguan perilaku, tidak rela, dan kegagalan untuk melaksanakan aktivitas harian. Lansia disorientasi mengalami apatis, pendiam, atau yang tidak kooperatif (Wollanin dan Phillips).

Merawat seseorang yang menderita penyakit Alzheimer bukan tugas mudah. Setiap hari akan muncul tantangan-tantangan yang bukan tidak mungkin mendatangkan kondisi yang stresful bagi orang yang yang merawatnya. Salah satu tugas berat yang mesti dilakukan adalah menangani perubahan perilaku dan kepribadian dari penderita Alzheimer. Akitivitas seperti mandi, berpakaian, dan makan, yang dapat dilakukan dengan mudah menjadi sesuatu yang sulit bagi penderita. Keluarga harus mampu menjadi peran pendamping atau mitra peran, dan mampu memberi tugas sebuah peran kepada orang lain dan juga dapat memahami lebih baik bagaimana berperilakudalam peran tersebut (Friedman, Browden & Jones, 2003).

Keluarga merupakan motivator utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia(Maryam, 2008). Keluarga mempunyai peran penting dalam kehidupan lansia. Ketika lansia membutuhkan bantuan, maka keluarga yang akan memberikan bantuan tersebut. Keluarga menyiapkan atau


(26)

4

memberikan bantuan dan dukungan pada lansia paling sedikit 80%.Anak dewasa merupakan sumber utama pemberi dukungan pada lansia (Meiner & Lueckonette, 2006).Keluarga yang hidup dalam interaksi yang rumit dimana keluargamenciptakan ikatan dengan individu, keluarga ataupun kelompok yang lebih besar dan keluarga sangat dipengaruhi ikatan ini dan keluarga merupakan pelaku-pelaku aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga (Friedman, Browden & Jones, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Lam dan Boey (2004) menyatakan bahwa 24,7% lansia mengalami gangguan kesehatan mental dan 29,7% mengalami depresi. Kondisi yang dialami oleh lansia berhubungan dengan kondisi lansia meliputi lingkungan tempat tinggal lansia, ketersediaan pemberi bantuan atau pemberi pelayanan pada lansia dan kurangnya dukungan keluarga pada lansia. Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan akan berbeda dalam tahap-tahap siklus kehidupan manusia. Dalam setiap tahap siklus kehidupan, dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai hal dan akibatnya adalah meningkatnya kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2003).Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari penyakit, dan untuk kalangan lansia dapat meningkatkan fungsi kognitif, fungsi fisik dan menunjang kesehatan emosi (Ryan & Austin, 1989 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003).Dukungan sosial keluarga merupakan bantuan penting guna membantu keluarga yang sedang mengalami kondisi tertentu yang berkaitan dengan masalah yang akan muncul dalam keluarga. Dukungan sosial keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dan lingkungan sosialnya (Friedman, Bowden & Jones, 2003).Dukungan sosial yang dievaluasi oleh individu dan manfaat supportif saat dievaluasi oleh individu atau keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2003).


(27)

5

Menurut hasil penelitian Sahar (2004) adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap keluarga sebagai pemberi layanan pada lansia, akan meningkatkan pemahaman keluarga tentang proses penuaan dan dapat memfasilitasi keluarga dalam mempersiapkan dan memberikan pelayanan pada anggota keluarga lansia.

Peran perawat adalah kesabaran dan kemauan untuk menjalani tugas sepenuh hati. Menyediakan perawatan dan membantu keluarga menjalani hari-harinya (Kusuma, 2013).

Dari hasil Studi Pendahuluan terdapat 20Responden dengan melakukan kunjungan kerumah lansia, wawancara terhadap keluarga lansia dan melakukanpenelitian hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansiaAlzheimer dengan gangguan kemampuan orientasi diKelurahan Sumber Sari Kota Malang. Keluarga berperan penting dalam menjaga dan merawat lansia Alzheimer untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga memberikan dukungan dan motivasi kepada lansia agar tidak mudah lupa dengan berkreativitas.Masalah yang terjadi pada lansia mengalamidisorientasi waktu dan tempat, kemampuan berkonsentrasi menurun dan cenderung harus mengulang pertanyaan beberapa kali.Kurangnya kegiatan yang diadakan juga merupakan masalah kemungkinan teriadinya penurunan daya ingat pada lansia. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik

melakukan penelitian. “Hubungan Perilaku Keluarga dalam Perawatan lansia Alzheimer dengan gangguan kemampuan orientasi di Kelurahan Sumber Sari Kota Malang”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu, “Bagaimana Hubungan Perilaku Keluarga dalam Perawatan lansia Alzheimer dengan gangguankemampuan orientasi diKelurahan Sumber Sari Kota Malang ?


(28)

6

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansiaAlzheimer dengangangguan kemampuan orientasi diKelurahan Sumber SariKota Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasiperilaku keluarga dalam merawat lansia Alzheimer diKelurahan Sumber Sari Kota Malang

b. Mngidentifikasi kemampuan orientasi lansia Alzhiemer diKelurahan Sumber Sari Kota Malang

c. Menganalisahubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansia Alzheimer dengan gangguan kemampuan orientasi diKelurahan Sumber Sari Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Peneliti

a. Bagi Peneliti

Menambah tingkat pengetahuan dan motivasi serta mengembangkan teori-teori ilmu keperawatandalam melakukan penelitian hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansia Azheimer dengan gangguan kemampuan orientasi.

b. Bagi peneliti lain

Penelitian ini bisa dijadikanbahan acuan/masukanuntuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan pengetahuan yang mendasar dan dapat ditingkatkan/diterapkan pada lingkungan masyarakat.


(29)

7

1.4.2 Institusi

Instansi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan agar institusi pelayanan kesehatan mengetahui apa saja perilaku keluarga yang berpengaruh dalam merawat lansia sehingga dapat menjadi acuan pemberian pelayanan kesehatan dengan melakukan penyuluhan pada keluarga yang merawat pasienAlzheimer.

1.4.3 Bagi perawat

Penelitian ini diharapkan perawat bisa sebagai motivator dan edukator yang membimbing keluarga dalam merawat lansia serta meningkatkan motivasi dan pengetahuan keluarga dalam berperilaku merawat lansia Alzheimer pada keluarga yang kurang mampu merawat lansia Alzheimer.

1.4.4 Bagi keluarga

Penelitian ini diharapkan keluarga dapat berperilaku yang lebih baik dalam merawat lansia Alzheimer.

1.4.5 Bagi Lansia

Penelitian ini diharapkan dapat membantu lansia yang kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari serta membutuhkan keluarga yang merawatnya.

1.5 Definisi Istilah

a. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktvitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

b. Keluarga adalah berkumpulnya dua orang atau lebih dan saling berinteraksi yang ada suatu ikatan perkawinan (Hariyanto, T dkk, 2005).


(30)

8

c. Perawatan adalah memberikan dukungan emosional, membantu dalam pekerjaan rumah tangga, perawatan diri, membantu keuangan, membuat keputusan tentang perawatan yang dijalankan oleh rumah sakit, dan lain-lain (Kusuma, 2013).

d. Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

e. Alzheimer merupakan penyakit dementia primer yang tersering. Penyakit Alzheimer (AD) adalah penyakit yang bersifat degeneraif dan progresif pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron, serta mengakibatkan gangguan memori, berfikir, dan tingkah laku (Price dan Wilson, 2006).

1.6 Keaslian penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Rita Hadi Widyastuti dengan Judul “gambaran beban keluarga dalam merawat lansia dengan demensia di kelurahan pancoranmas, depok, jawa barat: studi fenomenologi”.Merawat lansia dengan demensia merupakan pengalaman yang unik dan menimbulkan dampak pada keluarga yang merawat lansia dengan demensia yaitu stress sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan beban pada keluarag (family burden). Keluarga harus beradaptasi dengan perubahan kepribadian dan perilaku yang dialami oleh lansia dengan demensia.Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam untuk proses pengumpulan data. partisipan adalah anggota keluarga utama yang merawat lansia demensia, yang didapatkan dengan teknik purposive sampling.Analisa data menggunakan metode collaizi. hasil penelitian ini teridentifikasi 4 tema yaitu: 1) beban fisik 2) beban psikologik3)beban ekonomi dan 4) beban sosial. Dapat disimpulkan beban keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam dan mengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh pemberi asuhan


(31)

9

lansia.hasil penelitian diharapkan dapat pemahaman bahwa keluarga dengan lansia demensia merupakan kelompok risiko yang penting untuk diintervensi dalam tingkat kelompok danmasyarakat.

Perbedaan penelitian yang dilakukan olehRita Hadi Widyastuti dengan pengalaman keluarga merawat lansia dengan demensia.Memberikan peravvatan pada anggola keluarga dengan demensia merupakan pengalaman yang unik dan hal yang membuat stresssehingga dapat menimbulkan dan menmgkatkan caregiver burden.Caregiver harus beradaptasi dengan perubahan kepribadiandan perubahan tingkah laku lansia demensia.Tujuan dari penelitian ini adalah memahami secara mendalam pengalaman keluargadalam merawat lansia dengan demensia dan bagaimana keluarga memaknainya. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam Lintuk proses pengumpulan data. Partisipan adalah caregiver ulama lansia demensia, yangdidapatkan dengan leknik purposive sampling.Analisa data menggunakan metode Colliaizi. Hasil penelitian ini teridentifikasi 7tema yaitu: 1) respon positif dalam merawat lansia demensia 2) respon negatif dalam merawat lansia demensia 3) Kopingcaregiver yaitu koping adapt) f dan koping maladaptive 4) Makna budaya dan spiritual dalam merawat lansia demensia5)Kewajiban merawat lansia; 6) harapan sebagai caregiver lansia yaitu harapan terhadap diri sendiri, harapan terhadap keluarga danharapan terhadap masyarakat; dan 7) kebutuhan lansia terhadap pelayanan kesehatan yaitu bebas biaya, layanan khusus bagi lansiadan pendidikan kesehalan. Dapat disimpulkan pengalaman keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam danmengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh pemberi asuhan lansia.Hasil penelitian diharapkan dapatmemperoleh pemahaman yang lebih baik bahwa


(1)

memberikan bantuan dan dukungan pada lansia paling sedikit 80%.Anak dewasa merupakan sumber utama pemberi dukungan pada lansia (Meiner & Lueckonette, 2006).Keluarga yang hidup dalam interaksi yang rumit dimana keluargamenciptakan ikatan dengan individu, keluarga ataupun kelompok yang lebih besar dan keluarga sangat dipengaruhi ikatan ini dan keluarga merupakan pelaku-pelaku aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga (Friedman, Browden & Jones, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Lam dan Boey (2004) menyatakan bahwa 24,7% lansia mengalami gangguan kesehatan mental dan 29,7% mengalami depresi. Kondisi yang dialami oleh lansia berhubungan dengan kondisi lansia meliputi lingkungan tempat tinggal lansia, ketersediaan pemberi bantuan atau pemberi pelayanan pada lansia dan kurangnya dukungan keluarga pada lansia. Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan akan berbeda dalam tahap-tahap siklus kehidupan manusia. Dalam setiap tahap siklus kehidupan, dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai hal dan akibatnya adalah meningkatnya kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2003).Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari penyakit, dan untuk kalangan lansia dapat meningkatkan fungsi kognitif, fungsi fisik dan menunjang kesehatan emosi (Ryan & Austin, 1989 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003).Dukungan sosial keluarga merupakan bantuan penting guna membantu keluarga yang sedang mengalami kondisi tertentu yang berkaitan dengan masalah yang akan muncul dalam keluarga. Dukungan sosial keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dan lingkungan sosialnya (Friedman, Bowden & Jones, 2003).Dukungan sosial yang dievaluasi oleh individu dan manfaat supportif saat dievaluasi oleh individu atau keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2003).


(2)

Menurut hasil penelitian Sahar (2004) adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap keluarga sebagai pemberi layanan pada lansia, akan meningkatkan pemahaman keluarga tentang proses penuaan dan dapat memfasilitasi keluarga dalam mempersiapkan dan memberikan pelayanan pada anggota keluarga lansia.

Peran perawat adalah kesabaran dan kemauan untuk menjalani tugas sepenuh hati. Menyediakan perawatan dan membantu keluarga menjalani hari-harinya (Kusuma, 2013).

Dari hasil Studi Pendahuluan terdapat 20Responden dengan melakukan kunjungan kerumah lansia, wawancara terhadap keluarga lansia dan melakukanpenelitian hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansiaAlzheimer dengan gangguan kemampuan orientasi diKelurahan Sumber Sari Kota Malang. Keluarga berperan penting dalam menjaga dan merawat lansia Alzheimer untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga memberikan dukungan dan motivasi kepada lansia agar tidak mudah lupa dengan berkreativitas.Masalah yang terjadi pada lansia mengalamidisorientasi waktu dan tempat, kemampuan berkonsentrasi menurun dan cenderung harus mengulang pertanyaan beberapa kali.Kurangnya kegiatan yang diadakan juga merupakan masalah kemungkinan teriadinya penurunan daya ingat pada lansia. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik melakukan penelitian. “Hubungan Perilaku Keluarga dalam Perawatan lansia Alzheimer dengan gangguan kemampuan orientasi di Kelurahan Sumber Sari Kota Malang”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu, “Bagaimana Hubungan Perilaku Keluarga dalam Perawatan lansia Alzheimer dengan gangguankemampuan orientasi diKelurahan Sumber Sari Kota Malang ?


(3)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansiaAlzheimer dengangangguan kemampuan orientasi diKelurahan Sumber SariKota Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasiperilaku keluarga dalam merawat lansia Alzheimer diKelurahan Sumber Sari Kota Malang

b. Mngidentifikasi kemampuan orientasi lansia Alzhiemer diKelurahan Sumber Sari Kota Malang

c. Menganalisahubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansia Alzheimer dengan gangguan kemampuan orientasi diKelurahan Sumber Sari Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Peneliti

a. Bagi Peneliti

Menambah tingkat pengetahuan dan motivasi serta mengembangkan teori-teori ilmu keperawatandalam melakukan penelitian hubungan perilaku keluarga dalam perawatan lansia Azheimer dengan gangguan kemampuan orientasi.

b. Bagi peneliti lain

Penelitian ini bisa dijadikanbahan acuan/masukanuntuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan pengetahuan yang mendasar dan dapat ditingkatkan/diterapkan pada lingkungan masyarakat.


(4)

1.4.2 Institusi

Instansi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan agar institusi pelayanan kesehatan mengetahui apa saja perilaku keluarga yang berpengaruh dalam merawat lansia sehingga dapat menjadi acuan pemberian pelayanan kesehatan dengan melakukan penyuluhan pada keluarga yang merawat pasienAlzheimer.

1.4.3 Bagi perawat

Penelitian ini diharapkan perawat bisa sebagai motivator dan edukator yang membimbing keluarga dalam merawat lansia serta meningkatkan motivasi dan pengetahuan keluarga dalam berperilaku merawat lansia Alzheimer pada keluarga yang kurang mampu merawat lansia Alzheimer.

1.4.4 Bagi keluarga

Penelitian ini diharapkan keluarga dapat berperilaku yang lebih baik dalam merawat lansia Alzheimer.

1.4.5 Bagi Lansia

Penelitian ini diharapkan dapat membantu lansia yang kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari serta membutuhkan keluarga yang merawatnya.

1.5 Definisi Istilah

a. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktvitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

b. Keluarga adalah berkumpulnya dua orang atau lebih dan saling berinteraksi yang ada suatu ikatan perkawinan (Hariyanto, T dkk, 2005).


(5)

c. Perawatan adalah memberikan dukungan emosional, membantu dalam pekerjaan rumah tangga, perawatan diri, membantu keuangan, membuat keputusan tentang perawatan yang dijalankan oleh rumah sakit, dan lain-lain (Kusuma, 2013).

d. Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

e. Alzheimer merupakan penyakit dementia primer yang tersering. Penyakit Alzheimer (AD) adalah penyakit yang bersifat degeneraif dan progresif pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron, serta mengakibatkan gangguan memori, berfikir, dan tingkah laku (Price dan Wilson, 2006).

1.6 Keaslian penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Rita Hadi Widyastuti dengan Judul “gambaran beban keluarga dalam merawat lansia dengan demensia di kelurahan pancoranmas, depok, jawa barat: studi fenomenologi”.Merawat lansia dengan demensia merupakan pengalaman yang unik dan menimbulkan dampak pada keluarga yang merawat lansia dengan demensia yaitu stress sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan beban pada keluarag (family burden). Keluarga harus beradaptasi dengan perubahan kepribadian dan perilaku yang dialami oleh lansia dengan demensia.Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam untuk proses pengumpulan data. partisipan adalah anggota keluarga utama yang merawat lansia demensia, yang didapatkan dengan teknik purposive sampling.Analisa data menggunakan metode collaizi. hasil penelitian ini teridentifikasi 4 tema yaitu: 1) beban fisik 2) beban psikologik3)beban ekonomi dan 4) beban sosial. Dapat disimpulkan beban keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam dan mengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh pemberi asuhan


(6)

lansia.hasil penelitian diharapkan dapat pemahaman bahwa keluarga dengan lansia demensia merupakan kelompok risiko yang penting untuk diintervensi dalam tingkat kelompok danmasyarakat.

Perbedaan penelitian yang dilakukan olehRita Hadi Widyastuti dengan pengalaman keluarga merawat lansia dengan demensia.Memberikan peravvatan pada anggola keluarga dengan demensia merupakan pengalaman yang unik dan hal yang membuat stresssehingga dapat menimbulkan dan menmgkatkan caregiver burden.Caregiver harus beradaptasi dengan perubahan kepribadiandan perubahan tingkah laku lansia demensia.Tujuan dari penelitian ini adalah memahami secara mendalam pengalaman keluargadalam merawat lansia dengan demensia dan bagaimana keluarga memaknainya. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam Lintuk proses pengumpulan data. Partisipan adalah caregiver ulama lansia demensia, yangdidapatkan dengan leknik purposive sampling.Analisa data menggunakan metode Colliaizi. Hasil penelitian ini teridentifikasi 7tema yaitu: 1) respon positif dalam merawat lansia demensia 2) respon negatif dalam merawat lansia demensia 3) Kopingcaregiver yaitu koping adapt) f dan koping maladaptive 4) Makna budaya dan spiritual dalam merawat lansia demensia5)Kewajiban merawat lansia; 6) harapan sebagai caregiver lansia yaitu harapan terhadap diri sendiri, harapan terhadap keluarga danharapan terhadap masyarakat; dan 7) kebutuhan lansia terhadap pelayanan kesehatan yaitu bebas biaya, layanan khusus bagi lansiadan pendidikan kesehalan. Dapat disimpulkan pengalaman keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam danmengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh pemberi asuhan lansia.Hasil penelitian diharapkan dapatmemperoleh pemahaman yang lebih baik bahwa caregiver.