Uji Asumsi Klasik METODE PENELITIAN

c. Koefisisen determinasi Dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda, maka masing-masing variabel independen yaitu Return On Asset ROA , Earning Per Share EPS, Dividen Per Share DPS, Price to Book Value PBV secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi variabel dependen, yaitu harga saham Y yang dinyatakan dalam R 2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh Return On Assets ROA, Earning Per Share EPS, Dividen Per Share DPS, Price Book Value PBV secara simultan atau bersama-sama terhadap harga saham Y, sedangkan r 2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

3.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linear yang baik. Agar dalam analisis regresi diperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan. Maka harus diperhatikan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan linear antara variabel bebas dan variabel terikat 2. Besarnya varian error faktor pengganggu bernilai konstan untuk seluruh variabel bebas bersifat homoscedasticity. 3. Independensi dari error non autocorrelation 4. Normalitas dari distributor error. 5. Multikolinearitas yang sangat rendah Dalam analisis regresi linear berganda perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis tersebut. Untuk tujuan tersebut maka harus dilakukan pengujian terhadap empat asumsi klasik berikut ini. 3.5.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan veriabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik. Dengan melihat normal probality plot atau dengan histogram yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2007. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik Normal P-Plot atau dengan histogram dari residualnya Ghozali, 2007: 150. Adapun dasar yang dijadikan pengambilan keputusan adalah : 1. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. Dengan demikian model regresi memenuhi uji asumsi normalitas. 2. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal. Dengan demikian model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas. Dalam penelitian ini selain menggunakan grafik pengujian normalitas dilakukan dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini adalah metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas data. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis :  ρ 0,05 berarti variabel tersebut tidak berdistribusi normal.  ρ 0,05 berarti variabel tersebut berdistribusi normal. 3.5.2. Uji Multikolinearitas Pengujian asumsi ini untuk menunjukkan adanya hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam model regresi maupun untuk menunjukkan ada tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi diantara variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas berkorelasi dengan sempurna maka disebut multikolinearitasnya sempurna perfect multicoliniarity , yang berarti model kuadrat terkecil tersebut tidak dapat digunakan. Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah menguji asumsi tersebut dengan uji korelasi antar variabel independen dengan matriks korelasi. Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah menguji asumsi tersebut dengan uji korelasi antar variabel independen dengan matriks korelasi. 3.5.3. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu data time series maupun tersusun dalam rangkaian ruang yang disebut data cross sectional. Salah satu pengujian yang umum digunakan untuk menguji adanya autokorelasi adalah uji statistik durbin watson. Uji ini dihitung berdasar jumlah selisih kuadrat nilai-nilai faktor-faktor gangguan berurutan. 3.5.4. Uji Heteroskedastis Penyimpangan uji asumsi klasik ini adalah adanya gejala heteroskedastisitas, artinya varians variabel dalam model tisak sama. Konsekuensi dari adanya gejala heteroskedastis adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel besar maupun kecil walaupun penaksir diperoleh menggambarkan populasinya dalam arti tidak bias. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Cara untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan rumus Rank Spearman. Pengujian heterokesdasitas yang dilakukan dengan korelasi spearmen dengan ketentuan dimana jika nilai koefisien korelasi semua prediktor terhadap residual adalah 0,05 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokesdasitas Sugiyono, 2002: 54. 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum dan Profil Perusahaan Sampel

Bursa Efek Indonesia didirikan berdasarkan Akte Notaris Nomor 27 tanggal 26 Desember tahun 1991 dengan 221 perusahaan sebagai pemegang saham. Kedudukan perseroan sebagai badan hukum yang telah disahkan Surat Keputusan menteri Kehakiman Nomor C.2-8146 HT.1.1 Tanggal 27 Maret tahun 1992. Penyerahan bursa dari Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM kepada perseroan dilakukan pada tanggal 16 April 1992, dengan akte Notaris tanggal 16 April 1992. Peresmian Swastanisasi perseroan dilakukan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli 1992 di Jakarta. Sekuritas atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di BEI adalah saham preferen preferen stock, saham biasa comon stock, hak rifht, dan obligasi konvertibel convertible bond. Saham biasa telah mendominasi volume di BEI. Dalam penelitian yang menjadi sampel adalah perusahaan perbankan. Industri perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan, properti dan lain- lain. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MARKET VALUE ADDED, ECONOMIC VALUE ADDED, OPERATING CASH FLOW DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM ( Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terd

1 9 19

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), EARNING PER SHARE (EPS), CURRENT RATIO (CR), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Listed di BEI Tahun 2012-2014)

2 29 88

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), EARNING PER SHARE(EPS), DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Periode Tahun 2006-2008)

0 15 1

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI EARNING PER SHARE dan HUBUNGANNYA TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE

0 4 19

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), EARNING PER SHARE (EPS), DAN BOOK VALUE PER SHARE (BVS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2011

0 6 59

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE TO BOOK VALUE (PBV), LEVERAGE RATIO DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BEI PERIODE 2009-2011.

1 28 71

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN CASH FLOW PER SHARE SEBELUM DAN SESUDAH RESTATEMENT TERHADAP RETURN SAHAM

5 60 53

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN CURRENT RATIO (CR) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011

0 1 13

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA PENUTUPAN SAHAM (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)

0 0 9

SKRIPSI PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNINGS RATIO (PER), RETURN ON ASSET (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 13