b. Akan tampak adanya ketidak-konsistenan dalam tarafkematangan, dirumah mereka lebih kekanak-kanakan dari pada disekolah.
c. Anak-anak responsif terhadap kewibawaan, hukuman yang adil, disiplin, dan penguatan
d. Konsep dirinya mulai terbentuk e. Mereka menyukai petualangan yang sangat berhasrat untuk ikut atau
terlibat dalam kelompok teman-temannya untuk merasakan dan melakukan kegiatan.
Setyo Nugroho:1994
2.6.2 Pembentukan Minat dan Motivasi Berolahraga pada Anak
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh R.R.Eiferman 1971 terhadap anak-anak untuk mengetahui pada umur berapa anak-anak menaruh minat untuk
mengikuti kegiatan olahraga,diperoleh hasil bahwa: 1 Pada umur 8-11 tahun minat berolahraga besar
2 Peran serta orang tua ayah dan ibu sebagai tokoh pendukung termasuk pengadaan fasilitas dan menciptakan suasana kondusif meliputi: penerimaan
acceptance, asosiasi positif positive association. Hukum efek dari Thorndike dan penguatan positif posiotive reinforcement.
3 Lebih menitikberatkan pada motivasi instrinsik daripada motivasi ekstrinsik, artinya olahraga sebagai kegiatan yang menyenangkan memupuk minat dan
kesenangan. 4 Peranan orang lain misalnya pelatih sebagai pemacu dalam menanamkan
minat maupun dorongan untuk mencapai prestasi.
5 Dukungan dan pengakuan dari Pemerintah dan masyarakat, bahwa olahraga yang dilakukan, merupakan sesuatu yang menimbulkan kegairahan tersendiri
adanya penilaian, penghargaan dan insentif.
2.6.3 Pembentukan Beberapa Ciri Kepribadian Atlet
Kepercayaan diri Pembentukan kepercayaan diri berhubungan erat dengan perasaan atau penilaian mengenai kemampuan penampilannya dalam:
1 Aspek Sosial Penilaian, tanggapan dan pengakuan masyarakat maupun media massa mengenai
prestasinya. 2 Aspek Intelektual
Mempunyai keyakinan bahwa ia dapat mengembangkan akal untuk mengalahkan lawan:
a. Aspek Fisik Menunjang keyakinannya dan mempertebal kepercayaan diri karena kondisi
fisiknya yang prima dan terlatih. b. Motivasi
Perlunya lebih banyak memberikan harapan dan tanggapan positif serta menghargai usahanya.
c. Pemusatan perhatian konsentrasi Melalui percakapan, penilaian, umpan balik dengan dialog dua arah.
d. Agresivitas Dalam olahraga bela diri aspek ini perlu diperlihatkan:
Bahwa agresivitas adalah sesuatu yang alami yang dimiliki oleh semua orang sebagai sesuatu yang bersifat naluriah.
1. Kuat lemahnya agresivitas bergantung secara perorangan, jadi ada faktor konstituasional.
2. Pembentukan sikap agresif masih dimungkinkan dengan latihan dan peniruan modeling, imitating.
3. Agresivitas sebagai kegiatan yang bersifat kompetitif, harus memperhitungkan keseimbangan antara kegagalan dan keberhasilan.
2.6.4 Pemanduan Atlet Berbakat