HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) DINI TERHADAP FREKUENSI TERJADINYA ISPA PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG
KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI
(MPASI) DINI TERHADAP FREKUENSI TERJADINYA ISPA
PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI RUMAH SAKIT
DR. SOEPRAOEN MALANG
Oleh:
DWI NELLI ZULFIA AMALIAH
09020011
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
(2)
ii
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) DINI TERHADAP FREKUENSI TERJADINYA ISPA PADA
ANAK USIA 1-4 TAHUN DI RS DR. SOEPRAOEN MALANG
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
DWI NELLI ZULFIA AMALIAH 09020011
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
(3)
(4)
(5)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul “Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Dini terhadap Frekuensi Terjadinya ISPA pada Anak Usia 1-4 Tahun di RS dr. Soepraoen Malang”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyelesaian tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas cinta dan rezeki yang dilimpahkan kepada hamba-Nya yang banyak lupa ini. Terima kasih atas kesempatan yang banyak Engkau berikan dalam kehidupan ini. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?”.
2. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus dosen wali dan penguji atas ijin, saran, ilmu, dan arahan yang diberikan selama ini.
3. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas saran, ilmu, dan arahan yang diberikan selama ini.
4. dr. Fathiyah Safithri, M.Kes selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas ilmu, bimbingan, dan dukungan yang diberikan selama penyelesaian tugas akhir ini.
(6)
vi
5. dr. Iwan Sis Indrawanto, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas ilmu dan motivasi yang diberikan selama ini.
6. dr. Diah Hermayanti, Sp.PK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas ilmu yang diberikan selama ini.
7. dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A selaku pembimbing I atas ilmu, bimbingan, dukungan, kesabaran, dan saran yang diberikan selama penyusunan karya tulis akhir ini.
8. Prof. DR. dr. Soebaktiningsih, DTMH, M.Sc, Sp.Par (K) selaku pembimbing II atas ilmu, bimbingan, dukungan, kesabaran, dan saran yang diberikan selama penyusunan karya tulis akhir ini.
9. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membekali banyak ilmu, pengalaman, dan nasihat selama ini. 10. Seluruh Staf TU dan laboran FK UMM (Pak Yono, Bu Rom, Bu Endang,
Mas Didit, Mas Faisal, Mas Nyono, Mas Miftah, Pak Husnan, Pak Joko, Bu Fat, Mbak Emi, Mbak Dilla, Mbak Ema, dan Bu Tyas) atas bantuan yang diberikan selama ini.
11. Ayahanda dan ibunda tercinta, Taryono, S.Pd, M.M dan Sri Yuni Nurhayati, S.Pd. atas doa yang terus mengalun dan kasih sayang yang tak berujung. Terima kasih atas setiap air mata yang menetes dan cucuran keringat yang mengalir, semoga selalu mendapat limpahan rahmat dari-Nya dan kelak Allah membalas semua kebaikan ayahanda dan ibunda dalam surga-Nya yang indah.
(7)
vii
12. Kakak tersayang Enisya Andantasari, Amd.Keb dan suaminya Ayyubi Muhson, Amd.Kep. Terima kasih banyak atas doa, nasihat, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan. Semoga kebaikan dari-Nya selalu menyertai kakak dan suaminya, serta si Fulan yang sebentar lagi akan lahir ke dunia. 13. Chrusty Gesang Prayogi, Amd, sahabat terbaik berbagi resah dan tawa,
sekaligus dosen pembimbing 3. Terima kasih selalu mengingatkan penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mengajarkan bahwa mimpi itu menyenangkan. Mari kita perjuangkan mimpi-mimpi itu bersama dan membuatnya menjadi nyata.
14. Sahabat sekaligus teman seperjuangan: Yenny Ardiani (Jennay), Harien Lestari (Ien), Ria Wijayanti (Mbak Riye), Ridia Alvi Fitria (Darat), Ryan Wijayanti (Mamen), Asti Pratiwi (Gadis Lincah), dan Winda Ayu Suryaningrum (Mbak Galau) atas kebersamaan, suka dan duka yang telah kita lalui. Semoga kita menjadi dokter yang bermaslahat bagi umat dan pribadi yang bermanfaat.
15. Rofi Ridho Nurbilad, Mbak Cui, Ayuf, Noverina. Terima kasih selalu menyemangati dan menjadi teman yang nyaman untuk bercerita.
16. Semua teman-teman akademik FK UMM angkatan 2009 dan semua pihak yang turut membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan karya tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf sebesar-besarnya bila tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
(8)
viii ABSTRAK
Dwi Nelli Zulfia Amaliah. 2013. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Dini terhadap Frekuensi Terjadinya ISPA pada Anak Usia 1-4 Tahun di RS dr. Soepraoen Malang. Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Pertiwi Febriana Chandrawati* (II) Soebaktiningsih**
Latar Belakang: Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian balita (1-4 tahun) di dunia. Pemberian MPASI dini dapat diduga menurunkan jumlah pemberian ASI sehingga menyebabkan anak lebih rentan terserang penyakit infeksi, termasuk ISPA.
Tujuan: Mengetahui hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan pendekatan secara cross
sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Jumlah sampel
didapat dari data rekam medis di RS dr. Soepraoen Malang bulan Januari-Maret 2013, yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 48 anak. Dilakukan wawancara terhadap orang tua anak dari rekam medis sebagai responden. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Dari 48 sampel didapatkan sebanyak 13 anak (27,08%) sering mengalami ISPA, 10 anak (20,83%) diantaranya diberi MPASI dini, sedangkan yang jarang mengalami ISPA sebanyak 35 anak (72,92%), 24 anak (50,00%) diantaranya diberi MPASI dini. Didapatkan nilai signifikansi (p-value)> α (0,572 > 0,05), bermakna bila p-value < α (0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara pemberian MPASI dini dengan frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang.
Kata Kunci: MPASI dini, ISPA, anak 1-4 tahun.
* Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UMM ** Staf Pengajar Ilmu Parasitologi Klinik, Fakultas Kedokteran UMM
(9)
ix ABSTRACT
Dwi Nelli Zulfia Amaliah. 2013. Correlation between early giving complementary food and frequency of Acute Respiratory Infection (ARI) in 1-4 years old children in dr Soepraoen Hospital Malang. Final Assignment. Faculty of Medical Science University of Muhammadiyah Malang. Advisor : (I) Pertiwi Febriana Chandrawati* (II) Soebaktiningsih**
Background: Acute Respiratory Infection (ARI) were the most factor of mortality in 1-4 years old children. Early giving complementary food, can reduce the amount of breast feeding, so that baby was susceptible to infection, including ARI.
The Aim of this Research : To know the correlation between early giving complementary food and frequency of Acute Respiratory Infection in 1-4 years old children in dr. Soepraoen Hospital Malang.
Method: Analytic observation used cross-sectional approach. Samples were taken by using total sampling method from medical report in dr. Soepraoen Hospital Malang between January-March 2013. Samples belong to inclusion criteria were 48 children. Mother of children in medical report were interviewed as respondents. Data analysis used the chi-square test.
Result: From total 48 samples there were 13 children (27,08%) belong to more suffering ARI, 10 of them (20,83%) were given early complementary food, the rest of 35 children belong to less suffering ARI (72,92%), 24 of them (50,00%) were given early complementary food. Significant value (p-value) > α (0,572 > 0,05), reliable if p-value < α (0,05).
Conclusion: There was no statistically significant correlation between early giving complementary food and frequency of Acute Respiratory Infection (ARI) in 1-4 years old children in dr. Soepraoen Hospital Malang.
Key Words: Early complementary food, ARI, 1-4 years old childrens.
* Lecturer of Pediatric Department, Medical Faculty UMM
(10)
x DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL DALAM ... LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PENGUJIAN ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ... DAFTAR SINGKATAN ………. DAFTAR LAMPIRAN ………... BAB 1 PENDAHULUAN ………..
1.1Latar Belakang ……….
1.2 Rumusan Masalah ………
1.3 Tujuan Penelitian ……….
1.3.1 Tujuan Umum ………...
1.3.2 Tujuan Khusus ………...
1.4 Manfaat Penelitian ………...
1.4.1 Manfaat Akademis ……….
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat ……….. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………. 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ……….
i iii iv v vii viii ix x xiv xv xvii 1 1 2 3 3 3 3 3 3 4 4
(11)
xi
2.1.1 Definisi ISPA ………. 2.1.2 Etiologi ………... 2.1.3 Cara Penularan ………... 2.1.4 Faktor Resiko ISPA ………... 2.1.4.1 Status Gizi ……….. 2.1.4.2 Usia Anak ………... 2.1.4.3 Pemberian ASI Tidak Memadai ……….... 2.1.4.4 Keteraturan Pemberian Vitamin A ……… 2.1.4.5 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ……... 2.1.4.6 Imunisasi Tidak Lengkap ……….. 2.1.4.7 Polusi Udara ……….. 2.1.4.8 Kepadatan Tempat Tinggal ………... 2.1.4.9 Tingkat Sosial Ekonomi dan Pendidikan ………...
2.1.5 Episode ISPA ……….
2.1.6 Klasifikasi ISPA ……….
2.1.6.1 ISPA Atas ………..
2.1.6.2 ISPA Bawah ………..
2.2 Makanan Pendamping ASI (MPASI) ………... 2.2.1 Definisi MPASI ……….. 2.2.2 Tujuan Pemberian MPASI ………. 2.2.3 Jenis-Jenis MPASI ………. 2.2.4 Pemberian MPASI yang Tepat ……….. 2.2.4.1 Usia 6-7 Bulan ………... 2.2.4.2 Usia 7-9 Bulan ………...
4 4 5 5 5 5 6 7 7 7 8 8 9 9 10 10 15 21 21 22 22 22 23 23
(12)
xii
2.2.4.3 Usia 9-12 Bulan ………. 2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MPASI ………… 2.2.6 Alasan Menunda Pemberian MPASI sampai Anak Usia 6
Bulan ……….. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ………...
3.1 Kerangka Konsep ………. 3.2 Hipotesis ………... BAB 4 METODE PENELITIAN ……… 4.1 Jenis/ Desain Penelitian ……… 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ………...
4.3.1 Populasi ……….. 4.3.2 Sampel ……… 4.3.3 Teknik Sampling ………... 4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian ………. 4.3.4.1 Kriteria Inklusi ………... 4.3.4.2 Kriteria Eksklusi ……… 4.3.5 Variabel Penelitian ………. 4.3.5.1 Variabel Bebas (Independent) ………... 4.3.5.2 Variabel Tergantung (Dependent) ………. 4.3.6 Definisi Operasional ……….. 4.4 Instrumen Penelitian ………. 4.5 Prosedur Penelitian ………... 4.5.1 Alur Penelitian ..………...
24 24 24 26 26 27 28 28 28 28 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 31 32 32
(13)
xiii
4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data ………..
4.6 Analisis Data ………
4.6.1 Uji chi-square………... BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ...
5.1 Gambaran Umum Penelitian………... 5.2 Karakteristik Responden... BAB 6 PEMBAHASAN ... BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ...
7.1 Kesimpulan ………... 7.2 Saran ………... DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
33 33 33 34 34 34 38 43 43 43
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1
5.1 5.2
5.3
Daftar pertanyaan wawancara kepada orang tua anak dari data rekam medis ... Karakteristik Data Dasar ... Tabulasi Silang antara Pemberian MPASI dengan perubahan Frekuensi Minum ASI ... Tabulasi silang antara pemberian MPASI dengan frekuensi terjadinya ISPA di poli anak RS dr. Soepraoen Malang ...
31 35
36
(15)
xv
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome ASI : Air Susu Ibu
BALT : Bronchus Asssociated Immunocompetent Lymphoid Tissue BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
CMV : Cytomegalovirus
CT : Computed Tomography
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia DTP : Difteri, Tetanus dan Pertusis
EBV : Epstein-Barr Virus HSV : Herpes Simplex Virus
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia IgA : Immunoglobulin A
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia MPASI : Makanan Pendamping ASI
MRS : Masuk Rumah Sakit
OR : Odds Ratio
PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RS : Rumah Sakit
(16)
xvi
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SK Menkes : Surat Keputusan Menteri Kesehatan
UNICEF : The United Nations Children’s Fund WHA : World Health Assembly
(17)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
2 3 4 5 6
Lembar Persetujuan Menjadi Responden dan Lembar Wawancara ... Hasil Pengolahan Data ... Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... Dokumentasi Penelitian ... Surat Ijin Pengambilan Data di RS dr. Soepraoen Malang ... Kartu Konsultasi Tugas Akhir ...
Halaman
47 51 58 60 61 62
(18)
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Arini D, 2012, Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Frekuensi Kejadian Diare dan ISPA pada Anak 6-12 Bulan, Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Vol.3 No.2, pp: 58-66
Astuti T, 2009, Pengembangan MPASI Berbasis Pupae-Mulberry (Pury): Efikasinya terhadap Pertumbuhan dan Motorik Bayi Gizi Kurang, Disertasi Doktor Program Studi Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Berman S, 1991, Epidemiology of Acute Respiratory Infections in Children of
Developing Countries, Reviews of Infectious Diseases, Vol.13 No.6, pp:
S454-62
Coutsoudis A, Bentley J, 2009, Gizi dan Perkembangan Anak, dalam Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, pp: 342-343
Daulay R, 1999, Kendala Penanganan Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Cermin Dunia Kedokteran, Edisi Khusus No. 80, pp: 48
Defendi GL, 2011, Croup, (http://emedicine.medscape.com/article/962972-overview), diakses pada 28 Februari 2013
Depkes RI, 2006, Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Lokal Tahun 2006, Jakarta, Depkes RI
Djojodibroto RD, 2009, Respirologi (Respiratory Medicine), Jakarta, EGC, pp: 131-136
Ghazali MV, Sastromihardjo S, Soedjarwo SR, Soelaryo T, Pramulyo HS, 2008, Studi Cross Sectional, dalam Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta, Binarupa Aksara, pp: 67
Goldhagen JL, 2000, Kesehatan Anak di Dunia yang Sedang Berkembang, dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol. 1, Edisi 15, Jakarta, EGC, pp: 30
Hart CA, Cuevas LE, 2007, Acute Respiratory Infections in Children, Vol.7 No.1 Hull D, Johnston DI, 2008, Dasar-Dasar Pediatri, Edisi 3, Jakarta, EGC, pp:
117-119
Kartasasmita CB, 2010, Pneumonia Pembunuh Balita, dalam Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita, Volume 3, pp: 24-25
Kemenkes RI, 2010, Pneumonia Penyebab Kematian Utama Balita, Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, (http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/410-pneumonia-penyebab-kematian-utama-balita.html), diakses pada tanggal 30 Mei 2012
(19)
xix
Kemenkes RI, 2010, Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak, Jakarta, Kemenkes RI
Kercsmar CM, 2010, Sistem Pernapasan, dalam Nelson Esensi Pediatri, Edisi 4, Jakarta, EGC, pp: 582-587
King L, 2011, Emergent Management of Croup (Laryngotracheobronchitis), (http://emedicine.medscape.com/article/800866-overview), diakses pada 28 Februari 2013
Manary MJ, Solomons NW, 2009, Aspek Kesehatan Masyarakat pada Gizi Kurang, dalam Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, pp: 224
Notoatmodjo S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta, pp: 168-185
Notoatmojo H, 2004, Peran Imunitas Tubuh dalam Pencegahan Penyakit Hepatitis Virus pada Anak, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Diponegoro, Semarang
Prabantini D, 2010, A to Z Makanan Pendamping ASI, Yogyakarta: Andi, pp: 2-11
Prince A, 2010, Penyakit Infeksi, dalam Nelson Esensi Pediatri, Edisi 4, Jakarta, EGC, pp: 415-418
Rahmawati D, 2008, Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di URJ Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya, Buletin Penelitian RSU Dr. Soetomo, Vol. 10 No.3, pp: 141-146
Roesli U, 2000, Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta, Niaga Swadaya, pp: 3, (http://books.google.co.id/books?id=zWDmh8QBIkMC&printsec=frontco ver&hl=id#v=onepage&q&f=false), diakses pada 15 Desember 2012 Rusmarjono, Soepardi EA, 2007, Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid,
dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, Edisi 6, Jakarta, Balai Penerbit FKUI
Said M, 2010, Pengendalian Pneumonia Anak-Balita dalam Rangka Mencapai MDG4, dalam Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita, Volume 3, pp: 16
Soedibyo S, Winda F, 2007, Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada Bayi yang Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan, Sari Pediatri, Vol. 8 No. 4, pp: 270-275
Sukamawa AAA, Sulistyorini L, Keman S, 2006, Determinan Sanitasi Rumah dan Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Kejadian ISPA pada Anak Balita serta Manajemen Penanggulangannya di Puskesmas, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.3 No.1, pp: 49-58
(20)
xx
Sulistyoningsih H, Rustandi R, 2011, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010, Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” tanggal 12 April 2011
Sutomo B, Anggraini DY, 2010, Makanan Sehat Pendamping ASI, Jakarta, Demedia, pp: 33-34
Taisir, 2005, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Kelurahan Lhok Bengkuang Kecamatan Tapak Tuan Aceh Selatan Tahun 2005, FKM USU Medan
Umniyati H, 2005, Penerapan ASI Eksklusif 6 Bulan Versus Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini di Indonesia, Jurnal Kedokteran Yarsi 13 (1), pp: 131-137
Wati EK, 2005, Hubungan Episode Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan Pertumbuhan Bayi Umur 3 sampai 6 Bulan di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, Tesis Program Studi Magister Gizi Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang
WHO, 2007, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pedoman Interim WHO, Jenewa, WHO
Wiwoho S, 2005, Bayi Berat Lahir Rendah sebagai Salah Satu Faktor Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Bayi, Tesis Program Studi Magister Epidemiologi, Universitas Diponegoro, Semarang
Yusup NA, Sulistyorini L, 2005, Hubungan Sanitasi Rumah secara Fisik dengan Kejadian ISPA pada Balita, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.1 No.2, pp: 110-119
(21)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme (bakteri dan virus) ke dalam organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari (Hull et al, 2008).
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian balita (1-4 tahun) di dunia. Pada periode 2000-2003 diperkirakan tiap tahun terdapat 10,6 juta balita meninggal dan dilaporkan sebanyak 2 juta balita (19%) meninggal akibat ISPA (Hart et al, 2007).
Di Indonesia ISPA juga merupakan jenis penyakit yang banyak diderita oleh balita (Rahmawati, 2008). Episode ISPA pada balita di Indonesia diperkirakan terjadi 3-6 kali per tahun, hal ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan ISPA sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi nasional ISPA sebesar 25,5% (Kemenkes RI, 2010). Jumlah kematian yang ada di Indonesia disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut mencakup 20% - 30% dari seluruh kematian balita (Depkes RI, 2000: Yusup et al, 2005).
Berdasarkan rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya menetapkan pemberian ASI yang tepat adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan. Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan/ pendamping sampai usia 6 bulan (Roesli, 2000). Akan tetapi setelah 6 bulan ASI saja tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi,
(22)
2
sehingga perlu ditambah makanan pendamping ASI. Namun praktek pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sangat dini masih terjadi. Dari data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan 30% bayi usia dibawah
enam bulan selain mendapatkan ASI juga diberi makanan, 18% diberi ASI dan susu formula, 9% diberi ASI dan air putih serta 20% diberi ASI dan jus (Kemenkes RI, 2010).
Padahal bayi yang telah diberi makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usia dini akan menyebabkan frekuensi minum ASI menurun sehingga produksi ASI akan menurun, dan dapat menurunkan daya tahan tubuh anak (Umniyati, 2005). Selanjutnya pemberian MPASI dini tersebut dapat menyebabkan bayi mudah terserang penyakit infeksi, termasuk ISPA (Kuti 1983; Prawirohartono 1997; Wati, 2005).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Malang menunjukkan bahwa prevalensi ISPA pada balita masih sangat tinggi. Data dari RS dr. Soepraoen Malang tahun 2011 menunjukkan bahwa kasus ISPA terdapat 81,9% kasus dari seluruh kunjungan datang di ruang kunjungan klinik anak, anak usia 1-4 tahun mempunyai persentase tertinggi yaitu sebesar 43,5%. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang?
(23)
3
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pemberian MPASI dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui perilaku anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang yang diberi MPASI dini.
b. Mengetahui frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun yang diberi MPASI dini di RS dr. Soepraoen Malang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis
a. Menambah pengetahuan tentang hubungan pemberian MPASI dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA.
b. Menjadi bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. 1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang terjadinya ISPA pada pemberian MPASI dini.
(1)
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Arini D, 2012, Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Frekuensi Kejadian Diare dan ISPA pada Anak 6-12 Bulan, Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Vol.3 No.2, pp: 58-66
Astuti T, 2009, Pengembangan MPASI Berbasis Pupae-Mulberry (Pury): Efikasinya terhadap Pertumbuhan dan Motorik Bayi Gizi Kurang, Disertasi Doktor Program Studi Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Berman S, 1991, Epidemiology of Acute Respiratory Infections in Children of Developing Countries, Reviews of Infectious Diseases, Vol.13 No.6, pp: S454-62
Coutsoudis A, Bentley J, 2009, Gizi dan Perkembangan Anak, dalam Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, pp: 342-343
Daulay R, 1999, Kendala Penanganan Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Cermin Dunia Kedokteran, Edisi Khusus No. 80, pp: 48
Defendi GL, 2011, Croup, (http://emedicine.medscape.com/article/962972-overview), diakses pada 28 Februari 2013
Depkes RI, 2006, Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Lokal Tahun 2006, Jakarta, Depkes RI
Djojodibroto RD, 2009, Respirologi (Respiratory Medicine), Jakarta, EGC, pp: 131-136
Ghazali MV, Sastromihardjo S, Soedjarwo SR, Soelaryo T, Pramulyo HS, 2008, Studi Cross Sectional, dalam Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta, Binarupa Aksara, pp: 67
Goldhagen JL, 2000, Kesehatan Anak di Dunia yang Sedang Berkembang, dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol. 1, Edisi 15, Jakarta, EGC, pp: 30
Hart CA, Cuevas LE, 2007, Acute Respiratory Infections in Children, Vol.7 No.1 Hull D, Johnston DI, 2008, Dasar-Dasar Pediatri, Edisi 3, Jakarta, EGC, pp:
117-119
Kartasasmita CB, 2010, Pneumonia Pembunuh Balita, dalam Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita, Volume 3, pp: 24-25
Kemenkes RI, 2010, Pneumonia Penyebab Kematian Utama Balita, Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, (http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/410-pneumonia-penyebab-kematian-utama-balita.html), diakses pada tanggal 30 Mei 2012
(2)
xix
Kemenkes RI, 2010, Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak, Jakarta, Kemenkes RI
Kercsmar CM, 2010, Sistem Pernapasan, dalam Nelson Esensi Pediatri, Edisi 4, Jakarta, EGC, pp: 582-587
King L, 2011, Emergent Management of Croup (Laryngotracheobronchitis), (http://emedicine.medscape.com/article/800866-overview), diakses pada 28 Februari 2013
Manary MJ, Solomons NW, 2009, Aspek Kesehatan Masyarakat pada Gizi Kurang, dalam Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, pp: 224
Notoatmodjo S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta, pp: 168-185
Notoatmojo H, 2004, Peran Imunitas Tubuh dalam Pencegahan Penyakit Hepatitis Virus pada Anak, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Diponegoro, Semarang
Prabantini D, 2010, A to Z Makanan Pendamping ASI, Yogyakarta: Andi, pp: 2-11
Prince A, 2010, Penyakit Infeksi, dalam Nelson Esensi Pediatri, Edisi 4, Jakarta, EGC, pp: 415-418
Rahmawati D, 2008, Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di URJ Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya, Buletin Penelitian RSU Dr. Soetomo, Vol. 10 No.3, pp: 141-146
Roesli U, 2000, Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta, Niaga Swadaya, pp: 3, (http://books.google.co.id/books?id=zWDmh8QBIkMC&printsec=frontco ver&hl=id#v=onepage&q&f=false), diakses pada 15 Desember 2012 Rusmarjono, Soepardi EA, 2007, Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid,
dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, Edisi 6, Jakarta, Balai Penerbit FKUI
Said M, 2010, Pengendalian Pneumonia Anak-Balita dalam Rangka Mencapai MDG4, dalam Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita, Volume 3, pp: 16
Soedibyo S, Winda F, 2007, Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada Bayi yang Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan, Sari Pediatri, Vol. 8 No. 4, pp: 270-275
Sukamawa AAA, Sulistyorini L, Keman S, 2006, Determinan Sanitasi Rumah dan Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Kejadian ISPA pada Anak Balita serta Manajemen Penanggulangannya di Puskesmas, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.3 No.1, pp: 49-58
(3)
xx
Sulistyoningsih H, Rustandi R, 2011, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010, Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” tanggal 12 April 2011
Sutomo B, Anggraini DY, 2010, Makanan Sehat Pendamping ASI, Jakarta, Demedia, pp: 33-34
Taisir, 2005, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Kelurahan Lhok Bengkuang Kecamatan Tapak Tuan Aceh Selatan Tahun 2005, FKM USU Medan
Umniyati H, 2005, Penerapan ASI Eksklusif 6 Bulan Versus Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini di Indonesia, Jurnal Kedokteran Yarsi 13 (1), pp: 131-137
Wati EK, 2005, Hubungan Episode Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan Pertumbuhan Bayi Umur 3 sampai 6 Bulan di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, Tesis Program Studi Magister Gizi Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang
WHO, 2007, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pedoman Interim WHO, Jenewa, WHO
Wiwoho S, 2005, Bayi Berat Lahir Rendah sebagai Salah Satu Faktor Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Bayi, Tesis Program Studi Magister Epidemiologi, Universitas Diponegoro, Semarang
Yusup NA, Sulistyorini L, 2005, Hubungan Sanitasi Rumah secara Fisik dengan Kejadian ISPA pada Balita, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.1 No.2, pp: 110-119
(4)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme (bakteri dan virus) ke dalam organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari (Hull et al, 2008).
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian balita (1-4 tahun) di dunia. Pada periode 2000-2003 diperkirakan tiap tahun terdapat 10,6 juta balita meninggal dan dilaporkan sebanyak 2 juta balita (19%) meninggal akibat ISPA (Hart et al, 2007).
Di Indonesia ISPA juga merupakan jenis penyakit yang banyak diderita oleh balita (Rahmawati, 2008). Episode ISPA pada balita di Indonesia diperkirakan terjadi 3-6 kali per tahun, hal ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan ISPA sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi nasional ISPA sebesar 25,5% (Kemenkes RI, 2010). Jumlah kematian yang ada di Indonesia disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut mencakup 20% - 30% dari seluruh kematian balita (Depkes RI, 2000: Yusup et al, 2005).
Berdasarkan rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya menetapkan pemberian ASI yang tepat adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan. Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan/ pendamping sampai usia 6 bulan (Roesli, 2000). Akan tetapi setelah 6 bulan ASI saja tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi,
(5)
2
sehingga perlu ditambah makanan pendamping ASI. Namun praktek pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sangat dini masih terjadi. Dari data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan 30% bayi usia dibawah
enam bulan selain mendapatkan ASI juga diberi makanan, 18% diberi ASI dan susu formula, 9% diberi ASI dan air putih serta 20% diberi ASI dan jus (Kemenkes RI, 2010).
Padahal bayi yang telah diberi makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usia dini akan menyebabkan frekuensi minum ASI menurun sehingga produksi ASI akan menurun, dan dapat menurunkan daya tahan tubuh anak (Umniyati, 2005). Selanjutnya pemberian MPASI dini tersebut dapat menyebabkan bayi mudah terserang penyakit infeksi, termasuk ISPA (Kuti 1983; Prawirohartono 1997; Wati, 2005).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Malang menunjukkan bahwa prevalensi ISPA pada balita masih sangat tinggi. Data dari RS dr. Soepraoen Malang tahun 2011 menunjukkan bahwa kasus ISPA terdapat 81,9% kasus dari seluruh kunjungan datang di ruang kunjungan klinik anak, anak usia 1-4 tahun mempunyai persentase tertinggi yaitu sebesar 43,5%. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang?
(6)
3
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pemberian MPASI dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui perilaku anak usia 1-4 tahun di RS dr. Soepraoen Malang yang diberi MPASI dini.
b. Mengetahui frekuensi terjadinya ISPA pada anak usia 1-4 tahun yang diberi MPASI dini di RS dr. Soepraoen Malang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis
a. Menambah pengetahuan tentang hubungan pemberian MPASI dini terhadap frekuensi terjadinya ISPA.
b. Menjadi bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. 1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang terjadinya ISPA pada pemberian MPASI dini.