11 pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan, perangsang potensi-potensi
anak, pengembangan kecakapan-kecakapan melaksanakan tuntunan dan contoh- contoh yang baik, belajar menahan diri, memperoleh pengajaran, dan menghadapi
saringan adalah pengaruh yang didapat dari lingkungan sekolah. Oleh karena itu sekolah menjadi sangat penting bagi pembentukan kepribadian anak.
3. Perwatakan dalam Sastra Anak
Tokoh dan perwatakannya dalam sastra adalah suatu perpaduan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan. Dalam buku tentang pengkajian fiksi, Nurgiyantoro
1998 : 165 menjelaskan bahwa istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Sedangkan watak, perwatakan, dan karakter merujuk pada sikap dan sifat
para tokoh. Lebih lanjut, Nurgiyantoro 2005 : 223 berpendapat bahwa tokoh- tokoh cerita fiksi hadir sebagai seseorang yang berjati diri, bukan sebagai sesuatu
yang tanpa karakter. Maksudnya, tokoh dalam sebuah cerita fiksi tidak semata- mata secara fisik. Melainkan juga berwujud kualitas non fisik atau karakter, yang
digunakan untuk memaknai keseluruhan keadaan mental, emosional, dan social yang membedakan seseorang dengan yang lain Lukens , 2003 : 76 .
Dalam sastra anak, tokoh yang akan dimunculkan sebaiknya sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Sugihastuti 1996 : 57-58 mengungkapkan bahwa
sesuai dengan kadar pemahaman dan kemampuannya mencerna sesuatu, maka anak-anak sebaiknya, pertama-tama dihadapkan pada tipe watak yang beroposisi
biner, yaitu watak hitam putih atau baik dan buruk. Pengertian ceritanyapun harus dibuat sederhana dan disampaikan dengan cara yang mudah dimengerti.
12 Menurut Lukens 2003 : 81-86 karakter dalam sastra anak dibagi menjadi
4 macam, yaitu karakter bulat, karakter datar, karakter statis, dan karakter dinamis.
a. Karakter bulat, adalah karakter yang dikembangkan secara penuh. Dalam
karakter ini, diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati diri tokoh. Karakter bulat lebih menyerupai
kehidupan nyata manusia. Ia memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, serta sering memberi kejutan.
b. Karakter datar, adalah pengembangan karakter ini lebih sedikit, bersikap
datar, dan ciri yang disampaikan sedikit. Watak dan tingkah laku karakter ini mudah dikenal, dipahami, dan cenderung stereotik.
c. Karakter statis, adalah karakter yang tidak mengalami perubahan atau
perkembangan perwatakan sebagai akibat adany peristiwa yang terjadi. d.
Karakter dinamis, tokoh dalam karakter ini mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perubahan peristiwa yang
dikisahkan. Adanya perubahan dan hubungan antar tokoh menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan watak sesuai dengan koherensi cerita
secara keseluruhan.
4. Psikologi Sastra
Karya sastra pada dasarnya merupakan cerminan perasaan atau pengalaman dan pemikiran sastrawannya tentang kehidupan yang diungkapkan
lewat bahasa Sayuti 1998: 67. Dalam penciptaan sebuah karya sastra seorang