2. Bagaimanakah pelaksanan pengikatan deposito yang dijadikan sebagai
jaminan kredit pada PT. Bank Mandiri? 3.
Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh PT. Bank mandiri dalam penyelesaian pencairan kredita dengan jaminan deposito?
Penulisan tesis ini tidak terlepas dari pendapat atau kutipan baik dari buku ataupun bahan yang berkenaan, semata-mata adalah sebagai faktor pendukung dan
pelengkap dalam penulisan yang memang sangat dibutuhkan demi menyempurnakan penulisan ini.
F. Kerangka Teori Dan Konsepsi
Teori adalah serangkaian praposisi atau keterangan yang saling berhubungan dan tersusun dalam sistem deduksi, yang mengemukakan penjelasan atas suatu gejala.
Sedikitnya terdapat tiga unsur dalam suatu teori, yaitu: 1.
penjelasan tentang hubungan antara berbagai unsur dalam suatu teori. 2.
teori menganut sistem deduktif, yaitu suatu yang bertolak dari suatu yang umum dan abstrak menuju suatu yang khusus dan nyata.
3. teori memberikan penjelasan atas gejala yang dikemukakannya. Fungsi dari
teori dalam suatu penelitian adalah untuk memberikan pengarahan kepada penelitian yang dilakukan.
27
1. Kerangka Teori
Kegunaan teori hukum dalam penelitian adalah sebagai pisau analisis pembahasan tentang peristiwa atau fakta hukum yang diajukan dalam masalah
27
Duane R. Monette, Thomas J. Sullivan, Comell R. Dejong, Applied Social Research, New York, Chicago, San Fransisco: Holt, Rinehart and Winston Inc., 1986, hal. 27.
Universitas Sumatera Utara
penelitian.
28
Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori keadilan dan teori kehendak.
a. Teori keadilan dalam perjanjian gadai deposito
Kerangka teori utama yang digunakan dalam menganalisis parate eksekusi terhadap gadai deposito dalam perjanjian kredit berdasarkan pokok pikiran keadilan
yang ditawarkan oleh Aristoteles. Dalam buku Nicomachean Ethics yang khusus membahas keadilan,
Aristoteles telah mengajarkan bahwa hukum hanya bisa ditetapkan dalam kaitannya dengan keadilan dan keadilan harus dipahami dalam pengertian kesamaan yang
proporsional.
29
Ada dua macam keadilan. Keadilan distributief dan keadilan commutatief. Keadilan distributief ialah keadilan yang memberikan kepada tiap orang yang
menjadi jatahnya. Keadilan ini menguasai hukum yang mengatur hubungan antara masyarakat, khususnya negara dengan perseorangan khusus, yang berlaku dalam
hukum publik.
30
Teori keadilan menurut Aristoteles, keadilan commutatief, yaitu semua orang mendapat hak yang sama.
Keadilan commutatief berlaku dalam bidang hukum perdata tepatnya wilayah
peradilan. Keadilan ini juga disebut keadilan korektif yang berfokus pada pembetulan
28
Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, hal. 16.
29
Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum, Perspektif Historis, Diterjemahkan dari The Philosophy Of Law in Historical Perspective, The University of Chicago Press, 1969, hal. 24-25.
30
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
yang salah. Bahwa hukum hanya dapat diterapkan dalam kaitannya dengan keadilan dan keadilan harus dipahami dalam pengertian kesamaan, kesamaan yang dimaksud
bukan kesamaan numerik, tapi kesamaan yang menurut Aristoteles sebagai kesamaan yang proporsional.
31
Dalam gadai deposito sebanyak mungkin harus terdapat kesamaan proporsional antara hak dan kewajiban antara debitur pemberi gadai deposito dan
kreditur pemegang gadai deposito. Dalam penulisan tesis ini, arah dari penelitian dimulai dari pembahasan
tentang parate eksekusi terhadap gadai deposito yang tak terpisah dari teori keadilan dan perlindungan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang sudah lama dikenal dalam
sejarah hukum, juga analisis terhadap keadilan dengan memasukkan teori-teori tentang kebebasan individu freedom, persamaan equality, dan hak-hak dasar
lainnya,
32
antara lain dapat dilihat pada perlakuan yang adil
33
dengan adanya kepastian hukum dalam perjanjian gadai deposito antara kreditur dan debitur dalam
perjanjian kredit bank, keseimbangan hak dan kewajiban yang proporsional antara debitur dan kreditur dalam perjanjian gadai deposito dalam perjanjian kredit bank;
31
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian, Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, Yokyakarta: Laks Bank Mediatama, 2008, hal. 3.
32
Edgar Bodenheimer. Treatise on Justice. New York, USA: Philosophical Library, Inc, t.t., hal 100.
33
Hans Kelsen, TeoriHukum Murni, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif sebagai Ilmu Hukum Empirik-Deskriptif, Alih Bahasa Somardi, Judul Asli General Theory of Law and State Rimdi Press,
1995, hal. 47 menyatakan bahwa:” Nilai-nilai keadilan tidak terletak dalam hubungan dengan suatu kepentingan melainkan dalam hubungan dengan suatu norma. Namun demikian, norma ini, seperti
yang diyakini oleh orang yang memberi pertimbangan, tidaklah objektif, melainkan bergantung pada suatu kepentingan subjektifnya. Oleh sebab itu, tidak ada satu standart keadilan saja tetapi banyak
standar keadilan semacam ini yang berbeda-
beda dan saling tidak konsisten satu sama lain”.
Universitas Sumatera Utara
serta menghormati hak milik debitur atas deposito yang digadaikan dan yang akan dijual apabila ternyata debitur tidak dapat melunasi utangnya sampai tenggang waktu
yang ditentukan. Adapun refleksinya di dalam gadai deposito tentang pemberlakuan prinsip
keadilan adalah adanya kepastian hukum bagi kreditur untuk memperoleh pelunasan piutangnya, namun tak berarti harus merugikan kepentingan debitur dalam hal
debitur gagal membayar utang pada waktu yang telah ditentukan. Apabila debitur gagal membayar utang pada waktu yang ditentukan, kemudian bank kreditur
berhak menjual benda yang dijaminkan dalam hal ini deposito dan mengambil pelunasan utang dari hasil penjualan tersebut. Apabila ada sisa hasil penjualan, harus
dikembalikan kepada debitur dan apabila hasil penjualan deposito kurang untuk melunasi utang maka debitur harus menambah pembayaran agar utang dapat dilunasi
seluruhnya. Adalah adil apabila kreditur bank sebagai yang berpiutang untuk menerima
pelunasan utang dari debitur, selain untuk menjaga kesinambungan fungsi bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana ke masyarakat,
34
namun sekali lagi tak boleh pula kreditur dalam melakukan penjualan benda jaminan deposito merugikan
debitur. Pada dasarnya gadai baik barang bergerak secara umum ataupun deposito
secara khusus tetap harus menggunakan aturan-aturan yang tertuang dalam
34
Pasal 1 angka 2, dan Pasal 3 Undang-Undang Perbankan 1998.
Universitas Sumatera Utara
KUHPerdata, namun seiring perkembangan zaman gadai deposito tidak selalu dapat ditangani oleh KUHPerdata yang telah dibuat lebih 200 tahun yang lalu, sehingga
tidak adanya kepastian hukum menimbulkan ketidak adilan bagi kedua pihak khususnya debitur pemberi gadai deposito dalam perjanjian kredit. Oleh karena itu,
diperlukan penyempurnaan atas ketentuan gadai deposito tersebut. b.
Teori Kehendak Salah satu teori dari hukum kontrak klasik adalah teori kehendak. Menurut
teori kehendak suatu kontrak menghadirkan suatu ungkapan kehendak diantara para pihak, yang harus dihormati dan dipaksakan oleh pengadilan. Dalam teori kehendak
terdapat asumsi bahwa kontrak melibatkan kewajiban yang dibebankan terhadap para pihak.
Sebagai teori pendukung digunakan teori kehendak karena gadai deposito merupakan kehendak antara si berpiutang dengan yang berutang dengan deposito
sebagai jaminannya dan menimbulkan kewajiban diantara pihak yang melakukan kontrak tersebut.
Mengingat bahwa gadai deposito adalah juga suatu perbuatan kontraktual maka peran pemerintah harus seminimal mungkin sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Morris Cohen: “Hubungan kontraktual dalam hukum adalah suatu pandangan di dalam suatu
sistem yang diinginkan oleh hukum sehingga kewajiban-kewajiban akan bangkit berdasarkan kehendak dari individu secara bebas tanpa adanya
Universitas Sumatera Utara
pengekangan. Hal yang terbaik bahwa peran pemerintah adalah seminimal mungkin.”
35
2. Konsep