Konsep Eksekusi Terhadap Gadai Deposito Berjangka Pada PT. Bank Yudha Bhakti Cabang Medan

pengekangan. Hal yang terbaik bahwa peran pemerintah adalah seminimal mungkin.” 35

2. Konsep

Dalam rangka melakukan penelitian ini, perlu disusun serangkaian defenisi operasional operational defenition dari beberapa konsep yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu definisi dari, parate eksekusi, gadai, deposito berjangka, perjanjian kredit, bank. Ke-satu, hak parate eksekusi adalah hak untuk menjual untuk mengambil pelunasan piutang dari kekayaan debitur tanpa melalui eksekutoriale titel. 36 Kedua, kata gadai dalam undang-undang digunakan dalam dua arti, satu sisi menunjukkan kepada bendanya benda gadai, sisi lain, tertuju kepada haknya hak gadai 37 . Gadai atau Pand merupakan lembaga jaminan kebendaan bagi benda bergerak yang diatur dalam KUH Perdata. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu benda bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya dan memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari benda tersebut secara didahulukan daripada kreditur 35 Petter Heffey. Principles of Contract Law. Sydney: Thomson Legal and Regulatory Limited, 2002, hal.5. 36 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan 1, Hukum Jaminan di Indonesia, Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Yokyakarta: Liberty, 1980, hal. 31-33. 37 J. Satrio 2, Op.Cit, hal 99. Universitas Sumatera Utara lainnya, dengan kekecualian untuk mendahulukan biaya lelang, biaya penyelamatan benda setelah digadaikan. 38 Ketiga, Deposito Berjangka adalah suatu piutang atas nama deposan pemilik uang kepada penerbit deposito dalam hal ini adalah Bank karena deposito ini merupakan suatu piutang atas nama maka tidak dapat dipindahtangankandiperjualbelikan. Bunga deposito berjangka dibayar setiap bulan pada hari bayarnya atau sekaligus pada saat jatuh tempo dan dapat dijadikan jaminan kredit 39 . Mengenai cara penyerahannya, maka dilakukan menurut ketentuan Pasal 613 ayat 1 dan 2 KUH Perdata, yang berbunyi sebagai berikut: “Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau dibawah tangan, dengan nama hak-hak kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain”.“Penyerahan yang demikian bagi si berutang tiada akibatnya, melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau secara tertulis disetujui dan diakuinya”. Ke-empat, perjanjian kredit. Sebelum sampai kepada perumusan operational defenition dari perjanjian kredit maka yang dimaksud dalam tulisan ini adalah perjanjian kredit bank . Subekti, menyebutkan bahwa “suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan karena dua pihak setuju untuk melakukan sesuatu. 40 Demikian pula dalam bukunya yang berjudul Hukum Perdata tentang Persetujuan-Persetujuan 38 Pasal 1155 KUH Perdata. 39 Johannes Ibrahim 2. Bank Sebagai Lembaga Intermediasi Dalam Hukum Positif. Bandung: CV.Utomo, 2004 Hal : 87. 40 R. Subekti 1, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT Intermasa, 1985, hal. 1. Universitas Sumatera Utara Tertentu dipakai istilah persetujuan untuk overeenkomst. 41 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, memakai istilah perjanjian untuk overeenkomst. 42 Sejalan dengan uraian tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan persetujuan dalam perkataan persetujuan pinjam meminjam dalam pengertian kredit menurut pasal 1 angka 11 Undang-Undang Perbankan Tahun 1998 tidak dapat diartikan lain daripada perjanjian. Kredit defenisi ke-tujuh adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 43 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 44 Pengertian tentang perjanjian kredit belum dirumuskan, 45 baik dalam Undang- Undang Perbankan Tahun 1998 ataupun Rancangan Undang-undang tentang Perkreditan, namun di dalam Penjelasan Pasal 8 ayat 2 huruf a Undang-Undang 41 Wirjono Prodjodikoro 1, Asas-Asas Hukum Perjanjian, Bandung: Bale Bandung, 1986,hal 8 dan 10. 42 Wirdjono Prodjodikoro 2,Hukum Perdata tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Bandung: Sumur, 1981, hal. 1. 43 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Perbankan Tahun 1998. 44 Pasal 1, angka 2 Undang-Undang Perbankan Tahun 1998. 45 Oleh karenanya perlu untuk memahami pengertian perjanjian kredit yang diutarakan oleh para pakar hukum. Subekti, Jaminan-Jaminan untuk Pemberian Kredit menurut Hukum Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991, hal. 13. Subekti berpendapat bahwa: “Dalam bentuk apapun juga pemberian kredit diadakan, dalam semuanya itu pada hakikatnya yang terjadi adalah suatu perjanjian pinjam meminjam sebagaimana diatur oleh KUHPerdata Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769 KUHPerdata. Marhainis Abdul Hay, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Pradnya Paramita, 1975, hal. 67. Marhainis mengemukakan pendapat yang sama:“Perjanjian kredit adalah identik dengan perjanjian pinjam- meminjam dan dikuasai oleh ketentuan bab XIII dari buku III KUHPerdata. Universitas Sumatera Utara Perbankan Tahun 1998 menjelaskan bahwa pemberian kredit dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Mariam Darus Badrulzaman: 46 “Dari rumusan yang terdapat di dalam Undang-undang Perbankan mengenai perjanjian kredit, dapat disimpulkan bahwa dasar perjanjian kredit adalah perjanjian pinjam-meminjam di dalam KUHPerdata Pasal 1754. Perjanjian pinjam-meminjam ini juga mengandung makna luas yaitu objeknya adalah benda yang menghabis jika Verbruiklening termasuk di dalamnya uang. Berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam ini, pihak penerima pinjaman menjadi pemilik benda yang dipinjam dan kemudian harus dikembalikan dengan jenis yang sama kepada pihak yang meminjamkan. Oleh karena itu perjanjian kredit ini merupakan perjanjian yang bersifat riil, yaitu bahwa terjadinya perjanjian kredit ditentukan oleh “penyerahan” uang oleh bank kepada nasabah.” Kelima, Bank. Tidak ada defenisi yang pasti mengenai apa yang dimaksud dengan sebuah bank. Hal ini karena bank terdiri dari sekumpulan aktivitas dan bukan suatu kegiatan yang unik. Aktivitas tersebut berbeda menurut tempat dan waktu dan belakangan ini aktivitas tersebut berubah dan bertambah luas secara tidak dapat diduga. Aktivitas-aktivitas tersebut bukan merupakan suatu hal yang khusus bagi perbankan tetapi juga dilakukan oleh lembaga keuangan bukan bank dan lembaga bukan keuangan. Pengertian bank dapat diambil dari peraturan perundang-undangan mengenai perbankan, maupun keputusan-keputusan pengadilan, namun untuk keperluan operasional defenisi penelitian, yang dimaksud bank adalah sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UUPerbankan Tahun 1998, yaitu bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan 46 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni, 1994, hal 110-111. Universitas Sumatera Utara menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. 47

G. Metode Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang digunakan manusia sebagai sarana untuk memperkuat, membina, dan mengembangkan serta menguji kebenaran ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis yang dilakukan secara metodologis dan sistematis dengan menggunakan metode-metode yang bersifat ilmiah dan sistematis sesuai dengan pedoman atau aturan yang berlaku dalam pembuatan karya tulis ilmiah. 48 Metode penelitian adalah cara berpikir, berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan dan mencapai suatu tujuan penelitian. Sehingga penelitian tidak mungkin dapat dirumuskan, ditemukan, dianalisa maupun memecahkan masalah dalam suatu penelitian tanpa metode penelitian. Metode penelitian adalah cara atau jalan atau proses pemeriksaan atau penyelidikan yang menggunakan cara penalaran dan teori-teori yang logis-analitis logika, berdasarkan dalil-dalil, rumus-rumus dan teori-teori suatu ilmu atau beberapa cabang ilmu tertentu, untuk menguji kebenaran atau mengadakan verivikasi suatu hipotesis atau teori tentang gejala-gejala atau peristiwa alamiah, 47 Sutan Remy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia,Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1993, hal. 12 48 Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press, 1986 Hal.3 Universitas Sumatera Utara peristiwa sosial atau peristiwa hukum tertentu. 49 Metode penelitian hukum merupakan suatu cara yang teratur sistematis dalam melakukan sebuah penelitian. 50 Penelitian hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian hukum normatif doctrinal yang condong bersifat kualitatif dan penelitian hukum empiris atau sosiologis non doctrinal yang condong bersifat kuantitatif. 51 Adapun untuk memperoleh bahan-bahan atau data yang diperlukan di dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian hukum dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu sebagai berikut:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Studi pada PT. Bank Panin (Persero) Tbk. Kcu Pemuda)

4 98 110

Analisis Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Medan

0 22 47

Administrasi simpanan deposito berjangka pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Jember

0 19 71

PREDIKSI TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA PT BANK BTPN KANTOR CABANG BANDAR LAMPUNG

1 53 52

PELAKSANAAN PENERBITAN DEPOSITO BERJANGKA PADA PT. BANK BNI (PERSERO) Tbk CABANG IMAM BONJOL PADANG.

0 1 9

BAB II DEPOSITO BERJANGKA SEBAGAI JAMINAN GADAI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK A. Gadai 1. Pengertian Gadai dan Dasar Hukumnya. - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) sebagai Pemegang Jaminan Gadai Deposito Berjangka pada Perjanjian Kredit Bank (Stud

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Eksekusi Terhadap Gadai Deposito Berjangka Pada PT. Bank Yudha Bhakti Cabang Medan

0 0 29

Eksekusi Terhadap Gadai Deposito Berjangka Pada PT. Bank Yudha Bhakti Cabang Medan

0 0 13

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT. BANK YUDHA BHAKTI CABANG SURABAYA TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT. BANK YUDHA BHAKTI CABANG SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DI PT.BANK MANDIRI (PERSERO) CABANG TUBAN TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO)CABANG TUBAN - Perbanas Institutional Repository

0 0 15