Belajar Al-Qur’an Pengertian tentang minat belajar Al-Qur’an

Beberapa beberapa definisi di atas dapat ditarik pengertian bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan atau usaha yang disengaja. Jadi yang dimaksud dengan minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan ketertarikan seseorang atau siswa terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Agama Islam pun sangat memperhatikan pendidikan, masalah pendidikan khususnya belajar untuk mencari ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya berprestasi serta dengan ilmu dan dengan belajar manusia bisa pandai, mengerti tentang hal-hal yang ia pelajari dan dengan ilmu itupun ibadahnya manusia menjadi sempurna, begitu pentingnya ilmu Rasulullah Saw mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan.

d. Belajar Al-Qur’an

1 Pengertian Al-Qur ’an Kata Al-Qur ’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. 12 Sedangkan menurut istilah banyak berbagai pakar agama yang mendefinisikan Al-Qur ’an diantaranya; a. Menurut istilah ahli agama ‘uruf syara ialah: 12 Hasbi Ash Shiddiqi, Sejarah dan Pangantar Ilmu Al Quran Tafsir, Yogyakarta: Bulan Bintang, 1980, hlm. 15. “Nama bagi kalamulloh yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mashaf.” 13 b. Menurut Prof. K.H. Bustami A.Ghani “ Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW dengan perantara Jibril sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.” 14 c. Ada juga yang mendefinisikan Al-Qur ’an secara terperinci seperti yang dikemukakan oleh Abu Shahbah: ِظْفَلِب َملَسَو ِهْيَلَع ُه يلَص ٍدمَُُ ِهِئاَيِبْنَأ ََِاَخ يَلَع ُلزَ ُمْلَا لَجَو زَع ِهّا ُباَتِك َوُه ُاَْعَمَو ِه ُس ِلوَأ ْنِم ِفِحاَصَمْلا ِِ ُبْوُ تْكَمَلْا ِِْْقَيلْاَو ِعْطَقْلِل ُدْيِفُمْلَا ِرُت اوتلِِ ُلْوُقْ َمْلَا ََِا ِةَِِاَفْلا ِةَرْو ِسا لا ِةَرْوُس ِرِخا ِسا لا ِةَرْوُس ِرِخا ََِا ِةَِِاَفْلا ِةَرْوُس ِلوَأ ْنِم ِفِحاَصَمْلا ِِ ُبْوُ تْكَمَلْا Artinya : “Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan – baik lafad maupun maknanya – kepada nabi terakhir Muhammad SAW, diriwayatkan secara mutawatir, yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan kesesuaiannya dengan apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad , serta ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat al- fatihah 1 sampai akhir surat an- nas 114.” 15 Dari ayat diatas kita dapat mengambil pengertian Al-Qur ’an yaitu kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril kemudian untuk disampaikan kepada umat Nabi Muhammad SAW agar kelak bisa selamat di dunia maupun di akhirat. 13 Ibid., hlm. 16. 14 Bustami. A. Ghani, Beberapa Aspek Ilmiah Tentang Al Quran, Jakarta: Litera Antar Nusa, 1994, hlm. 1. 15 Muhammad bin muhammad abu syahbah,Al-madkhal li dirasul Al-Quran Al- Karim,maktabah as-sunnah,Kairo,1992,hlm.20. 2 Sejarah Turunya Al-Qur ’an Al-Qur ’an mulai diturunkan kepada nabi ketika sedang berkholwat di gua Hira pada malam isnen bertepatan dengan tanggal tujuh belas ramadhan tahun 41 dari kelahiran nabi Muhammad SAW 6 agustus 610 M. Sesuai dengan kemuliaan dan kebesaran Al-Qur ’an, Allah jadikan malam permulaan turun Al-Qur ’an itu malam “Al-Qodar”, yaitu malam yang penuh kemuliaan. Al- Qur’an Al-Karim terdiri dari 30 juz, 114 surat dan susunanya ditentukan oleh Allah SWT. Dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan buku ilmiah. Buku ilmiah yang membahas satu masalah selalu menggunakan satu metode tertentu . metode ini tidak terdapat dalam Al- Qur’an Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan induk silih berganti diterangkan. Para ulama Ulumul Qur ’an membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua peride. 1 periode sebelum hijrah, 2 periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyah. Tetapi di sini akan dibagi sejarah turunnya Al- Qur’an dalam tiga periode, meskipun pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat-ayat makiyah dan periode ketiga adalah ayat-ayat madaniyah. a. Periode Pertama Diketahui bahwa Muhammad SAW pada awal turunnya wahyu pertama itu, belum dilantik menjadi rosul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seoarang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah surat Al-Mudatsir ayat 1-2.  ☺     Artinya: “ Wahai yang berselimut. Bangkit dan beri peringatan.” 16 Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi dikalangan masyarakat arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata adalam tiga hal yaitu: 1 Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran- ajaran Al- Qur’an. 2 Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al- Qur’an, karena kebodohan mereka, keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang, dan karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu S ufyan: “kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan Nubuwwah, kemudian apa lagi yang tinggal untuk kami.” 3 Dakwah Al-Qur ’an mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah sekitarnya. b. Periode Kedua 16 Qurays Shihab, Membumikan Al- Qur’an…, hlm. 35. Periode kedua dari sejarah turunnya Al- Qur’an berlangsung selama 8-9 tahun, di mana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan system untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitrah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al- Qur’an ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan pada akhirnya mereka semua - termasuk Rasulullah SAW. – berhijrah ke Madinah. Pada masa tersebut, ayat-ayat Al- Qur’an, disuatu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu. Seperti yang terdapat dalam firman Allah surat An-Nahl ayat 125 : َكبَر نِا ُنَسْحَا َيِه ِِلِِ ْمُِْْد اَجَو ِةََسَْْا ِةَظِعْوَمْاَو ِةَمْكِِِْْ َكِهبَر ِلْيِبَس ََ ِا ُعْدُأ ُمَلْعَأ َوُه ْعَأ َوُهَو ِهِلْيِبَس ْنَع لَض ْنَِِ َنْيِدَتْهُمْلِِ ُمَل Artinya : “ Ajaklah mereka ke jalan tuhanmu agama dengan hikmah dan tuntutan yang baik, serta bantahlah meeka dengan cara yang sebaik- baiknya.” 17 c. Periode Ketiga Selama masa periode ketiga ini, dahwah Al- Qur’an telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yasrib yang kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawaroh. Periode ini 17 Ibid ., hlm. 36. berlangsung selama sepuluh tahun, dan timbul bermacam-macam peristiwa, problem, dan persoalan, seperti: prinsip-prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat demi mencapai kebahagiaan. Bagaimanakah sikap terhadap orang-orang munafik, Ahl Al-Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain., yang semua itu diterangkan Al- Qur’an dengan cara yang berbeda-beda. Banyak ayat-ayat yang ditujukan kepada orang-orang munafik, ahli kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat tersebut mengajak mereka ke jalan yang benar, sesuai dengan sikap mereka terhadap dakwah. Adapun salah satu ayat yang ditujukan kepada ahli kitab ialah: terkandung dalam surat Ali Imran ayat 64: َكِرْشُن َاَو َه اِا َدُبْعَ ن اَأ ْمُكَْ يَ بَو اََ ْ يَ ب ِءاَوَس ٍةَمِلَك ََِا اْوَل اَعَ ت ِباَتِكْلا َلْه َََ لق ِهِب َنْوُمِلْسُم ََِِ اْوُدَهْشَأ اْوُلْوُقَ ف اْولَوَ ت نِاَف ِه ِنْوُد ْنِم ًَِِْرَأ اًضْعَ ب َذِختَ ي َاَو اًئْ يَش Artinya: “wahai ahli kitab golongan yahudi dan nasrani, marilah kita menuju ke satu kata sepakat di antara kita yaitu kita tidak menyembah kecuali Allah; tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tidak pula mengangkat sebagian dari kita Tuhan yan g bukan Allah.” Maka bila mereka berpaling katakanlah: “saksikanlah bahwa kami orang- orang muslim.” 18 Dari uraian sejarah turunnya Al- Qur’an menunjukkan bahwa ayat- ayat Al- Qur’an disesuaikan dengan keadaan masyarakat pada saat itu. Sejarah diungkapkan adalah sejarah bangsa-bangsa yang hidup disekitar jazirah Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawakan adalah peristiwa mereka. 18 Ibid., hlm. 39. Tetapi ini bukan berarti bahwa ajaran-ajaran Al- Qur’an hanya dapat diterapkan pada masyarakat yang ditemuinya atau pada waktu itu saja. Sejarah umat-umat diungkapkan sebagaima pelajaranperingatan bagaimana perlakuan Allah terhadap orang-orang yang mengukuti jejak- jejak mereka. 3 Tujuan Pokok Diturunkannya Al-Qur ’an Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur ’an adalah sumber utama dan pertama dari ajaran agama Islam. Berbeda dengan kitab suci agama lain, Al-Qur ’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad tidak hanya mengandung pokok-pokok agama. Isinya mengandung segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidup dan kepentingan manusia yang bersifat perseorangan dan kemasyrakatan; baik berupa nilai-nilai moral dan norma-norma hukum yang mengatur hubungan dengan Kholiqnya, maupun yang mengatur hubungan manusia dengan makhluk lainnya. Al-Q ur’an adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Untuk itu Al- Qur’an mempunyai tiga tujuan pokok yaitu : 19 a Petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan. 19 Ibid., hlm. 40. b Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupanya secara individual atau kolektif. c Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Allah dan sesamanya. Atau dengan kata lain, yang lebih singkat, “Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. ” Berdasarkan uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa Al- Qur’an mengandung petunjuk hudan bagi umat manusia ke jalan kebajikan yang harus ditempuh, jika seseorang mendambakan kebahagiaan dan ke arah kejahatan yang seharusnya dihindari, jika seseorang tidak ingin terjerumus hidupnya ke lembah kesengsaraan. 4 Keutamaan Membaca Al-Qur ’an Berikut ini adalah hadist yang menerangkan Keutamaan membaca Al-Qur ’an antara lain : Hadist pertama : ح ىوأ نب ةرارز تعم لاق ةداتق ا ثدح ةبعش ا ثدح مدآ ا ثدح ةشئاع نع ماشه نب دعس نع ثد ةررلا ماركلا ةرفسلا عم هل ظفاح وهو نآرقلا أرقي يذلا لثم ُ : لاق ملس و هيلع ه ىلص ي لا نع أ نارجأ هلف ديدش هيلع وهو دهاعتي وهو أرقي يذلا لثمو Artinya: Dari ‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda , “Orang yang ahli da lam al Qur’an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang terbata-bata membaca Al- Qur’an sedang ia bersusah payah mempelajarinya, maka baginya pahala dua kali.” HR. Bukhari 20 Berdasarkan hadist diatas yang di sebut “orang yang ahli dalam Al- Qur ’an” adalah orang yang hafal Al-Qur’an dan senantiasa membacanya, apalagi dengan memahami arti dan maksudnya. Dan yang dimaksud ‘bersama-sama malaikat’ adalah ia termasuk golongan yang memindahkan Al-Q ur’anul-Karim dari Lauhul Mahfudz dan menyampaikannya kepada orang lain melalui bacaanya. Dengan demikian, keduanya memiliki pekerjaan yang sama. Juga dapat berarti : Ia akan bersama para malaikat pada hari Mahsyar nanti. Dan orang yang terbata-bata membaca Al- Qur’an akan memperoleh dua pahala; satu pahala karena bacaanya, dan satunya lagi karena kesungguhannya mempelajari Al- Qur’an berkali-kali. Tetapi bukan berarti pahalanya akan melebihi pahala ahli Al- Qur ’an. Orang yang ahli membaca Al-Qur’an tentu akan memperoleh derajat yang istimewa, yaitu bersama para malaikat khusus. Maksud yang sebenarnya, bahwa dengan bersusah payah mempelajari Al- Qur’an akan menghasilkan pahala ganda, sehingga tidak semestinya kita meninggalkan bacaan Al- Qur’an, walaupun menghadapi kesulitan dalam membacannya. Hadist kedua : ِدْبَع َِِأ ْنَع َةَدْيَ بُع ِنْب ِدْعَس ْنَع ٍدَثْرَم ِنْب َةَمَقْلَع ْنَع ُةَبْعُش اََ ثدَح َرَمُع ُنْب ُصْفَح اََ ثدَح ِهِبلا ِنَع َناَمْثُع ْنَع ِنَْْرلا - ملسو هيلع ه ىلص - َلاَق « ُهَملَعَو َنآْرُقْلا َملَعَ ت ْنَم ْمُكُرْ يَخ .» 20 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at,Jakarta:Amzah,2013,hlm.59. Artiny a:“Usman bin Affan berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik- baik kalian adalah yang belajar Al- Qur’an dan mengajarkannya.” HR. Bukhari 21 Berdasarkan hadist diatas keutamaan yang disebutkan menurut terjemahan di atas diperuntukan bagi orang yang belajar Al- Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Hadist ketiga : َةمَايَقلا َموَي ِشرَعلا َت َِ ُثَْث َمَلَسَو َهيَلَع ُهّا يَلَص ِيِهلا ِنَع ُه َع ُهّا ِيَضَر ِنْرَلا دِبَع نَع َق نَمَو ُهّا ُهَلَصَو ِيَلَصَو ُنَم آأ ُيِداَُ ت ُمِحرلاَو هةُنَاَمٓاَو هنُطَبَو هرهَظ هَل َداَبِعلا جاَُح ُنارُقلا ِيعَط َق ُهّا ًهَعَط . Artinya : Dari Abdurrahman r.a., dari Rasulullah Saw bersabda “Tiga hal yang akan berada di bawah ‘Arsy Ilahi pada hari kiamat: 1 Al-Qur’an yang akan membela hamba Allah. Ia memiliki zhahir dan batin, 2 Amanah, 3 Silaturrahmi yan g akan berseru, “Ingat, siapa yang menghubungkan aku, Allah SWT akan menghubunginya. Dan siapa yang memutuskanku, Allah akan memutuskannya.”HR. Muslim 22 Berdasarkan hadist diatas bahwa, ‘Tiga hal yang akan berada di bawah ‘Arsy adalah kesempurnaan kedekatan kepada Allah, yaitu sangat dekat dengan ‘Arsy Allah swt.. Maksud ‘membela hamba Allah’ adalah orang yang memuliakan Al- Qur’an, memuliakan hak-haknya, mengamalkan isinya. Al- Qur’an pasti akan membelanya di hadapan Allah swt. Dan akan mensyafaatinya serta menaikan derajatnya. Agar memberikan pakaian kepada orang yang menunaikan hak-hak Al- Qur’an , maka Allah memberinya mahkota kemuliaan. Kemudian Al- Qur’an 21 Abdul Majid Khon …,hlm.55. 22 Ibid., hlm. 59. meminta tambahan lagi, lalu Allah mengaruniakan kepadanya seluruh pakaian kemuliaan. Al- Qur’an pun berkata, “Ya Allah, ridhailah ia, “maka Allah swt, pun menyatakan keridhaan-Nya kepadanya. Berdasarkan hadist – hadist diatas semuanya merupakan keutamaan membaca Al-Qur ’an. Hadist – hadist tersebut masih sebagian sedikit keutamaan Al-Qur ’an dan masih banyak lagi keutamaan – keutamaan jika seseorang rajin membanca Al-Qur ’an terlebih lagi bisa mengamalkannya baik di dunia maupun akhirat.

e. Metode dalam Pembelajaran Al-Qur’an

Dokumen yang terkait

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 29

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 36

Peningakatan Minat Belajar Al Qur’an pada Siswa melalui Kompetensi Sosial Guru di MA Al Hikmah Langkapan Srengat Blitar - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 3

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI AKIDAH AKHLAK PADA ASPEK KOGNITIF DAN ASPEK AFEKTIF TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MA AL-HIKMAH LANGKAPAN SRENGAT BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Upaya Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI yang Belum Tersetifikasi Di MA Al-Hikmah Langkapan Srengat Blitar

0 0 12