INFORMATION SYSTEM OF RIVER WATER QUALITY ON RIVER BASIN AT LAMPUNG PROVINCE SISTEM INFORMASI KUALITAS AIR SUNGAI DI WILAYAH SUNGAI (WS) PROVINSI LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

INFORMATION SYSTEM OF RIVER WATER QUALITY ON RIVER BASIN AT LAMPUNG PROVINCE

BY

EKA DESMAWATI

Information technology is a effective and efficient media for communication between the management water resources agency and communities in water quality monitoring activities. Lampung Province is divided into 3 River Basin according to Presidential Decree No 12, 2012. They are: Seputih – Sekampung River Basin, Mesuji - Tulang Bawang River Basin, and Semangka River Basin.

In this research, analysis have been conducted using Water Quality Index (WQI) of WQI – DOE Malaysia method, and Water Pollutant Index (WPI) of Storet method and Pollution Index (PI) method on Seputih Sekampung River Basin (33 locations) and Mesuji - Tulang Bawang River Basin (19 locations) inside. The results of the research will be managed using Website Information System to give interactive information for all stakeholder and communities on water resources management process.

The analysis of WQI and WPI based on laboratory test data for year period 2011 to 2013 used parameters such as pH, DO, BOD, COD, TDS, DHL, AN, Arsen, Selenium, Flouride, Oil and Total Coliform. Result of water quality index calculation result at Seputih Sekampung River Basin indicate of clean, slightly polluted and moderate polluted status. On the other hand Mesuji - Tulang Bawang River Basin has status of water quality of clean, slightly polluted,


(2)

Sekampung River Basin and Mesuji - Tulang Bawang River Basin can be accessed at the address http://kualitas-air.bl.ee/kualitas-air/home .

The results of the research showed that water quality conditions in general are influenced by land use. Seputih Sekampung River Basin has large agricultural areas and some swamp land. The decline trend in water quality in this area occurs in the wet season. Swamp land have the opposite condition, the water quality will improve in the wet season due to decreased levels of the acid by rain water. Mesuji Tulang Bawang River Basin consist of cultivation land and some swamp land. Decrease trend of water quality conditions for the cultivation of land has the same condition as Seputih Sekampung River Basin.

Keywords: Seputih Sekampung River Basin, Mesuji - Tulang Bawang River Basin, WQI – DOE Malaysia Method, Storet Method, Pollution Index (PI) Method, Website Information System


(3)

ABSTRAK

SISTEM INFORMASI KUALITAS AIR SUNGAI DI WILAYAH SUNGAI (WS) PROVINSI LAMPUNG

Oleh

EKA DESMAWATI

Teknologi informasi dapat digunakan sebagai media komunikasi efektif dan efisien antara pengelola sumber daya air dan masyarakat dalam kegiatan pemantauan kualitas air sungai. Wilayah Sungai di Provinsi Lampung terbagi menjadi 3 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2012 yaitu WS Seputih – Sekampung, WS Mesuji - Tulang Bawang dan WS Semangka.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa indeks kualitas air dan indeks polutan air untuk menentukan status kualitas air Metode WQI -DOE Malaysia, Storet dan Indeks Pencemaran (IP) pada sungai di WS Seputih – Sekampung (33 lokasi) dan WS Mesuji - Tulang Bawang (19 lokasi). Penelitian ini menggunakan teknologi Sistem Informasi berbasis website sebagai alat memberikan informasi kualitas air sungai kepada masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya air.

Analisis indeks kualitas air dilakukan berdasarkan data uji laboratorium selama kurun waktu 2011 sampai 2013 dengan parameter pH, DO, BOD, COD, TDS, DHL, AN, Arsen, Selenium, Flourida, Minyak dan Total Coliform. Dari hasil analisis diambil kesimpulan bahwa sungai di WS Seputih Sekampung mempunyai kualitas air antara bersih hingga cemar sedang dan sungai di WS


(4)

Provinsi Lampung yang terkoneksi internet dan dapat diakses pada alamat http://kualitas-air.bl.ee/kualitas/kualitas-air.com.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kualitas air dipengaruhi oleh tata guna lahan. WS Seputih Sekampung dengan sebagian besar daerah pertanian dan sebagian lagi lahan rawa. Pola penurunan kualitas air lahan budidaya terjadi pada musim basah. Lahan rawa mempunyai kecenderungan sebaliknya, kualitas air akan meningkat disaat musim basah akibat penurunan kadar asam oleh air hujan. WS Mesuji Tulang Bawang mempunyai tata guna lahan sebagian besar lahan budidaya dan sebagian merupakan tanah rawa. Kondisi penurunan kualitas air untuk lahan budidaya mempunyai pola yang sama dengan WS Seputih Sekampung.

Kata kunci : Wilayah Sungai Seputih Sekampung, WS Mesuji Tulang Bawang, WQI – DOE Malaysia, Storet, IP , Sistem Informasi berbasis website.


(5)

SISTEM INFORMASI KUALITAS AIR SUNGAI DI WILAYAH

SUNGAI (WS) PROVINSI LAMPUNG

Oleh

EKA DESMAWATI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER TEKNIK

Pada

Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(6)

(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung, pada tanggal 22 Desember 1976, anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Kartubi dan Ibu Martini.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Xaverius Teluk Betung pada tahun 1989, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di SMPN 2 Tanjung Karang diselesaikan pada tahun 1993, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di SMAN 2 Bandar Lampung pada tahun 1995, Diploma 3 (D3) di D3 Teknik Sipil Universitas Lampung diselesaikan pada tahun 1998, Strata 1 (S1) di S1 Teknik Sipil Universitas Lampung diselesaikan pada tahun 2001.

Tahun 2009, penulis di angkat menjadi CPNS Kementerian Pekerjaan Umum melalui jalur penerimaan pengadaan CPNS, pada tahun 2009 di angkat menjadi PNS pada instansi Kementerian Pekerjaan Umum, satuan organisasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, unit kerja Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung.


(10)

SANWACANA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, ridho, dan karunia-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis dengan judul “Sistem Informasi Kualitas Air Sungai di Wilayah Sungai (WS) Provinsi Lampung” merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknik di Universitas Lampung.

Banyak kendala selama proses penulisan tesis ini sehingga sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini, tanpa bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari semua pihak dari proses perkuliahan sampai pada saat penulisan tesis ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M. Sc selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung;

2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Pembimbing Utama yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesempatan untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaian tesis ini;

3. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph.D selaku Pembimbing Kedua atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik dan arahan dalam proses penyelesaian tesis ini;

4. Ibu Dyah Indriana K, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Penguji ujian tesis dan Ketua Program Magister Teknik Sipil Universitas Lampung terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal dan seminar hasil tesis terdahulu;


(11)

tesis ini;

6. Tri Sandhika Jaya, S. Kom, M. Kom. beserta keluarga yang memberikan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.

7. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, terimakasih telah memberikan izin belajar di luar jam kerja;

8. Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, terimakasih telah memberikan dukungan untuk mengikuti Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Lampung;

9. Suami tercinta Suwawi Budi Raharja serta anakku-anakku Muhamad Daris Arya Baja dan Al Farizi Arya Baja yang memberikan motivasi dan kasih sayang selama ini;

10. Kedua orang tua bapak dan mamak serta seluruh keluarga besar yang senantiasa memberi doa restu, kasih sayang, dukungan baik materi dan moral; 11. Seluruh teman-teman Magister Teknik Sipil Universitas Lampung yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan tesis ini; 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi khalayak secara umum dan mahasiswa jurusan Teknik Sipil pada khususnya.

Bandar Lampung, 22 Maret 2014

Penulis


(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... ABSTRACT... ... SANWACANA... ... DAFTAR ISI .. ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Maksud dan Tujuan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Batasan Masalah ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Wilayah Sungai ... 8

B. Wilayah Sungai (WS) Seputih Sekampung ... 9

1. Kondisi Topografi ... 11

2. Kondisi Geologi ... 12

3. Kondisi Iklim dan Klimatologi ... 14

4. Kependudukan ... 14

5. Tata Guna Lahan ... 14

C. Wilayah Sungai (WS) Mesuji Tulang Bawang ... 15

1. Kondisi Topografi ... 16

2. Kondisi Geologi ... 16

3. Kondisi Iklim dan Klimatologi ... 17

4. Kependudukan ... 18

5. Tata Guna Lahan ... 18

D. Kualitas Air Sungai ... 22

E. Karakteristik Air ... 23

1. pH ... 23

2. Temperatur ... 24 Halaman


(13)

6. Total Solid (TS) ... 27

a. Total Suspended Solid (TSS) ... 27

b. Total Dissolve Solid (TDS) ... 28

7. Ammonia Nitrogen (AN) ... 29

8. Unsur Logam ... 30

a. Flourida (F) ... 30

b. Arsen (As) ... 30

c. Selenium (Se) ... 30

9. Minyak ... 31

10. Total Coliform ... 32

F. Indek Kualitas Air / Water Quality Index (WQI) ... 32

a. Water Quality Index dengan Formula DOE ... 33

1. Sub Index DO ... 34

2. Sub Index BOD ... 34

3. Sub Index COD ... 35

4. Sub Index AN ... 35

5. Sub Index SS ... 35

6. Sub Index pH ... 36

G. Indek Polutan Air / Water Pollution Index (WPI) ... 41

a. Storet ... 42

b. Indeks Pencemaran (IP) ... 43

H. Sistem Informasi Website ... 47

1. Komponen Dasar Sistem Informasi Berbasis Web ... 48

I. Penelitian Kualitas Air Berbasis Water Quality Index (WQI) ... 49

1. Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong dengan Berbagai Indeks Kualitas Air ... 49

2. Case Study of Water Management Processes Serbian Water Quality Index ... 50

III. METODE PENELITIAN ... 51

A. Lokasi Penelitian ... 51

B. Data Sekunder ... 52

C. Bagan Alir Penelitian ... 53

D. Tahapan Penelitian ... 54

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Data Parameter Air Sungai... 67

1. Wilayah Sungi Seputih Sekampung ... 67

2. Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang ... 70

B. Analisa Indeks Kualitas Air / Water Quality Index (WQI) ... 74

1. WQI – DOE Malaysia ... 74

2. Storet ... 80


(14)

b. Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang... 99

c. Penelitian dengan Metode WQI ... 102

2. Storet ... 105

a. Wilayah Sungai Seputih Sekampung ... 105

b. Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang... 111

c. Penelitian dengan Metode Storet ... 114

3. Indeks Pencemaran (IP) ... 115

a. Wilayah Sungai Seputih Sekampung ... 115

b. Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang... 121

c. Penelitian dengan Metode Indeks Pencemaran (IP)... 124

4. Analisa Status Kualitas Air ... 124

D. Implementasi Sistem Informasi Kualitas Air ... 127

1. Tampilan Interface ... 127

2. Uji Tampilan Data Hasil Analisis ... 141

a. Wilayah Sungai Seputih Sekampung ... 141

1. WQI – DOE ... 142

2. Storet ... 143

3. Indeks Pencemaran (IP) ... 144

b. Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang... 145

1. WQI – DOE ... 146

2. Storet ... 147

3. IP (Indeks Pencemaran) ... 148

c. Pembahasan Sistem Informasi Kualitas Air Wilayah Sungai Provinsi Lampung ... 149

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 150

A. Simpulan ... 150

B. Saran ... 153 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN……. ... Tabel…………. ... Hasil Uji laboratorium………...


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Sungai di DAS Sekampung ... 10

2. Sungai di DAS Seputih ... 11

3. Gunung di WS Seputih Sekampung ... 11

4. Hubungan temperatur dan oksigen terlarut jenuh (mg/liter) pada suhu tertentu dengan tekanan 760 mmHg ... 25

5. Kelas kelayakan air berdasarkan WQI-DOE... . 38

6. Kebutuhan Pemakaian Umum ... 38

7. Suplai Kebutuhan Umum ... 38

8. Kebutuhan Rekreasi ... 38

9. Kebutuhan Perikanan dan Hewan lain ... 39

10. Kebutuhan Pelayaran ... 39

11. Kebutuhan Transportasi Air ... 39

12. Intreprestasi Seluruh Hasil Hitungan WQI ... 40

13. Sistem nilai untuk parameter dan baku mutu ... 43

14. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air ... 43

15. Penentuan status mutu air metode IP ... 45

16. Sungai di WS Seputih Sekampung ... 51

17. Sungai di WS Mesuji Tulang Bawang ... 52

18. Parameter hasil uji laboratorium 19 parameter dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung ... 54


(16)

20. Lokasi pengambilan sampel di WS Mesuji Tulang Bawang

dari BBWS Mesuji Sekampung ... 56

21. Lokasi pengambilan sampel Amonia Nitrat di WS Seputih Sekampung dari BPLHD Provinsi Lampung ... 56

22. Lokasi pengambilan sampel Amonia Nitrat di WS Mesuji Tulang Bawang dari BPLHD Provinsi Lampung ... 57

23. Titik pengambilan sampel tahun 2011 dan 2012 di WS Seputih Sekampung ... 68

24. Titik pengambilan sampel tahun 2013 WS Seputih Sekampung .. 69

25. Amonia Nitrat Sungai Way Seputih dan Way Sekampung ... 69

26. Titik pengambilan sampel tahun 2011 dan 2012 di WS Mesuji Tulang Bawang ... 71

27. Titik pengambilan sampel tahun 2013 WS Mesuji Tulang Bawang ... 71

28. Amonia Nitrat Sungai Way Besai ... 72

29. WQI – DOE Wilayah Sungai Seputih Sekampung ... 75

30. WQI – DOE Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang ... 75

31. Hasil uji Laboratorium di Sungai Way Sekampung – PDA 143 ... 75

32. Hasil analisa WQI-DOE WS Seputih Sekampung ... 79

33. Hasil analisa WQI-DOE WS Mesuji Tulang Bawang ... 79

34. Parameter Baku Mutu Kelas II ... 80

35. Hasil uji parameter Way Bulok –PDA 147 tahun 2011 ... 81

36. Analisa Storet Way Bulok – PDA 147 tahun 2011 ... 81

37. Hasil analisa Storet Sungai WS Seputih Sekampung ... 83

38. Hasil analisa Storet Sungai WS Mesuji Tulang Bawang ... 83

39. Hasil uji laboratorium Way Sekampung – PDA 143 tanggal 10/10/2011 ... 86

40. Hasil analisa Indeks Pencemaran (IP) Sungai Way Sekampung – PDA 143 ... 89


(17)

Bawang ... 91 43. Nilai WQI Cekungan Gotvand ... 103 44. Daftar sungai di WS Seputih Sekampung yang terindikasi

mengalami penurunan kualitas air ... 109 45. Daftar sungai di WS Seputih Sekampung dengan nilai Storet

berfluktuasi ... 110 46. Daftar sungai di WS Seputih Sekampung yang terindikasi

mengalami penurunan kualitas air Metode IP ... 120 47. Daftar sungai di WS Seputih Sekampung yang terindikasi

mengalami kenaikan kualitas air Metode IP ... 121 48. Hasil analisa Manual WQI-DOE Sungai Way Sekampung –

PDA 143 ... 143 49. Hasil analisa Manual Indeks Pencemaran (IP) Sungai Way

Sekampung – PDA 145 ... 145 50. Hasil analisa Manual WQI-DOE Sungai Way Besai – PDA 168 146 51. Hasil analisa Indeks Pencemaran Sungai Way Umpu Kanan –


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Peta Topografi WS Seputih Sekampung ... 12

2. Peta Geologi WS Seputih Sekampung ... 13

3. Peta Tata Guna Lahan WS Seputih Sekampung ... 15

4. Peta Geologi WS Mesuji Tulang Bawang ... . 17

5. Peta Klimatologi WS Mesuji Tulang Bawang ... 18

6. Peta Tata Guna Lahan WS Mesuji Tulang Bawang ... 19

7. WS Seputih Sekampung ... 20

8. WS Mesuji Tulang Bawang ... 21

9. Grafik hubungan SS dan SISS ... 36

10. Grafik hubungan pH dan SIpH ... 36

11. Grafik hubungan DO dan SIDO ... 37

12. Grafik hubungan BOD dan SIBOD ... 37

13. Grafik hubungan COD dan SICOD ... 37

14. Grafik hubungan AN dan SIAN ... 37

15. Bagan alir Penelitian ... 53

16. Tampilan Umum Sistem Informasi Kualitas Air Sungai di Wilayah Sungai Provinsi Lampung ... 66

17. Titik pengambilan sampel kualitas air WS Seputih Sekampung .. 73

18. Titik pengambilan sampel kualitas air WS Mesuji Tulang Bawang ... 74


(19)

21. Grafik WQI-DOE WS Mesuji Tulang Bawang ... 100

22. Grafik Storet WS Seputih Sekampung 1 ... 107

23. Grafik Storet WS Seputih Sekampung 2 ... 107

24. Grafik Storet WS Seputih Sekampung 3 ... 107

25. Grafik Storet WS Seputih Sekampung 4 ... 108

26. Grafik Storet WS Seputih Sekampung 5 ... 108

27. Grafik Storet WS Seputih Sekampung 6 ... 108

28. Grafik Storet WS Mesuji Tulang Bawang 1 ... 112

29. Grafik Storet WS Mesuji Tulang Bawang 2 ... 112

30. Grafik Storet WS Mesuji Tulang Bawang 3 ... 113

31. Grafik Storet WS Mesuji Tulang Bawang 4 ... 113

32. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Seputih Sekampung 1 ... 116

33. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Seputih Sekampung 2 ... 117

34. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Seputih Sekampung 3 ... 117

35. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Seputih Sekampung 4 ... 118

36. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Seputih Sekampung 5 ... 118

37. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Seputih Sekampung 6 ... 119

38. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Seputih Sekampung 7 ... 119

39. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Mesuji Tulang Bawang 1 ... 122

40. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Mesuji Tulang Bawang 2 ... 122

41. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Mesuji Tulang Bawang 3 ... 123

42. Grafik Indeks Pencemaran (IP) WS Mesuji Tulang Bawang 4 ... 123

43. Tampilan Menu Sistem Kualitas Air WS di Provinsi Lampung ... 128

44. Tampilan WQI- DOE Sistem Kualitas Air WS di Provinsi Lampung ... 129


(20)

46. Tampilan Storet Sistem Kualitas Air WS di Provinsi Lampung ... 131 47. Tampilan hasil Storet Way Umpu Kanan- PDA 161 tahun 2011 . 132 48. Tampilan hasil Storet Way Sekampung- PDA 143 tahun 2011 ... 132 49. Tampilan IP Sistem Kualitas Air WS di Provinsi Lampung ... 133 50. Tampilan hasil IP Way Umpu Kanan- PDA 161 bulan Oktober

tahun 2011 ... 134 51. Tampilan hasil IP Way Sekampung- PDA 145 bulan Oktober

tahun 2011 ... 135 52. Tampilan Artikel Sistem Kualitas Air WS di Provinsi Lampung . 136 53. Tampilan Artikel WS Mesuji Tulang Bawang ... 137 54. Tampilan Buku Tamu Sistem Kualitas Air WS di Provinsi

Lampung ... 138 55. Tampilan Peta WS Sistem Kualitas Air WS di Provinsi

Lampung ... 139 56. Tampilan Detil Peta WS Seputih Sekampung ... 140 57. Tampilan Data kualitas air PDA – 136 WS Seputih Sekampung 141 58. Tampilan hasil WQI- DOE Way Sekampung- PDA 143 Bulan

Oktober 2011 ... 142 59. Tampilan hasil Storet Way Sekampung- PDA 143 tahun 2011 ... 144 60. Tampilan hasil IP Way Sekampung- PDA 145 bulan Oktober

tahun 2011 ... 146 61. Tampilan hasil Storet Way Umpu Kanan- PDA 161 tahun 2011 . 147 62. Tampilan hasil Storet Way Umpu Kanan- PDA 161 Bulan


(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa dan keberadaannya digunakan untuk seluruh mahluk hidup di muka bumi ini dengan ketersediaannya di alam semesta dalam jumlah yang tetap. Jumlah air di mana diperkirakan 96,5% berupa air laut dan air tawar dengan jumlah 1,7% es di kutub, 1,7% air tanah dan 0,1 % air permukaan dan di udara (Chow dkk., 1988). Air yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia sekitar 31,1% dari seluruh jumlah air tawar di bumi yang berada di sungai, danau dan penampungan di alam (Shiklomanov, 1998).

Karakteristik air yang berbeda dengan sumber daya lain karena tidak dapat dibatasi secara administratif dan kegunaannya dipengaruhi ruang, waktu, jumlah dan mutu. Pada kenyataannya seluruh air tawar yang tersedia tidak dapat langsung digunakan karena berbagai kondisi yaitu terlalu banyak, terlalu sedikit dan terlalu kotor (Hatmoko, 2011) dan ketersediaannya tidak sebanding dengan kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia yang memasuki era eksponensial dimana diperkirakan pada tahun 2050 menjadi 10 miliar pada akhir abad ini (Miller dan Scott, 2009).


(22)

Kebutuhan akan air sebagai kebutuhan dasar merupakan hak setiap manusia dimana hak atas air merupakan hak dasar yang dimiliki setiap manusia (Scalon dkk., 2004) dan keberlanjutan kehidupan manusia dipengaruhi oleh ketersediaan air (International Atomic Energy Agency Information Series 2/03/E). Kelestarian air diupayakan untuk mempertahankan keberadaannya dengan pengelolaan yang terpadu dilaksanakan berbasis wilayah sungai yang mengelola dari hulu hingga hilir.

Kemajuan teknologi informasi dapat digunakan sebagai salah satu alat dalam pengelolaan sumber daya air terpadu sebagai salah satu pilar sesuai amanat UU nomor 7 tahun 2004. Teknologi informasi yang cukup dikenal masyarakat adalah internet berbasis website sebagai media efektif dan efisien dalam memberikan informasi sumber daya air dengan cepat.

Globalisasi sebagai pemicu perkembangan kemajuan dapat digunakan masyarakat sebagai penerima manfaat sumber daya air untuk ikut aktif dalam pengelolaan SDA. Kesenjangan informasi pengelolaan sumber daya air merupakan bukti belum terbangun koordinasi harmonis antara pemerintah dan masyarakat sehingga kinerja pemerintah dianggap tidak berhasil.

Sistem Informasi berbasis website dapat digunakan masyarakat untuk mengetahui kondisi sungai di Provinsi Lampung terutama Wilayah Sungai Seputih Sekampung dan Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang. Sistem ini diharapkan dapat menjadi media interaksi dinamis tentang pengelolaan kualitas air sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya air.


(23)

B. Identifikasi Masalah

Pengelolaan wilayah sungai di Indonesia dilaksanakan berdasarkan UU Nomor 7 tahun 2004 dan dijelaskan secara rinci dalam Keputusan Presiden nomor 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai dengan menetapkan status wilayah sungai di seluruh Republik Indonesia. Wilayah sungai merupakan basis pengelolaan sumber daya air dilakukan oleh banyak instansi pemerintah sesuai kewenangannya. Kurangnya koordinasi antar instansi sebagai penggerak dari pengelolaan sumber daya air menyebabkan tumpang tindih kegiatan dengan hasil yang kurang signifikan.

Upaya pengelolaan SDA menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang SDA terdiri dari konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak dengan didukung oleh data dan informasi sumber daya air dan peran serta masyarakat. Data dan informasi merupakan pilar penunjang upaya pengelolaan yang diperkokoh peranan masyarakat sebagai pelaku dan penerima manfaat pengelolaan SDA. Sebuah langkah penting dalam sistem pemantauan kualitas air sebagai bagian dari pengelolaan SDA adalah identifikasi informasi yang diinginkan.

Data merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perencanaan pengelolaan sumber daya air disajikan dalam bentuk data SDA sebagai bahan dasar penyajian informasi SDA. Pengumpulan data tanpa tujuan cenderung menciptakan kondisi kaya data tetapi mengalami sindrom miskin informasi (Ward dkk., 1986 dalam Twenter dkk., 2003).


(24)

Data yang berhubungan dengan sumber daya air adalah: 1. Data hidrologi;

2. Data iklim; 3. Data kualitas air;

4. Data cekungan air tanah; dan 5. Data sumber air.

Data tersebut tersebar di banyak instansi pemerintah sebagai contoh:

1. Data iklim dikelola oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kementerian Pekerjaan Umum;

2. Data hidrologi dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota;

3. Data kualitas air dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) di Provinsi/Kabupaten/Kota; dan

4. Data cekungan air tanah dikelola oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Data Sumber Daya Air (SDA) seyogyanya menyajikan informasi sumber daya air secara kuantitas dan kualitas yang memberikan gambaran tentang jumlah dan status mutu SDA pada waktu tertentu kepada masyarakat. Data kualitas air adalah data SDA menggambarkan tentang kualitas air yang sangat terbatas ketersediaannya saat ini. Pihak pemerintah mempunyai kendala dalam pelaksanaan pengambilan data kualitas air yaitu keterbatasan dana dan luasnya daerah pematauan sebagai pemicu rendahnya kualitas pengelolaan data sebagai bahan dasar sistem informasi kualitas air.


(25)

Data kualitas air yang disajikan dalam bentuk sistem informasi seharusnya dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan untuk memberikan informasi kualitas air sungai yang dipantau. Informasi yang cepat dan akurat dapat membantu pemerintah dalam mengendalikan pemantauan kualitas air untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan seperti:

1. Penurunan kualitas air pada sumber air karena pencemaran sebagai akibat meningkatnya lahan kritis disertai laju deforestasi;

2. Degradasi dasar sungai dampak dari aktivitas penambangan tidak terkendali;

3. Meningkatnya laju sedimentasi, sampah dan pemanfaatan lahan yang menyebabkan bencana banjir saat musim penghujan; dan

4. Konflik pemanfaatan air saat kekeringan.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi kualitas air berbasis website yang memberikan informasi tentang kegiatan pemantauan kualitas air Sungai di Wilayah Sungai Provinsi Lampung. Hasil analisa dari data parameter uji laboratorium kualitas air dengan metode Water Quality Index (WQI) DOE Malaysia, Storet dan Indeks Pencemaran (IP) yang kemudian disajikan sebagai informasi sederhana untuk memberikan gambaran kepada masyarakat dan pihak terkait tentang kondisi sungai di WS Provinsi Lampung.


(26)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi eksisting terkait data kualitas air di Wilayah Sungai Provinsi Lampung;

2. Bagaimana cara menentukan Indeks Kualitas Air / Water Quality Index (WQI), Storet dan Indeks Pencemaran (IP) di Wilayah Sungai Provinsi Lampung;

3. Bagaimana cara menyusun hasil analisa Indeks Kualitas Air / Water Quality Index (WQI), Storet dan Indeks Pencemaran (IP) tersebut dalam suatu sistem informasi kualitas air yang informatif dan efektif.

D. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini menyusun suatu sistem informasi kualitas air sungai di Wilayah Sungai Provinsi Lampung.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan data kualitas air di wilayah sungai Provinsi Lampung; 2. Menghitung Indeks Kualitas Air / Water Quality Index(WQI), Storet dan

Indeks Pencemaran (IP) sungai di wilayah sungai Provinsi Lampung; 3. Menyusun sistem informasi mengenai kualitas air di wilayah sungai


(27)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat dari penelitian ini menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang kualitas air sungai di Provinsi Lampung;

2. Memberikan masukan kepada pemerintah tentang pengelolaan sumber daya air berkaitan dengan kualitas air sungai di Wilayah Sungai Provinsi Lampung;

3. Memberikan masukan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian (UPT) Pekerjaan Umum untuk mengelola wilayah sungai di Provinsi Lampung.

F. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Wilayah sungai yang diteliti adalah Wilayah Sungai Seputih Sekampung dan Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang;

2. Metode perhitungan Indeks Kualitas Air yang digunakan formula DOE (Departement of Environmental) Malaysia dan Indeks Polusi Air menggunakan Storet dan Indeks Pencemaran (IP);


(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sungai yang tersebar di WS Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang yang disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17. Tabel 16. Sungai di WS Seputih Sekampung

No Nama Sungai Kabupaten/Kota

1 Way Belau Kuripan Bandar Lampung

2 Way Kandis Lampung Selatan

3 Way Galih Lampung Selatan

4 Way Semah Pesawaran

5 Way Ketibung Lampung Selatan

6 Way Sukadana Lampung Timur

7 Way Raman Lampung Tengah

8 Way Batang Hari Lampung Tengah

9 Way Sekampung Lampung Timur, Lampung Tengah

dan Pesawaran

10 Way Curup Lampung Timur

11 Way Manggarawan Lampung Timur

12 Way Kresno Widodo Pesawaran

13 Way Pubian Lampung Tengah

14 Way Tipo Lampung Tengah

15 Way Wawah Lampung Tengah

16 Way Tatayan Lampung Tengah

17 Way Wawah Srikaton Lampung Tengah

18 Way Terusan Lampung Tengah

19 Way Bulok Pringsewu

20 Way Seputih Lampung Tengah


(29)

Tabel 17. Sungai di WS Seputih Sekampung

No Nama Sungai Kabupaten/Kota

1 Way Abung Lampung Utara

2 Way Rarem II Lampung Utara

3 Way Sabuk Lampung Utara

4 Way Melan Lampung Utara

5 Way Tulung Mas Lampung Utara

6 Way Tulung Tambak Lampung Utara

7 Way Neki Way Kanan

8 Way Pidada Tulang Bawang

9 Way Bujuk Tulang Bawang

10 Way Umpu Kiri Tulang Bawang Barat

11 Way Tulung Mas Lampung Utara

12 Way Umpu Way Kanan

13 Way Tahmi Way Kanan

14 Way Giham Way Kanan

15 Way Umpu Kanan Way Kanan

16 Way Besai Lampung Barat dan Way Kanan

17 Way Tangkas Way Kanan

B. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data uji parameter laboratorium dari BBWS Mesuji Sekampung dan BPLHD Provinsi Lampung dengan perincian sebagai berikut:

1. Data kualitas air kurun waktu 2011 – 2013 dari BBWS Mesuji Sekampung dan BPLHD Provinsi Lampung;

2. Peta Wilayah Sungai Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang.


(30)

C. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Persiapan dan pengumpulan Data kualitas air dan Peta WS Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang

Data lengkap untuk perhitungan?

Estimasi data parameter untuk data

tidak lengkap

Analisa data kualitas air menggunakan metode WQI-DOE Malaysia,

Stroret dan IP

Hasil analisis kualitas air WS Seputih Sekampung dan WS

Mesuji Tulang Bawang

Pembuatan data base

kualitas air di MySQL versi 5

Pembuatan interface

sistem informasi dalam bahasa PHP versi 5

Running aplikasi

sistem informasi

Debugging

Selesai

YES

NO

NO YES

Estimasi data TSS dengan persamaan: TSS = 0.625 x DHL


(31)

D. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahapan dalam pelaksanaan penelitian Indeks Kualitas Air / Water Quality Index (WQI) – DOE Malaysia, Storet dan Indeks Pencemaran (IP) sungai di Provinsi Lampung adalah:

1. Persiapan data sekunder

Data sekunder berupa parameter uji laboratorium sebagai data untuk melakukan analisis menentukan status kualitas air sungai. Tahapan dalam persiapan data sekunder adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data hasil analisa laboratorium.

Data uji laboratorium yang digunakan diperoleh dari BBWS Mesuji Sekampung terdiri dari 21 parameter dan Amonia Nitrat dari BPLHD Provinsi Lampung yang disajikan dalam tabel 18.

1. Tabel 18. Parameter hasil uji laboratorium 21 parameter dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung

No Parameter

1 Temperatur / Suhu

2 DHL (Daya Hantar Listrik) / Conductivity

3 Kekeruhan (Turbudity)

4 Zat Terlarut / TDS (Total Dissolved Solid)

5 pH

6 Oksigen Terlarut / DO (Dissolved Oxygen)

7 BOD (Biochemical Oxygen Demand)

8 COD (Chemical Oxygen Demand)

9 Natrium (Na)

10 Calsium (Ca)

11 Clorida (Cl)

12 Fluorida (F)

13 Boron (B)

14 Besi Terlarut (Fe)

15 Arsen (As)

16 Selenium (Se)

17 Minyak

18 Total Coliform

19 Escherichia Coli

20 Pathogen (Vibro)


(32)

2. Parameter hasil uji laboratorium Amoniak Nitrat dari BPLHD Provinsi Lampung untuk WS Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang

b. Data lokasi titik pengambilan

Lokasi pengambilan titik sampel yang tersebar di WS Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang pada ruas sungai yang terpasang Pos Duga Air (PDA) yang disajikan dalam tabel 19 dan tabel 20.

Tabel 19. Lokasi pengambilan sampel di WS Seputih Sekampung dari BBWS Mesuji Sekampung

No Nama Sungai Nama PDA

1 Way Belau Kuripan 004

2 Way Kandis 150

3 Way Galih 001

4 Way Semah 126

5 Way Ketibung 149

6 Way Sukadana 125

7 Way Raman 140

8 Way Batang Hari 142

9 Way Sekampung 124, 153, 151, 143,152, 145 dan 144

10 Way Curup 104

11 Way Manggarawan 102

12 Way Kresno Widodo 146

13 Way Pubian 119

14 Way Tipo 130 dan 131

15 Way Wawah 011 dan 128

16 Way Tatayan 133 dan 129

17 Way Wawah Srikaton 121

18 Way Terusan 136

19 Way Bulok 147 dan 148

20 Way Seputih 137, 138 dan 135


(33)

Tabel 20. Lokasi pengambilan sampel di WS Mesuji Tulang Bawang dari BBWS Seputih Sekampung

No Nama Sungai Nama PDA

1 Way Abung 163

2 Way Rarem II 164

3 Way Sabuk 172

4 Way Melan 174

5 Way Tulung Mas 175

6 Way Tulung Tambak 176

7 Way Neki 173

8 Way Pidada 178

9 Way Bujuk 179

10 Way Umpu Kiri 169

11 Way Tulung Mas 168

12 Way Umpu 166 dan 162

13 Way Tahmi 165

14 Way Giham 167 dan, 171

15 Way Umpu Kanan 161

16 Way Besai 170

17 Way Tangkas 177

Lokasi pengambilan titik sampel Amonia Nitrat yang tersebar di WS Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang pada sungai yang di pantau oleh BPLHD Provinsi Lampung yang disajikan pada tabel 21 dan tabel 22.

Tabel 21. Lokasi pengambilan sampel Amonia Nitrat di WS Seputih Sekampung dari BPLHD Provinsi Lampung

No Nama Sungai Nama Lokasi

1 Way Seputih

Desa Haduyang Ratu, Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah

Desa Gunung Sugih, Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Desa Teluk Dalem, Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah

2

Way Sekampung

Desa Sukoharjo II, Kecamatan Sujoharjo Kabupaten Pringsewu

Desa Madah, Kecamatan Natar Kabupaten Lmapung Selatan

Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan


(34)

Tabel 22. Lokasi pengambilan sampel Amonia Nitrat di WS Mesuji Tulang Bawang dari BPLHD Provinsi Lampung

No Nama Sungai

Nama Lokasi

1 Way Besai

Desa Sukajaya, Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Way Kanan

Desa Banjar Masin, Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan

Desa Negeri Agung, Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan

a. Pengumpulan peta WS Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang untuk tampilan dalam Sistem informasi Kualitas Air Sungai di Wilayah Sungai Provinsi Lampung dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung.

2. Analisa data kualitas air:

Data sekunder yang telah dikumpulkan akan dianalisa untuk menentukan status kualitas air dengan menggunakan metode WQI-DOE Malaysia, Storet dan Indeks Pencemaran (IP) yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

A. Metode WQI-DOE Malaysia

1. Mengumpulkan data parameter berupa data pH, DO, BOD, COD, SS dan AN;

2. Melakukan konversi data parameter DO dengan satuan mg/l menjadi persen (%) dengan persamaan 2.1 :

% = �100%

(2.1) dimana :


(35)

DOt : Konsentrasi oksigen jenuh (mg/liter) pada suhu

tertentu dengan tekanan 760 mmHg(mg/liter) Data oksigen jenuh dapat diperoleh dari tabel 4 yang menyajikan hubungan antara suhu dan oksigen terlarut jenuh teoritis.

3. Menghitung parameter SS (Suspended Solid) atau TSS (Total Suspended Solid) dilakukan estimasi dengan menggunakan rumus:

TSS (mg/lt) = 0,625 x DHL Dimana:

DHL : Daya Hantar Listrik / Conductivity ( µmhos/cm atau µS) 4. Mencari data pengujian AN (Amonia Nitrat) terdekat terhadap

lokasi pengambilan sampel dari BPLHD Provinsi Lampung; 5. Menghitung Nilai Sub Indeks dari setiap parameter dengan

persamaa 2.5 sampai 2.21 yaitu:

1. Sub Index DO

Formula untuk mendapatkan nilai Sub-Index DO (SIDO) adalah:

� = 0 8 (2.5)

� = 100 92 (2.6)

� = 0,395 + 0,003 2−0,0002 3


(36)

2. Sub Index BOD

Formula untuk mendapatkan nilai Sub-Index BOD (SIBOD) adalah

� = 100,4−4,23

Untuk BOD ≤ 5

(2.8)

� = 108∗ �� −0,055 −0,1 Untuk BOD > 5

(2.9)

3. Sub Index COD

Formula untuk mendapatkan nilai Sub-Index COD (SICOD) adalah:

� =−1.33 + 99.1 20 (2.10)

� = 103∗ �� −0.0157 −0.04 Untuk COD > 20

(2.11)

4. Sub Index AN

Formula untuk mendapatkan nilai Sub-Index AN (SIAN) adalah:

� = 100,5 −105 0,3 (2.12)

� = 94∗ �� −0,573 −5∗ −2

Untuk 0,3 < AN <4

(2.13)

� = 0 4 (2.14)

5. Sub Index SS

Formula untuk mendapatkan nilai Sub-Index pH (SS) adalah:


(37)

� ��= 97,5∗ �� −0,00676�� + 5∗0,05��

Untuk SS ≤ 100

(2.15)

� ��= 71∗exp −0,0061� −0,015∗0,05� Untuk 100 < x <1000

(2.16)

� �� = 0 �� 1000 (2.17)

6. Sub Index pH

Formula untuk mendapatkan nilai Sub-Index pH (SIpH) adalah

� = 17,2−17,2 + 5,02 2 < 5,5 (2.18)

� = 242 + 95,5 −6,67 2 5,5 < 7 (2.19)

� = 181 + 82,4 −6,05 2 7 < 8,75 (2.20)

� = 536−77 + 2,7 2 8,75 (2.21)

7. Menghitunng nilai WQI-DOE dengan persamaan 2.4 sebagai berikut:

�� = 0,22�� + 0,19� + 0,16�

+ 0,15� + 0,16� ��+ 0,12� (2.4) 8. Menentukan status mutu air dan mendeskripsikan kualitas air

sungai menggunakan Tabel 5. B. Metode Storet

Langkah perhitungan Metode Stroret adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data kualitas air pada lokasi yang sama secara periodik untuk mendapat data dari waktu ke waktu (time series


(38)

data) minimal 2 seri data dan untuk data tunggal tidak dapat dihitung dengan metode ini;

2. Membandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan nilai baku mutu sesuai dengan kelas air; 3. Apabila hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil

pengukuran < baku mutu) maka diberi skor 0.

4. Apabila hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran > baku mutu), maka diberi skor berdasarkan tabel 13.

5. Menghitung total jumlah dari seluruh parameter dan menentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan tabel 14.

C. Metode Indeks Pencemaran (IP)

1. Mengumpulkan data kualitas air untuk setiap titik pengambilan setiap tahunnya;

2. Menghitung nilai perbandingan parameter dan baku mutu baru sesuai kelas perutukan air untuk menggantikan nilai perbandingan terhadap hasil uji dengan formula :

a. Parameter dengan baku mutu dimana konsentrasi menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat contohnya DO (Dissolved Oxygen). Untuk menetukan Ci/Lij perlu


(39)

menggantikan Ci/Lij hasil uji menggunakan persamaan 2.23

sebagai berikut:

� = −

− �

(2.23) dimana:

Ci uji : Konsentrasi hasil uji parameter

Cim : Konsentrasi teoritik

Lij : Konsentrasi parameter sesuai baku mutu

peruntukan air j

b. Parameter dengan baku mutu nilai rentang contohnya pH. Perlu ditentukan nilai Lij rata-rata dengan persamaan 2.24

sebagai berikut:

� − =�

+� 2

(2.24)

dimana :

Lij rata-rata : Nilai rentang rata-rata

Lij maksimum : Nilai rentang maksimum

Lij minimum : Nilai rentang minimum

1. Untuk nilai Ci ≤ Lij rata-rata digunakan persamaan 2.25

sebagai berikut:

� = − � −

� − � −

(2.25)

dimana :


(40)

Lij rata-rata : Nilai rentang rata-rata

Lij maksimum : Nilai rentang maksimum

Lij minimum : Nilai rentang minimum

2. Untuk nilai Ci >Lij rata-rata digunakan persamaam 2.26

sebagai berikut:

� = − � −

� − � −

(2.26)

dimana :

Ci : Konsentrasi hasil uji parameter Lij rata-rata : Nilai rentang rata-rata

Lij maksimum : Nilai rentang maksimum

3. Untuk parameter yang lain digunakan persamaan sebagai berikut:

a. Jika nilai Ci/ Lij uji < 1 digunakan Ci/ Lij uji

b. Jika nilai Ci/ Lij uji > 1 digunakan persamaan 2.27

sebagai berikut:

� = 1 + 5 � �

(2.27) dimana:

(Ci/Lij)baru : Nilai Ci/Lij baru

(Ci/Lij)uji : Nilai Ci/Lij hasil uji

Ci : Konsentrasi hasil uji parameter

Lij : Konsentrasi parameter sesuai baku mutu


(41)

3. Menghitung total nilai (Ci/Lij)baru dari seluruh parameter dan

menentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan tabel 15.

3. Membuat Sistem Informasi Kualitas Air Sungai di Wilayah Sungai Provinsi Lampung dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menyiapkan kebutuhan masukan berupa data uji kualitas air dari lokasi penelitian di WS Seputih Sekampung dan WS Mesuji Tulang Bawang kurun waktu 2011 – 2013 dan data parameter Amoniak Nitrat dari BPLHD Provinsi Lampung;

b. Mempersiapkan kebutuhan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membuat sistem ini adalah sebagai berikut:

1. PHP versi 5

PHP merupakan bahasa pemrograman script yang dipakai untuk membuat program situs web dinamis. PHP versi awal PHP Form Interpreter, namun sejak tahun 1998 berubah menjadi PHP Hypertext Preprocessing. Kelebihan bahasa pemrograman PHP versi 5 adalah fitur berorientasi objek (Gutmans dkk, 2004).

2. MySQL versi 5

MySQL merupakan perangkat lunak untuk sistem manajemen basis data SQL. MySQL sangat populer dengan administrasi basis data yaitu phpMyAdmin. MySQL berfungsi mengolah data yang ada dalam sistem informasi yang akan dibangun.


(42)

c. Desain Basis Data

Basis data merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai penyedia informasi bagi pemakainya. Perancangan basis data berbasis web adalah tabel admin, tabel buku tamu.

d. Rancangan Antarmuka (Interface)

Tujuan perancangan Interface adalah menggambarkan tampilan dari sistem yang akan diaplikasikan. Perancangan basis data berbasis web adalah halaman interafktif merupakan menu yang digunakan untuk menampilkan informasi kualitas air berupa: 1. Informasi nama sungai;

2. Informasi tahun pengambilan sampel;

3. Informasi hasil analisis dengan Metode WQI-DOE Malaysia, Stotret dan Indeks Pencemaran; dan

Tampilan dari sistem informasi yang di bangun secara garis besar terdiri dari :

1. Header;

2. Halaman interaktif;

3. Menu utama yang terdiri dari menu Home, hasil analisa WQI-DOE Malaysia, Storet dan IP ;

4. Menu Penunjang terdiri dari Vooting dan foto; 5. Informasi.


(43)

Gambar 16, Tampilan Umum Sistem Informasi Kualitas Air Sungai di Wilayah Sungai Provinsi Lampung

e. Pengujian Aplikasi Web

Tahapan dalam pengujian aplikasi web adalah :

1. Menampilkan menu pada tampilan sistem informasi dan setiap menu dapat diproses. Melakukan koreksi di bahasa PHP versi 5 jika menu tersebut tidak tampil;

2. Melakukan proses pada menu WQI-DOE, Storet dan IP (Indeks Pencemaran);

3. Menampilan di halaman interaktif dengan hasil hitungan Metode WQI-DOE Malaysia, Storet dan IP jika tidak sama dengan hitungan perlu dikoreksi data di MySQL;

4. Menampilkan kembali pada menu tampilan sistem informasi dan proses tersebut hingga hasil sesuai analisis manual.

HEADER

Home, hasil uji

WQI-DOE Malaysia, Storet dan IP, Artikel, Buku Tamu dan Peta

WS

HALAMAN INTERAKTIF

Vooting dan Foto


(44)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Wilayah Sungai

Wilayah Sungai (WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2. DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU Nomor 7 tahun 2004). Dalam pengelolaan DAS instansi pemerintah yang mengelola adalah Kementerian Kehutanan dan Kementerian PU. Kementerian Kehutanan lebih memfokuskan kegiatan pengelolaan di DAS berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 52/Kpts-II/2001 membagi klasifikasi DAS menjadi DAS lokal dan DAS secara regional terbagi menjadi DAS nasional dan DAS internasional. Kementerian PU melaksanakan pengelolaan di wilayah sungai berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 11a/PRT/M/2006 dengan membagi wilayah sungai menjadi; 1. Wilayah Sungai Lintas Negara;


(45)

2. Wilayah Sungai Strategis Nasional; 3. Wilayah Sungai Lintas Provinsi;

4. Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota; dan

5. Wilayah Sungai Lintas dalam satu Kabupaten/Kota.

Dalam perkembangannya untuk menyamakan definisi dari DAS dan Wilayah Sungai (WS) terbit Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai. Provinsi Lampung terbagi menjadi 3 (tiga) WS yaitu:

1. Wilayah Sungai Seputih Sekampung sebagai WS Strategis Nasional; 2. Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang sebagai WS Lintas Provinsi; 3. Wilayah Sungai Semangka sebagai WS Lintas Kabupaten.

Berdasarkan Perda Provinsi Lampung Nomor 3 tahun 2004 wilayah sungai Provinsi Lampung seluas ± 3.528.835 ha terbagi dalam 10 (sepuluh) wilayah kabupaten/kota dan terbagi menjadi 2 (dua) kewenangan yaitu:

1. Pemerintah pusat untuk Wilayah Sungai Seputih Sekampung sebagai Wilayah Sungai Startegis Nasional dan Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang sebagai Wilayah Sungai Lintas Provinsi; dan

2. Pemerintah Provinsi Lampung untuk Wilayah Sungai Semangka sebagai Wilayah Sungai Provinsi.

B. Wilayah Sungai (WS) Seputih Sekampung

Wilayah Sungai Seputih Sekampung secara administrasi terletak di 10 (sepuluh) kabupaten/ kota, dengan luas kurang lebih 41,5% luas wilayah Provinsi Lampung yang mencapai 3.528.835 ha yaitu dengan luas


(46)

14.560,574 km2 terbagi menjadi 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) (BBWS Mesuji Sekampung, 2010) yaitu :

1. DAS Seputih luas 7.083,747 km2; 2. DAS Sekampung luas 4.999,172 km2;

3. DAS Jepara-Kambas luas 1.665,013 km2; dan 4. DAS Bandar Lampung-Kalianda 812,642 km2.

Dalam pengelolaannya WS Seputih Sekampung sebagai Wilayah Sungai Srategis Nasional menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian PU di Provinsi Lampung yang bertanggung jawab adalah Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 11.A/PRT/M/2006 yang mulai berdiri sejak tahun 2007. Berikut disajikan nama-nama sungai yang termasuk dalam DAS Sekampung dan DAS Seputih.

Tabel 1. Sungai di DAS Sekampung

No Nama

1 Way Sekampung – Batutegi

2 Merabung, Ilahan, Sukoharjo

3 Way Sekampung Anak

4 Way Sekampung – Argoguruh

5 Way Indomiwon

6 Way Jabung

7 Way Sragi

8 Way Pisang

9 Way Ketibung

10 Way Sulan

11 Way Bekarang

12 Way Galih

13 Way Kandis Besar

14 Way Semah

15 Way Bulok

16 Way Tebu


(47)

Tabel 2. Sungai di DAS Seputih

No Nama

1 Way Terusan Hulu

2 Way Terusan Hilir

3 Seputih Surabaya

4 Way Pegadungan

5 Way Sukadana

6 Way Batanghari Hulu

7 Way Raman

8 Way Bungur

9 Way Tipo

10 Way Waya

11 Way Tatayan

12 Way Pubian

13 Way Seputih Segalamider

14 Way Pengubuan Hulu

15 Way Pengubuan Tengah

16 Way Pengubuan Hilir

17 Seputih Raman

18 Way Batanghari Hilir

19 Way Seputih Hulu

20 Way Komering

Sumber : Hatmoko, 2011

1. Kondisi Topografi

Daerah Hulu Sungai Seputih dan Sekampung berada di Pegunungan Barisan Barat dengan elevasi sekitar 2.000 meter. Kondisi topografi WS Seputih Sekampung adalah gunung-gunung berapi (BBWS Mesuji Sekampung, 2010) yaitu:

Tabel 3. Gunung di WS Seputih Sekampung

No Nama Gunung Ketinggian (m)

1 Betung 1.313

2 Ratai 1.682

3 Rajabasa 1.281

4 Tanggamus 2.102


(48)

Luas wilayah sungai WS Seputih Sekampung 80% merupakan dataran rendah dengan garis kontur di bawah 100 meter dan memiliki kemiringan 0-4%.

Gambar 1. Peta Topografi WS Seputih Sekampung (BBWS Mesuji Sekampung, 2010)

2. Kondisi Geologi

Kondisi Geologi WS Seputih Sekampung secara umum (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1993 dalam BBWS Mesuji Sekampung, 2010) meliputi:

1. Batuan Pra-Tersier terdiri dari batuan malihan, batuan sedimen, dan batuan terobosan, meliputi: Kompleks Gunung Kasih Tak Teruraikan, Sekis Way Galih, Batu Pualam Trimulyo, Kuarsit Sidodadi, Migmatit Jundeng, Formasi Menanga, Granodorit Sulan, Diorit Sekampung


(49)

Terdaunkan, Granodiorit Seputih, Granit Kalimangan, Granodorit Branti, dan Granit Kapur;

2. Batuan Tersier terdiri dari batuan sedimen dan batuan gunung api, meliputi: Formasi Kikim, Formasi Sabu, Formasi Campang, Formasi Tarahan, Formasi Hulu Simpang, Sumbat Basal, Granit Jati Baru, Batuan Granit Tak Terpisahkan, Formasi Gading, Formasi Talang Akar, Formasi Gumai, Formasi Surung Batang, dan Satuan Andesit;

3. Batuan Kuarter terdiri dari batuan sedimen, batuan gunung api, dan endapan permukaan meliputi: Formasi Lampung, Formasi Kasai, Batuan Gunung api Muda, Formasi Terbanggi, Basal Sukadana, Aluvium Tua, Aluvium, dan Endapan Rawa.

Gambar 2. Peta Geologi WS Seputih Sekampung (BBWS Mesuji Sekampung, 2010)


(50)

3. Kondisi Iklim dan Klimatologi

WS Seputih Sekampung memiliki iklim tropis sepanjang tahun, bertemperatur relatif seragam dengan suhu rata-rata bulanan berkisar 26o C - 27o C, memiliki kelembaban tinggi dan bercurah hujan lebat (BBWS Mesuji Sekampung, 2010).

4. Kependudukan

Luas WS Seputih Sekampung 41,5% dari seluruh luas Provinsi Lampung dan diperkirakan 68% penduduk tinggal di daerah wilayah sungai. Sekitar 20% dari jumlah penduduk tersebut berada di Kota Metro dan Bandar Lampung dengan pertumbuhan jumlah penduduk 1,07% per tahun. Berdasarkan data kependudukan tahun 2006 diketahui kepadatan penduduk di DAS Sekampung relatif tinggi sekitar 512 orang/km2 dan kepadatan penduduk di DAS Seputih relatif rendah 198 orang/km2 (BBWS Mesuji Sekampung, 2010).

5. Tata Guna Lahan

Lahan di WS Seputih Sekampung terbagi (BBWS Mesuji Sekampung, 2010) menjadi:

a. Hutan di daerah perbukitan sekitar 8% dari luas wilayah sungai atau seluas 7.300 ha;

b. Lahan pertanian di dataran rendah terdiri atas tanaman padi dan kebun tebu seluas 80% dari seluruh luas wilayah sungai.


(51)

Gambar 3. Peta Tata Guna Lahan WS Seputih Sekampung (BBWS Mesuji Sekampung, 2010)

C. Wilayah Sungai (WS) Mesuji Tulang Bawang

Wilayah Sungai (WS) Mesuji Tulang Bawang dengan luas ± 16.625 km2 merupakan WS lintas provinsi yaitu Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan (BBWS Mesuji Sekampung, 2013). Wilayah administrasi yang terletak dalam WS Mesuji Tulang Bawang:

A. Provinsi Lampung :

1. Kabupaten Lampung Barat; 2. Kabupaten Lampung Tengah; 3. Kabupaten Lampung Utara; 4. Kabupaten Mesuji;

5. Kabupaten Tulang Bawang; 6. Kabupaten Tulang Bawang Barat;


(52)

7. Kabupaten Way Kanan. B. Provinsi Sumatera Selatan :

1. Kabupaten Komering Ilir;

2. Kabupaten Komering Ulu Selatan; 3. Kabupaten Komering Ulu Timur.

1. Kondisi Topografi

Keadaan topografi di WS Mesuji Tulang Bawang merupakan daerah berbukit sampai bergunung, daerah dataran alluvial dan daerah pasang surut yang terbagi dalam (BBWS Mesuji Sekampung, 2013):

1. Dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 50m; 2. Daerah perbukitan dengan ketinggian 50-500m; dan 3. Daerah pegunungan dengan ketinggian lebih dari 500m.

2. Kondisi Geologi

Keadaan geologi di WS Mesuji Tulang Bawang terbagi dalam (BBWS Mesuji Sekampung, 2013):

1. Middle and Upper Palembang Beds merupakan daerah dataran rendah di DAS Mesuji Tulang Bawang;

2. Andesit dan Tuffs berada di hulu DAS Tulang Bawang berupa pegunungan dan perbukitan;

3. Underterentiated Sedimentary Tuffs berada di hulu DAS Tulang Bawang berupa pegunungan dan perbukitan;dan


(53)

4. Lacrustrin Deposit of Way Lima Basin and Aludepo merupakan dataran rendah di DAS Mesuji Tulang Bawang.

Gambar 4. Peta Geologi WS Mesuji Tulang Bawang (BBWS Mesuji Sekampung, 2013)

3. Kondisi Iklim dan Klimatologi

Iklim di WS Mesuji Tulang Bawang mempunyai ciri suhu yang tinggi, kelembaban tinggi berkisar 64% - 82%, kecepatan angin rendah berkisar 1,02 m/dt – 2,05 m/dt dan suhu udara berkisar 23°C - 33°C (BBWS Mesuji Sekampung, 2013).

KETERANGAN : Sungai Kabupaten

0 10 20 30 Kilometers

PETA GEOLOGI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL SDA BBWS MESUJI SEKAMPUNG

GAMBAR :

Me suji

Um pu

Kan an

Tulang Bawang Mesuji

Um

p

u

Kanan Tulang

Baw ang

Mesuji

0

Ump u

Pid ada Kanan G iham Bes ai

Way Buaya

S. Dabuk

Tahmi

Way Kiri-Rarem

S

. P ada

ng

Way Abung

Way Bujuk

Way Mira h

W. Buay a 3

S. Cep

er

S. Bur ung

Way Sungkai

Way P isang

W. Buaya 2

Way Lalai

Way Melan

S. Gaja

h

Mati

S. Menang

Way Tulung Mas

Way Sabuk

W. Buaya 1

W

a

y S

e

sa

h

Wa y M elungu

n

W.Galing W

ay Mua ra Balak

Wa y Han akau

Way K ulur Way Tul

Buyut

Way K elawas W a y N ak au 0 0 Kab. OKI

Kab. Tulang Bawang

Kab. Way kanan

Kab. Lampung Utara

Kab. Lampung Barat Kab. OKU Selatan

Kab. OKU Timur Muara Enim Lampung Tengah Lampung Timur N E W S

B. GA andesit basal Breksi GA Tuf Formasi Bal Formasi Kasai Formasi Kikim Formasi Ranau Formasi Talangakar Formasi Baturaja Formasi Gumai Formasi Lakitan Aluvium Endapan rawa Formasi airbenakat Formasi muaraenim Formasi terbanggi Pasir kuarsa 400 000 400 000 420 000 420 000 440 000 440 000 460 000 460 000 480 000 480 000 500 000 500 000 520 000 520 000 540 000 540 000 560 000 560 000 580 000 580 000 600 000 600 000 620 000 620 000 9 4 4 0 0 0

0 94

4 0 0 0 0 9 4 6 0 0 0

0 94

6 0 0 0 0 9 4 8 0 0 0

0 94

8 0 0 0 0 9 5 0 0 0 0

0 95

0 0 0 0 0 9 5 2 0 0 0

0 952

0 0 0 0 9 5 4 0 0 0

0 95

4 0 0 0 0 9 5 6 0 0 0

0 956

0 0 0 0 9 5 8 0 0 0

0 9580

0 0 0 9 6 0 0 0 0

0 960

0 0 0 0 9 6 2 0 0 0

0 9620

0

0


(54)

Gambar 5. Peta Klimatologi WS Mesuji Tulang Bawang (BBWS Mesuji Sekampung, 2013)

4. Kependudukan

Pertumbuhan penduduk tercatat sebesar 2,66% dengan jumlah penduduk di tahun 2012 2.851.330 jiwa dengan 889.838 KK. Kepadatan penduduk terendah di OKU Timur sebesar 30 jiwa/km2 dan tertinggi di Lampung Utara 205 jiwa/km2 (BBWS Mesuji Sekampung, 2013).

5. Tata Guna Lahan

Lahan di WS Mesuji Tulang Bawang sebagian besar tegalan/perkebunan seluas 1.025.806,28 ha (62,08%) dan lahan tidur dengan kawasan lindung seluas 13%. Dari luas total kawasan lindung hanya 5,45% saja berfungsi sebagai hutan atau seluas 90,15 ha (BBWS Mesuji Sekampung, 2013).

KETERANGAN :

DAS Tulang Bawang DAS Mesuji Sungai Kabupaten

0 10 20 30 40 Kilometers

PETA LOKASI STASIUN KLIMATOLOGI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL SDA BBWS MESUJI SEKAMPUNG

GAMBAR : $ T $ T $ T $ T $ T $ T $ T 7 3 C002 C.025 C.022 C.024 C.031 Me

suji

Umpu

Kan an

Tu lan

g Bawang Mesuji

Um

pu

Kanan Tulang B

awang

Mesuji 0

Ump u

P id ada

Kanan

G iham Bes

ai

Way Buaya

S. Dabuk

Tahmi

Way Kiri-R arem

S

. Pada

ng

Way Abung

Way Bujuk

Way Mira h

W. Buay a 3

S. Ce

pe

r

S. Bur ung

Way Sungkai

Way Pisang

W. Buaya 2

Way Lalai

Way Melan

S. Ga

jah Mati

S. Mena ng

Way Tulun g Mas

Way Sabuk

W. Buaya 1

W

a

y Se

sa

h

Wa y Melun

gun

W.Galing

Way Muara Balak Wa y

Han akau

Way K ulur Way

T ul Buy

ut

Way Kelawas

W a y N a ka u 0 0 Kab. OKI

Kab. Tulang Bawang

Kab. Way kanan

Kab. Lampung Utara

Kab. Lampung Barat Kab. OKU Selatan

Kab. OKU Timur

Lampung Timur Lampung Tengah Muara Enim N E W S 400 000 400 000 420 000 420 000 440 000 440 000 460 000 460 000 480 000 480 000 500 000 500 000 520 000 520 000 540 000 540 000 560 000 560 000 580 000 580 000 600 000 600 000 620 000 620 000 9 4 2 0 0 0

0 94

2 0 0 0 0 9 4 4 0 0 0

0 94

4 0 0 0 0 9 4 6 0 0 0

0 946

0 0 0 0 9 4 8 0 0 0

0 94

8 0 0 0 0 9 5 0 0 0 0

0 95

0 0 0 0 0 9 5 2 0 0 0

0 9520

0 0 0 9 5 4 0 0 0

0 95

4 0 0 0 0 9 5 6 0 0 0

0 95

6 0 0 0 0 9 5 8 0 0 0

0 95

8 0 0 0 0 9 6 0 0 0 0

0 96

0 0 0 0 0 9 6 2 0 0 0

0 96

2 0 0 0 0 Klimatologi $ T


(55)

Gambar 6. Peta Tata Guna Lahan WS Mesuji Tulang Bawang (BBWS Mesuji Sekampung, 2013)

KETERANGAN :

DAS Tulang Bawang DAS Mesuji Sungai Kabupaten

0 10 20 30 40 Kilometers

PETA PENGGUNAAN LAHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SDA

BBWS MESUJI SEKAMPUNG

GAMBAR : Belukar Bukit Pasir Empang Hutan Kebun Pasir Pantai Pemukiman Rawa Sawah Sawah Tadah Hujan Sungai Tegalan 400 000 400 000 420 000 420 000 440 000 440 000 460 000 460 000 480 000 480 000 500 000 500 000 520 000 520 000 540 000 540 000 560 000 560 000 580 000 580 000 600 000 600 000 9 4 4 0 0 0

0 94

4 0 0 0 0 9 4 6 0 0 0

0 94

6 0 0 0 0 9 4 8 0 0 0

0 94

8 0 0 0 0 9 5 0 0 0 0

0 95

0 0 0 0 0 9 5 2 0 0 0

0 95

2 0 0 0 0 9 5 4 0 0 0

0 95

4 0 0 0 0 9 5 6 0 0 0

0 9560

0 0 0 9 5 8 0 0 0

0 95

8 0 0 0 0 9 6 0 0 0 0

0 96

0 0 0 0 0 9 6 2 0 0 0

0 9620

0 0 0 # x z x z x z M

esuji

Um pu Kan an Tu lan g Baw

ang Mesuji

U

m

pu

Kanan Tulang B

awang

Mesu

ji

0

Um pu

Pidada

Ka nan

G iham Besa

i

W ay Bu aya

S. Dabuk

Tahmi

Way K iri-Rarem

S

.

Pad ang

W ay Abun g

W ay B ujuk

Way Mirah

W. Bua y a 3

S

. Ceper

S. B urung

W a y Sun gka i W

ay Pis ang

W . Buaya 2

Way Lalai

Wa y Melan

S

. Gaja

h Ma

ti

S. Men ang

Way

Tulung Mas

Way Sabuk

W. Buaya 1

W

ay

S

es

ah

Way Me lung un

W .G aling

Way Mua ra B

alak

W ay Han aka u

Way Kulur Way

Tul Buyut

W ay Kela

was W a y N a ka u 0 0 Kab. OKI

Kab. Tulang Bawang

Kab. Way kanan

Kab. Lampung Utara

Kab. Lampung Barat Kab. OKU Selatan

Kab. OKU Timur Muara Enim Lampung Tengah Lampung Timur N E W S


(56)

(57)

Gambar 8. WS Seputih Sekampung (BBWS Mesuji Sekampung, 2013)

Mes uji

Ump u

Kanan

Tula ng B

aw ang Mesu ji

U

m

pu

Kanan

Tula ng Bawa ng

Mes uji 0 Umpu Pid ada Kanan G ih am B esai

Way Buaya S. Dabuk

Tahmi

Way K iri-Rare m S . P ad ang

W ay Abung

Way Bujuk

Way Mira

h

W. Buaya

3

S. C eper

S. B urun

g

Way Sungkai

Way

Pisa

ng

W. Buaya 2

Way Lalai

Way Mel

an

S. G ajah Mat

i

S . Menan g

Way Tulung

Mas

Way Sab

uk

W. Bua ya 1

W

ay S

es ah Way Mel ungu n

W .Galing

Way Muara

Balak Way Han akau Way Kul ur Way Tul Buy ut Way Ke la

was W ay N ak au 0 0 Kab. OKI

Kab. Tulang Bawang

Kab. Way kanan

Kab. Lampung Utara

Kab. Lampung Barat Kab. OKU Selatan

Kab. OKU Timur

Lampung Timur Lampung Tengah Muara Enim

GAMBAR :

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SDA

BBWS MESUJI SEKAMPUNG

PETA WATER DISTRICT

0 10 20 30 40 Kilometers

KETERANGAN : 400000 400000 425000 425000 450000 450000 475000 475000 500000 500000 525000 525000 550000 550000 575000 575000 600000 600000 9 4 2 5 0 0

0 9425

0 0 0 9 4 5 00

00 945

00 0 0 9 47 5 0 0

0 9475

0 00 9 50 00 0

0 950

00 00 9 5 2 5 0 00 9 52 5 0 0 0 9 5 5 0 0 0

0 9550

0 0 0 9 5 7 5 0 0

0 9575

0 0 0 9 6 0 00 0

0 960

00 0 0 9 62 50 00 9 62 50 00

DAS Tulang Bawang DAS Mesuji

Sungai Kabupaten Water District


(58)

D. Kualitas Air Sungai

Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil (PP Nomor 82 tahun 2001) dalam penggunaanya disesuaikan untuk peruntukannya seperti air baku, irigasi atau industri. Umumnya air yang digunakan berasal dari air permukaan yang bersumber dari sungai, waduk, embung atau tampungan air permukaan lainnya, sumur dangkal dan sumur dalam. Ketersediaan air yang terbatas dibandingkan kebutuhannya memerlukan upaya pengelolaan yang baik sehingga dapat digunakan secara adil oleh semua orang.

Pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh, terpadu berwawasan lingkungan hidup dengan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk menjaga kelestarian air sungai tetap terjaga. Upaya pemanfaatan air dilakukan dengan prinsip penghematan penggunaan, ketertiban dan keadilan, ketepatan penggunaan, keberlanjutan penggunaan dan penggunaan yang saling menunjang antara air permukaan dan air tanah dengan memprioritaskan penggunaan air permukaan (Permen PU Nomor 06/PRT/M/2011, 2011). Kebutuhan air bukan semata-mata dalam jumlah yang banyak saja tetapi juga harus memenuhi secara kualitas sehingga air dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Kualitas air merupakan suatu cara untuk menggambarkan karakteristik air yaitu kimia, biologis dan fisika. Kualitas air juga dipengaruhi oleh kondisi alam seperti geologi, hidrologi dan iklim dan kegiatan manusia yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas air yang tersedia (WHO, 2006).


(59)

E. Karakteristik Air

Kualitas air dinyatakan dalam beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD dan kadar logam), dan parameter biologi (keberadaan plankton dan bakteri) (Effendi, 2003).

Parameter air sungai yang digunakan dalam menentukan status kualitas air pada penelitian ini adalah:

1. pH

pH adalah aktivitas relatif ion hidrogen dalam larutan (WHO, 2006 ) dan merupakan ukuran keasaman atau basa suatu larutan. Besarnya nilai pH antara 0 – 14 dimana pH dibawah 7 bersifat asam dan diatas 7 bersifat basa dan nilai pH 7 adalah netral. pH dengan nilai 6,5-8,2 merupakan kondisi optimum untuk mahluk hidup. pH yang terlalu asam atau terlalu basa akan mematikan makhluk hidup (Rahayu dkk., 2009). Air hujan sebagai sumber air sungai secara alami bersifat asam (pH di bawah 7,0) biasanya sekitar 5,6 tetapi di beberapa daerah meningkat ke tingkat berbahaya antara 4,0 dan 5,0 pH akibat polutan di atmosfer yang diakibatkan oleh karbon hasil pembakaran fosil di udara (Khelmann, 2003). Berubahnya nilai pH dimungkinkan oleh pencemaran yang dihasilkan oleh industri, domestik atau kondisi alam. Air sungai di Indonesia umumnya memiliki nilai pH antara 2 – 10 (Balai Lingkungan Keairan, 2013).


(60)

2. Temperatur

Temperatur merupakan parameter fisika yang sangat penting bagi proses metabolisme organisme di daerah perairan. Temperatur dapat bervariasi dipengaruhi oleh musim, letak berdasarkan lintang dan garis edar matahari, waktu pengukuran, kedalaman air serta tinggi terhadap permukaan laut. Perubahan temperatur mempengaruhi proses fisika, kimia dan biologi pada badan air. Kenaikan suhu menyebabkan metabolise organisme meningkat sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Naiknya temperatur 1°C menyebabkan konsumsi oksigen meningkat 10% (Brown, 1987 dalam Efendi, 2003).

3. Oksigen Terlarut / Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen merupakan zat penting yang dibutuhkan semua mahluk hidup begitu pula untuk mahluk hidup di dalam air dalam bentuk oksigen terlarut dalam air.

Kadar oksigen yang berkurang dimungkinkan terjadinya banyaknya mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Oksigen mempunyai peranan penting dalam oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik untuk mengurangi beban pencemaran secara alami maupun secara aerobik untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga (Salmin, 2005). Besarnya nilai DO untuk sungai di Indonesia berkisar antara 0 mg/l – 9 mg/l (Balai Lingkungan Keairan, 2013) dan kadarnya berubah dipengaruhi oleh suhu dan ketinggian (Rahayu dkk., 2009).


(61)

Tabel 4. Hubungan temperatur dan oksigen terlarut jenuh (mg/liter) pada suhu tertentu dengan tekanan 760 mmHg

Suhu (°C)

DO (mg/lt)

Suhu (°C)

DO (mg/lt)

Suhu (°C)

DO (mg/lt)

0 14,62 14 10,31 28 7,83

1 14,22 15 10,06 29 7,69

2 13,83 16 9,87 30 7,56

3 13,46 17 9,66 31 7,43

4 13,11 18 9,47 32 7,3

5 12,77 19 9,28 33 7,18

6 12,45 20 9,09 34 7,06

7 12,14 21 8,91 35 6,95

8 11,64 22 8,74 36 6,84

9 11,56 23 8,58 37 6,73

10 11,29 24 8,42 38 6,62

11 11,03 25 8,26 39 6,51

12 10,78 26 8,11 40 6,41

13 10,54 27 7,97

Sumber : Cole (1983) dalam Efendi (2003)

Kadar oksigen jenuh tercapai jika kadar oksigen terlarut sama dengan jumlah kadar oksigen teoritis (Efendi, 2003). Kadar oksigen tidak jenuh ketika kadar oksigen lebih kecil dari kadar oksigen teoritis dan persen saturasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

% = �100%

(2.1) Dimana :

DOi : DO hasil uji

DOt : Konsentrasi oksigen jenuh (mg/liter) pada suhu tertentu dengan

tekanan 760 mmHg(mg/liter)

Satuan mg/liter setara dengan ppm (part per million) dengan asumsi satu liter air memiliki massa (berat) satu kilogram dan berat jenis (densitas) sama dengan satu (Efendi, 2003).


(62)

4. Biochemical Oxygen Demand (BOD)

Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang digunakan bakteri untuk proses oksidasi bahan organik seperti karbohidrat, protein, bahan organik dari sumber alami dan polusi dan dinyatakan dalam mg/L atau (ppm) (Hacth dkk., 1997). Bahan organik mengandung karbon dan hidrogen dari hasil oksidasi menghasilkan karbon dioksida dan air.

Nilai BOD digunakan untuk menetukan tingkat pencemaran di suatu perairan hal ini sebagai indikasi bahwa terjadi proses oksidasi oleh bakteri. Air yang bersih dan dapat digunakan adalah memiliki kadar oksigen yang cukup dan tidak mengandung banyak bakteri yang dapat membahayakan jika dikonsumsi.

5. Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang digunakan proses oksidasi bahan organik seperti karbohidrat, protein, bahan organik dari sumber alami dan polusi dan dinyatakan dalam mg/L atau (ppm) (Hacth dkk., 1997). Bahan organik mengandung karbon dan hidrogen dari hasil oksidasi menghasilkan karbon dioksida dan air.

Bahan organik berasal dari tiga sumber utama (Sawyer dkk., 1978 dalam Effendi, 2003) yaitu

1. Alam misalnya fiber, minyak nabati dan hewani, lemak hewani, alkaloid, selulosa, kanji dan gula;


(63)

2. Sintesis, yang meliputi semua bahan organik yang diproses oleh manusia;

3. Fermentasi yang semuanya diperoleh melalui aktivitas mikroorganisme misalnya alkohol, aseton, gliserol, antibiotik, dan asam.

Nilai parameter COD seharusnya lebih besar dari nilai BOD, hal ini disebabkan COD menghitung semua kebutuhan oksigen untuk proses oksidasi sedangkan BOD hanya memperhitungkan oksigen yang dibuhuhkan oleh bakteri saja.

6. Total Solid (TS)

Total padatan (Total Solid) yang terkandung dalam air terdiri dari dua jenis yaitu TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolved Solid). Secara matematis hubungan TSS, TDS dan TS dirumuskan :

�= ��+ � (2.2)

Dimana:

TSS : Total Suspended Solid (mg/lt) TDS : Total Dissolved Solid (mg/lt)

a. TSS (Total Suspended Solid)

Zat padat tersuspensi atau (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati


(64)

(abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik (Tarigan dkk., 2003). Ada tiga cara utama pengukuran sedimen di badan air dengan parameter kekeruhan (turbidity), total padatan tersuspensi (Total Suspended Solid), dan kejernihan air (Brash dkk., 2001). Konsentrasi dari TSS dapat mempengaruhi kondisi perairan karena konsentrasi yang tinggi dapat mengganggu kehidupan di perairan tersebut yang menghalangi sinar matahari yang membantu tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Daya Hantar Listrik (DHL) air juga dipengaruhi oleh TSS karena partikel akan menghalangi kemampuan air menghantarkan listrik. Secara matematis hubungan antara DHL dengan TSS disajikan dengan rumus (2.3) berikut:

TSS (mg/L) = k x DHL (2.3)

Dimana:

k : koefisien dengan nilai 0,55 – 0,70 DHL : Daya Hantar Listrik ( µmhos/cm atau µS)

Dalam penelitian ini menggunakan nilai koefisien 0,625 yang dianggap sebagai nilai rata-rata.

b. TDS (Total Dissolved Solid)

Total Suspended Solid (TDS) atau Zat Padat Terlarut adalah jumlah total dari semua anorganik termasuk mineral, garam, logam, kation dan anion yang tersebar dalam volume air dan ukuran lebih kecil untuk melalui saringan berukuran 2 mikrometer.


(1)

50

2. Case Study Of Water Management Processes Serbian Water Quality Index

Penelitian ini di dilakukan oleh Veljković, Lekić dan Jovičić dengan lokasi penelitian sungai di Provinsi Vojvodina, Danube, Sava, Danau Djerdap dan DAS Velika Morava Republik Serbia kurun waktu tahun 2001 - 2006 dengan mengunakan metode Serbian Water Quality Index (SWQI) menggunakan parameter Oxygen Saturation, BOD5, Ammonium, pH, Total Oxidised Nitrogen, Orthophosphate, Suspended solids, suhu, Conductivity dan E.Coli dengan hasil bahwa kualitas air di Provinsi Vojvodina paling buruk kualitasnya akibat polusi dari limbah industri dan domestik.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiningsih, D, Sasongko, S.B., Sudarno, 2012, Analisis Kualitas Air dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal, Jurnal Presipitasi Vol. 9 Nomor 2 September 2012, ISSN 1907-187X, hal. 64-71.

Al-Badaii, F, Othman, M.S., Gasim, M.B., 2013, Water Quality Assessment of the Semenyih River, Selangor, Malaysia, Journal of Chemistry Volume 2013, Article ID 871056.

Anonim, 2001, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta.

Anonim, 2003, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, Jakarta.

Anonim, 2004, Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Rencana Startejik Provinsi Lampung Tahun 2004 - 2009, Bandar Lampung.

Anonim, 2004, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, Jakarta.

Anonim, 2006, Peraturan Menteri PU Nomor 11.A/PRT/M/2006 Tahun 2006 Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, Jakarta.

Anonim, 2010, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri, Jakarta.

Anonim, 2012, Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah Sungai , Jakarta.

Balai Lingkungan Keairan, 2013, Pengecekan Data Kualitas Air, Pelatihan Pengelolaan Kualitas Air 23 - 25 Oktober 2013, Medan.


(3)

BBWS Mesuji Sekampung, 2010, Pola Penyusunan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Seputih Sekampung, Bandar Lampung.

BBWS Mesuji Sekampung, 2013, Pola Penyusunan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Mesuji Tulang Bawang, Bandar Lampung.

Brash, J, Berman, C, 2001, Effects of Turbidity and Suspended Solids on Salmonids, Final Research Report on Research Project T1803 Task 42, USA. Chow, VT, DR Maidment, LW Mays, 1988, Applied Hidrology, Amerika Serikat. Division of Public Information, Managing Water Resources using Isotope

Hydrology, International Atomic Energy Agency FS Series 2/03/E, USA. Efendi, H, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan, Yogyakarta.

Environment Agency, 2002, A Practical Guide Edition 2, Eropa.

EPA, 2006, Anhydrous Ammonia Refrigeration System Operator, EPA-907-B-06-001 , USA.

Fan, J, Hao, M, Malhi, S.S, 2010, Accumulation of nitrate-N in the soil profile and its implications for the environment under dryland agriculture in Northern China, Canadian Journal of Soil Science, Hal. 429 – 440.

Fawell, J, Bailey, K, Chilton, J, Dahi, E, Fewtrell, L, Magara, Y, 2006, Fluoride in Drinking-water, WHO.

Hach, CC, Klein Jr ,RL, Charles RG, 1997, Biochemical Oxygen Demand, Technical Information Series, Amerika Serikat.

Hatmoko, W, 2011, Pengantar Pengelolaan Alokasi Air, Puslitbang Sumber Daya Air Badan Litbang Pekerjaan Umum, Bandung.

Ibrahim, NA, Ali, ZM, M. Shitan, K. Mengersen, H. Juahir, " Statistical Perspective Of River Surface Water Quality Index, Malaysia.

Ibrahim, RMS, 2008, Penelitian Bidang Sistem Informasi Managemen di Indonesia (SIMDI): Quo Vadis?, Jakarta.


(4)

Lennon, MA, Whelton, H, O'Mullane, D, Ekstrand, J, 2004, Flouride, Rolling Revision of the WHO Guidelines for Drinking-Water Quality.

Liu, Z, Sun, G, Huang,S, Sun, W, Guo, J, and Xu, M, 2012, Water Quality Index as a Simple Indicator of Drinking Water Source in the Dongjiang River, China, International Journal of Environmental Protection, Vol. 2 Iss. 5 2012, hal. 16-21.

McPhaden, M.J, El Ni˜no and La Ni ˜na: Causes and Global Consequences, Volume 1: The Earth system: physical and chemical dimensions of global environmental change, hal 353–370.

Miller, G.T , Scott ,E.S, 2009, Living in the Environment, Brook/Cole Cengage Learning, Amerika Serikat.

Muslimin, Saraswati, SP, 2013, Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong Dengan Berbagai Indeks Kualitas Air , Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, hal 91-103.

Oişte, A.M, Breabăn, IG, 2012, Water Quality Index for Rediu, Cacaina and Ciric River in Urban Area Of Iasi City, Environment and Sustainable Development, Vol. 6, no. 2.

Partowijoto, A, 2006, Monitoring and Studies on Water Quality in Some Rivers and Related Water Bodies in Indonesia , The Second NARBO General Meeting, Jatiluhur, 14 – 16 February 2006.

Rahayu, S, Widodo, RH, Meine Van Noordwijk, Indra Suryadi, Bruno Verbist, 2009, Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai, World Agroforestry Centre ICRAF Asia Tenggara, Bogor.

Radmanesh, F, Zarei, H, Salari, M., 2013. Water Quality Index and Suitability of Water of Gotvand Basin at District Khuzestan, Iran. International Journal of Agronomy and Plant Production. Vol., 4 (4), ISSN 2051-1914, hal 707-713. Ramírez, A., Restrepo, R., Cardeñosa, M., 1999. Índices de Contaminaciónpara

Caracterización de Aguas Continentales y Vertimientos. Formulaciones.Ciencia Tecnología y Futuro 1(5): hal.89-99.

Randa, MS, 2012, Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan Nonfekal) Pada Air Sumur Di Komplek Roudi Manokwari , Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Papua.


(5)

Riza, N.,Thamrin, Siregar, SH, 2012, Analisis Status Kualitas Air Anak-Anak Sungai Singingi Sekitar Tambang Batubara di Kuantan Singingi, Jurnal Ilmu Lingkungan, ISSN 1978-5283, hal 123-133.

Sallenave, R, 2012, Understanding Water Quality Parameters to Better Manage Your Pond , Mexico.

Salmin, 2005, Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan, Oseana ISSN 0216-1877 Volume XXX No 3, Hal.21-26.

Scalon, J, Cassar, A, Nemes, N, 2004, Water as Human Right?, IUCN Environmental Policy and Law Paper No.51, USA.

Shiklomanov, IA, 1998, A Summary of The Monograph World Water Resources, Rusia.

Sukar , 2003, Sumber dan Terjadinya Arsen di Lingkungan, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 2 No. 2, hal. 223-228.

Susilo,GE, Febrina, R , 2011, The Simplification of DOE Water Quality Index Calculation Procedures Using Graphical Analysis, Australian Journal of Basic and Applied Sciences ISSN 1991-8178, hal. 207-214.

Syafrul, H, 2009, Water Quality Monitoring In Indonesia, Pusarpedal, Kementerian Lingkungan Hidup.

Tarigan, MS, Edward, 2003, Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) di Perairan Raha Sulawesi Tenggara, Makara Sains Vol. 7 No. 3, Hal 109-119.

Twenter, J.C , Loftis, J.C, 2003, Design of A Water Quality Information System for Source Water Assessment: A Denver Water Case Study, Denver, Colorado, Colorado State University, Amerika Serikat.

Tyagi, S, Sharma, B, P. Singh, R. Dobhal, 2013, Water Quality Assessment in Terms of Water Quality Index, American Journal of Water Resources Vol. 1, No. 3, hal.34-38.

Veljković, Lekić, Jovičić, Case Study Of Water Management Processes Serbian Water Quality Index, Serbia

WHO, 2004, Fluoride in Drinking-water, Background document for Development of WHO Guidelines for Drinking-water Quality.


(6)

WHO, 2006, Guidelines for Drinking-Water Quality, International Union of Pure and Applied Chemistry, USA.

WHO, 2011, Selenium in Drinking-water, Background document for Development of WHO Guidelines for Drinking-water Quality.