KUALITAS AIR SUNGAI DI DESA TANIPAH (GAMBUT PANTAI), KALIMANTAN SELATAN Quality of River Water in Tanipah Village (Gambut Pantai), Kalimantan Selatan
BioLink, Vol. 5 (1) Agustus (2018)
p-ISSN: 2356- 458X e-ISSN: 2550-1305
DOI: http://dx.doi.org/10.31289/biolink.v5i1.1583
BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink
KUALITAS AIR SUNGAI DI DESA TANIPAH (GAMBUT PANTAI),
KALIMANTAN SELATAN
Quality of River Water in Tanipah Village (Gambut Pantai),
Kalimantan Selatan
Rahmat Eko Sanjaya*, Rilia Iriani
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin 70123, Indonesia
*Corresponding author: E-mail: rahmat.eko.sanjaya@gmail.com
Abstrak
Desa Tanipah merupakan desa pesisir di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
dan merupakan daerah pasang surut air laut. Masyarakat desa Tanipah memanfaatkan air sungai untuk
kebutuhan sehari-hari, sehingga kualitas air sungai menjadi perhatian utama. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi informasi tentang kualitas air sungai di desa Tanipah. Penelitian ini
merupakan penelitian survei lapangan dan teknik analisis secara in-situ maupun ex-situ. Analisis
dilakukan dengan membandingkan hasil uji terhadap baku mutu yang telah ditetapkan. Suhu air sungai
di desa Tanipah berkisar 280C – 33,60C serta tidak memiliki rasa dan tidak berbau. Kekeruhan berkisar
54,8 NTU, mengindikasikan tidak layak untuk konsumsi. Oksigen terlarut sebesar 5,9 mg/L dan berada
dalam kategori tercemar ringan. Nilai COD dan BOD berturut-turut adalah 17,03 mg/L dan 6,70 mg/L,
melebihi batas baku mutu air Kelas I. Nilai pH berada pada rentang normal yaitu 7,33. Konsentrasi besi
sebesar 1,71 mg/L, melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air minum. Logam Mn, Pb, Cu
dan Cd, berada dalam ambang batas untuk perairan. Air sungai di desa Tanipah berdasarkan nilai
oksigen terlarut berada pada kategori tercemar ringan. Sehingga, secara umum air sungai di desa
Tanipah tergolong air kelas III, yaitu hanya sebagai pengairan tanaman.
Kata Kunci: klasifikasi mutu air; kualitas air sungai; sungai desa Tanipah
Abstract
Tanipah village is a coastal village in Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan and a
tidal area of sea water. Tanipah villagers utilize river water for daily needs, so the quality of river water is
a major concern. The results of this research are expected to be informations for the community about
quality of river water in Tanipah. This research is a survey research and the analysis was conducted in-situ
and ex-situ. The analysis was done by comparing the test result against the predefined quality standard.
River water temperature in Tanipah ranges from 280C – 33,60C and has no taste and no smell. Turbidity of
54,8 NTU, indicating river water is not feasible for consumption. Dissolved oxygen is 5,9 mg/L and is in the
mild contaminated category. The COD and BOD value respectively 17,03 mg/L and 6,70 mg/L, exceeds the
limit of the class I water quality standard. The pH value is at 7,33, indicating that the pH is normal. The
iron concentration is 1,71 mg/L, exceeds the maximum permissible level for drinking water quality. Other
metals likes Mn, Pb, Cu and Cd, are within thresholds for the waters. River water in Tanipah village based
on the value of dissolved oxygen, is in category of light contaminated. Thus, in general, river water in
Tanipah village can only be used for class III water, as irrigation.
Keywords: water quality classification; quality of river water; river of Tanipah village
How to Cite: Sanjaya, Rahmat Eko & Iriani, Rilia. 2018, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut
Pantai), Kalimantan Selatan, BioLink, Vol.5 (1): Hal. 1-10
1
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
batubara
PENDAHULUAN
Desa
Tanipah
merupakan
di
daerah
Diperkirakan
desa
lebih
muara
dari
10
sungai.
kapal
pesisir yang terletak di Kecamatan Aluh-
melakukan muatan batubara setiap hari
Aluh,
Kalimantan
sehingga banyak ceceran batubara yang
Selatan. Secara geografis, desa Tanipah
masuk ke dalam perairan. Selain itu,
termasuk wilayah pesisir, tepatnya di
perahu masyarakat yang melintas pada
daerah muara sungai Barito dan termasuk
saat
daerah pasang surut. Letak desa Tanipah
sedang tinggi, dapat menimbulkan potensi
yang berdekatan dengan kawasan muara
pencemaran air dan pengikisan sungai
sungai
akibat dari lalu lintas kapal tersebut
Kabupaten
Banjar,
menyebabkan
desa
Tanipah
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
anak
sungai
Barito
aktivitas
transportasi
(Direktorat Pesisir dan Lautan, 2011).
Sungai yang mengalir di desa Tanipah
termasuk
frekuensi
Selain oleh aktivitas bongkar muat
yang
batubara,
limbah
rumah
tangga
merupakan sungai terbesar di Kalimantan
menyumbang terjadinya pencemaran di
Selatan. Masyarakat desa Tanipah dalam
sungai desa Tanipah. Pencemaran tersebut
kesahariaannya memanfaatkan air sungai
mengakibatkan sungai menjadi keruh dan
untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga
terindikasi adanya kandungan logam yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Salah
satu sumber pencemaran tersebut adalah
aktivitas
masyarakat
berupa
limbah
cucian dan limbah rumah tangga lainnya
yang masuk ke dalam sungai. Limbahlimbah tersebut terakumulasi di sungai
dan menyebabkan pencemaran di sungai.
kualitas air sungai menjadi perhatian
Sehingga kualitas air sungai mengalami
utama.
penurunan dan terganggu (Suriawiria,
Gambar 1. Rumah warga di tepian sungai
2003).
Masyarakat yang berada di sekitar
Kualitas air merupakan karakteristik
sungai desa Tanipah menyatakan bahwa
mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan
dewasa ini sungai di desa Tanipah sudah
tertentu dari sumber-sumber air (Effendi,
mengalami perubahan dan cenderung
2003). Kriteria mutu air merupakan suatu
mengalami pencemaran. Pencemaran yang
dasar baku mutu air, di samping faktor-
terjadi
faktor
menurut
warga
setempat
lain.
Baku
mutu
air
adalah
persyaratan mutu air yang disiapkan oleh
diakibatkan oleh aktivitas bongkar muat
2
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
yang
kimia, dan bakteriologi. Secara fisik, air
bersangkutan. Manusia memerlukan air
berkualitas jika tidak berwarna, tidak
tidak hanya dari segi kuantitasnya saja,
berasa, tidak berbau, air harus jernih, suhu
tetapi juga dari kualitasnya. Kualitas air di
air di bawah suhu udara. Syarat kualitas
tentukan oleh konsentrasi bahan kimia
air berdasarkan standar kimia adalah air
yang terlarut dalam air. Permasalahan
minum tidak boleh mengandung racun,
kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses
zat-zat racun tertentu dalam jumlah
alamiah
Jika
melampaui
batas-batas
kualitas air tidak dipenuhi maka air dapat
ditentukan.
Secara
menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air
minum tidak boleh mengandung bakteri
yang kotor sangat berbahaya bagi tubuh
penyakit sama sekali dan tidak boleh
manusia. Bila air sudah tercemar dengan
mengandung golongan E. coli melebihi
bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya,
batas-batas yang telah ditentukan.
suatu
negara
atau
maupun
daerah
ulah
manusia.
yang
bakteriologi,
telah
air
maka hampir dapat di pastikan berbagai
Air sungai atau air baku lainnya yang
jenis organisme penyebab penyakit dapat
digunakan sebagai air konsumsi memiliki
ditentukan dalam air tersebut.
kriteria lain yang lebih ketat. Banyak
syarat yang harus dipenuhi oleh suatu air
Standar kualitas air dapat diartikan
yang
baku untuk dapat menjadi air konsumsi.
bentuk
Secara umum, ada lima parameter yang
pernyataan atau angka yang menunjukkan
dijadikan sebagai indikator penentuan air
persyaratan-persyaratan
harus
bersih
tidak
tersebut meliputi kandungan lumpur dan
kesehatan,
suspensi (kekeruhan), pH, oksigen terlarut
gangguan teknis dan gangguan dari segi
(dissolved oxygen, DO), biochemical oxygen
estetika.
demand (BOD), dan chemical oxygen
sebagai
ketentuan-ketentuan
biasanya
dituangkan
dipenuhi
agar
menimbulkan
Syarat
air
dalam
yang
tersebut
gangguan
mutlak
yang
harus
untuk
konsumsi.
Parameter
demand (COD).
dipenuhi agar air dapat digunakan sebagai
air minum adalah mutu dan kualitas air
Indikator umum yang digunakan
minum yang ditetapkan dalam Keputusan
dalam penelitian untuk penentuan kualitas
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
air mengacu pada indikator fisika dan
907/MENKES/SK/VII/2002
tentang
kimia. Secara umum, indikator yang
syarat-syarat pengawasan kualitas air
digunakan untuk menentukan tingkat
bersih.
kualitas dan cemaran air meliputi: pH,
Dari
segi
kualitas
air,
oksigen
harus
terlarut,
BOD,
COD,
kadar
suspensi, kekeruhan, bau, dan rasa. Palar
memenuhi persyaratan antara lain fisik,
3
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
(2008) menyatakan bahwa pencemaran
perairan merupakan salah satu parameter
merupakan suatu kondisi yang telah
dari kualitas sungai.
berubah dari kondisi asal ke kondisi yang
Mengingat pentingnya kualitas air
lebih buruk sebagai akibat masukan dari
dan dampaknya bagi kehidupan jika
bahan-bahan
mengalami
pencemar
atau
polutan.
cemaran
dilakukan
Suatu lingkungan dikatakan tercemar
penelitian
apabila
perubahan-
kualitas air yang digunakan masyarakat,
lingkungan
yaitu kulitas air sungai di desa Tanpiah
telah
perubahan
terjadi
dalam tatanan
untuk
maka
(Gambut
asalnya, sebagai akibat masuk dan atau
Penelitian ini dilakukan dengan metode
dimasukkannya suatu zat atau benda asing
survei lapangan dan analisis secara in-situ
ke dalam tatanan lingkungan. Perubahan
maupun
ini
(dampak)
diharapkan dapat menjadi informasi bagi
buruk terhadap organisme yang telah ada
masyarakat sekitar tentang kualitas air
dan hidup baik dalam tatanan tersebut.
sungai di desa Tanipah.
pengaruh
ex-situ.
Kalimantan
tingkat
sehingga tidak sama lagi dengan bentuk
memberikan
Pantai),
mengetahui
Hasil
Selatan.
penelitian
ini
Pada tingkat lanjut, perubahan ini juga
dapat membunuh bahkan menghapuskan
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di tiga titik
satu atau lebih organisme.
berupa
sepanjang aliran sungai desa Tanipah yang
kandungan logam dalam perairan juga
bermuara ke laut. Titik yang diambil yaitu
merupakan
dalam
pada kawasan yang dekat dengan tempat
perairan.
tinggal warga. Penelitian dilakukan dari
Parameter
menentukan
anorganik
hal
yang
kualitas
utama
suatu
bulan Mei hingga Agustus 2017.
Sejatinya, logam merupakan komponen
penting yang diperlukan oleh makhluk
hidup. Akan tetapi, jumlah logam yang
diperlukan oleh makhluk hidup sangat
sedikit
dan
menimbulkan
jika
berlebihan
berbagai
akan
permasalahan
kesehatan. Logam yang berada diperairan
sungai, bisa disebabkan oleh aktivitas
warga
dan
industri
maupun
proses
Gambar 2. Pengambilan Sampel
alamiah akibat keluarnya logam dari tanah
sebagai akibar proses erosi. Oleh karena
Sampling dilakukan pada 3 (tiga)
itu, jumlah logam yang terdapat dalam
titik sampel air sungai. Pengambilan
4
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
sampel tersebut dilakukan di tempat yang
pemerintah. Baku mutu yang ditetapkan
berbeda, dua titik sampling dilakukan di
mengacu
dekat pemukiman warga dan satu titik
Nomor
yang dekat dengan muara sungai.
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Alat
yang
digunakan
pada
82
Tahun
Pencemaran
dalam
Peraturan
Air,
Pemerintah
2001
Keputusan
tentang
Menteri
penelitian ini adalah peralatan standar
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
untuk analisa kualitas air, yaitu botol
907/MENKES/SK/VII/2002
sampel, kotak penyimpanan sampel dan
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
termometer
parameter
Air Minum serta Peraturan Gubernur
Laboratorium
Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2007
Kesehatan, Dinas Kesehatan, Kalimantan
tentang Peruntukan dan Baku Mutu Air
Selatan
Badan
lainnya
Hg.
Analisis
dilakukan
dan
di
Balai
Dasar
Teknik
Air.
Selain
itu,
tentang
kualitas
air
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
berdasarkan konsentrasi DO (oksigen
Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
terlarut)
mengacu
pada
Miller
dan
Spoolman (2009). Kategori baik jika DO
Parameter Uji
Sampel
kualitasnya
air berada 8-9 mg/L; sedikit tercemar, 6,7air
sungai
dengan
ditentukan
8 mg/L; tercemar ringan, 4,5-6,7 mg/L;
menggunakan
tercemar berat < 4,5 mg/L dan tercemar
beberapa parameter uji yang umum
parah, < 4 mg/L.
digunakan dalam analisis kualitas air
sungai.
Parameter
tersebut
meliputi
HASIL DAN PEMBAHASAN
parameter fisika dan kimia. Parameter
Penelitian untuk mengetahui kualitas
fisika diantaranya adalah bau, rasa, suhu
air sungai di desa Tanipah (Gambut
dan kekeruhan. Parameter kimia meliputi
Pantai), dilaksanakan dengan mengambil
DO, COD, BOD, pH dan kadar logam.
sampel pada tiga titik lokasi sepanjang
sungai desa Tanipah. Nilai rata-rata hasil
Analisis Data
analisis dijadikan sebagai data penentuan
Kualitas air sungai di desa Tanipah
kualitas air sungai. Hasil pengukuran
diketahui berdasarkan parameter fisika
parameter kualitas air sungai ditunjukkan
dan kimia dan dianalisis secara deskriptif.
pada tabel 1.
Analisis
secara
deskriptif
dengan
membandingkan
dilakukan
hasil
Tabel 1. Hasil pengukuran air sungai
uji
Parameter
parameter kualitas sungai dengan baku
mutu
yang
telah
ditetapkan
Fisika
Suhu
Bau
oleh
5
Satuan
Hasil Uji
Baku
Mutu
Ket.
0C
30,8
-
-
-
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
Kekeruhan
Rasa
Kimia
DO
BOD
COD
pH
Logam:
Fe
Al
Cd
Mn
Zn
Cu
Pb
NTU
mg/L
54,8
-
5
-
mg/L
mg/L
mg/L
-
5,91
6,70
17,03
7,33
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
1,71
< 0,05
< 0,0019
< 0,0022
< 0,0083
< 0,001
< 0,0019
Tercemar
-
ini relatif normal untuk kawasan perairan
sungai. Selain itu dari segi bau dan rasa,
8-9
Tercemar*
2-12
10-100
5-9
≤ 0,3
≤ 0,01
≤ 0,1
≤ 0,05
≤ 0,02
≤ 0,03
sungai di desa Tanipah tidak memiliki rasa
dan tidak berbau.
Kekeruhan sungai di desa Tanipah
Tercemar
-
berkisar 54,8 NTU, sementara baku mutu
kadar kekeruhan untuk kualitas air yang
dapat dikonsumsi menurut Peraturan
*Menurut Miller dan Spoolman (2009)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Perairan sungai di desa Tanipah
Nomor
sangat rentan terhadap adanya pengaruh
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
erosi dan sedimentasi serta cemaran
dan
rumah tangga. Hal ini sangat berpengaruh
adalah
parameter fisika dan parameter kimia.
berupa
dan
kimia
termasuk
bahan-bahan
Besaran
perairan
daya
air
konsumsi.
organik
lainnya.
oksigen
terlarut
menunjukkan
dalam
tingkat
mikroorganisme yang terkandung dalam
dan
perairan tersebut. Sumber utama oksigen
menurunkan kadar oksigen dalam air
terlarut adalah hasil dari fotosintesis
(Islami, 2013; Nybakken, 1992). Suhu
(Macan,
sungai di desa Tanipah rata-rata sebesar
30,80C atau berkisar 280C – 33,60C. Suhu
masih
(Johnson & Moldenhauer, 1969).
bahkan
kematian biota. Sedangkan pengaruh tidak
zat
sekitar
oleh aliran permukaan saat hujan turun
langsung aktivitas biota sungai seperti
berbagai
konsumsi,
Sedimen tersuspensi dari daratan dibawa
Perubahan suhu mempengaruhi secara
akumulasi
untuk
dalam air sungai, seperti tanah, lumpur
sungai.
meningkatnya
Harga
banyaknya material yang tersuspensi di
Suhu dapat mempengaruhi metabolisme
adalah
NTU.
Kekeruhan air sungai disebabkan oleh
penting bagi kehidupan biota di perairan.
langsung
layak
masyarakat
sehari-hari,
Suhu merupakan faktor yang sangat
metabolisme
5
menggunakan air sungai untuk kebutuhan
pH dan kandungan logam terlarut.
pertumbuhan,
tidak
padahal
parameter kimia meliputi DO, COD, BOD,
biota
maksimum
sungai
bau, rasa dan kekeruhan. Sedangkan untuk
perkembangbiakan
Kalimantan
kekeruhan mengindikasikan bahwa air
pengukuran
terhadap parameter fisik seperti suhu,
dan
Gubernur
Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai
kualitas air sungai dilakukan berdasarkan
fisika
Peraturan
Selatan Nomor 5 Tahun 2007 tentang
terhadap kualitas air sungai. Pengukuran
Parameter
492/MENKES/PER/IV/2010
1978;
Angelier,
2003)
dan
reareasi atmosfer (Novotny & Olem,
6
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
1994). Konsentrasi oksigen terlarut dalam
terhadap bahan buangan di dalam air.
suatu sistem perairan dapat menjadi
Kehidupan mikroorganisme dan biota
indikator adanya pencemaran organik
sungai
(Tontowi & Sofia, 2002). Hasil pengukuran
kandungan oksigen yang terlarut di dalam
menunjukkan bahwa nilai oksigen terlarut
air. Air yang tidak mengandung oksigen
pada sungai di desa Tanipah adalah 5,9
tidak dapat memberikan kehidupan bagi
mg/L. Nilai ini menurut Miller dan
mikroorganisme dan biota sungai lainnya.
Spoolman (2009) masuk dalam kategori
Oksigen yang dihasilkan organisme laut
tercemar ringan. Oksigen terlarut dengan
dari fotosintesis akan larut di dalam air.
nilai kurang dari 3 mg/L dan berlangsung
Selain dari itu, oksigen yang ada di udara
dalam waktu lama, akan meyebabkan
dapat masuk ke dalam air secara difusi
terhambatnya pertumbuhan biota sungai.
melalui
Sebaliknya, oksigen terlarut dalam jumlah
menembus permukaan air. Konsentrasi
yang
mengakibatkan
oksigen terlarut di dalam air tergantung
terjadinya kematian biota laut akibat
pada tingkat kejenuhan air. Kejenuhan air
terhambatnya pembuluh darah.
salah satunya disebabkan oleh keberadaan
sangat
banyak
Peningkatan
proses
tidak
yang
terlepas
lambat
dari
untuk
di
klorida yang melayang di dalam air akibat
sungai dapat menyebabkan penurunan
jumlah larutan limbah yang terlarut. Selain
jumlah oksigen yang terlarut dalam air
itu, suhu air juga memberi pengaruh
sungai. Mikroorganisme tersebut juga
terhadap
menyebabkan peningkatan penguraian zat
terlarut di dalam air. Tekanan udara dapat
organik pada air sungai. Semakin kecil
pula mempengaruhi kelarutan oksigen di
nilai oksigen terlarut di dalam perairan
dalam air. Tekanan udara dapat pula
maka sungai tersebut dapat diprediksikan
memberikan dampak terhadap kelarutan
sebagai
oksigen di dalam air. Dampak tersebut
sungai
mikroorganisme
lainnya,
yang
tercemar.
konsentrasi
oksigen
yang
Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat
dikarenakan
mengurangi efisiensi pengambilan oksigen
mempengaruhi kecepatan difusi oksigen
oleh biota air, sehingga dapat menurunkan
dari udara ke dalam air.
kemampuan biota tersebut untuk hidup
tekanan
udara
Penelitian yang dilakukan di sungai
normal dalam lingkungannya.
desa Tanipah menunjukkan nilai COD
Parameter lainnya adalah chemical
berada pada kisaran 17,03 mg/L. Hasil ini
oxygen demand (COD). Parameter COD
menunjukkan bahwa kadar COD melebihi
merupakan parameter yang menunjukkan
batas baku mutu untuk klasifikasi mutu air
kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi
Kelas I, tetapi masih masuk untuk baku
7
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
mutu Kelas II. Klasifikasi kelas II berarti
perairan yang memiliki pH mendekati pH
air
netral (Novotny & Olem, 1994). Nilai pH di
dengan
nilai
COD
tersebut
diperkenankan untuk kegiatan budidaya
perairan
desa
Tanipah
berada
pada
ikan, peternakan dan perairan pertanian.
kisaran 7,33. Nilai ini menunjukan bahwa
pH air sungai di desa Tanipah bernilai
BOD atau biological oxygen demand
merupakan jumlah oksigen terlarut yang
normal,
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
keasaman, air sungai desa Tanipah berada
memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
dalam kategori normal. Tinggi rendahnya
buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak
pH suatu perairan sangat dipengaruhi oleh
menunjukan jumlah bahan organik yang
kadar CO2 yang terlaut dalam perairan
sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara
tersebut
relatif jumlah oksigen yang di butuhkan
Aktivitas fotosintesis merupakan proses
untuk
mengoksidasi
yang sangat menentukan kadar CO2 yang
buangan
tersebut.
bahan-bahan
Berdasarkan
sehingga
(Novotny
dari
&
segi
Olem,
derajat
1994).
terkandung dalam suatu perairan.
hasil
Kandungan unsur kelumit berupa
analisis, nilai BOD di sungai desa Tanipah
Menurut
logam, merupakan parameter berikutnya
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
untuk mengetahui kualitas sungai di desa
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Tanipah. Setiap perairan memiliki baku
Pengendalian Pencemaran Air, perairan
mutu tersendiri dalam hal kandungan
dengan nilai BOD lebih dari 6 mg/L hanya
logam. Oleh karena itu, parameter ini
digunakan untuk air kelas IV, yaitu sebagai
menjadi bagian dari penentuan kualitas
pengairan
dan
sungai desa Tanipah. Logam yang menjadi
kualifikasi lain yang sesuai. Kualitas air
parameter adalah kandungan logam besi
murni memiliki nilai BOD sebesar 1 – 3
(Fe), mangan (Mn), timbal (Pb), tembaga
maka air sudah tidak dapat dijadikan
Besi termasuk logam essensial yang
berada
pada
6,70
untuk
mg/L.
pertamanan
(Cu), dan kadmium (Cd).
mg/L. Jika nilai BOD lebih dari 5 mg/L,
sebagai air konsumsi.
Nilai
pH
air
keberadaannya dalam jumlah tertentu
sungai
umumnya
sangat dibutuhkan oleh organisme hidup,
berkisar 4 – 9. Kisaran pH setiap
namun dalam jumlah berlebihan dapat
organisme tidak sama, tergantung pada
menjadi racun. Konsentrasi besi dalam air
jenis organisme tersebut (Cech, 2005).
sungai di perairan desa Tanipah sebesar
Perubahan pH menjadi hal yang sensitif
1,71 mg/L. Kandungan besi melebihi
bagi sebagian besar organisme sungai.
kadar maksimum yang diperbolehkan
Organisme sungai akuatik lebih menyukai
untuk
8
kualitas
air
minum
menurut
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
SIMPULAN
492/MENKES/PER/IV/2010
tentang
Kualitas air sungai di desa Tanipah
Persyaratan
Minum.
berdasarkan parameter uji, tidak dapat
Kandungan besi yang relatif tinggi diduga
dijadikan sebagai air baku untuk konsumsi
diakibatkan dari batubara yang tercecer
atau air kelas I. Perairan sungai desa
akibat aktivitas bongkar muat batu bara
Tanipah
pada daerah muara. Kandungan pirit yang
kriteria DO oleh Miller dan Spoolman
tinggi dari batu bara berinteraksi dengan
(2009) berada dalam kategori tercemar
air menghasilkan asam sulfat yang tinggi
ringan. Sehingga, secara umum, sungai di
sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai,
desa Tanipah hanya dapat dipergunakan
tumbuhan, dan biota air. Tingginya kadar
untuk air kelas 3, yaitu sebagai pengairan
besi
tanaman dan tidak dapat digunakan
juga
Kualitas
Air
dikarenakan
oleh
daerah
kawasan desa Tanipah adalah termasuk
berdasarkan
harga
DO
dan
sebagai air konsumsi.
kawasan gambut. Tanah gambut adalah
DAFTAR PUSTAKA
tanah jenuh air yang tersusun dari bahan
Angelier, E. (2003). Ecology of Streams and Rivers.
Florida: CRC Press.
Cech, T. V. (2005). Principles of Water Resources:
History, Development, Management, and
Policy (Ed. 2). Hoboken: John Wiley & Sons.
Direktorat Pesisir dan Lautan. (2011). Profil Desa
Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten
Banjar. Jakarta: Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Islami, M. M. (2003). Pengaruh Suhu dan Salinitas
terhadap Bivalvia. Oseana, 38(2): 1 -10.
Johnson, H. P. & Moldenhauer, W. C. (1969).
Sources of Nitrogen in Water Supplies.
Agricultural Practices and Water Qaulity:
Proceedings of A Conference Concering the
Role of Agriculture in Clean Water. Editor:
Willrich T. L. & Smith G. E. The Iowa State
University Press. Ames. 3-20.
Macan, T. T. (1978). Freshwater Ecology (A
Longman Text). New Jersey: Prentice Hall
Press.
Miller, G. T., Spoolman, S. E. (2009). Living in the
Environment: Concepts, Connections and
Solution (Edisi 5). Kanada: Thompson
Brooks/Cole.
organik sisa tanaman dan anorganik,
sehingga banyak menghasilkan ion-ion
besi.
Logam lainnya berupa Mn, Pb, Cu dan
Cd, masih berada dalam ambang batas
untuk perairan. Kandungan logam Mn, Pb,
Cu dan Cd berturut-turut adalah 0,0022
mg/L, 0,0019 mg/L, 0,001 mg/L, dan
0,0019
mg/L.
Nomor
82
Peraturan
Tahun
Pemerintah
2001
tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air mengisyaratkan bahwa
batas maksimum untuk Cu ≤ 1 mg/L, Pb ≤
0,1 mg/L, Cd ≤ 0,01 mg/L, dan Mn ≤ 0,1
mg/L.
Sehingga
kandungan
logam,
untuk
parameter
hanya
kandungan
logam Fe yang melebihi batas baku mutu
air, khususnya baku mutu air untuk
konsumsi.
9
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
Novotny, V. & Olem, H. (1994). Water Quality:
Prevention, Identification and Management of
Diffuse Pollution. New York: Van NostrandReinhold Publishers.
Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut: Suatu
Pendekatan Ekologi. Jakarta: Gramedia.
Palar, H. (2008). Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suriawiria, Unus. (2003). Air dalam Kehidupan
dan Lingkungan yang Sehat. Bandung:
Penerbit Alumni.
Tontowi & Sofia, Y. (2002). Pemantauan Kualitas
Air yang Baik dan Efisien, Kasus Studi Sungai
Citarum. Buletin Pusair, 11(37): 21-33.
10
p-ISSN: 2356- 458X e-ISSN: 2550-1305
DOI: http://dx.doi.org/10.31289/biolink.v5i1.1583
BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink
KUALITAS AIR SUNGAI DI DESA TANIPAH (GAMBUT PANTAI),
KALIMANTAN SELATAN
Quality of River Water in Tanipah Village (Gambut Pantai),
Kalimantan Selatan
Rahmat Eko Sanjaya*, Rilia Iriani
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin 70123, Indonesia
*Corresponding author: E-mail: rahmat.eko.sanjaya@gmail.com
Abstrak
Desa Tanipah merupakan desa pesisir di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
dan merupakan daerah pasang surut air laut. Masyarakat desa Tanipah memanfaatkan air sungai untuk
kebutuhan sehari-hari, sehingga kualitas air sungai menjadi perhatian utama. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi informasi tentang kualitas air sungai di desa Tanipah. Penelitian ini
merupakan penelitian survei lapangan dan teknik analisis secara in-situ maupun ex-situ. Analisis
dilakukan dengan membandingkan hasil uji terhadap baku mutu yang telah ditetapkan. Suhu air sungai
di desa Tanipah berkisar 280C – 33,60C serta tidak memiliki rasa dan tidak berbau. Kekeruhan berkisar
54,8 NTU, mengindikasikan tidak layak untuk konsumsi. Oksigen terlarut sebesar 5,9 mg/L dan berada
dalam kategori tercemar ringan. Nilai COD dan BOD berturut-turut adalah 17,03 mg/L dan 6,70 mg/L,
melebihi batas baku mutu air Kelas I. Nilai pH berada pada rentang normal yaitu 7,33. Konsentrasi besi
sebesar 1,71 mg/L, melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air minum. Logam Mn, Pb, Cu
dan Cd, berada dalam ambang batas untuk perairan. Air sungai di desa Tanipah berdasarkan nilai
oksigen terlarut berada pada kategori tercemar ringan. Sehingga, secara umum air sungai di desa
Tanipah tergolong air kelas III, yaitu hanya sebagai pengairan tanaman.
Kata Kunci: klasifikasi mutu air; kualitas air sungai; sungai desa Tanipah
Abstract
Tanipah village is a coastal village in Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan and a
tidal area of sea water. Tanipah villagers utilize river water for daily needs, so the quality of river water is
a major concern. The results of this research are expected to be informations for the community about
quality of river water in Tanipah. This research is a survey research and the analysis was conducted in-situ
and ex-situ. The analysis was done by comparing the test result against the predefined quality standard.
River water temperature in Tanipah ranges from 280C – 33,60C and has no taste and no smell. Turbidity of
54,8 NTU, indicating river water is not feasible for consumption. Dissolved oxygen is 5,9 mg/L and is in the
mild contaminated category. The COD and BOD value respectively 17,03 mg/L and 6,70 mg/L, exceeds the
limit of the class I water quality standard. The pH value is at 7,33, indicating that the pH is normal. The
iron concentration is 1,71 mg/L, exceeds the maximum permissible level for drinking water quality. Other
metals likes Mn, Pb, Cu and Cd, are within thresholds for the waters. River water in Tanipah village based
on the value of dissolved oxygen, is in category of light contaminated. Thus, in general, river water in
Tanipah village can only be used for class III water, as irrigation.
Keywords: water quality classification; quality of river water; river of Tanipah village
How to Cite: Sanjaya, Rahmat Eko & Iriani, Rilia. 2018, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut
Pantai), Kalimantan Selatan, BioLink, Vol.5 (1): Hal. 1-10
1
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
batubara
PENDAHULUAN
Desa
Tanipah
merupakan
di
daerah
Diperkirakan
desa
lebih
muara
dari
10
sungai.
kapal
pesisir yang terletak di Kecamatan Aluh-
melakukan muatan batubara setiap hari
Aluh,
Kalimantan
sehingga banyak ceceran batubara yang
Selatan. Secara geografis, desa Tanipah
masuk ke dalam perairan. Selain itu,
termasuk wilayah pesisir, tepatnya di
perahu masyarakat yang melintas pada
daerah muara sungai Barito dan termasuk
saat
daerah pasang surut. Letak desa Tanipah
sedang tinggi, dapat menimbulkan potensi
yang berdekatan dengan kawasan muara
pencemaran air dan pengikisan sungai
sungai
akibat dari lalu lintas kapal tersebut
Kabupaten
Banjar,
menyebabkan
desa
Tanipah
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
anak
sungai
Barito
aktivitas
transportasi
(Direktorat Pesisir dan Lautan, 2011).
Sungai yang mengalir di desa Tanipah
termasuk
frekuensi
Selain oleh aktivitas bongkar muat
yang
batubara,
limbah
rumah
tangga
merupakan sungai terbesar di Kalimantan
menyumbang terjadinya pencemaran di
Selatan. Masyarakat desa Tanipah dalam
sungai desa Tanipah. Pencemaran tersebut
kesahariaannya memanfaatkan air sungai
mengakibatkan sungai menjadi keruh dan
untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga
terindikasi adanya kandungan logam yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Salah
satu sumber pencemaran tersebut adalah
aktivitas
masyarakat
berupa
limbah
cucian dan limbah rumah tangga lainnya
yang masuk ke dalam sungai. Limbahlimbah tersebut terakumulasi di sungai
dan menyebabkan pencemaran di sungai.
kualitas air sungai menjadi perhatian
Sehingga kualitas air sungai mengalami
utama.
penurunan dan terganggu (Suriawiria,
Gambar 1. Rumah warga di tepian sungai
2003).
Masyarakat yang berada di sekitar
Kualitas air merupakan karakteristik
sungai desa Tanipah menyatakan bahwa
mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan
dewasa ini sungai di desa Tanipah sudah
tertentu dari sumber-sumber air (Effendi,
mengalami perubahan dan cenderung
2003). Kriteria mutu air merupakan suatu
mengalami pencemaran. Pencemaran yang
dasar baku mutu air, di samping faktor-
terjadi
faktor
menurut
warga
setempat
lain.
Baku
mutu
air
adalah
persyaratan mutu air yang disiapkan oleh
diakibatkan oleh aktivitas bongkar muat
2
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
yang
kimia, dan bakteriologi. Secara fisik, air
bersangkutan. Manusia memerlukan air
berkualitas jika tidak berwarna, tidak
tidak hanya dari segi kuantitasnya saja,
berasa, tidak berbau, air harus jernih, suhu
tetapi juga dari kualitasnya. Kualitas air di
air di bawah suhu udara. Syarat kualitas
tentukan oleh konsentrasi bahan kimia
air berdasarkan standar kimia adalah air
yang terlarut dalam air. Permasalahan
minum tidak boleh mengandung racun,
kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses
zat-zat racun tertentu dalam jumlah
alamiah
Jika
melampaui
batas-batas
kualitas air tidak dipenuhi maka air dapat
ditentukan.
Secara
menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air
minum tidak boleh mengandung bakteri
yang kotor sangat berbahaya bagi tubuh
penyakit sama sekali dan tidak boleh
manusia. Bila air sudah tercemar dengan
mengandung golongan E. coli melebihi
bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya,
batas-batas yang telah ditentukan.
suatu
negara
atau
maupun
daerah
ulah
manusia.
yang
bakteriologi,
telah
air
maka hampir dapat di pastikan berbagai
Air sungai atau air baku lainnya yang
jenis organisme penyebab penyakit dapat
digunakan sebagai air konsumsi memiliki
ditentukan dalam air tersebut.
kriteria lain yang lebih ketat. Banyak
syarat yang harus dipenuhi oleh suatu air
Standar kualitas air dapat diartikan
yang
baku untuk dapat menjadi air konsumsi.
bentuk
Secara umum, ada lima parameter yang
pernyataan atau angka yang menunjukkan
dijadikan sebagai indikator penentuan air
persyaratan-persyaratan
harus
bersih
tidak
tersebut meliputi kandungan lumpur dan
kesehatan,
suspensi (kekeruhan), pH, oksigen terlarut
gangguan teknis dan gangguan dari segi
(dissolved oxygen, DO), biochemical oxygen
estetika.
demand (BOD), dan chemical oxygen
sebagai
ketentuan-ketentuan
biasanya
dituangkan
dipenuhi
agar
menimbulkan
Syarat
air
dalam
yang
tersebut
gangguan
mutlak
yang
harus
untuk
konsumsi.
Parameter
demand (COD).
dipenuhi agar air dapat digunakan sebagai
air minum adalah mutu dan kualitas air
Indikator umum yang digunakan
minum yang ditetapkan dalam Keputusan
dalam penelitian untuk penentuan kualitas
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
air mengacu pada indikator fisika dan
907/MENKES/SK/VII/2002
tentang
kimia. Secara umum, indikator yang
syarat-syarat pengawasan kualitas air
digunakan untuk menentukan tingkat
bersih.
kualitas dan cemaran air meliputi: pH,
Dari
segi
kualitas
air,
oksigen
harus
terlarut,
BOD,
COD,
kadar
suspensi, kekeruhan, bau, dan rasa. Palar
memenuhi persyaratan antara lain fisik,
3
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
(2008) menyatakan bahwa pencemaran
perairan merupakan salah satu parameter
merupakan suatu kondisi yang telah
dari kualitas sungai.
berubah dari kondisi asal ke kondisi yang
Mengingat pentingnya kualitas air
lebih buruk sebagai akibat masukan dari
dan dampaknya bagi kehidupan jika
bahan-bahan
mengalami
pencemar
atau
polutan.
cemaran
dilakukan
Suatu lingkungan dikatakan tercemar
penelitian
apabila
perubahan-
kualitas air yang digunakan masyarakat,
lingkungan
yaitu kulitas air sungai di desa Tanpiah
telah
perubahan
terjadi
dalam tatanan
untuk
maka
(Gambut
asalnya, sebagai akibat masuk dan atau
Penelitian ini dilakukan dengan metode
dimasukkannya suatu zat atau benda asing
survei lapangan dan analisis secara in-situ
ke dalam tatanan lingkungan. Perubahan
maupun
ini
(dampak)
diharapkan dapat menjadi informasi bagi
buruk terhadap organisme yang telah ada
masyarakat sekitar tentang kualitas air
dan hidup baik dalam tatanan tersebut.
sungai di desa Tanipah.
pengaruh
ex-situ.
Kalimantan
tingkat
sehingga tidak sama lagi dengan bentuk
memberikan
Pantai),
mengetahui
Hasil
Selatan.
penelitian
ini
Pada tingkat lanjut, perubahan ini juga
dapat membunuh bahkan menghapuskan
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di tiga titik
satu atau lebih organisme.
berupa
sepanjang aliran sungai desa Tanipah yang
kandungan logam dalam perairan juga
bermuara ke laut. Titik yang diambil yaitu
merupakan
dalam
pada kawasan yang dekat dengan tempat
perairan.
tinggal warga. Penelitian dilakukan dari
Parameter
menentukan
anorganik
hal
yang
kualitas
utama
suatu
bulan Mei hingga Agustus 2017.
Sejatinya, logam merupakan komponen
penting yang diperlukan oleh makhluk
hidup. Akan tetapi, jumlah logam yang
diperlukan oleh makhluk hidup sangat
sedikit
dan
menimbulkan
jika
berlebihan
berbagai
akan
permasalahan
kesehatan. Logam yang berada diperairan
sungai, bisa disebabkan oleh aktivitas
warga
dan
industri
maupun
proses
Gambar 2. Pengambilan Sampel
alamiah akibat keluarnya logam dari tanah
sebagai akibar proses erosi. Oleh karena
Sampling dilakukan pada 3 (tiga)
itu, jumlah logam yang terdapat dalam
titik sampel air sungai. Pengambilan
4
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
sampel tersebut dilakukan di tempat yang
pemerintah. Baku mutu yang ditetapkan
berbeda, dua titik sampling dilakukan di
mengacu
dekat pemukiman warga dan satu titik
Nomor
yang dekat dengan muara sungai.
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Alat
yang
digunakan
pada
82
Tahun
Pencemaran
dalam
Peraturan
Air,
Pemerintah
2001
Keputusan
tentang
Menteri
penelitian ini adalah peralatan standar
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
untuk analisa kualitas air, yaitu botol
907/MENKES/SK/VII/2002
sampel, kotak penyimpanan sampel dan
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
termometer
parameter
Air Minum serta Peraturan Gubernur
Laboratorium
Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2007
Kesehatan, Dinas Kesehatan, Kalimantan
tentang Peruntukan dan Baku Mutu Air
Selatan
Badan
lainnya
Hg.
Analisis
dilakukan
dan
di
Balai
Dasar
Teknik
Air.
Selain
itu,
tentang
kualitas
air
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
berdasarkan konsentrasi DO (oksigen
Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
terlarut)
mengacu
pada
Miller
dan
Spoolman (2009). Kategori baik jika DO
Parameter Uji
Sampel
kualitasnya
air berada 8-9 mg/L; sedikit tercemar, 6,7air
sungai
dengan
ditentukan
8 mg/L; tercemar ringan, 4,5-6,7 mg/L;
menggunakan
tercemar berat < 4,5 mg/L dan tercemar
beberapa parameter uji yang umum
parah, < 4 mg/L.
digunakan dalam analisis kualitas air
sungai.
Parameter
tersebut
meliputi
HASIL DAN PEMBAHASAN
parameter fisika dan kimia. Parameter
Penelitian untuk mengetahui kualitas
fisika diantaranya adalah bau, rasa, suhu
air sungai di desa Tanipah (Gambut
dan kekeruhan. Parameter kimia meliputi
Pantai), dilaksanakan dengan mengambil
DO, COD, BOD, pH dan kadar logam.
sampel pada tiga titik lokasi sepanjang
sungai desa Tanipah. Nilai rata-rata hasil
Analisis Data
analisis dijadikan sebagai data penentuan
Kualitas air sungai di desa Tanipah
kualitas air sungai. Hasil pengukuran
diketahui berdasarkan parameter fisika
parameter kualitas air sungai ditunjukkan
dan kimia dan dianalisis secara deskriptif.
pada tabel 1.
Analisis
secara
deskriptif
dengan
membandingkan
dilakukan
hasil
Tabel 1. Hasil pengukuran air sungai
uji
Parameter
parameter kualitas sungai dengan baku
mutu
yang
telah
ditetapkan
Fisika
Suhu
Bau
oleh
5
Satuan
Hasil Uji
Baku
Mutu
Ket.
0C
30,8
-
-
-
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
Kekeruhan
Rasa
Kimia
DO
BOD
COD
pH
Logam:
Fe
Al
Cd
Mn
Zn
Cu
Pb
NTU
mg/L
54,8
-
5
-
mg/L
mg/L
mg/L
-
5,91
6,70
17,03
7,33
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
1,71
< 0,05
< 0,0019
< 0,0022
< 0,0083
< 0,001
< 0,0019
Tercemar
-
ini relatif normal untuk kawasan perairan
sungai. Selain itu dari segi bau dan rasa,
8-9
Tercemar*
2-12
10-100
5-9
≤ 0,3
≤ 0,01
≤ 0,1
≤ 0,05
≤ 0,02
≤ 0,03
sungai di desa Tanipah tidak memiliki rasa
dan tidak berbau.
Kekeruhan sungai di desa Tanipah
Tercemar
-
berkisar 54,8 NTU, sementara baku mutu
kadar kekeruhan untuk kualitas air yang
dapat dikonsumsi menurut Peraturan
*Menurut Miller dan Spoolman (2009)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Perairan sungai di desa Tanipah
Nomor
sangat rentan terhadap adanya pengaruh
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
erosi dan sedimentasi serta cemaran
dan
rumah tangga. Hal ini sangat berpengaruh
adalah
parameter fisika dan parameter kimia.
berupa
dan
kimia
termasuk
bahan-bahan
Besaran
perairan
daya
air
konsumsi.
organik
lainnya.
oksigen
terlarut
menunjukkan
dalam
tingkat
mikroorganisme yang terkandung dalam
dan
perairan tersebut. Sumber utama oksigen
menurunkan kadar oksigen dalam air
terlarut adalah hasil dari fotosintesis
(Islami, 2013; Nybakken, 1992). Suhu
(Macan,
sungai di desa Tanipah rata-rata sebesar
30,80C atau berkisar 280C – 33,60C. Suhu
masih
(Johnson & Moldenhauer, 1969).
bahkan
kematian biota. Sedangkan pengaruh tidak
zat
sekitar
oleh aliran permukaan saat hujan turun
langsung aktivitas biota sungai seperti
berbagai
konsumsi,
Sedimen tersuspensi dari daratan dibawa
Perubahan suhu mempengaruhi secara
akumulasi
untuk
dalam air sungai, seperti tanah, lumpur
sungai.
meningkatnya
Harga
banyaknya material yang tersuspensi di
Suhu dapat mempengaruhi metabolisme
adalah
NTU.
Kekeruhan air sungai disebabkan oleh
penting bagi kehidupan biota di perairan.
langsung
layak
masyarakat
sehari-hari,
Suhu merupakan faktor yang sangat
metabolisme
5
menggunakan air sungai untuk kebutuhan
pH dan kandungan logam terlarut.
pertumbuhan,
tidak
padahal
parameter kimia meliputi DO, COD, BOD,
biota
maksimum
sungai
bau, rasa dan kekeruhan. Sedangkan untuk
perkembangbiakan
Kalimantan
kekeruhan mengindikasikan bahwa air
pengukuran
terhadap parameter fisik seperti suhu,
dan
Gubernur
Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai
kualitas air sungai dilakukan berdasarkan
fisika
Peraturan
Selatan Nomor 5 Tahun 2007 tentang
terhadap kualitas air sungai. Pengukuran
Parameter
492/MENKES/PER/IV/2010
1978;
Angelier,
2003)
dan
reareasi atmosfer (Novotny & Olem,
6
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
1994). Konsentrasi oksigen terlarut dalam
terhadap bahan buangan di dalam air.
suatu sistem perairan dapat menjadi
Kehidupan mikroorganisme dan biota
indikator adanya pencemaran organik
sungai
(Tontowi & Sofia, 2002). Hasil pengukuran
kandungan oksigen yang terlarut di dalam
menunjukkan bahwa nilai oksigen terlarut
air. Air yang tidak mengandung oksigen
pada sungai di desa Tanipah adalah 5,9
tidak dapat memberikan kehidupan bagi
mg/L. Nilai ini menurut Miller dan
mikroorganisme dan biota sungai lainnya.
Spoolman (2009) masuk dalam kategori
Oksigen yang dihasilkan organisme laut
tercemar ringan. Oksigen terlarut dengan
dari fotosintesis akan larut di dalam air.
nilai kurang dari 3 mg/L dan berlangsung
Selain dari itu, oksigen yang ada di udara
dalam waktu lama, akan meyebabkan
dapat masuk ke dalam air secara difusi
terhambatnya pertumbuhan biota sungai.
melalui
Sebaliknya, oksigen terlarut dalam jumlah
menembus permukaan air. Konsentrasi
yang
mengakibatkan
oksigen terlarut di dalam air tergantung
terjadinya kematian biota laut akibat
pada tingkat kejenuhan air. Kejenuhan air
terhambatnya pembuluh darah.
salah satunya disebabkan oleh keberadaan
sangat
banyak
Peningkatan
proses
tidak
yang
terlepas
lambat
dari
untuk
di
klorida yang melayang di dalam air akibat
sungai dapat menyebabkan penurunan
jumlah larutan limbah yang terlarut. Selain
jumlah oksigen yang terlarut dalam air
itu, suhu air juga memberi pengaruh
sungai. Mikroorganisme tersebut juga
terhadap
menyebabkan peningkatan penguraian zat
terlarut di dalam air. Tekanan udara dapat
organik pada air sungai. Semakin kecil
pula mempengaruhi kelarutan oksigen di
nilai oksigen terlarut di dalam perairan
dalam air. Tekanan udara dapat pula
maka sungai tersebut dapat diprediksikan
memberikan dampak terhadap kelarutan
sebagai
oksigen di dalam air. Dampak tersebut
sungai
mikroorganisme
lainnya,
yang
tercemar.
konsentrasi
oksigen
yang
Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat
dikarenakan
mengurangi efisiensi pengambilan oksigen
mempengaruhi kecepatan difusi oksigen
oleh biota air, sehingga dapat menurunkan
dari udara ke dalam air.
kemampuan biota tersebut untuk hidup
tekanan
udara
Penelitian yang dilakukan di sungai
normal dalam lingkungannya.
desa Tanipah menunjukkan nilai COD
Parameter lainnya adalah chemical
berada pada kisaran 17,03 mg/L. Hasil ini
oxygen demand (COD). Parameter COD
menunjukkan bahwa kadar COD melebihi
merupakan parameter yang menunjukkan
batas baku mutu untuk klasifikasi mutu air
kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi
Kelas I, tetapi masih masuk untuk baku
7
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
mutu Kelas II. Klasifikasi kelas II berarti
perairan yang memiliki pH mendekati pH
air
netral (Novotny & Olem, 1994). Nilai pH di
dengan
nilai
COD
tersebut
diperkenankan untuk kegiatan budidaya
perairan
desa
Tanipah
berada
pada
ikan, peternakan dan perairan pertanian.
kisaran 7,33. Nilai ini menunjukan bahwa
pH air sungai di desa Tanipah bernilai
BOD atau biological oxygen demand
merupakan jumlah oksigen terlarut yang
normal,
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
keasaman, air sungai desa Tanipah berada
memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
dalam kategori normal. Tinggi rendahnya
buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak
pH suatu perairan sangat dipengaruhi oleh
menunjukan jumlah bahan organik yang
kadar CO2 yang terlaut dalam perairan
sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara
tersebut
relatif jumlah oksigen yang di butuhkan
Aktivitas fotosintesis merupakan proses
untuk
mengoksidasi
yang sangat menentukan kadar CO2 yang
buangan
tersebut.
bahan-bahan
Berdasarkan
sehingga
(Novotny
dari
&
segi
Olem,
derajat
1994).
terkandung dalam suatu perairan.
hasil
Kandungan unsur kelumit berupa
analisis, nilai BOD di sungai desa Tanipah
Menurut
logam, merupakan parameter berikutnya
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
untuk mengetahui kualitas sungai di desa
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Tanipah. Setiap perairan memiliki baku
Pengendalian Pencemaran Air, perairan
mutu tersendiri dalam hal kandungan
dengan nilai BOD lebih dari 6 mg/L hanya
logam. Oleh karena itu, parameter ini
digunakan untuk air kelas IV, yaitu sebagai
menjadi bagian dari penentuan kualitas
pengairan
dan
sungai desa Tanipah. Logam yang menjadi
kualifikasi lain yang sesuai. Kualitas air
parameter adalah kandungan logam besi
murni memiliki nilai BOD sebesar 1 – 3
(Fe), mangan (Mn), timbal (Pb), tembaga
maka air sudah tidak dapat dijadikan
Besi termasuk logam essensial yang
berada
pada
6,70
untuk
mg/L.
pertamanan
(Cu), dan kadmium (Cd).
mg/L. Jika nilai BOD lebih dari 5 mg/L,
sebagai air konsumsi.
Nilai
pH
air
keberadaannya dalam jumlah tertentu
sungai
umumnya
sangat dibutuhkan oleh organisme hidup,
berkisar 4 – 9. Kisaran pH setiap
namun dalam jumlah berlebihan dapat
organisme tidak sama, tergantung pada
menjadi racun. Konsentrasi besi dalam air
jenis organisme tersebut (Cech, 2005).
sungai di perairan desa Tanipah sebesar
Perubahan pH menjadi hal yang sensitif
1,71 mg/L. Kandungan besi melebihi
bagi sebagian besar organisme sungai.
kadar maksimum yang diperbolehkan
Organisme sungai akuatik lebih menyukai
untuk
8
kualitas
air
minum
menurut
BioLink, Vol.5 (1) (2018): hal. 1-10
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
SIMPULAN
492/MENKES/PER/IV/2010
tentang
Kualitas air sungai di desa Tanipah
Persyaratan
Minum.
berdasarkan parameter uji, tidak dapat
Kandungan besi yang relatif tinggi diduga
dijadikan sebagai air baku untuk konsumsi
diakibatkan dari batubara yang tercecer
atau air kelas I. Perairan sungai desa
akibat aktivitas bongkar muat batu bara
Tanipah
pada daerah muara. Kandungan pirit yang
kriteria DO oleh Miller dan Spoolman
tinggi dari batu bara berinteraksi dengan
(2009) berada dalam kategori tercemar
air menghasilkan asam sulfat yang tinggi
ringan. Sehingga, secara umum, sungai di
sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai,
desa Tanipah hanya dapat dipergunakan
tumbuhan, dan biota air. Tingginya kadar
untuk air kelas 3, yaitu sebagai pengairan
besi
tanaman dan tidak dapat digunakan
juga
Kualitas
Air
dikarenakan
oleh
daerah
kawasan desa Tanipah adalah termasuk
berdasarkan
harga
DO
dan
sebagai air konsumsi.
kawasan gambut. Tanah gambut adalah
DAFTAR PUSTAKA
tanah jenuh air yang tersusun dari bahan
Angelier, E. (2003). Ecology of Streams and Rivers.
Florida: CRC Press.
Cech, T. V. (2005). Principles of Water Resources:
History, Development, Management, and
Policy (Ed. 2). Hoboken: John Wiley & Sons.
Direktorat Pesisir dan Lautan. (2011). Profil Desa
Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten
Banjar. Jakarta: Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Islami, M. M. (2003). Pengaruh Suhu dan Salinitas
terhadap Bivalvia. Oseana, 38(2): 1 -10.
Johnson, H. P. & Moldenhauer, W. C. (1969).
Sources of Nitrogen in Water Supplies.
Agricultural Practices and Water Qaulity:
Proceedings of A Conference Concering the
Role of Agriculture in Clean Water. Editor:
Willrich T. L. & Smith G. E. The Iowa State
University Press. Ames. 3-20.
Macan, T. T. (1978). Freshwater Ecology (A
Longman Text). New Jersey: Prentice Hall
Press.
Miller, G. T., Spoolman, S. E. (2009). Living in the
Environment: Concepts, Connections and
Solution (Edisi 5). Kanada: Thompson
Brooks/Cole.
organik sisa tanaman dan anorganik,
sehingga banyak menghasilkan ion-ion
besi.
Logam lainnya berupa Mn, Pb, Cu dan
Cd, masih berada dalam ambang batas
untuk perairan. Kandungan logam Mn, Pb,
Cu dan Cd berturut-turut adalah 0,0022
mg/L, 0,0019 mg/L, 0,001 mg/L, dan
0,0019
mg/L.
Nomor
82
Peraturan
Tahun
Pemerintah
2001
tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air mengisyaratkan bahwa
batas maksimum untuk Cu ≤ 1 mg/L, Pb ≤
0,1 mg/L, Cd ≤ 0,01 mg/L, dan Mn ≤ 0,1
mg/L.
Sehingga
kandungan
logam,
untuk
parameter
hanya
kandungan
logam Fe yang melebihi batas baku mutu
air, khususnya baku mutu air untuk
konsumsi.
9
Eko Rahmat Sanjaya & Rilia Iriani, Kualitas Air Sungai di Desa Tanipah (Gambut Pantai)
Novotny, V. & Olem, H. (1994). Water Quality:
Prevention, Identification and Management of
Diffuse Pollution. New York: Van NostrandReinhold Publishers.
Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut: Suatu
Pendekatan Ekologi. Jakarta: Gramedia.
Palar, H. (2008). Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suriawiria, Unus. (2003). Air dalam Kehidupan
dan Lingkungan yang Sehat. Bandung:
Penerbit Alumni.
Tontowi & Sofia, Y. (2002). Pemantauan Kualitas
Air yang Baik dan Efisien, Kasus Studi Sungai
Citarum. Buletin Pusair, 11(37): 21-33.
10