Teori Joachim Wach Tentang Perilaku Keagamaan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kita adalah satu-satunya bukti yang orisinil untuk diri kita sendiri bahwa kita adalah pemeluk agama yang sungguh-sungguh. 83 Memahami pengalaman keagamaan bukan hanya sekedar mempersoalkan isinya akan tetapi pada cara mengungkapkannya. Motivasi untuk mengungkapkan Realitas Mutlak disebut dengan pengalaman keagamaan. Dalam mengungkapkan yang berkatan dengan pengalaman-pengalaman itu dapat pula bersifat eksplosif dan penuh semangat. Seseorang akan memperlihatkan perasaan suka, duka, takut atau segan, demikian pula dengan perasaan ekspresi keagamaan yang dikomunikasikan keluar dirinya. Terkait dengan bentuk ekspresi pengalaman keberagamaan, ada tiga bentuk yang menjadi fokus pembahasan, yakni: teoritis pemikiran, praktis perbuatan, dan persekutuan. Ketiga merupakan pengalaman yang mempunyai perbedaan jenis pembahasan meskipun satu sama lain tidak dapat dipisahkan. a. Pengalaman Keagamaan Teoritis Pemikiran pengalaman keagamaan dalam bentuk pemikiran atau teoritis, sifatnya abstarak. contoh dari pengalaman keagamaan dalam bentuk pemikiran ini adalah doktrin agama, dogma agama, mite, mitos, dll. Pengalaman keagamaan yang di ungkapkan secara pemikiran atau secara intelektual bisa bersifat spontan, belum mantap, baku dan tradisional. Pengalaman keagamaan bentuk pemikiran ini, terdapat dalam mite. mite atau mitologi seringkali menjadi bahan perhatian dari para ahli filsafat, 83 Wiwik Setiyani, Studi Praktik Keagamaan, Yogyakarta: Interpena, 2014 40. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id psikologi, dan ilmu agama, karena didalamnya tersembunyi realitas-realitas yang besar, yakni fenomena asli kehidupan spritual. Kehadiran mite selalu dihubungkan dengan keberadaan masyarakat primitif yang menganggap mite itu adalah bagian dari kehidupan spritual mereka, mite berfungsi memberikan jawaban tentang, dari mana asal kita? Mengapa kita disini? Untuk apa kita hidup? Tujuannya apa? Atau mengapa kita mati? Dan seterusnya yang berkaitan dengan kehidupan. Jawaban yang diberikan mite berbentuk cerita- cerita yang bukan semata-mata dari mulut kemulut, melainkan sebuah realitas yang hidup. Untuk memahami pengertian mitos harus digandengkan dengan istilah ritual. Semua masyrakat ini me miliki bentuk “tingkah laku simbolis yang diulang”. Tingkah laku simbolis ini kemudia diungkapkan secara lisan. Tingkah laku simbolis yang diulang “itulah yang disebut ritual, sedangkan pengungkapannya dalam bentuk kata” disebut mitos. 84 Berfikir secara mitos bagi orang-orang yang beragama tentu saja beranjak dari suatu yang abstrak dan gaib, tetapi justru menjadi pusat penyembahan dirinya. Jadi berfikir mitos adalah berfikirnya orang yang beragama yang diungkapkan dalam ekspresi ucapan lisan dengan memanfaatkan referensi tuhan sebagai sumber kekuatan dan kebenaran. Pengalaman keagamaan teoritik berikutnya yakni doktrin, doktrin merupakan perkembangan dari pendeskripsian mite kedalam bentuk norma atau tatanan hidup manusia. Menurut Joachi Wach, ada beberapa faktor 84 Wiwik Setyani, Studi Praktik Keagamaan., 42. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penyebab perkembangan itu; 1nkeinginan kuat unuk menghubungkan secara sistematis, 2 keinginan untuk memelihara kemurnian pandangan, 3 motivasi yang kuat mengisi untuk menjadikan norma, 4 tantanagan keadaan dan zaman yang didesak oleh kondisi-kondisi sosial, 5 kondisi-kondisi sosial, terutama adanya suatupusat kekuasaan. 85 Fungsi dari doktrin ini adalah sebagai penegasan dan penjelasan iman, pengaturan kehidupan normatif dalam pemujaan, pelayanan dan fungsi pertahanan iman dari ilmu pengetahuan yang lain. jika diartikan seperti itu, maka doktrin akan mengikat hanya bagi mereka yang percaya dengan agama dan tidak berarti bagi mereka yang diluar agama. Ekspresi pengalaman keagamaan teoritik selanjutnya disebut dengan dogma. Dogma berarti pandangan atau pendapat, selanjutnya kata dogma itu juga berarti juga kepurusan atau yang telah ditetapkan oleh seorang tokoh maupun maupun oleh sutau persidangan. Posisi dogma ini mewakili norma tertentu, jika doktrin merupakan norma yang berdasrkan eleborasi interpretatifndari mite, maka dogma adalah sebuah kepastian tertentu yang lebih luas terhadap keyakinan-keyakinan agama. sifat dari dogma cenderung memaksa berdasarkan kewenangan tertentu agar dapat diyakini dengan sungguh-sungguh dan serius. 86 b. Pengalaman Keagamaan Praktis Perbuatan Pengalaman dalam bentuk praktis atau perbuatan, sifatnya nyata, real dilaksanakan dalam bentuk ritual peribadatan dan pelayanan, ini menjelaskan 85 Joachim Wach, Ilmu Perbandingan Agama., 103. 86 Wiwik Setyani, Studi Praktik Keagamaa., 44. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id keseimbangan antara lahir dan batin. Artinya, dalam pengalaman keagamaan jenis ini mengungkapkan tentang pengalaman manusia yang utuh dimana akal, jiwa dan badan mengintegrasi. Dengan demikian, wujud ibadah adalah perbuatan yang tertingi dalam kehidupan seseorang manusia untuk menghadap realitas mutlak dengan cara memuja sembahyang atau ibadah ritual. Ibadah dijalankan dengan cara memusatkan fikiran dan merenungkan kehadiran Tuhan atau dengan berterima kassih kepada-Nya. Refleksi pemujaan itu bagian dari rasa hormat yang mendalam untuk menuju “titik tertinggi” dalam suasana fikiran terstruktur dari rasa kagum, takut, segan, dan mungkin cinta. 87 Jadi dapat disimpulkan, ekspresi praktis dari suatu pengalaman keagamaan adalah mengenai segala bentuk peribadatan yang didasarkan maupun dilakssanakan oleh pemelik agama. peribadatan itu sendiri mempunyai dua macam bentuk yakni ibadag khusus, dan ibadah dalam artti umum atau yang menyangkut dengan pelayanan sosial. 88 Bentuk ibadah yang pertama adalah ibadah tertentu dan telah ditentukan secara ketat dalam ajaran agama, baik dlam bentuk waktu maupun tempatnya. Sedang bentuk ibadah yang kedua merupakan bentuk kegiatan umum yang bernuansa keagamaan, mengandung nilai keagamaan, tetapi tidak ditentukan secara ketat dan eksplisit dalam ajaran atau doktrin agamanya yang berkenaan dengan waktu, bentuk, tempat dan tata caranya. 87 Setyani, Studi Praktik., 45. 88 Ibid., 48. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Ekspresi Keagamaan Persekutuan Agama pada umumnya merupakan suatu usaha kolektif, meski bertolak dari pengalaman perorangan. Agama merupakan bentukan dari anggota masyarakat yang mempunyai kesamaan kecenderungan. Atau bisa jadi, melalui perbuatan keagamaan terbentukla kelompok keagamaa, karena hampir tidak ada agama yang tidka mengembangkan bentuk persekutuan keagamaan. Dalam sepanjang kegiatan keagamaan akan senantiasa terdapat kelompok-kelompok umatnya. Tidak ada agama yang tidak mengembangkan persaudaraan keagamaan. Kehadiran kelompok agama merupakan kelanjutan dari bukti-bukti perkembangan suatu agama, baik berhubungan dengan kebenaran agama tersebut, maupun mengenai tata cara yang harus dilaksanakan pemeluknya. Ada hubungan ganda yang menyifati kelompok keagamaan. Hubungan kolekif dan individu didalam kelompok keagamaan meliputi dua keterikatan, yaitu hubungan dan keterikatan karena sesuatu yang dianggap Maha Kuasa dan ketertarikan karena keanggotaan dari kelompoknya. Kelompok keagamaan ini - lebih kuat daripada perkumpulan-perkumpulan yang lain, sebab kehadirannya didasari oleh keyakinan yang orisinil mengenai benarnya aturan, pandangan hidup, sikap dan suasana kehidupan agama yang dianutnya. 89 Ketiga bentuk ungkapan pengalaman keagamaan tersebut mempunyai kedudukan yang penting, karena ketiganya membentuk suatu ikatan yang saling 89 Setyani, Studi Praktik., 49 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berhubungan. Salah satu segi merupakan suatu bentuk aplikatif dari atau aspek yang lainnya. Ungkapan pengalaman keagamaan itu tidak bermakna apabila ia hanya membentuk suatu ungkapan sendiri yang terpisah satu sama lainnya. Sehingga tingkah laku agama yang pertama dan utama adalah pemujaan yang berarti terdapatnya kultus yaitu suatu tanggapan total atas wujud total mendalam dan integral terhadap Realitas Mutlak dalam bentuk perbuatan. Ketiga, pengalaman keagamaan dalam bentuk persekutuan atau sosial yang terlembagakan dalam kelompok agama. Pengalaman keagamaan dalam bentuk persekutuan sebenarnya merupakan perpaduan dari dua pengalaman sebelumnya yaitu pengalaman dalam bentuk pemikiran dan dalam bentuk perbuatan, sehingga atas dasar tersebut maka memunculkan pengalaman dalam bentuk persekutuan. Ada dua macam cara untuk meneliti hakikat pengalaman keagamaan menurut joachim wach, cara pertama ialah dengan menggunakan deskripsi sejarah agama, sekte atau aliran pemikiran keagamaan itu sendiri. Cara lain adalah berangkat dari pertanyaan “di mana aku?”, yaitu lingkungan yang potensial di mana pengalaman perorangan itu berlangsung. “Aku” tersebut boleh jadi “aku” yang bersifat perorangan ataupun jamak kelompok. 90 Berangkat dari cara ke dua meneliti hakikat pengalaman keagamaa yakni “Di mana aku ?”, maka saya akan mengangkat studi kasus tentang bagaimana pengaruh pengalaman pengenalan agama sejak usia dini. Pengalaman keagamaan di sini merupakan suatu susunan bertingkat yang terdiri dari tiga unsur, yaitu : akal, perasaan dan kehendak hati. 90 Joachim Wach, Ilmu Perbandingan Agama, 40. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Masa sekarang dipengaruhi oleh masa yang terdahulu, begitu tepatnya ungkapan untuk menggambarkan sifat keberagamaan pada diri manusia, karena pada dasarnya tingkat kesadaran tentang agama pada diri manusia sangat di pengaruhi pada masa kecilnya terdahulu. Perkembangan agama pada seseorang sebenarnya sudah dimulai sejak mereka masih berada didalam kandungan. 91 Manusia di lahirkan dalam keadaan lemah jasmani maupun rohani, sejalan dengan bertambahnya umur maka manusia mulai menjalani perubahan pada dirinya baik dari unsur jasmani maupun rohani. Pada periode bayi, perkembangan agamanya masih belum bisa di ketahui secara jelas karena anak masih sangat tidak berdaya dan masi bersikap pasif atas lingkunganya , namun meskipun begitu pada periode bayi ini anak selalu aktif untuk mencari, mendapatkan dan mengenal sesuatu yang serba baru atau asing baginya. Dalam kaitan inilah, jangan sampai agama terlewatkan untuk dikenalkan pada anak, sehingga dalam perkembangan selanjutya agama bukan lagi menjadi sesuatu yang asing yang tidak dikenal sama sekali oleh anak. Pada masa kanak – kanak merupakan masa dimana seorang individu mulai dapat berinteraksi dengan individu yang lainnya. pada masa inilah sebenarnya masa emas dimana seorang anak mulai di perkenalkan dengan agama, karena pada massa ini anak yang secara fikiran belum terlalu kritis dalam arti setiap apa yang diberikan oleh orang tuanya akan diterimanya dengan mudah. 91 Khadijah, Psikologi Agama., 87. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 72

BAB III KONDISI EMPIRIS LOKASI PENELITIAN

A. Profil Lokasi Penelitian

Seluruh warga desa Kepatihan berstatus sebagai Warga Negara Indonesia. didalam desa hanya ada 2 etnis yakni etnis Jawa dan etnis Madura. Namun Etnis Madura hanya menjadi minoritas didesa ini. Desa Kepatihan dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam dan hanya ada 3 orang yang menganut agama Budha. Dengan mayoritas masyarakat yang memeluk agama Islam maka desa ini menjadi sangat tepat bagi peneliti untuk mencari tau seberapa besar ajaran agama memberi pengaruh terhadap perilaku masyarakat Islam tentang kesadaran menjaga lingkungan terutama Daerah Aliran Sungai yang ada di desa Kepatihan.

1. Keadaan Geografis

Desa Kepatihan terletak diKecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Desa Kepatihan ini tergolong pada bagian selatan Kabupaten Sidoarjo. Dipandang dari sisi geografis, letak wilayah Desa Kepatihan Kecamatan Tulangan memiliki jarak kurang lebih 17 tujuh belas kilometer dari Kabupaten Sidoarjo. 92 Dengan ketinggian dari permukaan laut 170.700,00 mdl. Dengan suhu rata-rata harian 30,00°C. Dengan ketinggian dan suhu rata-rata maka desa kepatihan ini memiliki curah hujan sekitar 1.500,00 mm per tahun dengan jumlah bulan hujan 7,00 bulan. 92 Itok, wawancara, Sidoarjo, 12 juni 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Gambar 1 . Peta Desa kepatihan Secara geografis Desa Kepatihan ini mempunyai wilayah yang cukup luas, degan total luas wilayah 187.200,00 Ha. Desa Kepatihan ini masi mempunyai lahan persawahan yang cukup luas yakni 90.500,00 Ha tanah yang masi berupa lahan persawahan, 10.700,00 Ha tanah digunakan sebagai pemukiman warga, 2.000,0 Ha digunakan sebagai tempat pemakaman umum, 59.400,00 Ha luas wilayah pekarangan, dan sisanya 24.600,00 Ha digunakan sebagai fasilitas umum yang ada didesa. 93 Dengan wilayah yang cukup luas desa Kepatihan di bagi menjadi 16 RT dan 4 RW. Dengan beberapa dusun yakni dusun Ngemplak dan dusun Kedurus. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Medalem. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Gelang. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pangkemiri. 93 Itok, Wawancara, Sidoarjo, 12 Juni 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Kenongo.

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu wilayah. Desa Kepatihan dengan jumlah penduduk yang lebih dari 5000 jiwa, mempunyai tingkat pendidikan yang bervariasai namun bisa dikatakan baik karena hampir seluruh warganya tidak ada yang mengalami buta huruf. 94 Mereka banyak yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk lebih mengenal penduduk desa Kepatihan maka perlu dipaparkan gambaran tentang data jumlah penduduk yang menempuh pendidikan yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Laki-laki Perempuan TKPlay group 135 Orang 138 Orang SD Sederajat 325 Orang 350 Orang SMP Sederajat 456 Orang 435 Orang SMA sederajat 675 Orang 725 Orang Tamat D1 – D3 70 Orang 115 Orang S1 275 Orang 375 Orang S2 150 Orang 125 Orang Total Keseluruhan 5.602 orang Sumber: Dokumen Desa Kepatihan Tahun 2016 94 Itok, Wawancara, Sidoarjo, 12 Juni 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pendidikan merupakan hal penting yang harus ditempuh semua orang. Dengan pendidikan seseorang akan lebih banyak belajar dan akan mendapat wawasan yang luas. Pendidikan memberikan peran penting dalam mengatur tingkah laku seseorang. Dengan pendidikan pula seseorang akan menjadi manusia yang bermoral dan lebih menghargai orang lain termasuk menghargai lingkungan disekitarnya. Namun tidak semua orang dapat memperoleh pendidikan hingga jenjang yang tinggi dikarenakan berbagai alasan yang salah satunya adalah masalah ekonomi.

3. Mata Pencaharian

Pada umumnya, masyarakat desa Kepatihan merupakan penduduk mayoritas pekerjaannya adalah petani. Mengingat desa Kepatihan mempunyai lahan persawahan seluas 90.500,00 Ha. Namun seiring berkembangnya jaman banyak kalangan muda yang ingin berkembang tidak hanya cukup menjadi seorang petani saja. Banyak dari mereka yang memilih bekerja menjadi buruh pabrik dan sebagainya. 95 Berikut adalah daftar tabel mata pencaharian penduduk desa Kepatihan: Tabel 3.2 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata pencaharian Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Petani 200 Orang 25 Orang Buruh Tani 75 Orang 50 Orang Pegawai Negri Sipil 55 Orang 50 Orang 95 Sugianto, Wawancara, Sidoarjo, 12 Juni 2017