27
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dalam pemilihan sampel untuk menghindari counfounding factors. Perusahaan sampel terpilih
periode 2010 hingga 2012 disajikan pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Sampel Yang Melakukan Stock Split
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014
Berdasarkan rasio stock split tampak bahwa 10 perusahaan 56 perusahaan melakukan stock split
dengan rasio 1:5. Secara umum tidak ada aturan pasti
No. Kode
Saham Rasio
Stock Split
Tanggal Pengumuman
Stock Split Nilai Nominal
Rp Nilai Pasar
Rp Lama
Baru Lama
Baru
1 CTRA
1: 2 02 Jun 2010
500 250
820 395
2 TURI
1:4 07 Jun 2010
100 25
2,350 590
3 CPIN
1:5 01 Des 2010
50 10
9,550 2,000
4 LSIP
1:5 21 Feb 2011
500 100
10,500 2,150
5 BTPN
1:5 22 Mar 2011
100 20
11,650 2,500
6 INTA
1:5 31 Mei 2011
250 50
3,850 770
7 MAIN
1:5 09 Jun 2011
100 20
5350 1050
8 AUTO
1:5 20 Jun 2011
500 100
16,600 3,300
9 SSIA
1:4 27 Jun 2011
500 125
1,430 330
10 JTPE
1:5 20 Jul 2011
100 20
1,450 305
11 PTRO
1:10 22 Feb 2012
500 50
44,000 4,625
12 PWON
1:4 19 Mar 2012
100 25
810 205
13 ASII
1:10 30 Mei 2012
500 50
62,400 6600
14 IMAS
1:2 31 Mei 2012
500 250
16,000 7750
15 MDRN
1:5 22 Jun 2012
500 100
3,050 640
16 KLBF
1:5 03 Okt 2012
50 10
4,800 950
17 ACES
1:10 29 Okt 2012
100 10
7,000 720
18 BRNA
1:5 30 Okt 2012
250 50
3,450 680
28
yang mengatur
rasio stock
split. Sepenuhnya
diserahkan kepada keputusan manajemen masing- masing perusahaan. Secara teori ada beberapa faktor
yang mendorong perusahaan untuk melakukan stock split, diantaranya untuk memperoleh harga saham
yang optimal dan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Rasio 1:5 dipandang oleh
kebanyakan manajemen dapat memenuhi tujuan perusahaan melakukan stock split. Namun demikian
ada juga perusahaan yang memilih rasio lainnya, seperti 1:2 sebanyak 2 perusahaan 11; 1:4 sebanyak
3 perusahaan 17 dan 1:10 sebanyak 3 perusahaan 17.
Berdasar data nilai nominal dan nilai pasar, tampaknya kebanyakan manajemen melakukan stock
split lebih dikarenakan nilai pasar yang sudah tinggi, bukan karena nilai nominal saham. Hal ini tampak dari
tingginya nilai pasar dari masing-masing saham. Namun demikian, ada juga saham yang memiliki nilai
pasar relative kecil tetap melakukan stock split. Motivasi
setiap perusahaan
berbeda-beda dalam
melakukan stock split. Untuk saham dengan nilai pasar relative kecil, stock split bertujuan untuk meningkatkan
aktivitas perdagangan di bursa. Misalnya, saham CTRA dan saham PWON.
29
4.2 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui