Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Metro Dalam Pembinaan Pendidikan Politik Masyarakat Tahun 2013

(1)

ABSTRAK

KINERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM PEMBINAAN PENDIDIKAN POLITIK

MASYARAKAT KOTA METRO Oleh

PEBRI DWI FIRNANDO

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro Merupakan badan pemerintah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kesatuan bangsa dan politik. Pendidikan politik sendiri merupakan faktor yang sangat penting dalam penyadaran warganegara atau masyarakat untuk memahami aspek-aspek politik dari setiap permasalahan sehingga dapat mempengaruhi dan ikut mengambil keputusan di tengah medan politik.

Tujuan ini adalah untuk mengetahui kinerja dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dalam pembinaan pendidikan politik masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Sumber informan yaitu Pegawai Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro, anggota Partai Politik, Wakil kepala sekolah SMAN 1 Kota Metro, dan Mahasiswa STISIPOL Darma Wacana Metro.


(2)

Kinerja dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dalam pembinaan pendidikan politik masyarakat bila diukur dari aspek Produktivitas, Responsivitas dan Akuntabilitas memperlihatkan kinerja yang baik karena penerapannya sesuai dengan rencana kegiatan. Kegiatan yang dibuat sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, dan bentuk pertanggungjawaban dari kegiatan yang dibuat sudah terlihat sehingga meningkatnya kepercayaan masyarakat. Bentuk pembinaan pendidikan politik dari Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik sendiri meliputi Pembinaan Pendidikan Politik, Pembinaan Penataan Ornamen Politik, Pembinaan cara Berkampanye dengan baik dan benar, dan Pembinaan pendidikan politik untuk pemilih pemula.


(3)

(4)

ABSTRACT

PERFORMANCE OF NATIONAL UNITY AND POLITICAL OFFICES IN DEVELOPMENT OF POLITICAL EDUCATION COMMUNITY

METRO CITY By

PEBRI DWI FIRNANDO

The performance was a result of working in quality and quantity of that is achieved by an employee to carry out their assignment in accordance with the responsibility of that were given to them. Nation unity and politic city police have a duty to the government agencies and regional policy in the implementation of national unity and politics. Political education itself is very important factor in the realization of the community citizen to understand or political aspects of any problems that can influence and take decisions in the middle of the political field .

The purpose is to be achieved is to find the performance of the office of national unity and politics political education city metro for developing the community . Methods used in this research qualitative descriptive method .Data collection by applying a technique that is used is interviews and documentation . With the technique used is the interview data collection and documentation .A source of informants namely employees of the office of national unity and political city


(5)

metro , political party members , deputy head of SMAN 1 Kota Metro, And Student of STISIPOL Darma Wacana Metro.

The performance of the office of national unity and political development in the city metro political education from the aspect of the community if measuring in productivity , responsiveness and accountability of show performance was good because its application in accordance with plans for activities. Activities that made in accordance with what is needed of the community , and the form of accountability from activities that made already seen that increasing public confidence. The education office political development of national unity and political own political guidance education, covering management, political management ornament management means campaigned with good and right education and training for political voters beginners.


(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosobo pada tanggal 07 Februari 1992. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putra pasangan Bpk Jaelani dan Ibu Hasanah.

Jenjang pendidikan penulis diawali pada tahun 1995, dimana penulis “bermain sambil belajar” di TK Handayani Bandar Lampung. Kemudian dilanjutkan dengan Sekolah Dasar di SDN 2 Palapa yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya, penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010

Pendidikan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengikuti Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur SNMPTN pada tahun 2010, dan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.


(11)

MOTO

“Life would knock us down, but we can

choose wheter or not to get back up”

(Mr. Han, Karate Kid)

“No place for weakness”

(Leonidas, 300)

“Succes is not measured by wealth, success

is an achievent that we want”


(12)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah,

Tiada kata lain selain syukur alhamdulillah kuucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Agung dan Maha Segalanya. Semoga Allah meridhoi

dan memberkahi karya sederhana ku ini..

Saya persembahkan karya ini kepada orang–orang yang saya sayangi dan menyayangiku..

Kedua orang tuaku

Untuk kedua orang tuaku yang sudah membesarkan dan mendidik saya serta yang selalu sabar menghadapi sikap dan tingkah laku saya. Karya ini khusus saya persembahkan buat Emak dan Ayahku yang sangat saya

sayangi yang tidak pernah bosan memberi saran dan semangat buat menjalani hidup yang sebenarnya.

Untuk kakak dan adik saya yang saya sayangi terima kasih atas motivasi dan perhatiannya..

Untuk teman dan sahabat-sahabat saya, terima kasih untuk semuanya, semangat, kebahagian, kebersamaan maupun kesedihan yang pernah


(13)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, Sang Khalik Yang Maha Penyayang, Maha Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Maha Adil Bijaksana yang telah memberikan nikmat, berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tumpukan kertas yang berisi tulisan penuh arti ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi yang berjudul “Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro Dalam Pembinaan Pendidikan Politik Masyarakat Kota Metro Tahun 2013” ini merupakan salah satu syarat dalam rangka mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Segala kemampuan telah pernulis curahkan untuk menyelesaikan skripsi ini, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan, baik yang menyangkut isi maupun tulisannya. Untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari, bahwa tanpa bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak dalam hal materiil maupun spiritual, penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana


(14)

dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus Dosen Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. .

2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu bersedia membimbing dan memberikan semangat..

3. Bapak Dr. Pitojo Budiono M.Si selaku Dosen Pembahas penulis yang telah bersedia untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan, semangat akan kehidupan serta saran kepada penulis.

4. Seluruh jajaran Dosen di FISIP UNILA, seluruh staff Tata Usaha dan pegawai di FISIP dan Jurusan Ilmu Pemerintahan.

5. Ayah dan Ibu tercinta atas segala perhatian, rasa cinta dan kasih sayang serta doa tulus yang tiada henti-hentinya selalu diberikan untukku. Kalian selalu mengajarkan kesabaran kepadaku, mengajarkan arti perjuangan tanpa melupakan Sang Pencipta, terimakasih atas tetesan keringat yang kalian curahkan.

6. Saudara Kandungku, Emilda Aprilia dan Rizka Dianda Fadhilah. Terima kasih atas semangat, tawa, tangis, dan pertengkaran kecil yang membuatku bersyukur memiliki saudara kandung seperti kalian.


(15)

7. Sahabatku Tiffany Anandhini Putri Ramli dan Aditya Darmawan terima kasih untuk waktu dan semangatnya..

8. Pemerintahan angkatan 2010 Rendra, Novandra, eta, yoan, adit, okta, iin, dita, ricky, retno, rike, andri, oci, diki, putra, tano, riendi, mijo dan semua teman-teman jurusan pemerintahan khususnya angkatan 2010.

9. Pemerintah angkatan 2008 bang habrianda bukit terima kasih atas masukannya bang iwan priatama terima kasih atas semangatnya.

10.Keluarga besar radio Rasubha Fm Bandar Lampung terima kasih atas pengalaman yang sangat berharga yang telah kalian berikan kepada penulis.

11.Warga perumahan unila mbak dinda, kak dimas, kak rudi, kak seno, kak agus, dino, agam, uin semangat selalu untuk kita semua.

12.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Astari Puja Seraya yang selalu memberi dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah kata pengantar ini disusun. Semoga Karya ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Mohon maaf atas semua kekurangannya dan semoga skripsi ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan oleh berbagai pihak, selamat membaca dan terima kasih.

Bandar Lampung, November 2014 Penulis,


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Kinerja ... 9

1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja... 10

2. Penilaian Kinerja... 13

3. Indikator Kinerja... 14

B. Pendidikan Politik... 20

1. Tujuan Dan Sasaran Pendidikan Politik ... 21

2. Sarana Pendidikan Politik ... 23

C. Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik ... 25

D. Kerangka Fikir... 28

III. METODE PENELITIAN... 31

A. Tipe Penelitian ... 31

B. Fokus Penelitian ... 33

C. Lokasi Penelitian... 34

D. Sumber Data ... 34

E. Penentuan Informan... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Teknik Pengolahan Data... 36

H. Teknik Analisis Data ... 37

IV. . GAMBARAN UMUM ... 38

A. Kota Metro ... 38

B. Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik ... 41

C. Sub Bagian Tata Usaha ... 43

D. Seksi Kesatuan Bangsa ... 44

E. Seksi Politik ... 45

Seksi Ketahanan Ekonomi, Sosial,Budaya,Penanganan Konflik... 46

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48


(17)

ii

1. Tujuan Pembinaan Pendidikan Politik ... 48

2. Manfaat Pembinaan Pendidikan Politik ... 50

3. Produktivitas ... 52

4. Responsivitas ... 54

5. Akuntabilitas ... 55

B. Pembahasan ... 57

1. Produktivitas ... 57

1.1Produktivitas Kegiatan Forum Komunikasi Partai Politik ... 59

1.2Produktivitas Kegiatan Pengembangan Masyarakat Sadar Politik ... 61

1.3Produktivitas Kegiatan Kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik Dan Budaya Politik Masyarakat ... 63

1.4Produktivitas Kegiatan Penataan Ornamen Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat ... 64

2. Responsivitas ... 68

2.1Responsivitas Kegiatan Forum Komunikasi Partai Politik ... 69

2.2Responsivitas Kegiatan Pengembangan Masyarakat Sadar Politik ... 71

2.3Responsivitas Kegiatan Kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik Dan Budaya Politik Masyarakat ... 72

2.4Responsivitas Kegiatan Penataan Ornamen Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat ... 74

3. Akuntabilitas ... 77

3.1Akuntabilitas Kegiatan Forum Komunikasi Partai Politik ... 78

3.2Akuntabilitas Kegiatan Pengembangan Masyarakat Sadar Politik ... 80

3.3Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik Dan Budaya Politik Masyarakat ... 81

3.4Akuntabilitas Kegiatan Penataan Ornamen Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat ... 84

VI. PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(18)

(19)

iii

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

Tabel 1 Data Karyawan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

Metro Tahun 2013... 2 Tabel 2.Target dan realisasi kegiatan Seksi Politik Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik Kota Metro Tahun 2013... 4 Tabel 3. Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu tahun 2014

di Provinsi lampung ... 6 Tabel 4. Matriks Pembinaan Pendidikan Politik Kantor Kesatuan


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(21)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan badan Pemerintahan yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kesatuan bangsa dan politik. (Pasal 47A Ayat 1 Perda Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pembentukan,Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro).

Melihat dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas memberi dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah dibidang kesatuan bangsa dan politik. Selain itu, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan unsur pendukung tugas Bupati atau Walikota. Yakni, menyelenggarakan sebagian kewenangan rumah tangga (desentralisasi) dalam bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri yang menjadi kewenangannya serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati atau Walikota.

Untuk menyelengarakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro Sendiri dipimpin oleh seorang kepala kantor dan dalam menjalankan tugas pokoknya Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro memiliki fungsi sebagai perumusan kebijakan teknis


(22)

2

dibidang kesatuan bangsa dan politik, pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang kesatuan bangsa, politik dan ketahanan ekonomi, sosial, budaya dan penanganan konflik, pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesatuan bangsa, politik dan ketahanan ekonomi, sosial, budaya dan penanganan konflik, penyelenggaraan kesekretariatan kantor, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya ( perda Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 47 A ayat 1 dan 2 ). Terlepas dari tugas pokok dan fungsi dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dan sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2010 pasal 47 B mengenai susunan organisasi, memiliki beberapa sub bagian dan seksi yang merupakan bagian dari susunan organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik yang meliputi :

1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian. 2. Seksi Kesatuan Bangsa mempunyai tugas, melaksanakan sebagian tugas

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dibindang Kesatuan Bangsa.

3. Seksi Politik mempunyai tugas, melaksanakan sebagian tugas Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dibidang Politik Dalam Negeri

4. Seksi Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Penanganan Konflik mempunyai tugas, melaksanakan sebagian tugas Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dibidang Ketahanan ekonomi, Sosial, Budaya dan Penanganan Konflik.

Tabel 1. Data Karyawan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro Tahun 2013

No Jabatan Jumlah pegawai

(1) (2) (3)

1 Kepala kantor 1

2 Kasi kosbud 1

3 Kasubag tata usaha 1


(23)

3

(1) (2) (3)

5 Kasi kesbag 1

6 Staf seksi kosbud 11 7 Staf seksi TU 16 8 Staf seksi politik 10 9 Staf seksi kesbag 12

Jumlah 54

Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro Tahun 2013

Untuk Menjalankan tugas dan fungsi dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro yang sesuai dengan apa yang di harapkan di butuhkan Kinerja yang baik dari pegawai Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.

Kinerja sendiri merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari pengertian kinerja di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kualitas dari kinerja seseorang dalam menjalankan tugas yang diberikan dapat dilihat dari hasil yang diberikan” ( Anwar Prabu Mangkunegara, 2000:67 ).

Indikator untuk mengetahui kinerja dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro adalah melalui target realisasi kegiatan yang dicapai dalam hal ini peneliti akan mengambil dari realisasi kegiatan pendidikan politik masyarakat yang pada kenyataannya target jumlah peserta yang di inginkan tidak sesuai yang di harapkan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro.

Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Pasal 1 Ayat 4 UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik).


(24)

4

Pendapat diatas dapat diartikan bahwa dengan adanya pendidikan politik

setiap orang tidak hanya sekedar tahu saja tapi juga lebih jauh dapat menjadi seorang warga negara yang memiliki kesadaran politik untuk mampu mengemban tanggung jawab yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan peningkatan kadar partisipasi dalam dunia politik. Pendidikan politik merupakan salah satu tugas yang wajib di laksanakan oleh seksi politik karena pendidikan politik merupakan salah satu tugas pokok dari seksi politik. Seksi politik sendiri di pimpin oleh seorang kepala seksi dan di bantu oleh 10 orang staff yang di mana mereka telah menyusun program kegiatan yang berkaitan dengan pedidikan politik dan pada tabel 2 berikut akan memperlihatkan realisasi target kegiatan pada seksi politik di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro.

Tabel 2. Target dan realisasi kegiatan Seksi Politik Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro Tahun 2013.

No Kegiatan Target Capaian Jumlah Peserta

Target Peserta

%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Forum

Komunikasi Partai Politik Pendataan Partai Politik Tersedianya buku hasil pendataan Partai Politik di Kota Metro

133 peserta 150 peserta 89 % di Kota Metro 2 Pengembang

an Masyarakat Sadar Politik Pendidikan Politik untuk pemilih pemula dan masyarakat Menigkatnya partispasi pemilih 156 peserta 200 peserta 78%

3 Penataan Ornamen Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat pada Median Jalan Pembuatan Tiang Bendera Tersedianya media untuk pemasangan bendera 85 peserta 100 peserta 85%


(25)

5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 4 Sosialisasi

pendidikan politik dan budaya politik Masyarakat Adanya sosialisasi pendidikan politik dan budaya politik di Masyarakat Meningkatnya partisipasi pemilih 200 peserta 250 peserta 80%

Jumlah 83

% Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro 2013.

Tabel 2 merupakan target realisasi kegiatan yang akan menunjukan bahwa tingkat pencapaian realisasi kegiatan pendidikan politik masyarakat pada tahun 2013 yaitu mencapai sebesar 83 % hal tersebut menunjukan jumlah target dan realisasi capaian belum sesuai dengan yang di harapkan oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dan mengindifikasikan kinerja baik atau tidaknya suatu pekerjaan, karena indikator prestasi kerja yang baik adalah pelaksanaan dari pekerjaan yang hasilnya dapat dilihat dari tingginya kinerja pegawai. Hal ini menjadi indikasi kinerja karyawan pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro khususnya di Seksi Politik yang memegang tanggung jawab atas program pendidikan politik masyarakat masih belum sepenuhnya berhasil.

Tingkat partisipasi pemillih di Kota Metro sendiri tidak sesuai dengan yang di harapkan oleh KPU Kota Metro. Karena menurut Ketua KPU Kota Metro Rahmatul Ummah mengatakan, pihaknya berkeinginan meningkatkan partisipasi pemilih di Kota Metro hingga 12 persen pada pemilu mendatang. karena sebelumnya pada pemilukada tahun 2010 partisipasi pemilih di Kota Metro hanya mencapai 73% . ( lampung.tribunnews.com ).


(26)

6

Tabel 3. Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu tahun 2014 di Provinsi lampung.

Sumber : Data KPU (www.kpu.go.id)

Melihat dari fakta yang ada partisipasi pemilih di Kota Metro pada Pemilu 2014 tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Pemerintah Kota Metro dan ini mengindikasikan bahwa kegiatan pendidikan politik yang diadakan oleh kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro belum memberikan efek yang besar terhadap peningkatan partisipasi pemilih yang ada di Kota Metro.

No Kab/kota Jumlah Pemilih Pemilu legislatif

tahun 2014

Pengguna hak pilih Pemilu legislatif tahun

2014

Persentase

(1) (2) (3) (4) (5)

1` Bandar lampung 651,038 473,560 73%

2 Metro 112,519 88,992 79%

3 Tanggamus 454,164 338,037 72%

4 Waykanan 333,832 250,495 75%

5 Lampung timur 779,623 547,736 70%

6 Lampung barat 322,288 265,264 82%

7 Lampung tengah 903,032 679,996 75,3%

8 Lampung selatan 694,076 516,956 74%

9 Pesawaran 318,229 247,944 77,9%

10 Tulang bawang 289,802 225,494 77%

11 Lampung utara 446,687 342,597 76,6%

12 Pringsewu 311,105 224,202 72%

13 Tulang bawang barat

198,047 159,634 80,6%

14 Mesuji 146,375 113,441 77,5%


(27)

7

Dari fenomena tersebutlah penulis melihat ketertarikan untuk melakukan riset mengenai kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dalam memberikan Pembinaan Pendidikan Politik kepada masyarakat Kota Metro.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah Bagaimana Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Pembinaan Pendidikan Politik Masyarakat Kota Metro?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Pembinaan Pendidikan Politik Masyarakat Kota Metro.

D.Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis

Penelitian ini sebagai salah satu kajian Ilmu Pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan dengan kinerja pegawai Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro.


(28)

8

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai kajian bentuk bentuk kinerja pegawai serta memberi refrensi kajian tentang kinerja pegawai Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dalam dalam pembinaan pendidikan politik.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro, dalam rangka melihat Kinerja Pegawai dalam menjalankan tugas yang diberikan.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Kinerja

Secara etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Sehingga pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (www.wikipedia.com).

Sementara menurut Gomes dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia kinerja karyawan sendiri mengandung makna yakni sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan sebagai produktivitas Gomes ( 2003: 195 ). Oleh karena itu disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Pendapat lain yang berkaitan dengan pengertian kinerja, diantaranya menurut Mathis dan Jackson dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia yang dimaksud dengan kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan yang meliputi elemen kuantitas hasil, kualitas hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama. ( Mathis


(30)

10

dan Jackson, 2006: 378) Lain halnya menurut Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia yang dimaksud dengan kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya ( Mangkunegara, 2000: 2).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang karyawan terhadap pelaksanaan tugas yang dinilai berdasarkan pada kriteria atau standar penilaian tertentu. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut tingkat keberhasilan individu atau kelompok. Sedangkan kinerja bisa diketahui jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu capaian prestasi dalam sebuah pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta keinginan yang diharapkan suatu organisasi dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Yeremias T. Keban Dalam Bukunya yang berjudul Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik ada beberapa faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi efektivitas penilaian kinerja di Indonesia, maka perlu dilihat beberapa penting sebagai berikut :


(31)

11

a. Kejelasan tuntutan hukum atau peraturan perundangan untuk melakukan penilaian secara benar dan tepat. Dalam kenyataannya, orang menilai secara subyektif dan penuh dengan bias tetapi tidak ada suatu aturan hukum yang mengatur atau mengendaikan perbuatan tersebut.

b. Manajemen sumber daya manusia yang berlaku memiliki fungsi dan proses yang sangat menentukan efektivitas penilaian kinerja. Aturan main menyangkut siapa yang harus menilai, kapan menilai, kriteria apa yang digunakan dalam system penilaian kinerja sebenarnya diatur dalam manajemen sumber daya manusia tersebut. Dengan demikian manajemen sumber daya manusia juga merupakan kunci utama keberhasilan sistem penilaian kinerja.

c. Kesesuaian antara paradigma yang dianut oleh manajemen suatu organisasi dengan tujuan penilaian kinerja. Apabila paradigma yang dianut masih berorientasi pada manajemen klasik, maka penilaian selalu bias kepada pengukuran tabiat atau karakter pihak yang dinilai, sehingga prestasi yang seharusnya menjadi fokus utama kurang diperhatikan.

d. Komitmen para pemimpin atau manajer organisasi public terhadap pentingnya penilaian suatu kinerja. Bila mereka selalu memberikan komitmen yang tinggi terhadap efektivitas penilaian kinerja, maka para penilai yang ada dibawah otoritasnya akan selalu berusaha melakukakan penilaian secara tepat dan benar.

(Yeremias T. Keban, 2004 : 203)

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi baik publik maupun swasta. Secara detail Ruky menjelaskannya dalam buku Hessel Nogi yang berjudul Manajemen Publik mengidentifikasikan faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi sebagai berikut :

a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi, semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi kinerja organisasi tersebut.

b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.

c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan, dan kebersihan.

d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.

e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar bekerja sesuai dengan standard dan tujuan organisasi.


(32)

12

f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi, dan lain-lainnya.

(Ruky dalam Hessel Nogi, 2005 : 180)

Menurut Atmosoeprapto, dalam buku Hessel Nogi yang berjudul Manajemen Publik mengemukakan bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, secara lebih lanjut kedua faktor tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Faktor eksternal, yang terdiri dari :

1. Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal.

2. Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk menggerakkan sektor-sektor lainya sebagai suatu system ekonomi yang lebih besar.

3. Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

b. Faktor internal, yang terdiri dari :

1. Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi oleh suatu organisasi.

2. Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada. 3. Sumber Daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota

organisasi sebagai penggerak jalanya organisasi secara keseluruhan. 4. Budaya Organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam

pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan. ( Atmosoeprapto dalam Hessel Nogi, 2005 : 181 )

Dari berbagai pendapat yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dalam suatu organisasi. Namun secara keseluruhan faktor yang paling dominan untuk mempengaruhi kinerja adalah faktor internal ( faktor yang datang dari dalam organisasi ) dan faktor eksternal ( faktor yang datang dari luar organisasi ). Setiap organisasi akan mempunyai tingkat kinerja yang berbeda-beda


(33)

13

karena pada hakekatnya setiap organisasi memiliki ciri atau karakteristik masing-masing sehingga permasalahan yang dihadapi juga cenderung berbeda tergantung pada faktor internal dan eksternal organisasi.

2. Penilaian Kinerja

Menurut pendapat Larry D. Stout dalam buku Hessel Nogi yang berjudul Manajemen Publik mengemukakan bahwa pengukuran atau penilaian kinerja organisasi merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi ( mission accomplishment ) melalui hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses. ( Larry D. Stout dalam Hessel Nogi, 2005 : 174 )

Berbeda dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bastian dalam buku Hessel Nogi yang berjudul Manajemen Publik menyatakan bahwa pengukuran dan pemanfaatan penilaian kinerja akan mendorong pencapaian tujuan organisasi dan akan memberikan umpan balik untuk upaya perbaikan secara terus menerus. Secara rinci, Bastian mengemukakan peranan penilaian pengukuran kinerja organisasi sebagai berikut :

a. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian prestasi.

b. Memastikan tercapaianya skema prestasi yang disepakati.

c. Memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan perbandingan antara skema kerja dan pelaksanaanya.

d. Memberikan penghargaan maupun hukuman yang objektif atas prestasi pelaksanaan yang telah diukur, sesuai dengan sistem pengukuran yang telah disepakati.

e. Menjadikanya sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.

f. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuh.

g. Memastikan bahwa pengambilan keputusan telah dilakukan secara objektif.


(34)

14

h. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan. i. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

( Bastian dalam Hessel Nogi, 2005 : 173 )

Begitu pentingnya penilaian kinerja bagi keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuan, maka perlu adanya indikator-indikator pengukuran kinerja yang dipakai secara tepat dalam organisasi tertentu. Menurut Agus Dwiyanto dalam bukunya yang berjudul Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik menyatakan bahwa penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup dilakukan dengan menggunakan indikator yang melekat pada birokrasi itu, seperti efisiensi dan efektivitas, tetapi juga harus dilihat dari indikator-indikator yang melekat pada pengguna jasa, seperti kepuasan pengguna jasa, akuntabilitas dan responsivitas (Agus Dwiyanto, 2006 : 49 ). Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting karena birokrasi publik juga muncul karena tujuan dan misi birokrasi publik seringkali bukan hanya memiliki stakeholder yang banyak dan memiliki kepentingan yang sering berbenturan satu sama lainya menyebabkan birokrasi publik mengalami kesulitan untuk merumuskan misi yang jelas. Akibatnya, ukuran kinerja organisasi publik di mata para stakeholder juga berbeda-beda.

3. Indikator Kinerja

McDonald dan Lawton menjelaskan dalam buku Ratminto dan Atik Septi Winarsih yang berjudul Manajemen Pelayanan mengemukakan indikator kinerja antara lain : output oriented measures throughput, efficiency, effectiveness. Selanjutnya indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut :


(35)

15

a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan

tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan, baik dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organsiasi.

( McDonald dan Lawton dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2005:174)

Salim dan Woodward berpendapat dalam buku Ratminto dan Atik Septi Winarsih yang berjudul Manajemen Pelayanan bahwa idikator kinerja antar lain: economy, efficiency, effectiveness, equity. Secara lebih lanjut, indikator tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Economy atau ekonomis adalah penggunaan sumber daya sesedikit

mungkin dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan

tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

c. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi.

d. Equity atau keadilan adalah pelayanan publik yang diselenggarakan

dengan memperhatikan aspek-aspek kemerataan.

( Salim dan Woodward dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2005:174 )

Lenvinne juga berpendapat dalam buku buku yang sama karangan Ratminto dan Atik Septi Winarsih yang menjelaskan indikator kinerja terdiri dari : responsiveness, responsibility, accountability.

a. Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap provider terhadap harapan, keinginan, aspirasi serta tuntutan customers.

b. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stake holders, seperti nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.


(36)

16

Zeithaml, Parasuraman dan Berry dalam buku Ratminto dan Atik Septi Winarsih yang menjelaskan tentang indikator yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi, yang terdiri atas beberapa faktor berikut :

a. Tangibles atau ketampakan fisik, artinya ketampakan fisik dari gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitasfasilitas lain yang dimiliki oleh providers.

b. Reliability atau reabilitas adalah kemampuan untuk menyelenggarakan

pelayanan yang dijanjikan secara akurat.

c. Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas.

d. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customers.

e. Emphaty adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers.

( Zeithaml, Parasuraman dan Berry dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2005:175 )

Agus Dwiyanto dalam bukunya yang berjudul Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik menjelaskan bagaimana cara untuk mengukur kinerja birokrasi publik berdasar adanya indikator mengacu pada prinsip-prinsip Good Governance secara lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut :

a. Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.

b. Kualitas Layanan

Isu mengenai kualitas layanan cenderung semakin menjadi penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik.


(37)

17

c. Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas disini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

d. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas Publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat public yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep dasar akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

( Agus Dwiyanto 2006 : 50 )

Dari berbagai macam indikator pengukuran kinerja yang diungkapkan oleh para pakar di atas, peneliti memilih untuk menggunakan indikator pengukuran kinerja yang dikemukakan oleh Agus Dwiyanto (2006). Penulis memilih menggunakan teori tentang pengukuran kinerja berdasarkan prinsip-prinsip Good Governance yang dikemukakan oleh Agus Dwiyanto


(38)

18

(2006) tersebut karena dipandang sesuai, lebih tepat dan lebih mampu mengukur kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dalam pembinaan pendidikan politik kepada masyarakat.

Indikator pengukuran kinerja yang dikemukakan oleh Agus Dwiyanto dalam bukunya yang berjudul Good Governance Melalui Pelayanan Publik meliputi lima indikator, yaitu produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas ( Agus Dwiyanto, 2006 : 50 ). Dari kelima indikator diatas peneliti memilih untuk menggunakan tiga indikator saja yaitu produktivitas, responsivitas, dan akuntabilitas. Ketiga indikator ini dipilih dengan alasan bahwa indikator-indikator ini dirasa telah mewakili dari beberapa indikator yang banyak digunakan untuk menilai kinerja suatu organisasi publik dari dalam dan luar organisasi.

Menurut Agus Dwiyanto dalam bukunya tersebut menjelaskan konsep produktifitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga efektivitas pelayanan. Dengan demikian, produktifitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja dari dalam organisasi. Dalam hal pembinaan pendidikan politik, produktifitas dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dapat dilihat dari target dan realisasi Kegiatan Pendidikan politik dalam kurun waktu tertentu.

Sedangkan responsivitas merupakan indikator kinerja yang berorientasi pada proses. Responsivitas ini dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan


(39)

19

organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. ( Agus Dwiyanto, 2006 : 50)

Mengenai akuntabilitas, Agus Dwiyanto dalam bukunya yang berjudul Good Governance Melalui Pelayanan Publik mengemukakan bahwa akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelanggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai dan norma eksternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh para stakeholders. Acuan pelayanan yang digunakan oleh organisasi publik juga dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas pemberian pelayanan publik. Acuan pelayanan yang dianggap paling penting oleh suatu organisasi publik adalah dapat merefleksikan pola pelayanan yang dipergunakan yaitu pola pelayanan yang akuntabel yang mengacu pada kepuasan publik sebagai pengguna jasa. ( Agus Dwiyanto, 2006 : 57 )

Dengan demikian, akuntabilitas Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dalam pembinaan pendidikan politik masyarakat merupakan bentuk pertanggungjawaban Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro atas penyelenggara pembinaan pendidikan politik masyarakat kepada seluruh pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.


(40)

20

B.Pendidikan Politik

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kenyataannya pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan meskipun secara essensial tidak jauh berbeda. Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli pendidikan mengenai pendidikan politik seperti menurut Langeveld dalam buku hasbullah yang berjudul Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan menyakatan bahwa Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan dilanjutkan kepada orang yang belum dewasa ( hasbullah, 2006:1 ).

Selanjutnya tentang pengertian politik, politik memiliki beberapa definisi. Antara lain, ia adalah seni pemerintahan dan pengadilan negara, atau ia adalah kekuatam (kemampuan) untuk mencapai apa yang diinginkan, atau ia adalah seni pergantian kepemimpinan dan kompromi. Singkatnya, menurut M. Nur Khoirin dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Politik Bagi Warga Negara


(41)

21

yaitu: pendidikan politik adalah penyadaran warganegara atau masyarakat untuk sampai pada pemahaman politik atau aspek-aspek politik dari setiap permasalahan sehingga dapat mempengaruhi dan ikut mengambil keputusan di tengah medan politik dan pertarungan konflik-konflik. Pendidikan politik ini diselenggarakan sebagai upaya edukatif yang sistematis dan intensif untuk memantapkan kesadaran bernegara” ( Khoiron M. Nur, 1999:4)

1. Tujuan dan Sasaran Pendidikan Politik

Setiap gerakan, lebih-lebih gerakan politik, dalam pendidikan politik yang dilakukannya pasti memiliki tujuannya yang khas, yang mencerminkan ideology yang menjadi dasar pandangan dan pijakan politiknya. Tujuan pendidikan politik sendiri menurut Abu Ridha dalam bukunya yang berjudul Pengantar Tarbiyah Siyasiyah adalah Tujuan pendidikan politik sebuah gerakan tentu saja harus disesuaikan dengan cita-cita dan tujuan gerakan itu sendiri. Oleh karena itu, baik sistem atau metode pendidikan politik yang diterapkan oleh sebuah gerakan, harus dapat memastikan untuk mengantarkan gerakan kepada pencapaian cita- cita dan tujuannya, serta membentuk karakteristik para pendukungnya yang merupakan cermin ideology yang diperjuangkannya” (Abu Ridha, 2002:49).

Pendidikan politik merupakan kegiatan yang bukan hanya bertujuan membangun dan mengembangkan pengetahuan politik tertentu pada manusia, tetapi juga bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan orientasi-orientasi politik yang meliputi nilainilai, keyakinan, arah, dan perasaan politik, yang menjadikan individu memiliki kesadaran terhadap


(42)

22

berbagai situasi politik,persoalan-persoalan regional, nasional maupun internasional, dan menjadikannya mampu, secara sadar dan aktif, berpartisipasi dalam kehidupan politik masyarakat pada khususnya, dan kehidupan sosial pada umumnya pendidikan politik tidak bertujuan untuk menumbuhkan loyalitas pada individu kepada penguasa sehingga membenarkan semua tindakannya, namun justru merupakan proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk mentalitas yang kritis dan mampu melakukan dialogyang konstuktif, dan bertindak dengan sesuatu yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Pada intinya menurut Utsman Abdul Mu’iz Ruslan dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin pendidikan politik bertujuan menanamkan pemahaman politik dan bermacam aspek yang muncul dari setiap permasalahan yang berkaitan dengan jagat politik. Secara umum, pendidikan politik dilakukan untuk mempersiapkan kader politik yang mampu berfungsi baik di tengah perjuangan politik, apakah perjuangan menuju “kekuasaan” atau setelah memperoleh “kekuasaan”. Selanjtnya mereka mampu pula menyelesaikan segala macam problematika politik yang mengepungnya, sesuai dengan konsep dan dasar ideologinya dalam mengantarkan gerakan menuju tujuan politik yang akan dicapai” (Ruslan, 2002:49)

Selain mempersiapkan kader politik andal, pendidikan politik juga diarahkan agar setiap warga memiliki keberdayaan politik. Dengan keberdayaan politik rakyat mampu memahami situasi sosial dan politik yang


(43)

23

terjadi di lingkungannya, berani bersikap tegas dalam memberikan kritik, usulan, dan menyuarakan aspirasinya, aktif dalam proses pembangunan politik, dan sanggup memperjuangkan kepentingan serta ideologinya. Pendidikan politik juga bertujuan membentuk dan mengembangkan bakat individu dalam politik, termasuk aspek kognitif dan psikomotoriknya. Dalam kaitan ini, termasuk pendidikan politik tetap menekankan proses penguatan orientasi politik termasuk norma, kayakinan, aliran, dan berbagai kecenderungan politik. Dengan wawasan, ideologi serta pengembangan orientasi tersebut, diharapkan setiap individu mampu memahami berbagai isu, peristiwa, problematika, dan berbagai pergerakan politik yang muncul ke permukaan, baik yang berskala lokal, regional, maupun internasional. Dengan kemampuan itu pula, setiap individu dapat menentukan sikap, baik yang bersifat normatif maupun responsif, dan sekaligus mengambil bagian dalam proses politik secara positif, yang secara populer disebut partisipasi politik.

2. Sarana Pendidikan Politik

Lembaga-lembaga pendidikan politik terdiri dari lembaga formal dan informal. Keluarga, sekolah, partai-partai politik, dan media massa dengan segala jenisnya, merupakan sarana-sarana pendidikan yang paling esensial. menurut Utsman Abdul Mu’iz Ruslan dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin Peran yang dapat dimainkan oleh

lembaga-lembaga tersebut dalam pendidikan politik dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:


(44)

24

1. Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan politik yang paling utama dan paling urgen selama masa kanak-kanak. Keluarga memainkan peran fundamental dalam hal ini. Pengaruh yang paling nyata adalah bagaimana keluarga dapat membangun afiliasi dan loyalitas politik dasar anak-anaknya; membentuk rambu-rambu dasar kepribadian yang nantinya akan memberikan kontribusi dalam menumbuhkan orientasi politik anak-anak, dan mengembangkan kesadaran serta pemikiran politik mereka.

2. Sekolah

Sekolah berpengaruh besar dalam pendidikan politik generasi muda. Ia memainkan peran tersebut melalui:

Pertama, pengajaran politik. Ini dilakukan melalui mata pelajaran

tertentu, seperti pendidikan kebangsaan, sejarah, pelajaran membaca, dan hafalan. Sementara itu, di Rusia kurikulum sejarah digunakan untuk melakukan doktrin politik atau pengajaran dan penokohan ideology politik, di samping berbagai mata pelajaran lain, seperti dasar-dasar konsepsi politik dan ekonomi politik.

Kedua, karakter system sekolah. Suasana umum di sekolah dengan

sistemnya, memainkan peran penting dalam membentik sensitivitas siswa terhadap dinamika kepribadian dan mengarahkan pandangan mereka terhadap bangunan politik yang ada. Hal ini merupakan pengaruh dari: a. Kualitas pengajar. Manakala ia benar-benar menguasai materi

pelajarannya dan dekat di hati siswa, yakni dengan ideology yang dianut dan berkomitmen dalam perilakunya, ia akan lebih bisa menanamkan ideologi tersebut dalam akal murid – muridnya.

b. Hubungan guru dengan muridnya. Terkadang ada guru yang otoriter, yang siswa tidak berani memberikan kritik atau berbeda pendapat dengannya. Ini jelas menghalangi pertumbuhan siswa untuk berdiskusi dan mendengar pendapat orang lain. Yang terjadi adalah sebaliknya, jika iklim demokratis antar guru dengan para siswanya dapat terbangun.

c. Organisasi-organisasi sekolah, seperti ikatan, kelompok, dan asosiasi pelajar. Sensitivitas siswa akan kemampian diri dan afiliasi komunalnya tergantung kepada banyak tidaknya organisasi siswa semacam ini, dan tingkat kontribusi siswa di dalamnya.

3. Partai dan Pressure Group Politik

Partai-partai politik khususnya di negara-negara berkembang memainkan peran penting dalam menciptakan dan mengubah kultur politik. Partai menjadi lebih besar dari sekedar alat pemilu atau perkumpulan yang mengartikulasikan sikap politik bagi sekelompok manusia, mengingat bahwa ia memainkan peran besar dalam pendidikan politik. Berdirinya partai-partai dalam suatu masyarakat merupakan media pendidikan politik yang sesungguhnya.

Partai dan pressure group politik, sampai batas tertentu memainkan perannya dalam pendidikan politik melalui:

Pertama, pengajaran politik yang benar. Hal ini dilakukan dengan


(45)

25

politik, pengajaran sejarah nasional, serta publikasi program dan pandangan politik di berbagai jurnal dan buletinnya. Partai termasuk lembaga pendidikan yang memberikan berbagai informasi politik, ekonomi dan sosial kepada rakyat dengan cara sederhana, namun membangkitkan kesadaran politik mereka. Di samping itu, partai bekerja untuk memobilisasi rakyat di belakang berbagai pandangan politik, tujuan, dan program tertentu, melalui penyadaran politik. Partai merupakan alat untuk menciptakan perubahan orientasi politik dan perilaku masyarakat.

Kedua, pemberian kesempatan untuk partisipasi politik secara teratur dan dalam bentuk yang lebih kontinu. Huntington menegaskan bahwa sarana institusional yang utama untuk mengatur keluasan partisipasi politik adalah partai politik. Ia dapat dapat member bingkai yang lebih penting dan serasi untuk mewujudkan partisipasi politik. Partisipasi ini akan menyebabkan semakin kokohnya nilai-nilai yang sudah ada, atau bias juga menyebabkan tertanamnya nilai-nilai baru. Munculnya partai-partai juga menumbuhkan keinginan anggota masyarakat untuk melakukan praktek politik dan berpartisipasi di dalamnya, jika mereka memiliki harapan atau optimisme bahwa partisipasi tersebut tergantung kepada kemampuan dan kecakapan mereka.

Ketiga, kehidupan partai termasuk media penyiapan dan pelatihan bagi individu untuk berani mengambil keputusan dan berpikir independen mengenai berbagai masalah umum, serta kemampuan untuk bersikap kritis dan menentukan pilihan, yang merupakan kemampuan-kemampuan dasar bagi sebuah partisipasi yang matang.

4. Media Informasi dan Komunikasi Publik

Yang dimaksud dengan informasi adalah berbagai berita, fakta, pemikiran, dan pandangan, yang diungkapkan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kerangka yang objektif, jauh dari ambisi dan interes tertentu, menggunakan instrumen dan sarana-sarana yang netral dengan tujuan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk menyikapi berbagai berita, fakta, pemikiran, dan pandangan itu, agar mampu membangun pandangan yang khas baginya dan memungkinkan untuk mengambil sikap yang ia anggap tepat. Media-media informasi yang mempunyai pengaruh kuat adalah radio, televise, pers, bioskop, teater, buku, mimbar-mimbar masjid, lembaga-lembaga ilmiah, gelanggang budaya, lembaga pendidikan, asosiasi-asosiasi moral, dan sebagainya.

Banyak studi yang menyatakan bahwa media-media informasi (khususnya radio, media cetak, dan televisi) memberikan kontribusi peran yang besar dalam sosialisasi (pendidikan) politik. Penggunaan media-media informasi tersebut mempermudah sosialisasi berbagai pemikiran, prinsip, dan pengetahuan yang menjadikannya berpengaruh terhadap orientasi dan pemikiran masyarakat, juga memberi bekal kepada mereka dengan pengalaman-pengalaman politik, yang dengannya akan terbentuk opini publik dalam masyarakat. Selain itu, juga menciptakan rasa “ikut berpartisipasi secara langsung” dalam aktivitas politik pada


(46)

26

mereka yang menerima informasi tersebut. Di samping itu, ia juga ikut andil dalam membentuk nilai-nilai politik mereka.

( Ruslan, 2002 : 52 )

C.Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas, menyelenggarakan sebagian kewenangan rumah tangga kota (desentralisasi) dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang menjadi kewenangannya serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota Metro berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yakni berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 47 A Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Kesatuan Bangsa dan Politik; 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah dibidang

Kesatuan Bangsa, Politik dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Penanganan Konflik;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Penanganan Konflik;

4. Penyelenggaraan Kesekretariatan Kantor.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Seksi Politik

Seksi Politik mempunyai tugas, melaksanakan sebagian tugas Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dibidang Politik Dalam Negeri, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang politik dalam negeri.

2. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan operasional fasilitasi serta pengawasan terhadap organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga


(47)

27

kemasyarakatan lainnya, maupun lembaga kemasyarakatan luar negeri yang mempunyai cabang di daerah.

3. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan operasional, menghimpun dan menganalisis data yang berkaitan dengan sistem hubungan antar lembaga legislatif-exsekutif, maupun hubungan antar supra struktur politik dan infra struktur politik.

4. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan operasional pengembangan etika politik dan budaya politik dalam rangka membentuk dan memperkuat budaya politik lokal dan nasional.

5. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan operasional, dan fasilitasi pemberdayaan kelembagaan partai politik.

6. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan operasional, menyusun data dan informasi yang berkaitan dengan organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, profesi, LSM dan lembaga kemasyarakatan lainnya. 7. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan operasional dan fasilitasi

pengem-bangan dan pemberdayaan organisasi politik, ormas, LSM dan organisasi profesi serta organisasi kemasyarakatan lainnya.

8. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan analisis data dan informasi yang berkaitan dengan hubungan partai politik.

9. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan operasional, peningkatan komunikasi politik, partisipasi serta pendidikan politik masyarakat.

10.Mengevaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan dibidang sistem dan implementasi politik, kelembagaan politik, kelembagaan partai politik, budaya dan pendidikan politik, fasilitasi pemilu, pilpres dan pilkada.

11. Memonitoring/pemantauan dan menghimpun data kegiatan terhadap masalah Politik, organisasi Politik dan organisasi kemasyarakatan dalam rangka deteksi dini.

12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.

Untuk menyelenggarakan tugas-tugas yang telah di tetapkan, seksi politik memiliki program kerja yang salah satunya adalah mengenai pendidikan politik, dan dari program pendidikan politik terdapat beberapa kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh seksi politik Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Metro yang berkaitan dengan pendidikan politik yang dapat dijadikan alat untuk mengukur kinerja dari Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Kota Metro. Adapun kegiatan tersebut antara lain :


(48)

28

Kegiatan : Forum Komunikasi Partai Politik. Target : Pendataan Partai Politik di Kota Metro

Capaian : Tersedianya buku hasil pendataan Partai Politik di Kota Metro

Persentase : 89 %

Kegiatan : Pengembangan Masyarakat Sadar Politik

Target : Pendidikan Politik untuk pemilih pemula dan masyarakat. Capaian : Meningkatnya partispasi pemilih.

Persentase : 78%

Kegiatan : Penataan Ornamen Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat pada Median Jalan.

Target : Pembuatan Tiang Bendera

Capaian : Tersedianya media untuk pemasangan bendera. Persentase : 85%

Kegiatan : Sosialisasi pendidikan politik dan budaya politik Masyarakat.

Target : Adanya sosialisasi pendidikan politik dan budaya politik di Masyarakat

Capaian : Meningkatnya partisipasi pemilih . Persentase : 80%

D.Kerangka Pikir

Pendidikan politik merupakan penyadaran warganegara atau masyarakat untuk sampai pada pemahaman politik atau aspek-aspek politik dari setiap permasalahan sehingga dapat mempengaruhi dan ikut mengambil keputusan di tengah medan politik dan pertarungan konflik-konflik. Pendidikan politik ini diselenggarakan sebagai upaya edukatif yang sistematis dan intensif untuk memantapkan kesadaran bernegara (Khoirin M. Nur, 1999:4). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan politik sangatlah penting untuk masyarakat karena bila pemerintah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, masyarakat dapat mengetahuinya dan mengambil tindakan yang sesuai .


(49)

29

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan badan Pemerintahan yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kesatuan bangsa dan politik sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pembentukan,Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro. Secara lebih detailnya dalam pasal Pasal 47A Ayat 1 intinya menjelaskan bahwa salah satu tugas dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik adalah menyelenggarakan kebijakan daerah dibidang politik yang salah satu kegiatan dibidang politik itu adalah program pendidikan politik.

Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan serta visi dan misinya. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara terarah dan sistematis sehingga organisasi tersebut bisa berjalan secara efektif, efisien, dan responsif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu penilaian kinerja juga dapat digunakan untuk mengetahui dan menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan masyarakat.

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dalam Penyelenggaraan pembinaan pendidikan politik masyarakat dapat diukur dengan beberapa indikator diantaranya adalah produktivitas, responsifitas, dan akuntabilitas. Indikator-indikator ini dipilih karena dari ketiga indikator tersebut dinilai oleh peneliti sebagai indikator yang paling sesuai dan dapat berfungsi sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro dalam pembinaan pendidikan politik masyarakat. Melalui pengukuran kinerja


(50)

30

dengan menggunakan indikatorindikator tersebut dapat kita ketahui apakah kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro sudah optimal atau belum. Dengan adanya kinerja yang optimal dari pegawai, maka diharapkan masyarakat akan puas dan mendapatkan manfaat setelah mengikuti pembinaan pendidikan politik masyarakat yang diselenggarakan oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik. Hal tersebut sekaligus juga untuk mendukung keinginan pemerintah Kota Metro dalam peningkatan partisipasi pemilih pada pemilu mendatang di Kota Metro. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema kerangka berfikir di bawah ini :

Gambar 1. Bagan Kerangka Fikir Kinerja Kantor Kesbangpol Dalam Pembinaan Pendidikan Politik Masyarakat kota Metro

Prinsip dan Implementasi

Prinsip Good Governance 1. produktivitas

2. responsifitas 3. akuntabilitas

Kegiatan Pendidikan Politik 1. Forum Komunikasi Partai

Politik

2. Pengembangan Masyarakat Sadar Politik .

3. Sosialisasi pendidikan politik dan budaya politik Masyarakat.

4. Penataan Ornamen Organisasi Politik dan Organisasi

Masyarakat pada Median Jalan .

Memahami Kinerja dari Kantor Kesbangpol Dalam Pembinaan Pendidikan Politik


(51)

III. METODE PENELITIAN

A.Tipe Penelitian

Peneliti berusaha untuk menggambarkan Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Pembinaan Pendidikan Politik Masyatakat Kota Metro sehingga tergolong kedalam penelitian deskriptif. Menurut Hasan dalma bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena sosial ( Hasan, 2004:13 ).

Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat menggambarkan tentang kejadian yang sedang berlangsung serta hal-hal yang mempengaruhinya. Sukardi dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang akan diselidiki (Sukardi, 2005: 157).


(52)

32

Singarimbun dan Effendi dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Survey mengatakan tujuan dalam penelitian deskriptif, yaitu:

1. Untuk mengetahui perkembangan tertentu atau frekuensi tertentu atau frekuensi terjadinya suatu fenomena tertentu.

2. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu. ( Singarimbun dan Effendi, 1999:4 )

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Maleong dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara menyeluruh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. (Maleong, 2000:6 ) Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dikarenakan sependapat dengan Bogdan dan Taylor dalam buku Hadari Nawawi yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia menyatakan

bahwa pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang-orang yang prilakunya yang dapat diamati ( Bogdan dan Taylor dalam Hadari Nawawi, 1994:49 ). Berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan, peneliti mencoba untuk menggambarkan bagaimana Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Pembinaan Pendidikan Politik Masyatakat Kota Metro


(53)

33

B.Fokus Penelitian

Menurut Maleong dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif menjelaskan bahwa Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi penelitian kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna memilih data yang relevan dan data yang tidak relevan sehingga tidak perlu dimasukkan dalam penelitian (Maleong, 2000: 24). Fokus penelitian memberikan batasan dalam studi dan batasan dalam pengumpulan data sehingga dengan pembatasan ini peneliti akan fokus memahami masalah-masalah yang menjadi tujuan penelitian. Memfokuskan dan membatasi pengumpulan data dapat di pandang kemanfaatannya sebagai reduksi data yang diantisipasi. Ini merupakan bentuk pra analisis yang mengesampingkan varibel-variabel dan memperhatikan lainnya. Dengan adanya pemfokusan, akan menghindari pengumpulan data yang serampangan dan hadirnya data yang melimpah ruah. (Mathew B. Miles dan Huberman, 1992:30).

Fokus penelitian dari penulis adalah melihat bagaimana Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dalam melakukan pembinaan pendidikan politik kepada masyatakat Kota Metro Selain melihat bagaimana Kinerja dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik penulis juga ingin melihat pendapat masyarakat mengenai manfaat yang didapatkan selama pembinaan pendidikan politik itu berlangsung.

Fokus penelitian dari kasus ini adalah :

1. Melihat kinerja dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dalam pembinaan pendidikan politik masyarakat yang dimana dalam penelitian ini pembinaan pendidikan politik terbagi atas 4 kegiatan yakni kegiatan Forum


(54)

34

Komunikasi Partai Politik, kegiatan Pengembangan Masyarakat Sadar Politik, kegiatan sosialisasi pendidikan politik dan budaya politik Masyarakat, dan dalam kegiatan Penataan Ornamen Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat pada Median Jalan.

2. Melihat manfaat yang didapatkan masyarakat dari kegiatan pendidikan politik yang diselenggarakan oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik. C.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kesatuan Banga dan Politik Kota Metro yang lokasinya berada di jalan. Jend. Ahmad Yani, No. 15, Kota Metro.

D.Sumber Data

Beberapa sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer yaitu berupa data pengetahuan, pemahaman, pengalaman informan yang didapat melalui wawancara mendalam yang penulis lakukan. 2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu terdiri dari literatur dan dokumen-dokumen lain baik berupa tulisan yang dimuat di surat kabar, majalah yang sudah maupun yang belum dipublikasikan juga hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mempunyai korelasi erat dengan kajian data penelitian ini.

E.Penentuan Informan

Dalam memilih sample awal menurut Spradley dalam bukunya yang berjudul Metode Etnografi beliau menjelaskan agar lebih terbukti perolehan informasinya, ia mengajukan beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

1. Subjek yang telah lama dan insentif menyatu dengan kegiatan atau medan aktifitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai dengan suatu kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang suatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terkait secara penuh atau aktif pada lingkungan yang menjadi sasaran perhatian peneliti.


(55)

35

3. Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu, mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

5. Subjek yang sebelumnya tergolong asing dengan peneliti sehingga peneliti dapat merasa lebih tertantang untuk belajar sebanyak mungkin dari subjek yang semacam guru baginya.

(James P. Spradley, 1997 :61)

Dengan demikian berdasarkan tujuan yang sudah ditentukan, peneliti menggunakan teknik snowball atau bola salju dalam penentuan informan. Teknik ini dipergunakan bukan saja untuk mendapatkan informasi data tapi juga untuk memperbaiki, mempertajam, dan memperjelas data atau informasi yang sudah terdahulu serta rinciannya. Kegiatan mengumpulkan data atau informasi hanya akan berhenti setelah mencapai taraf ketuntasan atau kejenuhan. Ketuntasan atau kejenuhan terjadi apabila tidak ada lagi sumber data yang dapat memberikan informasi dan mungkin tidak ada lagi data atau informasi yang dapat dihimpun.

Informan yang telah diperoleh dari penggunakan teknik snowball terdiri dari 2 orang dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro, 2 orang perwakilan dari partai, 1 orang Wakil Kepala Sekolah SMAN Kota Metro, dan 1 Orang mahasiswa STISIPOL Darma Wancana. Adapun nama-nama dari informan yang telah diwawancarai adalah sebagai berikut:

1. Deddy Fryady Ramli, S.E. ( Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Metro).

2. I Ketut Gede P, S.IP. ( Kepala Seksi Politik Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Metro )


(56)

36

3. Eko Sumanto, S.Pd.I. (Anggota Deputi Pembinaan Tunas Bangsa Partai Keadilan Sejahtera)

4. Endah Setyowati ( Anggota Deputi Usroh Dan Sarana Tarbiyah Partai Keadilan Sejahtera Kota Metro)

5. Drs. Kaswanto, M.Pd. ( Waka Kesiswaan SMAN 1 Kota Metro ) 6. Ali Akbar ( Mahasiswa STISIPOL Darmawacana Kota Metro ) F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian, maka pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai topik penelitian dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan yang telah ditentukan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.

G.Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data tersebut. Teknik pengolahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Tahap editing adalah tahap memeriksa kembali data yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin keabsahannya (validitas) untuk kemudian dipersiapkan ketahap selanjutnya.


(57)

37

Tahap interpretasi data yaitu tahap untuk memberikan penafsiran atau penjabaran dari data yang ada untuk dicari maknanya yang lebih luas dengan menghubungkan jawaban dari informan dengan hasil yang lain, serta dari dokumentasi yang ada.

H.Teknik Analisis Data

Menurut Matew Milles dan Huberman Dalam Bukunya yang berjudul Analisis

Data Kualitatif terdapat tiga komponen analisis yaitu:

1. Reduksi Data

Yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah analisa yang menajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data terasa sesudah penelitian dilapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Pada pengumpulan data terjadilah tahapan reduksi selanjutnya yaitu membuat ringkasan mengenai penelitian ini. Reduksi data sebagai proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan.

2. Penyajian Data (Display Data)

Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data-data yang ada dikelompokkan pada bagian atau sub bagian masing-masing. Data yang disajikan disesuaikan dengan informasi yang didapat dari catatan tertulis di lapangan. Dengan penyajian data tersebut akan dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis ataukah tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut. 3. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)

Dari permulaan pengumpulan data, penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola kejelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Penelitian yang berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka, dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, kemudian lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Dan kesimpulan akhir mungkin muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada kesimpulan-kesimpulan catatan lapangan, pengodeannya, penyimpanan, metode pencairan ulang yang digunakan dan kecakapan peneliti.


(58)

IV. GAMBARAN UMUM

A. Kota Metro

1. Gambaran Umum Kota Metro

Kota Metro secara geografis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah Kota Metro relatif datar dengan ketinggian antara 30-60 m diatas permukaan air laut. Beriklim hujan humid tropis .suhu udara berkisar antara 260-280, kelembaban udara rata-rata 80-88 % dan curah hujan per-tahun antara 2,264 mm - 2,868 mm. bulan hujan berkisar antara September sampai Mei. Kota Metro memiliki Luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha, dengan jumlah penduduk 150.950 jiwa yang tersebar dalam 5 wilayah kecamatan dan 22 kelurahan dengan batas wilayah:

• Sebelah Utara dengan Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

• Sebelah Timur dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

• Sebelah Selatan dengan Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur/Way Sekampung.


(59)

39

• Sebelah Barat dengan Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

Latar belakang suku penduduk di Kota Metro beraneka ragam, yang sebagian berasal dari Jawa, Sumatera Barat, Lampung, dan Tionghoa. Seni budaya juga berkembang sesuai daerah asalnya. Keanekaragaman budaya ini menjadikan keunggulan tersendiri bagi Kota Metro untuk menarik wisatawan.

Kota Metro memiliki fasilitas yang memadai, berbagai prestasi dibidang pendidikan, situasi keamanan yang kondusif, penduduknya yang ramah, serta harga-harga kebutuhan pokok relatif murah dan mudah diperoleh merupakan daya tarik tersendiri bagi warga yang ingin menimba ilmu.

Kawasan pendidikan Kota Metro berpusat di daerah kampus, serta tersebar di setiap penjuru wilayah. Saat ini terdapat 12 Perguruan Tinggi dan 183 buah sekolah mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak hingga Menengah dan Kejuruan serta berbagai sarana pendidikan non formal lainnya. Kota Metro memiliki Gedung Perpustakaan yang cukup representatif, letaknya yang strategis memudahkan bagi pelajar dan masyarakat umum untuk datang dan membaca di perpustakaan ini.

Masyarakat juga mengembangkan perpustakaan kelurahan yang dikenal dengan sebutan “Rumah Pintar”yang memudahkan warga menimba ilmu melalui berbagai buku-buku yang tersedia.


(60)

2. Visi Dan Misi

Kota Metro Memiliki Visi “Mewujudkan Kota Metro Sebagai Kota Pendidikan yang unggul dan masyarakatnya yang sejahtera” . Sedangkan Misi dari Kota Metro meliputi :

1. Membangun sumber daya manusia yang bertaqwa, berkualitas, profesional, unggul, berdaya saing dan berakhlak mulia melalui sistem pendidikan yang terarah dan komperhensif.

2. Menciptakan keseimbangan pembangunan kota dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan.

3. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berbasis perdagangan dan agroindustri, memperbaiki iklim usaha , menarik investasi dan penyediaan lapangan kerja.

4. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab.

5. Mewujudkan kehidupan demokrasi dalam segala aspek kehidupan, menjujung tinggi dan menghormati hak azasi manusia, menjunjung tinggi hukum dan menjamin tegaknya supremasi hukum.

6. Membangun serta meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur guna mendukung pembangunan daerah.


(61)

41

B.Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Metro

Kota Metro berada di wilayah Provinsi Lampung yang dalam perkembangannya memiliki dinamika politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya yang sangat tinggi. Pemberitaan masalah sosial politik juga hampir tiap hari dimuat di massa media lokal terlebih setelah Walikota saat ini mencalonkan diri sebagai calon wakil Gubernur Lampung meskipun pada kenyataannya kalah pada saat pemilu. Pada aspek ekonomi juga sangat dinamis, hal ini dapat dilihat pada pesatnya pertumbuhan pusat-pusat jasa, perdagangan, dan kegiatan bisnis yang merambah di seluruh kawasan kota Metro, serta banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibuka atau dibangun khususnya selama sepuluh tahun terakhir. Demikian pula dari aspek sosial, pendidikan dan budaya, dengan didorong visi dan misi Kota Metro yang ingin menjadikan Kota Metro Sebagai Kota pendidikan, maka mendorong banyaknya pelajar yang ada di Kota Metro mampu bersaingan dengan pelajar didaerah lain yang ada di Provinsi Lampung.

Dengan beragam dan berbaurnya pola kehidupan sosial dan ekonomi tersebut, perkembangan budaya masyarakat juga turut mengalami perkembangan. Arus budaya yang tinggi tersebut selain memberikan dampak positif terhadap kemajuan kota, juga dapat berdampak kian luasnya jangkauan pengendalian terhadap aspek ancaman, gangguan, dan kriminalitas.

Berdasarkan hal tersebut, mutlak diperlukan kondisi yang kondusif bagi seluruh pemangku kepentingan/stakeholder, baik dari aspek politik, ekonomi, sosial, maupun budaya; agar para stakeholders dapat berperan aktif dan


(62)

bersinergi dalam membangun Kota Metro. Kondisi yang kondusif hanya dapat diciptakan melalui perencanaan, pengendalian, dan pengembangan sistem melalui regulasi pemerintah kota.

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing harus menyusun rencana pembangunan. Rencana pembangunan menurut undang-undang tersebut terdiri dari rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana kerja pemerintah daerah sebagai rencana kerja tahunan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 151 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra Organisasi Perangkat Daerah yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan bersifat indikatif. Renstra OPD tersebut dirumuskan dalam bentuk Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas, menyelenggarakan sebagian kewenangan rumah tangga kota (desentralisasi) dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang menjadi kewenangannya


(63)

43

serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota Metro berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan diarahkan untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi Kota Metro, yaitu “Mewujudkan Kota Metro Sebagai Kota Pendidikan yang unggul dan masyarakatnya yang sejahtera.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Kesatuan Bangsa dan Politik;

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah dibidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Penanganan Konflik;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Penanganan Konflik;

4. Penyelenggaraan Kesekretariatan Kantor.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

C.Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang perencanaan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian;

2. Menyusun bahan kebijakan dibidang perencanaan, pelaporan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian;


(1)

91

masyarakat pada median jalan berupa pembinaan penataan ornament politik yang baik dan benar sehingga tidak merusak keindahan kota metro.

6. Faktor yang menjadi penghambat dalam kegiatan pembinaan pendidikan politik adalah dana minim yang diberikan pemerintah kepada Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Metro untuk melaksanakan kegiatan pembinaan pendidikan politik. Faktor yang kedua adalah kurangnya SDM yang berkualitas yang menguasai bidang politik karena pegawai yang menguasai kajian ilmu politik hanya satu orang yakni kepala seksi politik dari kantor tersebut.

B.SARAN

1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, pada kesempatan ini, penulis menyarankan kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro sebaiknya dilakukan oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Metro adalah dengan meningkatkan jumlah SDM yang menguasai kajian ilmu politik yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan diberikan sehingga masyarakat akan puas dengan pelayanan yang diberikan.

2. Melihat dari Produktivitas sebaiknya kantor kesatuan bangsa dan politik lebih memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin membuat izin kegiatan sehingga rencana kegiatan dapat sesuai dengan realisasi.

3. Untuk aspek responsivitas sebaiknya kantor kesatuan bangsa dan politik kota metro terlebih dahulu memberikan informasi bagaimana prosedur permohohan


(2)

92

izin yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga tidak ada lagi izin yang ditolak karena persyaratanya tidak lengkap.

4. Dalam segi akuntabilitas kantor kesatuan bangsa dan politik kota metro sebaiknya lebih meningkatkan lagi kinerjanya sehingga tingkat kepercayaan masyarakat semakin bertambah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Dessler. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Indeks.

Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Gomez, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Andi Offset

Hasbullah.2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Hadari Nawawi. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori, dan Isu. Penerbit Gaya Media. Yogyakarta.

Malayu SP Hasibuan. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi), Jakarta. Bumi Aksara.

Mangkunegara, A A Anwar. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. CV Rosda Karya.

Mathis, L Robert & Jackson, John Harold. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi. 2006. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Milles, Mathew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. UI Press. Jakarta.


(4)

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja dkk. Bandung. M. Nur Khoiron, dkk. 1999. Pendidikan Politik Bagi Warga Negara (Tawaran

Konseptual dan Kerangka Kerja). LKIS. Yogyakarta. Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Ridha, Abu. 2002. Pengantar Tarbiyah Siyasiyah. PT Syaamil Cipta Mesia. Bandung

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Bumi Aksara. Jakarta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. PT. Grasindo. Jakarta. Utsman Abdul Mu’iz Ruslan.2002. Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin. PT


(5)

Dokumen :

LAKIP Kesbangpol Kota Metro Tahun 2013.

Rancangan Kerja Kesbangpol Kota Metro Tahun 2013.

Perda No 12 Tahun 2010 Tentang Pembentukan,Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro.


(6)

Website:

http://lampung.tribunnews.com/2013/06/23/kpu-metro-target-partisipasi-pemilih-85-persen diakses pada hari: rabu 14/06/2014 pukul: 16.50

http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja diakses hari: Jum’at 16/06/2014 pukul: 10.43

http://www.siasatkotanews.com/2014/07/pemkot-metro-bentuk-tim-monitoring.html?m=0 diakses hari: minggu 30/11/2014 pukul 22.08

http://www.detiklampung.com/berita-1513-perolehan-suara-pemilu-legislatif-merata.html diakses hari: minggu 30/11/2014 pukul 22.08