digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
xiii
B.
Vokal 1.  Vokal Tunggal monoftong
Tanda dan Huruf Arab Nama
Indonesia
ـــ ـــــ fath}ah
a ــــــــ
kasrah i
ــــــــ d}ammah
u
Catatan:  Khusus  untuk  hamzah,  penggunaan  apostrof  hanya  berlaku  jika hamzah  berh}arakat  sukun  atau  didahului  oleh  huruf  yang  berh}arakat
sukun. Contoh: iqtid}a’ ءﺎ ﻗا
2.  Vokal Rangkap diftong Tanda dan Huruf Arab
Nama Indonesia
Ket.
ْﻲ ــــ fath}ah dan ya’
ay a dan y
ْﻮـ ــــ fath}ah dan wawu
aw a dan w
Contoh : bayna
ﻦ ﺑ : mawd}u‘
عﻮ  ﻮ
3. Vokal Panjang mad Tanda dan Huruf
Arab Nama
Indonesia Keterangan
ﺎ ــــ fath}ah dan alif
a a dan garis di atas
ﻲـــ kasrah dan ya’
i i dan garis di atas
ﻮــــ d}ammah dan
wawu u
u dan garis di atas Contoh
: al-jama‘ah ﺔ ﺎ ﺠﻟا
: takhyir ﺮ ﺨ
: yaduru روﺪ
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
xiv
C.
Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untuk ta’ marbut}ah  ada dua : 1.  Jika hidup menjadi mud}af transliterasinya adalah t.
2.  Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h. Contoh
: shari‘at al-Islam م  ﺳ ا ﺔ ﺮﺷ
: shari‘ah islamiyah ﺔ ﺳإ ﺔ ﺮﺷ
D.  Penulisan Huruf Kapital
Penulisan  huruf  besar  dan  kecil  pada  kata,  phrase  ungkapan  atau kalimat  yang  ditulis  dengan  translitersi  Arab-Indonesia  mengikuti
ketentuan  penulisan  yang  berlaku  dalam  tulisan.  Huruf  awal  initial latter untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis
dengan huruf besar.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, lembaga  keuangan memiliki peranan  yang penting, semua kegiatan  ekonomi  hampir  tidak  lepas  atau  terhindar  dari  lembaga  keuangan
baik  konvensional  ataupun  syariah.  Lembaga  keuangan  dikatakan  memiliki peran penting karena lembaga tersebut sebagai wadah intermediary financial
yaitu  lembaga  keuangan  yang  memiliki  fungsi  menghimpun  dana  bagi masyarakat  yang  memiliki  kelebihan  dana  dan  kemudian  menyalurkannya
kepada  masyarakat  yang  membutuhkan  dana.
1
Sekarang  ini  banyak bermunculan lembaga keuangan khususnya yang menjalankan operasionalnya
berdasarkan  prinsip  syariah  yang  didalamnya  mengatasi  tentang  konsumsi, investasi  dan  pembiayaan  seperti,  Bank  Syariah,  Koperasi  Syariah,  Baitul
Mal  Wat  Tamwil BMT,  Bank  Pembiayaan  Rakyat  Syariah  BPRS  dan
lain-lain.  Koperasi  yang  dikelola  secara  syariah  telah  tumbuh  dan berkembang  di  masyarakat  serta  mengambil  bagian  penting  dalam
memberdayakan  ekonomi  masyarakat.  Di  masyarakat  telah  bermunculan BMT yang bernaung dalam kehidupan payung hukum koperasi.
Kegiatan  BMT,  mengembangkan  usaha  produktif  dan  investasi  dalam meningkatkan  kualitas  kegiatan ekonomi pengusaha  kecil  antara lain dengan
mendorong  kegiatan  menabung  dan  menunjang  perekonomiannya  dalam
1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,  Yogyakarta: EKONISIA, 2004.hal.41
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 2
dunia  usaha.  BMT  juga  berorientasi  bisnis,  mencari  laba  dan  keuntungan bersama  guna  meningkatkan  pengembangan  ekonomi  anggota  dan
lingkungan  sekitarnya.  Tetapi  misi  utama  BMT bukan  semata-mata  mencari keuntungan  dan  penumpukan  laba  modal  pada  segolongan  orang  kaya  saja,
tetapi  lebih  berorientasi  pada  pendistribusian  laba  yang  merata  dan  adil, sesuai  dengan  prinsip-prinsip  ekonomi  Islam.  Masyarakat  ekonomi  mikro
harus  didorong  untuk  berpartisipasi  dalam  modal  melalui  simpanan penyertaan modal, sehingga mereka dapat menikmati hasil-hasil BMT.
2
BMT  telah  mulai  menjadi  alternative  pemulihan  kondisi  perekonomian di Indonesia. Lembaga BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis
Usaha  Kecil  PINBUK.  Sistem  operasional  BMT  mengadaptasi  sistem perbankan  syariah  yang  menganut  sistem  bagi  hasil.  Salah  satunya  adalah
BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. Pada  umumnya  BMT  melakukan  kegiatan  produktif  yang  difokuskan
pada usaha membantu para pedagang maupun pengusaha  kecil. Pelaksanaan seperti itu sudah banyak berlaku, Baitul M
āl wat Tamwīl  Nurul Jannah yang disebut  juga  BMT  Nurul  Jannah,  awalnya  merupakan  bagian  dari  Seksi
Mental  Spiritual  Islam  SMSI  atau  sekarang  disebut  Seksi  Bina  Rohani Islam SBRI PT. Petrokimia Gresik  yang salah satu bidang kerjanya adalah
pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah. BMT  Nurul  Jannah  didirikan  dengan  2  dua  tugas  pokok,  pertama
pengelolaan  dana  zakat,  infaq  dan  shadaqah,  kedua  pemberdayaan  dan
2
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wat Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004. hlm. 128.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 3
pengembangan  ekonomi  umat  dengan  konsep  syariah.  BMT  Nurul  Jannah tersebut diresmikan pada tanggal 1 Januari 1997 di Masjid Nurul Jannah oleh
Bapak Ir. Rauf Purnama
3
. Dengan banyak bermunculannya BMT saat ini, maka salah satu masalah
yang  dihadapi  adalah  yaitu  bagaimana  cara  BMT  Nurul  Jannah  Petrokimia Gresik untuk menarik minat masyarakat dan mempertahankan pelanggan atau
nasabahnya  untuk  tetap  menggunakan  jasa  BMT  Nurul  Jannah  Petrokimia Gresik.  Salah  satu  hal  yang  dijadikan  strategi  untuk  menarik  minat  nasabah
pembiayaan dalam hal ini adalah nilai taksasi barang jaminan yang tinggi. Nilai  taksasi  merupakan  nilaiperkiraan  harga  tertentu  yang  akan
dijadikan jaminan yang di dasarkan pada harga jadi, pasar dan peraturan yang berlaku pada masa tertentu. Nilai taksasi pada umumnya mempunyai kriteria
tertentu, diantaranya :
4
1.  Tidak boleh sama atau melebihi harga pasar. 2.  Tidak boleh terlalu rendah dari harga pasar,kecuali ketentuan pasar yang
berlaku.
Jadi, nilai taksasi adalah suatu acuan yang dijadikan untuk memprediksi harga  suatu  barang  jaminan.  Nilai  sebuah  agunan  dapat  dijadikan  sebuah
jaminan  sebagai  syarat  dalam  pengajuan  pembiayaan,  proses  pencairan,
3
Dokumen Profil BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik
4
Damanhur dan Leni Darwina “Pengaruh Jumlah taksiran dan Uang pinjaman terhadap Laba bersih pada perum pegadaian Syari’ah Kota Lhokseumawe”, Jurnal Aplikasi Manajemen, no.2 Vol
4 Maret 2011, 502
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 4
sebagai  bahan  taksiran  seberapa  jumlah  dana  yang  akan  dikucurkan,  dan dapat diambil kembali setelah masa angsuran dalam pembiayaan berakhir.
5
Jaminan  merupakan  salah  satu  unsur  agar  BMT  dapat  memperoleh tambahan  keyakinan  atas  kemampuan  debitur  untuk  mengembalikan
utangnya.  Taksasi  terhadap  jaminan  ditinjau  dari  dua  segi  yakni  segi ekonomis  nilai  ekonomis  dari  barang  yang  dijaminkan  dan  segi  yuridis
apakah  jaminan  tersebut  memenuhi  syarat-syarat  yuridis  untuk  dipakai sebagai jaminan.
6
Suatu  jaminan  yang  diserahkan  dalam  rangka  pemberian  pembiayaan oleh  bank  harus  diteliti  dan  dinilai  secara  baik  untuk  mendapatkan  nilai
prakiraan  taksasi  yang  wajar.  Nilai  taksasi  yang  wajar  ditetapkan  untuk suatu  jaminan  dan  merupakan  pedoman  untuk  mengukur  kewajarannya
terhadap pemberian pembiayaan yang sedang dipertimbangkan apakah sudah cukup  memadai  atau  belum  memenuhi  persyaratan  nilai  jaminan  yang
ditetapkan oleh lembaga keuangan. Mengingat    besarnya    jumlah    pinjaman  sangat    tergantung    pada   nilai
barang    yang    akan  digadaikan,  maka  barang  yang  diterima  dari  calon nasabah terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir.
Bapak   Imam   Sujarwo   sebagai PGS Pimpinan cabang  PT  Pegadaian Persero  menyatakan   Petugas  penaksir  adalah  orang-orang    yang sudah
mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan taksiran
5
Hajar  Septi  Nasution,  Skripsi,  “Pengaruh  Nilai  Taksiran  Agunan  Pada  Pencairan Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil BBA Terhadap Perkembangan Jumlah Nasabah Bba Di Bmt
Bina Insani Pringapus Kabupaten Semarang”, Salatiga: Progam Studi Perbankan Syariah.
6
Binti Nur Asiyah.. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras.2014.hlm.83
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 5
terhadap  barang-barang  yang  akan  digadaikan.  Proses  tersebut  dapat dijelaskan  sebagai    berikut:    Penaksir    menentukan    taksiran    atas    barang
jaminan    yang    diserahkan  oleh    nasabah.    Taksiran    yang    baik    akan menghasilkan  uang  pinjaman  yang  baik  pula. Uang  pinjaman  yang  baik
akan  menghasilkan  sewa  modal  yang  optimal.  Sebaliknya taksiran  yang buruk    taksiran  rendah    akan    menghasilkan    uang    pinjaman    yang
bermasalah.    Taksiran      rendah      akan      menyebabkan      uang      pinjaman rendah   dan  pendapatan   sewa  modal  yang  rendah  pula,  disamping   itu
kepercayaan    masyarakat  kepada  PT.  Pegadaian    akan    semakin    rendah karena  barang  mereka  ditaksir  rendah  oleh penaksir di kantor cabang.
7
Pada  umumnya  suatu  lembaga  keuangan  mempunyai  patokan  bahwa harga nilai dari suatu jaminan harus melebihi dari jumlah pembiayaan yang
akan disetujuinya. Keadaan ini sangat berkaitan dengan sikap hati-hati pihak lembaga  keuangan terhadap kemungkinan terjadinya  kemacetan pembiayaan
dikemudian hari. Salah  satu  upaya  untuk  memperoleh  pelunasan  terhadap  pembiayaan
macet  adalah  melalui  penjualan,  pelelangan,  atau  pencairan  jaminan  yang diserahkan  oleh  nasabah.
8
Menurut  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Moch. Adam  Sudharta  mengatakan  bahwa  peran  nilai  jaminan  yang  dimiliki  calon
debitur memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan penyaluran dana. Dilihat  secara  kasat  mata  apabila  suatu  perusahaan  memiliki  nilai  jaminan
yang  tinggi  maka  harapan  mendapatkan  realisasi  penyaluran  dana  sesuai
7
Jezias Dhioka Bromm dkk, Jurnal “Tanggung Jawab Penaksir akibat salah taksir objek gadai dalam pemberian kredit di PT. Prgadaian” wawancara Bapak   Imam   Sujarwo
8
Veithzal Rivai, H. Islamic Financial Management…, hlm.429
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 6
dengan  harapan  akan  terwujud,  namun  dalam  teknis  pelaksanaannya  Bank atau Lembaga Keuangan memiliki kewajiban untuk menilai serta menyeleksi
setiap  permohonan  yang  diajukan,  hal  tersebut  dilakukan  karena  kegiatan penyaluran  dana  memiliki  resiko  mengenai  pengembalian  yang  telah  atau
akan  diberikan  kepada  masyarakat  supaya  tidak  mempengaruhi  kegiatan operasional lembaga keuangan itu sendiri.
9
Oleh karena itu, barang-barang yang diserahkan nasabah harus dinilai pada  saat  dilaksanakan  analisis  pembiayaan  dan  pihak  BMT  harus  berhati-
hati  dalam  menilai  barang-barang  tersebut.  Untuk  itu,  BMT  Nurul  Jannah Petrokimia  Gresik  mempunyai  daftar  harga  taksiran  sendiri  untuk  jaminan
yang  diberikan  oleh  nasabah  pembiayaan.  Dimana  nilai  taksasi  ditentukan berdasarkan nilai jual 70 dari harga jual barang jaminan tersebut.
Menurut  Rambat  Lupiyoadi  nilai  taksiran  yang  tinggi  mampu mendorong  keputusan  nasabah  menggunakan  jasa  pegadaian.  Nasabah  akan
merespon  positif  apabila  nilai  yang  dihasilkan  dari  produk  atau  jasa  mampu memenuhi manfaat bagi kebutuhannya.
10
Sedangkan  menurut  penelitian  Hajar  Septi  Nasution  menunjukkan bahwa  pengaruh  nilai  taksiran  agunan  dengan  standar  yang  ditetapkan  oleh
Pihak  BMT  terhadap  Perkembangan  nasabah,  tidak  membawa  pengaruh terhadap  minat  nasabah  untuk  tetap  melakukan  Transaksi  pembiayaan.
9
Moch.  Adham  Sudharta,Skripsi,  “  Pengaruh  Laba  Usaha  dan  Nilai  Jaminan  Kredit  Terhadap Keputusan  Pemberian  Kredit  Investasi  di  PT  bank  Rakyat  Indonesia  PERSERO  Tbk.
Kantorcabang Sidoarjo” Jawa  Timur:  Fakultas EkonomiJurusan  AkuntansiUniversitas
Pembangunan nasional “VETERAN”, 2010.
10
Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba, 2008, 70-71.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 7
Masyarakat  lebih  memilih  pembiayaan Ba’I  bi  tsaman  Ajil  BBA,    dilihat
Dari  perkembangan  nasabah  yang  cenderung  ada  peningkatan  nasabah  Tiap tahunnya. Jadi tidak ada pengaruh apapun terhadap jumlah nasabah.
11
Dari  kedua penelitian diatas dapat ditarik  kesimpulan bahwa  nilai taksasi barang jaminan yang tinggi tidak selalu berpengaruh terhadap minat nasabah
mengajukan pembiayaan. Selain  itu,  BMT  Nurul  Jannah  Petrokimia  Gresik  juga  menawarkan
beberapa  produk  yang  dimilikinya  untuk  menarik  minat  nasabah.  Produk yang  paling  banyak  diminati  oleh  nasabah  adalah  produk  pembiayaan  yang
menggunakan mekanisme bagi  hasil  dan  jual beli  yaitu produk dengan akad mu
ḍārabah, dan  murābahah. Pembiayaan murābahah adalah perjanjian jual-
beli antara bank dengan nasabah. Lembaga keuangan syariah membeli barang yang  diperlukan  nasabah  kemudian  menjualnya  kepada  nasabah  yang
bersangkutan  sebesar  harga  perolehan  ditambah  dengan  margin  keuntungan yang disepakati antara lembaga keuangan syariah dan nasabah.
. Pembiayaan mu
ḍārabah  adalah  kerjasama  antara  shohibul  mal  BMT  dan  muḍarib nasabah  dimana  modal  100  dari  shahibul  mal  BMT  dan  modal
tersebut  digunakan  mu ḍarib  nasabah  sebagai  modal  usaha.
12
Bagi  hasil merupakan  konsep  yang  adil  dan  memiliki  nuansa  kemitraan  yang  sangat
kental.  Hasil  yang diperoleh dibagi berdasarkan perbandingan nisbah  yang
11
Hajar Septi Nasution, Skripsi, “Pengaruh Nilai Taksiran Agunan Pada PencairanPembiayaan Ba’I bi tsaman Ajil BBA Di BMT Bina Insani Pringapus Kabupaten Semarang Jurusan Syariah
Program Studi Perbankan syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN SALATIGA
12
Muhammad  Syafi’I  Antonio,  Bank  Syariah  Dari  Teori  ke  Praktik,  Jakarta:  Gema  Insani, 2001, hlm.90
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 8
disepakati dan bukan sebagaimana penetepan bunga pada lembaga keuangan konvensional.
13
Nisbah  merupakan  faktor  penting  dalam  menentukan  bagi      hasil. Sebab  nisbah merupakan aspek  yang disepakati bersama antara  kedua belah
pihak  yang melakukan transaksi. Untuk menentukan nisbah bagi hasil, perlu diperhatikan aspek-aspek; data usaha, kemampuan angsuran, hasil usaha yang
dijalankan, tingkat return yang diharapkan, nisbah pembiayaan dan distribusi bagi  hasil.
14
Dengan  tingginya  penawaran  nisbah  bagi  hasil  tersebut  maka otomatis  akan  menarik  minat  nasabah  untuk  menggunakan  produk
pembiayaan yang dimiliki oleh BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. Menurut  penelitian  yang  dilakukan  Raihanah  Daula  menyatakan
bahwa  bagi  hasil  mempunyai  pengaruh  paling  besar  yang  mempengaruhi keputusan
menabung nasabah
dilanjutkan dengan
pelayanan. Ini
menunjukkan  keputusan  menabung  nasabah  Bank  Syariah  Mandiri dipengaruhi adanya pengetahuan tentang bagi  hasil. Jika perusahaan mampu
mengelola  dengan  baik  dana  yang  disimpan  nasabah  maka  bagi  hasil  yang diperoleh  akan  lebih  besar  pula.  Jika  perusahaan  mampu  melaksanakannya
maka  tidak  sulit  bagi  perusahaan  untuk  menarik  nasabah  untuk  membuat keputusan menabung di bank syariah.
15
Adapun  penelitian  terkait  minat  nasabah  yang  di  tulis  oleh  Muh  Risky. Prinsip bagi hasil sangat mempengaruhi minat nasabah bertransaksi. Program
13
Veithzal Rivai, H. Islamic Financial Management..., hlm. .666.
14
Veithzal Rivai, H, Islamic Financial Management..., hlm.134.
15
Raihanah  Daula,  Tesis  “Pengaruh  Pelayanan,  Bagi  Hasil  dan  Keyakinan  Terhadap  Keputusan Menabung Nasabah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan”, Medan:
Sekolah Tinggi Pascasarjana Universitas Sumatra, 2006.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 9
bagi  hasil  memberikan  konstribusi  terbaik  setelah  konsep  bunga  yang diterapkan  di  bank  konvensional.  Bagi  hasil  memberikan  keuntungannya
dengan  taraf  seimbang  yang  diberikan  ke  sesama  nasabah,  dimana keuntungan dibagi rata sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.
16
Dengan  berdasarkan  latar  belakang  diatas  peneliti  tertarik  untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh  Nilai  Taksasi  Barang  Jaminan  dan  Nisbah    Bagi    Hasil Pembiayaan
Terhadap    Minat    Nasabah  mengajukan  pembiayaan    di BMT  Nurul Jannah Petrokima Gresik”
Agar  pembahasan  skripsi  ini  tidak  terlalu  meluas dan  agar  lebih  terarah maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada pembiayaan mu
ḍārabah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  yang  diungkapkan  di  atas,  maka  perlu ditetapkan  rumusan  masalah  yang  terkait  dengan  penelitian  ini  guna
menjawab  segala  permasalahan  yang  ada.  Adapun  rumusan  masalah  dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
16
Muh  Risky  Adi  Hirmawan,  Skripsi,  “Faktor-Faktor  Yang  Mempengaruhi  Minat  Nasabah Bertransaksi Di Bank Syariah Studi Kasus Di Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta
,
Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2015.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 10
1.  Apakah  nilai  taksasi  barang  jaminan  berpengaruh  signifikan  terhadap minat nasabah mengajukan pembiayaan di BMT Nurul Jannah Petrokimia
Gresik ? 2.  Apakah  nisbah  bagi  hasil  pembiayaan  berpengaruh  signifikan  terhadap
minat nasabah mengajukan pembiayaan  di BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik?
3.  Apakah  nilai  taksasi  barang  jaminan  dan  nisbah  bagi  hasil  pembiayaan berpengaruh  secara  simultan  terhadap  minat  nasabah  di  BMT  Nurul
Jannah?
C.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1.  Untuk  menguji  pengaruh  nilai  taksasi  barang  jaminan  terhadap  minat
nasabah  mengajukan  pembiayaan  di  BMT  Nurul  Jannah  Petrokimia Gresik.
2.  Untuk  menguji  pengaruh  nisbah  bagi  hasil  pembiayaan  terhadap  minat nasabah  mengajukan  pembiayaan  di  BMT  Nurul  Jannah  Petrokimia
Gresik. 3.  Untuk menguji pengaruh nilai taksasi barang jaminan dan nisbah bagi hasil
pembiayaan secara bersama-sama terhadap minat nasabah di BMT BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik.
D.  Kegunaan Penelitian
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id 11
Dalam  penelitian  ini,  hasil  yang  akan  dicapai  diharapkan  akan membawa manfaat yang banyak, antara lain adalah sebagai berikut:
1.  Secara Teoritis Penelitian  ini  berguna  untuk  menambah  sumbangsih  pemikiran
dalam  ilmu  perbankan  yang  berkaitan  dengan  manajemen  pembiayaan khususnya tentang pengaruh nilai taksasi barang jaminan dan nisbah bagi
hasil pembiayaan Mu ḍārabah terhadap minat nasabah untuk menggunakan
jasa BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. 2.  Secara Praktis
a.  Bagi BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik Penelitian  ini dapat dijadikan  sebagai sumbangan saran, informasi
dan bahan  masukan  yang  bermanfaat  untuk  meningkatkan  minat  nasabah dalam menggunakan jasa BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik.
b.  Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan
di  Universitas  Negeri  Sunan  Ampel  Surabaya.  Dengan  penelitian  ini diharap dapat memberikan pengetahuan akan kesamaan teori yang di dapat
di kampus dengan penerapan dimasyarakat yang sebenarnya. c.  Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  digunakan  sebagai  bahan perbandingan  untuk menambah  pengetahuan  khususnya  bagi  pihak-pihak
yang tertarik pada masalah yang dibahas untuk diteliti lebih lanjut.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Landasan Teori 1.  Barang Jaminan
a.  Pengertian Jaminan Pada dasarnya, pemakaian istilah jaminan dan agunan adalah sama.
Namun,  dalam  praktek  perbankan  istilah  di  bedakan,  yaitu:  Istilah jaminan mengandung arti sebagai  kepercayaankeyakinan dari bank atas
kemampuan atau
kesanggupan debitur
untuk melaksanakan
kewajibannya.  Sedangkan  istilah  agunan  diartikan  sebagai  barang  atau benda yang dijadikan jaminan untuk melunasi utang nasabah debitur.
1
Sesuai  dengan  ketentuan  yang  ditetapkan  oleh  Bank  Indonesia, dalam Penjelasan Pasal 8 UU yang diubah, terdapat 2 dua jenis agunan,
yaitu:  agunan  pokok  dan  agunan  tambahan.  Agunan  pokok  adalah barang,  surat  berharga  atau  garansi  yang  berkaitan  langsung  dengan
objek  yang  dibiayai  dengan  kredit  yang  bersangkutan,  seperti  barang- barang  atau  proyek-proyek  yang  dibeli  dengan  kredit  yang  dijaminkan.
Sedangkan agunan tambahan adalah barang,  surat berharga atau garansi
1
Hak Tanggungan,  Warta Hukum  Edisi VIII Januari – Februari 2010  Artikel
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
yang tidak berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan, yang ditambah dengan agunan.
2
Jaminan  pembiayaan  adalah  hak  dan  kekuasaan  atas  barang jaminan  yang  diserahkan  oleh  debitur  kepada  lembaga  keuangan  guna
menjamin  pelunasan  utangnya  apabila  pembiayaan  yang  diterimanya tidak  dapat  dilunasi  sesuai  waktu  yang  diperjanjikan  dalam  perjanjian
pembiayaan. Jaminan dapat dibedakan sebagai berikut:
3
1 Jaminan  perorangan  personal  guarantee  adalah  suatu  perjanjian penanggungan  utang  dimana  pihak  ketiga  mengikatkan  diri  untuk
memenuhi  kewajiban  debitur dalam  hal debitur  tidak  dapat  memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan.
2 Jaminan  perusahaan  corporate  guarantee  adalah  suatu  perjanjian penanggungan  yang  diberikan  oleh  perusahaan  lain  untuk  memenuhi
kewajiban  debitur  dalam  hal  debitur  tidak  dapat  memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan.
3
Jaminan  kebendaan  adalah  penyerahan  hak  oleh  nasabah  atau  pihak ketiga  atas  barang-barang  miliknya  kepada  lembaga  keuangan  guna
dijadikan  agunan  atas  pembiayaan  yang  diperoleh  debitur.  Penilaian jaminan  kebendaan  baik  yang  bergerak  maupun  tidak  bergerak,  perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
4
2
Waangsawidjaja,  Pembiayaan  Bank  Syariah, Jakarta: PT  Gramedia Pustaka  Utama, 2012. Hal.308
3
Veithzal Rivai, H. Islamic Financial Management…, hlm.663.
4
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah…, hlm.146.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
a.  Legalitas Jaminan b.  Legalitas penguasaan jaminan
c.  Kemungkinan pengikatan jaminan Pengikatan    jaminan    bisa    dilakukan    melalui    lembaga    hak
tanggungan,  hipotek,  gadai  atau  fiducia  FEO.  Jika  tidak  dilakukan pengikatan  melalui  salah  satu  lembaga  jaminan,  maka  akan  berakibat
lemahnya  hukum  penguasaan  jaminan  tersebut  oleh  lembaga  keuangan. Jika  pengikatan  suatu  jaminan  tidak  dilakukan,  hanya  antara  jaminan
dengan  lembaga  keuangan,  maka  lembaga  keuangan  mempunyai kedudukan  sebagai  pembiayaan  konkuren  yang  mempunyai  kedudukan
berimbang dengan pihak pembiayaan lain terhadap harta nasabah.
5
Jaminan  dalam  pembiayaan  memilki  dua  fungsi  yaitu  pertama, untuk  pembayaran  hutang  seandainya  terjadi  wanprestasi  atas  pihak
ketiga dengan jalan menguangkan atau menjual jaminan tersebut. Kedua,  sebagai  akibat  dari  fungsi  pertama,  atau  sebagai  indikator
penentuan  jumlah  pembiayaaan  yang  akan  diberikan  kepada  pihak debitur.  Pemberian  jumlah  pembiayaan  tidak  boleh  melebihi  nilai  harta
yang dijaminkan. Meminta jaminan atas utang pada dasarnya bukanlah sesuatu yang
tercela, demikian menurut Al Quran dan Sunnah. Al Quran memerintahkan umat  Islam  untuk  menulis  tagihan  atau  utang  mereka,  dan  jika  perlu
5
Ibid, hal.146.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
meminta  jaminan  atas  utang  itu.  Sebagaimana  yang  tercantum  dalam  surat Al Baqarah :283.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
: Artinya
Jika  kamu  dalam  perjalanan  dan  bermuamalah  tidak  secara tunai  sedang  kamu  tidak  memperoleh  seorang  penulis,  maka
hendaklah  ada  barang  tanggungan  yang  dipegangoleh  yang berpiutang.  akan  tetapi  jika  sebagian  kamu  mempercayai  sebagian
yang  lain,  maka  hendaklah  yang  dipercayai  itu  menunaikan amanatnya  hutangnya  dan  hendaklah  ia  bertakwa  kepada  Allah
Tuhannya;  dan  janganlah  kamu  para  saksi  menyembunyikan persaksian.  dan  Barangsiapa  yang  menyembunyikannya,  maka
sesungguhnya ia adalah orang  yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui  apa  yang  kamu  kerjakan.  Barang  tanggungan  borg  itu
diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai.
a.  Konsep Jaminan dalam Hukum Islam
Secara  umum  jaminan   dalam  hukum  Islam  fiqh  dibagi  menjadi dua; jaminan yang berupa orang personal guarancy dan jaminan yang
berupa harta benda. Yang pertama sering dikenal dengan istilah dlaman atau kafalah. Sedangkan yang kedua dikenal dengan istilah rahn.
Kafalah adalah  jaminan  yang  diberikan  oleh  penanggung  kafil kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung  makful’anhu.  Menurut  bank  Indonesia, kafalah adalah akad  pemberian  jaminan  makful  ‘alaih  yang  diberikan  satu  pihak
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
kepada  pihak  lain,  dimana  pemberi  jaminan  bertanggung  jawab  atas pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan
makful. Sedangkan rahn menurut
bahasa berarti al-tsubut dan al-habs,
yaitu  penetapan  dan  penahanan.  Adapula  yang  menjelaskan bahwa rahn adalah  terkurung  atau  terjerat.
6
Secara  istilah  yaitu, menjadikan  barang  yang  mempunyai  nilai  harta  menurut  ajaran  islam
sebagai  jaminan  utang,  sehingga  orang  yang  bersangkutan  dapat mengambil  piutang  atau  mengambil  sebagian  manfaat  barang  itu.
Menurut Dewan Syariah Nasional, Rahn yaitu menahan barang sebagai jaminan atas hutang.
7
Sedangkan menurut Bank Indonesia, Rahn adalah akad  penyerahan  barangharta  dari  nasabah  kepada  bank  sebagai
jaminan sebagian atau seluruh utang.
2.  Nilai Taksasi Jaminan a.  Pengertian Nilai Taksasi
6
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah Jakarta: Rajawali Perss, 2010, 105.
7
Fatwa DSN No. 25DSN-MUIIII2002
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
Nilai adalah harga dalam arti taksiran harga.
8
Taksasi disebut juga dengan taksiran yaitu menentukan harga atau nilai jumlah dengan kira-
kira.
9
Nilai  dapat  ditafsirkan  sebagai  makna  atau  arti  sesuatu    barang atau  benda.  Hal  ini  mempunyai  pengertian  bahwa sesuatu barang atau
benda  akan  mempunyai  nilai  bagi  seseorang  jika  barang  atau  benda tersebut memberi makna  bagi seseorang
Menurut  Rambat  Lupiyoadi  nilai  taksiran  yang  tinggi  mampu mendorong  keputusan  nasabah  menggunakan  jasa  pegadaian.  Nasabah
akan merespon positif apabila nilai yang dihasilkan dari produk atau jasa mampu memenuhi manfaat bagi kebutuhannya.
10
Nilai  taksiran  yang  digunakan  merupakan  acuan  pencairan  dana yang diberikan untuk mengurangi resiko dikemudian hari. Dikhawatirkan
apabila terdapat nasabah yang tidak dapat melunasi pinjaman atau hanya membayar jasa simpanan, maka pegadaian syariah melakukan pelelangan
terhadap  barang  jaminan  tersebut.  Apabila  ada  kelebihan  antara  nilai penjualan  dengan  pokok  pinjaman,  jasa  simpanan,  dan  pajak  maka
kelebihan  tersebut  merupakan  hak  nasabah.  Dan  nasabah  diberikan kesempatan  mengambil  kelebihan  tersebut  dalam  jangka  waktu  satu
tahun.  Jika  nasabah  tidak  mengambil  sampai  habisnya  jangka  waktu pengambilan,  maka  kelebihan  dana  tersebut  akan  di  serahkan  kepada
Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS sebagai dana ZIS.
11
8
Meity Taqdir Qodratilah dkk, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar…, hlm.350
9
Ibid, hlm.526.
10
Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba, 2008, 70-71.
11
Nurul Huda, dkk., Lembaga Keuangan Islam, Jakarta: Kencana, 2010, 281
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
Pedoman  dasar  penaksiran  telah  ditentukan  oleh  perum.  Pegadaian agar  penaksiran  atas  suatu  barang  dapat  sesuai  dengan  nilai  yang
sebenarnya.  Pedoman  penaksiran  yang  dikelompokan  atas  dasar  jenis barang adalah sebagai berikut :
12
a. Barang kantong 1. Emas
Petugas  penaksir  melihat  Harga  Pasar  Pusat  HPP  dan  standar taksiran  logam  yang  telah  ditetapkan  oleh  kantor  pusat.  Harga
pedoman  untuk  keperluan  pe\naksiran  ini  selalu  disesuikan dengan perkembangan harga yang terjadi.
1 Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat. 2 Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.
2. Permata Petugas  penaksir  melihat  harga  standar  taksiran  pertama  yang
telah ditetapkan oleh  kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada.
1 Petugas  penaksiran  melakukan  pengujian  kualitas  dan  barat permata.
2 Petugas penaksir menentukan nilai taksiran. b.  Barang  gudang  mobil,  mesin,  barang  elektronik,  tekstil,  dan  lain  -
lain
12
Salim HS, 2004, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 33-37
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
1. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat HPS dari barang. Harga pedoman untuk  keperluan penaksiran  ini selalu disesuaikan
dengan perkembangan harga yang terjadi. 2. Petugas penaksir menentukan harga taksir.
Nilai  taksir  terhadap  suatu  objek  barang  yang  akan  digadaikan tidak  ditentukan  sebesar  harga  pasar,  melainkan  setelah  dikaitkan
dengan presentase tertentu. Penilaian  yang  terlalu  tinggi  bisa  berakibat  lembaga  keuangan
berada pada posisi yang lemah. Jika penjualan barang agunan tidak dapat dihindarkan,  keadaan  tersebut  dapat  membawa  lembaga  keuangan
kepada  kerugian  karena  hasil  penjualan  agunan  biasanya  akan  lebih rendah dari pada harga semula pada saat diberikan maupun harga pasar
pada  saat  agunan  akan  dijual  sehingga  tidak  dapat  menutupi  kewajiban nasabah-nasabah kepada lembaga keuangan.
13
Kedudukan  jaminan  atau  kolateral  bagi  pembiayaan  memiliki karakteristik  khusus.  Tidak  semua  properti  atau  harta  dapat  dijadikan
jaminan pembiayaan, melainkan harus memenuhi unsur MAST yaitu :
14
1 Marketability    yakni  jaminan  yang  diterima  oleh  bank  haruslah agunan yang mudah diperjual belikan dengan harga yang menarik dan
meningkat dari waktu ke waktu atau sesuai dengan harga pasar.
13
Ibid.Hlm. .666.
14
Ismail,  Perbankan Syari’ah…, hal. 124.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
2 Ascertainability  of  value  yakni  jaminan  yang  diterima  memiliki standar harga yang lebih pasti.
3 Stability  of  value  yakni  jaminan  yang  diserahkan  kepada  bank memiliki harga yang stabil, sehingga ketika jaminan dijual, maka hasil
penjualan bisa meng-cover kewajiban debitur. 4 Transferability  yaitu  jaminan  yang  diserahkan  kepada  bank  mudah
dipindah  tangankan  dan  mudah  dipindahkan  dari  satu  tempat  ke tempat lain.
Semua jaminan wajib diretaksasi atau dinilai kembali, minimum satu kali  dalam  enam  bulan  untuk  jaminan  utama  dan  satu  kali  dalam  satu
tahun  untuk  jaminan  tambahan.  Penilaian  jaminan  harus  dilakukan  oleh pejabat yang menangani pemberian pembiayaan dan atau dengan bantuan
pihak  ketiga,  antara  lain  perusahaan  asuransi  dan  perusahaan  appraisal terdaftar yang ditunjuk oleh bank. Biaya atas penggunaan jasa-jasa pihak
ketiga ini ditanggung oleh nasabah. Selanjutnya  Jaminan  akan  diikat  dengan  hukum  pengikatan.
Pengikatan  jaminan  bisa  dilakukan  melalui  lembaga  hak  tanggungan, hipotek,  gadai  atau  fidusia  FEO.  Jika  tidak  dilakukan  pengikatan
melalui  salah  satu  lembaga  jaminan,  maka  akan  berakibat  lemahnya hukum penguasaan jaminan tersebut oleh lembaga keuangan.
Jika  dilakukan  pengikatan  terhadap  suatu  jaminan  dengan  lembaga jaminan,  maka  lembaga  keuangan  mengikat  sertifikat  tanah  dengan
lembaga  hak  tanggungan,  lembaga  keuangan  akan  memiliki  kedudukan
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
sebagai  pembiayaan  preferen  yang  mempunyai  hak  didahulukan  dari pembiayaan lainnya.
15
3.  Nisbah