Vokal Rangkap diftong Tanda dan Huruf Arab Nilai Taksasi Jaminan a. Pengertian Nilai Taksasi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xiii B. Vokal 1. Vokal Tunggal monoftong Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia ـــ ـــــ fath}ah a ــــــــ kasrah i ــــــــ d}ammah u Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a’ ءﺎ ﻗا

2. Vokal Rangkap diftong Tanda dan Huruf Arab

Nama Indonesia Ket. ْﻲ ــــ fath}ah dan ya’ ay a dan y ْﻮـ ــــ fath}ah dan wawu aw a dan w Contoh : bayna ﻦ ﺑ : mawd}u‘ عﻮ ﻮ

3. Vokal Panjang mad Tanda dan Huruf

Arab Nama Indonesia Keterangan ﺎ ــــ fath}ah dan alif a a dan garis di atas ﻲـــ kasrah dan ya’ i i dan garis di atas ﻮــــ d}ammah dan wawu u u dan garis di atas Contoh : al-jama‘ah ﺔ ﺎ ﺠﻟا : takhyir ﺮ ﺨ : yaduru روﺪ digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id xiv C. Ta’ Marbut}ah Transliterasi untuk ta’ marbut}ah ada dua : 1. Jika hidup menjadi mud}af transliterasinya adalah t. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h. Contoh : shari‘at al-Islam م ﺳ ا ﺔ ﺮﺷ : shari‘ah islamiyah ﺔ ﺳإ ﺔ ﺮﺷ

D. Penulisan Huruf Kapital

Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase ungkapan atau kalimat yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal initial latter untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini, lembaga keuangan memiliki peranan yang penting, semua kegiatan ekonomi hampir tidak lepas atau terhindar dari lembaga keuangan baik konvensional ataupun syariah. Lembaga keuangan dikatakan memiliki peran penting karena lembaga tersebut sebagai wadah intermediary financial yaitu lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana bagi masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dana. 1 Sekarang ini banyak bermunculan lembaga keuangan khususnya yang menjalankan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah yang didalamnya mengatasi tentang konsumsi, investasi dan pembiayaan seperti, Bank Syariah, Koperasi Syariah, Baitul Mal Wat Tamwil BMT, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS dan lain-lain. Koperasi yang dikelola secara syariah telah tumbuh dan berkembang di masyarakat serta mengambil bagian penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Di masyarakat telah bermunculan BMT yang bernaung dalam kehidupan payung hukum koperasi. Kegiatan BMT, mengembangkan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil antara lain dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang perekonomiannya dalam 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: EKONISIA, 2004.hal.41 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 dunia usaha. BMT juga berorientasi bisnis, mencari laba dan keuntungan bersama guna meningkatkan pengembangan ekonomi anggota dan lingkungan sekitarnya. Tetapi misi utama BMT bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba modal pada segolongan orang kaya saja, tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Masyarakat ekonomi mikro harus didorong untuk berpartisipasi dalam modal melalui simpanan penyertaan modal, sehingga mereka dapat menikmati hasil-hasil BMT. 2 BMT telah mulai menjadi alternative pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia. Lembaga BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK. Sistem operasional BMT mengadaptasi sistem perbankan syariah yang menganut sistem bagi hasil. Salah satunya adalah BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. Pada umumnya BMT melakukan kegiatan produktif yang difokuskan pada usaha membantu para pedagang maupun pengusaha kecil. Pelaksanaan seperti itu sudah banyak berlaku, Baitul M āl wat Tamwīl Nurul Jannah yang disebut juga BMT Nurul Jannah, awalnya merupakan bagian dari Seksi Mental Spiritual Islam SMSI atau sekarang disebut Seksi Bina Rohani Islam SBRI PT. Petrokimia Gresik yang salah satu bidang kerjanya adalah pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah. BMT Nurul Jannah didirikan dengan 2 dua tugas pokok, pertama pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah, kedua pemberdayaan dan 2 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wat Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004. hlm. 128. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 pengembangan ekonomi umat dengan konsep syariah. BMT Nurul Jannah tersebut diresmikan pada tanggal 1 Januari 1997 di Masjid Nurul Jannah oleh Bapak Ir. Rauf Purnama 3 . Dengan banyak bermunculannya BMT saat ini, maka salah satu masalah yang dihadapi adalah yaitu bagaimana cara BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik untuk menarik minat masyarakat dan mempertahankan pelanggan atau nasabahnya untuk tetap menggunakan jasa BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. Salah satu hal yang dijadikan strategi untuk menarik minat nasabah pembiayaan dalam hal ini adalah nilai taksasi barang jaminan yang tinggi. Nilai taksasi merupakan nilaiperkiraan harga tertentu yang akan dijadikan jaminan yang di dasarkan pada harga jadi, pasar dan peraturan yang berlaku pada masa tertentu. Nilai taksasi pada umumnya mempunyai kriteria tertentu, diantaranya : 4 1. Tidak boleh sama atau melebihi harga pasar. 2. Tidak boleh terlalu rendah dari harga pasar,kecuali ketentuan pasar yang berlaku. Jadi, nilai taksasi adalah suatu acuan yang dijadikan untuk memprediksi harga suatu barang jaminan. Nilai sebuah agunan dapat dijadikan sebuah jaminan sebagai syarat dalam pengajuan pembiayaan, proses pencairan, 3 Dokumen Profil BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik 4 Damanhur dan Leni Darwina “Pengaruh Jumlah taksiran dan Uang pinjaman terhadap Laba bersih pada perum pegadaian Syari’ah Kota Lhokseumawe”, Jurnal Aplikasi Manajemen, no.2 Vol 4 Maret 2011, 502 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 sebagai bahan taksiran seberapa jumlah dana yang akan dikucurkan, dan dapat diambil kembali setelah masa angsuran dalam pembiayaan berakhir. 5 Jaminan merupakan salah satu unsur agar BMT dapat memperoleh tambahan keyakinan atas kemampuan debitur untuk mengembalikan utangnya. Taksasi terhadap jaminan ditinjau dari dua segi yakni segi ekonomis nilai ekonomis dari barang yang dijaminkan dan segi yuridis apakah jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai jaminan. 6 Suatu jaminan yang diserahkan dalam rangka pemberian pembiayaan oleh bank harus diteliti dan dinilai secara baik untuk mendapatkan nilai prakiraan taksasi yang wajar. Nilai taksasi yang wajar ditetapkan untuk suatu jaminan dan merupakan pedoman untuk mengukur kewajarannya terhadap pemberian pembiayaan yang sedang dipertimbangkan apakah sudah cukup memadai atau belum memenuhi persyaratan nilai jaminan yang ditetapkan oleh lembaga keuangan. Mengingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon nasabah terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Bapak Imam Sujarwo sebagai PGS Pimpinan cabang PT Pegadaian Persero menyatakan Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan taksiran 5 Hajar Septi Nasution, Skripsi, “Pengaruh Nilai Taksiran Agunan Pada Pencairan Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil BBA Terhadap Perkembangan Jumlah Nasabah Bba Di Bmt Bina Insani Pringapus Kabupaten Semarang”, Salatiga: Progam Studi Perbankan Syariah. 6 Binti Nur Asiyah.. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras.2014.hlm.83 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 5 terhadap barang-barang yang akan digadaikan. Proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Penaksir menentukan taksiran atas barang jaminan yang diserahkan oleh nasabah. Taksiran yang baik akan menghasilkan uang pinjaman yang baik pula. Uang pinjaman yang baik akan menghasilkan sewa modal yang optimal. Sebaliknya taksiran yang buruk taksiran rendah akan menghasilkan uang pinjaman yang bermasalah. Taksiran rendah akan menyebabkan uang pinjaman rendah dan pendapatan sewa modal yang rendah pula, disamping itu kepercayaan masyarakat kepada PT. Pegadaian akan semakin rendah karena barang mereka ditaksir rendah oleh penaksir di kantor cabang. 7 Pada umumnya suatu lembaga keuangan mempunyai patokan bahwa harga nilai dari suatu jaminan harus melebihi dari jumlah pembiayaan yang akan disetujuinya. Keadaan ini sangat berkaitan dengan sikap hati-hati pihak lembaga keuangan terhadap kemungkinan terjadinya kemacetan pembiayaan dikemudian hari. Salah satu upaya untuk memperoleh pelunasan terhadap pembiayaan macet adalah melalui penjualan, pelelangan, atau pencairan jaminan yang diserahkan oleh nasabah. 8 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Moch. Adam Sudharta mengatakan bahwa peran nilai jaminan yang dimiliki calon debitur memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan penyaluran dana. Dilihat secara kasat mata apabila suatu perusahaan memiliki nilai jaminan yang tinggi maka harapan mendapatkan realisasi penyaluran dana sesuai 7 Jezias Dhioka Bromm dkk, Jurnal “Tanggung Jawab Penaksir akibat salah taksir objek gadai dalam pemberian kredit di PT. Prgadaian” wawancara Bapak Imam Sujarwo 8 Veithzal Rivai, H. Islamic Financial Management…, hlm.429 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6 dengan harapan akan terwujud, namun dalam teknis pelaksanaannya Bank atau Lembaga Keuangan memiliki kewajiban untuk menilai serta menyeleksi setiap permohonan yang diajukan, hal tersebut dilakukan karena kegiatan penyaluran dana memiliki resiko mengenai pengembalian yang telah atau akan diberikan kepada masyarakat supaya tidak mempengaruhi kegiatan operasional lembaga keuangan itu sendiri. 9 Oleh karena itu, barang-barang yang diserahkan nasabah harus dinilai pada saat dilaksanakan analisis pembiayaan dan pihak BMT harus berhati- hati dalam menilai barang-barang tersebut. Untuk itu, BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik mempunyai daftar harga taksiran sendiri untuk jaminan yang diberikan oleh nasabah pembiayaan. Dimana nilai taksasi ditentukan berdasarkan nilai jual 70 dari harga jual barang jaminan tersebut. Menurut Rambat Lupiyoadi nilai taksiran yang tinggi mampu mendorong keputusan nasabah menggunakan jasa pegadaian. Nasabah akan merespon positif apabila nilai yang dihasilkan dari produk atau jasa mampu memenuhi manfaat bagi kebutuhannya. 10 Sedangkan menurut penelitian Hajar Septi Nasution menunjukkan bahwa pengaruh nilai taksiran agunan dengan standar yang ditetapkan oleh Pihak BMT terhadap Perkembangan nasabah, tidak membawa pengaruh terhadap minat nasabah untuk tetap melakukan Transaksi pembiayaan. 9 Moch. Adham Sudharta,Skripsi, “ Pengaruh Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi di PT bank Rakyat Indonesia PERSERO Tbk. Kantorcabang Sidoarjo” Jawa Timur: Fakultas EkonomiJurusan AkuntansiUniversitas Pembangunan nasional “VETERAN”, 2010. 10 Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba, 2008, 70-71. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7 Masyarakat lebih memilih pembiayaan Ba’I bi tsaman Ajil BBA, dilihat Dari perkembangan nasabah yang cenderung ada peningkatan nasabah Tiap tahunnya. Jadi tidak ada pengaruh apapun terhadap jumlah nasabah. 11 Dari kedua penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai taksasi barang jaminan yang tinggi tidak selalu berpengaruh terhadap minat nasabah mengajukan pembiayaan. Selain itu, BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik juga menawarkan beberapa produk yang dimilikinya untuk menarik minat nasabah. Produk yang paling banyak diminati oleh nasabah adalah produk pembiayaan yang menggunakan mekanisme bagi hasil dan jual beli yaitu produk dengan akad mu ḍārabah, dan murābahah. Pembiayaan murābahah adalah perjanjian jual- beli antara bank dengan nasabah. Lembaga keuangan syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara lembaga keuangan syariah dan nasabah. . Pembiayaan mu ḍārabah adalah kerjasama antara shohibul mal BMT dan muḍarib nasabah dimana modal 100 dari shahibul mal BMT dan modal tersebut digunakan mu ḍarib nasabah sebagai modal usaha. 12 Bagi hasil merupakan konsep yang adil dan memiliki nuansa kemitraan yang sangat kental. Hasil yang diperoleh dibagi berdasarkan perbandingan nisbah yang 11 Hajar Septi Nasution, Skripsi, “Pengaruh Nilai Taksiran Agunan Pada PencairanPembiayaan Ba’I bi tsaman Ajil BBA Di BMT Bina Insani Pringapus Kabupaten Semarang Jurusan Syariah Program Studi Perbankan syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN SALATIGA 12 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm.90 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 8 disepakati dan bukan sebagaimana penetepan bunga pada lembaga keuangan konvensional. 13 Nisbah merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil. Sebab nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Untuk menentukan nisbah bagi hasil, perlu diperhatikan aspek-aspek; data usaha, kemampuan angsuran, hasil usaha yang dijalankan, tingkat return yang diharapkan, nisbah pembiayaan dan distribusi bagi hasil. 14 Dengan tingginya penawaran nisbah bagi hasil tersebut maka otomatis akan menarik minat nasabah untuk menggunakan produk pembiayaan yang dimiliki oleh BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. Menurut penelitian yang dilakukan Raihanah Daula menyatakan bahwa bagi hasil mempunyai pengaruh paling besar yang mempengaruhi keputusan menabung nasabah dilanjutkan dengan pelayanan. Ini menunjukkan keputusan menabung nasabah Bank Syariah Mandiri dipengaruhi adanya pengetahuan tentang bagi hasil. Jika perusahaan mampu mengelola dengan baik dana yang disimpan nasabah maka bagi hasil yang diperoleh akan lebih besar pula. Jika perusahaan mampu melaksanakannya maka tidak sulit bagi perusahaan untuk menarik nasabah untuk membuat keputusan menabung di bank syariah. 15 Adapun penelitian terkait minat nasabah yang di tulis oleh Muh Risky. Prinsip bagi hasil sangat mempengaruhi minat nasabah bertransaksi. Program 13 Veithzal Rivai, H. Islamic Financial Management..., hlm. .666. 14 Veithzal Rivai, H, Islamic Financial Management..., hlm.134. 15 Raihanah Daula, Tesis “Pengaruh Pelayanan, Bagi Hasil dan Keyakinan Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan”, Medan: Sekolah Tinggi Pascasarjana Universitas Sumatra, 2006. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 9 bagi hasil memberikan konstribusi terbaik setelah konsep bunga yang diterapkan di bank konvensional. Bagi hasil memberikan keuntungannya dengan taraf seimbang yang diberikan ke sesama nasabah, dimana keuntungan dibagi rata sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. 16 Dengan berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Nilai Taksasi Barang Jaminan dan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Terhadap Minat Nasabah mengajukan pembiayaan di BMT Nurul Jannah Petrokima Gresik” Agar pembahasan skripsi ini tidak terlalu meluas dan agar lebih terarah maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada pembiayaan mu ḍārabah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan di atas, maka perlu ditetapkan rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini guna menjawab segala permasalahan yang ada. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 16 Muh Risky Adi Hirmawan, Skripsi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi Di Bank Syariah Studi Kasus Di Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta , Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 10 1. Apakah nilai taksasi barang jaminan berpengaruh signifikan terhadap minat nasabah mengajukan pembiayaan di BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik ? 2. Apakah nisbah bagi hasil pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap minat nasabah mengajukan pembiayaan di BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik? 3. Apakah nilai taksasi barang jaminan dan nisbah bagi hasil pembiayaan berpengaruh secara simultan terhadap minat nasabah di BMT Nurul Jannah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh nilai taksasi barang jaminan terhadap minat nasabah mengajukan pembiayaan di BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. 2. Untuk menguji pengaruh nisbah bagi hasil pembiayaan terhadap minat nasabah mengajukan pembiayaan di BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. 3. Untuk menguji pengaruh nilai taksasi barang jaminan dan nisbah bagi hasil pembiayaan secara bersama-sama terhadap minat nasabah di BMT BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik.

D. Kegunaan Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 11 Dalam penelitian ini, hasil yang akan dicapai diharapkan akan membawa manfaat yang banyak, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Penelitian ini berguna untuk menambah sumbangsih pemikiran dalam ilmu perbankan yang berkaitan dengan manajemen pembiayaan khususnya tentang pengaruh nilai taksasi barang jaminan dan nisbah bagi hasil pembiayaan Mu ḍārabah terhadap minat nasabah untuk menggunakan jasa BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. 2. Secara Praktis a. Bagi BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan saran, informasi dan bahan masukan yang bermanfaat untuk meningkatkan minat nasabah dalam menggunakan jasa BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. b. Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan di Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dengan penelitian ini diharap dapat memberikan pengetahuan akan kesamaan teori yang di dapat di kampus dengan penerapan dimasyarakat yang sebenarnya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk menambah pengetahuan khususnya bagi pihak-pihak yang tertarik pada masalah yang dibahas untuk diteliti lebih lanjut. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Barang Jaminan

a. Pengertian Jaminan Pada dasarnya, pemakaian istilah jaminan dan agunan adalah sama. Namun, dalam praktek perbankan istilah di bedakan, yaitu: Istilah jaminan mengandung arti sebagai kepercayaankeyakinan dari bank atas kemampuan atau kesanggupan debitur untuk melaksanakan kewajibannya. Sedangkan istilah agunan diartikan sebagai barang atau benda yang dijadikan jaminan untuk melunasi utang nasabah debitur. 1 Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dalam Penjelasan Pasal 8 UU yang diubah, terdapat 2 dua jenis agunan, yaitu: agunan pokok dan agunan tambahan. Agunan pokok adalah barang, surat berharga atau garansi yang berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan, seperti barang- barang atau proyek-proyek yang dibeli dengan kredit yang dijaminkan. Sedangkan agunan tambahan adalah barang, surat berharga atau garansi 1 Hak Tanggungan, Warta Hukum Edisi VIII Januari – Februari 2010 Artikel digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang tidak berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan, yang ditambah dengan agunan. 2 Jaminan pembiayaan adalah hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada lembaga keuangan guna menjamin pelunasan utangnya apabila pembiayaan yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan. Jaminan dapat dibedakan sebagai berikut: 3 1 Jaminan perorangan personal guarantee adalah suatu perjanjian penanggungan utang dimana pihak ketiga mengikatkan diri untuk memenuhi kewajiban debitur dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan. 2 Jaminan perusahaan corporate guarantee adalah suatu perjanjian penanggungan yang diberikan oleh perusahaan lain untuk memenuhi kewajiban debitur dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan. 3 Jaminan kebendaan adalah penyerahan hak oleh nasabah atau pihak ketiga atas barang-barang miliknya kepada lembaga keuangan guna dijadikan agunan atas pembiayaan yang diperoleh debitur. Penilaian jaminan kebendaan baik yang bergerak maupun tidak bergerak, perlu diperhatikan hal-hal berikut: 4 2 Waangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012. Hal.308 3 Veithzal Rivai, H. Islamic Financial Management…, hlm.663. 4 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah…, hlm.146. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Legalitas Jaminan b. Legalitas penguasaan jaminan c. Kemungkinan pengikatan jaminan Pengikatan jaminan bisa dilakukan melalui lembaga hak tanggungan, hipotek, gadai atau fiducia FEO. Jika tidak dilakukan pengikatan melalui salah satu lembaga jaminan, maka akan berakibat lemahnya hukum penguasaan jaminan tersebut oleh lembaga keuangan. Jika pengikatan suatu jaminan tidak dilakukan, hanya antara jaminan dengan lembaga keuangan, maka lembaga keuangan mempunyai kedudukan sebagai pembiayaan konkuren yang mempunyai kedudukan berimbang dengan pihak pembiayaan lain terhadap harta nasabah. 5 Jaminan dalam pembiayaan memilki dua fungsi yaitu pertama, untuk pembayaran hutang seandainya terjadi wanprestasi atas pihak ketiga dengan jalan menguangkan atau menjual jaminan tersebut. Kedua, sebagai akibat dari fungsi pertama, atau sebagai indikator penentuan jumlah pembiayaaan yang akan diberikan kepada pihak debitur. Pemberian jumlah pembiayaan tidak boleh melebihi nilai harta yang dijaminkan. Meminta jaminan atas utang pada dasarnya bukanlah sesuatu yang tercela, demikian menurut Al Quran dan Sunnah. Al Quran memerintahkan umat Islam untuk menulis tagihan atau utang mereka, dan jika perlu 5 Ibid, hal.146. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id meminta jaminan atas utang itu. Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al Baqarah :283.                                       : Artinya Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegangoleh yang berpiutang. akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya hutangnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu para saksi menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barang tanggungan borg itu diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai.

a. Konsep Jaminan dalam Hukum Islam

Secara umum jaminan dalam hukum Islam fiqh dibagi menjadi dua; jaminan yang berupa orang personal guarancy dan jaminan yang berupa harta benda. Yang pertama sering dikenal dengan istilah dlaman atau kafalah. Sedangkan yang kedua dikenal dengan istilah rahn. Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kafil kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung makful’anhu. Menurut bank Indonesia, kafalah adalah akad pemberian jaminan makful ‘alaih yang diberikan satu pihak digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kepada pihak lain, dimana pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan makful. Sedangkan rahn menurut bahasa berarti al-tsubut dan al-habs, yaitu penetapan dan penahanan. Adapula yang menjelaskan bahwa rahn adalah terkurung atau terjerat. 6 Secara istilah yaitu, menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut ajaran islam sebagai jaminan utang, sehingga orang yang bersangkutan dapat mengambil piutang atau mengambil sebagian manfaat barang itu. Menurut Dewan Syariah Nasional, Rahn yaitu menahan barang sebagai jaminan atas hutang. 7 Sedangkan menurut Bank Indonesia, Rahn adalah akad penyerahan barangharta dari nasabah kepada bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh utang.

2. Nilai Taksasi Jaminan a. Pengertian Nilai Taksasi

6 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah Jakarta: Rajawali Perss, 2010, 105. 7 Fatwa DSN No. 25DSN-MUIIII2002 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Nilai adalah harga dalam arti taksiran harga. 8 Taksasi disebut juga dengan taksiran yaitu menentukan harga atau nilai jumlah dengan kira- kira. 9 Nilai dapat ditafsirkan sebagai makna atau arti sesuatu barang atau benda. Hal ini mempunyai pengertian bahwa sesuatu barang atau benda akan mempunyai nilai bagi seseorang jika barang atau benda tersebut memberi makna bagi seseorang Menurut Rambat Lupiyoadi nilai taksiran yang tinggi mampu mendorong keputusan nasabah menggunakan jasa pegadaian. Nasabah akan merespon positif apabila nilai yang dihasilkan dari produk atau jasa mampu memenuhi manfaat bagi kebutuhannya. 10 Nilai taksiran yang digunakan merupakan acuan pencairan dana yang diberikan untuk mengurangi resiko dikemudian hari. Dikhawatirkan apabila terdapat nasabah yang tidak dapat melunasi pinjaman atau hanya membayar jasa simpanan, maka pegadaian syariah melakukan pelelangan terhadap barang jaminan tersebut. Apabila ada kelebihan antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman, jasa simpanan, dan pajak maka kelebihan tersebut merupakan hak nasabah. Dan nasabah diberikan kesempatan mengambil kelebihan tersebut dalam jangka waktu satu tahun. Jika nasabah tidak mengambil sampai habisnya jangka waktu pengambilan, maka kelebihan dana tersebut akan di serahkan kepada Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS sebagai dana ZIS. 11 8 Meity Taqdir Qodratilah dkk, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar…, hlm.350 9 Ibid, hlm.526. 10 Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba, 2008, 70-71. 11 Nurul Huda, dkk., Lembaga Keuangan Islam, Jakarta: Kencana, 2010, 281 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pedoman dasar penaksiran telah ditentukan oleh perum. Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang dapat sesuai dengan nilai yang sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokan atas dasar jenis barang adalah sebagai berikut : 12 a. Barang kantong 1. Emas Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat HPP dan standar taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan pe\naksiran ini selalu disesuikan dengan perkembangan harga yang terjadi. 1 Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat. 2 Petugas penaksir menentukan nilai taksiran. 2. Permata Petugas penaksir melihat harga standar taksiran pertama yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada. 1 Petugas penaksiran melakukan pengujian kualitas dan barat permata. 2 Petugas penaksir menentukan nilai taksiran. b. Barang gudang mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain - lain 12 Salim HS, 2004, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 33-37 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat HPS dari barang. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi. 2. Petugas penaksir menentukan harga taksir. Nilai taksir terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikaitkan dengan presentase tertentu. Penilaian yang terlalu tinggi bisa berakibat lembaga keuangan berada pada posisi yang lemah. Jika penjualan barang agunan tidak dapat dihindarkan, keadaan tersebut dapat membawa lembaga keuangan kepada kerugian karena hasil penjualan agunan biasanya akan lebih rendah dari pada harga semula pada saat diberikan maupun harga pasar pada saat agunan akan dijual sehingga tidak dapat menutupi kewajiban nasabah-nasabah kepada lembaga keuangan. 13 Kedudukan jaminan atau kolateral bagi pembiayaan memiliki karakteristik khusus. Tidak semua properti atau harta dapat dijadikan jaminan pembiayaan, melainkan harus memenuhi unsur MAST yaitu : 14 1 Marketability yakni jaminan yang diterima oleh bank haruslah agunan yang mudah diperjual belikan dengan harga yang menarik dan meningkat dari waktu ke waktu atau sesuai dengan harga pasar. 13 Ibid.Hlm. .666. 14 Ismail, Perbankan Syari’ah…, hal. 124. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Ascertainability of value yakni jaminan yang diterima memiliki standar harga yang lebih pasti. 3 Stability of value yakni jaminan yang diserahkan kepada bank memiliki harga yang stabil, sehingga ketika jaminan dijual, maka hasil penjualan bisa meng-cover kewajiban debitur. 4 Transferability yaitu jaminan yang diserahkan kepada bank mudah dipindah tangankan dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Semua jaminan wajib diretaksasi atau dinilai kembali, minimum satu kali dalam enam bulan untuk jaminan utama dan satu kali dalam satu tahun untuk jaminan tambahan. Penilaian jaminan harus dilakukan oleh pejabat yang menangani pemberian pembiayaan dan atau dengan bantuan pihak ketiga, antara lain perusahaan asuransi dan perusahaan appraisal terdaftar yang ditunjuk oleh bank. Biaya atas penggunaan jasa-jasa pihak ketiga ini ditanggung oleh nasabah. Selanjutnya Jaminan akan diikat dengan hukum pengikatan. Pengikatan jaminan bisa dilakukan melalui lembaga hak tanggungan, hipotek, gadai atau fidusia FEO. Jika tidak dilakukan pengikatan melalui salah satu lembaga jaminan, maka akan berakibat lemahnya hukum penguasaan jaminan tersebut oleh lembaga keuangan. Jika dilakukan pengikatan terhadap suatu jaminan dengan lembaga jaminan, maka lembaga keuangan mengikat sertifikat tanah dengan lembaga hak tanggungan, lembaga keuangan akan memiliki kedudukan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebagai pembiayaan preferen yang mempunyai hak didahulukan dari pembiayaan lainnya. 15

3. Nisbah

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT)

0 8 18

Pengaruh Account Officer Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba Usaha Ubasyada Ciputat

2 40 98

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN ANTARA NASABAH DENGAN BMT BEN TAQWA GROBOGAN PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN ANTARA NASABAH DENGAN BMT BEN TAQWA GROBOGAN.

0 1 10

Pengaruh promotion mix dan product knowledge terhadap intensi nasabah untuk mengajukan pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Shariah (KSPPS) BMT Mandiri Sejahtera Cabang Sekapuk Gresik.

1 1 131

Pengaruh syariah marketing melalui kepuasan nasabah terhadap kecenderungan pembiayaan ulang pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.

2 13 128

Pengaruh indikasi tingkat bagi hasil tabungan mudharabah dan frekuensi pencairan pembiayaan mudharabah terhadap jumlah nasabah baru di koperasi bmt nurul jannah petrokimia Gresik.

0 3 94

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT NURUL JANNAH PETROKIMIA GRESIK.

9 45 99

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN TINGKAT RASIO NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN MUDARABAH DI BMT NURUL JANNAH GRESIK.

0 1 116

Efektivitas Pembiayaan Mudharabah Dalam Meningkatkan Kinerja UMKM (Studi Kasus pada BMT Nurul Jannah Gresik) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 16

PENGARUH PROSEDUR PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN KONSEP BAGI HASIL AKAD MUSYARAKAH TERHADAP MINAT NASABAH PADA PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (STUDI KASUS BMT AL-FALAH SUMBER) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 13