Analisis Kinerja Algoritma Genetika Data yang digunakan Perancangan Program

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Kinerja Algoritma Genetika

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dan perancangan perangkat lunak yang dapat menghasilkan tata ruang rumah dengan menggunakan algoritma genetika. Proses penentuan tata letak ruang didasarkan pada nilai fitness yang dimilikinya. Penentuan tata letak ruang ini melalui proses crossover dan mutasi yang berusaha untuk menghasilkan nilai fitness yang tertinggi. Dalam pendekatan algoritma genetika diawali dengan pembuatan himpunan solusi baru initialization yang di tempatkan pada penampungan populasi dilakukan evaluasi terhadap inisialisasi atau solusi. Proses setiap pemilihan kromosom, baik induk, proses crossover, maupun mutasi dilakukan secara random. Apabila solusi tersebut bukan merupakan solusi optimal, kemudian dilakukan proses reproduksi reproduction dengan memiliki individu-individu yang akan dikembangbiakan. Penggunaan operator-operator genetik seperti crossover dan mutasi terhadap individu yang terpilih dalam penampungan individu akan menghasilkan keturunan atau generasi baru. Setelah proses evaluasi untukperbaikan populasi, maka generasi- generasi baru akan menggantikan himpunan populasi awal. Proses pencarian solusi juga menggunakan pencarian acak, ini terlihat pada proses pembangkitan populasi awal yang menyatakan sekumpulan solusi yang dipilih secara acak.

3.2 Data yang digunakan

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data simulasi pada perencanaan Komplek Perumahan Adya Tama di Kota Langsa, Aceh. Data berupa inputan berupa panjang dan lebar sebagai data dalam setiap bidang maupun setting parameter algoritma genetika yang diinginkan untuk proses pencarian solusi dalam penentuan tata letak ruang.

3.3 Proses Algoritma Genetika dalam Penentuan Tata Letak Ruang

Algoritma genetika bekerja dengan menggunakan pendekatan random, sehingga nilai-nilai yang dihasilkan adalah nilai random. Pada kasus penentuan tata ruang dengan model genetika nilai random hanya diberikan pada penentuan gen ruang pada setiap individu, sedangkan nilai luas lahan, arah rumah, lebar jalan dan ukuran halaman, serta ukuran tiap ruang diberikan secara manual. Semakin banyak ruang yang diperlukan maka akan semakin banyak iterasi yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan diperlukan suatu nilai yang sesuai agar mendapatkan kombinasi yang tepat dari variabel ruang. Semakin banyak iterasi yang dilakukan, maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama. Oleh karena itu maka penyelesaian masalah penentuan tata ruang ini akan diselesaikan melalui dua tahap. Tahap pertama adalah mengkombinasikan gen-gen pembentuk suatu kromosom. Pada tahap pertama diselesaikan dengan menggunakan algoritma genetika dan tahap ini diselesaikan terlebih dahulu. Tahap kedua adalah menempatkan ruang pada denah yang telah diproses sebelumnya dan pada tahap ini. 3.3.1 Inisialisasi Kromosom Inisialisasi kromosom direpresentasikan dalam bentuk larik dengan tipe data record yang berisi panjang dan lebar ruang dalam penentuan tata letak ruang. Panjang kromosom adalah sebanyak jumlah ruang yang dilakukan proses penentuan tata letak ruang dalam setiap individu, dalam setiap gen yang berupa ruang mempunyai nilai kriteria penempatan, yaitu kolom ruang dan baris ruang. Sebagai pedoman untuk membuat tatanan ruang-ruang berdasarkan aktivitas diletakkan berdasarkan sifat dan karakternya masing-masing, bisa dilihat pada diagram berikut. Pola zonasi ruang berdasarkan aktivitas menurut Suparman dapat dilihat pada Gambar 3.1 : Area Pelayanan Area Pemukiman Area Peristirahatan Dapur Garasi Gudang Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Dapur Kamar Tidur Utama Kamar Mandi Kamar Tidur Anak Gambar 3.1 Pola Zonasi Ruang Beradarkan Aktivitas Sumber : Suparman, 2012 Berdasarkan arah pencapaian utama dan pengelompokkan hak akses pada setiap rumah memiliki 3 pengelompokan antara lain : Gambar 3.2 Pola Zonasi Ruang Berdasarkan Hak Akses Pengklasifikasian zona ruang menggunakan koordinatx mempunyai 3 range seperti pada Tabel 3.1a dibawah. Tabel 3.1.a Range Zona Ruang Koordinat x Kriteria 1 Privat 2 Semi Privat 3 Publik Pengklasifikasian letak ruang menggunakan koordinaty mempunyai 3 range seperti pada Tabel 3.1b dibawah. Tabel 3.1.b Range Letak Ruang Koordinat y Kriteria 1 Belakang 2 Tengah 3 Depan Seperti yang kita ketahui, topologi konstrain memungkingkan menentukan adjacent antara satu ruang dengan ruang lainnya, pada kasus ini adjacent ditentukan berdasarkan baris susunan ruang. Tidak adanya tumpang tindih antar ruang menjadi tujuan utama, oleh karena itu, diharapkan penentuan tata letak ruang dilakukan berdasarkan pola zonasi sehingga menghasilkan beberapa konstrain berikut ini:  Ruang Tidur Anak berbatasan dengan Ruang Tamu  Ruang Tamu berbatasan dengan Garasi  Kamar Mandi berbatasan dengan Ruang Keluarga  Ruang Keluarga berbatasan dengan Dapur  Ruang Tidur Utama berbatasan dengan Ruang Makan  Ruang Makan berbatasan dengan Gudang  Ruang Tamu, Ruang Keluarga dan Ruang Makan berupa ruang pengikat karena mempunyai sifat semi privat.  Ruang Tidur Anak, Ruang Tidur Utama, dan Kamar Mandi terletak disebelah timur bangunan jika arah rumah menghadap ke arah utara.  Ruang Tidur Anak, Ruang Tidur Utama, dan Kamar Mandi akan bertukar posisi dengan Garasi, Dapur, dan Gudang jika arah rumah berubah menghadap ke selatan.  Setiap ruangan harus berhimpitan.  Tidak ada luas bangunan yang terbuang. Dengan adanya pengelompokan ruang berdasarkan aktifitas dan hak akses menggunakan diagram gelembung serta topologi konstrain dapat diperoleh matriks yang berupa hubungan antar setiap ruang sebagai berikut: Gambar 3.3 Matriks Hubungan Antar Ruang Luas lahan yang digunakan dalam penentuan tata letak seluas 120m 2 . Tabel 3.2 dibawah ini merupakan pengelompokan kromosom dengan sample 9 gen dengan 3 kolom yang merupakan panjang kromosom dan akan ditempatkan dalam 3 baris. Inisialisasi kromosom menggunakan bilangan real untuk mempermudah perhitungan. Parameter yang digunakan yakni panjang ruang dan lebar ruang. Tabel 3.2 Inisialisasi Kromosom No Nama Ruang Panjang Lebar 1 Kamar Utama 4 4 2 Kamar Anak 3 4 3 Kamar Mandi 3 3 4 Ruang Tamu 4 3 5 Ruang Keluarga 4 4 6 Ruang Makan 4 3 7 Garasi 4 4 8 Dapur 4 3 9 Gudang 2 2 Setelah dilakukan penyimpanan data record panjang dan lebar pada setiap ruang diatas maka proses selanjutnya adalah penempatkan kromosom pada tiap individu dengan menggunakan nilai masukan yang diberikan oleh user yang ditunjukkan pada gambar 3.2. Individu 1 Nama Ruang Ruang Tamu R. Keluarga Kamar Mandi Panjang 4 4 3 Lebar 3 4 3 Individu 2 Nama Ruang Garasi Ruang Makan Gudang Panjang 4 4 2 Lebar 4 3 2 Individu 3 Nama Ruang Kamar Anak Dapur Kamar Utama Panjang 3 4 4 Lebar 4 3 4 Gambar 3.4 Ilustrasi Inisialisasi dan Penempatan Kromosom 3.3.2 Fungsi Fitness Individu-individu dalam populasi telah terbentuk, maka langkah selanjutnyaadalah menghitung nilai fitness setiap individu. Proses seleksi dilakukan dengan cara random dari gen. Untuk fitness setiap kromosom dihitung sebagai ruang terbuang yang berada pada bingkai bidang setelah ruang ditempatkan dalam bingkai bidang. 1 Dimana y mewakili nilai dari lebar bidang, x mewakili nilai dari panjang bidang dan a adalah luas total dari masing - masing bidang. Dari gambar 3.1 dan gambar 3.3 dapat dihitung nilai Fitness Area dari tiap gen terpilih dengan menggunakan panjang dan lebar ruang dan membandingkan zona dan letak awal dengan zona dan letak tujuan. Tabel 3.3 berikut ini merupakan gen yang terpilih dari setiap individu. Tabel 3.3 Calon Induk Terpilih Individu Nama Ruang 1 Ruang Tamu 2 Garasi 3 Kamar Anak Perhitungan Fitness Ruang Tamu : Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Tengah Kriteria Tujuan : Zona Semi Publik dan Letak Depan Fitness Area Zona = 1 = 1 – = 1 – 0,5 = 0,5 = 50 Fitness Area Letak = 1 = 1 – = 1 – 0,45 = 0,55 = 55 Fitness Area Ruang Tamu = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 50 + 55 2 = 52,5 Perhitungan Fitness Garasi : Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Tengah Kriteria Tujuan : Zona Publik dan Letak Depan Fitness Area Zona = 1 = 1 – = 1 – 1 = 0 = 0 Fitness Area Letak = 1 = 1 – = 1 – 0,6 = 0,4 = 40 Fitness Area Garasi = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 0 + 40 2 = 20 Perhitungan Fitness Kamar Anak : Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Privat dan Letak Depan Fitness Area Zona = 1 = 1 – = 1 – 0,25 = 0,75 = 75 Fitness Area Letak = 1 = 1 – = 1 – 0,4 = 0,6 = 60 Fitness Area Kamar Anak = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 75 + 60 2 = 67,5 Tabel 3.5 Nilai Fitness Area Gen Calon Induk dari setiap Individu Individu Nama Ruang Fitness 1 Ruang Tamu 52,5 2 Garasi 20 3 Kamar Anak 67,5 3.3.3 Seleksi Seleksi mempunyai peranan penting dalam algoritma genetika, karena pada proses ini dipilih induk yang digunakan untuk menghasilkan individu baru. Seleksi yang digunakan adalah seleksi roda roulette Roulette Wheel Selection. Pada seleksi roda roulette , semakin tinggi nilai fitnessmaka semakin besar kemungkinan untuk terpilih menjadi induk.Rumus untuk mencari probabilitas adalah sebagai berikut: P[k] = fitness[k] total_Fitness 2 Untuk proses seleksi roulete wheel, kita harus mencari terlebih dahulu nilaikumulatif probabilitasnya. Setelah dihitung cumulative probabilitasnya maka proses seleksi menggunakan roulette wheeldapat dilakukan. Dengan menggunakan tabel 3.4 dapat digambarkan proses seleksi yang terjadipada tiap individu. Metode yang digunakan yakni roulette wheel selection. Pada tabel 3.6 dapat diketahui nilai probabilitas tiap individu. Tabel 3.6 Tabel Fitness Area dan Probabilitas Individu Individu Fitness Area Probabilitas 1 52,5 52,5 140 = 0,3750 2 20 20 140 = 0,1429 3 67,5 67,5 140 = 0,4821 Total 140 1,00 Dari probabilitas diatas dapat kita lihat individu ke 2 yang mempunyai fitness area paling kecil yang merupakan individu yang mempunyai nilai fitness tertinggi, maka individu tersebut mempunyai probabilitas untuk terpilih pada generasi selanjutnya lebih besar dari individu lainnya. Untuk proses seleksi kita gunakan roulete wheel. Dengan menjumlahkan nilai probabilitas dari tiap individu dapat diketahui nilai comulative probabilitas adalah 1. 3.3.4 Crossover Crossover penyilangan dilakukan antara 2 kromosom untuk menghasilkan kromosom anak offspring. Kromosom anak yang terbentuk akan mewarisi sebagian sifat kromosom parent. Metode crossover yang paling banyak digunakan adalah crossover satu titik one-point crossover. Dalam proses ini dilakukan sembarang bilangan secara acak untuk menentukan posisi persilangan. Kemudian menukar bagian kanan dari titik potong dari kedua parent kromosom tersebut untuk menghasilkan kromosom anak. Pada Gambar 3.3 menggambarkan skema crossover. Pertama mengacak secara random untuk membuat titik potong pada dua buah kromosom parent dan menentukan one cut point. Pada persilangan pertama parent 1 dan parent 2 dan dilanjutkan dengan persilangan berikutnya. 1. Crossover Individu 1 dan 2 Parent 1 Nama Ruang Ruang Tamu 4x3

R. Keluarga 4x4

Kamar Mandi 3x3 Parent 2 Nama Ruang Garasi 4x4 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Offspring 1 Nama Ruang Garasi 4x4

R. Keluarga 4x4

Kamar Mandi 3x3 Offspring 2 Nama Ruang Ruang Tamu 4x3 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Hasil Sementara : Garasi 4x4 R. Keluarga 4x4 Kamar Mandi 3x3 Ruang Tamu 4x3 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Garasi : Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Tengah Kriteria Tujuan : Zona Publik dan Letak Depan Fitness Area Zona Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,5 = 0,5 = 50 Fitness Area Zona Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 1 = 0,0 = 0 Fitness Area Letak Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,9 = 0,4 = 40 Fitness Area Letak Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 1,2 = -0,2 = -20 Fitness Area Garasi = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 0 + -20 2 = -10 Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 2. Crossover Individu 1 dan 2 Individu 1 Nama Ruang Garasi 4x4

R. Keluarga 4x4

Kamar Mandi 3x3 Individu 2 Nama Ruang Ruang Tamu 4x3 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Offspring 1 Nama Ruang Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Mandi 3x3 Offspring 2 Nama Ruang R. Keluarga 4x4 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Mandi 3x3 R. Keluarga 4x4 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Ruang Tamu : Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Tengah Kriteria Tujuan : Zona Semi Publik dan Letak Depan Fitness Area Zona Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,5 = 0,5 = 50 Fitness Area Zona Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 1 = 0,0 = 0 Fitness Area Letak Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,45 = 0,55 = 55 Fitness Area Letak Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,9 = 0,1 = 10 Fitness Area Ruang Tamu = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 0 + 10 2 = 5 Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi dan Ruang Tamu telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 3. Crossover Individu 1 dan 3 Parent 1 Nama Ruang Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Mandi 3x3 Parent 2 Nama Ruang Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 Kamar Utama 4x4 Offspring 1 Nama Ruang Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 Offspring 2 Nama Ruang Kamar Mandi 3x3 Dapur 4x3 Kamar Utama 4x4 Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 R. Keluarga 4x3 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Kamar Mandi 3x3 Dapur 4x4 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Kamar Anak : Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Privat dan Letak Depan Fitness Area Zona Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,25 = 0,75 = 75 Fitness Area Zona Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,75 = 0,25 = 25 Fitness Area Letak Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,4 = 0,6 = 60 Fitness Area Letak Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 1,2 = -0,2 = -20 Fitness Area Kamar Anak = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 25 + -20 2 = 2,5 Hasil ini berbeda dengan hasil pengujian dikarenakan pada pengujian nilai panjang dan lebar ruang telah mengalami proses mutasi yang menyebabkan adanya swap nilai panjang dan lebar sehingga adanya perubahan dalam perhitungan fitness area. Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi, Ruang Tamu, dan Kamar Anak telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 4. Crossover Individu 2 dan 3 Parent 1 Nama Ruang

R. Keluarga 4x4

Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Parent 2 Nama Ruang Kamar Mandi 3x3 Dapur 4x3 Kamar Utama 4x4 Offspring 1 Nama Ruang Dapur 4x3 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Offspring 2 Nama Ruang Kamar Mandi 3x3

R. Keluarga 4x4

Kamar Utama 4x4 Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Kamar Mandi 3x3 R.Keluarga 4x4 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Dapur : Kriteria Awal : Zona Semi Publik dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Publik dan Letak Tengah Fitness Area Zona Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,5 = 0,5 = 50 Fitness Area Zona Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 1 = 0,0 = 0 Fitness Area Letak Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,45 = 0,55 = 55 Fitness Area Letak Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,9 = 0,1 = 10 Fitness Area Dapur = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 0 + 10 2 = 5 Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi, Ruang Tamu, Kamar Anak, dan Dapur telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 5. Crossover Individu 2 dan 3 Parent 1 Nama Ruang Dapur 4x3 Ruang Makan 4x3 Gudang 2x2 Parent 2 Nama Ruang Kamar Mandi 3x3

R. Keluarga 4x4

Kamar Utama 4x4 Offspring 1 Nama Ruang Dapur 4x3

R. Keluarga 4x4

Gudang 2x2 Offspring 2 Nama Ruang Kamar Mandi 3x3 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 R.Keluarga 4x4 Gudang 2x2 Kamar Mandi 3x3 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Ruang Keluarga : Kriteria Awal : Zona Semi Publik dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Semi Publik dan Letak Tengah Fitness Area Zona Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0 = 0,0 = 0 Fitness Area Zona Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 1 = 0,0 = 0 Fitness Area Letak Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,45 = 0,55 = 55 Fitness Area Letak Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,9 = 0,1 = 10 Fitness Area Ruang Keluarga = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 0 + 10 2 = 5 Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi, Ruang Tamu, Kamar Anak, Dapur, dan Ruang Keluarga telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 6. Crossover Individu 2 dan 3 Parent 1 Nama Ruang Dapur 4x3

R. Keluarga 4x4

Gudang 2x2 Parent 2 Nama Ruang Kamar Mandi 3x3 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Offspring 1 Nama Ruang Dapur 4x3

R. Keluarga 4x4

Kamar Mandi 3x3 Offspring 2 Nama Ruang Gudang 2x2 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 R.Keluarga 4x4 Kamar Mandi 3x3 Gudang 2x2 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Kamar Mandi : Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Privat dan Letak Tengah Fitness Area Zona Sebelum Crossover = 1 = 1 - = 1 – 0,25 = 0,75 = 75 Fitness Area Zona Setelah Crossover = 1 = 1 - = 1 – 0,75 = 0,25 = 25 Fitness Area Letak Sebelum Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,45 = 0,55 = 55 Fitness Area Letak Setelah Crossover = 1 = 1 – = 1 – 0,9 = 0,1 = 10 Fitness Area Ruang Kamar Mandi = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 25 + 10 2 = 17,5 Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi, Ruang Tamu, Kamar Anak, Dapur, Ruang Keluarga dan Kamar Mandi telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 7. Pengecekan Fitness Area Gudang Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 R.Keluarga 4x4 Kamar Mandi 3x3 Gudang 2x2 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Gudang: Kriteria Awal : Zona Publik dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Publik dan Letak Belakang Fitness Area Zona = 1 = 1 – = 1 – 0,67 = 0,33 = 33 Fitness Area Letak = 1 = 1 – = 1 – 0,67 = 0,33 = 33 Fitness Area Gudang = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 33 + 33 2 = 33 Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi, Ruang Tamu, Kamar Anak, Dapur, Ruang Keluarga, Kamar Mandi dan Gudang telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 8. Pengecekan Fitness Area Ruang Makan Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 R.Keluarga 4x4 Kamar Mandi 3x3 Gudang 2x2 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Ruang Makan : Kriteria Awal : Zona Semi Publik dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Semi Publik dan Letak Belakang Fitness Area Zona = 1 = 1 – = 1 – 1 = 0,0 = 0 Fitness Area Letak = 1 = 1 – = 1 – 0,9 = 0,1 = 10 Fitness Area Ruang Makan = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 0 + 10 2 = 5 Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi, Ruang Tamu, Kamar Anak, Dapur, Ruang Keluarga, Kamar Mandi, Gudang dan Ruang Makan telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. 9. Pengecekan Fitness Area Kamar Utama Hasil Sementara : Garasi 4x4 Ruang Tamu 4x3 Kamar Anak 3x4 Dapur 4x3 R.Keluarga 4x4 Kamar Mandi 3x3 Gudang 2x2 Ruang Makan 4x3 Kamar Utama 4x4 Perhitungan Fitness Kamar Utama : Kriteria Awal : Zona Privat dan Letak Belakang Kriteria Tujuan : Zona Privat dan Letak Belakang Fitness Area Zona = 1 = 1 – = 1 – 1 = 0,0 = 0 Fitness Area Letak = 1 = 1 – = 1 – 1,2 = -0,2 = -20 Fitness Area Ruang Makan = Fitness Zona + Fitness Letak 2 = 0 + -20 2 = -10 Gambar 3.5 Skema Crossover Warna hijau pada tabel Hasil Sementara menunjukkan bahwa Garasi, Ruang Tamu, Kamar Anak, Dapur, Ruang Keluarga, Kamar Mandi, Gudang, Ruang Makan, dan Kamar Utama telah diletakkan pada zona dan letak yang menghasilkan nilai fitness area terendah. D ari proses crossover diatas dihasilkan denah sementara sebagai berikut : Keterangan: CP : Carport GR : Garasi RT : Ruang Tamu KA : Kamar Anak DP : Dapur RK : Ruang Keluarga KM : Kamar Mandi GD : Gudang RM : Ruang Makan KU : Kamar Utama Gambar 3.6 Denah Sementara Hasil Crossover Total Fitness Area = 1 = 1 = 1 = 1 – 1,1 = - 0,1 = -10 Pada Gambar 3.4 diatas dapat disimpulkan bahwa berlebihnya penggunaan bidang menimbulkan nilai fitness area yang bernilai minus, sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan denah, masalah ini dapat diatasi dengan dilakukannya penurunan nilai lebar bidang rumah dengan cara penurunan setiap ruang terpilih dengan membandingkan penggunaan lebar lahan dengan lebar ruang pada setiap individu. Proses crossover diatas dilakukan secara acak dengan iterasi yang berulang- ulang hingga didapat individu yang terbaik. Setelah crossover antara parent yang menghasilkan offspring yang kemudian dilakukan kembali iterasi dan crossover seperti yang dijelaskan diatas. Pada crossover ada satu parameter yang sangat penting yaitu peluang crossover Pc. Peluang crossover menunjukkan rasio dari anak yang dihasilkan dalam setiap generasi dengan ukuran populasi. Misalkan ukuran populasi popsize=9, sedangkan peluang crossover Pc=0.66, berarti bahwa diharapkan ada 6 kromosom dari 9 kromosom yang ada pada populasi tersebut akan mengalami crossover. 3.3.5 Mutasi Setelah melalui proses crossover, pada offspring dapat dilakukan proses mutasi. Mutasi dilakukan dengan cara melakukan perubahan pada sebuah gen atau lebih dari sebuah individu. Tujuan dari mutasi adalah agar individu-individu yang ada dalam populasi semakin bervariasi. Mutasi akan sangat berperan jika pada populasi awal hanya ada sedikit solusi yang mungkin terpilih. Sehingga, operasi itu sangat berguna dalam mempertahankan keanekaragaman individu dalam populasi meskipun dengan mutasi tidak dapat diketahui apa yang terjadi pada individu baru. Pada kasus ini skema mutasi yang digunakan adalah swapping mutationmutation exchange . Jumlah kromosom yang mengalami mutasi dalam satu populasi ditentukan oleh parameter mutation rate Pm atau peluang mutasi. Peluang mutasi mengendalikan banyaknya gen baru yang akan dimunculkan untuk dievaluasi. Jika peluang mutasi terlalu kecil, banyak gen yang mungkin berguna tidak pernah dievaluasi. Tetapi bila peluang mutasi ini terlalu besar, maka akan terlalu banyak gangguan acak, sehingga anak akan kehilangan kemiripan dari induknya, dan juga algoritma akan kehilangan kemampuan untuk belajar dari histori pencarian. Mutasi dilakukan untuk mencegah terjadinya konvergensi prematur. Pada mutasi cara swap Penukaran adalah mutasi yang dilakukan dengan menukar langsung nilai dari gen. Pemilihan cara mutasi dilakukan secara random. Namun pada kasus ini pemilihan dilakukan dengan dilakukannya penurunan nilai lebar bidang rumah dengan cara penurunan setiap ruang terpilih dengan membandingkan penggunaan lebar lahan dengan lebar ruang pada setiap individu. Pada kasus ini ruang terpilih adalah Kamar Anak yang akan ditukarkan nilai panjang dengan nilai lebar nya, demikian sebaliknya. Hasil akhir proses crossover: Gambar 3.7 Denah Sementara Hasil Crossover Hasil proses swap : Gambar 3.8 Hasil Proses Mutasi Total Fitness Area Setelah Mutasi = 1 = 1 = 1 = 1 – 0,95 = 0,05 = 5 Dengan didapatnya nilai fitness area setelah mutasi bernilai 5 , maka dapat disimpulkan bahwa hanya 5 dari lahan yang terbuang.

3.3.6 Proses Output

Pada tahap akhir, yaitu proses output dimana hasil dari seluruh pencarian letak dan pengurutan pola ruang dengan menggunakan algoritma genetika akan ditampilkan pada program ini. Contoh dari hasil output pada program ini bisa dilihat pada Gambar 3.7. 5 Gambar 3.9 Sampel Hasil Akhir Pengurutan Objek Pola Ruang Pada output akhir sistem, Carport CP yang ditampilkan pada Gambar 3.7 tidak mengalami proses crossover dan mutasi, melainkan dihasilkan secara otomatis dengan menggunakan nilai panjang Garasi GR dan menggunakan nilai lebar halaman depan, dengan cara ini dapat dibentuk penghubung antara jalan depan rumah dengan bangunan rumah.

3.4 Perancangan Program

Perancangan sistem bertujuan untuk memenuhi berbagai tuntutan untuk menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat memberikan tata ruang dengan pola terbaik. Sistem ini diharapkan memberikan kemudahan bagi penggunanya. Perancangan ini berupa perancangan struktur, use case diagram dan perencanaan interface dan masing-masing menu. 3.4.1 Rancangan Struktur Aplikasi Gambar 3.10 Rancangan Struktur Menu Pada rancangan menu diatas dapat disimpulkan bahwa ada 3 tahap input data yang harus dilakukan oleh user untuk mendapatkan sebuah tata letak ruang yaitu tahap pertama merupakan input data lahan yang memungkinkan user untuk memasukkan nilai panjang dan lebar lahan, lebar jalan depan rumah, dan parameter arah rumah, tahap kedua merupakan input data halaman yang memungkinkan user untuk memasukkan nilai panjang dan lebar dari halaman depan dan halaman belakang rumah, dan tahap ketiga merupakan input data ruang yang memungkinkan user untuk memasukkan nilai panjang dan lebar setiap ruang yang telah ditentukan. Setelah user melalui 3 tahap yang telah disebutkan sebelumnya, maka user akan memperoleh suatu denah yang merupakan proses tata letak ruang dan mendapatkan nilai fitness area serta nilai permutation rate berdasarkan nilai yang di input oleh user pada tahapan sebelumnya. 3.4.2 Flowchart Diagram Pada tahap penjelasan program selanjutnya dengan menggunakan Flowchart Diagram dari proses mulai hingga selesai untuk mendapatkan solusi optimal dapat dilihat ilustrasinya pada Gambar 3.9. User Proses Hasil Input Data Lahan Input Data Halaman Input Data Ruangan Denah Letak Ruang Fitness Area Permutation Rate Gambar 3.11 Flowchart Analisis Program 3.4.3 Data Flow Diagram Data Flow Diagram DFD adalah alat yang biasa dipakai untuk mendokumentasikan proses dalam system atau sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data Mulai Data Objek Bidang Lahan dan Parameter Perhitungan Jumlah Room Area Pembentukan populasi awal Penyusunan objek dalam bidang Perhitungan Fitness NewGen LastGen Perhitungan Fitness Selesai Pembentukan Populasi GA Generasi = Generasi + 1 tidak ya bergerak dari input menjadi output. Gambar 3.10 menggambarkan diagram aliran data aliran data system yang akan dibuat. Gambar 3.12 Diagram Konteks DFD Berikut ini adalah penjelasan proses DFD level 0 Penentuan Tata Letak Ruang menggunakan Algoritma Genetika : a. Proses Nama Proses : Penentuan Tata Letak Ruang menggunakan Algoritma Genetika. Keterangan : Proses penentuan tata letak ruang berdasarkan pengolahan nilai panjang x lebar tiap data dengan menggunakan Algoritma Genetika. b. Arus Data Input : Data panjang x lebar lahan, lebar jalan, dan arah rumah Data panjang x lebar Kamar Utama, Kamar Anak, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang. Proses yang ada pada Diagram Konteks diatas dapat dipecah lagi menjadi proses yang lebih lengkap dalam DFD level 1. Diagram untuk DFD level 1 dapat dilihat pada Gambar 3.11. User Sistem Tata Letak Ruang Data Lahan Data Halaman Data Ruangan Denah Fitness Area Mutation Rate nilai variabel Gambar 3.13 DFD Level 1 Proses 1 Nama Proses : Data variabel Input : Data variabel berupa panjang x lebar lahan, lebar jalan, dan arah rumah, data panjang x lebar Kamar Utama, Kamar Anak, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang. Output : Detail data variabel Keterangan : Proses input data variabel Proses 2 Nama Proses : Olah data variabel Input : Data variabel genetik berupa panjang x lebar lahan, lebar jalan, dan arah rumah, data panjang x lebar Kamar Utama, Kamar Anak, User 1.0 DataVariabel detail nilai variabel hasil optimasi 2.0 Olah Data Variabel 3.0 Hasil detail nilai variabel Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang. Output : Detail data variabel Keterangan : Proses untuk mengolah data variable Proses 3 Nama Proses : Hasil Input : Data variable berupa panjang x lebar lahan, lebar jalan, dan arah rumah, data panjang x lebar Kamar Utama, Kamar Anak, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang. Output : Analisis denah menggunakan algoritma genetika Keterangan : Hasil penentuan tata letak ruang dengan menggunakan algoritma genetika Proses yang ada pada DFD Level 1 diatas dapat dipecah lagi menjadi proses yang lebih sederhana dalam DFD level 1 Proses 2. Diagram untuk DFD level 1 Proses 2 dapat dilihat pada Gambar 3.12. Gambar 3.14 DFD Level 1 Proses 2 Proses 1 Nama Proses : Inisialisasi Kromosom Input : Indeks variable Kamar Utama, Kamar Anak, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang. Output : Data zona dan kriteria Kamar Utama, Kamar Anak, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang Keterangan : Proses penentuan kromosom dalam algoritma genetika. populasi baru yang sudah di mutasi populasi baru User 2.1 Inisialisasi Kromosom nilai variabel populasi baru yang sudah di crossover 2.2 Fitness 2.5 Mutasi 2.3 Pemilihan Parents 2.4 Crossover 2.6 Hasil generasi terbaik Proses 2 Nama Proses : Fitness Input : Data variable genetik berupa nilai panjang x lebar Kamar Utama, Kamar Anak, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang. Output : Nilai fitness ruang Keterangan : Proses penentuan fitness dalam algoritma genetika Proses 3 Nama Proses : Pemilihan Parents Input : Data variable individu berupa nilai panjang x lebar Kamar Utama, Kamar Anak, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Makan, Garasi Dapur, dan Gudang. Output : Parents terpilih Keterangan : Proses pemilihan parents dalam algoritma genetika Proses 4 Nama Proses : Crossover Input : Populasi baru yang merupakan parents terpilih Output : Populasi baru yang telah di crossover Keterangan : Proses crossover dalam algoritma genetika Proses 5 Nama Proses : Mutasi Input : Populasi baru yang telah di crossover Output : Hasil terbaik atau populasi baru yang telah di mutasi untuk dilakukan pengujian ulang. Keterangan : Proses mutasi dalam algoritma genetika untuk menghasilkan generasi terbaik. 3.4.4 Use Case Diagram Gambar 3.15 Use Case Diagram untuk Optimizer Langkah pertama yang yang dilakukan untuk membuat kebutuhan pengguna adalah memodelkan sistem, hal tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan use case diagram . Dengan use case diagram dapat diketahui proses yang terjadi pada aktivitas sistem penentuan tata letak ruang. Use case tersebut menggambarkan mengenai proses yang digunakan dan data model dari sistem. Sebuah use case diagram terdiri dari: Masukkan input data luas lahan dan lebar jalan dan settingan parameter arah rumah uses uses uses User Optimizer Masukkan input data halaman depan dan belakang dengan parameter GSB Masukkan input data panjang x lebar setiap ruangan Menginformasikan hasil tata letak ruang uses  Actor : seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem. Dalam halini adalah user.  Use case : perilaku, dalam sistem ini meliputi operator-operator algoritma genetika. Deskripsi use case diagram dari gambar 3.13: 1. Use case : input data lahan Actor : user Deskripsi : user memasukkan nilai panjang dan lebar lahan, lebar jalan, dan arah rumah. 2. Use case : input data halaman Actor : user Deskripsi : user memasukkan nilai panjang dan lebar halaman depan dan belakang. 3. Use case : input data ruangan Actor : user Deskripsi : user memasukkan nilai nilai panjang dan lebar tiap ruang. 4. Use case : output letak ruang Actor : user Deskripsi : user dapat melihat hasil penentuan tata letak ruang. 3.4.5 Rancangan Layar Program a. Page Lahan Rumah Page lahan ini merupakan halaman yang menampilkan form yang berfungsi untuk menerima inputan dari user yang berupa keterangan keseluruhan lahan yang akan diproses. Gambar 3.16 Rancangan Layar Page Lahan Rumah b. Page Garis Sempadan Bangunan GSB dan Halaman Rumah Page GSB dan halaman rumah ini merupakan halaman yang menampilkan form yang berfungsi untuk menerima inputan dari user yang berupa permintaan luas halaman pada rumah. GSB akan dihasilkan secara otomatis dengan perhitungan nilai lebar jalan yang didapat melalui input yang dilakukan user pada tahap sebelumnya. Gambar 3.17 Rancangan Layar Page GSB GSB m Halaman Depan X m Halaman Belakang X m Address bar Next Luas Lahan X m Lebar Jalan m Arah Rumah Utara Selatan Address bar Next c. Page Optimizer Page Optimizer ini merupakan halaman yang berfungsi untuk menerima inputan dariuser yang berupa data-data tiap ruangan yang dibutuhkan untuk tahap pencarian solusi serta tampilan untuk hasil daripencarian solusi yang diinginkan. Gambar 3.18 Rancangan Layar Menu Optimizer Address bar Panjang | Lebar Luas Lahan | m Luas Sisa m ● Kamar Utama | m ● Kamar Anak | m ● Kamar Mandi 1 | m ● Ruang Keluarga | m ● Ruang Tamu | m ● Ruang Makan | m ● Dapur | m ● Garasi | m ● Kamar Mandi 2 | m Run BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi Sistem