4. Unsur Psiko-Politik
Bahwa untuk menegaskan materi pengaturan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah yang merupakan bagian dari pengaturan pemerintahan daerah
dan demi menjamin pengaturan yang lebih rinci, komprehensif dan spesifik maka pengaturan pemilihan kepala daerah perlu dibuat dalam suatu undang-
undang tersendiri;
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum memuat dasar kewenangan pembuatan undang-undang dan peraturan perundang-undangan ang memerintahkan pembuatan undang-
undang tersebut sebagaimana diatur dalam ketentuan Lampiran Nomor 26 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentuan Peraturran
Perundang-Undangan. Adapun dasar hukum pembentukan Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah adalah Pasal 18 ayat 4,
Pasal 20, dan Pasal 22D ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
C. Ketentuan Umum
Bagian ini merumuskan mengenai ketentuan umum yang berisikan pengertian atau definisi, singkatan atau akronim, dan hal-hal lain yang bersifat
umum yang berlaku bagi pasal-pasal berikutnya. Bagian ketentuan umum ini mencerminkan asas, maksud dan tujuan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Lampiran Nomor 74 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yang dituangkan dengan
memaparkan beberapa alternatif rumusan. Dalam hal ini asas dan tujuan bersumber pada nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun ketentuan umum yang cukup krusial dalam Rancangan Undang-
Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah misalnya mekanisme Pemilihan Gubernur, mekanisme pemilihan BupatiWalikota, kedudukan wakil kepala
daerah serta e-voting penggunaan instrumen elektronik untuk proses pemilihan.
D. Materi Pokok yang Akan Diatur
Bagian ini menguraikan rumusan materi pokok muatan Undang-Undang yang perlu diatur. Materi pokok dituangkan dalam bentuk rumusan norma
beserta alternatifnya dan sedapat mungkin telah disusun secara sistematik dalam bab pengaturan. Sistematika dari pengaturan pokok tersebut misalnya
terdiri dari pengaturan hak dan kewajiban, pengaturan kewenangan dan kelembagaan, pengaturan mekanisme dan pengaturan larangan-larangan.
Ketentuan mengenai sanksi administratif atau sanksi keperdataan dapat dituangkan dalam materi muatan suatu Rancangan Undang-Undang jika
diperlukan, terutama apabila terjadi pelanggaran norma terhadap materi pokok yang diatur. Sanksi administratif dapat berupa antara lain, pencabutan izin,
pembubaran, pengawasan, pemberhentian sementara, denda adminstratif, atau daya paksa polisional. Sanksi keperdataan daat berupa antara lain ganti
kerugian. Adapun substansi pada materi pokok yang akan diatur dalam Rancangan
Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah adalah Ketentuan Umum, Pemilihan Gubernur dan Pemilihan BupatiWalikota, Ketentuan Pidana, Ketentuan Lain-