2013 02 16 02 29 01 DIM RUU PILKADA KOMPILASI FRAKSI FRAKSI (BUKU I) PER 16 JANUARI 2013 (2)
TENTANG
PEMILIHAN KEPALA DAERAH
NODIM RANCANGAN UNDANG-UNDANG FRAKSI USULAN PERUBAHAN RUMUSAN SETELAH PERUBAHAN
1
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan Substansi
Merujuk Pasal 18 ayat (4):
“Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis” adalah berjudul “RUU tentang Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota.”
Merujuk Putusan MK No. 012-013/ PUU-ll/2004, interpretasi MK setidaknya melahirkan dua hal pokok pemahaman yang bersifat umum:
Pertama: proses pemilihan pejabat penyelenggara
pemerintahan, yaitu Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD, dan Gubernur, Bupati serta Walikota dalam kelompok kategori yang sama, yakni pemilihan umum sebagaimana dimaksud Padal 22E UUD NRI 1945.
Kedua: penyelenggara dan penyelenggaraannya
diatur terpisah dari pengaturan otonomi daerah.
a. Penyelenggara oleh KPU sebagaimana diatur
dalam UU 15/2011 Penyelenggara Pemilu.
b. Penyelenggaraanya diatur dalam UU tersendiri,
sebagaimana proses pemilihan pejabat
penyelenggara pemerintahan sebagai rezim pemilihan umum.
Dalam hal ini UU Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD; UU Pemilu Presiden/Wakil Presiden; UU Pemilu Gubernur, Bupati, Walikota (judul seharusnya pada RUU yang sekarang sedang dalam pembahasan).
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN UMUMGUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
(2)
2 DIM
PAN TETAP
PPP Judul RUU diubah karena adanya tambahan
substansi, bahwa kepala daerah dipilih bersama-sama dengan wakil kepala daerah.
Setelah frase KEPALA DAERAH ditambahkan farse
DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Perubahan substansi, karena kepala daerah dipilih bersama-sama dengan wakil kepala daerah dalam satu pasangan/paket. Wakil kepala daerah tidak diisi oleh pejabat karier, tetapi merupakan jabatan politis. Jabatan karier cukup sampai di sekretaris daerah. Mengenai adanya fenomena disharmonisasi antara kepala daerah dan wakil kepala daerah, perlu dilakukan regulasi yang lebih jelas, detil dan ketat mengenai bentuk hubungan kerja sama kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam RUU pemda.Sehingga dengan adanya regulasi yang tegas tersebut dapat meminimalisir terjadinya disharmonisasi antara kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Pasal-pasal berikutnya dilakukan penyesuaian..
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PKB Pemilihan umum Kepala daerah dan wakil kepala
daerah tetap dilakukan sepaket dan dipilih langsung oleh rakyat, karena Kepala Daerah dan Wakil kepala daerah adalah legitimasi politik yang dikehendaki rakyat, dan hasil perjuangan reformasi dan demokrasi di negeri ini. Mengenai pertimbangan efisiensi bisa dilakukan perombakan dalam tahapan dan program pemilihan umum.
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
GERINDRA TETAP
HANURA Diganti: (1) Pemilihan Kepala Daerah sudah masuk ke rezim pemilu berdasarkan UU No.15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu: (2) Karena termasuk rezim pemilu, maka pemilihan kepala daerah perlu dipertimbangkan untuk dilakukan secara serentak.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
(3)
3 DIM
2
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Pemilihan Kepala Daerah yang
demokratis sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4)
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu diatur
penyelenggaraan pemilihan kepala
daerah;
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU:
Sebelum konsideran menimbang huruf a
ditambahkan konsideran baru yang menjelaskan tujuan terbentuknya pemerintahan sesuai dengan Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 berikut sistem otonomi daerah yang melahirkan pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota
Menimbang : a. bahwa Pemerintahan Daerah
Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten dan Pemerintahan Daerah Kota dibentuk sebagai bagian dari
Pemerintahan Indonesia yang
bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU:
Perlu ditambahkan konsideran yang menyebutkan tentang pentingnya jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai kepala pemerintah daerah.
b. bahwa untuk mempercepat
pencapaian tujuan nasional tersebut,
pemerintah daerah hendaknya
dipimpin oleh Gubernur, Bupati, dan Walikota yang jujur, dapat dipercaya, aspiratif dan legitimate yang dipilih melalui pemilihan umum secara demokratis.
Perubahan penomoran butir a menjadi butir c, penyempurnaan substansi:
Merubahan frasa “pemilihan kepala daerah” menjadi
“pemilihan umum Gubernur, Bupati, dan Walikota”
(Mutatis mutandis dengan judul RUU (DIM No. 1).
c. bahwa dalam rangka mewujudkan pemilihan umum Gubernur, Bupati,
dan Walikota yang demokratis
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, perlu diatur
penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota;
(4)
4 DIM
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN REDAKSI Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Pemilihan umum Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah yang
demokratis sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4)
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,
perlu diatur penyelenggaraan
pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah;
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Pemilihan Kepala Daerah yang
demokratis sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4)
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,
perlu diatur penyelenggaraan
pemilihan umumkepala daerah;
3
b. bahwa penyelenggaraan pemilihan kepala daerah sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang
Pemerintahan Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
PD TETAP
PG “sudah tidak sesuai dengan perkembangaan
keadaan” merupakan kalaimat yg sangat abstrak.
Sebuah dasar pertimbangan seyogyanya berangkat dari permasalahan yg konkret. Seharusnya diganti
dengan kalimat “perlu dimutakhirkan sesuai dengan
tingkat kebutuhan dan efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah”
bahwa penyelenggaraan pemilihan kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang
Pemerintahan Daerah perlu dimutakhirkan sesuai
dengan tingkat kebutuhan dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri
(5)
5 DIM
PDI.P Perubahan penomoran butir a menjadi butir c, Penyempurnaan substansi pada frasa:
“pemilihan kepala daerah” menjadi “Pemilihan Umum
Gubernur, Bupati, dan Walikota” (Mutatis mutandis
dengan judul RUU (DIM No. 1)
d. bahwa penyelenggaraan Pemilihan
Umum Gubernur, Bupati, dan
Walikota sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang
Pemerintahan Daerah sudah tidak
sesuai dengan perkembangan
keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB Perlu disebutkan UU Pemerintah daerah UU no 32
tahun 2004 yang telah diusahakan dilakukan derivasi ke beberapa Undang undang
b. bahwa penyelenggaraan kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI b. bahwa penyelenggaraan pemilihan
umum kepala daerah sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah sudah tidak
sesuai dengan perkembangan
keadaan sehingga perlu diatur dalam Undang-Undang tersendiri;
4
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah;
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Perubahan penomoran butir a menjadi butir c, Penyempurnaan substansi pada frasa:
“Pemilihan Kepala Daerah;” menjadi “Pemilihan
Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota.” (Mutatis
mutandis dengan judul RUU (DIM No. 1)
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan
Umum Gubernur, Bupati, dan
Walikota.
(6)
6 DIM
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN REDAKSI c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah;
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah;
5
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (4), Pasal 20,
dan Pasal 22 E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
PD
Memasukkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai salah satu
dasar hukum
Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 22 E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan penomoran butir: menjadi butir 1, Penyempurnaan substansi: penambahan Pasal 22E ayat (5).
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 22 E ayat (1) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU:
Merujuk UU 12/2011 tentang PPP, Lampiran II huruf B.4. Dasar Hukum, butir 28 dan 40., maka ketentuan Mengingat dalam RUU ini perlu memuat peraturan
perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan peraturan perundang-undangan, dalam hal ini peraturan perundang-undangan dimaksud adalah UU Pemerintahan Daerah yang sedang dalam
proses penyusunan. (Konkordan dengan DIM
310/Pasal 40 RUU Pemda).
2. Undang-Undang Nomor ... Tahun ....
tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ..., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ....)
(7)
7 DIM
CATATAN:
UU 12/2011 tentang PPP, Lampiran II huruf B.4. Dasar Hukum, butir 28 dan 40:
28. Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundangundangan; dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang
memerintahkan pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
40. Jika terdapat Peraturan Perundang–undangan di
bawah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memerintahkan
secara langsung pembentukan Peraturan
Perundang–undangan, Peraturan Perundang–
undangan tersebut dimuat di dalam dasar hukum.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
6
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan substansi pada frasa:
“PEMILIHAN KEPALA DAERAH;” menjadi
“PEMILIHAN UMUM GUBERNUR, BUPATI, DAN
WALIKOTA.” (Mutatis mutandis dengan judul RUU
(DIM No. 1)
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA.
PKS TETAP
(8)
8 DIM
PPP
PKB PERUBAHAN REDAKSI Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA
DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG
PEMILIHAN UMUM KEPALA
DAERAH.
7
BAB I KETENTUAN UMUM
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
8
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
PKS TETAP
(9)
9 DIM
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
9
1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang dilakukan pembahasan)
1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
10
2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang dilakukan pembahasan)
2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB
(10)
10 DIM
HANURA DIGANTI:
(1) kata pemerintahan tidak konsisten dengan ayat 1;
(2) Kata pemerintahan juga menunjuk pada organisasi pemerintahan daerah.
Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
11
3. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota,
dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Penyempurnaan substansi:
merubahan frasa “gubernur, bupati atau walikota”
menjadi “kepala pemerintah daerah”.
(Jika dipandang perlu, perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang dilakukan pembahasan)
3. Pemerintah daerah adalah kepala pemerintah daerah
dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
3. Pemerintah daerah adalah gubernur dan wakil
gubernur, bupati dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Pemerintah daerah adalah gubernur dan wakil gubernur,
bupati dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
12
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang
selanjutnya disebut DPRD Provinsi atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di Provinsi dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang
selanjutnya disebut DPRD Provinsi atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di
tingkat Provinsi dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
(11)
11 DIM
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang
dilakukan pembahasan)
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang
selanjutnya disebut DPRD Provinsi atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di
Provinsi dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
13
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut DPRD Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di
Kabupaten/Kota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
yang selanjutnya disebut DPRD Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah di tingkat Kabupaten/Kota sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
PG TETAP TETAP
PDI.P TETAP
(Perumusannya masih diperlukan penyesuaian dengan UU Pemda yang sekarang RUU nya sedang
dilakukan pembahasan)
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
yang selanjutnya disebut DPRD Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah di Kabupaten/Kota sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
14
6. Kepala Daerah adalah gubernur untuk provinsi dan
bupati/walikota untuk kabupaten/kota.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
6. Kepala Daerah adalah gubernur untuk tingkat
provinsi dan bupati/walikota untuk tingkat
kabupaten/kota.
(12)
12 DIM
PDI.P Penyempurnaan substansi:
- Merubah frasa “Kepala Daerah” menjadi “Kepala
Pemerintah Daerah” (Mutatis mutandis DIM 10).
- Merubah frasa “gubernur” menjadi “gubernur
dengan dibantu wakil gubernur”.
- Merubah frasa “bupati/walikota” menjadi
“bupati/walikota dengan dibantu wakil bupati/wakil
walikota”.
6. Kepala Pemerintah Daerah adalah gubernur dengan
dibantu wakil gubernur untuk provinsi dan bupati/walikota dengan dibantu wakil bupati/wakil walikota untuk kabupaten/kota.
PKS TETAP
PAN TETAP
ADA TAMBAHAN Wakil kepala daerah adalah wakil Gubernur untuk provinsi, dan wakil bupati/wakil walikota untuk kabupaten/kota.
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
6. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah
gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi dan bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota untuk kabupaten/kota.
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Kepala Daerah adalah gubernur dan wakil gubernur untuk
provinsi, bupati/walikota dan wakil bupati/walikota untuk kabupaten/kota
15
7. Pemilihan Kepala Daerah yang selanjutnya
disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/walikota yang merupakan sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan
kabupaten/kota untuk memilih gubernur dan bupati/walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI 7. Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota
yang selanjutnya disingkat Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(13)
13 DIM
PAN ADA PERUBAHAN Pemilihan Kepala Daerah yang selanjutnya
disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan gubernur dan wakil gubernur dan pemilihan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih gubernur wakil gubernur dan dan bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PPP Setelah frase pemilihan ditambahkan kata pasangan,
dan setelah kata Gubernur ditambahkan frase dan
wakil gubernur, dan sesudah frase pemilihan ditambahkan kata pasangan, setelah frase bupati/walikota ditambahkan frase wakil bupati/wakil walikota.
Pengisian kepala daerah dilakukan secara paket dengan wakil kepala daerah. Dengan demikian jabatan wakil kepala daerah adalah jabatan politis bukan merupakan jabatan karier. Pentingnya jabatan wakil kepala daerah selain merupakan pengganti apabila kepala daerah berhalangan tetap, juga membantu tugas kepala daerah. Agar terjadi harmoni dan meminimalisir apabila terjadi ketegangan antara kepala daerah dan wakil kepala daerah maka pengaturan tentang wakil kepala daerah harus dipertegas dan dirinci dalam UU Pemda.
7. Pemilihan Kepala Daerah yang selanjutnya
disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan
pasangan gubernur dan wakil gubernur dan
pemilihan pasangan bupati/walikota dan wakil
bupati/wakil walikota yang merupakan sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan
kabupaten/kota untuk memilih pasangan gubernur
danwakil gubernur dan pasangan bupati/walikota
dan wakil bupati/wakil walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
7. Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yang selanjutnya disebut/disingkat
Pemilukada adalah Pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur dan pemilihan umum bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih gubernur dan wakil gubernur dan pemilihan umum bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(14)
14 DIM
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Pemilihan Umum Kepala Daerah yang selanjutnya
disebut/disingkat Pilkada adalah Pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/walikota yang merupakan sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan
kabupaten/kota untuk memilih gubernur dan bupati/walikota
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
16
8. Partai Politik adalah partai politik peserta pemilihan umum
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Partai Politik dan termasuk partai politik lokal di Aceh.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
8. Partai Politik adalah partai politik peserta pemilihan
umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Partai Politik dan termasuk partai politik lokal di Daerah Istimewa Aceh.
PG TETAP TETAP
PDI.P PENYEMPURNAAN SUBSTANSI 8. Partai Politik adalah partai politik yang telah ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum anggota DPRD.
PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU 9. Gabungan Partai Politik adalah gabungan 2 (dua) Partai Politik atau lebih yang bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan walikota dan wakil walikota.
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA TETAP
HANURA DIGANTI Partai Politik adalah partai politik peserta pemilihan umum
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pemilu.
17
9. Fraksi adalah kepanjangan dari partai politik peserta
pemilihan umum yang memiliki kursi di DPRD atau sebutan lainnya dan sebagai wahana berhimpunnya anggota DPRD atau sebutan lainnya.
PD TETAP
PG Menambahkan kata “tangan” setelah kata
“kepanjangan”. Fraksi adalah kepanjangan peserta pemilihan umum yang memiliki kursi di DPRD atau tangan dari partai politik
sebutan lainnya dan sebagai wahana berhimpunnya anggota DPRD atau sebutan lainnya.
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR 10. Fraksi adalah kepanjangan dari partai politik peserta pemilihan umum yang memiliki kursi di DPRD atau sebutan lainnya dan sebagai wahana berhimpunnya anggota DPRD atau sebutan lainnya.
(15)
15 DIM
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB DIHAPUS
GERINDRA DIHAPUS
HANURA TETAP
18
10. Calon Gubernur adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh Fraksi atau gabungan Fraksi DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi.
PD TETAP
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan
Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P DIHAPUS
PKS DIUBAH DAN DIREVISI 10. Calon gubernur dan wakil gubernur adalah peserta pemilihan yang disulkan oleh partai yang mendapatkan kursi di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi
11. Calon persorangan gubernur dan wakil gubernur adalah perserta pemilihan yang diusulkan oleh masyarakat yang memenuhi persyaratan dukungan dari masyarakat di provinsi yang bersangkutan dan didaftarkan di KPU provinsi
PAN DIUBAH Pasangan calon gubernur wakil gubernur adalah peserta
pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Provinsi.
PPP Sebelum kata Calon ditambahkan kata pasangan dan
sesudah kata Gubernur ditambahkan frase dan wakil
gubernur.
10. Pasangan calon Gubernur dan wakil gubernur
adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh Fraksi atau gabungan Fraksi DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi.
PKB Pemilihan umum gubernur oleh DPRD merupakan
kemunduran dalam perkembangan demokrasi kita, jabatan Gubernur mempunyai legitimasi politik yang sama dengan Bupati atau walikota yang dipilih langsung oleh rakyat, apalagi sering kita jumpai fenomena pembangkangan bupati/walikota yang diundang oleh Gubernur pada saat Gubernur masih dipilih DPRD.
9. Calon Gubernur dan wakil gubernur adalah peserta pemilihan umum yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Propinsi.
(16)
16 DIM
GERINDRA DIUBAH DAN PERUBAHAN NOMOR AYAT 9. Calon Gubernur adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftarkan atau di KPU Provinsi.
HANURA DIGANTI Calon Gubernur dan Wakil Gubernur adalah peserta
pemilihan umum kepala daerah yang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftarkan diri atau didaftarkan di
KPU Provinsi secara berpasangan.
19
11. Calon bupati/walikota adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P Perubahan penomoran butir,
Penyempurnaan substansi: rumusan Pemerintah pada butir 10 dan butir 11 digabung menjadi
satu rumusan baru butir 11.
11. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan walikota dan wakil walikota yang selanjutnya disebut pasangan calon adalah pasangan calon peserta Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota yang telah memenuhi persyaratan untuk dipilih sebagai gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota.
PKS DIUBAH DAN DIREVISI 12. Calon Bupati dan wakil bupati adalah peserta pemilihan yang disulkan oleh partai yang mendapatkan kursi di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang didaftarkan di KPU Provinsi
13. Calon persorangan bupati dan wakil bupati adalah perserta pemilihan yang diusulkan oleh masyarakat yang memenuhi persyaratan dukungan dari masyarakat di provinsi yang bersangkutan dan didaftarkan di KPU provinsi
PAN DIUBAH Pasangan calon bupati/walikota adalah peserta pemilihan
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
PPP Sebelum kata calon ditambahkan kata pasangan dan
setelah frase bupati/walikota ditambahkan frase dan
wakil bupati/wakil walikota.
11. Pasangan calon bupati/walikota dan wakil
bupati/wakil walikotaadalah peserta pemilihan yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
(17)
17 DIM
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
10. Calon bupati dan wakil bupati / walikota dan wakil walikota adalah peserta pemilihan umum yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
GERINDRA Perubahan nomor ayat 10. Calon bupati/walikota adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KPU Kabupaten/Kota.
HANURA DIGANTI Calon bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota
adalah peserta pemilihan umum kepala daerah yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan yang mendaftarkan diri atau didaftarkan
di KPU Kabupaten/Kota secara berpasangan.
20
12. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah di provinsi dan kabupaten/kota.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI 12. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, masing-masing adalah Penyelenggara Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota di provinsi atau kabupaten/kota.
PKS TETAP NO. URUT MENJADI 14 14.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB TETAP
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 11. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah di provinsi dan kabupaten/kota.
HANURA DIGANTI Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara
Pemilihan Umum Kepala Daerah di provinsi dan kabupaten/kota.
(18)
18 DIM
21
13. Panitia Pemilihan di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang selanjutnya disebut Panlih adalah panitia yang dibentuk dengan keputusan Pimpinan DPRD Provinsi atau sebutan lainnya dan bertugas untuk menyusun peraturan tata tertib pemilihan Gubernur serta menyelenggarakan pemilihan.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
13. Panitia Pemilihan Gubernur yang ada di DPRD
Provinsi atau sebutan lainnya yang selanjutnya disebut Panlih adalah panitia yang dibentuk dengan keputusan Pimpinan DPRD Provinsi atau sebutan lainnya dan bertugas untuk menyusun peraturan tata
tertib pemilihan serta menyelenggarakan pemilihan
Gubernur.
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan
Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase pemilihan Gubernur ditambahkan frase
dan wakil gubernur.
13. Panitia Pemilihan di DPRD Provinsi atau sebutan lainnya yang selanjutnya disebut Panlih adalah panitia yang dibentuk dengan keputusan Pimpinan DPRD Provinsi atau sebutan lainnya dan bertugas untuk menyusun peraturan tata tertib pemilihan
Gubernur dan wakil gubernur serta
menyelenggarakan pemilihan.
PKB Konsekuensi perubahan ayat (10) ayat ini dihapus DIHAPUS
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIHAPUS
22
14. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR 13. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
PKS NO. URUT BERUBAH 14. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut
PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
PAN TETAP
(19)
19 DIM
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 12. Panitia Pemilihan umum Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan umum di tingkat kecamatan atau nama lain.
GERINDRA TETAP, PERUBAHAN NOMOR AYAT 12. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
HANURA DIGANTI Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota
untuk menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala
Daerah di tingkat kecamatan atau nama lain.
23
15. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR 14. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
PKS NO. URUT BERUBAH 15. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 13. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan umum di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 13. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
HANURA DIGANTI Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota
untuk menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala
(20)
20 DIM
24
16. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR 15. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
PKS NO. URUT BERUBAH 16. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,
selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 14. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,
selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 14. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,
selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
HANURA TETAP
25
17. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan bupati/walikota.
PD TETAP
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan
Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
16. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
PENAMBAHAN SUBSTANSI BARU 17. Badan Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilihan kabupaten/kota selanjutnya
disebut Bawaslu Provinsi dan Panwas
Kabupaten/Kota, masing-masing adalah pengawas Pemilu Gubernur, Bupati, atau Walikota di provinsi dan kabupaten/kota.
PKS NO. URUT BERUBAH 17. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan bupati/walikota.
(21)
21 DIM
PAN TETAP
PPP Setelah frase pemilihan bupati/walikota ditambahkan
frase dan wakil bupati/wakil walikota.
17. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan
suara untuk Pemilihan bupati/walikota dan wakil
bupati/wakil walikota.
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 15. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut
TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 15. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan bupati/walikota.
HANURA DIGANTI Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk
Pemilihan Umum Kepala Daerah.
26
18. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota.
PD REDAKSINYA DISEMPURNAKAN 18. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah
panitia yang dibentuk oleh Badan Pengawas
Pemilu, yang selanjutnya disebut Bawaslu, untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
bupati/walikota.
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS Ditambah dengan diadakan Panitia Pengawas
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur sehinga no.20 menjadi no.21
20. Panitia Pengawas Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur selanjutnya disebut Panwas Propinsi , adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
21. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota,
selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
bupati/walikota.
(22)
22 DIM
PPP Setelah frase pemilihan bupati/walikota ditambahkan
frase dan wakil bupati/wakil walikota.
18. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota,
selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
bupati/walikota danwakil bupati/wakil walikota.
PKB PERUBAHAN REDAKSI DAN ANGKA AYAT 16. Panitia Pengawas Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 16. Panitia Pengawas Pemilihan bupati/walikota,
selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
bupati/walikota.
HANURA DIGANTI Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah
Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwas
Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh
Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
Umum Kepala Daerah di wilayah Kabupaten/Kota.
27
19. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk
oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di wilayah kecamatan.
PD REDAKSINYA DISEMPURNAKAN 19. Panitia Pengawas Pemilihan di tingkat Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di wilayah kecamatan.
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
18. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan,
selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan pemilihan di wilayah kecamatan.
PKS REDAKSI TETAP
NO. URUT BERUBAH MENJADI 22.
22. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan,
selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di wilayah kecamatan.
(23)
23 DIM
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 17. Panitia Pengawas Pemilihan umum Kecamatan,
selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.di wilayah kecamatan.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 17. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan,
selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di wilayah kecamatan.
HANURA DIGANTI Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya
disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk
oleh Panwas Kabupaten/Kota untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah di
wilayah kecamatan.
28
20. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan bupati/walikota di desa atau sebutan lainnya/kelurahan.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
19. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas
yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan pemilihan di desa atau sebutan lainnya/kelurahan.
PKS REDAKSI TETAP
NO.URUT BERUBAH MENJADI 23
23. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
bupati/walikota di desa atau sebutan
lainnya/kelurahan.
PAN TETAP
PPP TETAP
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT 18. Pengawas Pemilihan umum Lapangan adalah
petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah di desa atau sebutan lainnya/kelurahan.
(24)
24 DIM
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR AYAT 18. Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas
yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
bupati/walikota di desa atau sebutan
lainnya/kelurahan.
HANURA DIGANTI Pengawas Pemilihan Lapangan adalah petugas yang
dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah di
desa/kelurahan atau sebutan lainnya.
29
21. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur adalah Anggota DPRD Provinsi atau sebutan lainnya.
PD TETAP 21. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur adalah Anggota
DPRD Provinsi atau sebutan lainnya.
Catatan:
Gubernur merupakan “pemerintahan daerah” yang berupa “Unit Antara”. Dikatakan Unit Antara karena Gubernur memiliki fungsi ganda yakni sebagai kepala otonom untuk daerah provinsi dan sebagai Wakil Pemerintah Pusat. Sebagai kepala daerah otonom provinsi, Gubernur tidak bersentuhan langsung dengan rakyat dan hanya berperan sebagai pengkoordinasi (koordinator), sehingga gubernur tidak harus dipilih langsung oleh rakyat. Selain itu, sebagai wakil pemerintah pusat maka gubernur sebaiknya dipilih oleh DPRD dengan persyaratan harus mendapat rekomendasi pemerintah pusat. Itu berarti, gubernur tidak dipilih langsung oleh rakyat. Lain halnya dengan Bupati/Walikota yang merupakan Unit Dasar yakni sebagai jenjang pemerintahan yang paling dekat dengan rakyat dan memberikan pelayanan langsung kepada rakyat sehingga rakyat harus diberi kesempatan untuk memilih langsung pemimpinnya.
Selain itu, ada beberapa alasan yang mendukung
pemilihan gubernur dilakukan oleh DPRD, antara lain: 1. Sebagai wakil pemerintah pusat, pertimbangan representasi bagi gubernur tidak menjadi prioritas utama dibandingkan bupati/walikota sebagai pemerintahan unit dasar.
(25)
25 DIM
2. Peran yang diemban oleh gubernur sebagai unit antara dan bupati/walikota sebagai unit dasar berbeda-beda sehingga mekanisme pemilihannya pun bisa berbeda-beda; bupati/walikota dipilih langsung oleh rakyat sedangkan gubernur dipilih oleh DPRD, sepanjang dilakukan secara demokratis sebagaimana amanat Pasal 18 B UUD 1945. 3. Untuk menyelenggarakan pemilihan langsung
oleh rakyat, memakan anggaran/biaya yang tidak sedikit apalagi jika berlangsung dalam dua putaran. Sehingga pemilihan gubernur yang „tidak bersentuhan langsung dengan rakyat‟ dilakukan oleh DPRD saja.
KETERANGAN:
Usulan menyangkut wakil Gubernur dan Wakil Bupati/walikota:
Pemilihan gubernur atau bupati/walikota tidak terlepas dari wacana apakah wakil gubernur dan wakil bupati/walikota dipilih berpasangan atau tidak. Gubernur dan bupati/walikota tetap dipilih berpasangan seperti semula, karena proses rekruitment kepala daerah dan wakil kepala daerah dilakukan oleh partai politik.
Pengalaman di banyak daerah menunjukkan bahwa antara gubernur dengan wakil gubernur dan bupati/walikota dengan wakil bupati/walikota masih saling mendukung, meskipun ada sebagian kecil yang bertentangan/tidak saling mendukung karena kurangnya komitmen antara pasangan tersebut dan kurang selektif saat memilih bakal calon wakil gubernur atau bakal calon bupati/walikota. Akibatnya, saat sudah terpilih, pasangan tersebut gagal menyatukan kemauan dan kebijakan politiknya masing-masing.
(26)
26 DIM
PG Bunyi DIM ini tergantung dari hasil kesepakatan
Panja apakah Gubernur dipilih oleh DPRD atau dipilih langsung oleh rakyat.
PDI.P DIHAPUS
PKS Ditambahkan Wakil Gubernur dan Anggota DPRD
diganti menjadi penduduk yang sudah berisa 17 tahun atau yang sudah menikah dan no.ururt menjadi 23
23. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur dan Waki Gubernur adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur.
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase Pemilihan Gubernur ditambahkan frase
wakil gubernur.
21. Pemilih untuk Pemilihan pasangan Gubernur dan
wakil gubernur adalah Anggota DPRD Provinsi
atau sebutan lainnya.
PKB DIHAPUS DIHAPUS
GERINDRA DIUBAH
Wacana pemilihan gubernur oleh DPRD
menunjukkan adanya penafsiran ganda atas konstitusi. Pasal 18 ayat 4 ; UUD 1945 mengatakan bahwa kepala daerah dipilih secara demokratis. Pasal yang menjadi mandat konstitusi ini menjadi aneh kalau diimplementasikan secara berbeda untuk pemilihan bupati/walikota dan gubernur. Status gubernur sebagai kepala daerah otonom dan wakil pemerintah pusat di daerah, masih dimungkinkan
dipilih langsung bersama-sama dengan
bupati/walikota sebagai kepala daerah otonom agar seluruhnya bener-benar merupakan representasi dari rakyat
19. Pemilih untuk Pemilihan Gubernur adalah penduduk
yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan
HANURA DIGANTI Pemilih untuk Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.
30
22. Pemilih untuk Pemilihan bupati/walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan bupati/walikota.
PD
REDAKSINYA DISEMPURNAKAN
22. Pemilih untuk Pemilihan bupati/walikota adalah
penduduk yang berusia sekurang-kurangnya
berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan bupati/walikota.
(27)
27 DIM
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
20. Pemilih adalah penduduk yang berusia
sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu Gubernur, Bupati, atau Walikota.
PKS Redaksi ditambah dengan wakil Bupati dan wakil Walikota dan No.urut menjadi 24
24. Pemilih untuk Pemilihan bupati/ dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan bupati/walikota.
PAN DIUBAH 22. Pemilih untuk Pemilihan kepala daerah adalah
penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan kepala daerah.
Politik uang adalah segala bentuk materi yang dijanjikan atau diberikan oleh pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah atau tim kampanye pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam masa kampanye untuk mempengaruhi pemilih.
PPP Setelah kata pemilihan ditambahkan kata pasangan
dan setelah frase bupati//walikota ditambahkan frase
wakil bupati/wakil walikota.
22. Pemilih untuk pemilihan pasangan bupati/walikota
dan wakil bupati/wakil walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar
sebagai pemilih dalam Pemilihan pasangan
bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota.
PKB PERUBAHAN ANGKA AYAT DAN REDAKSI 19. Pemilih untuk Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan umum Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.
Penambahan ketentuan kampanye pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur
20. Kampanye Pemilihan umum Kepala Daerah dan
wakil kepala daerah selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan untukr meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon Kepala Daerah dan wakil kepala daerah.
(28)
28 DIM
GERINDRA TETAP, PERUBAHAN NOMOR AYAT 20. Pemilih untuk Pemilihan bupati/walikota adalah penduduk yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang
terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan
bupati/walikota.
TAMBAHAN POIN 21. Kampanye Pemilihan Gubernur selanjutnya disebut kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program calon Gubernur
HANURA DIGANTI Pemilih untuk Pemilihan Umum Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Walikota adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.
31
23. Kampanye Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon bupati/walikota.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN BUTIR,
PERUBAHAN REDAKSI
21. Kampanye, selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Pasangan Calon dalam Pemilu Gubernur, Bupati, dan Walikota.
PKS Redaksi ditambah dengan Gubernur dan Wakil Gubernur , Wakil Bupati dan wakil walikota dan no.urut menjadi 25
25. Kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur Bupati dan wakil bupati dan walikota dan wakil walikota, selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program Calon gubernur dan wakil gubenrur, Bupati dan wakll bupati dan Walikota dan wakil walikota
PAN DIUBAH 23. Kampanye Pemilihan kepala daerah, selanjutnya
disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon kepala daerah.
PPP Setelah kata Pemilihan ditambahkan kata pasangan
dan setelah frase bupati//walikota ditambahkan frase
wakil bupati/wakil walikota.
23. Kampanye Pemilihan pasangan bupati/walikota dan
wakil bupati/wakil walikota selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program
pasangan calon bupati/walikota dan wakil
(29)
29 DIM
PKB DIHAPUS DIHAPUS
Penambahan ketentuan dapil (daerah pemilihan umum)
21. Daerah pemilihan umum adalah propinsi untuk
pemilihan umum gubernur/wakil gubernur,
Kabupaten/Kota untuk pemilihan umum Bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota
GERINDRA DIUBAH, PERUBAHAN NOMOR POIN 22. Kampanye Pemilihan bupati/walikota, selanjutnya
disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk
meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon bupati/walikota.
HANURA DIGANTI Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah, selanjutnya
disebut Kampanye, adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program masing-masing Calon Kepala Daerah.
32
BAB II
PEMILIHAN GUBERNUR
PD
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS BERUBAH MENJADI GUBERNUR DAN
WAKIL GUBERNUR
BAB II
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PAN DIHAPUS
PPP DITAMBAHKAN FRASE WAKIL GUBERNUR. BAB II
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
BAB II
PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIGANTI BAB II
PEMILIHAN UMUM GUBERNUR
33
Bagian Kesatu Asas
PD
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Bagian Pertama
Asas dan Pelaksanaan Pemilihan
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Bagian Kesatu Asas
(30)
30 DIM
GERINDRA DIHAPUS
HANURA TETAP
34
Pasal 2
Gubernur dipilih oleh Anggota DPRD Provinsi secara demokratis berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
PD
TETAP
Pasal 2
Gubernur dipilih oleh Anggota DPRD Provinsi secara demokratis berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Catatan :
Pemilihan secara demokratis bukan berarti bahwa pemilihan harus langsung oleh rakyat. Pemilihan secara tidak langsung (melalui DPRD Provinsi yang merupakan hasil pemilihan langsung rakyat) pun dapat dikatatan demokratis, sepanjang prosesnya dilakukan secara demokratis.
PG FPG mempertanyakan mengapa Gubernur dipilih
oleh DPRD sedangkan Bupati dipilih langsung? Bagaimana filosofi Gubernur dipilih oleh DPRD dan kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis dan efektif sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat?
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Pasal 2
Pemilihan gubernur/wakil gubernur dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase Gubernur ditambahkan frase dan wakil
gubernur dipilih dalam satu pasangan.
Gubernur dan wakil gubernur dipilih dalam satu
pasanganoleh Anggota DPRD Provinsi secara demokratis
berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Pasal 2
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
(31)
31 DIM
HANURA DIGANTI Gubernur dan Wakil Gubernur dipilih secara langsung
dalam pemilihan umum kepala daerah yang dilakukan
secara demokratis berdasar asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
35
Bagian Kedua Pelaksanaan
PD
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Paragraf Kedua
Pelaksanaan Pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
GERINDRA DIHAPUS
HANURA TETAP
36
Pasal 3
Pemilihan Gubernur dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Paragraf Kedua
Pelaksanaan Pemilihan
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase Gubernur ditambahkan frase dan wakil
gubernur..
Pasal 3
Pemilihan Gubernur dan wakil gubernur dilaksanakan
setiap 5 (lima) tahun sekali.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Pasal 3
Pemilihan umum gubernur dan wakil Gubernur
dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIGANTI Pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
37
Pasal 4
(1) Pemilihan gubernur dilaksanakan melalui 2 (dua) tahapan
yaitu tahapan pertama dan tahapan kedua.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Pasal 3
Pemilihan gubernur/wakil gubernur dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
(32)
32 DIM
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase Gubernur ditambahkan frase dan wakil
gubernur.
Pasal 4
(1) Pemilihan gubernur dan wakil gubernur
dilaksanakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu tahapan pertama dan tahapan kedua.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Pasal 4
(1) Pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur
diawali dengan pemberitahuan secara tertulis dari DPRD propinsi kepada KPU propinsi mengenai berakhirnya masa jabatan gubernur.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIGANTI (1) Pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
dilakukan secara serentak dengan pemilihan umum Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.
38
(2) Tahapan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi :
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS Pasal 4
(1) Pemilihan gubernur/wakil gubernur diawali dengan
pemberitahuan secara tertulis dari DPRD provinsi kepada KPU provinsi mengenai berakhirnya masa jabatan bupati/walikota.
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
(2) Berdasarkan pemberitahuan DPRD propinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU propinsi menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA DIGANTI (2) Pelaksanaan pemilihan umum Gubernur dan
Wakil Gubernur secara serentak di setiap Provinsi dilaksanakan sesuai dengan berakhirnya masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur di daerah Provinsi yang bersangkutan.
(33)
33 DIM
39
a. Pengumuman pendaftaran calon gubernur; PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS (2) Berdasarkan pemberitahuan DPRD provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU provinsi menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan.
PAN DIHAPUS
PPP Setelah frase pendaftaran ditambahkan kata
pasangan¸ dan setelah frase calon gubernur
ditambahkan frase dan calonwakil gubernur.
a. Pengumuman pendaftaran pasangan calon
gubernur dan calonwakil gubernur;
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
(3) Pemberitahuan DPRD propinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Gubernur.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
40
b. pendaftaran calon gubernur; PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS (3) Pemberitahuan DPRD propinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan bupati/walikota.
PAN DIHAPUS
PPP Penyesuaian redaksi disesuaikan dengan perubahan
substansi.
b. pendaftaran pasangan calon gubernur dan
calonwakil gubernur;
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
(4) Dalam hal DPRD Propinsi tidak menyampaikan
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD propinsi dianggap telah menyampaikan pemberitahuan dimaksud kepada KPU propinsi.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA 41
c. penelitian persyaratan calon gubernur; dan PD TETAP
PG TETAP TETAP
(34)
34 DIM
PKS HAPUS (4) Dalam hal DPRD provinsi tidak menyampaikan
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRDprovinsi dianggap telah menyampaikan
pemberitahuan dimaksud kepada KPU
kabupaten/kota.
PAN DIHAPUS
PPP PENYESUAIAN REDAKSI c. penelitian persyaratan pasangan calon
gubernur dan calonwakil gubernur; dan
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
(5) Dalam hal DPRD Propinsi tidak menyampaikan
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPU Propinsi dapat menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan dengan mendasarkan data akhir masa jabatan Gubernur.
GERINDRA DIHAPUS
HANURA
42
d. penetapan calon gubernur. PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P DIHAPUS
PKS HAPUS (5) Dalam hal DPRD provinsi tidak menyampaikan
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPU propinsi dapat menyusun program, kegiatan dan jadwal kegiatan pencalonan dengan
mendasarkan data akhir masa jabatan
bupati/walikota.
PAN DIHAPUS
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. d. penetapan pasangan calon gubernur dan
calonwakil gubernur.
PKB Perubahan redaksi konsekuensi Perubahan judul dan
konsepsi pemilihan umum
Paragraf Ketiga
Pelaksanaan Pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati / Walikota dan Wakil Walikota
GERINDRA DIHAPUS
HANURA 43
(3) Tahapan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dimulai paling lambat 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatan Gubernur.
PD TETAP
PG FPG mempertanyakan mengapa tahapan pertama
dimulai paling lambat 4 (empat) bulan? Apa pertimbangannya?
(1)
DIM
PKB PENYESUAIAN NOMOR URUT PASAL DAN PERUBAHAN REDAKSI
(6) Partai politik atau gabungan partai politik yang calonnya meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (3), mengusulkan calon pengganti paling lama 7 (tujuh) hari sejak calon meninggal dunia.
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
560
(7) KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan administrasi usulan calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dan menetapkannya paling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak pendaftaran calon pengganti.
PD TETAP
PG FPG meminta penjelasan mengenai jangka waktu paling lama 21 hari.
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI (7) KPU provinsi dan/atau KPU kabupaten/kota melakukan penelitian persyaratan administrasi usulan pasangan calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan menetapkannya paling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti.
PKS TETAP
PAN ADA PENYESUAIAN KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melakukan
penelitian persyaratan administrasi usulan calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dan menetapkannya paling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak pendaftaran calon pengganti.
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. (7) KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan administrasi usulan pasangan calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dan menetapkannya paling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti.
PKB PENYESUAIAN NOMOR URUT PASAL DAN PERUBAHAN REDAKSI
(7) KPUD melakukan penelitian persyaratan
administrasi usulan calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dan menetapkannya paling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak pendaftaran calon pengganti.
GERINDRA TETAP
(2)
DIM
561
(8) Dalam hal calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya kampanye sampai dengan hari pemungutan suara sehingga jumlah calon kurang dari 2 (dua), tahapan pelaksanaan pemilihan Bupati/walikota ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.
PD TETAP
PG FPG meminta penjelasan mengapa penundaannya
sampai 60 hari?
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI (8) Dalam hal salah seorang atau pasangan calon perseorangan berhalangan tetap pada saat
dimulainya kampanye sampai dengan hari
pemungutan suara sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 (dua) pasangan, tahapan pelaksanaan Pemilu Gubernur, Bupati, atau Walikota ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari
PKS PEMILUKADA MEMILIH BUPATI/WALIKOTA DAN WAKIL BUPATI/WAKIL WALIKOTA
(8) Dalam hal calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya kampanye sampai dengan hari pemungutan suara sehingga jumlah calon kurang dari 2 (dua), tahapan pelaksanaan pemilihan Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.
PAN DIHAPUS
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. (8) Dalam hal pasangan calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya kampanye sampai dengan hari pemungutan suara sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 (dua), tahapan pelaksanaan pemilihan Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.
PKB PENYESUAIAN NOMOR URUT PASAL DAN PERUBAHAN REDAKSI
(8) Dalam hal calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya kampanye sampai dengan hari pemungutan suara sehingga jumlah calon kurang dari 2 (dua), tahapan pelaksanaan pemilihan umum Bupati/walikota ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.
GERINDRA TETAP
(3)
DIM
562
(9) KPU Kabupaten/Kota membuka kembali pendaftaran pengajuan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling lama 30 (tiga puluh) hari.
PD TETAP
PG FPG meminta penjelasan mengapa penundaannya sampai 30 hari?
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI (9) KPU provinsi dan/atau KPU kabupaten/kota membuka kembali pendaftaran pengajuan pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling lama 30 (tiga puluh) hari.
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. (9) KPU Kabupaten/Kota membuka kembali pendaftaran
pengajuan pasangan calon perseorangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling lama 30 (tiga puluh) hari.
PKB PENYESUAIAN NOMOR URUT PASAL DAN PERUBAHAN REDAKSI
(9) KPUD membuka kembali pendaftaran pengajuan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling lama 30 (tiga puluh) hari.
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
563
Pasal 77
(1) Dalam hal calon berhalangan tetap setelah pemungutan suara putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua, tahapan pelaksanaan pemilihan Bupati/walikota ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
PD TETAP
PG FPG meminta penjelasan mengapa penundaannya sampai 30 hari? PDI.P PERUBAHAN PENOMORAN PASAL,
PERUBAHAN REDAKSI
(Merujuk ketentuan Pasal 64 ayat (1) UU 12/2008 Perubahan Kedua UU 32/2004)
Pasal 17
(1) Dalam hal salah seorang atau pasangan calon berhalangan tetap setelah pemungutan suara putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua, tahapan pelaksanaan Pemilu Gubernur, Bupati, atau Walikota ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
PKS PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH HANYA SATU PUTARAN
(1) Dalam hal calon berhalangan tetap sebelum
pemungutan suara, tahapan pelaksanaan pemilihan
Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
PAN ADA PERUBAHAN Dalam hal calon berhalangan tetap setelah pemungutan suara putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua, tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
(4)
DIM
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. Pasal 77
(1) Dalam hal pasangan calon berhalangan tetap setelah pemungutan suara putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua, tahapan pelaksanaan pemilihan Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
PKB PENYESUAIAN NOMOR URUT PASAL DAN PERUBAHAN REDAKSI
Pasal 28
(1) Dalam hal calon berhalangan tetap setelah
pemungutan suara putaran pertama sampai
dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua, tahapan pelaksanaan pemilihan umum Bupati/walikota ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
GERINDRA PERUBAHAN NOMOR PASAL Pasal 55
(1) Dalam hal calon berhalangan tetap setelah pemungutan suara putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua, tahapan pelaksanaan pemilihan Bupati/walikota ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
HANURA DIGANTI (1) Dalam hal calon berhalangan tetap setelah
pemungutan suara putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua,
tahapan pelaksanaan pemilihan umum
Bupati/walikota dan Wakil Bupati/walikota ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.
564
(2) Partai politik atau gabungan partai politik yang calonnya berhalangan tetap mengusulkan calon pengganti paling lambat 3 (tiga) hari sejak calon berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan administrasi dan menetapkan calon pengganti paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak pendaftaran calon pengganti.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI
(Merujuk ketentuan Pasal 64 ayat (2) UU 12/2008 Perubahan Kedua UU 32/2004)
(2) Partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya berhalangan tetap mengusulkan pasangan calon pengganti paling lambat 3 (tiga) hari sejak pasangan calon berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan KPU provinsi dan/atau KPU kabupaten/kota melakukan penelitian persyaratan administrasi dan menetapkan pasangan calon pengganti paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti
(5)
DIM
PAN ADA PERUBAHAN Partai politik atau gabungan partai politik yang calonnya berhalangan tetap mengusulkan calon pengganti paling lambat 3 (tiga) hari sejak calon berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan administrasi dan menetapkan calon pengganti paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak pendaftaran calon pengganti.
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. (2) Partai politik atau gabungan partai politik yang
pasangan calonnya berhalangan tetap mengusulkan
pasangan calon pengganti paling lambat 3 (tiga) hari
sejak pasangan calon berhalangan tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan administrasi dan menetapkan pasangan calon pengganti paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti.
PKB PENYESUAIAN NOMOR URUT PASAL DAN PERUBAHAN REDAKSI
(2) Partai politik atau gabungan partai politik yang calonnya berhalangan tetap mengusulkan calon pengganti paling lambat 3 (tiga) hari sejak calon berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan KPUD melakukan penelitian persyaratan administrasi dan menetapkan calon pengganti paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak pendaftaran calon pengganti.
GERINDRA TETAP
HANURA TETAP
565
(3) Dalam hal calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya pemungutan suara putaran kedua sehingga jumlah calon kurang dari 2 (dua), KPU Kabupaten/Kota menetapkan yang memperoleh suara terbanyak ketiga pada putaran pertama sebagai calon untuk putaran kedua.
PD TETAP
PG TETAP TETAP
PDI.P PERUBAHAN REDAKSI
(Merujuk ketentuan Pasal 64 ayat (2) UU 12/2008 Perubahan Kedua UU 32/2004)
(3) Dalam hal salah seorang atau pasangan calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya pemungutan suara putaran kedua sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 (dua) pasangan, KPU provinsi dan/atau KPU kabupaten/kota menetapkan pasangan yang memperoleh suara terbanyak ketiga pada putaran pertama sebagai pasangan calon untuk putaran kedua.
(6)
DIM
PKS DIHAPUS
PAN ADA PERUBAHAN Dalam hal calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya pemungutan suara putaran kedua sehingga jumlah calon kurang dari 2 (dua), KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan yang memperoleh suara terbanyak ketiga pada putaran pertama sebagai calon untuk putaran kedua.
PPP PENYESUAIAN REDAKSI. (3) Dalam hal pasangan calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya pemungutan suara putaran kedua sehingga jumlah
pasangan calon kurang dari 2 (dua), KPU
Kabupaten/Kota menetapkan yang memperoleh suara terbanyak ketiga pada putaran pertama sebagai pasangan calon untuk putaran kedua.
PKB PENYESUAIAN NOMOR URUT PASAL DAN PERUBAHAN REDAKSI
(3) Dalam hal calon perseorangan berhalangan tetap pada saat dimulainya pemungutan suara putaran kedua sehingga jumlah calon kurang dari 2 (dua), KPUD menetapkan yang memperoleh suara terbanyak ketiga pada putaran pertama sebagai calon untuk putaran kedua.
GERINDRA TETAP