KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI KENAIKAN KELAS

5. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi danatau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. Pengembangan diri pada SMK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir. Bentuk kegiatan pengembangan diri di SMK Pawiyatan Surabaya adalah : 1. Pelayanan konseling bertujuan memberikan bimbingan kepada siswa,bersosial dan beradapatasi dengan lingkungan belajaar 2. Bimbingan meningkatkan kemampuan belajar 3. Konseling tentang masalah kesulitan belajar 4. Konseling kehidupan sosial peserta didik 5. Pramuka bertujuan mengembangkan kepanduan, cinta tanah air dan berorgan- isasi 6. Seni music kasidah dengan tujuan: a. Melestarikan budaya islam b. Menumbuhkan sifat cinta terhadap budaya islam 7. Paskibra bertujuan memupuk jiwa patriotisme, nasionalisme dan bela Negara

6. KETUNTASAN BELAJAR PANDUAN PENETAAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KKM

KKM adalah Kriteria Ketuntasan Belajar KKB yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Penentuan KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan dan dapat menentukan KKM diatas KKM yang telah ditentukan oleh pemerintah. Penetapan KKM oleh satuan pendidikan sekolah dengan memperhatikan: 1 Intake kemampuan rata-rata peserta didik 2 Kompleksitas mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompe- tensi dasar 3 Kemampuan daya dukung berorientasi pada sumber belajar 203 Berdasarkan Permendikbud 60 2014 tentang implementasi kurikulum dinyatakan bahwa.  Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi penge- tahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.67 B-  Untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan tuntas belajar apabila pencapaian nilai ≥ 2.67 dari hasil test formatif.  Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan peserta didik dilihat dari sikap seluruh mata pelajaran, jika jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kat- egori baik B menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan maka ia dinyatakan tuntas. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut: a Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.67. b Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan kesempatan untuk melanjutkan pela- jarannya ke KD selanjutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.67 atau lebih dari 2.67 c Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diadakan remedial klasikal sesuai dengan ke- butuhan apabila lebih dari 75 peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66 d Untuk KD pada KI-1 dan KI-2. Peserta didik yang secara umum profil sikap- nya belum berkategori baik, maka dilakukan pembinaan secara holistik oleh guru kelas, matapelajaran, guru BK, dan orang tua. 204 Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM 1 Hitung jumlah Kompetensi Dasar KD setiap mata pelajaran setiap kelas. 2 Tentukan kekuatannilai untuk setiap aspekkomponen, sesuaikan dengan ke- mampuan masing-masing aspek: a Aspek Kompleksitas: semakin komplek sukar KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi. Tingkat ke- sulitan materi dipandang dari sudut penguasaan guru terhadap materi terse- but. Semakin baik penguasaan guru terhadap materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya. b Aspek Sumber Daya Pendukung: semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi. c Aspek Intake: semakin tinggi kemampuan awal siswa intake maka nilainya semakin tinggi. 3 Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD. 4 Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran. 5 KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kom- pleksitas KD, daya dukung, dan potensi Inteks siswa. Panduan Konversi skor dari 1-100 ke 1-4 INTERVAL SKOR HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA SIKAP 96-100

4.00 A

SB 91-95

3.66 A-

86-90 3.33 B+ B 81-85 3.00 B 75-80

2.66 B-

70-74 2.33 C+ C 65-69 2.00 C 60-64

1.66 C-

55-59 1.33 D+ K 54 1.00 D Keterangan: SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K: Kurang 205 NO KI DAN KD KKM Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai KKM Kompleksitas Daya Dukung Intake 3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponeg akan diselesaikan dan dan logaritma sesuai dengan karakteristik permasalahan yang akan diselesaikan dan memeriksa kebenaran langkah- langkahnya 2,5 2 2,75 81 3.2 Menyajikan masalah nyata menggunakan operasi aljabar berupa eksponen dan logaritma serta menyelesaikannya menggunakan sifat- sifat dan aturan yang telah terbukti kebenarannya 2 2,75 2,5 81 3.3 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap displin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berfikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah 2 2,75 2,5 81 3.4 Mampu menstransformasi diri dalam berprilaku jujur,tangguh menghadapi masalah, kritis,dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika 1,5 2,75 3 81 Nilai KKM Mata Pelajaran 81 Cara Penghitungan KKM

7. KENAIKAN KELAS

Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi- kompetensi tahun selanjutnya. Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek : a. Akademik : sesuai dengan KKM b. Nonakademik : 1. Kehadiran ≥ 80 2. Sikapkepribadian minimal B 206 Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor yang dilakukan di akhir tahun pelajaran. Setiap siswa akan memperoleh buku rapor yang berisi laporan hasil belajar sesuai dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten. Adapun untuk mencapai kenaikan jelas di SMK Pawiyatan dengan mempertimbangkan hal-hal di atas dan berbagai aspek dan kondisi yang ada di SMK Pawiyatan sendiri. KRITERIA KENAIKAN KELAS DI SMK PAWIYATAN STANDART OPERATIONAL PROCEDURE SOP KENAIKAN KELAS Siswa SMK Pawiyatan dapat dikatakan naik kelas jika dapat melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dilalui terdiri dari 3 tahap dengan unsur-unsur penilaian tersendiri dan dikelompokkan dalam prosentase tertentu. Jika Siswa sudah memenuhi prosentase pada tahapan pertama 40, maka siswa tersebut harus menunggu penambahan prosentase pada tahapan kedua. Karena pada tahapan ini adalah merupakan tahapan yang mendasar. Jika pada tahapan pertama siswa lolos, maka dapat dilanjutkan penilaian pada tahapan kedua yaitu sebesar 30. Adapun jika pada tahapan kedua siswa tidak dapat memenuhinya, maka siswa tidak dapat melanjutkan pada tahapan ketiga 30 atau dengan kata lain siswa tidak naik kelas. Siswa dikatakan naik kelas jika dapat melampaui ketiga tahapan tersebut secara berurutan, Yaitu Tahapan pertama lalu tahapan kedua dan terakhir tahapan ketiga dan mengumpulkan bobot prosentase maksimal 50. Maksud diadakan tahapan-tahapan ini adalah untuk benar-benar menjadikan siswa yang dapat memenuhi tujuan pendidikan di SMK Pawiyatan yaitu menjadikan siswa yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan dapat menguasai ilmu yang ada pada program studinya. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut : tahap 1 : Etika dan Tingkah Laku Siswa bobot 40 Dasarnya adalah : Bahwa ilmu yang paling tinggi adalah akhlak dan Budi Pekerti yang luhur. Adapun unsur-unsur penilaian yang terkandung didalamnya adalah : 1. Tidak melakukan tindak pidanapelanggaran hukum seperti : minuman keras, narkoba, mencuri, asusila dll. 2. Kesopanan baik kepada guru maupun siswa yang lain seperti tidak berkata jorok dan sikap berpakaian. 3. Tidak bikin onar atau ramai dalam kelas. 4. Tidak melawan guru. 5. Tidak mengganggu proses belajar mengajar seperti sering terlambatmasuk 207 seenaknya sendiri. Tahap 2 : Kehadiran atau absensi 30 Dasarnya adalah : Siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar jika siswa hadir dan paham tentang materinya. Adapun unsur-unsur penilaiannya adalah : 1. Absensi kehadiran siswa minimal sebesar 80 dari total tatap muka selama 1 semester. 2. Siswa tidak melakukan banyak pelanggaran dalam kelas. 3. Siswa jarang terlambat. Tahap 3 : Nilai Siswa 30 Dasarnya adalah : Siswa dapat dikatakan naik kelas jika siswa mampu menyelesaikan materi yang diberikan pada kelas sebelumnya. Karena sistem pendidikan di SMK adalah berkelanjutan atau saling berhubungan. Adapun kriterianya adalah : 1. Nilai siswa tidak boleh kosong maksimal pada 7 mata pelajaran yang didapat pada 1 semester. 2. Nilai harus KKM pada setiap mata pelajaran. 3. Siswa harus mengerjakan tugas yang telah diberikan kepada gurunya. Demikian tahapan-tahapan yang harus dilalui siswa agar dapat dikatakan naik ke kelas yang lebih tinggi jika dapat melalui 3 tahapan tersebut di atas secara berurutan. Ketidaknaikkan siswa bukan suatu kegagalan, akan tetapi proses untuk mempersiapkan diri yang lebih baik untuk ke masa depan. Pada dasarnya sekolah SMK Pawiyatan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat untuk mendidik siswa agar mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur serta mampu untuk memberikan yang terbaik khususnya bagi keluarga. Karena salah satu usaha untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan merubah kehidupan keluarga menjadi lebih baik adalah dengan pendidikan. MEKANISME PENILAIAN Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian 208 nasional, dan ujian sekolahmadrasah, yang diuraikan sebagai berikut. 1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses,dan keluaran output pembelajaran. 2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan danatau kelompok di dalam danatau di luar kelas khususnya pada sikapperilaku dan keterampilan. 4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. 5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar KD atau lebih. 6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. 7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. 8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. 9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. 209 10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. 11. Ujian SekolahMadrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

B. Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria PAK. PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM merupakan criteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

C. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian

1. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, 210