3.1 Kompetensi Kejuruan: Multimedia
3.2.1 Menyiapkan sebuah proposal 3.2.2 Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan
kerja 3.2.3 Memeriksa, merawat, dan memperbaiki peralatan
3.2.4 Memperbarui isi halaman web 3.2.5 Men-set-up dan mengoperasikan kamera video dasar
3.2.6 Merancang dan membuat rencana kerja kamera 3.2.7 Merawat daya battery dan stok video untuk sebuah shooting
3.2.8 Mengkoordinir dan mengisi stok film 3.2.9 Melakukan pemeriksaan kamera sebelum shooting
3.2.10 Mengoperasikan clapperboard
3.2.11 Men-set-up sebuah kamera
3.2.12 Menata kabel-kabel kamera
3.2.13 Membuat gambar kunci untuk animasi 3.2.14
Membuat gambar clean-up dan sisip 3.2.15 Membuat animasi stop-motion bidang datar
3.2.16 Menggabungkan teks kedalam sajian multimedia 3.2.17 Menggabungkan gambar 2D kedalam sajian multimedia
3.2.18 Menggabungkan fotografi digital kedalam sajian multimedia 3.2.19 Menggabungkan audio ke dalam sajian multimedia
3.2.20 Menyiapkan, memasang dan memantau peralatan pencahayaan
3.2.21 Menjalankan konsol-konsol pencahayaan 3.2.22 Merakit dan merawat item-item efek khusus selama produksi
1044
B. Muatan Lokal
Budi pekerti 192
C. Pengembangan Diri
Pramuka, jujitsu, Paskibra,wushu, dll. 192
JUMLAH 4602
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI KEJURUAN
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan
188
multi exit -multi entry yang dapat diterapkan.
Level 1 Level 2
Level 3
Keterangan :
189
SLTP Yang Sederajat
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17
Tamat SMK
Kompetensi
Memahami etimologi multimedia Merawat peralatan multimedia
Memahami alir proses produksi multimedia Menyusun proposal penawaran
Memperbaharui isi halaman web Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi + fotografi
Menerapkan prinsip prinsip seni grafis dlm desain komunikasi visual untuk multimedia Menguasai cara menggambar kunci untuk animasi
Menguasai cara menggambar clean up dan sisip Menguasai dasar animasi stop motion
Menggabungkan teks ke dalam sajian multimedia Menggabungkan gambar 2D kedalam sajian multimedia
Menggabungkan fotografi digital kedalam sajian multimedia Menggabungkan audio kedalam sajian multimedia
Membuat storyboard aplikasi multimedia Memahami cara penggunaan peralatan cahaya
Menerapkan efek khusus pada obyek produksi
Kompetensi Inti Muatan Lokal Bahasa Jawa
A. Latar Belakang Muatan lokal, dalam Penjelasan Atas Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, merupakan bahan kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Dalam Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional dinyatakan
bahwa : 1 Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; 2 Muatan lokal dikembangkan dan
dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan. Selanjutnya, dalam Pasal 77 P antara lain dinyatakan bahwa :
1 Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah; 2 Pemerintah daerah kabupatenkota
melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; 3 Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap
dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan 4 Dalam hal seluruh kabupatenkota pada 1 satu provinsi sepakat menetapkan 1 satu muatan
lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan
190
dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi. B. Karakteristik Kurikulm 2013 Mulok Bahasa Jawa
Pengimpelementasi Kurikulum 2013 Mulok Jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi sebagai sebai berikut :
1 menjaga dan memelihara kelestaraian bahasa, sastra, dan aksara Jawa sehingga menjadi faktor penting untuk peneguhan jati diri daerah
2 menyeleraskan fungsi bahasa,sastra,dan Jawa dalam kehidupan masyarakat sejalan dengan arah pembinaan bahasa upaya pembinaan dan pengembangan
kebudayaan nasional 3 mendayagunakana bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk
pembangunan karakter dan budi pekerti. Arah pembelajaran bahasa Jawa, adalah untuk 1 menyelaraskan keberadaan bahasa,
sastra, dan aksara Jawa sebagai unsur kebudayaan Jawa untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang lebih berbudaya dan 2 menggali nilai-nilai yang terkandung dalam
bahasa, sastra, dan aksara Jawa dilaksanakan melalui upaya di lingkungan pendidikan formal, meliputi: 1 menyusun dan menyempurnakan kurikulum bahasa dan sastra
Jawa sesuai dengan perkembangan dan kemajuan;2 menyediakan dan mengangkat guru mulok bahasa dan sastra Jawa profesional bersertifikat sesuai dengan strata
pendidikannya; 3 meningkatkan kualitas guru mulok bahasa Jawa yang profesional melalui pendidikan dan pelatihan; 4 menyediakan bahan ajar, buku pelajaran, buku
bacaan, dan media pembelajaran bahasa Jawa; 5 meningkatkan kegiatan apresiasi dan kompetisi mengenai penulisan dan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa;
6 melakukan kegiatan penelitian dan pengajian terhadap bahasa, sastra, dan aksara Jawa; dan 7 meningkatkan perhatian dan dukungan terhadap kegiatan transkripsi, dan
transliterasi naskah-naskah sastra Jawa yang memiliki nilai-nilai unggul.
II. LANDASAN KURIKULUM 2013 MULOK BAHASA JAWA A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
191
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa
lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
192
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. 3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu essentialism. Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
experimentalism and social reconstructivism. Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
B. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
standard-based education, dan teori kurikulum berbasis kompetensi competency- based curriculum. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar arana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, kerketerampilan,
dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: 1 pembelajaran yang dilakukan guru taught
curriculum dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan 2 pengalaman belajar
193
langsung peserta didik learned-curriculum sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
C. Landasan Yuridis 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5. Peraturan menteri 77N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum SMKMAK.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar
Kelas X1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
194
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks Serat Wedhatama pupuh
Pangkur. 1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks crita cekak. 1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks pawarta. 1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks deskripsi tentang rumah adat Jawa.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks 2 dua paragraf aksara Jawa.
2. Menghayati dan mengamalkan peri- laku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli gotong royong, kerjasama, tol- eran, damai, santun, responsif, dan
proaktif dan menunjukkan sikap seba- gai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi se- cara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.1.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa dalam bentukteks Serat Wedhatama Pupuh
Pangkur.
2.2.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
2.3.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa dalam bentuk teks pawarta.
195
2.4.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa dalam bentuk teks deskripsi tentang rumah
adat Jawa.
2.5.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa dalam bentuk teks dua paragraf aksara Jawa.
3.
Memahami, menerapkan, menganali- sis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya ten-
tang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan mi-
natnya untuk memecahkan masalah.
3.1.
Menelaah teks Serat Wedhatama Pupuh Pangkur.
3.2.
Menelaah teks crita cekak.
3.3.
Menelaah teks pawarta.
3.4.
Menelaah teks deskriptif tentang rumah adat Jawa.
3.5.
Mengidentifikasi kaidah penulisan ak- sara Jawa dalam 2 dua paragraph
yang menggunakan sandhangan mandaswara.
4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta dan mampu menggu-
nakan metoda sesuai kaidah keil- muan.
4.1.
Menanggagpi isi Serat Wedhatama pupuh Sinom dan menulis, serta
menyajikan syair tembang Sinom dengan bahasa sendiri.
4.2.
Menulis sinopsis teks cerita teks Ma- habharata Bima Bungkus dan
menyajikannya.
4.3.
Membaca teknik teks panatacara.
4.4.
Menanggapi dan menceritakan kem- bali isi teks deskriptif tentang
makanan tradisional Jawa.
4.5.
Menulis dan menyajikan dua paragraf
196
berhuruf Jawa yang menggunakan aksara angka.
Kelas X2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks pawarta.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks deskripsi tentang rumah adat
Jawa. 1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks 2 dua paragraf aksara Jawa. 2. Menghayati dan mengamalkan peri-
laku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, tol-
eran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap seba-
gai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi se-
cara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks Serat Wedhatama pupuh Sinom.
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui petikan teks crita wayang.
2.3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
197
menggunakan bahasa Jawa melalui teks panatacara.
2.4. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks deskripsi tentang makanan tradi-
sional Jawa. 2.5. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli gotong roy- ong, kerjasama, toleran, damai, san-
tun, responsif, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa melalui
teks dua paragraf aksara Jawa. 3. Memahami, menerapkan, menganali-
sis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya ten- tang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan mi- natnya untuk memecahkan masalah.
3.1. Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh Sinom.
3.2. Memahami isi teks crita Mahabharata Bima Bungkus.
3.3. Menelaah teks panatacara. 3.4. Memahami isi teks deskriptif tentang
makanan tradisional Jawa. 3.5. Mengidentifikasi kaidah penulisan ak-
sara Jawa dalam dua paragraf yang menggunakan aksara angka.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah ab-
strak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah se-
cara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta dan mampu meng-
gunakan metoda sesuai kaidah keil- muan.
4.1. Menanggagpi isi Serat Wedhatama pupuh Sinom dan menulis, serta
menyajikan syair tembang Sinom den- gan bahasa sendiri.
4.2. Menulis sinopsis teks cerita teks Ma- habharata Bima Bungkus dan
menyajikannya. 4.3. Membaca teknik teks panatacara.
4.4. Menanggapi dan menceritakan kem- bali isi teks deskriptif tentang
makanan tradisional Jawa.
198
4.5. Menulis dan menyajikan dua paragraf berhuruf Jawa yang menggunakan ak-
sara angka.
Kelas XI1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks Serat Wedhatama pupuh
Pocung . 1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks novel . 1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks sesorah. 1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks eksposisi tentang adat Jawa mis- alnya mantu.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks empat paragraf aksara Jawa.
2. Menghayati dan mengamalkan peri- laku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli gotong royong, kerjasama, tol- eran, damai, santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap seba- gai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi se- cara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks Serat Wedhatama pupuh
Pocung . 2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli gotong roy- ong, kerjasama, toleran, damai, san-
199
pergaulan dunia. tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks novel
2.3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli royong, ker-
jasama, toleran, damai, santun, re- sponsif, dan proaktif dalam menggu-
nakan bahasa Jawa melalui teks sesorah.
2.4. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks eksposisi tentang adat Jawa
2.5. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks empat paragraf aksara Jawa .
3.
Memahami, menerapkan, menganali- sis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya ten-
tang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan mi-
natnya untuk memecahkan masalah. 3.1. Menelaah teks Serat Wedhatama
pupuh Pocung. 3.2. Memahami isi petikan teks novel
berbahasa Jawa. 3.3. Menelaah teks sesorah.
3.4. Memahami isi teks eksposisi tentang adat tradisi mantu.
3.5. Mengidentifikasi kaidah penulisan ak- sara Jawa empat paragraf yang
menggunakan aksara rekan.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah ab-
strak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah se-
4.1 Menanggapi isi serat Wedhatama pupuh Pocung dan menulis serta
menyajikan syair tembang Pocung. 4.2 Menceritakan isi petikan novel berba-
200
cara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggu-
nakan metoda sesuai kaidah keil- muan.
hasa Jawa. 4.3 Menanggapi, menulis, menyajikan
teks sesorah. 4.4 Menanggapi isi dan menulis teks ek-
sposisi tentang adat tradisi mantu. 4.5 Menulis dan menyajikan empat para-
graf aksara Jawa yang menggunakan aksara rekan.
Kelas XI1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks Serat Wedhatama pupuh Gam-
buh. 1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks crita rakyat daerah setempat. 1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks dengaran iklan berbahasa Jawa. 1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks eksposisi tentang seni pertun- jukan Jawa.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks empat paragraf aksara Jawa.
2. Menghayati dan mengamalkan peri- laku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli gotong royong, kerjasama, tol- eran, damai, santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap seba- gai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi se- 2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli gotong roy- ong, kerjasama, toleran, damai, san-
tun, responsif, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa melalui
teks Serat Wedhatama pupuh Gam- buh.
201
cara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks crita rakyat daerah setempat.
2.3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks dengaran iklan berbahasa Jawa.
2.4. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong roy-
ong, kerjasama, toleran, damai, san- tun, responsif, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui teks eksposisi tentang seni pertun-
jukan Jawa. 2.5. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli gotong roy- ong, kerjasama, toleran, damai, san-
tun, responsif, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa melalui
teks empat paragraf aksara Jawa.
3.
Memahami, menerapkan, menganali- sis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bu- daya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prose-
dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya un-
tuk memecahkan masalah. 3.1. Menelaah teks Serat Wedhatama
pupuh Gambuh. 3.2. Memahami isi teks crita rakyat.
3.3. Menelaah teks iklan berbahasa Jawa.
3.4. Menelaah teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa.
3.5. Mengidentifikasi kaidah penulisan empat paragraf berhuruf Jawa yang
menggunakan aksara murda.
202
5. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi danatau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran. Pengembangan diri pada SMK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.
Bentuk kegiatan pengembangan diri di SMK Pawiyatan Surabaya adalah : 1. Pelayanan konseling bertujuan memberikan bimbingan kepada siswa,bersosial
dan beradapatasi dengan lingkungan belajaar 2. Bimbingan meningkatkan kemampuan belajar
3. Konseling tentang masalah kesulitan belajar 4. Konseling kehidupan sosial peserta didik
5. Pramuka bertujuan mengembangkan kepanduan, cinta tanah air dan berorgan-
isasi 6. Seni music kasidah dengan tujuan:
a. Melestarikan budaya islam b. Menumbuhkan sifat cinta terhadap budaya islam
7. Paskibra bertujuan memupuk jiwa patriotisme, nasionalisme dan bela Negara
6. KETUNTASAN BELAJAR PANDUAN PENETAAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KKM
KKM adalah Kriteria Ketuntasan Belajar KKB yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Penentuan KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan dan dapat menentukan KKM diatas
KKM yang telah ditentukan oleh pemerintah. Penetapan KKM oleh satuan pendidikan sekolah dengan memperhatikan:
1 Intake kemampuan rata-rata peserta didik 2 Kompleksitas mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompe-
tensi dasar 3 Kemampuan daya dukung berorientasi pada sumber belajar
203
Berdasarkan Permendikbud 60 2014 tentang implementasi kurikulum dinyatakan bahwa.
Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi penge-
tahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.67 B-
Untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan tuntas
belajar apabila pencapaian nilai ≥ 2.67 dari hasil test formatif.
Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan peserta didik dilihat dari sikap seluruh mata pelajaran, jika jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kat-
egori baik B menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
bersangkutan maka ia dinyatakan tuntas. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:
a Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.67.
b Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan kesempatan untuk melanjutkan pela- jarannya ke KD selanjutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai
2.67 atau lebih dari 2.67
c Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diadakan remedial klasikal sesuai dengan ke-
butuhan apabila lebih dari 75 peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66
d Untuk KD pada KI-1 dan KI-2. Peserta didik yang secara umum profil sikap- nya belum berkategori baik, maka dilakukan pembinaan secara holistik oleh
guru kelas, matapelajaran, guru BK, dan orang tua.
204
Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM
1 Hitung jumlah Kompetensi Dasar KD setiap mata pelajaran setiap kelas. 2 Tentukan kekuatannilai untuk setiap aspekkomponen, sesuaikan dengan ke-
mampuan masing-masing aspek: a Aspek Kompleksitas: semakin komplek sukar KD maka nilainya semakin
rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi. Tingkat ke- sulitan materi dipandang dari sudut penguasaan guru terhadap materi terse-
but. Semakin baik penguasaan guru terhadap materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya.
b Aspek Sumber Daya Pendukung: semakin tinggi sumber daya pendukung
maka nilainya semakin tinggi.
c Aspek Intake: semakin tinggi kemampuan awal siswa intake maka nilainya
semakin tinggi. 3 Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM
setiap KD. 4 Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran. 5 KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kom-
pleksitas KD, daya dukung, dan potensi Inteks siswa.
Panduan Konversi skor dari 1-100 ke 1-4 INTERVAL SKOR
HASIL KONVERSI PREDIKAT
KRITERIA SIKAP 96-100
4.00 A
SB 91-95
3.66 A-
86-90 3.33
B+ B
81-85 3.00
B 75-80
2.66 B-
70-74 2.33
C+ C
65-69 2.00
C 60-64
1.66 C-
55-59 1.33
D+ K
54 1.00
D Keterangan: SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K: Kurang
205
NO KI DAN KD
KKM Kriteria Penetapan Ketuntasan
Nilai KKM
Kompleksitas Daya Dukung Intake
3.1 Memilih dan menerapkan aturan
eksponeg akan diselesaikan dan dan logaritma sesuai dengan karakteristik
permasalahan yang akan diselesaikan dan memeriksa kebenaran langkah-
langkahnya 2,5
2 2,75
81
3.2 Menyajikan masalah nyata
menggunakan operasi aljabar berupa eksponen dan logaritma serta
menyelesaikannya menggunakan sifat- sifat dan aturan yang telah terbukti
kebenarannya 2
2,75 2,5
81
3.3 Memiliki motivasi internal,
kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap displin, rasa percaya diri, dan
sikap toleransi dalam perbedaan strategi berfikir dalam memilih dan
menerapkan strategi menyelesaikan masalah
2 2,75
2,5 81
3.4 Mampu menstransformasi diri dalam
berprilaku jujur,tangguh menghadapi masalah, kritis,dan disiplin dalam
melakukan tugas belajar matematika 1,5
2,75 3
81 Nilai KKM Mata Pelajaran
81
Cara Penghitungan KKM
7. KENAIKAN KELAS
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi-
kompetensi tahun selanjutnya. Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi
aspek : a. Akademik : sesuai dengan KKM
b. Nonakademik : 1. Kehadiran ≥ 80
2. Sikapkepribadian minimal B
206
Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor yang dilakukan di akhir tahun pelajaran. Setiap siswa akan memperoleh buku rapor yang berisi laporan
hasil belajar sesuai dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten. Adapun untuk mencapai kenaikan jelas di SMK Pawiyatan dengan mempertimbangkan
hal-hal di atas dan berbagai aspek dan kondisi yang ada di SMK Pawiyatan sendiri.
KRITERIA KENAIKAN KELAS DI SMK PAWIYATAN STANDART OPERATIONAL PROCEDURE SOP KENAIKAN KELAS
Siswa SMK Pawiyatan dapat dikatakan naik kelas jika dapat melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dilalui terdiri dari 3 tahap dengan unsur-unsur penilaian tersendiri
dan dikelompokkan dalam prosentase tertentu. Jika Siswa sudah memenuhi prosentase pada tahapan pertama 40, maka siswa tersebut harus menunggu penambahan
prosentase pada tahapan kedua. Karena pada tahapan ini adalah merupakan tahapan yang mendasar. Jika pada tahapan pertama siswa lolos, maka dapat dilanjutkan
penilaian pada tahapan kedua yaitu sebesar 30. Adapun jika pada tahapan kedua siswa tidak dapat memenuhinya, maka siswa tidak dapat melanjutkan pada tahapan
ketiga 30 atau dengan kata lain siswa tidak naik kelas. Siswa dikatakan naik kelas jika dapat melampaui ketiga tahapan tersebut secara berurutan, Yaitu Tahapan pertama
lalu tahapan kedua dan terakhir tahapan ketiga dan mengumpulkan bobot prosentase maksimal 50. Maksud diadakan tahapan-tahapan ini adalah untuk benar-benar
menjadikan siswa yang dapat memenuhi tujuan pendidikan di SMK Pawiyatan yaitu menjadikan siswa yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan dapat menguasai ilmu
yang ada pada program studinya.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut : tahap 1 : Etika dan Tingkah Laku Siswa bobot 40
Dasarnya adalah : Bahwa ilmu yang paling tinggi adalah akhlak dan Budi Pekerti yang luhur.
Adapun unsur-unsur penilaian yang terkandung didalamnya adalah : 1. Tidak melakukan tindak pidanapelanggaran hukum seperti : minuman keras,
narkoba, mencuri, asusila dll. 2. Kesopanan baik kepada guru maupun siswa yang lain seperti tidak berkata jorok dan
sikap berpakaian. 3. Tidak bikin onar atau ramai dalam kelas.
4. Tidak melawan guru. 5. Tidak mengganggu proses belajar mengajar seperti sering terlambatmasuk
207
seenaknya sendiri.
Tahap 2 : Kehadiran atau absensi 30
Dasarnya adalah : Siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar jika siswa hadir dan paham tentang materinya.
Adapun unsur-unsur penilaiannya adalah : 1. Absensi kehadiran siswa minimal sebesar 80 dari total tatap muka selama 1
semester. 2. Siswa tidak melakukan banyak pelanggaran dalam kelas.
3. Siswa jarang terlambat.
Tahap 3 : Nilai Siswa 30
Dasarnya adalah : Siswa dapat dikatakan naik kelas jika siswa mampu menyelesaikan materi yang diberikan pada kelas sebelumnya. Karena sistem pendidikan di SMK
adalah berkelanjutan atau saling berhubungan. Adapun kriterianya adalah :
1. Nilai siswa tidak boleh kosong maksimal pada 7 mata pelajaran yang didapat pada 1 semester.
2. Nilai harus KKM pada setiap mata pelajaran. 3. Siswa harus mengerjakan tugas yang telah diberikan kepada gurunya.
Demikian tahapan-tahapan yang harus dilalui siswa agar dapat dikatakan naik ke kelas yang lebih tinggi jika dapat melalui 3 tahapan tersebut di atas secara berurutan.
Ketidaknaikkan siswa bukan suatu kegagalan, akan tetapi proses untuk mempersiapkan diri yang lebih baik untuk ke masa depan.
Pada dasarnya sekolah SMK Pawiyatan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat untuk mendidik siswa agar mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur serta
mampu untuk memberikan yang terbaik khususnya bagi keluarga. Karena salah satu usaha untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan merubah
kehidupan keluarga menjadi lebih baik adalah dengan pendidikan.
MEKANISME PENILAIAN
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
208
nasional, dan ujian sekolahmadrasah, yang diuraikan sebagai berikut. 1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan input, proses,dan keluaran output pembelajaran. 2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan danatau kelompok di dalam danatau di luar kelas khususnya pada sikapperilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. 5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar KD atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
209
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. 11. Ujian SekolahMadrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
B. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria PAK. PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM merupakan criteria ketuntasan belajar minimal yang
ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta
didik.
C. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
1. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
210
dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajarankompetensi muatankompetensi program, dan proses.
2. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”peer evaluation oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen
yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik, sedangkan
pada jurnal berupa catatan pendidik. 1 Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati. 2 Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3 Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. 4 Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1 Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
211
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2 Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 3 Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah danatau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi rubrik.
1 Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2 Projek adalah tugas-tugas belajar learning tasks yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. 3 Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, danatau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1 substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; 2 konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan 3 penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian