Aplikasi Sistem lnforrnasi Geografis Dalam Penentuan Status Pemenuhan Kebutuhan Kayu Bakar di Daerah Penyangga Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Studi Kasus di Desa Galudra dan Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur)
RINGKASAN
Bukti Bagja (E03495031). Aplikasi Sistem lnforrnasi Geografis Dalam
Penentuan Status Pemenuhan Kebutuhan Kayu Bakar di Daerah Penyangga
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Studi Kasus di Desa Galudra dan
Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur).
Dibimbing oleh :
Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc. dan lr. Sambas Basuni, MS.
Kawasan hutan Gunung Gede-Pangrango merupakan salah satu
ekosistem hutan alam tropika yang berada di Propinsi Jawa Barat.
tersebut memiliki berbagai fungsi penting seperti fungsi ekologi
wakil
Kawasan
sebagai habitat
berbagai spesies flora dan fauna langka, fungsi ekonomi sebagai tempat wisata,
dan fungsi sosial sebagai pemasok air bersih bagi desa-desa sekeliling taman
nasional.
Mengingat fungsi-fungsi tersebut, hutan ~ u n i nGede-Pangrango
~
ditetapkan oleh pemerintah sebagai Kawasan Taman Nasional yang perlu dilindungi
dan dilestarikan.
Sampai tahun 1999 diketahui banyak terjadi gangguan manusia terhadap
keutuhan kawasan TNGGP dalam berbagai bentuk dan intensitas. Salah satu
diantara sekian banyak gangguan adalah pengambilan kayu bakar oleh masyarakat
sekitar hutan. Dalam Peta Kerawanan Gangguan TNGGP tahun 1990 dicantumkan
bahwa salah satu lokasi yang rawan pengambilan kayu bakar adalah kawasan hutan
sekitar Desa Galudra dan Sukamulya.
Pengambilan kayu bakar di TNGGP secara umum dipengaruhi oleh
menurunnya sediaan kayu bakar di daerah penyangga TNGGP akibat kecenderngan
konversi lahan dari kebun tanaman keras menjadi ladang yang ditanami tanaman
palawija musiman.
Adanya akuisisi lahan oleh orang-orang dari luar wilayah
Kecamatan Cugenang seperti dari Bogor dan Jakarta juga menjadi pemaw
penuruan sediaan kayu bakar di daerah penyangga.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagi tipe penggunaan lahan.
sediaan, konsumsi, dan status pemenuhan
kebutuhan kayu bakar di daerah
penyangga TNGGP khususnya Desa Galudra dan Sukamulya, sebagai bagian dari
upaya mengetahui kondisi sediaan dan konsumsi di daerah penyangga TNGGP
khususnya di daerah-daerah yang banyak ditemui pengambilan kayu bakar.
Penggunaan lahan ditentukan melalui interpretasi potret udara dengan cara
screen digifizing terhadap digital potret udara skala 1:50.000 tahun 1994 yang sudah
digeokoreksi, hasil interpretasi di sempurnakan dengan pengecekan lapangan
(ground checking). Peta penggunaan lahan didapat dengan penampalan (oveday)
antara peta penggunan lahan dengan peta batas desa. Estimasi sediaan kayu bakar
dilakukan dengan tahapan : 1) inventarisasi pohon dan vegetasi lain penghasil kayu
bakar pada setiap tipe penggunaan lahan. 2) Wawancara
terhadap responden
konsumen kayu bakar untuk mengetahui sediaan setiap vegetasi dalam satuan
waktu tertentu. 3) Penentuan sediaan kayu bakar masing-masing desa yaitu dengan
menjumlahkan sediaan kayu bakar dari tipe penggunaan lahan yang ada di desa
tersebut.
Jumlah konsurnsi kayu bakar masyarakat didapat dari hasil wawancara
terhadap responden kepala keluarga (KK) konsumen kayu bakar dengan IS
lo%,
sedangkan status pemenuhan kebutuhan kayu bakar diketahui dengan melakukan
pengurangan konsumsi terhadap sediaan kayu bakar suatu desa.
Apabila selisih
yang didapat bernilai positif maka desa tersebut mengalami surplus kayu bakar, no1
menyatakan seimbang (impas) dan bila negatif berarti defisit kayu bakar.
Berdasarkan interpretasi potret udara, didapat bahwa jenis penggunaan
lahan di Desa Galudra adalah sebanyak enam tipe penggunaan lahan dan di Desa
Sukamulya terdapat sebelas
tipe penggunaan lahan.
Tipe penggunaan lahan
terluas di Desa Galudra adalah untuk ladang yaitu seluas 260,89 Ha sedangkan
untuk Desa Sukamulya adalah perkebunan teh yaitu 363,21 Ha. Tipe penggunaan
lahan terkecil di Desa Galudra adalah sawah seluas 7,19 Ha sedangkan di Desa
Sukamulya adalah tanah kosong seluas 1,37 Ha.
Tipe penggunaan lahan yang bisa dijadikan sebagai sumber kayu bakar oleh
masyarakat adalah :
ladang, sawah, talun, pemukiman, semak belukar, jalan,
pabrik, hutan tanaman Perum Perhutani dan perkebunan teh PTP Nusantara VIII,
dengan besarnya sediaan pada tahun 1999 b e ~ r u t a ndari yang terbesar adalah :
kebun talun sebesar 32,99 SMIha, semak belukar sebesar 10,92 SMIha, pemukiman
sebesar 4,28 SMlha, ladangltegalan sebesar 2,13 SMIha,
sawah sebesar 1 3 4
SMIha, jalan sebesar 0,88 SMIha, perkebunan teh sebesar 0,88 SMIha, hutan
tanaman sebesar 0,74 SMIha, pabriwindustri sebesar 0,53 SMIha, dan yang terkecil
adalah sediaan kayu bakar dari penggunaan lahan sebagai tanah kosong yaitu 0
SMlha.
Sediaan kayu bakar total di Desa Galudra adalah sebesar 2979,19 SMnh,
sedangkan di Desa Sukarnulya adalah sebesar 2357,71 SMTTh, dengan asumsi
bahwa pola penggunaan lahan dan pola tanarn tetap seperii tahun 1999.
Total konsurnsi kayu bakar Desa Galudra untuk tahun 1999 adalah sebesar
3244,79 SMmh dengan rata-rata konsurnsi per KK sebesar 9,05 SM/Th, sedangkan
total konsurnsi kayu bakar Desa Sukamulya adalah sebesar 6969,6 SMnh dengan
rata-rata konsurnsi per KK sebesar 8,53 SMTTh.
Dari penelitian ini diketahui bahwa pada tahun 1999 Desa Galudra
mengalami defisit sebesar 265,60 SM, dan Desa Sukamulya rnengalami defisit kayu
bakar sebesar 4.611,89 SM. Defisit tersebut
diduga telah rnernbawa dampak
berupa rusaknya bagian-bagian pohon bahkan berkurangnya jurnlah pohon di areal
hutan Perum Perhutani dan perkebunan teh PTP Nusantara Vlll akibat pengarnbilan
kayu bakar.
Dugaan tersebut didasarkan kenyataan banyaknya kasus tindakan
pengarnbilan kayu bakar yang ditemui oleh petugas kedua instansi tersebut.
Untuk rnengatasi defisit kayu bakar tersebut, disarankan adanya penetapan
suatu daerah penyangga hutan pada penggunaan lahan antara pemukirnan dengan
TNGGP, disarnping juga dilakukan program-program pembinaan masyarakat untuk
mernbantu rneningkatkan tingkat perekonornian masyarakat dan rnengurangi
ketergantungan rnasyarakat terhadap hutan.
LEMBARPENGESAHAN
Judul
: Aplikasi Sistem lnformasi Geografis dalam Penentuan
Status Pemenuhan Kebutuhan Kayu Bakar di Daerah
Penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
(Studi Kasus di Desa Galudra dan Sukamulya,
Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur)
Narna mahasiswa
: Bukti Bagja
NRP
: E03495031
Menyetujui:
Dosen Pembirnbing I
Dosen Pernbirnbing II
Dr. Ir. Lilik Budi Prasetvo, M.Sc,
Tanggal :
Ir. Sambas Basuni. MS.
Tanggal :
Mengetahui:
ervasi Sumberdaya Hutan
.-
Bukti Bagja (E03495031). Aplikasi Sistem lnforrnasi Geografis Dalam
Penentuan Status Pemenuhan Kebutuhan Kayu Bakar di Daerah Penyangga
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Studi Kasus di Desa Galudra dan
Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur).
Dibimbing oleh :
Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc. dan lr. Sambas Basuni, MS.
Kawasan hutan Gunung Gede-Pangrango merupakan salah satu
ekosistem hutan alam tropika yang berada di Propinsi Jawa Barat.
tersebut memiliki berbagai fungsi penting seperti fungsi ekologi
wakil
Kawasan
sebagai habitat
berbagai spesies flora dan fauna langka, fungsi ekonomi sebagai tempat wisata,
dan fungsi sosial sebagai pemasok air bersih bagi desa-desa sekeliling taman
nasional.
Mengingat fungsi-fungsi tersebut, hutan ~ u n i nGede-Pangrango
~
ditetapkan oleh pemerintah sebagai Kawasan Taman Nasional yang perlu dilindungi
dan dilestarikan.
Sampai tahun 1999 diketahui banyak terjadi gangguan manusia terhadap
keutuhan kawasan TNGGP dalam berbagai bentuk dan intensitas. Salah satu
diantara sekian banyak gangguan adalah pengambilan kayu bakar oleh masyarakat
sekitar hutan. Dalam Peta Kerawanan Gangguan TNGGP tahun 1990 dicantumkan
bahwa salah satu lokasi yang rawan pengambilan kayu bakar adalah kawasan hutan
sekitar Desa Galudra dan Sukamulya.
Pengambilan kayu bakar di TNGGP secara umum dipengaruhi oleh
menurunnya sediaan kayu bakar di daerah penyangga TNGGP akibat kecenderngan
konversi lahan dari kebun tanaman keras menjadi ladang yang ditanami tanaman
palawija musiman.
Adanya akuisisi lahan oleh orang-orang dari luar wilayah
Kecamatan Cugenang seperti dari Bogor dan Jakarta juga menjadi pemaw
penuruan sediaan kayu bakar di daerah penyangga.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagi tipe penggunaan lahan.
sediaan, konsumsi, dan status pemenuhan
kebutuhan kayu bakar di daerah
penyangga TNGGP khususnya Desa Galudra dan Sukamulya, sebagai bagian dari
upaya mengetahui kondisi sediaan dan konsumsi di daerah penyangga TNGGP
khususnya di daerah-daerah yang banyak ditemui pengambilan kayu bakar.
Penggunaan lahan ditentukan melalui interpretasi potret udara dengan cara
screen digifizing terhadap digital potret udara skala 1:50.000 tahun 1994 yang sudah
digeokoreksi, hasil interpretasi di sempurnakan dengan pengecekan lapangan
(ground checking). Peta penggunaan lahan didapat dengan penampalan (oveday)
antara peta penggunan lahan dengan peta batas desa. Estimasi sediaan kayu bakar
dilakukan dengan tahapan : 1) inventarisasi pohon dan vegetasi lain penghasil kayu
bakar pada setiap tipe penggunaan lahan. 2) Wawancara
terhadap responden
konsumen kayu bakar untuk mengetahui sediaan setiap vegetasi dalam satuan
waktu tertentu. 3) Penentuan sediaan kayu bakar masing-masing desa yaitu dengan
menjumlahkan sediaan kayu bakar dari tipe penggunaan lahan yang ada di desa
tersebut.
Jumlah konsurnsi kayu bakar masyarakat didapat dari hasil wawancara
terhadap responden kepala keluarga (KK) konsumen kayu bakar dengan IS
lo%,
sedangkan status pemenuhan kebutuhan kayu bakar diketahui dengan melakukan
pengurangan konsumsi terhadap sediaan kayu bakar suatu desa.
Apabila selisih
yang didapat bernilai positif maka desa tersebut mengalami surplus kayu bakar, no1
menyatakan seimbang (impas) dan bila negatif berarti defisit kayu bakar.
Berdasarkan interpretasi potret udara, didapat bahwa jenis penggunaan
lahan di Desa Galudra adalah sebanyak enam tipe penggunaan lahan dan di Desa
Sukamulya terdapat sebelas
tipe penggunaan lahan.
Tipe penggunaan lahan
terluas di Desa Galudra adalah untuk ladang yaitu seluas 260,89 Ha sedangkan
untuk Desa Sukamulya adalah perkebunan teh yaitu 363,21 Ha. Tipe penggunaan
lahan terkecil di Desa Galudra adalah sawah seluas 7,19 Ha sedangkan di Desa
Sukamulya adalah tanah kosong seluas 1,37 Ha.
Tipe penggunaan lahan yang bisa dijadikan sebagai sumber kayu bakar oleh
masyarakat adalah :
ladang, sawah, talun, pemukiman, semak belukar, jalan,
pabrik, hutan tanaman Perum Perhutani dan perkebunan teh PTP Nusantara VIII,
dengan besarnya sediaan pada tahun 1999 b e ~ r u t a ndari yang terbesar adalah :
kebun talun sebesar 32,99 SMIha, semak belukar sebesar 10,92 SMIha, pemukiman
sebesar 4,28 SMlha, ladangltegalan sebesar 2,13 SMIha,
sawah sebesar 1 3 4
SMIha, jalan sebesar 0,88 SMIha, perkebunan teh sebesar 0,88 SMIha, hutan
tanaman sebesar 0,74 SMIha, pabriwindustri sebesar 0,53 SMIha, dan yang terkecil
adalah sediaan kayu bakar dari penggunaan lahan sebagai tanah kosong yaitu 0
SMlha.
Sediaan kayu bakar total di Desa Galudra adalah sebesar 2979,19 SMnh,
sedangkan di Desa Sukarnulya adalah sebesar 2357,71 SMTTh, dengan asumsi
bahwa pola penggunaan lahan dan pola tanarn tetap seperii tahun 1999.
Total konsurnsi kayu bakar Desa Galudra untuk tahun 1999 adalah sebesar
3244,79 SMmh dengan rata-rata konsurnsi per KK sebesar 9,05 SM/Th, sedangkan
total konsurnsi kayu bakar Desa Sukamulya adalah sebesar 6969,6 SMnh dengan
rata-rata konsurnsi per KK sebesar 8,53 SMTTh.
Dari penelitian ini diketahui bahwa pada tahun 1999 Desa Galudra
mengalami defisit sebesar 265,60 SM, dan Desa Sukamulya rnengalami defisit kayu
bakar sebesar 4.611,89 SM. Defisit tersebut
diduga telah rnernbawa dampak
berupa rusaknya bagian-bagian pohon bahkan berkurangnya jurnlah pohon di areal
hutan Perum Perhutani dan perkebunan teh PTP Nusantara Vlll akibat pengarnbilan
kayu bakar.
Dugaan tersebut didasarkan kenyataan banyaknya kasus tindakan
pengarnbilan kayu bakar yang ditemui oleh petugas kedua instansi tersebut.
Untuk rnengatasi defisit kayu bakar tersebut, disarankan adanya penetapan
suatu daerah penyangga hutan pada penggunaan lahan antara pemukirnan dengan
TNGGP, disarnping juga dilakukan program-program pembinaan masyarakat untuk
mernbantu rneningkatkan tingkat perekonornian masyarakat dan rnengurangi
ketergantungan rnasyarakat terhadap hutan.
LEMBARPENGESAHAN
Judul
: Aplikasi Sistem lnformasi Geografis dalam Penentuan
Status Pemenuhan Kebutuhan Kayu Bakar di Daerah
Penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
(Studi Kasus di Desa Galudra dan Sukamulya,
Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur)
Narna mahasiswa
: Bukti Bagja
NRP
: E03495031
Menyetujui:
Dosen Pembirnbing I
Dosen Pernbirnbing II
Dr. Ir. Lilik Budi Prasetvo, M.Sc,
Tanggal :
Ir. Sambas Basuni. MS.
Tanggal :
Mengetahui:
ervasi Sumberdaya Hutan
.-