Tahapan Penyusunan Tes Alternatif Pemecahannya

18 1 profil siswa dalam materi pokok, 2 pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa, 3 pencapaian indikator, 4 kesalahan yang biasa dilakukan siswa, dan 5 kemampuan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman kalimat. Dalam merencanakan tujuan tes diagnostik harus jelas. Tujuan tersebut jangan sampai tertukar, yang dapat berakibat memberikan arah berbeda dan lingkup pengembangan tes selanjutnya. b. Penyusunan Kisi-kisi Tahapan kedua setelah penentuan tujuan tes diagnostik adalah penyusunan kisi-kisi. Kisi-kisi tes diagnostik, seperti halnya kisi-kisi tes pada umumnya, adalah deskripsi ruang lingkup, isi yang akan diujikan, bentuk soal, serta rincian mengenai soal soal yang akan dikembangkan. Contoh kisi-kisi tes diagnostik untuk mengidentifikasi profil siswa dalam materi pokok dapat dilihat pada Tabel 1, yang dalam hal ini dicontohkan untuk materi pokok volum tabung, kerucut dan bola. Guru dapat mengembangkan model lainnya. Tabel 1 Standar Kompetensi Kompetensi DasarIndikator Bentuk Soal Jumlah Soal Skor 2. M e m a h a m i s i f a t - s i f a t t a b u n g , kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. 2.1. Mengiden Ɵ fi kasi unsur-unsur tabung, kerucut, bola. - Menyebutkan unsur-unsur: jari-jari diameter, Ɵ nggi, sisi, alas dari tabung dan kerucut - Melukis jaring-jaring tabung dan jaring-jaring kerucut. 2.2. Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut, dan bola - Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola. - Menghitung volume tabung, kerucut dan bola. 2.3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut, dan bola. - Menghitung unsur-unsur benda ruang sisi lengkung jika volumnya diketahui. - Menghitung perbandingan volum tabung, kerucut, dan bola karena perubahan ukuran jari-jari. J a w a b a n singkat Performan unjuk kerja Pilihan ganda Pilihan Ganda Uraian Pilihan Ganda Uraian Pilihan Ganda Uraian 4 2 5 5 2 5 2 5 2 0-1 0-5 0-1 0-1 0-5 0-1 0-5 0-1 0-5 Materi dan Standar Kompetensi yang dicantumkan dalam kisi-kisi adalah materi yang terdapat dalam Standar Isi. Indikator dikembangkan oleh guru. Selanjutnya, guru dapat mengembangkan materi sebanyak mungkin sesuai target pembelajaran. Pada contoh tadi ada lima indikator. Langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk soal yang akan dikembangkan. 19 19 19 Dalam contoh kisi-kisi tadi, bentuk soal yang akan digunakan adalah performan performance, uraian, jawaban singkat, dan pilihan ganda. Bentuk soal performan pada contoh di sini adalah tes praktik yang harus dilakukan siswa menggunakan alat geometri dan alat bantu lainnya. Jumlah soal pada contoh kisi-kisi di atas disesuaikan dengan bentuk soal. Contoh pada kisi-kisi di atas menunjukkan bahwa banyak soal untuk bentuk tes performan atau tes penampilanunjuk kerja ada 2 butir, soal dengan jawaban singkat 4 butir, soal uraian 6 butir, dan soal pilihan ganda 20 butir. Penyekoran pada contoh kisi-kisi di atas menunjukkan berapa skor minimum dan berapa maksimum. Penyekoran 0-5 menunjukkan bahwa skor minimum adalah 0 dan skor maksimum adalah 5. Penyekoran jenis ini biasanya digunakan untuk penilaian praktik atau tes bentuk uraian. Penyekoran 0-1 menunjukkan bahwa apabila jawaban siswa benar, ia akan memperoleh skor maksimum 1 sedangkan apabila salah akan memperoleh skor minimum 0. c. Penulisan Soal Tahapan ketiga dalam pengembangan soal diagnostik adalah penulisan soal. Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan tes yang baik. Untuk soal-soal pilihan ganda, penulisan soal hendaknya mengikuti kaidah kaidah sebagai berikut: 1 Kaidah Materi • Soal harus sesuai dengan indikator. • Pilihan jawaban harus berfungsi. • Setiap soal harus mempunyai hanya satu jawaban yang benar. 2 Kaidah Konstruksi Pokok soal • Harus dirumuskan secara jelas dan tegas. • Merupakan pernyataan yang diperlukan saja • Jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar. • Jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. • Tampilan berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Pilihan jawaban • Panjang rumusan harus relatif sama. • Jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”. • Jika berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya. 20 Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 3 Kaidah Bahasa • Setiap soal harus menggunakan bahasa sesuai kaidah Ejaan Yang Disempunakan EYD. • Menggunakan bahasa yang komunikatif, agar mudah dimengerti. • Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. • Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal. • Untuk soal-soal uraian, penulisan soal hendaknya mengikuti kaidah umum yaitu: • Soal harus sesuai dengan indikator. • Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. • Soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. • Menggunakan bahasa yang komunikatif • Perlu dibuat pedoman penyekoran, segera setelah soal selesai dibuat. d. Review dan Revisi Soal Tahap keempat dalam pengembangan soal adalah kajian kualitatif yang berupa telaah review dan perbaikan revisi soal. Review dan revisi soal pada prinsipnya adalah upaya untuk memperoleh informasi mengenai seberapa jauh suatu soal telah berfungsi mengukur apa yang hendak diukur sebagaimana tercantum dalam kisi-kisi, memenuhi kaidah yang telah ditetapkan. Review dan revisi soal idealnya dilakukan oleh orang lain bukan si penulis soal. e. Uji Coba Soal Tahap kelima dalam pengembangan tes diagnostik adalah uji coba soal. Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan informasi empirik mengenai seberapa jauh sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal, seperti keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, pola jawaban, tingkat daya pembeda soal, pengaruh budaya, dan sebagainya. Guru tidak perlu melakukan uji coba tersebut untuk soal-soal diagnosis yang dikembangkannya sendiri, sebab selain tidak efisien guru hanya memiliki jumlah kelas yang sangat kecil. Untuk soal diagnostik yang dikembangkan guru, uji coba dapat dilakukan sekaligus untuk penilaian 21 21 21 di kelas. Uji coba yang ideal hanya digunakan apabila sekolah bermaksud mengembangkan bank soal tes diagnostik. f. Analisis Soal Tahap keenam dalam pengembangan tes diagnostik adalah analisis hasil uji coba. Soal-soal yang dikembangkan oleh guru untuk penilaian di kelas, soal-soal yang digunakan dalam kegiatan rutin dapat dianggap sebagai ajang uji coba. Analisis soal-soal pilihan ganda misalnya, bertujuan memperoleh tes yang baik ditinjau dari tingkat kesukaran, daya pembeda, distribusi jawaban dan informasi lainnya seperti reliabilitas dan validitas soal. Untuk soal keterampilan, analisis tes dilakukan untuk memperoleh informasi seberapa jauh tes dapat dilakukan. g. Perakitan Soal Tahap ketujuh dalam pengembangan soal tes adalah perakitan soal yang memiliki kriteria tertentu menjadi perangkat tes. Soal yang baik hasil uji cobanya dan telah dianalisis dapat dirakit sesuai dengan kebutuhan tes. Khusus untuk soal-soal pilihan ganda, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan antara lain penyebaran soal, penyebaran tingkat kesukaran soal dan penyebaran jawaban, dan lay out tes.

2. Implementasi Tes Diagnostik

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes meliputi: petunjuk pengerjaan, cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, pengaturan ruang dan tempat duduk siswa, pengawasan, dan lain sebagainya. Setelah tes dikerjakan, dilakukan penyekoran, yaitu pemberian angka dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi kuantitatif dari setiap siswa. Penyekoran harus dilakukan seobjektif mungkin. Setelah tes digunakan dan dilakukan penyekoran, hasilnya dilaporkan. Laporan dapat diberikan kepada siswa, orang tua peserta didik, Kepala Sekolah dan lain sebagainya. Laporan hasil tes diagnostik tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan kebijakan atau kebijaksanaan selanjutnya. Hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan. Bab selanjutnya akan membahas penulisan soal diagnostik sesuai dengan masing- masing pendekatan yang dikembangkan dalam bahan ajar ini. 22