perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan pokok dari makhluk hidup dan makhluk hidup tidak dapat melangsungkan hidupnya tanpa tersedianya air. Oleh karenanya tidak satupun
kehidupan di dunia termasuk manusia dapat berlangsung tanpa tersedianya air dalam jumlah yang cukup. Manusia dalam hidupnya mutlak membutuhkan air, karena dalam
penyusun tubuh manusia kita ketahui 85 terdiri dari air. Aktivitas rumah tangga banyak memanfaatkan air khususnya air bersih untuk
memasak, mandi, mencuci, kakus dan lain-lain. Pemanfaatan dan pemakaian air tersebut menjadikan air menurun kualitasnya sehingga manghasilkan air limbah. Air
limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia antara lain berupa limbah industri yang dihasilkan dari aktivitas industri dan air limbah domestik yang dihasilkan dari segala
aktivitas rumah tangga. Pencemaran air merupakan masalah yang sangat serius, tidak hanya pencemaran dari perkembangan industri, tetapi limbah domestik dapat menjadi
masalah besar ketika tidak diperhatikan penanganannya. Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomar 112 Tahun 2003 pasal 1
butir 1 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, dinyatakan bahwa limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman
real estate
, rumah makan
restaurant
, perkantoran, perniagaan, aparteman dan asrama. Untuk Kota Surakarta, pengolahan limbah domestik telah diputuskan dalam Surat
Keputusan SK Walikota Surakarta Nomor 002 tanggal 26 Juni 1998, di dalam SK tersebut Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kota Surakarta ditunjuk sebagai
pengelola air limbah domestik. Di samping SK Walikota tersebut, terdapat Peraturan Daerah Nomor 03 tahun 1999 tanggal 27 Mei 1999 tentang Pengolahan Limbah Cair,
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user di dalam Perda tersebut diatur tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL,
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPLT, jaringan pipa air limbah, sambungan rumah serta peralatan penunjang lainnya.
Limbah domestik yang diproduksi tiap hari menjadi salah satu pencemar sumur dangkal sumur penduduk, karena struktur tanah yang tidak mampu mencuci limbah
tersebut. IPAL terkait dengan fasilitas prasarana permukiman tidak terpisahkan dengan manusia, hunian dan lingkungan, IPAL berfungsi untuk mengendalikan serta
mengolah limbah domestik. Air limbah domestik dialirkan melalui saluran interseptor kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan bersih, sehingga dengan IPAL
diharapkan sungai bebas dari pencemaran air limbah khususnya domestik. Kota Surakarta dengan luas wilayah 4.404 Ha dan jumlah penduduk mencapai
556.504 jiwa pada tahun 2006, hampir dipastikan dari kegiatan masyarakat Kota Surakarta limbah rumah tangga atau air kotor menempati urutan paling tinggi dalam
pembuangannya sekitar 89 , kemudian 11 dari industri dan rumah sakit. Volume air limbah domestik di Kota Surakarta kurang lebih 25.500 mĀ³hari. Pembangunan
IPAL, pemasangan pipa interseptor, pipa sekunder, pipa lateral dan sambungan rumah air limbah merupakan usaha penanggulangan tercemarnya air tanah dari
limbah domestik. Usaha tersebut merupakan usaha jangka panjang dalam rangka peningkatan kualitas dan kesehatan masyarakat yang pada akhirnya adalah menjaga
kesehatan masyarakat Kota Surakarta. Pembangunan sanitasi di Kota Surakarta juga merupakan salah satu penjabaran pemerintah dalam memenuhi Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup. Tingginya tingkat pencemaran domestik memberikan dampak signifikan terhadap
kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai. Ancaman serius ini harus memicu peran aktif pemerintah dalam pengendalian limbah domestik.
Melihat kondisi tersebut penanganan air kotor tidak bisa dipandang sebelah mata artinya pengolahan air kotor merupakan tanggung jawab kita bersama untuk segera
ditangani secara baik dan berkelanjutan sebelum terjadi pencemaran di mana-mana 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user sehingga akan merugikan lingkungan sekitar, seperti ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, pencemaran air tanah dan badan air atau sungai.
B. Rumusan Masalah