Petunjuk Teknis BOP RA
12
B.
Mekanisme Penyaluran Dana BOP RA 1. Mekanisme Penyaluran Dana BOP RA
Penyaluran dana BOP RA dilakukan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama KabupatenKota. Pencairan
dana BOP RA dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung LS ke rekening RA sebagai penerima bantuan operasional, atau dengan
pembayaran Uang Persediaan UP.
1.1. Penetapan Pejabat Perbendaharaan
a. Dalam hal DIPA dana BOP RA dialokasikan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi:
- Kuasa Pengguna Anggaran KPA atas DIPA dimaksud dapat menetapkan
Pejabat Pembuat
Komitmen PPK
khusus pencairan
dana BOP
RA pada
masing-masing Kantor
Kementerian Agama KabupatenKota melalui Surat Keputusan. - Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi selaku kepala
satuan kerja
satker dapat
mengangkat Bendahara
Pengeluaran Pembantu BPP pada masing-masing Kantor Kementerian Agama KabupatenKota melalui Surat Keputusan.
b. Dalam hal DIPA dana BOP RA dialokasikan pada Kantor Kementerian Agama KabupatenKota:
- Kuasa Pengguna Anggaran KPA atas DIPA dimaksud dapat menetapkan
Pejabat Pembuat
Komitmen PPK
khusus pencairan dana BOP RAlebih dari 1 satu orang sesuai
kebutuhan melalui Surat Keputusan. - Kepala Kantor Kementerian Agama KabupatenKota selaku
kepala satuan kerja satker dapat mengangkat Bendahara Pengeluaran Pembantu BPP khusus pencairan dana BOP RA
lebih dari 1 satu orang sesuai kebutuhan mela lui Surat Keputusan.
1.2. Syarat penyaluran dana BOP RA adalah:
a. Dalam pengajuan pencairan dana BOP RA, lembaga RA menyampaikan Rencana Kegiatan dan Anggaran RA RKARA;
b. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOP RA yang telah diterima oleh RA pada tahap sebelumnya, seluruhnya harus
sudah diserahkan kepada PPK sebagai dokumen laporan ; c. Diterbitkannya Surat Keputusan PPK tentang Penetapan Penerima
BOP RA yang disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran; d. Atas nama KPA, PPK membuat Surat Perjanjian Kerjasama For-
mulir BOP-01 dengan Kepala RA sebagai penerima dana BOP RA, yang memuat hak dan kewajiban antara kedua belah pihak;
e. PPK mengesahkanmenyetujui pengiriman dana BOP RA kepada RA yang dituangkan dalam bentuk kuitansibukti penerimaan;
f. Kepala RA menyerahkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak SPTJM kepada PPK;
Petunjuk Teknis BOP RA
13
1.3. Peyaluran dana BOP RA dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi
atau Kantor
Kemenag KabupatenKota dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1.3.1. Pembayaran Langsung LS a. Mekanisme pencairan
BOP RA dapat menggunakan mekanisme pembayaran langsung LS dalam bentuk uang
kepada RA melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN;
b. PPK melakukan
pengujian dokumen
permohonan pencairan dana BOP RA yang diajukan RA sesuai dengan
Petunjuk Teknis; c. PPK menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran SPP
setelah Surat Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh kedua belah pihak, menerbitkan SK PPK tentang penerima
bantuan, menerima SPTJM dari Kepala RA, dan kuitansi bukti penerimaan telah ditandatangani oleh Kepala RA dan
disahkan oleh PPK;
d. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis BOP RA, PPK menyampaikan informasi kepada RA untuk
melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan; e. Kuasa Pengguna Anggaran menerbitkan Surat Perintah
Membayar SPM
yang ditujukan
kepada KPPN
berdasarkan pengajuan SPP dari PPK; 1.3.2. Pembayaran Uang Persediaan UP
a. Kuasa Pengguna Anggaran KPA mengajukan permintaan UPTUP kepada Kepala KPPN setempat;
b. Dalam hal dibutuhkan, KPA dapat mengajukan persetujuan besaran UP melampaui besaran yang ditetapkan sesuai p a-
gu DIPA kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
berdasarkan pengajuan
rekapitulasi RKARA dari BPP kepada BP;
c. Pembayaran sampai dengan Rp. 50.000.000, - lima puluh juta rupiah kepada satu penyedia barangjasa dapat
menggunakan mekanisme UPTUP melalui PPK dan BPP khusus dana BOP RA;
d. Dalam hal pembayaran kepada satu penyedia barangjasa melebihi Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah tidak
dapat dilakukan dengan LS, dapat dilakukan dengan UP oleh PPK setelah mendapat persetujuan dari Direktur
Jenderal Perbendaharaan atas permintaan KPA;
e. Bendahara Pengeluaran mentransfer dana UPTUP kepada BPP khusus BOP RA melalui rekening sesuai kebutuhan
mengacu pada RKARA; f. Penyaluran dana UP kepada BPP oleh BP dilakukan be r-
dasarkan Surat Perintah Bayar SPBy yang ditandatangani
Petunjuk Teknis BOP RA
14
oleh PPK atas nama KPA yang dilampiri rincian kebutuhan dana masing-masing BPP;
g. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui BP apabila UP yang dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50
lima puluh persen sehingga BP dapat melakukan penggantian
revolving UP
yang telah
digunakan sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih
tersedia dalam DIPA; h. Untuk BP yang dibantu oleh beberapa BPP, dalam
pengajuan UP ke KPPN harus melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masing -
masing BPP;
i. Setiap pembayaran UPTUP oleh BPP berdasarkan Surat Perintah Bayar SPBy yang ditandatangani oleh PPK atas
nama KPA. SPBy tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran berupa kuitansibukti pembelian, faktur pajak
dan SSP, dan notabukti penerimaan barangjasa atau dokumen pendukung lainnya yang diperlukan yang
disetujuidisahkan oleh PPK;
j. KPA dapat mengajukan TUP kepada kepala KPPN dalam hal sisa UP pada BP tidak cukup tersedia dengan syarat
digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan;
k. Apabila penggunaan dan pertanggungjawaban TUP tidak dapat dilakukan dalam waktu 1 satu bulan, KPA dapat
mengajukan perpanjangan waktu pertanggungjawaban kepada kepala KPPN hingga satu bulan berikutnya;
l. Jika diperlukan dapat dilakukan mekanisme uang muka dengan menyalurkan dana UPTUP oleh BPBPP kepada
pihak RA berdasarkan Surat Perintah Bayar SPBy yang ditandatangani oleh BPBPP, Kepala RA, dan PPK atas
nama
KPA dengan
memperhatikan batas
waktu pertanggungjawaban.
m. Lembaga RA dapat membelanjakan sendiri atas uang muka tersebut sesuai RKARA yang telah diajukan dengan me m-
perhatikan akuntabilitas laporan pertanggungjawaban. n. Dalam rangka pelaksanaan mekanisme pencairan dana BOP
RA dengan uang muka tersebut berdasarkan SPBy dilampiri:
- Rencana pelaksanaan kegiatanpembayaran. - Rincian kebutuhan dana.
- Batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang
muka kerja. o. Pengajuan pembayaran UPTUP tahap berikutnya , BPP
harus menyiapkan
bukti-bukti laporan
pertanggungjawaban kepada BP terhadap UPTUP yang telah dibayarkan sebelumnya;
Petunjuk Teknis BOP RA
15
p. Atas penyaluran dana UPTUPkepada BPP oleh BP, harus disertai kuitansibukti penerimaan atas penyaluran dana
UPTUP bukti transfer sebanyak 2 dua lembar dengan ketentuan lembar kesatu disampaikan kepada BPP sebagai
bukti bahwa dana UPTUP telah diterima oleh BPP dan lembar kedua disimpan oleh Bendahara Pengeluaran.
2. Waktu Penyaluran dana BOP RA:
Penyaluran dana BOP RA tahun Anggaran 2016 yang ada di Satuan Kerja, penyalurannya dapat dilakukan dalam satu tahap atau lebih. Jika pada
akhir tahun anggaran terdapat sisa dana BOP RA yang ada di rekening RA harus disetorkan ke kas negara.
Petunjuk Teknis BOP RA
16
BAB V PENGGUNAAN DANA BOP RA
A. Komponen Pembiayaan
Dana BOP RA yang diterima oleh RA dapat digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan sebagaimana berikut:
1. Pengembanganperpustakaan 2. Pembelian alat peraga edukatif
3. Pembelian bahan habis pakai 4. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa
5. Langganan daya dan jasa lainnya 6. Kegiatan penerimaan siswa baru
7. Biaya pemantauanpendeteksian tumbuh kembang anak 8. Biaya Peningkatan gizi anak atau pemberian makan tambahan
9. Penyusunan dan pelaporan 10. Pembelian perangkat pengolahan data
11. Perawatan sarana dan prasarana RA 12. Pengembangan profesi guru
13. Pembayaran honorarium bulanan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil GBPNS dan
Tenaga Kependidikan bukan PNS. Dalam menggunakan dana BOP RA, RARaudhatul Athfal harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Prioritas utama penggunaan dana BOP RA adalah untuk kegiatan operasional RA;
2. Bagi RA yang telah menerima dana bantuan yang lain, tidak diperkenankan menggunakan dana BOP RA untuk peruntukan yang sama. Sebaliknya jika dana
BOP RA tidak mencukupi untuk pembelanjaan yang diperbolehkan, maka RA dapat mempertimbangkan sumber pendapatan lain yang diterima oleh
lembaganya;
3. Biaya transportasi dan uang harian bagi guru yang bertugas diluar jam mengajar harus mengikuti peraturan yang berlaku.
B. Larangan Penggunaan Dana BOP RA
1. Disimpan dengan maksud dibungakan; 2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli Lembar Kerja Siswa LKS; 4. Membeli softwareperangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOP RA
atau software sejenis; 5. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas RA dan memerlukan
biaya besar, misalnya studi banding, studi tour karya wisata dan sejenisnya;
6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
Petunjuk Teknis BOP RA
17
7. Membeli pakaianseragamsepatu bagi gurusiswa untuk kepentingan pribadi bukan inventaris raudhatul athfal, kecuali untuk siswa miskin;
8. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat; 9. Membangun gedungruangan baru;
10. Membeli bahanperalatan yang tidak mendukung proses pembelajaran; 11. Menanamkan saham;
12. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuhwajar;
13. Membiayai kegiatan
dalam rangka
mengikuti pelatihansosialisasipendampingan terkait program BO P RAperpajakan
program BOP RA yang diselenggarakan lembaga di luar Kementerian Agama.
C. Mekanisme Pembelian BarangJasa di RA
Pembelian barangjasa dilakukan oleh RA dengan ketentuan: 1. Menggunakan prinsip keterbukaan dan ekonomis dalam menentukan
barang dan tempat pembeliannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dengan cara membandingkan harga penawaran dari
penyedia barangjasa dengan harga pasar dan mel akukan negosiasi;
2. Memperhatikan kualitas barangjasa, ketersediaan, dan kewajaran harga serta tepat guna;
3. Membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia barangjasa;
4. Diketahui oleh Komite RA;