PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESETIMBANGAN KIMIA

Skripsi

Oleh
SEPTIANA DEWI SUSANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam

pernyataan Saya di atas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Bandar Lampung, Februari 2013

Septiana Dewi susanti
NPM 0913023105

ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI
KESETIMBANGAN KIMIA
Oleh
SEPTIANA DEWI SUSANTI
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses
sains pada materi faktor-faktor yang memepengaruhi kesetimbangan kimia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development) dengan subjek penelitian yaitu LKS berbasis keterampilan proses sains. Penyusunan LKS dilakukan setelah melakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi kepustakaan dan studi lapangan. Setelah penyusunan maka dilakukan validasi pakar oleh satu dosen ahli terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan. Setelah itu melakukan uji coba terbatas
yang meliputi uji aspek kesesuaian isi dan keterbacaan oleh guru dan aspek keterbacaan dan kemenarikan oleh siswa. Dari hasil uji coba terbatas dihasilkan penilaian guru dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan yaitu LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang memepengaruhi
kesetimbangan kimia. Hasil dari penilaian guru terhadap kesesuaian isi dan keterbacaan yaitu sudah baik yaitu dengan persentase 84,28% dan 84%. Hasil respon
siswa terhadap keterbacaan dan kemenarikan yaitu untuk keterbacaan respon


siswa sangat tinggi yaitu dengan persentase 82,5% dan untuk kemenarikan respon
siswa juga tinggi yaitu dengan persentase 85%.
Kata Kunci : LKS, keterampilan proses sains, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh
SEPTIANA DEWI SUSANTI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2013

Judul Skripsi

: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS
KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA
MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA

Nama Mahasiswa

: Septiana Dewi Susanti

No. Pokok Mahasiswa : 0913023105
Program Studi

: Pendidikan Kimia

Jurusan


: Pendidikan MIPA

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI
1.

Dr. Noor Fadiawati, M. Si.

NIP. 196608241991112001

Komisi Pembimbing

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si
NIP 196608241991112002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA


Dr. Caswita, M.Si.
NIP 196710041993031004

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua

: Dr. Noor Fadiawati, M.Si

___________

Sekretaris

: Dra. Chansyanah Diawati, M.Si

___________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman M.Si
NIP. 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi:...........................2013

___________

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Endang Rejo, Kecamatan Seputih Agung Kabupaten
Lampung Tengah pada tanggal 31 November 1991 sebagai putri tunggal dari
pasangan Bapak Rasidi dan Ibu Muhyati.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Endang Rejo lulus tahun
2003, SMP Negeri 1 Seputih Agung lulus tahun 2006, dan SMA Negeri 1 Seputih
Agung lulus tahun 2009.
Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur UML.
Pada awal masuk perkuliahan penulis pernah mendapatkan beasiswa teruntuk
mahasiswa baru. Tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan
(PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA
Muhammadiyah 1 Purbolinggo, Lampung Timur.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
diberikan-Nya kepada Penulis.
Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tulus, kupersembahkan lembaranlembaran sederhana ini untuk :
Bapak dan Ibu
Orang tua yang selalu mendoakan anaknya dan ingin selalu anaknya bahagia.
Terimakasih atas segala yang engkau berikan pada anakmu ini. Ya Allah hamba
bersyukur mempunyai orang tua seperi orang tua hamba, biarkanlah mereka selalu
dalam perlindungan-Mu dan selalu bahagia. Amiin.
Keluargaku tersayang...
Perhatian dan kasih sayang kalian adalah motivasi dan penyemangat dalam
hidupku.
Sahabat-sahabatku...

Doa, perhatian, dan kebersamaan yang telah kalian berikan adalah suatu hal yang
sangat berarti bagiku.
Almamaterku tercinta...
Tempatku menimba ilmu dan belajar tentang kehidupan.

MOTTO

Kebahagian orang tuaku adalah kebahagianku (Septiana Dewi Susanti)
Apa pun yang terjadi aku harus menjadi orang sukses tetapi tetap dijalan
Allah SWT (Septiana Dewi Susanti)

SANWACANA

Puji syukur hanyalah untuk-Mu Allah, Rabb semesta alam, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
Pengembangan LKS berbasisi Keterampilan Proses Sains Pada Materi Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi besar, uswatun
hasanah, Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun luar biasa karena
kebiasaannya.
Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:

1.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3.

Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
serta Pembimbing I, Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si selaku pembimbing
II, Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si selaku pembahas dan Dosen Pembimbing
Akademik penulis Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si. terima kasih atas kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi di sela-sela kesibukan, meminjami segala fasilitas, sudi menjadi tempat mencurahkan segala keluh kesah penulis.

4.

Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah
memfasititasi penulis dalam menuntut ilmu selama lebih dari tiga tahun ini.


5.

Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.

6.

Bapak Hi. Badruzaman, S.Pd, MM.Pd selaku Kepala SMAN 1 Bandar
Lampung, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian. Terima
kasih juga atas bimbingan dan masukkannya.

7.

Ibu Diah Eko Ermiwati, S.Pd sebagai Guru Mitra atas waktu yang
terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
Terima kasih atas bimbingan saat tindakan kelas.

8.

Kedua orang tuaku tercinta yang dengan penuh kasih sayang memberikan

segalanya, Doa, dukungan dan semangat yang tiada ternilai untuk
keberhasilan penulis.

9.

Wawan Gunawan yang membantuku dalam penyusunan LKS ini.

10. Teman seperjuanganku, Gusti, Manda, dan icon yang selalu ada dalam canda,
tawa, bahagia, duka, maupun tangis serta selalu memotivasi, memberikan
kepercayaan dan membantuku selama ini.
11. Rekan-rekan pengembangan, Anggi, Rully, Ricka, Susanto, Agung, Tere,
Erika, dan Odhi. Terimakasih untuk semua dukungan kalian.
12. Rekan-rekan Pendidikan Kimia 2009 baik kelas A maupun kelas B yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
13. Kakak dan adik tingkatku angkatan 2006, 2007, 2008, 2007, 2010, 2011, dan
2012.

Akhirnya, penulis meminta maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Semoga skripsi ini menyisakan kenangan dan menjadi bahan rujukan
penelitian selanjutnya. Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekeliruan,

iv

sumbangsih dan masukan pembaca menjadi permintaan penulis untuk karya selanjutnya.

Bandarlampung,
Penulis,

Februari 2013

Septiana Dewi Susanti

iv

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
I.

II.

III.

ix

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ............................................................................

4

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ...........................................................................

5

E. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengembangan ..................................................................................

7

B. Lembar Kerja Siswa ........................................................................

8

C. Keterampilan proses Sains ..............................................................

15

D. Model Problem Solving....................................................................

20

E. Analisis Konsep ..............................................................................

21

METODE PENELITIAN
A. Metode dan Subyek Penelitian..........................................................

24

B

Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan.............................

24

C

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................

30

D. Instrumen Penelitian .......................................................................

31

vi

E. Teknik Analisis Data ......................................................................
IV.

31

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Studi Pendahuluan............................................................................

34

B. Pengembangan Produk ....................................................................

36

C. Kendala-kendala dalam pengembangan LKS .................................. 57
V.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................

58

B. Saran ................................................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.

Analisis Konsep ........................................................................................

64

2.

Pemetaan/Analisis SK-KD ......................................................................

66

3.

Silabus ....................................................................................................

74

4.

RPP .........................................................................................................

86

5.

Hasil Analisis Kebutuhan Guru ..............................................................

93

6.

Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ..............................................................

96

7.

Hasil Validasi Kesesuaian Isi ..................................................................

98

8.

Hasil Validasi Konstruksi ....................................................................... 100

9.

Hasil Validasi Keterbacaan ...................................................................... 102

10. Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi .............................................. 104
11. Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ................................................. 106
12. Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan ................................................... 108
13. Hasil Respon Siswa untuk Kemenarikan ................................................. 110

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Indikator Keterampilan Proses Sains .......................................................

17

2.

Klasifikasi Keterampilan Proses Sains ......................................................

18

3.

Keterampilan Proses Sains .......................................................................

19

4

Analisis Konsep ........................................................................................

22

5. Penskoran Pada Angket Pernyataan Positif ..............................................

31

6. Tafsiran Skor ............................................................................................

33

7. Data Hasil Percobaan Pengaruh Konsentrasi ...........................................

37

8.

Hasil Validasi Ahli terhadap LKS yang dikembangkan ..........................

38

9.

Hasil Penilaian Guru terhadap LKS yang dikembangkan ........................

42

10. Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan LKS yang dikembangkan .........

45

11. Hasil Respon Siswa untuk Kemenarikan LKS yang dikembangkan ........

50

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Alur Pengembangan LKS ..........................................................................

25

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Science dalam kamus (American Heritage Digtionary, 4th ed, 2004) adalah pengamatan, identifikasi, deskripsi, investigasi, eksperimental, dan penjelasan teoritis
fenomena. Sains lebih dari sekedar bentuk pengetahuan, dan sebuah pandangan
yang lengkap tentang sains mencakup berbagai proses, anggapan, dan nilai-nilai
(Bell dalam Kustijono, 2012).
Ilmu kimia yang merupakan bagian dari sains adalah ilmu yang mencari jawaban
atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.
Pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses atau
kerja ilmiah; sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori;
dan sebagai sikap. Perkembangan pembelajaran kimia sebagai ilmu yang terkait
erat dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) harus juga mengikuti perkembangan IPTEK, terutama dalam pemanfaatan keterampilan proses sains siswa.
Menurut Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah keterampilanketerampilan fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai
yang dituntut. Keterampilan proses sains dibutuhkan untuk menggunakan dan
memahami sains (Hartono, 2007). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia disekolah

2

seharusnya dalam rangka pembentukan pemahaman kimia. Pola pikir sains jarang
sekali diperhatikan oleh guru karena faktor ketidaktahuan (Sunyono, dkk, 2012).
Hal ini diperkuat pula dengan penelitian wiyanto, 2006 yang menyatakan bahwa
pembelajaran sains yang termasuk di dalamnya pembelajaran kimia, cenderung
monoton dengan aktivitas yang tergolong rendah. Guru cenderung berceramah
atau menjelaskan, sis-wa mendengarkan dan mencatat, sedangkan aktivitas
laboratorium jarang dilaku-kan (Wiyanto, 2006).
Menurut Gallagher dalam Sunyono, dkk (2012) paradigma pembelajaran baru
dalam pembelajaran sains adalah pembelajaran dimana guru hendaknya lebih
banyak memberikan pengalaman kepada siswa untuk lebih mengerti dan membimbing siswa agar dapat menggunakan pengetahuan kimianya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, seringkali siswa menemukan kesulitan dan masalah untuk memahami materi yang dipelajari. Salah satu materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa adalah materi kesetimbangan kimia yang mencakup kesetimbangan dinamis, tetapan kesetimbangan,
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan, dan kesetimbangan dalam industri. Alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah
dengan dilakukannya pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains.
Menurut Sriyono, 1992 LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan
atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan
pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tum-buhnya minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada dua kategori LKS, yaitu LKS
eksperimen dan LKS non eksperimen.

3

Berdasarkan hasil studi lapangan terhadap enam sekolah di Kota Bandar Lampung, sebagian besar guru sudah menggunakan LKS pada pembelajaran materi
kesetimbangan kimia. Guru-guru yang tidak menggunakan LKS, menggunakan
buku pegangan untuk pembelajaran pada materi kesetimbangan kimia. LKS-LKS
yang digunakan tersebut, ada yang LKS non eksperimen dan ada yang non eksperimen+eksperimen. LKS-LKS yang digunakan guru merupakan buatan guru sendiri. Sebagian besar guru menyatakan bahwa LKS yang dibuat sudah disertai
dengan pertanyaan yang mengkonstruksi konsep. Namun, masih banyak kekurangan dalam LKS tersebut, karena masih sangat sederhana. Ini dibuktikan, oleh
sebagian besar siswa yang merasa LKS-LKS yang digunakan kurang menarik karena tidak disertai dengan gambar submikroskopis. Sebagian siswa juga merasa
kesulitan memahami bahasa dalam LKS. Walaupun siswa merasa kesulitan dalam
memahami bahasa dalam LKS, akan tetapi dengan adanya LKS sebagian siswa
merasa lebih mudah memahami materi kesetimbangan kimia. Hal ini sesuai
dengan pernyataan guru bahwa hasil belajar siswa tinggi setelah menggunakan
LKS. Ini berarti LKS sangat membantu guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
LKS-LKS yang beredar masih bersifat cookbook (buku resep masakan) yang
berisi prosedur praktikum dan pertanyaan-pertanyaan yang hanya berhubungan
dengan hasil percobaan tanpa mengaitkan dengan pengetahuan awal yang dimiliki
siswa sebelumnya. Kegiatan laboratorium yang menggunakan LKS cookbook belum berfokus pada pengembangan keterampilan proses sains. Selain itu, siswa
hanya diberi sedikit kesempatan untuk merumuskan masalah dalam eksperimen,
menyatakan hipotesis dan mengujinya. Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki ke-

4

terampilan proses sains. Keterampilan proses sains ini dapat dilatihkan dengan
pembelajaran menggunakan LKS. Walaupun begitu pentingnya keterampilan
proses sains bagi siswa, akan tetapi banyak guru yang tidak mengetahui tentang
keterampilan proses sains. Ini dibuktikan dengan studi lapangan yang menyatakan bahwa sebagaian besar guru tidak mengetahui tentang keterampilan proses
sains, bahkan ada yang baru mengetahuinya dari wawancara.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan
lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains. Penelitian tersebut berjudul Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang akan
dikaji pada penelitian ini adalah :
1.

Bagaimana karakteristik lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses
sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia?

2.

Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains
yang dikembangkan?

3.

Bagaimana respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains
yang dikembangkan?

4.

Apakah kendala-kendala dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan
proses sains?

C. Tujuan Penelitian

5

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains guna mendiskripsikan
dan mengetahui:
1.

Penilaian guru terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains yang dikembangkan.

2.

Respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains yang dikembangkan.

3.

Kendala-kendala dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan proses
sains.

D. Manfaat Penelitian
Dari pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains yang dihasilkan
diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.

Guru

Menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
2.

Siswa

Penggunaan LKS berbasis keterampilan proses sains dalam pembelajaran diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar secara langsung dan mempermudah dalam mengkonstruksi konsep-konsep yang bersifat abstrak.
3.

Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian

6

Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1.

Metode penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan
untuk mengembangkan produk yang sudah ada maupun membuat produk
baru yang kemudian dilakukan uji coba.

2.

LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang
harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan
dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.

3.

Keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan fisik dan mental
untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sains serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2008). Metode penelitian dan pengembangan ini merupakan metode
yang digunakan untuk mengembangkan produk yang sudah ada maupun membuat produk baru yang kemudian dilakukan uji coba.
Menurut Mulyatiningsih (2012), penelitian dan pengembangan (Research and
Development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses
pengembangan produk. Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang
pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi,
dan perangkat pembelajran; kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-lain. Setiap
produk yang dikembangkan membutuhkan prosedur penelitian yang berbeda.
Pengembangan produk berbasis penelitian terdiri dari 5 langkah utama yaitu
analisis kebutuhan, pengembangan produk, perancangan (desain) produk sekaligus pengujian kelayakan, implementasi produk atau pembuatan produk sesuai
hasil rancangan, pengujian atau evaluasi produk, dan revisi secara terus
menerus.
Borg, Gall, dan Gall dalam Sukmadinata (2011) menuliskan langkah-langkah
dalam penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data

8

(research and information collecting); (2) perencanaan (planning; (3) pengembangan draft awal (develop preliminary from product); (4) uji coba lapangan
awal (preliminary field testing); (5) revisi hasil uji coba (main product revision); (6) uji coba lapangan (main field testing); (7) penyempurnaan produk hasil
uji lapangan (operating product revision); (8) uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing); (9) penyempurnaan dan produk akhir (final product revision); dan (10) desiminasi dan implementasi (dessimination and implementtation).
B. Lembar Kerja Siswa
Pada proses kegiatan belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi pada mata pelajaran yang telah
atau sedang dijalankan. Dengan LKS guru akan mendapat kesempatan untuk
membuat siswa lebih aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Menurut Senam
(2008), lembar kerja siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai. LKS
merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui media pembelajaran berupa LKS
ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.
LKS adalah lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun
kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat (Azhar, 1993). Menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai

9

alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut
Hidayah (2007), isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang
efisien dan efektif.
Peran LKS dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai alat untuk
memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada siswa ((Dhari dan
Haryono, 1988). Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar lebih optimal,
memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi
penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah.
Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah sebagai berikut:
a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya
lebih menarik perhatian siswa.
c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa
dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada
siswa.
f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar
yang dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai
nilai tinggi.
Dengan adanya media LKS diharapkan dapat menjadikan peserta didik aktif dan
cepat tanggap, serta kreatif. LKS dapat digunakan pada peserta didik untuk
mengamati kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Dapat pula digunakan dalam
pendekatan ketrampilan proses, dimana Siswa berlatih mengumpulkan konsep sebanyak-banyaknya tentang materi yang akan dipelajari melalui LKS dan kemu-

10

dian didiskusikan untuk memperoleh kesimpulan mengenai definisi dan karakteristik materi yang dipelajari.
Pemanfaatan LKS sebagai media pembelajaran dilakukan secara optimal, yaitu
digunakan sebagai sumber perolehan informasi serta media dalam latihan soal.
Implementasi pendekatan ketrampilan proses, dilakukan sesuai bagan desain pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses melalui media LKS. Proses
pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu membagi siswa dalam kelompok
kelompok. Pembelajaran dilakukan menggunakan berbagai macam metode, yaitu
metode penemuan konsep, metode diskusi, dan metode latihan soal. Penerapan
setiap metode pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pe
lajaran pada setiap pertemuan (Darliana, 1991).
Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS yaitu:
a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses
belajar mengajar.
d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.
e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang
dipelajarai melalui kegiatan belajar.
g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Azhar (1993) menyatakan bahwa tujuan pembuatan LKS yaitu:

yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan
ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan
kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun

Menurut tim instruktur PKG (Sudiati, 2003), tujuan dari LKS yaitu:

11

Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS
lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian

Menurut tim instruktur PKG (Sudiati 2003), tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah:
1.
2.
3.

Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki
oleh peserta didik.
Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah disajikan.
Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit
disampaikan secara lisan.

Ada dua kategori LKS, yaitu LKS eksperimen dan LKS non eksperimen. LKS
eksperimen adalah lembar kegiatan siswa yang berisikan petunjuk dan pertanyaan
yang harus diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep dan disajikan
dalam bentuk kegiatan eksperimen di laboratorium. Sedangkan LKS noneksperimen adalah lembar kegiatan yang berisikan perintah atau pertanyaan yang harus
diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep dan disajikan dalam bentuk kegiatan di kelas.
LKS eksperimen merupakan media pembelajaran yang tersusun secara kronologis
agar dapat membantu siswa dalam memperoleh konsep pengetahuan yang dibangun melalui pengalaman belajar mereka sendiri yang berisi tujuan percobaan,
alat percobaan, bahan percobaan, langkah kerja, pernyataan, hasil pengamatan,
dan soal-soal hingga kesimpulan akhir dari eksperimen yang dilakukan pada
materi pokok yang bersangkutan.
LKS noneksperimen merupakan media pembelajaran yang disusun secara kroonlogis, dimana hanya digunakan untuk mengkonstruksi konsep pada sub materi

12

yang tidak dilakukan eksperimen. Jadi, LKS noneksperimen dirancang sebagai
media teks terprogram yang menghubungkan antara hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan konsep yang harus dipahami. Siswa dapat menemukan konsep
pembelajaran berdasarkan hasil percobaan dan soal-soal yang dituliskan dalam
LKS noneksperimen tersebut.
Rumaharto (Hartati, 2002) mengatakan bahwa:
persyaratan konstruksi dan didaktik.
Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran
dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat
dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan
syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas

Karakteristik LKS, menurut Sungkono (2009) adalah:
1.
2.
3.
4.

LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatankegitan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa
lakukan.
Merupakan bahan ajar cetak.
Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas
pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan
atau dilakukan oleh peserta didik.
Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar,
pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.

Penyusunan LKS dapat dklasifikasikan menjadi:
1.

Syarat didaktik, LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses
belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS
harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu memperhatikan
adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat
digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun yang pandai,
menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS

13

dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan
ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2.

Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syaratsyarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa
kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat
guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa
yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur
kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak
mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta didik menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan
kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggu-nakan ilustrasi
daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKS, memiliki tujuan belajar yang jelas serta
manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas
untuk memudahkan administrasinya.

3.

Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
a. Tulisan
Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi,

14

menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.
b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi
dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting
adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.
c. Penampilan
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu
LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan
jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan
dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak
akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara
gambar dan tulisan.
Uraian di atas merupakan syarat khusus penyususnan LKS, jika sudah terpenuhi
maka melangkah pada syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS.
1.

Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD, indikator, maupun materi pokok.

2.

Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus
membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna mengetahui materi/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS tersebut,sehingga akan
lebih mudah dalam pelaksanaannya.

15

3.

Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas.

4.

Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian.
(Siddiq, 2009)

C. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains
(Hartono, 2007). Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh
para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains (Anitah,
2007). Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran.
Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau
kegiatan yang sedang dilakukan.
Menurut Indrawati dalam Nuh (2010) keterampilan proses sains merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor)
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori,
untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Menurut
Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan
fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep
sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Dahar (1985) menyatakan bahwa:
menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan
menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa

16

sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan
sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan

Menurut pendapat Tim Action Research Buletin Pelangi Pendidikan (1999) keterampilan proses sains dasar (Basic Science Proses Skill) meliputi observasi,
klasifikasi, pengukuran, berkomunikasi dan menarik kesimpulan.

Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains dasar
Keterampilan dasar

Indikator

Observasi

Mampu menggunakan semua indera (penglihatan,
pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk
mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda
dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.

Klasifikasi

Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciriciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek.

17

Pengukuran

Berkomunikasi

Inferensi

Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk
menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran
suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang,
luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu
mendemontrasikan perubahan suatu satuan pengukuran ke satuan pengukuran lain.
Memberikan/menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan tabel, menyusun
dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan, membaca tabel, mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.
Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu
benda atau fenomena setelah mengumpulkan,
menginterpretasi data dan informasi.

Longfield dalam Nurohman (2010) membagi keterampilan proses sains menjadi
tiga tingkatan, yaitu Basic, Intermediate, dan Edvanced yaitu:
Tabel 2. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)
Basic
Mengobservasi
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Mengukur
Mengkomunikasikan

Menggunakan indera untuk mengumpulkan
informasi.
Menemukan persamaan dan perbedaan antara
dua objek/kejadian.
Mengelompokkan objek atau ide dalam
kelompok atau ketegori berdasarkan bagianbagiannya.
Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai
Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk
menggambarkan kejadian, aksi atau objek.

18

Membuat Model
Membuat Data

Membuat grafik, tulisan, atau untuk
menjelaskan ide, kejadian, atau objek
Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian
menggunakan gambar, kata-kata, maupun
angka.

Intermediate
Inferring
Memprediksi

Membuat pernyataan mengenai hasil observasi
yang didukung dengan penjelasan yang msuk
akal.
Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu
kejadian berdasarkan observasi dan biasanya
pengetahuan dasar dari kejadian serupa

Edvanced
Membuat hipotesis
Merancang Percobaan
Menginterpretasikan Data

Membuat pernyataan mengenai suatu
permasalahan dalam bentuk pertanyaan
Membuat prosedur yang dapat menguji
hipotesis
Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau
diagram untuk mengorganisasikan dan
menjelaskan informasi.

Menurut Esler & Esler (1996) keterampilan proses sains dikelompokkan seperti
pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Dasar

Keterampilan Proses Terpadu

Mengamati (observasi)
Inferensi
Mengelompokkan (klasifikasi)
Menafsirkan (interpretasi)
Meramalkan (prediksi)
Berkomunikasi

Mengajukan pertanyaan
Berhipotesis
Penyelidikan
Menggunakan alat/bahan
Menerapkan Konsep
Melaksanakan percobaan

Menurut Mahmuddin (2010) keterampilan proses dasar diuraikan oleh sebagai
berikut:
1.

Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari
tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat,
persamaan, dan fitur identifikasi lain.

19

2.
3.
4.
5.
6.

Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek
Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan
jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan
pengukuran.
Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau
cara lain untuk berbagi temuan.
Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan.
Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang
diharapkan.

Menurut Rezba (1999), keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir
logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum
melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.
Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar.
Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses sains yang
mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring perkembangannya mereka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba, 1999).
D. Model Problem Solving
Untuk mengembangkan LKS ini digunakan sebuah model yaitu model problem
solving.
Langkah-langkah model problem solving (Depdiknas, 2008) yaitu meliputi :

20

1.
2.
3.
4.

5.

Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca
buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh,
pada langkah kedua di atas.
Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini
siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul
yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai
dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk
menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan kegiatan
lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
(Nessinta, 2009)

E. Analisis Konsep
Herron et al. dalam Fadiawati (2011) menyatakan bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Menurut Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011) mendefinisikan
konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun
definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep, sehingga perlu suatu analisis
konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan.
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong
guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep
(Herron et al. dalam Fadiawati, 2011). Analisis konsep dilakukan melalui tujuh
langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep,
atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Berikut adalah tabel analisis konsep:

21

Tabel 4. Analisis Konsep
Label Konsep
Kesetimbangan
Dinamis

Kesetimbangan
Disosiasi

Kesetimbangan
homogen

Kesetimbangan
heterogen

Tetapan
kesetimbangan

Definisi Konsep
Keadaan yang terjadi pada
saat reaksi maju sama
dengan reaksi baliknya,
dapat ebrupa reaksi
homogen dan heterogen
yang memiliki suatu tetapan
(harga K) dan dapat
mengalami pergeseran.
Kesetimbangan dimana
terjadi penguraian suatu zat
menjadi zat lain yang lebih
sederhana.

Jenis Konsep


Konsep yang
menyatakan
proses





Atribut
Kritis
Kesetimbangan
Laju reaksi
maju sama
dengan laju
reaksi balik
Mengalami
pergeseran

Variabel
Fasa zat
Harga K

Kesetimbangan

Superordinat
Reaksi kimia

Kesetimbanga
n Dinamis

Abstrak

Sistem kesetimbangan yang
ada pada reaksi dimana
semua zat yang terlibat
memiliki fasa yang sama.

Abstrak yang
contohnya
konkrit

Kesetimbangan
pada fasa yang
sama atau terdiri
dari satu fasa

Fasa zat

Sistem kesetimbangan yang
komponennya lebih dari satu
fasa.

Abstrak yang
contohnya
konkrit

Fasa zat

Hasil kali konsentrasi
produk dipangkatkan
koefisian reaksinya dibagi

Konsep
berdasarkan
prinsip

Kesetimbangan
pada fasa yang
berbeda atau terdiri
dari dua fasa atau
lebih
 Konsentrasi
produk

Wujud
zat

Kesetimbanga
n kimia

Kesetimbanga
n kimia

Kesetimbanga
n kimia

Posisi Konsep
Koordinat
Reaksi
reversibel
dan
irreversibel

Kesetimba
ngan
homogen
dan
heterogen
Kesetimba
ngan
heterogen

Kesetimba
ngan
homogen

Subordinat
Kesetimbang
an statis dan
kesetimbanga
n dinamis

Contoh
N2(g) +3 H2(g)
2NH3(g)

Non Contoh
C2H5OH(l) + 3
O2(g)
2
CO2(g) + 3 H2O(l)

-

2 NH3(g)
N2(g) + 3H2(g)

-

N2(g)+3 H2(g)
2NH3(g)

CO2(g) + 2 H2O(g)

-

-

Kc dan Kp
-

CH4(g) + 2 O2(g)

CaCO3(s)
CaO(s) +
CO2(g)

2SO3(g)
2 SO2(g) + O2(g)

-

-

22

Kc

Kp

dengan hasil kali konsentrasi
reaktan dipangkatkan
koefisien reaksinya dan
dapat berupa tetapan
kesetimbangan konsentrasi
(Kc) dan tetapan
kesetimbangan tekanan (Kp)
Suatu tetapan kesetimbangan
yang dinyatakan dengan
konsentrasi spesi zat yang
bereaksi.

Suatu tetapan kesetimbangan
untuk fasa gas yang
dinyatakan dengan tekanan
parsial gas yang bereaksi.

Konsep
berdasarkan
prinsip

Konsep
berdasarkan
prinsip

[SO2]2[O2]

 Konsentrasi
reaktan
 Tetapan
kesetimbangan

Konsentr
asi zat

 Kc
 Tetapan
kesetimbangan
yang dinyatakan
dengan
konsentrasi spesi
zat yang
bereaksi.
 Kp
 tetapan
kesetimbangan
untuk fasa gas
dinyatakan
dengan tekanan
parsial gas yang
bereaksi.

Wujud
zat
Konsentr
asi zat

Tetapan
kesetimbanga
n

Wujud
zat
Tekanan
parsial
gas

Tetapan
kesetimbanga
n

K=
[SO3]2

Kp

-

Kc

2SO3(g)
2 SO2(g) + O2(g)
[SO2]2[O2]
Kc=
[SO3]2

N2O4(g)
2 NO2(g)
P2 NO2
Kp =
P N2O4

-

23

24

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode dan Subyek Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Dalam penelitian dan
pengembangan lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains ini,
langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah menurut
Borg, Gall, dan Gall dalam Sukmadinata (2011). Namun, dalam peneli-tian
tidak semua langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut dilaku-kan,
langkah-langkah yang dilakukan hanya sampai pada tahap revisi hasil uji coba.
Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keahlian untuk melakukan ujicoba
yang tahap-tahap yan selanjutnya.
Pada penelitian ini subyeknya merupakan LKS berbasis keterampilan proses
sains.
B. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Menurut Borg, Gall, dan Gall dalam Fadly (2012) secara garis besar metode R&D
terdiri dari tiga langkah yaitu: (1) studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan
survey lapangan untuk mengamati produk atau kegiatan yang ada; (2) melakukan
pengembangan produk meliputi penyusunan draf produk, validasi, dan uji coba

25

produk; dan (3) pengujian produk. Berikut rancangan R & D yang digunakan
dalam penelitian ini :

Studi Pendahuluan

-

Studi Kepustakaan

Studi Lapangan

Analisis SK dan KD
Pengembangan Silabus
Pembuatan Analisis Konsep
Pembuatan RPP
Literatur LKS
Kriteria LKS yang baik

- Wawancara guru dan siswa di
enam SMA Negeri di Bandar
Lampung mengenai
penggunaan LKS yang
digunakan dalam proses
pembelajaran.
- Analisis LKS yang digunakan
oleh guru dan siswa.

Pengembangan Produk
Penyusunan Rancangan LKS Berbasis Keterampilan proses sains
Validasi Pakar
Revisi LKS hasil validasi
LKS berbasis Keterampilan proses sains hasil revisi
Uji Coba Terbatas
Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba terbatas

Gambar 3.1 Alur
Pengembangan LK
Produk
(LKS berbasis keterampilan proses sains)

Gambar 1. Alur Pengembangan LKS

26

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan
adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan (Sukmadinata, 2011).
Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi yang ada
sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikembangkan.
Studi pendahuluan terdiri dari:
a. Studi kepustakaan
Studi ini dtunjukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan
teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap
ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi SMA tentang kesetimbangan
kimia dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan Kurikulum
Satuan Pendidikan KTSP. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji Silabus kimia
SMA tentang materi kesetimbangan kimia yaitu, Standar Isi (SI), yang meliputi
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada KTSP.
Selanjutnya, menganalisis LKS yang digunakan guru tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan kimia. Analisis yang dilakukan meliputi identifikasi kelebihan dan kekurangan LKS. Hal ini menjadi acuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.

b. Studi Lapangan

27

Studi lapangan dilakukan di enam sekolah, yaitu enam SMA Negeri di Bandar
Lampung. Instrument yang digunakan adalah Lembar wawancara. Wawancara
dilakukan kepada guru-guru dan siswa-siswa di enam SMA Negeri tersebut.
Wawancara guru dilakukan kepada guru kelas XI dan wawancara siswa juga
dilakukan kepada siswa kelas XI. Hal-hal yang ditanyakan berhubungan dengan
LKS yang digunakan untuk materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia.
Setelah itu, mengidentifikasi LKS faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yang digunakan di SMA Negeri tersebut. Sama halnya seperti studi kepustakaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di LKS
tersebut.
2. Pengembangan Produk
a. Penyusunan Produk Awal
1) Optimasi Kondisi Percobaan
Setelah menganalisis LKS yang beredar dan digunakan di beberapa sekolah,
dilakukan optimasi kondisi percobaan. Optimasi kondisi percobaan dilakukan
untuk penyusunan LKS eksperimen. Optimasi dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan waktu optimal, alat efektif yang digunakan dan jumlah bahan yang
sesuai agar mendapatkan hasil yang optimal sesuai waktu yang telah ditentukan.

2) Penyusunan Lembar Kerja Siswa

28

LKS yang disusun berbasis Keterampilan proses sains. LKS disusun dengan
model problem solving. LKS yang disusun merupakan LKS eksperimen dan non
eksperimen. Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS berbasis keterampilan
proses sains maka LKS tersebut divalidasi oleh pakar. Validasi ini merupakan
proses penilaian kesesuaian isi, konstruksi LKS, dan keterbacaan LKS. Proses
penilain-penilai