PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI

Oleh

ADITYA EKA PUTRA

Sebagian besar konsep dalam ilmu kimia bersifat abstrak. Sehingga berpotensi menimbulkan miskonsepsi yang sering dialami para siswa, sehingga perlu dilaku-kan pengembangan pada media pembelajaran terutama pada LKS. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) menurut Sugiyono (2008). Hasil dari LKS yang dikembangkan adalah LKS yang dapat mengukur keterampilan proses sains siswa. Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains yang dikembangkan. Uji coba terbatas dilakukan di salah satu sekolah di kota Bandar Lampung. Berdasarkan uji coba terbatas untuk guru terhadap aspek kesesuaian isi materi, keterbacaan, dan kons-truksi terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains diperoleh hasil masing-masing 88,17%, 89,04%, dan 88%. Sedangkan uji coba terbatas yang dilakukan untuk siswa terhadap aspek kemenarikan, dan keterbacaan terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains diperoleh masing-masing 87,07% dan 88,52%. Ber-dasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis keterampilan


(2)

Aditya Eka Putra

iii proses sains dapat meningkatkan minat belajar siswa dan dapat membantu siswa dalam penguasaan konsep khususnya pada materi stoikiometri.


(3)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI

Oleh

ADITYA EKA PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Januari 1992 sebagai putra pertama dari dua bersaudara buah hati Bapak Elman Soleh dan Ibu Susriyati. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 02 Jatimulyo tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004, keudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007, selanjutnya meneruskan pendidikan di SMA Al-Huda Jatimulyo Lampung Selatan tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010.

Tahun 2010 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui seleksi jalur tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa pernah menjadi Asisten Praktikum Kimia Fisik 1. Selain itu juga pernah ikut dalam beberapa organisasi internal kampus yaitu Birohmah, dan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila. Tahun 2014 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di SMP Negeri 01 Pematang Sawa, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil „alamin” kupersembahkan lembaran goresan tinta ini kepada Mama dan Papa yang selalu mengalirkan cinta dan kasihnya

kepadaku Mama

Yang selalu rela menyembunyikan air matanya untuk senyumku serta tak pernah lelah mencurahkan untaian-untaian doa untukku

Papa

Yang tak pernah peduli akan teriknya matahari serta rela mengorbankan segalanya untuk bahagiaku

Adikku (Putri)

Yang selalu memberikan warna di hidupku

Keluarga

Yang selalu mendukungku

Rekanku, sahabatku, dan almamaterku


(9)

MOTO

Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah

lagu, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.

Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah

cinta, maka nikmatilah.

(Bhagawan Sri Sthya Sai Baba)

Bermimpilah..

maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu

camkanlah

yang terpenting adalah bukan seberapa besar mimpi kita

tetapi seberapa besar kita untuk mimpi itu

(andrea hirata)

dan

jika kita mampu untuk memimpikannya

yakinlah kita pasti sanggup untuk mewujudkannya

(walt disney)

sehingga

aku yakin Allah tidak akan memberi mimpi

tanpa menyertai kekuatan untuk mewujudkannya


(10)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hi-dayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sainspada Materi Stoikiometri” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW atas suri tauladan serta syafa’atnya kepada seluruh umat manusia.

Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila; 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA; 3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia, pembimbing akademik, dan sekaligus Pembimbing1 atas kesedian, keikhlasan, dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik, dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi;

4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing 2 atas kesediaan, keikh-lasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses perbaikan serta penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak M. Mahfudz S., S.Pd., M.Sc., selaku validator atas masukan, kritik dan saran, bimbingan, serta motivasi untuk perbaikan produk yang dihasilkan;


(11)

xii 6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah

memfasititasi penulis dalam menuntut ilmu selama lebih dari empat tahun ini; 7. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA;

8. Ibu Iis Holilah, S.Pd. dan ibu Murni S. Lestari, S.Pd. sebagai Guru Mitra atas waktu yang telah terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk melaksa-nakan penelitian;

9. Siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung atas waktu yang diberikan kepada penulis pada saat penelitian;

10. Mama dan Papa atas segala pengorbanan, dukungan, serta bimbingannya; 11. Adikku tercinta, atas semangat dan keceriaan, serta seluruh keluargaku; 12. Teman seperjuanganku, Iga Asmalia, Winny Ardiyantari, dan Elisa O. atas

kerja sama dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat gokilku dan Teman-temanku di Chemical Education. 14. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

Akhir kata, sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Ilmu Kimia ... 11

B. Keterampilan Proses Sains ... 11

C. Lembar Kerja Siswa ... 14

D. Analisis Konsep Stoikiometri ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B Subyek dan Lokasi Penelitian ... 25

C Sumber Data ... 25


(13)

xiv

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Studi Pendahuluan ... 43

1. Hasil studi pustaka ... 43

2. Hasil studi lapangan ... 44

B. Pengembangan Produk LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains ... 46

1. Optimasi kondisi percobaan ... 46

2. Penyusunan lembar kerja siswa ... 47

3. Validasi ahli ... 55

4. Hasil tanggapan guru dan tanggapan siswa ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis KI-KD ... 80

2. Silabus ... 99

3. RPP ... 124

4. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 169

5. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 171

6. Tafsiran Angket Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... 174

7. Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 177


(14)

xv

9. Hasil Validasi Konstruksi ... 182

10. Presentase Hasil Validasi Konstruksi ... 185

11. Hasil Validasi Keterbacaan ... 187

12. Presentase Hasil Validasi Keterbacaan... 191

13. Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 194

14. Presentase Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 200

15. Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 204

16. Presentase Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 212

17. Hasil Penilaian Guru untuk Konstruksi ... 216

18. Presentase Hasil Penilaian Guru untuk Konstruksi ... . 222

19. Tabulasi Jawaban Angket Keterbacaan Siswa ... 226

20. Presentase Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan ... 230

21. Tabulasi Jawaban Angket Kemenarikan Siswa ... 233

22. Presentase Hasil Respon Siswa untuk Kemenarikan ... 236 23. Daftar hadir seminar proposal ... 24. Daftar hadir seminar hasil ... 25. Surat keterangan penelitian ...


(15)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan proses sains menurut Esler ... 12

2. Indikator keterampilan proses sains dasar meenurut Hartono ... 13

3. Analisis konsep stoikiometri ... 18

4. Penskoran pada angket uji kesesuaian isi dan uji konstruksi, dan kesesuaian isi berdasarkan skala likert ... 40

5. Tafsiran persentase skor jawaban angket ... 42

6. Hasil validasi ahli terhadap LKS yang dikembangkan ... 56

7. Hasil penilaian guru terhadap LKS yang dikembangkan ... 63

8. Hasil jawaban siswa terhadap angket uji keterbacaan LKS yang dikembangkan ... 67

9. Hasil jawaban siswa terhadap angket uji kemenarikan LKS yang dikembangkan ... 71


(16)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Pengembangan LKS ... 27

2. Cover depan LKS ... 48

3. Cover dalam LKS ... 48

4. Tampilan LKS 1 . ... 50

5. Langkah berdiskusi pada LKS 1. ... 50

6. Refleksi ... 51

7. Tampilan awal pada LKS 2. ... 52

8. Tampilan awal pada LKS 3. ... 52

9. Tampilan awal pada LKS 4. ... 53

10. Tampilan awal pada LKS 5. ... 54

11. Cover belakang LKS hasil pengembangan. ... 55

12. Ilustrasi cover depan hasil revisi . ... 57

13. Nama pengembang cover luar hasil revisi . ... 60

14. Langkah pada LKS 3 sebelum revisi. ... 61

15. Langkah pada LKS 3 hasil revisi ... 61

16. Langkah pada LKS 5 hasil revisi. ... 61


(17)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

IPA merupakan salah satu rumpun ilmu yang digunakan untuk mengukur kemaju-an pendidikkemaju-an suatu negara. Pemahamkemaju-an peserta didik suatu negara terhadap IPA dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for Internatio-nal Student Assesment).

Menurut data yang diperoleh dari Trends International Mathematis and Science Study (TIMSS) yang mengukur kemampuan matematika dan sains pelajar kelas VIII, pada tahun 1999 kemampuan IPA siswa Indonesia berada pada urutan 32 dari 38 negara dengan nilai 435, pada tahun 2003 berada pada urutan 37 dari 46 negara dengan nilai 420, pada tahun 2007 berada pada urutan 35 dari 49 negara dengan nilai 427, dan tahun 2011, nilai rata-rata siswa Indonesia untuk kemampu-an sains hkemampu-anya menempati urutkemampu-an ke-40 dari 42 negara. Hasil studi TIMSS ini me-nunjukkan bahwa siswa Indonesia masih berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan 1) memahami informasi; 2) teori, analisis dan pemecahan masalah; 3) pemakaian alat, prosedur, dan pemecahan masalah; dan 4) melakukan investigasi (Kemdikbud, 2012).


(18)

2

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang mengukur kemampuan membaca, matematika, dan sains pelajar usia 15 tahun, pa-da tahun 2000 kemampuan IPA siswa Indonesia berapa-da papa-da urutan ke-38 pa-dari 41 negara dengan nilai kemampuan sains Indonesia sebesar 393, pada tahun 2003 berada pada urutan ke-38 dari 40 negara dengan nilai kemampuan sains Indonesia sebesar 395, pada tahun 2006 berada pada urutan ke-50 dari 57 negara dengan ni-lai kemampuan sains Indonesia sebesar 393, pada tahun 2009 berada pada urutan ke-60 dari 65 negara dengan nilai kemampuan sains Indonesia sebesar 383, dan pada tahun 2012 berada pada urutan ke-64 dari 65 negara dengan nilai kemampu-an sains Indonesia sebesar 382.

Data dari TIMSS dan PISA tersebut memberikan gambaran tentang ketidaksesuai-an pelaksketidaksesuai-anaketidaksesuai-an pembelajarketidaksesuai-an yketidaksesuai-ang dilakukketidaksesuai-an di lapketidaksesuai-angketidaksesuai-an sehingga kemampuketidaksesuai-an sains siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa hanya dituntut untuk belajar dengan cara menghafal. Padahal siswa seharusnya didorong untuk me-ngembangkan kemampuan berfikirnya. Pembelajaran dengan cara menghafal ter-sebut akan menyebabkan siswa hanya akan pintar secara teori tetapi sangat miskin aplikasi.

Untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut, pemerintah berupaya keras un-tuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan yang diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan. Perbaikan kurikulum ini dilakukan berdasarkan tinjauan ter-hadap kurikulum KTSP yang selama ini dinilai tidak mampu memberikan per-kembangan yang signifikan terhadap kemampuan siswa (Kemdikbud, 2012).


(19)

3

Permasalahan yang timbul mengarahkan pemerintah untuk menghadirkan kuri-kulum baru yang sekarang dikenal dengan kurikuri-kulum 2013.

Dalam kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang diterapkan adalah pende-katan ilmiah (scientific approach). Dengan pendekatan ilmiah siswa akan mem-pelajari kimia berdasarkan fakta, tidak hanya didasarkan pada khayalan yang abs-trak. Hal ini karena banyak konsep-konsep sains yang kompleks dan abstrak se-hingga mengakibatkan sains menjadi sangat sulit untuk dimengerti oleh sebagian besar siswa (Wang, 2007). Artinya untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep yang kompleks dan abstrak tersebut, siswa akan mulai belajar sains de-ngan mengamati fenomena atau fakta yang terjadi di lingkude-ngan. Dede-ngan demiki-an keterampildemiki-an proses sains dibutuhkdemiki-an untuk memahami ddemiki-an menggunakdemiki-an sains, termasuk ilmu kimia (Hartono, 2007).

Keterampilan proses sains dimaksudkan untuk melatih dan mengembangkan ke-terampilan intelektual atau kemampuan berpikir siswa, juga keke-terampilan-kete- keterampilan-kete-rampilan kognitif, manual, dan sosial. Keteketerampilan-kete-rampilan proses sains juga bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar, sehingga secara aktif da-pat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya.

Berdasarkan fakta yang ada di sekolah-sekolah, sebagian besar kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru hanya mencakup pengukuran produk saja tanpa mem-perhatikan prosesnya. Hal ini dikatakan juga oleh Arifin (2009) dalam penelitian-nya bahwa bapenelitian-nyak ditemukan kegiatan evaluasi yang tidak menyeluruh atau ha-nya dilakukan di akhir pembelajaran. Sistem penilaian yang mencakup produk sa-ja hanya akan memberikan informasi tentang ketercapaian kognitif siswa setelah


(20)

4

pembelajaran sehingga tidak cukup untuk menilai keberhasilan proses pembelajar-an, terutama dalam pembelajaran kimia. Oleh karena itu, guru kimia harus mampu memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif atau kolaboratif tersebut se-hingga akan melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Fasilitas ter-sebut dapat berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berbasis kepada keterampilan proses sains.

Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar dan mengajar di sekolah, hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilaku-kan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya oleh Widodo (2013) yang mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi asam basa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2013) yang juga me-ngembangkan LKS faktor-faktor penentu laju reaksi berbasis keterampilan proses sains. Yang semuanya menyatakan bahwa peningkatan penguasaan materi siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media LKS berbasis keterampilan proses sains lebih baik daripada peningkatan penguasaan materi siswa yang men-dapatkan pembelajaran tanpa media LKS berbasis keterampilan proses sains. Dengan demikian guru perlu membuat suatu LKS yang berbasis keterampilan pro-ses sainsguna membantu siswa dalam menemukan konsep kimia berdasarkan fe-nomena-fenomena yang ada dengan syarat didaktik, konstruksi, dan teknik. Selain itu cara penyajian materi pelajaran dalam LKS harus meliputi penyampaian materi secara ringkas yang melibatkan siswa secara aktif misalnya latihan soal, diskusi, dan percobaan sederhana.


(21)

5

Stoikiometri merupakan salah satu materi kimia kelas X SMA yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Pernyataan ini didukung oleh hasil tes pemahaman siswa tentang stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier dalam penelitian yang dilakukan Indah Krisnawati dkk di Madrasah Aliyah di wi-layah Malang pada Mei 2013. Dalam penelitian ini, pemahaman siswa dalam kon-sep stoikiometri adalah sebagai berikut: sebagian besar siswa (47,62%) memiliki pemahaman yang rendah, 42,86% siswa memiliki pemahaman yang sedang dan 7,54% siswa memiliki pemahaman yang sangat rendah. Selanjutnya sebanyak 1,59% siswa memiliki pemahaman yang tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi tidak ada. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki pemahaman yang rendah ataupun sedang. Pema-haman konsep masing-masing siswa ini seharusnya bisa ditingkatkan lagi, sehing-ga keberadaan LKS sansehing-gat diperlukan untuk membantu siswa dalam penguasaan konsep pada materi ini.

Pada kenyataannya guru hanya membeli LKS yang sudah jadi yang belum berba-sis keterampilan proses sains. Guru terkadang kurang memperhatikan proses da-lam penyampaian materi kimia dan kebanyakan hanya menerapkan metode ce-ramah yang dianggap mudah. Siswa diarahkan kepada kemampuan untuk meng-hafal informasi. Siswa tidak diajak untuk menemukan sendiri konsepnya melalui proses pembelajaran dengan pendekatan proses sains ini. Hal ini mengakibatkan ketika siswa lulus sekolah tidak produktif, kreatif dan inovatif.

Hasil analisis terhadap LKS stoikiometri yang sudah ada, yaitu LKS tersebut ha-nya berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik bahasan pada materi


(22)

6

stoikiometri, bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan. Memiliki perpaduan war-na yang kurang mewar-narik, memiliki susuwar-nan indikator yang tidak sesuai, tidak ter-dapat fakta-fakta yang menuntun siswa menemukan sendiri konsep stoikiometri, bahasa yang digunakan susah dimengerti, dan yang terakhir belum semua LKS berbasis keterampilan proses sains.

Berdasarkan hasil studi lapangan terhadap beberapa siswa dan guru pada enam se-kolah di kota Bandar Lampung (SMA tersebut adalah SMAN 9 Bandar Lampung, SMAN 3 Bandar Lampung, SMAN 7 Bandar Lampung, SMAN 14 Bandar Lam-pung, SMA Perintis 2, dan SMA Bhakti Utama), sebagian besar telah mengguna-kan LKS dalam kegiatan pembelajaran pada materi stoikiometri. LKS yang digu-nakan oleh guru tidak didesain untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa dan hanya berorientasi pada produk (pengetahuan) saja. Hal ini terbukti dengan diperoleh hasil bahwa 83,33 % guru menyatakan lebih sering menggunakan buku paket pada saat menyampaikan materi stoikiometri daripada menggunakan LKS. Hal ini dikarenakan soal-soal latihan dalam LKS kurang banyak, terkadang soal yang diberikan tidak ada jawabannya, materi yang disajikan tidak terlalu lengkap, tidak semua KD/indikator terwakili, tingkat kesukaran yang tidak kompleks, se-hingga tidak dapat digunakan untuk bahan bacaan tambahan siswa selain buku paket yang ada.

Sebanyak 100 % guru menyatakan LKS yang mereka gunakan mengambil dari buku, alasannya karena LKS dari penerbit belum cukup membantu dan soal-soal-nya juga kurang basoal-soal-nyak dan tidak sesuai dengan urutan indikator pencapaian kompetensi. Dalam kaitannya dengan keterampilan proses sains, 83,33% guru


(23)

7

menyatakan LKS yang mereka gunakan sudah dengan pendekatan ini. Dan seba-nyak 16,67% guru menyatakan belum mengetahui tentang keterampilan proses sains.

Dilihat dari segi bahasa dan kemenarikannya, didapatkan bahwa sebagian siswa yaitu sebanyak 30 % menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan untuk mema-hami bahasa yang digunakan serta desain LKS yang mereka gunakan kurang me-narik. Hal ini pun diakui oleh sebagian besar guru. Mereka menyatakan bahwa LKS yang mereka gunakan masih terlalu sederhana. Hal ini terbukti dengan di-peroleh hasil bahwa 61,67% siswa menyatakan LKS yang mereka gunakan belum menggunakan perpaduan warna yang dapat menarik minat siswa.

Berdasarkan hakikat ilmu kimia dan fakta tersebut, maka diperlukan lembar kerja siswa (LKS) yang mampu melatihkan keterampilan proses sains untuk membantu guru dan siswa dalam menyelesaikan permasalahan pada kegiatan pembelajaran khususnya pada materi stoikiometri. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian yang berjudul “Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Stoikiometri.”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains? 2. Bagaimana tanggapan guru terhadap LKS stoikiometri berbasis keterampilan


(24)

8

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains ?

4. Apa sajakah faktor pendukung ketika menyusun LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains ?

5. Apa sajakah kendala-kendala yang ditemui ketika menyusun LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains. 2. Mendeskripsikan karakteristik LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses

sains.

3. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap LKS stoikiometri berbasis keteram-pilan proses sains.

4. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap LKS stoikiometri berbasis keteram-pilan proses sains.

5. Mengetahui faktor pendukung selama menyusun LKS stoikiometri berbasis ke-terampilan proses sains.

6. Mengetahui kendala-kendala yang ditemui ketika menyusun LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains.


(25)

9

D.Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian tentang pengembangan lembar kerja siswa ber-basis ketrampilan proses sains pada materi kelaruta dan hasil kali kelarutan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru

Sebagai salah satu alternatif media pembelajaran dalam melaksanakan pembelaja-ran yang efektif dan efisien.

2. Siswa

Sebagai salah satu media pembelajaran yang diharapkan mampu mempermudah siswa dalam mengkonstruksi konsep-konsep dalam ilmu kimia, khususnya pada materi stoi-kiometri serta melatih keterampilan proses sains.

3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam mengembalikan ilmu kimia pada bidang kajiannya sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah. 4. Umum

Sebagai tambahan referensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan LKS kimia berbasis keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia di SMA maupun tingkat satuan pendidikan lainnya.

E.Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Penelitian pengembangan adalah suatu penelitian yang bertujuan mengem-bangkan suatu produk dan menguji produk yang dihasilkan (sampai uji ter-batas).


(26)

10

2. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan adalah LKS yang berbasis keteram-pilan proses sains.

3. Keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah kete-rampilan proses dasar yang terdiri atas a) mengamati, b) inferensi, c) klasifi-kasi, d) menafsirkan, e) meramalkan, dan f) berkomunikasi (Hartono, 2007).


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Ilmu Kimia

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang secara garis besar mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedang-kan kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap yang di-miliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia. (BSNP, 2006).

Berkaitan dengan hakikat ilmu kimia sebagai produk dan proses, maka dalam pembelajaran kimia tidak hanya dapat dilakukan dengan pemberian fakta dan kon-sep, tetapi harus diperhatikan juga bagaimana siswa dilatih untuk menemukan fakta dan konsep untuk mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah-nya.

B. Keterampilan Proses Sains

Untuk dapat memahami hakikat sains (khususnya ilmu kimia) secara utuh, yakni sains sebagai proses dan produk, siswa harus memiliki kemampuan keterampilan proses sains.


(28)

12

Menurut Hariwibowo, dkk. (2009):

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemam-puan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemamkemam-puan-kemampuan mendasar yang te-lah dikembangkan dan tete-lah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keteram-pilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memendang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan , sikap, nilai,serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.

Hartono (2007) mengemukakan bahwa:

Untuk dapat memehami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, pro-duk dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS. Dalam pembelajaran IPA, aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berfikir be-nar lebih penting daripada memperoleh jawaban yang bebe-nar. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsungnya proses sains. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang stu sama lain berkaitan dan sebagai prasyarat. Namun pada setiap jenis keterampilan proses ada penekanan khusus pada masing-masing jenjang pendidikan.

Menurut Esler & Esler (1996) keterampilan proses sains dikelompokkan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu Mengamati (observasi)

Inferensi

Mengelompokkan (klasifikasi) Menafsirkan (interpretasi) Meramalkan (prediksi) Berkomunikasi

Mengajukan pertanyaan Berhipotesis

Penyelidikan

Menggunakan alat/bahan Menerapkan Konsep Melaksanakan percobaan Sumber Tabel 1: Esler, W.K dan Esler, M.K. 1996.


(29)

13

Hartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar seperti pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar Keterampilan

Dasar Indikator

1 2

Mengamati (Observing)

Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat bendadan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.

Inferensi (Inferring)

Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau feno mena setelah

mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.

Klasifikasi (Classifying)

Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan

menentukan dasar penggolongan terhadap suatu objek.

Menafsirkan (Interpreting)

Mampu mengajukan pekiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta dan yang menunjukkan suatu,

misalkan memprediksi kecenderungan atau pola yang sudah ada menggunakan grafik untuk menginterpolasi danmengekstrapolasi dugaan.

Meramalkan (Predicting)

Menggunakan pola-pola hasil pengamatan, mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.

Berkomunikasi (Communicating)

Memberikan /menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik/tabel/ diagram, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau penelitian , membaca grafik/ tabel/ diagram,

mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.

Sumber Tabel 2: Hartono, 2007. Prosiding Seminar Internasional Sains Bandung


(30)

14

Setiawan (dalam Hariwibowo, 2009) mengemukakan empat alasan mengapa pen-dekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembela-jaran, yaitu:

a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, karena waktuny atidak akan cukup.

b. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis le-bih mudah memahami konsep, apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh konkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Piaget mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental.

c. Ilmu pengetahuan dapa dikatakan bersifat relatif, artinya suatu kebenaran teori pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situ-asi. Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu.

d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. C. Lembar Kerja Siswa

Pada proses kegiatan belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembela-jaran untuk menuntun siswa dalam menemukan konsepnya sendiri. Dengan ada-nya LKS siswa akan mengeksplorasi keterampilan proses saat pembelajaran, serta akan membimbing siswa dalam berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam


(31)

15

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan ma-teri pembelajaran.

Menurut Trianto (2011), Lembar kerja siswa merupakan panduan siswa yang bia-sa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan atau memecahkan suatu permasalahan.

Menurut Senam (2008), lembar kerja siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai. Menurut Hidayah (2007), isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-un-sur penulisan media grafis, hirarki dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.

Menurut Sudjana (Djamarah dan Aswan, 2000), fungsi LKS adalah :

1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih

menarik perhatian siswa.

3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar-kan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa. 6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai

siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Menurut Prianto dan Harnoko dalam Tohir (2012), manfaat dan tujuan LKS anta-ra lain:

a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajar-an.


(32)

16

f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai me-lalui kegiatan belajar.

g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipel-ajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, sya-rat konstruksi, dan syasya-rat teknik (Darmodjo dan Kaligis dalam Widjajanti, 2008).

a. Syarat-syarat didaktik

1) Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

2) Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagaimedia dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP

b. Syarat-syarat konstruksi

1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengantingkat kedewasaan anak. 2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuaidengan tingkat kemampuan anak.

4) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.

5) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS.

6) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.

7) Dapat digunakan oleh seluruh siswa, baik yang lamban maupun yang cepat.

8) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi. 9) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,

kelas, matapelajaran, topik, nama atau nama-namaanggota kelompok, tanggal dansebagainya.

c. Syarat-syarat teknik 1) Tulisan

a) Gunakan huruf cetak.

b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik. c) Gunakan kalimat pendek.

d) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gam-bar serasi

2) Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat

menyampaikanpesan/isi dari gambar tersebut secaraefektif kepada pengguna LKS

Penggunaan media LKS ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2004) antara lain yaitu : 1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi. 2) Meningkatkan motivasi


(33)

17

siswa dengan mengarahkan perhatian siswa. 3) Penggunaan media dapat meng-atasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 4) Siswa akan mendapatkan penga-laman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya inter-aksi langsung dengan lingkungan sekitar.

D. Analisis Konsep

Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun de-finisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut la-gi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam me-rencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label kon-sep, definisi konkon-sep, jenis konkon-sep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konkon-sep, contoh, dan non contoh.


(34)

TABEL 3. ANALISIS KONSEP PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)

Nama

/label Definisi Konsep

Jenis Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh

Non-contoh

Kritis Variabel Superordi

nat

Ordinat Subordinat

Massa Molekul Relatif

Jumlah dari massa seluruh atom yang menyusun suatu molekul,dimana molekul merupakan gabungan dari dua atom atau lebih.

Konsep yang menyata kan sifat dan nama atribut

 Massa Molekul

 Gabungan dari dua atom atau lebih

 Nama

molekul

 Massa atom

relatif

 Unsur

penyusun molekul

Mol Massa rumus

relatif

Massa atom relatif

Mr H2O = 18

Mr CO2 = 44

Ar O= 16 Ar C = 12

Massa Atom Relatif

Massa rata-rata suatu atom relatif

dibandingkan dengan 1/12 kali massa atom C-12 Konsep yang menyata kan sifat dan nama atribut

Massa Atom

Didasarkan pada 1/12 kali massa atom C-12

 Jenis Atom Massa

Molekul relatif

- - Ar O= 16

Ar C = 12

Mr H2O =

18 Mr CO2 =

44

Kadar unsur

persentase massa zat yang terkandung dalam suatu senyawa

abstrak Kadar dalam senyawa Rumus molekul senyawa stoikiometr i Mol, rumus empiris, rumus molekul

- Kadar N

dalam urea adalah 46,7 %

Tetntukan jumlah mol 6 gram urea Konsep mol Konsep yang menyatakan jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat. 1 mol suatu zat

Konsep berdasa rkan prinsip

Jumlah partikel dalam suatu zat

1 mol = 6,02 x 1023 butir partikel

 Jenis zat

 Jumlah zat

Hukum-hukum dasar kimia Persamaan reaksi Massa molekul relatif Rumus Kimia Satu mol H2O mengandun g 6,02 x 1023

molekul air

Satu mol H2O mengandu ng 6,02 x 1023 atom Hidrogen


(35)

19 didefinisikan sebagai

jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat yang jumlahnya = 6,02 x 1023 butir partikel.

(empiris dan molekul)

Massa zat

Volume zat

Molaritas

Kadar zat

Rumus empiris

Rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah

perbandingan yang paling sederhana dari partikel

penyusun suatu zat, dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Konsep yang menyat akan simbol

 Jenis dan jumlah perbandingan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat  Lambang unsur-unsurnya Rumus empiris Rumus kimia yang menyataka n jenis dan jumlah perbandin gan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat, Konsep yang menyatakan simbol  Jenis dan jumlah perbandi ngan yang paling sederhan a dari partikel penyusu n suatu zat Rumus empiris Rumus kimia yang menyataka n jenis dan jumlah perbandin gan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat,


(36)

20 dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya  Lamban g unsur-unsurnya dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Rumus molekul Rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur dalam satu molekul senyawa. Rumus molekul menyatakan jenis dan jumlah yang sesungguhnya atom-atom yang menyusun suatu molekul, dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Konsep yang menyat akan simbol  Rumus sesungguhnya dari jumlah atom yang menyusun molekul  Jenis molekul (molekul unsur dan molekul senyawa)  Komposisi molekul Rumus kimia Rumus empiris

- C2H6

C2H4

CH3

CH2

Persamaan reaksi Persamaan yang menyatakan Konsep yang Kesetaraan jumlah zat yang

 Jenis zat Reaksi kimia

Konsep mol Sisa rektan

 CH4

+ 2O2→

Pembakar an metana


(37)

21 kesetaraan jumlah

zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan

menggunakan rumus kimia. Yang terdiri dari rumus kimia pereaksi (reaktan) ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia produk dituliskan di sebelah kanan yang

dihubungkan melalui simbol tanda panah

menyat akan simbol terlibat dalam reaksi kimia Menggunakan rumus kimia

Terdiri dari rumus kimia pereaksi (reaktan) dan rumus kimia produk Dihubungkan melalui simbol tanda panah

 Wujud zat

 Jenis reaksi

Jumlah reaktan Jumlah produk Pereaksi pembatas

CO2 + 2 H2O

 2K

(s) + 2H2O (l) → 2KOH (aq) + H2 (g)

oleh oksigen

Sisa reaktan

Jumlah massa reaktan yang tidak ikut bereaksi dalam reaksi kimia

Konkrit Massa reaktan yang tidak ikut bereaksi Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi Jumlah reaktan Jumlah produk Pereaksi pembatas

- 1 gr H2

bereaksi dengan 9 gr O2

menghasilk an 9 gr H2O reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2

1 gr H2 bereaksi dengan 8 gr O2 menghasil kan 9 gr H2O tidak ada reaktan yang


(38)

22

bersisa Jumlah

reaktan

Jumlah massa reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia

konkrit massa reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi

Sisa reaktan

Jumlah produk

pereaksi pembatas

- 3,22 gr ZnS,

mengandun g 2,16 gr Zn, maka massa S yaitu 3,22 gr – 2,16 gr = 1,06 gr

2,16 gr Zn bereaksi dengan 1,06 gr S menghasil kan 3,22 gr ZnS Jumlah produk Jumlah massa produk yang terlibat dalam reaksi kimia

Konkrit Massa produk yang terlibat dalam reaksi kimia Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi

Sisa reaktan

Jumlah reaktan

Pereaksi pembatas

- 2,16 gr Zn

bereaksi dengan 1,06 gr S

menghasilk an 3,22 gr ZnS

3,22 gr ZnS, mengandu ng 2,16 gr Zn, maka massa S yaitu 3,22 gr – 2,16 gr = 1,06 gr

Molaritas Satuan yang menyatakan kepekatan suatu larutan.

Kemolaran larutan menyatakan jumlah

konkrit  Ukuran kepekatan

 Ukuran zat terlarut tiap liter larutan

 Jumlah mol suatu larutan Konsep mol Massa molekul relatif Rumus Kimia

- Konsentrasi

HCl 2 M

Konsentra si HCl 2 mol


(39)

23 mol zat terlarut dlam

tiap liter larutan

(empiris dan molekul)

Volume gas

Kadar zat

Massa zat Pereaksi

pembatas

Pereaksi yang akan habis terlebih dahulu sementara pereaksi lainny bersisa

Konkrit Pereaksi yang akan habis terlebih dahulu Jenis zat Jumlah zat Persamaan reaksi

Sisa reaktan

Jumlah reaktan

Jumlah produk

- 1 gr H2

bereaksi dengan 9 gr O2

menghasilk an 9 gr H2O reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2,

sehingga H2 berperan sebagai pereaksi pembatas

1 gr H2 bereaksi dengan 9 gr O2 menghasil kan 9 gr H2O reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2, sehingga O2 berperan sebagai pereaksi pembatas


(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yaitu lembar kerja sis-wa (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan pro-ses sains ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Develop-ment /R&D) menurut Sugiyono (2008). Menurut Sugiyono (2008), langkah-lang-kah penelitian pengembangan terdiri dari sepuluh langlangkah-lang-kah, yaitu : 1) potensi dan masalah, 2) mengumpulkan informasi, 3) desain produk , 4) validasi desain. 5) perbaikan desain, 6) uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian dilakukan untuk melihat efektivitas produk jika di-gunakan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, 9) revisi produk dilakukan apa-bila dalam pemakaian pada skala lebih luas terdapat kekurangan, dan 10) pembua-tan produk massal.

Menurut Borg (2001) dalam Fadly (2012), secara garis besar metode R&D terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap 1 berisi analisis kebutuhan meliputi studi pustaka, studi kurikulum, dan studi lapangan, tahap 2 berisi perencanaan dan pengemba-ngan meliputi perencanaan desain LKS, pembuatan desain LKS, validasi, dan re-visi dan tahap 3 berisi evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji coba produk secara terbatas, uji coba pemakaian, revisi produk,


(41)

25

dan pembuatan produk secara massal. Namun pada penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini hanya dilaksanakan sampai tahap revi-si setelah uji coba terbatas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan keah-lian peneliti untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya.

B.Subyek dan Lokasi Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. Lokasi pada penelitian ini adalah di empat SMAN dan dua SMA swasta di kota Bandar Lampung, yaitu pada tahap studi lapangan dan di salah satu SMAN di kota Bandar Lampung pada tahap uji coba terbatas. C.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari 6 orang guru dan 60 orang siswa da-ri enam SMA di kota Bandar Lampung yang terbagi dalam kategoda-ri SMA dengan mutu rendah, sedang, dan tinggi, yang diwawancarai dan mengisi angket saat studi pendahuluan dan penilaian produk secara terbatas. Pada tahap uji coba terbatas, sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan angket yang diisi guru kimia dan siswa-siswi di salah satu SMA di Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik berdasarkan klaster (cluster sampling) dan teknik berdasarkan strata (stratified sampling).

Teknik pengambilan sampel berdasarkan klaster merupakan tahap pertama yang dilakukan dengan menentukan masing-masing dua SMA di kota Bandar Lampung yang bermutu rendah, sedang dan tinggi. Tahap berikutnya, berdasarkan strata yaitu dengan menentukan sepuluh perwakilan siswa yang telah mempelajari


(42)

26

materi stoikiometri dan satu perwakilan guru kimia kelas X yang ada pada mas-ing-masing SMA tersebut secara sampling juga, yakni melalui simple random sampling yaitu pengambilan sampel siswa dan guru secara acak.

Menurut Sugiyono (2010), cluster sampling digunakan bila objek yang diteliti sa-ngat luas misal dari suatu kota. Dalam penelitian ini wilayah yang diteliti adalah SMA yang ada di Kota Bandar Lampung. Stratified sampling merupakan peng-ambilan sampel berdasarkan strata dalam hal ini mutu SMA di Bandar Lampung. Menurut Arikunto (2003), apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka setiap strata harus diwakili sebagai sam-pel. Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan strata penelitian ha-rus dilakukan secara hati-hati sebab pemberian makna strata dapat menyinggung perasaan terhadap yang bersangkutan.

D.Alur Penelitian

Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah tanggap-an oleh guru dtanggap-an siswa melalui uji coba terbatas. Hal ini karena keterbatastanggap-an wak-tu yang dimiliki dan keahlian peneliti. Tahap revisi dilakukan berdasarkan petim-bangan hasil penilaian produk, yaitu aspek keterbacaan pada siswa dan hasil tang-gapan guru terhadap instrumen assessment yang dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan produk dengan mengurangi hal-hal yang tidak perlu dan menambahkan hal-hal yang perlu berdasarkan hasil tanggapan oleh guru dan siswa yang telah dilakukan sebelumnya.


(43)

27

Adapun alur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Alur penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri.

Uji Produk Tahap Persiapan atau Pengumpulan Informasi

LKS berbasis keterampilan proses sains LKS berbasis Keterampilan Proses Sains hasil revisi

Uji Coba Terbatas

Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba terbatas

Pengembangan produk

Validasi Ahli

Revisi draft produk awal LKS berbasis KPS

Studi Pendahuluan

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

- Analisis KI dan KD - Literatur LKS - Literatur KPS

- Kriteria LKS yang baik

- Wawancara guru dan siswa kelas X di empat SMA N dan dua SMA Swasta di Bandar Lampung mengenai penggu-naan LKS yang digunakan da-lam proses pembelajaran. - Analisis LKS yang digunakan

oleh guru dan siswa.

Pe re n can aan d an Pe n ge m b an gan

Penyusunan Desain LKS Berbasis KPS

- Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP

- Kisi-kisi draft (produk awal)


(44)

28

E.Langkah-Langkah Penelitian

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dilakukannya pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri.

a. Studi kepustakaan

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan untuk mengum-pulkan informasi. Tahap ini terdiri dari melakukan pengukuran kebutuhan, studi literatur dan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat disekolah. Kegiatan di-awali dengan melakukan pengukuran kebutuhan. Pada tahap ini, peneliti mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi yang menyatakan bahwa mata pelajaran kimia di SMA merupakan kelanjutan dari IPA SMP yang lebih menekankan pada penguasaan konsep yang abstrak (Tim Pe-nyusun, 2006).

Studi ini terdiri dari studi literatur dan studi kurikulum. Studi literatur ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memper-kuat LKS berbasis keterampilan proses sains yang akan dikembangkan. Dalam penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini diper-kuat dengan teori-teori tentang media pembelajaran, keterampilan proses sains serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan LKS ber-basis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. Pada tahap persiapan ini,


(45)

29

kegiatan yang dilakukan meliputi : menganalisis standar isi SMA dan materi pela-jaran pada buku-buku teks untuk menyusun materi yang akan diajarkan. Lalu me-lakukan studi kurikulum mengenai model pembelajaran KPS dan menentukan ma-teri yang akan diteliti yaitu stoikiometri. Yang dilakukan dengan mengkaji kompe-tensi inti (KI), kompekompe-tensi dasar (KD), literatur LKS, literatur KPS, dan menyu-sunnya menjadi LKS stoikiometri yang baik.

b. Studi lapangan

Studi lapangan terdiri dari wawancara analisis kebutuhan dan analisis LKS pada materi stoikiometri yang sudah ada. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui tentang media yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pada mate-ri stoikiometmate-ri, dan untuk mendapatkan masukan dalam pengembangan LKS ber-basis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. Studi lapangan ini pula dilakukan untuk mengetahui penghambat dan pendukung di sekolah ketika produk ini dipergunakan, seperti kegiatan yang akan tertera pada LKS nantinya.

Wawancara pada studi lapangan dilakukan pada enam SMA di kota Bandar Lam-pung pada Bulan November 2014. Studi lapangan dilakukan dengan mewawan-carai satu orang perwakilan guru mata pelajaran kimia dan sepuluh perwakilan siswa-siswi pada masing-masing sekolah tersebut. Sebelum dilakukan wawancara tersebut, langkah yang dilakukan adalah penyusunan pedoman wawancara analisis kebutuhan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri untuk guru dan siswa agar wawancara lebih terarah. Analisis terha-dap LKS dilakukan untuk mengetahui kesesuaian isi LKS pada materi stoikiome-tri yang sudah ada yang diperoleh guru ataupun yang beredar di pasaran.


(46)

30

2. Perencanaan dan pengembangan

Langkah selanjutnya ialah melakukan perencanaan yang meliputi penentuan tuju-an penggunatuju-an produk, penentutuju-an pengguna produk, penentutuju-an komponen-kom-ponen produk dan cara pengembangannya. Tujuan penggunaan produk pada pene-litian ini hanya tujuan pembelajaran kognitif saja. Tahap ini dilakukan dengan cara melakukan analisis KI-KD sampai dengan pengembangan indikator dan tujuan pem-belajaran.

Selanjutnya menentukan pengguna produk, dalam hal ini pengguna yang ditentukan ialah siswa SMA. Hal ini disebabkan karena materi yang diambil dalam penelitian ini ada di SMA. Selanjutnya menentukan komponen-komponen produk dan cara pe-ngembangannya yaitu menentukan format LKS, menentukan subjek dan lokasi uji co-ba, dan membuat instrumen evaluasi. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah me-nentukan nama LKS, pemilihan orientasi yang sesuai dengan materi stoikiometri dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang hendak dilatihkan, dan menyusun pertanya-an-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS. Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri adalah hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Tahapan yang dilaku-kan dalam tahap perencanaan dan pengembangan adalah penyusunan desain pro-duk awal dan validasi desain serta revisi desain.

a. Penyusunan desain produk awal

Setelah rancangan awal dibuat, maka dilakukanlah penyusunan LKS. Pada taha-pan ini yang akan dilakukan adalah, pembuatan tabel, pemilihan jenis dan ukuran huruf, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian dari LKS.


(47)

31

Hal-hal yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ini adalah: 1) Mengembangkan silabus, membuat analisis konsep, dan membuat RPP untuk

materi stoikiometri.

2) Merancang prosedur praktikum sederhana. Sebelum merancang prosedur prak-tikum sederhana, peneliti menentukan materi-materi yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan praktikum berdasarkan studi lapangan. Prosedur praktikum yang akan dirancang pada penelitian ini merupakan hasil kajian dari beberapa literatur dan disesuaikan pula dengan kondisi SMA di kota Bandar Lampung secara umum.

3) Melakukan optimasi kondisi percobaan. Setelah dilakukan penyusunan pro-sedur praktikum sederhana, maka dilakukan optimasi kondisi percobaan guna mendapatkan kondisi percobaan yang tepat, meliputi penggunaan serta jumlah alat dan bahan yang sesuai serta waktu efisien untuk percobaan.

4) Membuat konsep LKS. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah menentukan nama LKS, pemilihan orientasi yang sesuai dengan materi stoikiometri dan de-kat dengan kehidupan sehari-hari, menentukan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan proses yang hendak dilatihkan, dan menyusun perta-nyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS.

5) Menyusun LKS. Setelah rancangan awal dibuat, maka dilakukanlah penyusun-an LKS. Pada tahappenyusun-an ini ypenyusun-ang akpenyusun-an dilakukpenyusun-an adalah, pembuatpenyusun-an tabel, pemi-lihan jenis dan ukuran huruf, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian dari LKS. Penyusunan LKS ini menggunakan program Microsoft Word 2007. Se-dangkan pembuatan gambar, pengeditan gambar, serta pembuatan grafik meng--gunakan program Adobe Photoshop CS.


(48)

32

6) Membuat bagian-bagian pelengkap LKS. Bagian-bagian pelengkap LKS ini terdiri dari cover luar, cover dalam, kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka, dan cover belakang. Pembuatan desain cover luar, cover dalam, dan cover luar menggunakan program Adobe Photoshop CS. Sedangkan kata pengantar, daf-tar isi, dan dafdaf-tar pustaka dibuat dengan program Microsoft Word 2007. Pengembangan LKS yang dilakukan mengacu pada buku yang digunakan di seko-lah, contohnya buku kimia kelas X karangan Michael Purba. Dalam melakukan pengembangan LKS peneliti juga menyesuaikan dengan persyaratan LKS yang berkualitas yaitu LKS yang memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, syarat teknis dan aspek-aspek penilaian LKS (Darmojo dan Kaligis, 1992; Hermawan, 2004 dalam Widjajanti, 2008).

b. Validasi produk dan revisi produk

Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS berbasis keterampilan proses sains, Kemudian LKS ini akan divalidasi oleh M. Mahfudz S., S.pd. M.Si. Validasi ini terdiri dari validasi kesesuain isi, konstruksi, dan keterbacaan. Validasi kesesuai-an isi adalah penilaikesesuai-an kesesuaikesesuai-an isi LKS terhadap kompetensi inti dkesesuai-an kompe-tensi dasar, kesesuaian indikator, materi, penggambaran multipel representasi dan kurva, serta kesesuaian urutan materi dengan indikator. Validasi konstruksi ada-lah penilaian kesesuaian konstruksi LKS dengan sintaks model pembelajaran pro-blem solving. Validasi keterbacaan dimaksudkan untuk menilai keterbacaan LKS, baik dari segi kesesuaian pemilihan jenis dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa, maupun tata letak bagian-bagian LKS.


(49)

33

saran yang diberikan oleh ahli. Selanjutnya, mengkonsultasikan hasil revisi pro-duk LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri, lalu propro-duk hasil revisi tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.

3. Evaluasi Produk

Evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah uji co-ba produk secara terco-batas.

a. Uji coba produk secara terbatas

Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiome-tri yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, maka dilakukan uji coba pro-duk secara terbatas di salah satu SMA Negeri di kota Bandar Lampung. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan LKS. Adapun aspek kelayakan pa-da LKS yang dinilai apa-dalah kesesuaian isi, keterbacaan, pa-dan kemenarikan desain. LKS ini diuji cobakan pada siswa kelas XI IPA dan satu orang guru mata pelajar-an kimia. Teknik uji ini menggunakpelajar-an pelajar-angket respon guru, pelajar-angket respon siswa, dan lembar wawancara siswa.

Pada uji ini, guru dimintai tanggapan terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains mengenai kesesuaian isi, keterbacaan, dan kemenarikan LKS dengan meng-isi angket dan memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang ada. Aspek ke-menarikan dan keterbacaan LKS juga dinilai oleh siswa yang notabennya merupa-kan penggunaan LKS nantinya. Respon siswa ini dilakumerupa-kan dengan mengisi ang-ket respon siswa yang disediakan. Selain itu, dilakukan pula wawancara terhadap beberapa siswa untuk mengetahui respon siswa yang tak terakomodasi oleh


(50)

34

pertanyaan pada angket seperti kesan siswa terhadap LKS serta keunggulan dan kelemahan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. b. Revisi produk setelah uji coba terbatas

Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu hasil uji kesesuaian isi oleh guru dan hasil dari uji aspek keterbacaan serta kemenarikan sebagai respon guru dan respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains hasil pengembangan. Selanjutnya meng-konsultasikan hasil revisi dengan dosen pembimbing. Hasil revisi tersebut meru-pakan produk akhir dari pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Berdasarkan pada tujuan penelitian dan bagan alur peneli-tian, dirancang dan disusun instrumen-instrumen sebagai berikut:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.

Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap guru yang disusun untuk mengetahui LKS seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains.


(51)

35

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.

Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap siswa yang disusun untuk mengetahui LKS seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains.

2. Instrumen pada validasi ahli

a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui kesesuaian isi LKS dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesuaian indikator, materi, penggambaran multipel representasi dan kurva, serta kesesuaian urutan materi dengan indikator. Hasil dari validasi kesesuaian isi ini akan berfungsi se-bagai masukan dalam pengembangan atau tepatnya revisi pada LKS berbasis ke-terampilan proses sains .

b. Instrumen validasi aspek konstruksi.

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah gambar maupun grafik dalam LKS telah sesuai dengan materi stoikiometri berbasis kete-rampilan proses sains. Hasil dari validasi konstruksi LKS ini akan berfungsi se-bagai masukan dalam pengembangan atau tepatnya revisi pada LKS berbasis ke-terampilan proses sains .

c. Instrumen validasi aspek keterbacaan.

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah LKS berba-sis keterampilan proses sains ini dapat terbaca dengan baik dilihat dari segi ukuran


(52)

36

dan pemilihan jenis huruf, tata letak, serta pewajahan LKS. Hasil dari validasi ke-terbacaan LKS ini akan berfungsi sebagai masukan dalam pengembangan atau te-patnya revisi pada LKS berbasis keterampilan proses sains .

3. Instrumen pada uji coba terbatas a. Instrumen respon guru

Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruk-si desain LKS. Dalam angket ini pula dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang kepada guru bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan LKS. Aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi yang dinilai sama halnya pada penilaian LKS oleh pakar (validator).

b. Instrumen respon siswa

Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menanggapi keterbacaan dan kemenarikan desain LKS. Dalam angket ini pula dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang kepada siswa bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan LKS. Aspek keterbacaan yang dinilai adalah kesesuaian penggunaan jenis dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa yang sesuai, maupun tata letak bagian-bagian LKS. Aspek kemenarikan yang dinilai adalah kemenarikan dari desain LKS berbasis keterampilan proses sains hasil pengembangan baik dari segi pewarnaan, tata letak, maupun pewajahan LKS.

Agar data yang diperoleh sahih dan dapat dipercaya, maka instrumen yang digu-nakan harus valid dan bersifat reliable atau ajeg. Untuk itu, perlu dilakukan


(53)

peng-37

ujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Dalam konteks pengujian instru-men dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau penilaian, dan pengujian empiric. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu men-gukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.

Penelitian ini menggunakan validitas isi. Kevalidan isi adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domain yang diukur. Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan penguku-ran, indicator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wa-wancara, dan angket (kuisioner). Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk di-tanggapi. Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan ja-waban tertutup yaitu jaja-waban sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom yang telah disediakan.

Pada penelitian pengembangan ini, wawancara dilakukan pada studi lapangan dan pada uji terbatas. Pada studi lapangan, wawancara dilakukan terhadap guru mata


(54)

38

pelajaran kimia dan siswa di empat SMA negeri dan dua SMA swasta di Bandar Lampung. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai guru dan siswa sesuai dengan pedoman wawancara. Seperti yang dijelaskan sebelumnya wawancara dilakukan untuk mendapatkan masukan dalam pengembangan LKS stoikiometri berbasis keterampilan proses sains. Sedangkan pada uji terbatas, wawancara dila-kukan terhadap siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan, yang tidak terakomodasi pada pernyataan angket.

Angket digunakan pada saat validasi dan pada uji coba terbatas LKS berbasis ke-terampilan proses sains pada materi stoikiometri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, validasi LKS berbasis keterampilan proses sains oleh pakar pendidi-kan kimia dilakupendidi-kan untuk mengetahui kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan LKS yang dikembangkan. Validasi dilakukan dengan memperlihatkan LKS, ke-mudian meminta validator untuk mengisi angket validasi kesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan LKS berbasis keterampilan proses sains yang telah disediakan. Setelah divalidasi, rancangan atau desain produk tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh ahli. Pada uji terbatas, pengumpulan data dilakukan de-ngan memberikan LKS, kemudian meminta guru dan siswa mengisi angket yang telah disediakan setelah membaca LKS berbasis keterampilan proses sains. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan LKS. Adapun aspek kelaya-kan LKS yang dinilai pada siswa adalah keterbacaan, dan kemenarikelaya-kan desain. Setelah didapatkan data-data baik dari validator, respon guru, dan respon siswa, data inilah yang nantinya digunakan sebagai patokan untuk proses penyempurna-an LKS berbasis keterampilpenyempurna-an proses sains pada materi stoikiometri ypenyempurna-ang dikem-bangkan.


(55)

39

H.Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data hasil wawancara

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara: a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pertanyaan wawancara.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.

c. Menghitung persentase jawaban guru dan siswa, bertujuan untuk melihat be-sarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden se-tiap item adalah sebagai berikut:

% 100 %

N J

Jin i (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Jin= Persentase pilihan jawaban-i

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i N = Jumlah seluruh responden

d. Menjelaskan hasil penafsiran presentasi jawaban responden dalam bentuk de-skriptif naratif.

2. Teknik Analisis Data Angket

Angket yang akan diolah pada penelitian ini adalah angket validasi (kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan) dan angket penilaian guru serta respon siswa.


(56)

40

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket LKS berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara :

a. Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan angket.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket). c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam

ang-ket dilakukan berdasarkan skala Likert.

Tabel 5. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert .

No Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (S) jawa-ban angket adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 x jumlah responden yang menjawab SS 2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)

Skor = 4 x jumlah responden yang menjawab S 3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)


(57)

41

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab TS 5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab STS

e. Menghitung persentase jawaban angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 %

maks in

S S

X (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket S= Jumlah skor jawaban total

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan LKS berbasis keterampilan proses sains dengan rumus sebagai berikut:

n X

Xi % in

% (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Xi = Rata-rata persentase jawaban pertanyaan pada angket

in X

% = Jumlah persentase jawaban pertanyaan total pada angket


(58)

42

g. Menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997 : 155) :

Tabel 6. Tafsiran persentase angket

Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah


(59)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS berbasis keterampilan proses sainspada materi stoikio-metri hasil pengembangan adalah isi LKS mengacu pada kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang terdiri dari bagian pembuka, bagian inti (terdiri dari 5 kegiatan), dan bagian akhir LKS;

2. Langkah-langkah dalam LKS sudah sesuai dengan langkah-langkah pembela-jaran dengan berbasis keterampilan proses sains yaitu mengamati, menginfe-rensi, mengklasifikasi, menafsirkan, meramalkan, dan mengkomunikasikan yang dikemas dalam unit-unit kegiatan belajar secara sistematik dan menarik , sehingga memudahkan siswa dalam menemukan konsep stoikiometri secara mandiri.

3. Penilaian guru terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari aspek kesesuaian isi dengan materi, keterbacaan, serta konstruksi LKS adalah baik. Hal ini terlihat dari kriteria jawaban guru pada ketiga aspek tersebut adalah sangat baik dengan persentase pada aspek kesesuaian isi sebesar 90,90%,


(60)

76

aspek keterbacaan sebesar 92%, serta pada aspek kemenarikan sebesar 87,14%. Ini berarti LKS hasil pengembangan layak digunakan untuk pem-belajaran di sekolah.

4. Tanggapan siswa terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari as-pek keterbacaan dan kemenarikan LKS adalah baik. Hal ini terlihat dari kri-teria jawaban siswa pada kedua aspek tersebut adalah sangat baik dengan per-sentase rata-rata pada aspek keterbacaan sebesar 87,87% dan pada aspek ke-menarikan sebesar 86,42%. Ini berarti LKS hasil pengembangan sudah me-narik serta menumbuhkan minat siswa untuk mempelajarinya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. LKS berbasis keterampilan proses sainspada materi stoikiometri yang di-kembangkan ini hanya dilakukan sampai revisi berdasarkan tanggapan guru dan siswa pada tahap pengembangan produk sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitasnya secara luas.

2. LKS yang dikembangkan ini hanya menampilkan materi stoikiometri berbasis keterampilan proses sainssehingga diharapkan peneliti lain untuk melakukan pengembangan LKS pada materi kimia yang lain.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran Kimia. Universitas Terbuka. Jakarta. Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Rosda. Bandung.

Arifin, M. et al. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia Common Textbook (Edisi Revisi). Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.

Jakarta.

BNSP. 2006. PanduanPenyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikulum 2004. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Dhari, H.M. dan Haryono, A.P. 1988. PerangkatPembelajaran. Depdikbud. Malang.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Esler, W.K dan Esler, M.K. 1996. Teaching Elementary Science. California Wadsworth.

Ergul, et. al. 2011. The Effects of Inquiry-Based Science Teaching on

Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian Jurnal of Science and Education Policy (BJSEP) vol 5(1), p.48-68.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Fadly, Laili. 2012. Pengembangan Representasi Kimia Sekolah Berbasis

Intertekstual pada Submateri Kepolaran Senyawa dalam Bentuk Multimedia. Skripsi. UPI. Bandung.

Gonzales, P. 2009. Highlights From TIMSS 2007: Mathematics and Science Achievement of U.S. Fourthand Eighth-Grade Students in an International


(62)

78

Context. Washington: NationalCenter for Education Statistics. [Online]. Tersedia:http://nces.ed.gov/pubs2009/2009001.pdf. [26 November 2014] Hariwibowo, K, R. Febrianto, A. Rengganis, dan Hera. Makalah

Pembelajaran-proses; Pendekatan Keterampilan Proses.www.Yahoo.com. CERPEN LUBIS GRAFURA. Lubis grafura (ed), 26 Mei 2009. Universitas Negeri Semarang. 16 Desember 2009. http: // lubisgrafura.wordpress.com/ 2014/05/ 26/makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program

Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Proceedingof The First International Seminar on Science Education, 27 Oktober 2007. Bandung.

Hidayah.2007.Workshop PendidikanMatematika 2. JurusanMatematika UNNES. Semarang.

Krisnawati, I.Prayitno, Fajaroh, F. 2013. Menggali Pemahaman Konsep Siswa Madrasah Aliyah Tentang Stoikiometri dengan Menggunakan Instrumen

Diagnostik Two-Tier. Diakses 02 Januari 2015 dari http:/ / jurnal-online.um.

ac.id/data/ artikel/artikel66830EA5902A2D670A5FE146A3545283.pdf Karamustafaoglu, S. 2011. Improving The Science Process Skills Ability of

Science Student Teacher Using I Diagrams. Eurasian J.Pys. Chem. Educ. 3(1), p.26-38.

Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains. Artikel

Pendidikan. Diakses dari http://fisikasma online.blogspot.com/keterampilan -proses-sains.html

OECD. 2007. Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World. [Online]. Tersedia:http://www.eric.ed.gov /ERIC Docs/data/ericdocs2sql/contentstorage01/0000019b/80/43/23/b9.pdf . [26 November 2014]

Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Pusparini, R. 2012. Pengembangan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada

Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving. Skripsi. Repository-UPI. Bandung.

Rustaman,N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Asam-Basa Berbasis Keterampilan


(63)

79

Saputra, A. 2013. Pengembangan LKS Faktor-Faktor Penentu Laju Reaksi Berbasis Keterampilan Proses Sains. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Senam, Arianingrum, R., Permanasari, R., L., dan Suharto. 2008. Efektivitas Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI denganMenggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill. Diakses 08 November 2014 dari

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf

Siddiq, M.D, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipata. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

Sungkono, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wang, C.Y., 2007. The Role of Mental-Modeling Ability, Content Knowlwdge, and Mental Models in General Chemistry Students’ Understanding about Molecular Polari. Dissertation for the Doctor Degree of Philosophy in the Graduate School of the University of Missouri. Columbia.

Wiyanto, A. Sopyan et al. 2006. “Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

Widodo, A. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. Skripsi : FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

42

g. Menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997 : 155) :

Tabel 6. Tafsiran persentase angket

Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS berbasis keterampilan proses sainspada materi stoikio-metri hasil pengembangan adalah isi LKS mengacu pada kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang terdiri dari bagian pembuka, bagian inti (terdiri dari 5 kegiatan), dan bagian akhir LKS;

2. Langkah-langkah dalam LKS sudah sesuai dengan langkah-langkah pembela-jaran dengan berbasis keterampilan proses sains yaitu mengamati, menginfe-rensi, mengklasifikasi, menafsirkan, meramalkan, dan mengkomunikasikan yang dikemas dalam unit-unit kegiatan belajar secara sistematik dan menarik , sehingga memudahkan siswa dalam menemukan konsep stoikiometri secara mandiri.

3. Penilaian guru terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari aspek kesesuaian isi dengan materi, keterbacaan, serta konstruksi LKS adalah baik. Hal ini terlihat dari kriteria jawaban guru pada ketiga aspek tersebut adalah sangat baik dengan persentase pada aspek kesesuaian isi sebesar 90,90%,


(3)

76

aspek keterbacaan sebesar 92%, serta pada aspek kemenarikan sebesar 87,14%. Ini berarti LKS hasil pengembangan layak digunakan untuk pem-belajaran di sekolah.

4. Tanggapan siswa terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari as-pek keterbacaan dan kemenarikan LKS adalah baik. Hal ini terlihat dari kri-teria jawaban siswa pada kedua aspek tersebut adalah sangat baik dengan per-sentase rata-rata pada aspek keterbacaan sebesar 87,87% dan pada aspek ke-menarikan sebesar 86,42%. Ini berarti LKS hasil pengembangan sudah me-narik serta menumbuhkan minat siswa untuk mempelajarinya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. LKS berbasis keterampilan proses sainspada materi stoikiometri yang di-kembangkan ini hanya dilakukan sampai revisi berdasarkan tanggapan guru dan siswa pada tahap pengembangan produk sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitasnya secara luas.

2. LKS yang dikembangkan ini hanya menampilkan materi stoikiometri berbasis keterampilan proses sainssehingga diharapkan peneliti lain untuk melakukan pengembangan LKS pada materi kimia yang lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran Kimia. Universitas Terbuka. Jakarta. Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Rosda. Bandung.

Arifin, M. et al. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia Common Textbook (Edisi Revisi). Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara.

Jakarta.

BNSP. 2006. PanduanPenyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikulum 2004. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Dhari, H.M. dan Haryono, A.P. 1988. PerangkatPembelajaran. Depdikbud. Malang.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Esler, W.K dan Esler, M.K. 1996. Teaching Elementary Science. California Wadsworth.

Ergul, et. al. 2011. The Effects of Inquiry-Based Science Teaching on

Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian Jurnal of Science and Education Policy (BJSEP) vol 5(1), p.48-68.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Fadly, Laili. 2012. Pengembangan Representasi Kimia Sekolah Berbasis

Intertekstual pada Submateri Kepolaran Senyawa dalam Bentuk Multimedia. Skripsi. UPI. Bandung.

Gonzales, P. 2009. Highlights From TIMSS 2007: Mathematics and Science Achievement of U.S. Fourthand Eighth-Grade Students in an International


(5)

78

Context. Washington: NationalCenter for Education Statistics. [Online]. Tersedia:http://nces.ed.gov/pubs2009/2009001.pdf. [26 November 2014] Hariwibowo, K, R. Febrianto, A. Rengganis, dan Hera. Makalah

Pembelajaran-proses; Pendekatan Keterampilan Proses. www.Yahoo.com. CERPEN LUBIS GRAFURA. Lubis grafura (ed), 26 Mei 2009. Universitas Negeri Semarang. 16 Desember 2009. http: // lubisgrafura.wordpress.com/ 2014/05/ 26/makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program

Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Proceedingof The First International Seminar on Science Education, 27 Oktober 2007. Bandung.

Hidayah.2007.Workshop PendidikanMatematika 2. JurusanMatematika UNNES. Semarang.

Krisnawati, I.Prayitno, Fajaroh, F. 2013. Menggali Pemahaman Konsep Siswa

Madrasah Aliyah Tentang Stoikiometri dengan Menggunakan Instrumen Diagnostik Two-Tier. Diakses 02 Januari 2015 dari http:/ / jurnal-online.um. ac.id/data/ artikel/artikel66830EA5902A2D670A5FE146A3545283.pdf Karamustafaoglu, S. 2011. Improving The Science Process Skills Ability of

Science Student Teacher Using I Diagrams. Eurasian J.Pys. Chem. Educ. 3(1), p.26-38.

Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains. Artikel

Pendidikan. Diakses dari http://fisikasma online.blogspot.com/keterampilan -proses-sains.html

OECD. 2007. Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World. [Online]. Tersedia:http://www.eric.ed.gov /ERIC Docs/data/ericdocs2sql/contentstorage01/0000019b/80/43/23/b9.pdf . [26 November 2014]

Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Pusparini, R. 2012. Pengembangan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada

Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving. Skripsi. Repository-UPI. Bandung.

Rustaman,N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Asam-Basa Berbasis Keterampilan


(6)

Saputra, A. 2013. Pengembangan LKS Faktor-Faktor Penentu Laju Reaksi Berbasis Keterampilan Proses Sains. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Senam, Arianingrum, R., Permanasari, R., L., dan Suharto. 2008. Efektivitas Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI denganMenggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill. Diakses 08 November 2014 dari

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf

Siddiq, M.D, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipata. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

Sungkono, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wang, C.Y., 2007. The Role of Mental-Modeling Ability, Content Knowlwdge, and Mental Models in General Chemistry Students’ Understanding about Molecular Polari. Dissertation for the Doctor Degree of Philosophy in the Graduate School of the University of Missouri. Columbia.

Wiyanto, A. Sopyan et al. 2006. “Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

Widodo, A. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. Skripsi : FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.