PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam. Pendidikan sains merupakan wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya serta menekankan pada pemberian pengalaman langsung, sehingga siswa perlu dibantu mengem-bangkan sejumlah keterampilan proses mengamati dengan seluruh indra, menga-jukan hipotesis, dan menggali serta memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah sehari-hari. Ilmu kimia termasuk ke dalam sains, sehingga pembelajaran kimia seharusnya berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan menjelaskan setiap fenomena yang terjadi di alam baik yang bersifat konkrit sampai yang bersifat abstrak.

Salah satu kompetensi dasar pembelajaran siswa SMA kelas XI IPA semester 1 adalah mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan memahami teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju reaksi dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu agar siswa


(2)

2 mencapai kompetensi dasar di atas maka siswa diberi pembelajaran tentang konsep laju reaksi.

Karakteristik konsep laju reaksi ada yang bersifat konkrit dan ada yang bersifat abstrak, pembelajaran laju reaksi yang bersifat konkrit biasanya dilakukan dengan pembelajaran melalui metode eksperimen atau praktikum. Melalui praktikum guru dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mengamati secara langsung, menuliskan persamaan reaksi yang terjadi dan menemukan suatu konsep laju reaksi. Pembelajaran di atas merupakan pembelajaran yang melatih keterampilan siswa untuk berpikir secara sains mereka sendiri. Pembelajaran laju reaksi yang bersifat abstrak biasanya dilakukan dengan pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar. Melalui gambar-gambar guru dapat melatih siswa untuk membangun suatu konsep, menyelesaikan suatu pemodelan matematik, membaca suatu grafik persamaan misalnya siswa dapat menghubungkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan teori tumbukan dan siswa dapat mencari setiap orde reaksi dengan perhitungan matematika.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 responden dari guru di berbagai SMA di Bandar lampung proses pembelajaran pada materi pokok laju reaksi dengan menggunakan pedoman wawancara didapatkan bahwa 60% guru masih meng-gunakan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal, 30% dengan mengguna-kan metode demonstrasi dan 10% dengan menggunamengguna-kan metode eksperimen atau praktikum. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 60 % siswa SMA di Bandar lampung belum diajak untuk berpikir menemukan suatu konsep sendiri karena guru hanya menjelaskan dan memberikan latihan soal-soal


(3)

3 saja sehingga siswa hanya mengandalkan informasi dari guru saja. Tiga puluh persen siswa SMA diajarkan melalui demonstrasi, tetapi demonstrasi yang dilakukan tidak menggunakan petunjuk demonstrasi sehingga siswa hanya men-dengar apa yang dikatakan oleh guru saja Adapun sebagian kecil SMA di Bandar lampung yaitu 10% guru mengajarkan materi laju reaksi dengan metode eksperi-men atau praktikum eksperi-menggunakan LKS ekperieksperi-men.

KGS merupakan suatu kemampuan dimana seseorang dapat memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan kemampuan generik sains yang dimilikinya dan pembelajaran dengan keterampilan generik sains adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa berfikir melalui sains dalam kehidupannya. Oleh karena itu KGS perlu dilatihkan oleh guru agar siswa mampu berpikir melalui sains yang dimilikinya.

Dari kenyataan di atas bahwa 90 % guru dalam proses pembelajaran pada materi pokok laju reaksi, belum menggunakan LKS dalam proses penemuan konsep. Sepuluh persen guru SMA di Bandar Lampung telah menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan belum melatihkan siswa untuk berpikir melalui KGS. Hal ini disebabkan karena sebagian besar guru belum mengetahui tentang keterampil-an generik sains, dketerampil-an belum tersediketerampil-anya media LKS yketerampil-ang dikembketerampil-angkketerampil-an berdasar-kan indikator keterampilan generik sains.

Berdasarkan masalah tersebut maka diperlukan media pembelajaran berupa LKS berbasis KGS, dimana media pembelajaran berupa LKS berbasis KGS ini

diharapkan dapat mengembangkan, melatih dan meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Pembelajaran menggunakan LKS sudah dilakukan di


(4)

4 sebagian kecil SMA di Bandar Lampung, namun LKS yang digunakan belum membimbing siswa untuk meningkatkan keterampilan generik sainsnya. Dari hasil diskusi dengan salah satu guru kimia, diperoleh informasi bahwa kurangnya keterlibatan siswa disebabkan LKS yang digunakan siswa kurang efektif hal ini disebabkan LKS tidak disertai langkah-langkah yang kronologis yang menggiring siswa untuk meningkatkan keterampilan generik sainsnya. LKS yang digunakan hanya berisi materi dan soal-soal. Bagi siswa yang kemampuan akademisnya tinggi, hal ini tidak menjadi masalah, tetapi untuk siswa yang kemampuan

akademisnya kurang atau rendah mereka akan merasa kesulitan. Oleh karena itu, salah satu alternatif harapan yang dapat membantu penyelenggaraan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dengan tersedianya suatu media belajar berupa LKS kimia berbasis keterampilan generik sains.

Pengembangan LKS Laju Reaksi berbasis KGS, pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Gusnida (2008) namun dalam tahap pengembangan yang dilakukan tersebut belum melalui tahap analisis kebutuhan terhadap berbagai sekolah, dan belum memberikan informasi indikator KGS yang akan dilatihkan pada setiap LKS yang akan dikembangkan.

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian yang berjudul ”Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains Pada Materi Pokok Laju Reaksi”.


(5)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat keterbacaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi?

2. Bagaimana tingkat keterlaksanaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi? 4. Bagaimana tanggapan siswa dan guru mengenai keunggulan dan kelemahan

penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis keterampilan generik sains serta mengetahui: 1. Tingkat keterbacaan LKS berbasis KGS pada materi pokok laju reaksi. 2. Tingkat keterlaksanaan LKS berbasis KGS pada materi pokok laju reaksi. 3. Peningkatan KGS siswa setelah penggunaan LKS berbasis keterampilan

generik sains pada materi pokok laju reaksi.

4. Tanggapan siswa dan guru mengenai keunggulan dan kelemahan penggunaan LKS berbasis KGS pada materi pokok laju reaksi.


(6)

6 D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah

1. Tersedianya sumber belajar bagi siswa yang dapat digunakan secara mandiri atau bersama kelompok belajarnya untuk mencapai penguasaan kompetensi belajar dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir serta bertindak siswa berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya.

2. Memberikan media pembelajaran yang baru kepada guru untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah

1. Pengembangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah upaya peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran berupa LKS berbasis KGS pada materi pokok Laju reaksi.

2. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini ada 5 indikator KGS menurut Brotosiswoyo (2001) yang dilatihkan yaitu: (1) pengamatan langsung, (2) bahasa simbolik, (3) hukum sebab akibat, (4) pemodelan matematik, dan (5) membangun konsep.

4. Materi pokok yang disajikan dalam pengembangan LKS adalah materi laju reaksi yang meliputi kemolaran, konsep laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, teori tumbukan dan persamaan laju reaksi.


(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sains

Sains berasal dari natural science atau science saja, biasanya disebut Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan sekumpulan ilmu-ilmu serumpun yang terdiri atas Biologi, Fisika, Kimia, Geologi, dan Astronomi yang berupaya menjelaskan setiap fenomena yang terjadi di alam. Mengingat bidang kajiannya berbeda, tentu saja terminologi yang digunakan dalam setiap disiplin ilmu tersebut juga berbeda. Menurut Rutherford and Ahlgren (1990) sains sesungguhnya tidak terpecah-pecah meskipun ada disiplin-disiplin tersebut, karena ada sejumlah pemikiran yang “menembus” antar disiplin Sains yang disebut tema umum, yaitu sistem, model, kekekalan, pola perubahan, skala dan evolusi. Uraian dari tema-tema tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sistem terbentuk apabila ada sekumpulan benda yang berhubungan satu dengan yang lain dan dalam hubungannya setiap komponen dengan fungsinya masing-masing berupaya membentuk satu kesatuan. Sistem dapat dibentuk dari beberapa sub-sistem.

2. Model merupakan tiruan yang lebih sederhana dari fenomena yang

sesungguhnya dipelajari, yang diharapkan dapat menolong kita memahaminya secara lebih baik. Model ini dapat berupa model fisis, model matematis dan model konseptual.

3. Kekekalan merupakan bagian yang tidak berubah yang ditemukan dalam semua perubahan. Misalnya pada akhir dari banyak sistem fisis yang melibatkan energi, selalu akan menuju kondisi kesetimbangan. Pada reaksi kimia ada bagian yang tidak berubah yaitu massa zat.


(8)

8 4. Pola perubahan tertentu ditemukan pada setiap perubahan. Dalam alam ada

tiga jenis perubahan yaitu: (1) perubahan yang cenderung berpola tetap; (2) perubahan yang berlangsung dalam siklus; dan (3) perubahan yang tak teratur. Perubahan yang berpola tetap misalnya peluruhan radioaktif. Terjadinya hujan menggambarkan perubahan yang berpola siklus. Mengembangnya alam semesta menggambarkan perubahan yang tak teratur.

5. Skala besaran dalam alam semesta bervariasi, misalnya ukuran, tenggang waktu, kecepatan. Banyak ukuran-ukuran dalam alam yang besarnya tidak sesuai dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari, seperti kecepatan cahaya, jarak bintang terdekat, jumlah bintang di galaksi, umur matahari, yang ukurannya jauh lebih besar daripada yang dapat dijelaskan secara intuisi. Sebaliknya kecilnya ukuran atom, jumlahnya yang sangat banyak dalam materi, cepatnya interaksi antar atom juga jauh dari jangkauan sehari-hari siswa. Melalui ukuran-ukuran yang tidak biasa ini sains ingin menitipkan kemampuan untuk memperkirakan ukuran “(sense of scale)” bagi siswa yang mempelajarinya, sehingga dapat membayangkan perkiraan ukuran benda, jarak, kecepatan, yang dipelajarinya itu secara tepat.

6. Evolusi merupakan perubahan yang sangat lambat. Segala sesuatu di bumi selalu berubah setiap saat secara perlahan-lahan. Segala sesuatu yang sekarang ada dianggap berasal dari yang ada pada masa lalu dan telah mengalami

perubahan secara perlahan-lahan. Suatu evolusi tak dapat berlangsung dalam keadaan terisolasi, karena segala sesuatu akan mempengaruhi keadaan

sekelilingnya untuk berubah pula, seleksi alam akan menyebabkan makhluk hidup berevolusi.

Melalui keenam tema ini sains dipersatukan dalam pola pemikiran, sehingga meskipun berbeda bidang kajiannya, sains selalu menjadi wahana pengembangan berpikir yang sama bagi mereka yang mempelajarinya. Apabila guru sains hanya menguasai terminologi sains secara hapalan, maka hakekat berpikir sains tidak dimilikinya.

B. Keterampilan Generik Sains

Menurut Suprapto (Blogspot Sunyono Files, 2009) bahwa pada dasarnya cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains dan menyelesaikan masalah, serta belajar secara teoritis di kelas maupun dalam praktik adalah sama, karena itu ada kompetensi generik. Kompetensi generik adalah kompetensi yang


(9)

9 digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah. Kompetensi generik

diturunkan dari keterampilan proses dengan cara memadukan keterampilan itu dengan komponen-komponen alam yang dipelajari dalam sains. Jika memperha-tikan kompetensi dasar dalam standar kompetensi dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) tampak bahwa yang dimaksudkan dengan kompetensi dasar adalah kompetensi khusus yang berkaitan dengan sesuatu konsep. Kompetensi generik adalah kompetensi yang lebih luas daripada kompetensi dasar. Kompe-tensi generik merupakan kompeKompe-tensi yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains. Dalam satu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami konsep, terdiri dari beberapa kompetensi generik. Kegiatan-kegiatan ilmiah yang berbeda dapat mengandung kompetensi-kompetensi generik yang sama.

Menurut Brotosiswoyo (2001) keterampilan generik sains dalam pembelajaran dapat dikategorikan menjadi 9 indikator yaitu: (1) pengamatan langsung; (2) pengamatan tak langsung; (3) kesadaran tentang skala besaran; (4) bahasa simbolik; (5) kerangka logika taat-asas; (6) inferensi logika; (7) hukum sebab akibat; (8) pemodelan matematika; (9) membangun konsep.

Makna dari setiap keterampilan generik sains tersebut adalah (Liliasari, 2007) 1. Pengamatan langsung

Sains merupakan ilmu tentang fenomena dan perilaku alam sepanjang masih dapat diamati oleh manusia. Hal ini menuntut adanya kemampuan adanya kemampuan manusia untuk melakukan pengamatan langsung dan mencari keterkaitan-keterkaitan sebab akibat dari pengamatan tersebut.


(10)

10 2. Pengamatan tak langsung

Dalam pengamatan tak langsung, alat indera yang digunakan manusia memi-liki keterbatasan. Untuk mengamati keterbatasan tersebut manusia meleng-kapi diri dengan berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika kontak langsung dengan tubuh manusia seperti arus listrik, zat-zat kimia beracun, untuk mengenalnya diperlukan alat bantu seperti amper-meter, indikator, dan lain-lain. Cara ini dikenal dengan pengamatan tak langsung.

3. Kesadaran akan skala besaran

Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka seseorang yang belajar sains akan memiliki kesadaran akan skala besaran dari berbagai obyek yang dipelajari-nya. Dengan demikian ia dapat membayangkan bahwa yang dipelajarinya itu tentang dari ukuran yang sangat besar seperti jagad raya sampai yang sangat kecil seperti keberadaan pasangan elektron.

4. Bahasa simbolik

Untuk memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh setiap rumpun ilmu diper-lukan bahasa simbolik, agar terjadi komunikasi dalam bidang ilmu tersebut. Dalam sains misalnya bidang kimia mengenal adanya lambang unsur, persa-maan reaksi, simbol-simbol untuk reaksi searah, reaksi kesetimbangan,

resonansi dan banyak lagi bahasa simbolik yang telah disepakati dalam bidang ilmu tersebut.

5. Kerangka logika taat asas

Pada pengamatan panjang tentang gejala alam yang dijelaskan melalui banyak hukum-hukum, orang akan menyadari keganjilan dari sifat taat asasnya secara


(11)

11 logika. Untuk membuat hubungan hukum-hukum itu agar taat asas, maka perlu ditemukan teori baru yang menunjukkan kerangka logika taat asas. Misalnya keganjilan antara hukum mekanika Newton dan elektrodinamika Maxwell, yang akhirnya dibuat taat asas dengan lahirnya teori relativitas Enstein.

6. Inferensi logika

Logika sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui inferensia logika dari konsekuensi-konsekuensi logis hasil pemikiran dalam belajar sains. 7. Hukum sebab akibat

Rangkaian hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati diyakini sains selalu membentuk hubungan yang dikenal sebagai hukum sebab akibat. 8. Pemodelan matematik

Untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang diamati diperlukan bantuan pemodelan matematik agar dapat diprediksikan dengan tepat bagaimana kecendrungan hubungan atau perubahan suatu fenomena alam.

9. Membangun konsep

Tidak semua fenomena alam dapat dipahami dengan bahasa sehari-hari, karena itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep. Jadi belajar sains memerlukan kemampuan untuk membangun konsep, agar bisa ditelaah lebih lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih lanjut, konsep-konsep inilah diuji keterapannya.


(12)

12 Menurut Yeung, 2007 keterampilan generik dikategorikan ada 9 jenis, yang

meliputi

1) Keterampilan kolaboratif 2) Keterampilan komunikasi 3) Kreativitas

4) Keterampilan pemecahan masalah 5) Keterampilan berpikir kritis 6) Keterampilan numerasi

7) Keterampilan teknologi informasi 8) Keterampilan manajemen-diri 9) Keterampilan belajar

Hasil penelitian Yeung, Chistina, dan Liu (2007) menunjukkan bahwa komponen keterampilan generik yang terkait dengan pekerjaan dan pembelajaran sepanjang hayat meliputi

1) Keterampilan sosio-kognitif, meliputi keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, dan interpersonal.

2) Keterampilan akademik, meliputi keterampilan berbahasa dan numerik. 3) Keterampilan diri/kepribadian, meliputi rasa tanggung jawab, inisiatif,

berupaya, dan pembelajaran-diri.

Berbagai disertasi dan tesis di Indonesia selanjutnya mengacu kepada keteram-pilan generik yang dikemukakan oleh Brotosiswoyo (2000) ini, misalnya

Sudarmin (2007) yang menambah sembilan keterampilan generik di atas dengan keterampilan abstraksi. Rahman (2008) mengembangkan keterampilan generik “pemodelan, inferensi logika, dan sebab akibat”. Riyad (2007) dan Marhendri (2007) mengembangkan keterampilan generik seperti yang dirumuskan oleh Brotosiswoyo (2000).

C. Keterkaitan Keterampilan Generik Sains dan Konsep-Konsep Sains

Berdasarkan paradigma baru dalam mempelajari sains yang harus berdampak pada kompetensi, bahkan efek iringan dari suatu pembelajaran dirasakan lebih penting


(13)

13 pada abad ke-21 ini, daripada efek pembelajaran langsung. Sebagai akibatnya guru perlu menentukan terlebih dahulu keterampilan generik sains yang perlu dimiliki siswa sebagai dampak suatu pembelajaran sains.

Dengan berkembang pesatnya pengetahuan sains, maka pertambahan konsep-konsep sains yang perlu dipelajari siswa juga sangat besar. Sebagai akibatnya perlu ada pemilihan konsep-konsep essensial yang dipelajari siswa. Konsep-konsep essensial ini dipilih berdasarkan pada pentingnya Konsep-konsep tersebut untuk kehidupan siswa dan pentingnya memberi pengalaman belajar tertentu kepada siswa, agar memperoleh bekal keterampilan generik sains yang memadai.

Menurut Liliasari ( 2007), untuk menentukan pengetahuan sains yang perlu dipela-jari siswa, pengajar perlu terlebih dahulu melakukan analisis konsep-konsep sains yang ingin dipelajari.

Analisis lebih lanjut dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara jenis konsep-konsep sains dengan keterampilan generik sains yang dapat dikembangkan. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :


(14)

14 Tabel 1. Hubungan jenis konsep dan keterampilan generik sains

No Keterampilan generik sains Jenis konsep

1 Pengamatan langsung Konsep konkrit

2 Pengamatan langsung/ tak langsung, inferensi logika

Konsep abstrak dengan contoh konkrit

3 Pengamatan tak langsung, inferensi logika Konsep abstrak 4 Kerangka logika taat azas, hukum sebab

akibat, inferensi logika

Konsep berdasarkan prinsip

5 Bahasa simbolik, pemodelan matematik Konsep yang menyatakan simbol 6 Pengamatan langsung/ tak langsung,

hukum sebab akibat, kerangka logika taat azas, inferensi logika

Konsep yang menyatakan proses 7 Pengamatan langsung/ tak langsung,

hukum sebab akibat, kerangka logika taat azas, inferensi logika

Konsep yang menyatakan sifat

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dalam mempelajari konsep-konsep sains dibekalkan kemampuan berpikir yang kompleks. Pada umumnya setiap konsep sains dapat mengembangkan lebih dari satu macam keterampilan generik sains, kecuali konsep konkrit. Menurut Liliasari ( 2007), jenis konsep ini sangat terbatas jumlahnya dalam sains, karena itu mempelajari konsep sains pada hakekatnya adalah mengembangkan keterampilan berpikir sains, yang merupakan berpikir tingkat tinggi.

D. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui media pembelajaran


(15)

15 berupa LKS ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembela-jaran dan mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Sriyono (1992), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah :

a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.

d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran. e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada

siswa.

f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain: a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar.

g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.


(16)

16 Pada proses pembelajaran, LKS menuntut siswa untuk mampu mengemukakan pendapat dan mampu mengambil keputusan. Melalui LKS siswa dituntut untuk mampu mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan.


(17)

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA sesuai dengan standar isi BSNP. Sasaran pengembangan adalah materi laju reaksi. Subjek uji coba terdiri atas ahli bidang isi atau materi, dan uji coba terbatas. Uji ahli materi dilakukan oleh ahli bidang isi untuk mengevaluasi isi materi pada LKS berbasis keterampilan generik sains. Kemudian uji coba terbatas untuk mendapatkan informasi tentang tingkat keterbacaan dan keterlaksanaan LKS berbasis KGS. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada kelas XI IPA2 SMA YP Unila Bandar Lampung yang berjumlah 37 orang.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian diawali dengan observasi di berbagai SMA di Bandar Lampung, melaksanakan pre-test, uji coba LKS berbasis KGS, selanjutnya dilakukan post-tes dan pengisian angket. Pengambilan angket dilakukan setelah guru menyelesai-kan proses belajar mengajarnya.


(18)

18 C. Alur Penelitian

Alur penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian pengembangan Borg and Gall (Ikhsanuddin, 2007).

Gambar 1 : Alur penelitian

Berdasarkan uraian di atas alur penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini mengikuti model penelitian pengembangan Borg and Gall (Ikhsanuddin, 2007). Alur penelitian pengembangan ini hanya dilakukan sampai revisi LKS kedua, seharusnya setelah dilakukan revisi LKS kedua dilanjutkan tahap

implementasi (uji coba utama) menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen lalu dilanjutkan dengan tahap diseminasi. Namun, untuk penelitian

Analisis Kebutuhan (Identifikasi masalah) Penyusunan LKS Berbasis Keterampilan

Generik Sains Uji Ahli

Temuan dan Analisis Data Keterbacaan dan Keterlaksanaan LKS, N-gain

Revisi LKS Tahap I Uji Coba Terbatas

(Pretes, Uji coba LKS, angket siswa, dan pos-tes)

Produk Revisi LKS Tahap II


(19)

19 pengembangan seperti yang peneliti lakukan cukup hanya sampai pada revisi LKS kedua karena penelitian tersebut akan menggunakan waktu yang relatif lama jika dilanjutkan pada tahap implementasi dan tahap diseminasi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997). Berdasarkan pada tujuan penelitian dan bagan alur penelitian, dirancang dan disusun 4 jenis instrumen sebagai berikut:

a. Instrumen uji kesesuaian LKS berbasis keterampilan generik sains, berupa angket uji kesesuaian yang mencakup uji kesesuaian materi LKS dan uji kesesuaian desain LKS.

b. Instrumen uji keterbacaan LKS berbasis keterampilan generik sains, berupa angket siswa.

c. Instrumen uji keterlaksanaan LKS berbasis keterampilan generik sains, berupa angket siswa.

d. Soal pre-tes dan post-tes untuk menjaring pemahaman konsep dan keteram-pilan generik sains siswa sebelum dan sesudah penerapan LKS berbasis keterampilan generik sains.

e. Pedoman wawancara terhadap guru dan siswa untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains.


(20)

20 E. Prosedur Pengumpulan Data

Secara umum model pengembangan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Kegiatan dalam tahap persiapan meliputi:

a. Analisis kebutuhan dan analisis kurikulum. Analisis kebutuhan yang dimaksud adalah analisis kebutuhan belajar siswa berupa sumber belajar terkait sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Analisis ini dilakukan di berbagai SMA di Bandar Lampung dengan menggunakan pedoman wawancara untuk mengidentifikasi apakah sekolah ini membutuhkan suatu bahan ajar yang berupa LKS. Analisis ini dilakukan melalui wawancara terhadap guru bidang studi khususnya kimia dan siswa untuk mengetahui media yang digunakan yang men- dukung proses pembelajaran. Selanjutnya analisis kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan untuk mendapatkan analisis materi pelajaran.

b. Membuat LKS berbasis KGS yang dibuat melalui kisi-kisi indikator keterampilan generik sains.

c. Membuat instrumen penelitian berupa angket uji kesesuaian materi dan angket uji kesesuaian desain, angket uji keterbacaan dan keterlaksanaan (angket siswa), soal pre-tes dan post-tes, serta pedoman wawancara untuk menjaring data tanggapan guru dan siswa mengenai penggunaan LKS berbasis KGS dalam pembelajaran.


(21)

21 d. Uji ahli. Uji ahli ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian materi LKS

dan kesesuaian desain LKS. Uji ahli ini dilakukan oleh 1 orang dosen diluar pembimbing.

Langkah-langkah dalam uji ahli materi adalah sebagai berikut :

1) Menentukan indikator penilaian untuk validitas LKS kimia berbasis keterampilan generik sains.

2) Membuat instrumen uji ahli yang berupa angket uji kesesuaian materi dan desain LKS.

3) Melaksanakan uji ahli.

4) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli.

5) Melakukan perbaikan berdasarkan analisis hasil uji ahli. 6) Mengkonsultasikan hasil perbaikan.

2. Tahap pelaksanaan (Uji coba terbatas)

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pre-test and Post-test Design (Arikunto, 2002). Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:

Pre-tes Perlakuan Post-tes

O adalah Pre-tes dan Post-tes yang berfungsi untuk mengukur pemahaman konsep, dan keterampilan generik sains siswa sebelum dan sesudah uji coba LKS. X adalah perlakuan berupa uji coba LKS berbasis keterampilan generik sains. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen.

Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan


(22)

22 sesudah eksperimen. Tes yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test dan sesudah eksperimen disebut post-tes.

Kegiatan dalam tahap pelaksanaan meliputi:

a. Pelaksanaan pre-test untuk mendapatkan pengetahuan sains awal siswa sebelum diterapkannya LKS kimia berbasis keterampilan generik sains. Soal pre-tes terdiri dari 20 soal pilihan berganda.

b. Uji coba LKS kimia berbasis keterampilan generik sains disesuaikan dengan jadwal penyajian materi pokok dan dilaksanakan dalam rentang waktu yang telah ditentukan. LKS diujicobakan pada siswa kelas XI IPA2 SMA YP Unila Bandar Lampung dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:

1) Melakukan uji keterbacaan dan keterlaksanaan LKS menggunakan angket siswa yang telah disusun.

2) Menganalisis hasil uji keterbacaan dan keterlaksanaan untuk mem- peroleh desain LKS pembelajaran yang lebih baik.

3) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil uji keterbacaan dan keterlaksanaan.

4) Mengkonsultasikan hasil yang telah diperbaiki.

Hasil evaluasi menggunakan angket siswa ini digunakan untuk merevisi LKS yang ada yang merupakan produk akhir pengembangan.

c. Pelaksanaan post-tes untuk menjaring pemahaman konsep siswa setelah diterapkannya LKS berbasis KGS. Soal post-tes terdiri dari 20 soal pilihan berganda yang sama dengan soal pre-tes.


(23)

23 d. Wawancara untuk menjaring data tanggapan guru dan siswa mengenai

penggunaan LKS berbasis KGS dalam pembelajaran dilaksanakan kepada guru dan siswa setelah penerapan pembelajaran kimia menggunakan LKS berbasis KGS.

3. Tahap analisis data

Kegiatan dalam tahap analisis data meliputi:

a. Mengolah angket uji keterbacaan dan keterlaksanaan (angket siswa) dengan cara :

1) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pernyataan angket. Dalam pengkodean data ini dibuat buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi- substansi yang hendak diukur, pernyataan-pernyataan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode jawaban setiap pernyataan tersebut dan rumusan jawabannya.

2) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel. 3) Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan

informasi tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dalam setiap pernyataan angket. Untuk setiap siswa yang memilih satu jawaban maka diberi point satu.

4) Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat

besarnya persentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan


(24)

24 untuk menghitung persentase jawaban siswa per item adalah sebagai berikut:

% 100

% 

N Ji

Jin (Sudjana, 2002)

Keterangan : % Jin = Persentase pilihan jawaban-i pada LKS ke-n ∑ Ji = Jumlah siswa yang memilih pilihan jawaban-i N = Jumlah seluruh siswa

5) Menghitung rata-rata persentase jawaban siswa per item pada tiap LKS dengan rumus berikut:

n J Ji

% in

% (Sudjana, 2002)

Keterangan : % Ji = Rata-rata persentase jawaban-i

∑ % Jin = Jumlah persentase jawaban-i pada tiap LKS n = Jumlah LKS

6) Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997).

7) Menafsirkan data, harga persentase setiap jawaban pernyataan dalam angket dapat di tafsirkan dengan menggunakan tafsiran harga


(25)

25 Tabel 2. Tafsiran harga persentase tiap jawaban pernyataan

Persentase Kriteria 80,1%-100% 60,1%-80% 40,1%-60% 20,1%-40% 0,0%-20% Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 8) Menghitung skor jawaban siswa.

Penskoran setiap jawaban siswa dalam kesesuaian adalah:

Tabel 3. Penskoran pada angket keterbacaan dan keterlaksanaan NO Pilihan Jawaban Skor

1 A 1

2 B 2

3 C 3

4 D 4

9) Menghitung persentase jawaban angket pada tiap LKS dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 % 

maks in S S

X (Sudjana, 2002)

Keterangan : % Xin = Persentase angket-i pada LKS ke-n ∑ S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

10) Menghitung rata-rata persentase angket siswa untuk mengetahui tingkat keterbacaan dan tingkat keterlaksanaan siswa terhadap LKS kimia berbasis keterampilan generik sains dengan rumus sebagai berikut:

n X Xi

% in


(26)

26 Keterangan : % Xin = Rata-rata persentase angket-i

∑ % Xin = Jumlah persentase angket-i pada tiap percobaan

n = Jumlah LKS

11) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui kemampuan siswa secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997)

Tabel 4. Tafsiran rata-rata persentase tiap jawaban angket Persentase Kriteria

80,1%-100% 60,1%-80% 40,1%-60% 20,1%-40% 0,0%-20% Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

b. Mengolah data pre-tes dan post-tes siswa dengan cara uji N-gain

Data yang diolah yaitu data yang diperoleh pada tahap pre-tes dan post-tes (20 soal pilihan berganda) yaitu data tentang pemahaman konsep siswa terhadap pokok bahasan laju reaksi sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan LKS sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang ditetapkan maka pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

1) Menentukan kunci jawaban dari soal-soal yang diberikan. 2) Menentukan skor pada jawaban dengan skor maksimal 20.

3) Memeriksa jawaban siswa, kemudian mengolah skor yang diperoleh siswa dengan cara uji N-gain. Pengujian N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah pembelajaran, dihitung dengan rumus :

pre maks pre post S S S S g   


(27)

27 Keterangan : Spre = Skor pre-test

Spost = Skor post-test Smaks = Skor maksimum

Menurut Hake (1998), tingkat perolehan skor dikategorikan atas tiga kategori, yaitu :

1) Tinggi : g > 0,7 2) Sedang : 0,3 ≤ g ≤ 0,7


(28)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan LKS yang dikembangkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Tingkat keterbacaan dan tingkat keterlaksanaan LKS keduannya dengan kriteria tinggi, artinya sebagian besar siswa mampu membaca dan menyerap pesan yang terkandung dalam LKS yang telah diterapkan dengan baik serta siswa mampu melaksanakan pembelajaran menggunakan LKS dengan baik. 2. Peningkatan keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan LKS

berbasis keterampilan generik sains adalah untuk (a)bahasa simbolik 0,54, (b) hukum sebab akibat 0,56; (c) pemodelan matematika dan membangun konsep masing-masing 0,55, yang menurut Hake (1998) keempat indikator

keterampilan generik sains ini berkriteria sedang. Peningkatan tertinggi pada indikator hukum sebab akibat dan peningkatan terendah pada indikator bahasa simbolik.

3. Tanggapan siswa dan guru mengenai keunggulan penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains ini adalah (a) menurut siswa, keunggulannya yaitu siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran dan lebih mudah melakukan percobaan, sedangkan kelemahannya yaitu kurangnya kualitas warna, ukuran gambar dan variasi tulisan; (b) menurut guru, keunggulannya


(29)

76 dapat membantu untuk melatihkan keterampilan generik sains siswa,

sedangkan kelemahannya yaitu mahalnya biaya yang diperlukan untuk mencetak LKS yang dikembangkan.

B. Saran

1. Kualitas warna, ukuran gambar dan tata letak gambar, serta variasi tulisan yang digunakan harus jelas dan sesuai sehingga menarik minat siswa untuk belajar, serta menghubungkan materi yang ada pada LKS dengan kehidupan sehari-hari siswa.

2. N-gain lebih kecil dari 0,5 ( mendekati kategori rendah) masih perlu direvisi lagi terutama dalam menumbuhkan keterampilan generik sains siswa.

3. Soal pretest dan postest yang digunakan dalam penelitian tidak harus sama dengan syarat tingkat kesukaran, indikator keterampilan generik sains yang digunakan dan jenis soal yang digunakan sama.


(30)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian ... 18 2. Persentase jawaban siswa pada substansi ukuran tulisan ... 33 3. Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi ukuran tulisan ... 33 4. Persentase jawaban siswa pada substansi bentuk dan ukuran huruf yang

digunakan pada LKS ... 34 5. Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi bentuk dan ukuran

huruf yang digunakan pada LKS ... 35 6. Persentase jawaban siswa pada substansi spasi yang digunakan pada

LKS... 36 7. Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi spasi yang digunakan

pada LKS... 36 8. Persentase jawaban siswa pada substansi perbandingan huruf yang

digunakan pada LKS... 37 9. Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi perbandingan huruf

yang digunakan pada LKS... 38 10.Persentase jawaban siswa pada substansi jenis dan huruf yang digunakan

pada LKS... 39 11.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi jenis dan huruf yang

digunakan pada LKS... 39 12.Persentase jawaban siswa pada substansi tata letak dan ukuran gambar

Pada LKS ... . 41 13.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi tata letak dan ukuran

gambar pada LKS ... 42 14.Persentase jawaban siswa pada substansi kesesesuaian ilustrasi

pendukung materi ... 43 15.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi kesesesuaian


(31)

xv ilustrasi pendukung materi ... 43 16.Persentase jawaban siswa pada substansi bahasa yang

digunakan dalam LKS ... 44 17.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi bahasa yang

digunakan dalam LKS ... 45 18.Persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan pengisian lembar

pengamatan dan diskusi pada LKS ... 46 19.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan pengisisan

lembar pengamatan dan diskusi pada LKS ... 46 20.Persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan memahami materi

dengan cara diskusi antar anggota kelompok ... 47 21.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan memahami

materi dengan cara diskusi antar anggota kelompok ... 48 22.Persentase jawaban siswa pada substansi kemampuan LKS membangkitkan

perhatian siswa dalam pembelajaran ... 49 23.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi kemampuan LKS

membangkitkan perhatian siswa dalam pembelajaran ... 49 24. Persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan LKS dalam

memahami materi ... 50 25.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan LKS

dalam memahami materi ... 51 26.Persentase jawaban siswa pada substansi hubungan antara materi dalam LKS dengan kehidupan sehari-hari ... 52 27.Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi hubungan antara materi

dalam LKS dengan kehidupan sehari-hari ... 52 28. Persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan penggunaan LKS

dalam memahami fenomena kehidupan sehari-hari dengan materi kimia... 53 29. Rata-rata persentase jawaban siswa pada substansi kemudahan

penggunaan LKS dalam memahami fenomena kehidupan sehari-hari

dengan materi kimia... 54 30.N-gain peningkatan pemahaman konsep siswa... 60 31.Peningkatan keterampilan generik sains siswa ... 61


(32)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Sains ... 7

B. Keterampilan Generik Sains ... 8

C. Keterkaitan Keterampilan Generik Sains dan Konsep-Konsep Sains.. 12

D. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... . 14

III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Setting Penelitian ... 17

B. Pelaksanaan Penelitian ... 17

C. Alur Penelitian ... 18

D. Instrumen Penelitian... 19


(33)

viii

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

1. Data hasil uji ahli ... 28

2. Data uji coba... 31

a. Data tingkat keterbacaan LKS berbasis KGS ... 31

b. Data tingkat keterlaksanaan LKS berbasis KGS... 40

3. Data uji N-Gain... 55

4. Data tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan LKS... 61

B. Pembahasan ... 62

1. Angket keterbacaan dan keterlaksanaan LKS... 62

a. Tingkat keterbacaan LKS ... . 62

b. Tingkat keterlaksanaan LKS... 64

2. Analisis keterampilan generik sains ... . 70

3. Peningkatan pemahaman konsep... 71

4. Peningkatan keterampilan generik sains siswa... 72

5. Keunggulan dan kelemahan LKS yang dikembangkan... 73

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN 1. Silabus ... 79

2. Kisi-kisi LKS berbasis KGS ... 82

3. LKS berbasis KGS ... 83

4. Label konsep dan jenis konsep ... 117

5. Hubungan label konsep dengan indikator KGS ... 117

6. Hubungan label konsep dengan nomor soal... 118

7. Kisi-kisi Pretes dan Postes ... 119

8. Soal pre-tes dan pos-tes ... 120

9. Kunci jawaban pre-tes dan pos-tes……… 125

10. Nama siswa dan nomor responden………. 126

11.Perhitungan Pretes dan Postes ... .. 127

12.Kisi-kisi angket uji ahli materi ... 142

13.Angket uji ahli materi... 144

14.Kisi-kisi angket uji ahli desain……….. 149

15.Angket uji ahli desain... 151

16.Kisi-kisi angket keterbacaan dan keterlaksanaan LKS... 157


(34)

18.Perhitungan angket keterbacaan... 160

19.Angket keterlaksanaan LKS... 183

20.Perhitungan angket keterlaksanaan... 185

21.Daftar pertanyaaan untuk analisis kebutuhan... 226

22.Pedoman wawancara untuk guru dan siswa... 228

23.Surat keterangan penelitian... 230

24.Surat bukti penelitian dari tempat penelitian... 231

25.Daftar hadir seminar proposal... 232

26.Daftar hadir seminar hasil... 233 Kartu kendali bimbingan skripsi


(35)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hubungan jenis konsep dan keterampilan generik sains... 14

2. Tafsiran harga persentase tiap jawaban... 25

3. Penskoran pada angket keterbacaan dan keterlaksanaan ... 25

4. Tafsiran persentase rata-rata angket ... 26

5. Hasil uji kesesuaian isi materi………... 29

6. Hasil uji kesesuaian desain... 30

7. Persentase tingkat keterbacaan... 54

8. Persentase tingkat keterlaksanaan... 55

9. Hubungan label konsep dengan indikator KGS ... 55

10.Hubungan label konsep dan nomor soal ... 59

11.Hubungan indikator KGS dan nomor soal... 60

12.Kisi-kisi hubungan materi pokok laju reaksi, instrumen pembelajaran, dan keterampilan generik sains... . 82

13.Hubungan antara materi pokok laju reaksi dan jenis konsep... 116

14.Hubungan antara materi pokok laju reaksi dan indikator KGS... 116

15.Hubungan antara materi pokok laju reaksi dan nomor soal pretes... 117

16.Kisi-kisi hubungan nomor soal pretes dan postes dengan indikator KGS... 119

17.Kunci jawaban dan skor pretes dan postes... 124


(36)

19. Tabulasi data temuan skor pre-tes ... 126

20.Tabulasi data temuanskor pos-tes ... 128

21.N-Gain Penguasaan konsep kemolaran... 130

22.N-Gain Penguasaan konsep laju reaksi... 131

23.N-Gain Penguasaan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 132 24.N-Gain Penguasaan konsep teori tumbukan... 133

25.N-Gain Penguasaan konsep persamaan laju reaksi... 134

26.N-Gain KGS bahasa simbolik... 135

27.N-Gain KGS hukum sebab akibat... 136

28.N-Gain KGS pemodelan matematika... 137

29.N-Gain KGS membangun konsep... 138

30.Rekap skor total pretes, postes dan N-Gain... 139

31.Rata-rata skor pre-tes dan pos tes pada materi laju reaksi... 140

32.Rata-rata skor pre-tes, pos-tes dan N-gain KGS... 140

33.Kisi-kisi instrumen validasi uji ahli materi... 141

34.Kisi-kisi instrumen validasi uji ahli desain... 148

35.Kisi-kisi instrumen uji keterbacaan dan keterlaksanaan... 156

36.Tabulasi data temuan angket keterbacaan pada LKS 1... 159

37.Tabulasi data temuan angket keterbacaan pada LKS 2... 161

38.Tabulasi data temuan angket keterbacaan pada LKS 3... 163

39.Tabulasi data temuan angket keterbacaan pada LKS 4... 165

40.Tabulasi data temuan angket keterbacaan pada LKS 5... 167

41.Persentase jawaban angket keterbacaan pada LKS 1 ... 169


(37)

xii

43.Persentase jawaban angket keterbacaan pada LKS 3 ... 171

44.Persentase jawaban angket keterbacaan pada LKS 4 ... 172

45.Persentase jawaban angket keterbacaan pada LKS 5... 173

46.Rata-rata persentase jawaban angket keterbacaan ... 174

47.Tingkat keterbacaan pada LKS 1 ... 178

48.Tingkat keterbacaan pada LKS 2 ... 178

49.Tingkat keterbacaan pada LKS 3 ... 179

50.Tingkat keterbacaan pada LKS 4 ... 179

51.Tingkat keterbacaan pada LKS 5 ... 180

52.Rata-rata tingkat keterbacaan ke-5 LKS ... 181

53.Tabulasi data temuan angket keterlaksanaan pada LKS 1... 184

54.Tabulasi data temuan angket keterlaksanaan pada LKS 2... 187

55.Tabulasi data temuan angket keterlaksanaan pada LKS 3... 190

56.Tabulasi data temuan angket keterlaksanaan pada LKS 4... 194

57.Tabulasi data temuan angket keterlaksanaan pada LKS 5... 197

58.Persentase jawaban angket keterlaksanaan pada LKS 1 ... 201

59.Persentase jawaban angket keterlaksanaan pada LKS 2 ... 203

60.Persentase jawaban angket keterlaksanaan pada LKS 3 ... 205

61.Persentase jawaban angket keterlaksanaan pada LKS 4 ... 207

62.Persentase jawaban angket keterlaksanaan pada LKS 5... 209

63.Rata-rata persentase jawaban angket keterlaksanaan ... 211

64.Tingkat keterlaksanaan pada LKS 1 ... 218

65.Tingkat keterlaksanaan pada LKS 2 ... 218


(38)

67.Tingkat keterlaksanaan pada LKS 4 ... 219 68.Tingkat keterlaksanaan pada LKS 5 ... 220 69.Rata-rata tingkat keterlaksanaan ke-5 LKS... 221


(39)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

Oleh

IRIANTI OKTAVIA

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 responden guru di berbagai SMA di Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa 90 % guru dalam proses

pem-belajaran pada materi pokok laju reaksi, belum menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), 10 % guru telah menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan belum melatih siswa untuk berfikir melalui KGS. Oleh karena itu, perlu dirancang LKS berbasis KGS pada materi pokok laju reaksi.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan LKS berbasis KGS dan mengetahui (1) tingkat keterbacaan LKS; (2) tingkat keterlaksanaan LKS; (3) peningkatan KGS siswa setelah penggunaan LKS; dan (4) tanggapan siswa dan guru

mengenai keunggulan dan kelemahan LKS. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada alur penelitian Borg and Gall (2003). Alur penelitian pengembangan ini dimulai dari analisis kebutuhan sampai dengan revisi LKS kedua. Pelaksanaan uji coba terbatas dilaksanakan di SMA YP Unila

Bandar Lampung terhadap 37 siswa kelas XI IPA 2, metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan one group pre-test and pos-test.


(40)

Hasil dari penelitian ini adalah (1) LKS berbasis KGS mempunyai tingkat keterbacaan 76,22% dan tingkat keterlaksanaan 72,95% keduanya berkriteria tinggi; (2) Penggunaan LKS berbasis KGS mampu meningkatan keterampilan generik sains siswa yaitu untuk (a) bahasa simbolik; (b) hukum sebab akibat; (c) untuk pemodelan matematika dan membangun konsep, keempat KGS ini menurut Hake (1998) berkriteria sedang, (3) tanggapan siwa dan guru mengenai keunggulan dan kelemahan dari kelima LKS adalah (a) menurut siswa,

keunggulannya yaitu siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran dan lebih mudah melakukan percobaan, sedangkan kelemahannya yaitu

kurangnya kualitas warna, ukuran gambar dan variasi tulisan; (b) menurut guru, keunggulan LKS dapat membantu guru untuk melatihkan KGS siswa, sedangkan kelemahannya yaitu mahalnya biaya yang diperlukan untuk mencetak LKS yang dikembangkan.

Kata kunci : Pengembangan, LKS, Keterampilan Generik Sains (KGS)


(41)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

Oleh

IRIANTI OKTAVIA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(42)

Judul Skripsi : PENGEMBANGAN LKS BERBASIS

KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

Nama Mahasiswa : Irianti Oktavia Nomor Pokok Mahasiswa : 0543023016 Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dra. M.Setyorini, M.Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. NIP 196705111991032001 NIP 196608241991112002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad M.Si. NIP 195708031986031004


(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. M. Setyorini, M.Si. ______________

Sekretaris : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing: Drs. I Wayan Wirya, M.Kes. ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

NIP 195305281981031002


(44)

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.

(Al-Baqarah : 45)

“Kesuksesan adalah 1% kejeniusan dan 99% adalah kerja keras”.

(Thomas Alva Edison)

“Masa lalu adalah sejarah, hari esok adalah misteri, dan hari ini adalah berkah”.


(45)

PERSEMBAHAN

Bismillahi rohmaani rohimm,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Dengan menyebut asmaMu ya Rabb, Allah SWT yang telah memberikan kasih sayang dan segala nikmat-Nya kepadaku, sehingga terselesaikannya tugas

akhirku. Dan dari palung hatiku yang terdalam kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

 Papa dan mama tersayang yang telah membesarkanku, mendidik, dan

mendoakan. Mohon maaf selama ini telah banyak membuat papa dan mama kecewa. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan dan dapat membuat kalian bangga telah melahirkanku.

 Susi Nia terimakasih atas kasih sayang, doa, dukungan baik moril maupun materil dan perhatiannya. Anti selalu bangga pada susi.

 Abang Bam terima kasih atas keceriaan yang telah diberikan untuk mengukir senyum di bibirku.


(46)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 10 Oktober 1987, anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ibrahim Usman dan Ibu Rosiah Hasyim. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Xaverius Kotabumi yang

diselesaikan pada tahun 1994, Tahun 1994 diterima di SD Negeri 4 Tanjung Aman Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 1999. Tahun 1999 diterima di SLTP N 3 Kota Bumi yang diselesaikan pada tahun 2002. Tahun 2002 masuk SMA Negeri 1 Kotabumi yang diselesaikan tahun 2005 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia.

Dalam bidang akademik, penulis pernah menjadi asisten dosen pada praktikum Kimia Dasar 1. Penulis juga pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan ke Gunung Madu pada tahun 2007 dan telah menyelesaikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN Budaya Bandar Lampung.


(47)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul: “Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains Pada Materi Pokok Laju Reaksi”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis ter-batas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat memban-tu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengu-capkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA

3. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. 4. Ibu Dra. M.Setyorini, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik atas kesedian, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini..

5. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas keikhlasan dan kesabarannya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 6. Bapak Drs. I Wayan Wirya, M.Kes., selaku Pembahas atas segala kritik, saran

dan bimbingan yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan PMIPA Universitas Lampung.


(48)

8. Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H., selaku Kepala Sekolah SMA YP Unila Bandar Lampung, Ibu Hj. Haria Etty SM selaku guru mitra atas kerjasama, bantuan serta saran yang diberikan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar, serta seluruh guru dan staf SMA YP Unila Bandar Lampung.

9. Teristimewa untuk papa dan mamaku yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan nasehat serta dukungan dan doanya untuk mengharapkan kesuksesanku, serta materi yang telah kalian perjuangkan untuk

keberhasilanku.

10.Ayuk dan abangku: Susi Nia dan Abang Bam atas semangat dan dukungannya baik berupa moril maupun materil yang telah kalian berikan padaku.

11.Tante dan sepupu-sepupuku : Mahkakak, Tante um, Biksu, Uncu, Kak aji, Pujian, Unda, Didi, dan Vira Ndutz atas dukungannya dan keceriaannya dalam pembuatan skripsi.

12.Sahabat-sahabat terbaikku: Nenek Putri, Mak Rashinta, Cece, Cacay, Tien, dan Umilia atas persaudaraan dan keceriaan yang diberikan, semangat dan dukungannya serta bantuannya dalam pembuatan skripsi ini.

13.Rekan-rekan PPL SMA Budaya Bandar Lampung tahun 2009 atas nuansa kebersamaan selama PPL dan sampai saat ini.

14.Teman-teman program studi P. Kimia: Ade, Arief, Joni, Feru, Dwi H, Anita, Arista, Dian, Dwi Y, Friska, Fitri, Iyas, Chintia, Irna Trisnani, Saudah, Septiani, Mbak Septi, Mbak Dewi, Mbak Dwi, Mbak Novita, Mbak Yori, Mbak Fatim, Mbak Sarinah, Atik, Fitri, Elizabet, Nur, Desti, Diah dan Dian atas semangat dan dukungan serta persahabatan yang telah terjalin selama ini.


(49)

vi 15.Kakak-kakak dan adik-adik tingkatku di Program Studi Pendidikan Kimia

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas dukungan, semangat, canda tawa serta kebersamaan selama ini.

16.Teman-teman di PMIPA yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan dan keceriaan yang diberikan selama ini. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 12 Mei 2010 Penulis


(1)

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi

orang-orang yang khusyu”. (Al-Baqarah : 45)

“Kesuksesan adalah 1% kejeniusan dan 99% adalah kerja keras”. (Thomas Alva Edison)

“Masa lalu adalah sejarah, hari esok adalah misteri, dan hari ini adalah berkah”.


(2)

PERSEMBAHAN

Bismillahi rohmaani rohimm,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Dengan menyebut asmaMu ya Rabb, Allah SWT yang telah memberikan kasih sayang dan segala nikmat-Nya kepadaku, sehingga terselesaikannya tugas

akhirku. Dan dari palung hatiku yang terdalam kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

 Papa dan mama tersayang yang telah membesarkanku, mendidik, dan

mendoakan. Mohon maaf selama ini telah banyak membuat papa dan mama kecewa. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan dan dapat membuat kalian bangga telah melahirkanku.

 Susi Nia terimakasih atas kasih sayang, doa, dukungan baik moril maupun materil dan perhatiannya. Anti selalu bangga pada susi.

 Abang Bam terima kasih atas keceriaan yang telah diberikan untuk mengukir senyum di bibirku.


(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 10 Oktober 1987, anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ibrahim Usman dan Ibu Rosiah Hasyim.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Xaverius Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 1994, Tahun 1994 diterima di SD Negeri 4 Tanjung Aman Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 1999. Tahun 1999 diterima di SLTP N 3 Kota Bumi yang diselesaikan pada tahun 2002. Tahun 2002 masuk SMA Negeri 1 Kotabumi yang diselesaikan tahun 2005 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia.

Dalam bidang akademik, penulis pernah menjadi asisten dosen pada praktikum Kimia Dasar 1. Penulis juga pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan ke Gunung Madu pada tahun 2007 dan telah menyelesaikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN Budaya Bandar Lampung.


(4)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul: “Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains Pada Materi Pokok Laju Reaksi”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis ter-batas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat memban-tu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengu-capkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA

3. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. 4. Ibu Dra. M.Setyorini, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik atas kesedian, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini..

5. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas keikhlasan dan kesabarannya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 6. Bapak Drs. I Wayan Wirya, M.Kes., selaku Pembahas atas segala kritik, saran

dan bimbingan yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan PMIPA Universitas Lampung.


(5)

v 8. Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H., selaku Kepala Sekolah SMA YP Unila

Bandar Lampung, Ibu Hj. Haria Etty SM selaku guru mitra atas kerjasama, bantuan serta saran yang diberikan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar, serta seluruh guru dan staf SMA YP Unila Bandar Lampung.

9. Teristimewa untuk papa dan mamaku yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan nasehat serta dukungan dan doanya untuk mengharapkan kesuksesanku, serta materi yang telah kalian perjuangkan untuk

keberhasilanku.

10.Ayuk dan abangku: Susi Nia dan Abang Bam atas semangat dan dukungannya baik berupa moril maupun materil yang telah kalian berikan padaku.

11.Tante dan sepupu-sepupuku : Mahkakak, Tante um, Biksu, Uncu, Kak aji, Pujian, Unda, Didi, dan Vira Ndutz atas dukungannya dan keceriaannya dalam pembuatan skripsi.

12.Sahabat-sahabat terbaikku:Nenek Putri, Mak Rashinta, Cece, Cacay, Tien, dan Umilia atas persaudaraan dan keceriaan yang diberikan, semangat dan dukungannya serta bantuannya dalam pembuatan skripsi ini.

13.Rekan-rekan PPL SMA Budaya Bandar Lampung tahun 2009 atas nuansa kebersamaan selama PPL dan sampai saat ini.

14.Teman-teman program studi P. Kimia: Ade, Arief, Joni, Feru, Dwi H, Anita, Arista, Dian, Dwi Y, Friska, Fitri, Iyas, Chintia, Irna Trisnani, Saudah, Septiani, Mbak Septi, Mbak Dewi, Mbak Dwi, Mbak Novita, Mbak Yori, Mbak Fatim, Mbak Sarinah, Atik, Fitri, Elizabet, Nur, Desti, Diah dan Dian atas semangat dan dukungan serta persahabatan yang telah terjalin selama ini.


(6)

vi 15.Kakak-kakak dan adik-adik tingkatku di Program Studi Pendidikan Kimia

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas dukungan, semangat, canda tawa serta kebersamaan selama ini.

16.Teman-teman di PMIPA yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan dan keceriaan yang diberikan selama ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 12 Mei 2010 Penulis