PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA

MATERI STOIKIOMETRI

Oleh Iga Asmalia

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains (KPS) dan mendeskripsikan tanggap-an guru mengenai instrumen asesmen. Metode ytanggap-ang digunaktanggap-an dalam penelititanggap-an ini adalahResearch and Development(R&D). Pengembangan ini menggunakan instrumen angket analisis kebutuhan, instrumen validasi ahli, angket tanggapan guru. Karakteristik instrumen asesmen ini adalah instrumen asesmen yang meng-ukur ranah kognitif siswa yang berhubungan dengan keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil validasi ahli diperoleh persentase asesmen pada aspek kese-suaian isi, keterbacaan, dan konstruksi sebesar 93,75%; 84,61%; dan 94,00%. Persentase tanggapan guru pada aspek uji kesesuaian isi, keterbacaan, dan kons-truksi adalah sebesar 89,37%; 86,15%; dan 87,75%. Berdasarkan hasil tersebut, nstrumen asesmen yang dikembangkan memiliki kriteria sangat tinggi dengan rata-rata persentase sebesar 90,78%.


(2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA

MATERI STOIKIOMETRI

Oleh IGA ASMALIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 16 Maret 1993, sebagai putri tunggal buah hati pasangan Bapak Suyatno dan Ibu Emi Asmawati.

Pada tahun 2005 menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 2 Kedaton, SMP Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2008, SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada ta-hun 2011, dan pada tata-hun yang sama terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Himpunan Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila pada tahun 2011 dan 2013. Penulis juga pernah men-dapatkan predikat anggota divisi terbaik di Himasakta pada tahun 2014. Pada ta-hun 2014 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di SMP Nege-ri 2 Sukau, Kabupaten Lampung Barat.


(7)

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang tak hentinya selalu memberikan limpahan rahmat dan

karunia-Nya. Dengan ketulusan dan kerendahan hati saya persembahkan skripsi ini kepada :

Bapak dan Ibuku yang sangat istimewa. Terimakasih karena telah mendidik,

membesarkan, dan menyayangi aku sepenuh hati dengan keikhlasan yang tiada

batas. Semoga ALLAH selalu memberikan aku kesempatan untuk selalu

memberikan yang terbaik kepadamu.


(8)

MOTO

Bahwa bahagia itu kita sendiri yang ciptakan, bukan orang lain!

Jadi, mari lakukan apapun yang kamu cintai.

Karena bekerja dengan hati memiliki hasil yang luar biasa

(Iga Asmalia)

Tak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun,

karena yang menyukaimu tidak membutuhkannya

dan yang membencimu tidak akan mempercayainya

(Ali bin Abi Thalib)

If you re brave to say good bye ,

life will reward you with a new hello


(9)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya telah diselesaikan skripsi

yang berjudul “Pengembangan Instrumen Asesmen Berbasis Keterampilan Proses

Sains pada Materi Stoikiometri” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW, seorang suri tauladan yang sangat luar biasa dalam kesederhanaannya

Dengan ini diucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA dan terima kasih juga untuk :

1. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Pembimbing I atas keikhlasan, motivasi, dan kesediaannya dalam mem-berikan bimbingan, pengarahan, dan masukan selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing II atas motivasi dan ke-sediaannya dalam memberikan bimbingan pada proses penyusunan skripsi. 3. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku pembahas atas saran dan motivasi yang


(10)

4. Bapak M. Mahfudz Fauzi S, S.Pd., M.Sc., selaku validator atas saran dan ma-sukannya dalam memperbaiki produk yang dikembangkan.

5. Ibu Emmawaty Sofia, S.Si., M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas kese-diaannya membimbing dalam proses menyelesaikan studi.

6. Ibu dan Bapak tercinta. Terima kasih atas restu dan dukungan yang selalu diberikan serta doa yang tiada hentinya dipanjatkan untuk kelancaran proses studi di Pendidikan Kimia.

7. Rekan-rekan seperjuangan, Aditya Eka Putra, Winny Ardhiantari, dan Elisa Okaviani atas kerja sama, dukungan, dan kekompakkannya selama proses penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat terbaik, Nova, Fitry, Titi, Nyoman, Azmi, dan Tiara atas kesediaan waktunya mengobati rasa penat.

9. Salam Hari Akbar, atas dukungan, semangat, waktu dan doa yang selalu diberikan selama menyelesaikan studi.

10. Teman-teman terbaik, Siska, Diah, Eka, Nurdiana, Ria, Nurhesti, Murni, Ika, Andi dan semua keluarga di Pendidikan Kimia angkatan 2011 serta teman-teman KKN-KT Sukamulya atas kebersamaan dan semangatnya selama ini.

Akhirnya penulis panjatkan doa dan syukur, semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini, bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 2015 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR GAMBAR.……… xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Instrumen Penilaian ... 8

B. Pengertian Asesmen... 9

C. Fungsi Asesmen ... 10

D. Prinsip Asesmen ... 12

E. Jenis dan Teknis Asesmen ... 15

F. Langkah-Langkah Asesmen ... 18

G. Keterampilan Proses Sains ... 19

H. Analisis Konsep ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 33


(12)

x

B. Sumber Data.………...34

C. Instrumen Penelitian……… 34

D. Alur Penelitian ... 37

E. Analisis Data ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….46

A. Hasil Analisis Kebutuhan ………46

B. Perancangan dan Pengembangan Instrumen Asesmen ... 47

C. Hasil Validasi Ahli... 53

D. Hasil Tanggapan terhadap Produk ... 56

E. Karakteristik Instrumen Asesmen... 59

F. Faktor Pendukung Pengembangan... 60

G. Kendala Pengembangan ... 60

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Simpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN 1. Analisis KI-KD ... 67

2. Silabus ... 78

3. RPP... 139

4. Angket Wawancara Guru ... 185

5. Hasil Wawancara Guru ... 188


(13)

7. Hasil Wawancara Siswa ... 194

8. Deskripsi Hasil Wawancara Guru dan Siswa... 196

9. Instrumen Validasi Keterbacaan ... 201

10. Hasil Validasi Keterbacaan ... 204

11. Persentase Hasil Validasi Keterbacaan ... 206

12. Instrumen Validasi Konstruksi... 208

13. Hasil Validasi Konstruksi ... 212

14. Persentase Hasil Validasi Konstruksi... 215

15. Instrumen Validasi Kesesuaian Isi ... 217

16. Hasil Validasi Kesesuaian Isi... 221

17. Persentase Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 224

18. Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan ... 226

19. Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan... 229

20. Persentase Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan ... 231

21. Tabulasi Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan ... 233

22. Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi... 236

23. Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi... 240

24. Persentase Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi... 242

25. Tabulasi Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi... 244

26. Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Konstruksi ... 247

27. Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Konstruksi ... 251

28. Persentase Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Konstruksi ... 253


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengelompokkan keterampilan proses sains ……… 19

2. Indikator keterampilan proses sains ………. 20

3. Penskoran pada angket………. 43

4. Tafsiran skor (persentase) angket ………..... 45

5. Hasil validasi ahli ……….. 54


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah-langkah proses penilaian ………. 18

2. Langkah-langkah penggunaan metoderesearch and development33


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan infor-masi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan kepu-tusan tentang siswa, baik yang menyangkut tentang kemampuannya, daya serap materi pembelajarannya, kurikulumnya, program pembelajarannya, keadaan seko-lah maupun kebijakan sekoseko-lahnya (Poerwanti, 2001). Fallen & Umansky (1988) asesmen adalah proses pengumpulan data dan diterapkan untuk pembuatan ke-putusan tersebut. Oleh karena itu, asesmen merupakan proses sistematis yang ber-sifat komprehensif yang digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran.

Berdasarkan Standar Penilaian pada kurikulum 2013 yang disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik dan peserta didik, penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis porto-folio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.


(17)

Dalam standar penilaian pada Kurikulum 2013 juga dijelaskan bahwa penilaian peserta didik dalam proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan keterampil-an berpikir. Keterampilketerampil-an berpikir peserta didik sudah dilatih dengketerampil-an diterapkketerampil-an- diterapkan-nya pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dapat dilatih dengan memberikan pengalaman yang bermakna pada pro-ses pembelajaran. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutama-kan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatmengutama-kan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Kemampuan berpikir siswa dalam membangun konsep baru pada pembelajaran sains dapat dilatih melalui pengembangan keterampilan proses sains.

American Association for the Advancement of Sciencemenyatakan bahwa kete-rampilan proses sains sangat cocok pada pembelajaran sains karena pembelajaran sains harus diarahkan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa, memberi pengalaman langsung kepada siswa, dan melatih kemampuan berpikirnya. Pada dasarnya ilmu kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama dengan sains.

Hakikat ilmu kimia adalah sebagai produk, proses, dan sikap. Produk dari ilmu kimia adalah pengetahuan yang berupa konsep, fakta, teori, prinsip dan hukum-hukum. Proses ilmu kimia berupa kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk me-nyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sikap dari ilmu kimia bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, be-kerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi. Pembelajaran kimia harus


(18)

mem-3

perhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses, produk dan sikap. Pembel-ajaran kimia dapat diarahkan dengan pengembangan keterampilan proses sains.

Menurut Rustaman (2003), KPS adalah keterampilan proses sains yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar se-bagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Keterampilan ini meliputi kete-rampilan mengamati (observasi), inferensi, mengelompokkan (klasifikasi), menaf-sirkan (interpretasi), meramalkan (prediksi), dan berkomunikasi.

Dalam hal literasi Metematika dan Sains, hasil studiTrends International Mathe-matics and Science Study(TIMSS) tahun 2011 memperlihatkan bahwa peserta di-dik Indonesia belum menunjukkan prestasi yang memuaskan. Posisi literasi Matematika turun sebanyak 11 point dari sebelumnya, sehingga Indonesia berada pada peringkat ke-38 dari 42 negara yang siswanya dites. Sedangkan literasi sains Indonesia berada di urutan ke-40 dari 42 negara yang siswanya dites di kelas VIII. Skor ini turun sebanyak 21 point dibandingkan hasil TIMSS pada tahun 2007.

Hasil studi TIMSS ini menunjukkan bahwa siswa Indonesia hanya dapat men-capai pada tingkat rendah (low). Hal ini menjelaskan bahwa Indonesia masih berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan 1) memahami informasi yang didapat secara kompleks; 2) teori, analisis, keterkaitan fakta dan pemecahan masalah; 3) pemakaian alat, prosedur, dan pemecahan masalah; dan 4) melakukan investigasi (Kemdikbud, 2012).

Di dunia global, asesmen yang digunakan untuk menilai peserta didik adalah ases-men proses sains. Namun, di Indonesia kegiatan evaluasi di sekolah yang


(19)

dilaku-kan oleh guru hanya untuk mengtahui pengetahuan yang dimiliki oleh siswa saja tanpa melatih keterampilan berpikirnya. Hal ini dikatakan oleh Arifin (2009) banyak ditemukan kegiatan evaluasi (asesmen) yang tidak menyeluruh atau hanya dilakukan di akhir pembelajaran. Kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran ini hanya menekankan pada pengukuran kemampuan kognitif siswa saja.

Fakta tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara dan studi lapangan yang telah dilakukan di empat SMA Negeri dan dua SMA Swasta yang ada di Bandar Lampung. Pengumpulan informasi dilakukan dengan wawancara dan pengisian angket terhadap guru mata pelajaran kimia kelas X dan siswa kelas X sekolah ter-sebut. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket terhadap enam guru dan 60 siswa dari enam SMA Negeri di Bandar Lampung mengenai instrumen asesmen yang diberikan guru mereka pada materi stoikiometri yang meliputi konsep massa atom relatif, konsep mol, dan persamaan reaksi didapat fakta bahwa 1) Guru ha-nya melakukan evaluasi setiap bab selesai diajarkan; 2) 50% guru tidak pernah menyusun sendiri soal yang akan diujikan, tetapi hanya mengambil dari buku ajar / LKS yang digunakan dan 50% guru lainnya membuat soal sendiri ; 3) Guru ja-rang membuat kisi-kisi saat menyusun soal sehingga ketercapaian yang diukur tidak jelas ; 4) Dalam melakukan evaluasi, 66,67% guru hanya bertujuan untuk mengukur pengetahuan siswa saja dan 33,33% guru mengukur pengetahuan siswa dan keterampilan berpikir siswa. Hal ini disebabkan guru belum mengetahui ten-tang keterampilan berpikir ; 5) 66,67% guru sudah mengetahui tenten-tang keteram-pilan proses sains, tetapi belum pernah menerapkannya dalam proses pembelajar-an dpembelajar-an 33,33% lainnya tidak mengetahui keterampilpembelajar-an proses sains.


(20)

5

Hasil wawancara tersebut sangat kontradiksi dengan yang sebenarnya terjadi. Se-telah dilakukan analisis lebih lanjut, diperoleh informasi bahwa guru pada dasar-nya belum mengetahui tentang keterampilan proses sains serta teknik pengguna-annya, sehingga siswa belum pernah dilatihkan keterampilan proses sains pada proses pembelajarannya. Oleh karena itu, berdasarkan fakta-fakta di atas maka kemudian penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Asesmen pada Materi Stoikiometri Berbasis Keterampilan Proses Sains”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah karakteristik instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri?

2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap instrumen asesmen berbasis keteram-pilan proses sains pada materi stoikiometri?

3. Apa kendala yang ditemui ketika menyusun instrumen asesmen berbasis ke-terampilan proses sains pada materi stoikiometri?

4. Apa faktor-faktor pendukung ketika menyusun instrumen instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains pada materi stoikiometri?


(21)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengembangkan instrumen asesmen stoikiometri berbasis keterampilan

proses sains;

2. Mendeskripsikan karakteristik dari instrumen asesmen stoikiometri berbasis keterampilan proses sains;

3. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai instrumen asesmen yang dikem-bangkan;

4. Mengetahui hal-hal yang menjadi kendala dalam mengembangkan instrumen asesmen materi stoikiometri berbasis keterampilan proses sains; dan

5. Mengetahui hal-hal yang menjadi faktor pendukung dalam mengembangkan instrument asesmen materi stoikiometri berbasis keterampilan proses sains.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains yang dapat bermanfaat bagi:

1. Peserta Didik

Pengggunaan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains ini diha-rapkan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kimia. 2. Guru

Instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains ini diharap dapat digunakan untuk prses pembelajaran kimia. Selain itu, instrumen asesmen


(22)

7

berbasis keterampilan proses sains ini dapat dijadikan alat ukur yang lebih efektif sehingga penilaian terhadap siswa jadi terarah dan menyeluruh. 3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran kimia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Pengembangan adalah proses meneliti keadaan di lapangan terkait pendidikan untuk merancang suatu produk yang nantinya akan di uji coba dan divalidasi oleh ahli untuk menghasilkan produk yang dapat digunakan dalam proses pembel-ajaran.

2. Asesmen berbasis keterampilan proses sains adalah suatu asesmen yang di-rancang guna mengoptimalkan pengukuran keterampilan proses sains siswa sehingga melalui asesmen ini diharapkan siswa mampu mengkonstruksi ma-teri. Asesmen KPS yang dikembangkan ini hanya mencakup keterampilan proses sains tingkat dasar yaitu mengamati, mengelompokkan, mengkomuni-kasikan, menyimpulkan, dan memprediksi (Esler, 1996).

3. Instrumen asesmen yang dikembangkan adalah instrumen asesmen dengan kategori tes tertulis dalam bentuk soal pilihan jamak dan uraian untuk melatih keterampilan proses sains pada siswa.


(23)

A. Instrumen Penilaian

Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi (Ari-kunto, 2002), sementara itu evaluasi merupakan proses penentuan informasi yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan (Firman, 2000). Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka instrumen penilaian dapat disebut pula sebagai alat penilaian atau alat evaluasi.

Menurut Firman (2000) dan Arikunto (2002), instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes dan non tes. Tes ialah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya (Firman, 2000). Menurut Arikunto (2002), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Non tes meliputi angket atau kuesioner, skala sikap, pedoman wawancara dan pe-doman observasi. Menurut Arikunto (2002), angket atau kuesioner adalah sejum-lah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari


(24)

respon-9

den dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dilihat da-ri bentuknya kuesioner dikelompokan menjadi kuesioner pilihan ganda (sudah di-sediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih), kuesioner isian (mem-beri kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri), check list(sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tandacheck(√) pada kolom yang sesuai),rating-scale(disebut juga skala bertingkat yaitu sebuah pernyatan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan misal-nya misalmisal-nya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju).

Observasi atau pengamatan dapat dilakukan melalui pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi non-sistematis, dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan dan observasi sistematis, dilakukan pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2002).

Jadi instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian atau evaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes atau non tes dan observasinya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi sistematis dan non-sistematis.

B. Pengertian Asesmen

Asesmen merupakan proses penentuan informasi yang dilakukan serta pengguna-an informasi tersebut untuk melakukpengguna-an pertimbpengguna-angpengguna-an sebelum keputuspengguna-an (Firmpengguna-an, 2000). Menurut Wand dan Brown dalam Nurkancana (1983) asesmen adalah su-atu tindakan atau susu-atu proses untuk menentukan nilai daripada sesusu-atu.


(25)

Pengertian asesmen oleh Linn dan Gronlund (1995) bahwa asesmen (penilaian) adalah suatu istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk men-dapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes ter-tulis) dan format penilaian kemajuan belajar. Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa secara umum asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kuriku-lum, program pembelajar-an, iklim sekolah maupun kebijakan sekolah.

Dalam pengertian asesmen terdapat tiga istilah pokok yang harus dipahami dan saling berkaitan yaitu keputusan, pertimbangan dan hasil akhir asesmen berupa penafsiran terhadap informasi yang diperoleh, informasi merupakan bahan baku yang diperlukan untuk melakukan pertimbangan (Firman, 2000). Istilah asesmen diartikan oleh Stinggins (1994) sebagai asesmen proses, kemajuan, dan hasil bel-ajar siswa (outcomes). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen me-rupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa.

C. Fungsi Asesmen

Sudijono dalam Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa secara umum penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi, yaitu 1) mengukur kemajuan; 2) menunjang penyusunan rencana; dan 3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan. Lebih lanjut lagi dijelaskan oleh Uno dan Koni (2012) bahwa fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk 1) mengetahui kemajuan belajar peserta didik; 2) mengetahui kedudukan masing-masing


(26)

indivi-11

du peserta didik dalam kelompoknya; 3) mengetahui kelemahan-kelemahan cara mengajar dalam proses belajar mengajar; 4) memperbaiki proses belajar-mengajar; dan 5) menentukan kelulusan murid. Sedangkan bagi murid, penilaian pendidikan berfungsi untuk 1) mengetahui kemampuan dan hasil belajar; 2) mem-perbaiki cara belajar; dan 3) menumbuhkan motivasi belajar. Fungsinya bagi se-kolah adalah 1) mengukur mutu hasil pendidikan; 2) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah; 3) membuat keputusan kepada peserta didik; dan 4) meng-adakan perbaikan kurikulum.

Fungsi asesmen dalam pendidikan diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu fungsi pengajaran, fungsi administratif dan fungsi bimbingan. Fungsi pengajaran meliputi peranan asesmen dalam meningkatkan mutu proses pengajaran, pengum-pulan informasi tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan instruksional, mem-berikan umpan balik untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang dilaksana-kan, dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

Fungsi administratif meliputi peranan asesmen dalam pengambilan keputusan yang bersifat administratif seperti penentuan kualifikasi sekolah, pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas atau kelompok belajar, seleksi siswa baru, laporan prestasi belajar siswa pada orang tua dan penentuan kenaikan kelas serta kelulus-an. Fungsi bimbingan meliputi peranan peranan asesmen dalam memberikan bimbingan dan pengarahan agar siswa dapat mengembangkan bakatnya secara maksimal.


(27)

Stiggins (1994) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kro-nologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, maka Popham (1995) menyatakan bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan. Resnick (1985) menyata-kan bahwa pada hakikatnya asesmen menitikberatmenyata-kan asesmen pada proses belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzanoet al. (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagai-mana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini penilaian tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya.

D. Prinsip Asesmen

Untuk dapat melakukan asesmen secara efektif diperlukan latihan dan penguasaan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidikan sebagai suatu sistem. Oleh karena itu, harus diketahui prinsip asesmen sebagai dasar dalam pelaksanaan asesmen.

Dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.


(28)

13

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan criteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

Dalam peraturan Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian

pendidikan disebutkan bahwa “Standar penilaian pendidikan adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Setiapskill, knowledgedanattitudepeserta didik harus dinilai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis evaluasi yang digunakan.

Dalam Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian dijelaskan bah-wa asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menen-tukan pencapaian hasil belajar siswa. Asesmen tidak sekedar pengumpulan data siswa, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh gambaran proses dan hasil belajar siswa, dan pada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar pe-nilaian pendidikan di bagian C.5 dinyatakan bahwa instrumen asesmen hasil bel-ajar yang digunakan pendidik harus memenuhi persyaratan: (a) substansi, yaitu


(29)

merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yaitu memenuhi per-syaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

Prinsip asesmen hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :

1. Sahih, berarti asesmen didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

2. Objektif, berarti asesmen didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti asesmen tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, Budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, berarti asesmen oleh pendidik merupakan salah satu komponen yangtak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka, berarti prosedur asesmen, kriteria asesmen, dan dasar pengam-bilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti asesmen oleh pendidik men-cakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik asesmen yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan pe-serta didik.

7. Sistematis, berarti asesmen dilakukan secara berencana dan bertahap denganmengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria, berarti asesmen didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti asesmen dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Purwanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip asesmen adalah sebagai berikut: asesmen hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif; harus dibedakan antara penskoran (score) dan asesmen (grading); dalam proses pembe-rian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pembepembe-rian yangnon-referenceddan yangcriterion referenced; kegiatan pemberian nilai


(30)

15

hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar; asesmen ha-rus bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama harus memiliki nilai yang sama pula, dan sistem asesmen yang dipergunakan hen-daknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.

E. Jenis dan Teknis Asesmen

Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 Pasal 63 Ayat (1) bahwa asesmen pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : (1) asesmen hasil bel-ajar oleh pendidik, (2) Asesmen hasil belbel-ajar oleh satuan pendidikan, (3) Asesmen hasil belajar oleh Pemerintah.

Menurut Stiggins (dalam skripsi Samosir 2013) jenis asesmen dibagi menjadi empat, yaitu 1) seleksi respon terpilih (selected response assessment); 2) uraian atau essay (essay assessment); 3) asesmen kinerja (performance assessment); dan 4) wawancara/komunukasi personal (communication personal). Jenis target pen-capaian dari hasil belajarnya meliputi pengetahuan (knowledge), penalaran (rea-sonning), keterampilan (skills), hasil karya (product), dan afektif (affective). Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan teknik tes maupun teknik non tes, baik itu untuk mengakses proses belajar maupun hasil belajar siswa.

Berikut ini adalah pengelompokan utama sasaran pencapaian asesmen menurut Stiggins (1994): (1) penguasaan siswa atas pengetahuan materi subjek inti, yaitu : (a) kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuannya untuk berpikir dan


(31)

menyelesaikan masalah, (b) kemampuan untuk menunjukkan keterampilan yang terkait dengan dengan pencapaian tertentu, misalnya melakukan tindakan psiko-motor, (c) kemampuan untuk membuat produk yang terkait dengan jenis penca-paian tertentu, seperti sikap, minat, dan motivasi, (2) asesmen yang terarah pada proses pembelajaran IPA, yaitu: (a) asesmen kinerja dan/atau asesmen otentik, (b) proses IPA diturunkan dari data, (c) kooperatif dan kolaboratif, (d)hands-ondan minds-on, (e) keterampilan praktik dan komunikasi, (f) sikap ilmiah dan nilai yang terkandung dalam IPA.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, dan pengumpulan informasi melalui se-jumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolah-an, dan penggunaan informasi. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai ca-ra, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian diri (Wiersma dan Jurs dalam Pantiwati, 2013).

Dalam buku panduan asesmen yang diterbitkan BSNP tahun 2007 teknik penilai-an adalah sebagai berikut:

1. Tes tertulis merupakan suatu teknik asesmen yang menuntut jawaban se-cara tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian. 2. Observasi atau pengamatan adalah teknik asesmen yang dilakukan dengan

menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan meng-gunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan diamati.

3. Tes praktik atau tes kinerja adalah teknik asesmen yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes


(32)

17

tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi dan tes praktik kerja. Tes tulis keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang diekspresikan dalam kertas. Tes identifikasi dilakukan untuk men-gukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang sesungguhnya. Tes praktik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya. 4. Penugasan merupakan suatu teknik asesmen yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penu-gasan ada yang berupa pekerjaan rumah atau berupa proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas. Proyek adalah suatu tugas yang meli-batkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.

5. Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara pe-serta didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawab-an diberikjawab-an secara lisjawab-an djawab-an spontjawab-an. Tes jenis ini memerlukjawab-an daftar pertanyaan dan pedoman penyekoran.

6. Asesmen portofolio merupakan asesmen yang dilakukan dengan cara me-nilai portofolio peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya pe-serta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

7. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang ber-isi informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif. 8. Asesmen diri merupakan teknik asesmen dengan cara meminta peserta

didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.

9. Asesmen antar teman merupakan teknik asesmen dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam memilih teknik asesmen, pendidik harus mempertimbangkan (1) karakteristik kelompok mata pelajaran, (2) rumusan kom-petensi mata pelajaran yang dikembangkan dalam silabus, dan (3) rumusan indi-kator pencapaian setiap KD.


(33)

F. Langkah-Langkah Proses Penilaian

Dalam melakukan asesmen pembelajaran harus dilaksanakan dengan prosedur ter-tentu. Prosedur ini merupakan langkah yang dilalui guru atau pendidik dalam me-lakukan penilaian (Uno dan Koni, 2012). Tahapan asesmen menurut Buchari (1983) terdiri dari lima langkah pokok yaitu perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis data dan penafsiran data. Sementara menurut firman (2000) tahapan pokok dalam proses asesmen meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan informasi dan tahap pertimbangan.

Langkah-langkah dalam penilaian tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini:

Bagan 2.1 Langkah-Langkah Proses Penilaian

Tahap persiapan

Tahap pengumpulan

informasi

Tahap pertimbangan

Mengidentifikasi keputusan yang akan dibuat

Menentukan informasi yang diperlukan

Memilih informasi yang telah tersedia

Menentukan kapan dan bagai-mana informasi dikumpulkan

Menyusun atau me-milih alat pe-ngumpul informasi

Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan Menganalisis informasi

Melakukan pertimbangan


(34)

19

G. Keterampilan Proses Sains

Menurut Rustaman (2003), keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan dalam keterampilan proses dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap, nilai serta keterampilan. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan.

Gagne ( dalam Dahar, 1996). menyatakan keterampilan proses sains adalah kemampuan-kemampuan dasar tertentu yang dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains. Setiap keterampilan proses merupakan keterampilan intelektual yang khas yang digunakan oleh semua ilmuan, serta dapat digunakan untuk me-mahami fenomena apapun juga

Menurut Esler dan Esler (1996) keterampilan proses sains dikelompokkan seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Pengelompokkan Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terintegrasi Mengamati (observasi)

Inferensi

Mengajukan pertanyaan Berhipotesis


(35)

Mengelompokkan (klasifikasi) Menafsirkan (interpretasi) Meramalkan (prediksi) Berkomunikasi Penyelidikan Menggunakan alat/bahan Menerapkan Konsep Melaksanakan percobaan

Hartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar seperti pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar Keterampilan

Dasar Indikator

1 2

Mengamati (observing)

Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, peraba) untuk

mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil penga-matan. Inferensi

(inferring)

Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.

Klasifikasi (classifying)

Mampu menentukan perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek.

Menafsirkan (predicting)

Mampu mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta dan yang menunjuk-kan suatu, misalkan memprediksi kecenderungan atau pola yang sudah ada menggunakan grafik untuk

menginterpolasi dan mengekstrapolasi dugaan Meramalkan

(prediksi)

Menggunakan pola/pola hasil pengamatan,

mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.


(36)

21

(Communicating) percobaan atau pengamatan dengan grafik/ tabel/ diagram, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau penelitian, membaca grafik/ tabel/ diagram, mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.

H. Analisis Konsep

Menurut pendapat Herronet al.dalam Fadiawati (2011) bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep di-samakan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep tersebut. Untuk dapat men-definisikan konsep, maka diperlukan suatu analisis konsep yang dapat menghu-bungkan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya, oleh karena itu analisis konsep dianggap penting dalam penyusunan instrumen. Herron et al. dalam Fadiawati (2011) menjelaskan bahwa analisis konsep adalah suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan penga-jaran bagi pencapaian konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variable, posisi konsep, contoh, dan non contoh.

Label konsep adalah nama konsep atau sub konsep yang dianalisis. Label konsep didefinisikan sesuai dengan tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dari sis-wa. Untuk suatu label konsep yang sama, konsep dapat didefinisikan berbeda se-suai dengan tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dikuasai siswa dan


(37)

ting-kat perkembangan kognitif siswa. Atribut kritis merupakan ciri-ciri utama konsep yang merupakan penjabaran definisi konsep. Atribut variabel menunjukan ciri-ciri konsep yang nilainya dapat berubah, namun besaran dan satuannya tetap. Posisi konsep menyatakan hubungan suatu konsep dengan konsep lain berdasarkan ting-katannya, yaitu 1) konsep superordinat (konsep yang tingkatannya lebih tinggi); 2) konsep ordinat (konsep yang setara); dan 3) konsep subordinat (konsep yang tingkatannya lebih rendah). Dan secara umum jenis konsep dikelompokkan men-jadi dua, yaitu konsep konkrit dan konsep abstrak.


(38)

23

Kompetensi Inti :3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan. Kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik yang sesuai

Kompetensi Dasar :3.11 Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia


(39)

24 Nama /Label Definisi Konsep Jenis Konsep Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non-contoh

Kritis Variabel Super

ordinat Ordinat Subordinat Massa

Molekul Relatif

Jumlah dari massa seluruh atom yang menyusun suatu molekul,dimana molekul merupakan gabungan dari dua atom atau lebih.

Konsep yang menyat akan sifat dan nama atribut  Massa Molekul  Gabungan dari

dua atom atau lebih

 Nama

molekul  Massa atom

relatif  Unsur

penyusun molekul

Mol Massa rumus

relatif

Massa atom relatif

Mr H2O =

18

Mr CO2=

44

Ar O= 16 Ar C = 12

Massa Atom Relatif

Massa rata-rata suatu atom relatif

dibandingkan

Konsep yang menyat

Massa Atom Didasarkan pada

1/12 kali massa

 Jenis Atom Massa Molekul relatif

- - Ar O= 16

Ar C = 12

Mr H2O =

18


(40)

25

dengan 1/12 kali massa atom C-12

akan sifat dan nama atribut

atom C-12 44

Kadar unsur

persentase massa zat yang terkandung dalam suatu senyawa

Abstrak Kadar dalam senyawa Rumus molekul senyawa stoikiomet ri Mol, rumus empiris, rumus molekul

- Kadar N

dalam urea adalah 46,7 % Tetntukan jumlah mol 6 gram urea Konsep mol Konsep yang menyatakan jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat. 1 mol suatu zat

didefinisikan sebagai jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat yang

Konsep berdasa rkan prinsip

Jumlah partikel dalam suatu zat

1 mol = 6,02 x 1023butir partikel

 Jenis zat

Jumlah zat

Hukum-hukum dasar kimia Persamaan reaksi Massa molekul relatif Rumus Kimia (empiris dan molekul) Satu mol H2O

mengandun g 6,02 x 1023

molekul air

Satu mol H2O

mengandu ng 6,02 x 1023atom Hidrogen


(41)

26

Volume zat

Molaritas

Kadar zat

Rumus empiris

Rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah

perbandingan yang paling sederhana dari partikel

penyusun suatu zat, dan dinyatakan dengan lambang Konsep yang menyat akan simbol

 Jenis dan jumlah perbandingan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat Rumus empiris Rumus kimia yang menyataka n jenis dan jumlah perbandin gan yang paling Konsep yang menyatakan simbol  Jenis dan jumlah perbandi ngan yang paling sederhan a dari Rumus empiris Rumus kimia yang menyataka n jenis dan jumlah perbandin gan yang paling


(42)

27

unsur-unsurnya  Lambang

unsur-unsurnya sederhana dari partikel penyusun suatu zat, dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya partikel penyusu n suatu zat  Lamban g unsur-unsurnya sederhana dari partikel penyusun suatu zat, dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya Rumus molekul Rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur dalam satu molekul senyawa. Konsep yang menyat akan simbol  Rumus sesungguhnya dari jumlah atom yang menyusun molekul Jenis molekul (molekul unsur dan molekul senyawa) Rumus kimia Rumus empiris

- C2H6

C2H4

CH3 CH2


(43)

28

dan jumlah yang sesungguhnya atom-atom yang menyusun suatu molekul, dan dinyatakan dengan lambang unsur-unsurnya molekul Persamaan reaksi Persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan Konsep yang menyat akan simbol Kesetaraan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi kimia

Menggunakan rumus kimia

Jenis zat

Wujud zat

Jenis reaksi

Reaksi kimia

Konsep mol Sisa rektan

Jumlah reaktan

Jumlah

 CH4

+ 2O2→

CO2+

2 H2O

 2K

(s) + 2H2O

Pembakar an metana oleh oksigen


(44)

29

rumus kimia. Yang terdiri dari rumus kimia pereaksi (reaktan) ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia produk dituliskan di sebelah kanan yang

dihubungkan melalui simbol tanda panah

Terdiri dari rumus kimia pereaksi (reaktan) dan rumus kimia produk Dihubungkan melalui simbol tanda panah produk Pereaksi pembatas (l)→ 2KOH (aq) + H2(g)

Sisa reaktan

Jumlah massa reaktan yang tidak ikut bereaksi dalam reaksi kimia

Konkrit Massa reaktan yang tidak ikut bereaksi

•Jenis zat

•Jumlah zat

Persamaan reaksi Jumlah reaktan Jumlah produk

- 1 gr H2

bereaksi dengan 9 gr O2

menghasilk an 9 gr H2O

1 gr H2

bereaksi dengan 8 gr O2

menghasil kan 9 gr


(45)

30

yaitu 1 gr O2 reaktan yang bersisa Jumlah reaktan Jumlah massa reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia

Konkrit massa reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia

•Jenis zat •Jumlah zat

Persamaan reaksi

Sisa reaktan Jumlah

produk pereaksi

pembatas

- 3,22 gr ZnS,

mengandun g 2,16 gr Zn, maka massa S yaitu 3,22 gr–2,16 gr = 1,06 gr

2,16 gr Zn bereaksi dengan 1,06 gr S menghasil kan 3,22 gr ZnS Jumlah produk Jumlah massa produk yang terlibat dalam reaksi kimia

Konkrit Massa produk yang terlibat dalam reaksi kimia

•Jenis zat

•Jumlah zat

Persamaan reaksi

Sisa reaktan

Jumlah reaktan

- 2,16 gr Zn

bereaksi dengan 1,06 gr S menghasilk 3,22 gr ZnS, mengandu ng 2,16 gr Zn, maka


(46)

31

Pereaksi pembatas

an 3,22 gr ZnS

massa S yaitu 3,22 gr–2,16 gr = 1,06 gr

Molaritas Satuan yang menyatakan kepekatan suatu larutan.

Kemolaran larutan menyatakan jumlah mol zat terllarut dlam tiap liter larutan

Konkrit  Ukuran kepekatan  Ukuran zat

terlarut tiap liter larutan

Jumlah mol suatu larutan Konsep mol Massa molekul relatif Rumus Kimia (empiris dan molekul)

Volume gas

Kadar zat

Massa zat

- Konsentrasi

HCl 2 M

Konsentra si HCl 2 mol


(47)

32

sementara pereaksi lainny bersisa

terlebih dahulu •Jumlah zat Jumlah reaktan

Jumlah produk

dengan 9 gr O2

menghasilk an 9 gr H2O

reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2,

sehingga H2

berperan sebagai pereaksi pembatas

dengan 9 gr O2

menghasil kan 9 gr H2O

reaktan yang bersisa yaitu 1 gr O2,

sehingga O2

berperan sebagai pereaksi pembatas


(48)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Subyek Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pene-litian dan pengembangan. Metode penepene-litian dan pengembangan adalah me-tode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2010). Menurut Borg and Gall, 1989 (dalam Sukmadinata, 2011) ada sepuluh langkah yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan yang secara singkat dijelaskan oleh gambar diagram di bawah ini:

Gambar 1. Langkah-langkah Penggunaan MetodeResearch and Development

Potensi dan masalah

Pengumpulan data

Desain produk Validasi desain

Revisi desain Uji coba

produk Revisi produk

Uji coba pemakaian

Revisi produk Uji coba

pemakaian Batas penelitian yang telah dilaksanakan


(49)

Dalam penelitian kali ini hanya dilakukan sampai uji coba terbatas. Hal ini dikarenakan belum cukupnya kemampuan peneliti untuk mencapai tahap se-lanjutnya. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA dan guru mata pelajaran kimia di Bandar Lampung.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari 6 guru mata pelajaran kimia SMA Kelas X dan 60 siswa kelas X dari empat SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Bandar Lampung melalui kegiatan wawancara dan pengisian ang-ket pada studi pendahuluan. Pada tahap studi pendahuluan, sumber data berasal dari seorang guru kimia dan 10 siswa dari empat SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Bandar Lampung. Sedangkan pada tahap uji coba ter-batas, sumber data berasal dari 3 guru bidang studi kimia di SMA Negeri 14 Bandar Lampung dan seorang guru bidang studi kimia di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan se-suatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket analisis kebu-tuhan, instrumen validasi ahli, angket tanggapan guru pada aspek kesesuaian


(50)

35

isi, konstruksi, dan keterbacaan. Adapun penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Instrumen analisis kebutuhan

Instrumen yang digunakan untuk analisis kebutuhan yaitu berupa angket dan pedoman wawancara. Angket adalah daftar pernyataan atau perta-nyaan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara) (Usman dan Akbar, 1996). Wa-wancara adalah suatu proses tanya jawab lisan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling berhadapan secara fisik (Sutrisno Hadi, 2000).

Pada penelitian ini, angket yang disusun adalah angket analisis kebutuhan yang digunakan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan asesmen pembelajaran di sekolah, mengetahui kendala-kendala yang dihadapi da-lam penyusunan instrumen asesmen, dan sebagai referensi pada proses pengembangan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains. Pedoman wawancara yang disusun adalah pedoman wawancara yang di-gunakan untuk menggali informasi tentang pelaksanaan asesmen di seko-lah.

2. Instrumen validasi ahli

Instrumen ini digunakan untuk menguji kelayakan dan mengidentifikasi adanya keterampilan proses sains dari asesmen yang dikembangkan. Ins-trumen ini terdiri atas insIns-trumen uji kesesuaian isi, insIns-trumen uji keterba-caan, dan instrumen uji konstruksi.


(51)

3. Angket tanggapan guru

Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan guru mengenai ins-trumen asesmen yang dikembangkan yang meliputi aspek kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan dan mengidentifikasi adanya keterampilan proses sains dari asesmen yang dikembangkan dan dilengkapi dengan pilihan ja-waban serta kolom saran. Angket uji tanggapan guru pada aspek kese-suaian isi mengukur kesekese-suaian isi instrumen dengan kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian, indikator keterampilan proses sains, dan ma-teri ajar. Pada aspek konstruksi mengukur tentang penyusunan pilihan jawaban, pernyataan yang digunakan dalam rumusan soal, penggunaan gambar, tabel, dan grafik, serta mengidentifikasi indikator keterampilan proses sains yang dilatihkan. Pada aspek keterbacaan mengukur peng-gunaan bahasa, kalimat yang digunakan, pemilihan jenis dan ukuran hu-ruf, penggunaan warna yang disajikan dalam gambar, tabel, dan grafik.


(52)

37

D. Alur Penelitian

Alur penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Alur Penelitian

Revisi Draft Produk Awal InstrumenAssesmentBerbasis Keterampilan Proses Sains

Pengembangan Produk

Penyusunan Rancangan Instrumen Asesmen Berbasis Keterampian Proses Sains

- Pengembangan Analisis Konsep

- Pengembangan Silabus

- Pembuatan RPP basis KPS

- Pembuatan Draft Awal (Kisi-kisi dan Kartu Soal)

Validasi Ahli

Uji Coba Terbatas (Penilaian Terhadap Produk (Oleh Guru dan Siswa)

(

Hasil Revisi Berdasarkan Hasil Uji Coba Terbatas Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan

- Analisis KI dan KD

- Pembuatan Analisis Konsep

- Pengembangan Silabus

- Pembuatan RPP

- Literatur Asesmen

- Kriteria Asesmen yang Baik

- Literatur Keterampilan Proses

Sains

- Wawancara guru dan siswa kelas

X di enam SMA Negeri dan Swasta di Bandar Lampung mengenai penggunaan asesmen yang digunakan dalam proses pembelajaran.

- Analisis asesmen yang digunakan

oleh guru dan siswa.

Analisis Kebutuhan

Studi Kepustakaan/Literatur Studi Lapangan

Pengembangan Draft Awal

Tahap Pengumpulan Informasi Tahap Perencanaan dan Pengembangan Tahap Uji Produk


(53)

Penjelasan alur di atas adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tujuan dari analisis kebutuhan adalah memperoleh informasi tentang kon-disi yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikembangkan. Analisis kebutuhan terdiri dari:

a. Studi kepustakaan/literatur

Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembang-kan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan analisis konsep, RPP, silabus, mencari literatur tentang kriteria asesmen yang baik dan litelatur menge-nai KPS. Dalam tahap ini juga dilakukan analisis materi stoikiometri ter-hadap Standar Isi (SI), yang meliputi Kompetensi Inti (KI) dan Kompe-tensi Dasar (KD) mata pelajaran kimia khususnya pada materi pokok stoikiometri berdasarkan kurikulum 2013.

b. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan mewawancarai satu guru kimia kelas X dan sepuluh siswa kelas X pada masing-masing sekolah di empat SMA Negeri dan dua SMA Swasta di kota Bandar Lampung terkait dengan penggunaan asesmen pada pembelajaran. Pemilihan sekolah didasarkan pada tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi dengan jum-lah masing-masing dua sekojum-lah. Pemilihan sampel sekojum-lah ini dilakukan dengan sistemrandom, namun juga dengan pertimbangan keadaan


(54)

seko-39

lah seperti akreditasi, letak geografis, dan lainnya. Instrumen yang digu-nakan adalah pedoman wawancara dan angket. Tujuan dari penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui keadaan di lapangan, kendala-kenda-la yang dihadapi dakendala-kenda-lam pekendala-kenda-laksanaan evaluasi pembekendala-kenda-lajaran dan penggu-naan serta penyusunan instrumen asesmen, dan untuk mengetahui keku-rangan dan kelebihan dari asesmen yang dikembangkan.

2. Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah tahap kedua atau tahap perencanaan dan pengembangan. Tujuan dari pengembangan produk adalah untuk membuat draf awal dari produk yang akan dikembangkan. Pengembangan produk ter-diri dari:

a. Penyusunan rancangan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains

Penyusunan instrumen asesmen dilakukan dengan mengacu pada referen-si yang terkait dengan pengembangan instrumen asesmen serta hareferen-sil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan pem-buatan analisis konsep, pengembangan silabus, pempem-buatan RPP dan pe-nyusunan draf awal.

b. Pengembangan draf awal

Setelah dilakukan penyusunan rancangan instrumen asesmen langkah se-lanjutnya adalah pengembangan draf awal. Pada tahap ini dilakukan pembuatan kisi-kisi soal dan kartu soal sesuai indikator. Dalam pengem-bangan instrumen asesmen perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu


(55)

se-perti kriteria asesmen yang baik, penyesuaian asesmen dengan materi pembelajaran, dan cakupan keterampilan proses sains. Setelah penyusun-an instrumen asesmen, maka dilpenyusun-anjutkpenyusun-an dengpenyusun-an proses validasi oleh do-sen mengenai keterbacaan instrumen asesmen (desain produk). Selanjut-nya instrumen asesmen tersebut divalidasi oleh seorang ahli kimia di bidangnya. Dengan proses validasi ini, akan diketahui kelemahan dan kekurangan-kekurangan atau hal-hal yang perlu dikurangi dalam ran-cangan produk yang harus diperbaiki sebelum dilanjutkan ke dalam tahap uji coba.

c. Penyusunan Instrumen Penelitian

Arikunto dalam Samosir (2013) mengatakan selain menyusun instrumen asesmen kimia, disusun juga instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai instrumen asesmen kimia yang dikembangkan, yaitu instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains. Instrumen penelitian yang disusun meliputi lembar penilaian guru dan angket respon siswa. Sama halnya dengan instrumen asesmen kimia, instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi oleh pembimbing. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian antara instrumen penelitian dengan rumusan masalah penelitian.

3. Uji Coba Terbatas

Setelah dihasilkan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains yang telah divalidasi oleh ahli, dilakukan uji coba terbatas pada empat guru SMA kelas X pada dua SMA di Bandar Lampung untuk mengetahui


(56)

41

tanggapan guru mengenai aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterba-caan pada instrumen asesmen yang dikembangkan.

4. Revisi Produk

Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah diperoleh tanggapan dari guru tentang produk yang dikembangkan. Hal ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki dan keahlian peneliti. Tahap revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil tanggapan produk pada aspek keterbacaan, kesesuaian isi, dan konstruksi. Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan produk dengan mengurangi hal-hal yang tidak perlu dan menambahkan hal-hal yang perlu berdasarkan hasil tanggapan guru yang telah dilakukan sebelumnya.

E. Analisis Data

1. Teknik analisis data hasil wawancara

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara :

a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan wawancara.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertu-juan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.


(57)

c. Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan infor-masi tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dan guru dalam setiap pertanyaan angket.

d. Menghitung persentase jawaban guru, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

% 100

% 

N J

Jin i (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan :

in

J

% = Persentase pilihan jawaban-i pada asesmen berbasis keterampil-an berpikir sains pada materi stoikiometri

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i N = Jumlah seluruh responden

2. Teknik analisis data angket

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kelayakan dan keter-bacaan asesmen berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara :

a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan item pertanyaan pada angket. Dalam peng-kodean data ini dibuat buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak diukur,


(58)

pertanyaan-43

pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode ja-waban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jaja-wabannya.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, ber-tujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan item pertanyaan pada angket dan banyaknya responden (pengisi angket).

c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam uji kesesuaian isi, keterbacaan dan uji konstruksi berdasarkan skala Likert.

Tabel 3. Penskoran pada instrumen uji untuk pertanyaan positif

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (

S) jawaban adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 x jumlah responden

2) Skor untuk pernyataan Setuju (S) Skor = 4 x jumlah responden

3) Skor untuk pernyataan Kurang Setujuu (KS) Skor = 3 x jumlah responden

NO Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju(KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju


(59)

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden

5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden

e. Menghitung persentase skor jawaban responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 % 

maks in S S

X (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan :

in

X

% = Persentase skor jawaban responden mengenai asesmen ber-basis keterampilan berpikir sains pada materi stoikiometri

S = Jumlah skor jawaban

maks

S = Skor maksimum yang diharapkan

f. Menghitung rata-rata persentase skor jawaban responden untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keterbacaan asesmen berbasis keterampilan proses sains dengan rumus sebagai berikut:

n X Xi

% in

% (Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan :

i X

% = Rata-rata persentase skor jawaban responden pada instrumen asesmen berbasis keterampilan berpikir sains pada stoikiometri

%Xin = Jumlah persentase skor jawaban responden pada

instrumen asesmen berbasis keterampilan berpikir sains pada materi stoikiometri


(60)

45

g. Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997).

h. Menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran (Arikunto, 1997) :

Tabel 4. Tafsiran skor (persentase) angket Persentase Kriteria 80,1%-100% Sangat tinggi 60,1%-80% Tinggi 40,1%-60% Sedang 20,1%-40% Rendah 0,0%-20% Sangat rendah


(61)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan se-bagai berikut :

1. Instrumen asesmen yang dikembangkan sudah sesuai basis keterampilan pro-ses sains yang mengukur keterampilan memprediksi dan menginferensi; 2. Instrumen asesmen yang dikembangan memiliki tingkat kesesuaian isi

se-besar 93,75% berdasarkan hasil uji ahli dan 89,37% berdasarkan penilaian guru dengan kategori sangat tinggi;

3. Instrumen asesmen yang dikembangkan memiliki tingkat keterbacaan dengan persentase 84,61% berdasarkan hasil uji ahli dan 86,15% berdasarkan penilai-an guru dengpenilai-an kategori spenilai-angat tinggi;

4. Instrumen asesmen yang dikembangkan memiliki tingkat konstruksi dengan persentase sebesar 94% berdasarkan hasil uji ahli dan sebesar 87,75% ber-dasarkan penilaian guru dengan kategori sangat tinggi.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaku-kan adalah perlu adanya pengembangan lebih lanjut mengenai instrumen asesmen


(62)

63

berbasis keterampilan proses sains sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih valid dan lebih baik. Selain itu, diperlukan kemampuan dalam menggunakan program khusus kimia sepertij-mol,chemdraw,microsoft publisherdan lainnya sehingga gambar yang disajikan lebih baik. Apabila ingin mengembangkan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains dapat difokuskan pada materi kimia yang dapat mengukur banyak keterampilan KPS.


(63)

Arifin. 2009.Evaluasi Pembelajaran. Rosda. Bandung.

Arikunto. 1997.Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara. Jakarta. _______. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi.

Rineka Cipta. Jakarta.

Borg and Gall. 2003.Educational Research. Allyn and Bacon. United States of America.

Buchori, M. 1983.Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan. Jemmars. Bandung.

Dahar, R.W. 1996.Teori-Teori Belajar. Erlangga. Bandung.

Esler, W.K. dan Esler, M.K. 1996.Teaching Elementary cience. California Wads-worth.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Fallen dan Umansky. 1988.Kompetensi Anak Berkebutuhan Khusus. FIP UNY.

Yogyakarta.

Firman. 2000.Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Harlen. 1996.The Teaching of Science : Studies in Primary Education. David Fulton Publisher Ltd. London.

Hartono, A., dan Sunanro. 1995.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Linn, Robert L. dan Gronlund, Norman E. 1995.Measurement and Assessment in Teaching. Prentice-Hall Inc. New Jersey.

Marzano, dkk. 1994.Assessing Student Outcomes: Performence Assessment Using The Dimensions of Learning Model. Association for Supervision and Curiculum Development. Lucas Heights Community School. Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.


(64)

65

Pantiwati, Y. 2013. Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang Poerwanti, E. 2001. Asesmen Pembelajaran SD (Konsep Dasar Asesmen

Pembelajaran). A.A. Ketut Budiastra (Ed). Diakses 07 Desember 2014 pukul 20:10

http://storage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Applied%20Approach/MATER I/Drs.%20Suwarno,%20M.Si/1-Konsep-Dasar-Asesmen-Pembelajaran.pdf Purwanto. 2006.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Edisi Revisi.

PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Popham, W. 1995.Classroom Assessment. Allyn and Bacon. Boston.

Rustaman, Nurtani, dkk. 2003.Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi. FMIPA UPI. Jakarta

Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. Silberberg, Martin.S. 2010.Principles of General Chemistry Second Edition. The

McGraw-Hill Companies. New York.

Stiggin, R.J. 1994.Student-Centeres Classromm Assessment. Mac Millan Collage Publishing Company. New York.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”. Alfabeta. Bandung.

Sukmadinata. 2010.Metode penelitian pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum

Berbasis keterampilan Generik Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung.

TIMSS. 2007.Average Mathematics Scores of Fourth-and Eighth-Grade students.By country .2007.

[Online]. Tersedia : http: //nces.ed.gor/timss/table07_1.asp. ______. 2011.Average Mathematics Scores of Fourth-and Eighth-Grade

students.By country .2011.

[Online]. Tersedia : http: //nces.ed.gor/timss/table07_1.asp.


(65)

Tim Penyusun, 2007.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta. ___________. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas. Jakarta. ___________. 2007. Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Depdiknas. Jakarta.

___________. 2013. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Kemendikbud. Jakarta.


(1)

45

g. Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997).

h. Menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran (Arikunto, 1997) :

Tabel 4. Tafsiran skor (persentase) angket Persentase Kriteria 80,1%-100% Sangat tinggi 60,1%-80% Tinggi 40,1%-60% Sedang 20,1%-40% Rendah 0,0%-20% Sangat rendah


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan se-bagai berikut :

1. Instrumen asesmen yang dikembangkan sudah sesuai basis keterampilan pro-ses sains yang mengukur keterampilan memprediksi dan menginferensi; 2. Instrumen asesmen yang dikembangan memiliki tingkat kesesuaian isi

se-besar 93,75% berdasarkan hasil uji ahli dan 89,37% berdasarkan penilaian guru dengan kategori sangat tinggi;

3. Instrumen asesmen yang dikembangkan memiliki tingkat keterbacaan dengan persentase 84,61% berdasarkan hasil uji ahli dan 86,15% berdasarkan penilai-an guru dengpenilai-an kategori spenilai-angat tinggi;

4. Instrumen asesmen yang dikembangkan memiliki tingkat konstruksi dengan persentase sebesar 94% berdasarkan hasil uji ahli dan sebesar 87,75% ber-dasarkan penilaian guru dengan kategori sangat tinggi.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaku-kan adalah perlu adanya pengembangan lebih lanjut mengenai instrumen asesmen


(3)

63

berbasis keterampilan proses sains sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih valid dan lebih baik. Selain itu, diperlukan kemampuan dalam menggunakan program khusus kimia sepertij-mol,chemdraw,microsoft publisherdan lainnya sehingga gambar yang disajikan lebih baik. Apabila ingin mengembangkan instrumen asesmen berbasis keterampilan proses sains dapat difokuskan pada materi kimia yang dapat mengukur banyak keterampilan KPS.


(4)

Arifin. 2009.Evaluasi Pembelajaran. Rosda. Bandung.

Arikunto. 1997.Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara. Jakarta. _______. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi.

Rineka Cipta. Jakarta.

Borg and Gall. 2003.Educational Research. Allyn and Bacon. United States of America.

Buchori, M. 1983.Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan. Jemmars. Bandung.

Dahar, R.W. 1996.Teori-Teori Belajar. Erlangga. Bandung.

Esler, W.K. dan Esler, M.K. 1996.Teaching Elementary cience. California Wads-worth.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Fallen dan Umansky. 1988.Kompetensi Anak Berkebutuhan Khusus. FIP UNY.

Yogyakarta.

Firman. 2000.Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Harlen. 1996.The Teaching of Science : Studies in Primary Education. David Fulton Publisher Ltd. London.

Hartono, A., dan Sunanro. 1995.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Linn, Robert L. dan Gronlund, Norman E. 1995.Measurement and Assessment in Teaching. Prentice-Hall Inc. New Jersey.

Marzano, dkk. 1994.Assessing Student Outcomes: Performence Assessment Using The Dimensions of Learning Model. Association for Supervision and Curiculum Development. Lucas Heights Community School. Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.


(5)

65

Pantiwati, Y. 2013. Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang Poerwanti, E. 2001. Asesmen Pembelajaran SD (Konsep Dasar Asesmen

Pembelajaran). A.A. Ketut Budiastra (Ed). Diakses 07 Desember 2014 pukul 20:10

http://storage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Applied%20Approach/MATER I/Drs.%20Suwarno,%20M.Si/1-Konsep-Dasar-Asesmen-Pembelajaran.pdf Purwanto. 2006.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Edisi Revisi.

PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Popham, W. 1995.Classroom Assessment. Allyn and Bacon. Boston.

Rustaman, Nurtani, dkk. 2003.Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi. FMIPA UPI. Jakarta

Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. Silberberg, Martin.S. 2010.Principles of General Chemistry Second Edition. The

McGraw-Hill Companies. New York.

Stiggin, R.J. 1994.Student-Centeres Classromm Assessment. Mac Millan Collage Publishing Company. New York.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D”. Alfabeta. Bandung.

Sukmadinata. 2010.Metode penelitian pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum

Berbasis keterampilan Generik Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung.

TIMSS. 2007.Average Mathematics Scores of Fourth-and Eighth-Grade students.By country .2007.

[Online]. Tersedia : http: //nces.ed.gor/timss/table07_1.asp. ______. 2011.Average Mathematics Scores of Fourth-and Eighth-Grade

students.By country .2011.

[Online]. Tersedia : http: //nces.ed.gor/timss/table07_1.asp.


(6)

Tim Penyusun, 2007.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta. ___________. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas. Jakarta. ___________. 2007. Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Depdiknas. Jakarta.

___________. 2013. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Kemendikbud. Jakarta.