Metode Penelitian T1 692011034 Full text

4 Tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi serta memberikan kejutan. Gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser hingga bagian yang dapat berubah bentuk. Informasi yang disampaikan dapat merangsang bayangan pada anak, sementara faktor pengalaman masih terbatas menyebabkan ilustrasi dibutuhkan sebagai pendamping penyampaian informasi untuk anak [12]. Buku ajar merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar mengajar. Buku ajar merupakan suatu kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar yang tersusun secara sistematis akan mempermudah peserta didik dalam mendapatkan materi sehingga mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu, buku ajar harus disusun sesuai beberapa indikator yaitu menarik, aspek keterbacaan tinggi, dan mudah dicerna [13]. Layout adalah susunan atau penataan teks , gambar dan elemen visual lainnya dalam sebuah desain untuk menyelaraskannya kedalam satu kesatuan desain yang memiliki daerah aktif dan pasif sebagai penuntun mata untuk membaca informasi didalamnya [14]. Warna menurut Kamus Besar Bahas Indonesia Buku adalah kesan yg diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya [15]. Tipografi merupakan pelengkap suatu pendapat visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, atau brosur. Huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis [16]. Ilustrasi digunakan untuk menerangkan suatu informasi tertulis, Ilustrasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: utama dan pendamping. Ilustrasi utama digunakan untuk menyajikan ide besar, sedangkan ilustrasi pendamping untuk memperjelas ide utama [17].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif karena dalam pengambilan data dan dalam pengambilan kesimpulan yang diperlukan, dilakukan dengan wawancara kepada narasumber. Pendekatan kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan berupa pengambilan data dengan wawancara. Sedangkan strategi yang digunakan adalah cyclic strategy. Cyclic strategy atau strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya saja pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali untuk menampung umpan balik feed back sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim disebut loop. Ada kalanya terdapat dua atau lebih loop yang terkandung dalam satu loop yang libih besar [18]. Tahapan penelitian mengenai Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Siswa Sekolah Dasar pada Gambar 1. Gambar 1. Tahapan penelitian. TAHAP 1 Identifikasi Masalah TAHAP 2 Pengumpulan dan analisis data TAHAP 3 Perancangan dan Produksi TAHAP 4 Pengujian 5 Tahap pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di ruang lingkup SD Masudirini 77 Salatiga dan mengenai masalah kurangnya media yang menarik siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Selanjutnya setelah tahap identifikasi masalah selesai, dilanjutkan pada tahap pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan guru dan siswa yang ada di SD Masudirini 77 Salatiga. Wawancara bagi guru dilakukan untuk mencari tahu media apa saja yang sudah ada untuk pembelajaran bahasa Inggris, dan materi bahasa Inggris tentang apa yang perlu untuk diajarkan melalui media tersebut. Dan wawancara bagi siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dan media seperti apa yang diinginkan siswa untuk mempelajarai bahasa Inggris. Dari hasil pengumpulan data didapatkan analisis data bahwa hanya ada satu media pembelajaran bahasa Inggris di sekolah yaitu buku paket, siswa tidak tertarik belajar bahasa Inggris, dan siswa membutuhkan adanya media baru yang dapat menarik minat siswa untuk belajar bahasa Inggris. Materi bahasa Inggris yang perlu untuk dibuat medianya adalah materi tentang rumah karena kurangnya media yang dapat menampilkan rumah dengan jelas pada kelas rendah. Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas- kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam [19]. Dari hasil analisis data, maka dirancang sebuah media yang mampu menarik minat siswa agar lebih senang dalam mempelajari bahasa Inggris. Proses perancangan buku pop up ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses perancangan pop up dan buku panduan. Proses perancangan dilakukan sebanyak dua kali, setelah melalui proses evaluasi oleh guru bahasa Inggris Sekolah Dasar Masudirini 77. Perancangan pertama dinilai kurang bisa menampilkan rumah dengan jelas karena ukurannya kurang besar serta bentuknya yang terlalu rumit, sehingga tidak bisa dipakai sebagai media pembelajaran. Kemudian dilakukan perancangan ulang dan akhirnya memperoleh Perancangan konsep Pembuatan sketsa Perancangan buku pop up Produksi buku Perancangan buku panduan Evaluasi Lanjut atau Kembali 6 hasil yang sesuai menurut guru bahasa Inggris Sekolah Dasar Masudirini 77. Perancangan buku pop up sebelum dilakukan evaluasi dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Perancangan buku pop up sebelum dilakukan evaluasi Media pembelajaran ini dirancang untuk mempermudah guru untuk mengajarkan materi bahasa Inggris, dan menarik minat siswa untuk belajar bahasa Inggris. Media pembelajaran ini dirancang untuk siswa Sekolah Dasar kelas 1, 2, dan 3. Media pembelajaran yang dirancang ini berupa buku pop up berbentuk rumah dan buku panduannya yang berisi panduan pemakaiannya. Judul yang dipilih dalam perancangan buku ini adalah Vito ’s House. Vito’s house dalam bahasa indonesia artinya rumahnya Vito, alasan pemilihan nama ini karena buku ini adalah buku pop up yang berbentuk rumah dan Vito adalah nama dari karakter pemilik rumah tersebut yang akan menjelaskan tentang apa saja yang ada di rumahnya dalam bahasa Inggris. Selain itu pemilihan judul Vito ’s House juga supaya mudah dibaca dan diingat oleh siswa. Konsep pembuatan buku pop up adalah pop up yang dapat menampilkan dengan jelas bagian-bagian rumah dan dapat menarik minat siswa untuk mempelajari bahasa Inggris tentang rumah. Ruangan pada rumah dipilih berdasarkan wawancara dengan guru pada SD Masudirini 77, dan juga disesuaikan dengan penelitian terdahulu oleh Chris Pratama Putra dalam penelitiannya yang berjudul Perancangan Media Edukasi Bahasa Inggris Interaktif Untuk Pengenalan Benda Dalam Ruangan Rumah Dengan Metode Ilustrasi Perspektif Digital Painting. Karena buku ini adalah media pembelajaran maka dalam perancangan buku ini diperhatikan beberapa hal yang berpengaruh dalam pembuatan media pembelajaran. Dalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan, tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang berlangsung[20]. Konsep buku Vito’s House adalah seorang anak bernama Vito yang mengajak pembaca untuk menjelajahi rumahnya, dan Vito akan menjelaskan semua yang ada di dalam rumahnya dalam bahasa Inggris, setelah itu Vito akan memberikan pertanyaan 7 tentang rumahnya dalam bentuk permainan yang menarik. Dilihat dari tujuan pembelajaran buku ini dirancang dengan materi-materi yang sesuai dengan siswa. Bentuk buku pop up juga memudahkan guru menggunakannya sebagai media pembelajaran karena dapat dengan jelas menampilkan apa yang ingin ditampilkan, dan dapat dengan mudah disimpan dan dibawa kemana-mana. Bahan pelajaran disusun berurutan di dalam buku, yaitu ruangan pada rumah dimulai dari ruang tamu dan berakhir di halaman belakang hal ini membuat proses belajar mengajar menjadi lebih sistematis. Buku ini dirancang dengan bentuk pop up, dan menggunakan warna- warna yang cerah dan ilustrasi kartun, agar dapat meningkatkan minat anak-anak dalam belajar, dan membuat situasi pengajaran yang berlangsung menjadi lebih aktif, dan adanya proses timbal balik antara guru dan siswa. Karakter anak dipilih dalam perancangan ini karena target konsumennya adalah siswa kelas rendah yang adalah anak-anak. Nama karakter adalah Vito, nama ini dipilih karena Vito mudah diingat dan mudah diucapkan oleh siswa. Selain itu Vito memiliki arti penuh inspirasi, toleran, pengertian, dinamis dan penuh kesibukan [21]. Sifat seperti ini sangat sesuai dengan sifat siswa. Pakaian pada karakter dibuat sederhana seperti pakaian anak-anak pada umumnya, dan pada baju terdapat huruf V yang adalah inisial dari nama Vito, yang bertujuan supaya nama dan bentuk karakternya lebih melekat pada ingatan siswa. Sketsa perancangan karakter dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Sketsa perancangan karakter. Konsep ilustrasi pada cover buku adalah tampilan depan rumah, agar sesuai dengan isi buku yang adalah pop up yang berbentuk rumah, pintu pada gambar rumah dibuat terbuka dan bercahaya untuk menampilkan unsur misterius dan juga untuk menampilkan bahwa terdapat hal yang menyenangkan yang ada di dalam rumah. Sedangkan cover belakang terdapat foto buku yang sedang terbuka dan memperlihatkan bentuk pop up dari buku tersebut, dan juga terdapat penjelasan tentang isi buku, logo Fakultas Teknologi Informasi dan logo Universitas Kristen Satya Wacana. Cover buku Vito’s House dapat dilihat pada Gambar 5. 8 Gambar 5. Cover buku Vito’s House. Warna yang digunakan pada perancangan judul buku yaitu putih dengan outline merah. Warna putih agar tulisan terlihat jelas diantara banyak warna yang terdapat pada cover . dan outline merah pada tipografi memberikan kesan ceria dan bersemangat, yang sesuai dengan sifat dari anak-anak. Penggunaan tipografi pada judul Vito’s House adalah font BD Cartoon Shout yang termasuk jenis font decorative . Font ini dipilih karena memberikan kesan semangat dan bersahabat yang mewakili sifat anak-anak, dan juga bentuknya sangat mewakili kartun sangat sesuai dengan buku Vito’s House. Selain judul ada juga tagline yang bertuliskan “Lets learn about my house”. Tagline dibuat dengan maksud memperjelas isi buku, bahwa buku ini akan berisi tentang penjelasan tentang rumah. Tagline dibuat dalam bentuk kalimat ajakan supaya mengajak anak-anak untuk belajar dari buku ini. Judul Vito’s House dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Judul buku Vito’s House. Konsep pembuatan buku pop up adalah membuat jenis buku carousel . Pada buku carousel , covernya dilipat ke belakang dan dibuka untuk membentuk lingkaran dan dijaga menggunakan benang, pita, atau bahan lainnya [8]. Buku carousel dipilih karena dapat menampilkan bentuk rumah dengan jelas dan juga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Setiap halaman pada buku carousel membentuk bilik, yang dapat dijadikan sebagai ruang-ruang yang ada pada sebuah rumah. Bentuk buku ini 9 sesuai dengan konsep yang akan dibuat, karena apabila dibuka dalam posisi berdiri akan terlihat seperti sebuah rumah, lengkap dengan semua ruangan, dan benda-benda yang ada di dalamnya. Buku pop up terdiri dari empat lembar, dan jika dibuka akan membentuk empat bilik, dengan kondisi salah satu lembar halaman tertutup. Jumlah bilik keseluruhannya adalah 5 buah bilik. Beberapa bilik terbagi menjadi dua ruang, yaitu atas dan bawah. Bilik-bilik ini adalah ruangan-ruangan rumah. Pada bilik pertama terdapat ruang tamu pada bagian bawah, dan kamar orang tua pada bagian atas. Pada bilik ke dua terdapat ruang tengah yaitu ruang keluarga dan terdapat tangga menuju lantai dua. Pada bilik ke tiga terdapat ruang makan pada bagian bawah, dan kamar vito pada bagian atas. Pada bilik keempat terdapat dapur pada bagian bawah dan kamar mandi pada bagian atas. Pada bilik ke lima terdapat taman atau halaman belakang. Sketsa konsep buku dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Sketsa konsep buku. Proses selanjutnya adalah pembuatan dummy. Dummy dibuat dengan tujuan untuk menentukan ukuran awal buku dan komponen-komponen pop up yang terdapat di dalam buku. Ukuran yang sudah ditetapkan pada saat pembuatan dummy , kemudian dijadikan patokan untuk pembuatan ilustrasi dan dan pewarnaan secara digital. Pada dummy benda-benda yang ukurannya besar dibuat dalam bentuk pop up tiga dimensi sedangkan benda benda yang kecil hanya digambar dalam bentuk dua dimensi. Dummy dibuat dengan menggunakan teknik internal stand . Teknik ini menggunakan panel sandaran, sehingga ketika buku dibuka, gambar akan berdiri [6]. Layout setiap ruangan pada dummy dibuat berdasarkan bentuk ruangan yang ada pada rumah pada umumnya. Dummy dapat dilihat pada Gambar 8. 10 Gambar 8. Dummy buku Vito’s House. Proses selanjutnya adalah proses pembuatan ilustrasi dan pewarnaan digital. Semua komponen pop up pada dummy diukur kemudian ditrasfer ke dalam bentuk digital untuk diwarnai. Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dan ilustrasi yang digunakan adalah kartun, sesuai dengan apa yang disukai anak-anak. Proses pewarnaan dimulai dengan pembuatan latar belakang atau dinding pada setiap ruangan. Semua dinding pada setiap ruangan diberi warna berbeda, dan juga diberi motif atau pattern agar tidak terlihat monoton dan membosankan bagi anak-anak. Kemudian pembuatan ilustrasi benda yang ada pada dinding. Selanjutnya adalah proses pewarnaan pada komponen-komponen yang akan ditempelkan. Setiap komponen diberi warna sesuai warna benda pada umumnya, supaya siswa tidak bingung saat mengenali benda. Proses pewarnaan digital dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Proses pewarnaan digital. 11 Proses selanjutnya adalah proses cetak dan perakitan pop up . Pada proses ini semua komponen pop up yang sudah diwarnai secara digital diprint, dan kemudian dirakit sesuai dummy. Pop up yang sudah dirakit dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Pop up yang sudah dirakit. Setelah tahapan pembuatan buku pop up selesai, dilanjutkan dengan proses pembuatan buku panduan. Buku panduan adalah buku yang berisi tentang penjelasan dari buku pop up . Buku ini berisi materi vocabulary bahasa Inggris tentang rumah, dan juga kuis-kuis dalam bentuk permainan, yang tentu saja disampaikan oleh Vito yang adalah tokoh utama dalam buku ini. Buku ini terdiri dari bagian perkenalan, bagian penjelasan materi, bagian kuis, dan bagian penutup. Proses pembuatan buku panduan dimulai dengan pembuatan cover. Cover pada buku panduan dibuat lebih sederhana. Terdapat gambar Vito, yang sedang berdiri di halaman rumahnya. Dengan pose sedang menjelaskan sesuatu. Cover buku panduan dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Cover buku panduan. 12 Halaman pembuka buku terdapat keterangan penulis dan kata pengantar dari penulis. Kemudian halaman selanjutnya adalah halaman perkenalan, halaman ini berisi Vito yang memperkenalkan diri, menjelaskan apa saja yang ada di buku ini, dan mengajak siswa untuk masuk ke rumahnya. Halaman perkenalan dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Halaman perkenalan. Bagian selanjutnya dari buku panduan adalah halaman materi, halaman- halaman ini berisi foto-foto ruangan pada buku pop up , setiap benda pada ruangan tersebut diberi nomor, kemudian terdapat penjelasannya yaitu berupa nomor benda tersebut, kata benda tersebut dalam bahasa indonesia dan kemudian, arti kata benda tersebut dalam bahasa Inggris. Halaman materi dibagi berdasarkan setiap ruang yang ada pada rumah. Gambar benda-benda rumah pada halaman ini dibuat dengan tujuan mengisi ruang kosong pada layout , dan juga membuat siswa tertarik untuk melihat isi halaman. Beberapa halaman materi dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Beberapa halaman materi. 13 Bagian selanjutnya adalah halaman kuis. Halaman kuis berada di akhir dari halaman materi tentang setiap ruang. Pada halaman ini terdapat kuis tentang materi pada halaman sebelumnya. Vito akan menjadi pemandu pada kuis. Kuis dibuat supaya menguji anak-anak akan materi yang terlah diberikan. Pada kuis akan terdapat perintah-perintah supaya anak harus berinteraksi dengan buku pop up , dengan begitu siswa tidak akan bosan dan akan senang menjawab kuis sekaligus bermain dengan buku pop up . Beberapa halaman kuis dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Beberapa halaman kuis. Bagian terakhir pada buku panduan adalah bagian penutup. Bagian ini berisi Vito yang berpamitan dengan siswa, dan berpesan kepada siswa untuk terus rajin belajar. Halaman penutup dapat dilihat pada Gambar 15. 14 Gambar 15. Halaman penutup. Tipografi yang terdapat didalam buku menggunakan tiga jenis yaitu font Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan BD Cartoon Shout. Font pertama yang dipakai adalah font Needlework Good . Font ini termasuk dalam jenis font decorative Font ini dipakai pada setiap judul pada isi buku panduan. Font ini dipilih karena memiliki kesan kuat dan tebal, yang sangat cocok untuk judul, dan juga memiliki kesan santai dan terlihat seperti coretan pensil warna yang sangat cocok dengan anak-anak dan juga ornament doodle. Font kedua adalah Font DK Crayon Crumble. Font ini dipakai pada setiap penjelasan pada buku panduan font ini termasuk jenis font decorative . Font ini dipilih karena berbentuk seperti tulisan tangan yang ditulis menggunakan pensil, dan juga memiliki kesan bersahabat, sehingga siswa merasa santai dan tidak terlalu kaku dalam belajar. Font ini juga sesuai dengan ornament pada halaman. Font ketiga adalah font BD Cartoon Shout. Font ini termasuk jenis font decorative. Font ini dipakai pada judul buku pada cover buku pop up dan buku panduan. Font ini dipilih karena memiliki kesan kuat jadi sesuai untuk judul tetapi tidak kaku dan memiliki kesan dinamis yang mewakili sifat anak-anak. Font Needlework Good , font DK Crayon Crumble, dan font BD Cartoon Shout dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Font Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan font BD Cartoon Shout . 15

4. Hasil dan Pembahasan