Hasil dan Pembahasan T1 692011034 Full text

15

4. Hasil dan Pembahasan

Berikut adalah hasil desain media pembelajaran bahasa Inggris dari perancangan yang telah dilakukan. Perancangan buku ini terdiri dari buku pop up dan buku panduan. Buku pop up terdiri dari delapan ruang, ruang tamu, kamar orang tua, ruang tengah, kamar vito, ruang makan, kamar mandi, dapur, taman. Halaman penutup berisi daftar pustaka. Hasil dari perancangan buku pop up dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Hasil dari perancangan buku pop up. Buku panduan terdiri dari halaman pengantar, halaman isi, dan halaman penutup. Halaman pengantar berisi halaman pengenalan penulis, kata pengantar, dan daftar isi. Halaman isi berisi perkenalan karakter, materi bahasa Inggris, dan kuis. Hasil dari perancangan buku panduan dapat dilihat pada Gambar 18. 16 Gambar 18. Hasil dari perancangan buku panduan . Cara penggunaan media pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah, pertama-tama guru membuka buku pop up , kemudian menjelaskan bagian-bagian rumah dengan cara menunjukkannya pada buku pop up , penjelasan yang dilakukan guru, bisa berupa cerita atau permainan yang dibuat oleh guru. Selain di dalam kelas media pembelajaran ini juga bisa digunakan diluar kelas, yaitu dengan cara, mengikuti buku panduan. Pengujian dari media pembelajaran bahasa Inggris ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidak perancangan media pembelajaran ini dan untuk mengetahui minat siswa dalam belajar bahasa inggris menggunakan media ini. Dalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan, tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang berlangsung [20]. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat individu sebagaimana yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi 2006:16 tentang cara pengukuran minat adalah observasi, wawancara, angket, dan inventori Menurut Nursalam dalam Feter, A. H 2006: 34, minat seseorang dapat digolongkan menjadi rendah jika seseorang tidak menginginkan obyek minat, sedang jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera, tinggi jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera [22]. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dilakukan pengujian terhadap media ini. Pengujian media pembelajaran ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan adalah wawancara kepada guru bahasa Inggris SD Masudirini 77 Salatiga yaitu Ibu Tuti, Ibu Vana, dan Bapak Eko. 17 Berdasarkan hasil wawancara, perancangan ini dinilai baik dan sangat diperlukan sebagai media baru dalam proses pembelajaran karena memiliki desain yang menarik dan baru dan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Selain itu, dengan adanya buku pop up ini dapat mempermudah siswa dalam mempelajari bahasa Inggris dan buku panduan dapat digunakan siswa untuk belajar di mana saja bukan hanya di sekolah. Menurut guru media ini membuat guru menjadi lebih mudah dalam menjelaskan materi karena bentuk pop up yang sangat jelas dan penempatan setiap ruangan yang berurutan dimulai dari ruang tamu dan berakhir di taman membuat proses belajar mengajar menjadi lebih sistematis. Materi yang ada pada buku panduan sudah jelas dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Menurut guru media ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode pengajaran, dan minat dan kemampuan siswa. Media ini membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, karena media ini dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar dan juga dapat memudahkan guru dalam mengajar. Hal ini membuat proses belajar mengajar berlangsung aktif dan berlangsung dari kedua sisi yaitu guru dan siswa. Media ini juga membuat guru dapat mengajar dengan beberapa metode dan membuat proses belajar menjadi lebih flexible yaitu guru menjelaskan meteri dengan cerita atau permainan dan menggunakan buku pop up sebagai alat peraga, guru menjelaskan materi kemudian siswa mengerjakan kuis pada buku panduan, dan siswa membaca buku panduan dan melihat buku pop up kemudian siswa mengerjakan kuis pada buku panduan dan guru mendampingi. Buku pop up ini juga sudah dicoba untuk dipakai dalam proses pembelajaran di kelas, dan siswa sangat antusias dan aktif dalam proses belajar menggunakan media ini. Wawancara kedua dilakukan kepada beberapa siswa kelas dua pada SD Masudirini 77 Salatiga. Siswa yang diwawancarai dipilih oleh guru bahasa inggris. Siswa-siswa ini dipilih karena aktif dan kritis pada saat proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil wawancara, siswa tertarik dengan adanya media pembelajaran ini, karena merupakan media yang baru, dan siswa senang dengan tampilan media ini, menurut siswa pembelajaran bahasa inggris menjadi lebih menarik dan tidak membosankan jika menggunakan media ini. Siswa juga merasa penggunaan media ini sebagai media pembelajaran membuat belajar menjadi lebih mudah dan tidak membosankan. Benda-benda pada buku pop up dapat dikenali siswa dengan baik. Menurut siswa warna yang digunakan juga sudah bagus karena menggunakan warna-warna cerah. Siswa juga merasa ilustrasi yang dibuat juga sudah bagus dan membuat buku tampak menjadi lebih menarik, dan tidak seperti buku-buku pelajaran pada umumnya. Siswa menyukai adanya buku panduan, karena bisa membuat siswa belajar dimana saja, bukan hanya disekolah. Siswa juga menyukai karakter Vito dan peranannya pada buku panduan, karena karakter berperan sebagai teman yang menjelaskan materi dengan cara yang menyenangkan. Tulisan dan penggunaan bahasa dirasa sudah bagus, dan mudah dimengerti, karena materi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu evaluasi yang dibuat dalam bentuk 18 kuis dan permainan yang menarik membuat siswa senang dan lebih mudah dalam belajar. Guru dan siswa berharap agar kedepannya tidak hanya materi tentang rumah, tetapi materi-materi bahasa inggris yang lain bisa disampaikan dengan media seperti ini.

5. Simpulan