117 Seni Budaya
berbulu pada lehernya. Sebelah tangannya mengayun-ayunkan sehelai sapu tangan sutra yang selalu dilambai-lambaikan apabila
berjalan atau bicara, tangan lainnya menjepit pipa rokok yang panjang, dengan rokoknya yang belum dinyalakan. Dan inilah
gaya Hollywood yang gila itu”.
Kemudian, dianalisa, apa saja yang dikatakan Ikah dalam naskah tersebut. Dan apa yang dikatakan tokoh lain tentang Ikah.
Demikian juga dalam menganalisa tokoh-tokoh lainnya, seperti; Bi Atang, Anen, Otong dan Fatimah.
5. Menentukan bloking
Bloking adalah pergerak- an atau perpindahan pemain
dari satu tempat ke tempat lain, misalnya, dari duduk dikursi,
berjalan untuk membuka jendela karena udara pengap.
Kelangsungan bloking pemain didasarkan pada nilai-nilai
komposisi panggung dengan mempertimbangkan “motif ”
atau alasan bergerak.
Ada pun alasan untuk bergerak ada dua sumbernya. Yaitu; berdasarkan alasan kewajaran dan alasan kejiwaan.
Contoh dari alasan kewajaran: dalam percakapan di ruang tamu, seseorang berujar, “panas betul siang ini” kemudian berjalan
ke arah jendela dan membukanya. Atau berjalan dulu ke arah jendela dan membukanya, baru berkata, “panas betul siang ini”
Contoh alasan kejiwaan: adalah saat seseorang mengekspresikan ketakutan kemudian mengerutkan badannya. Atau saat seseorang
melompat untuk mengekspresikan kegembiraan.
Inti dari mendengar di dalam seni peran adalah menanggapi. Adapun menanggapi itu ada tiga: 1 menanggapi lawan main; -
ekspresi dari percakapan dua orang atau lebih di dalam sebuah pementasan drama. 2 menanggapi sifat adegan; - merupakan
ekspresi dari tokoh lakon yang menyesuaikan diri dengan sifat adegan sedih atau gembira, yang sedang berlangsung dalam
sebuah pementasan. 3 menanggapi lingkungan adegan; - ini berhubungan dengan setting peristiwa. Misalnya, adegan sedang
berlangsung di puncak gunung, di malam hari yang dingin, pemeran yang muncul, kemudian mengerutkan tubuhnya.
6. Tata Rias
Bagi pelajar, sering dijumpai penokohan yang usianya lebih tua dari usia mereka; - seperti peran ibu, bapak, lurah,
dokter, raja, ratu, dst. Karenanya, diperlukan tata rias untuk
Sumber: Dok. Teater Tanah Air
Gambar 7.9 Pementasan
“Bunga Semerah Darah”, karya Rendra. Sutradara
Jose Rizal Manua.
Kelas XI SMAMASMKMAK 118
Semester 1
mendekatkan siswa pada tokoh yang mereka perankan. Tata rias yang berdasar pada penokohan ini disebut Tata rias karakter.
7. Tata Busana
Tata busana yang dimaksud adalah tata busana untuk kebutuhan penokohan. Sumber dari tata busana penokohan
adalah naskah lakon yang akan dipentaskan. Misalnya, bagaimana busana yang dikenakan oleh tokoh Ikah digambarkan; - “Ikah
muncul, ia mengenakan gaun yang mengesankan dihiasi kulit binatang berbulu pada lehernya. Sebelah tangannya
mengayun-ayunkan sehelai sapu tangan sutra yang selalu dilambai-lambaikan apabila berjalan atau bicara. Dan inilah
gaya Hollywood yang gila itu”.
8. Tata Pentas
Tata Pentas yang dimaksud adalah segala sesuatu termasuk set dekor yang diatur berdasarkan kebutuhan pengadeganan.
Misalnya, untuk set dekor untuk naskah lakon “Mentang-mentang dari New York”: Ruang tamu di rumah keluarga Bi Atang di
Sumber: Dok. Sharon Eberson, Pittsburgh Post-
Gazette
Gambar 7.11 Tata busana kekinian, berdasarkan “Les
Miserables” karya Victor Hugo.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 7.10 Tata rias karakter.